Anda di halaman 1dari 11

PERKERASAN JALAN

ASPAL DAN JENISNYA


Aspal Dan Jenisnya

Aspal didefiniskan sebagai material perekat ,berwarna


hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal
dapat diperoleh di alam atau pun merupakan residu dari
pengilangan minyak bumi. Bitumen sering juga di sebut
aspal. Aspal adalah material yang pada temperatur ruang
berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat
termoplastis. Jadi aspal akan mencair jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika
temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal
merupakan material pembentuk campuran perkerasan
jalan.
Berdasarkan tempat diperolehnya aspal dibedakan atas
aspal alam dan aspal minyak. Aspal alam yaitu aspal yang
didapat di suatu tempat di alam, dan dapat digunakan
sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit
pengolahan. Aspal minyak adalah aspal yang merupakan
residu pengilangan minyak bumi.
ASPAL ALAM ASPAL MINYAK

Aspal alam ada yang diperoleh di gunung- Aspal minyak adalah aspal yang
gunung seperti aspal di Pulau Buton, dan ada
pula yang diperoleh di danau seperti di merupakan residu destilasi minyak bumi.
Trinidad. Aspal alam terbesar di dunia terdapat Setiap minyak bumi dapat menghasilkan
di Trinidad, berupa aspal danau (Trinidad Lake residu jenis asphaltic base crude oil yang
Asphalt). Indonesia memiliki aspal alam yaitu di
Pulau Buton, yang berupa aspal gunung, banyak mengandung aspal, paraffin
terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Batu base crude oil yang banyak
Buton). Asbuton merupakan campuran antara mengandung parafin, atau mixed base
bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam
bentuk batuan. Karena asbuton merupakan crude oil yang mengandung campuran
material yang ditemukan begitu saja di alam, antara parafin dan aspal. Untuk
maka kadar bitumen yang dikandungnya perkerasan jalan umumnya digunakan
sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi. aspal minyak jenis asphaltic base crude
Untuk mengatasi hal ini, maka asbuton mulai
produksi dalam berbagai bentuk di pabrik oil.
pengolahan asbuton.
Sifat Kimiawi Aspal

Aspal dipandang sebagai sebuah sistem


koloidal yang terdiri dari komponen molekul
berat yang disebut aspaltene. Aspal merupakan
senyawa hidrogen H dan karbