TUGAS 4
•4-A
Soal 1
a) Gambar sekumpulan lengkung/kurva energi spesifik untuk debit aliran sebesar Q 1 = 5,60
m³ /s, Q 2 = 8,40 m³/s, Q 3 = 11,20 m³/s.
b) Dari kumpulan kurva tersebut gambar garis yang menghubungkan titik titik tempat
kedudukan kedalaman kritis.
c) Tunjukkan persamaan dari garis tersebut yang merupakan hubungan antara kedalaman
kritis (yc) dan energi spesifik E { E = f (yc)}.
Soal 2
Suatu saluran berpenampang trapesium seperti pada gambar berikut ini mengalirkan air
sebesar Q m³ /det.
y y 1
z=2
z
B=6m
a) Gambar sekumpulan kurva energi spesifik (pada satu kertas millimeter) untuk
debit aliran sebesar:
b) Gambar tempat kedudukan titik-titik kedalaman kritis dari kurva tersebut. Tentukan
persamaan garis/tempat kedudukan tersebut (E=f(yc)).
c) Dari sekumpulan kurva tersebut pada soal (a) gambar suatu kurva (lengkung) hubungan
antara kedalaman kritis dan debit aliran (yc vs Q).
yc
y1
y2
Soal 3
Suatu bendung ambang lebar dalam suatu saluran berpenampang persegi empat mempunyai
lebar B. Apabila kedalaman air di hulu = y1 , tinggi kecepatan di hulu dan kehilangan energi
karena geseran diabaikan, turunkan persamaan teoritis untuk debit aliran dalam
hubungannya dengan kedalaman air di hulu.
V12
2g Vc 2
2g
H1 h1
hc
Datum
Soal 4
a. Tunjukkan bahwa hubungan antara kedalaman alternatif y 1 dan y2 dari suatu aliran di
dalam saluran berpenampang persegi empat dapat dinyatakan sebagai berikut:
2 2
2 y1 y2
= y 3c
y1+ y2
b. Gambar kurva tak berdimensi hubungan antara y 1/yc sebagai ordinat dan y2/yc sebagai
absis.
c. Suatu saluran berpenampang persegi empat melebar lambat laun dari lebar B 1 = 1,50 m
menjadi B2 = 3,00 m kedalaman air sebelum pelebaran adalah y 1 = 1,50 m dan kecepatan V1
= 2,0 m/det. Berapa besarnya kedalaman air setelah perlebaran (y2 = ?).
B1 = 1,50 m B2 = 3,00 m
(a)
y2
y1
(b)
•4–B
Soal 1
a) Buat suatu kurva hubungan antara y dan F untuk suatu aliran saluran terbuka
berpenampang persegi empat dengan lebar = 6 m dan Q = 5,4 m 3/det. Disamping itu buat
pula kurva hubungan antara y dan E. Letakkan dua gambar tersebut pada satu halaman
sehingga dapat dilihat persamaan dan perbedaan antara dua kurva tersebut.
b) Tentukan besarnya kedalaman kritis yc.
c) Apabila kedalaman air awal adalah y1 = 0,40 yc. berapa besar kedalaman urutannya y2
dengan menggunakan cara aljabar dan dengan kurva tersebut pada soal a)
d) Perbedaan y1 dan y2 membentuk suatu loncatan air maka hitung besarnya kehilangan
energi akibat loncatan tersebut.
Soal 2
Suatu pelimpah ambang pendek seperti pada gambar berikut terletak pada suatu saluran
berpenampang persegi empat.
Sisi miring
y2
y1
APRON
NNNN
Aliran pada sisi miring pelimpah merupakan aliran super kritis.
N Tinggi permukaan air di
saluran hilir sedemikian sehingga alirannya subkritis. Perubahan kedalaman air dari y 1 = 1,00
m ke y2 = 1,50 m menyebabkan adanya loncatan air. Dengan menggunakan persamaan
momentum hitung besarnya debit tiap satuan lebar (q) dan debit aliran (Q).
Soal 3
Untuk menstabilkan loncatan air tersebut pada soal 1 pada apron dipasang suatu ambang
sehingga debit aliran q = 10 m2/det dan kedalaman awal dari loncatan air y1 = 1,50 m dan
kedalaman urutannya y2 = 2,50 m. Dengan menggunakan persamaan momentum hitung
tekanan pada muka ambang dalam KN/m.
Sisi miring
y2 AMBANG
y1
•4–C
Soal 1
Hitung kedalaman kritis dari kecepatan aliran pada saluran terbuka berpenampang trapesium
yang mempunyai lebar dasar B = 6 m, kemiringan tebing 1 vertikal : 2 horisontal, apabila
debit aliran Q = 17 m 3 /det.
Soal 2
a) Cara aljabar
b) Cara grafis
JAWABAN
•4–A
Soal 1
Tabel perhitungan E ;
E (m) untuk setiap Q (m3/det) / (E = y + V²/2g atau E =
y A A² y + Q²/2gA²)
(m) (m²) (m²) Q =0 Q = 1,35 Q = 2,70 Q = 5,40 Q = 8,10 Q = 10,80
1 2 3 4 5 6
0,00 0,00 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
0,10 0,62 0,38 0,10 0,34 1,08 4,01 8,90 15,74
0,15 0,95 0,89 0,15 0,25 0,57 1,82 3,91 6,83
0,20 1,28 1,64 0,20 0,26 0,43 1,11 2,24 3,82
0,25 1,63 2,64 0,25 0,29 0,39 0,81 1,52 2,50
0,30 1,98 3,92 0,30 0,32 0,39 0,68 1,15 1,82
0,35 2,35 5,5 0,35 0,37 0,42 0,62 0,96 1,43
0,40 2,72 7,4 0,40 0,41 0,45 0,60 0,85 1,20
0,50 3,5 12,25 0,50 0,51 0,53 0,62 0,77 0,99
0,60 4,32 18,66 0,60 0,60 0,62 0,68 0,78 0,92
0,70 5,18 26,83 0,70 0,70 0,71 0,76 0,82 0,92
0,80 6,08 36,97 0,80 0,80 0,81 0,84 0,89 0,96
0,90 7,02 49,28 0,90 0,90 0,91 0,93 0,97 1,02
1,00 8 64 1,00 1,00 1,01 1,02 1,05 1,09
1,10 9,02 81,36 1,10 1,10 1,10 1,12 1,14 1,17
1,20 10,08 101,61 1,20 1,20 1,20 1,21 1,23 1,26
1,30 11,18 124,99 1,30 1,30 1,30 1,31 1,33 1,35
1,40 12,32 151,78 1,40 1,40 1,40 1,41 1,42 1,44
1,50 13,5 182,25 1,50 1,50 1,50 1,51 1,52 1,53
b.) Dari kurva tersebut dapat ditentukan besarnya yc untuk setiap harga Q dari setiap
titik dimana E minimum. Hubungan titik-titik tersebut akan membentuk garis lurus.
c.) Untuk saluran berpenampang persegi empat berlaku E = 1½ yc maka garis
Kurva pada gambar diatas disebut ”rating curve” yang biasanya digunakan pada
penampang pengukuran debit.
e.) Kurva tidak berdimensi dapat digambar dengan terlebih dulu melakukan
perhitungan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
q²
E ¿ y+ 2g y ²
dan
E y a²
=
yₑ yₑ 2 g( y / yₑ)²
Apabila
E y
= E dan = y²
yₑ yₑ
maka dengan menggunakan tabel perhitungan V dan E dapat dibuat tabel
hubungan antara y’dan E’ seperti pada gambar dibawah:
Soal 2
A = (B + zy)y
A = (6 + 2y)y (1)
Q2
V
E = y + 2g = y + 2gA
2
(4)
a.) Dengan menggunakan dua persamaan tersebut diatas dapat dihitung harga E untuk setiap
harga y seperti pada tabel sebagai berikut :
Perhitungan E
Hasil perhitungan tersebut diplot (digambar) pada suatu kertas milimeter atau kertas apa saja
asal diperhatikan bahwa absisnya adalah E dan ordinatnya adalah y. Karena satuan dari y dan
E sama yaitu meter (m) maka skala sumbu E dan sumbu y harus sama, agar diperoleh
diperoleh sekumpulan kurva yang dapat digunakan untuk perhitungan berikutnya.
(b) Pada soal ini diminta untuk menggambar tempat kedudukan dari titik-titik dengan
kedalaman kritis pada sekumpulan lengkung E vs y soal (a). Pada gambar soal (a) dicari titik
dimana pada gambar soal (a) dicari titik dimana E minimum, titik-titik tersebut
dihubungkan, ternyata membentuk satu garis lurus membentuk satu garis lurus OC yang
mempunyai sudut θ terhadap absis. Sudut θ dapat dicari karena
tanˉ¹θ = y/E
Dari gambar tersebut ternyata sudut θ = 35,4 ° . Untuk membuktikan bahwa hasil tersebut
benar dapat dicari dengan cara aljabar, sebagai berikut : Kondisi aliran kritis dicapai
apabila dicapai apabila angka Froude = 1
Untuk penampang trapesium dengan lebar dasar B = 6 m dan kemiringan tebing z = 2 m
maka :
Ac = (B + zy = (B + zy c)y c = (6 + 2y = (6 + 2y c)y c
Dc = Ac / At = (6+2yc)yc/6+4yc = (3+yc)yc/3+2yc
Vc = Q/Ac = Q/(6+2yc)yc
Q² = g .4² [(3+yc)yc]³/2(3+2yc)
Atau
Q² = 39,24[(3+yc)yc]³/ (3+2yc)
Mencari harga yc untuk setiap harga Q dapat dilakukan dengan mencoba coba.
2,0
0y
1,5
0
C
1,0
0
0,5
0
yc5
yc3 yc4
yc2
yc 0,0
1
00 0, 1 1, E
2
Q1 =
5 3 3 3 3
5
Q2 = 1,35 m /detQ3 = 2,70 m /detQ4 = 5,40 m /detQ5 = 8,10 m /detQ6 = 10,80 m /det
3
0
c.) Apabila hasil perhitungan Qc dan yc tersebut digambar menghasilkan lengkung seperti
pada gambar diatas lengkung tersebut dikenal dengan nama “Rating curve”.
Untuk menggambar hubungan antara kedalaman alternatif y1 vs y2, dari kurva pada jawaban
soal a) dibuat tabel dibawah ini
Dengan angka dalam tabel tersebut diplot pada kertas milimeter sehingga menghasilkan
sekumpulan kurva seperti pada gambar berikut ini :
Soal 3
Karena kehilangan energi diabaikan, maka Persamaan Bernouli dapat diterapkan antara
penampang 1 di hulu dan penampang c diatas ambang.
Dipermukaan Air : P1 = Pc = 0
Diasumsikan harga α = 1
Vc²/2g – Vc/2
yc = Vc²/g - q²/yc²g
yc³ = q²/g
yc = 3√q²/g
Jadi:
yc = 3√q²/g = 2/3 y1
q²/g = (2/3)² y1³
q = (2/3)³′⁴ √g y13/2 = 1,704 y3/2
Q = 1,704 B y13/2
Soal 4
3/2 yc + 3/2 yc
- 3yc⁴ = 3yc⁴
b.)
•4–B
Soal 1
a.) Perhitungan harga E dan harga F untuk berbagai kedalaman air dari 0,10 m sampai dengan
1,00 m dilakukan dengan membuat tabel sebagai berikut :
1.) Dari kurva seperti pada gambar (hasil perhitungan pada pertanyaan a) didapat harga
yc = 0,44 m (titik pada E dan F minimum).
2g 2
- yc = 3√(0,9)²/9,81 = 0,44 m
c.) Apabila kedalaman air awal y1 = 0,40 yc = 0,40 x 0,45 m = 0,18 m.Maka untuk mencari
kedalaman urutannya (sequent depth) digunakan persamaan gaya spesifik : F1 = F2
Dari kurva hubungan antara F dan y yang ditunjukkan dalam soal 4.12a dapat dilihat bahwa
untuk satu harga F didapat dua harga y yaitu y1 dan y2 yang merupakan kedalaman urutan
(sequent depth), kecuali pada harga F minimum yang hanya mempunyai satu harga y, atau
dapat dikatakan bahwa y1 = y2 = yc
F = Q²/gA + zA
dA dy
Untuk perubahan kedalaman dy perubahan d( z A) dalam static moment dari luas penampang
basah terhadap permukaan air adalah :
sehingga :
- Q²/gA² . dA/dy +A = 0
Atau:
Q²T/gA² = A
V²/g = A/T =D
v²/g = D/2
Soal 2
F1= F2
gA1 gA2
Q₁² = Q₂²
Q = 4,9 m³
Soal 3
F₁/A₁ = F₂/A₂
Q = q x 2 = 10 x 2 = 20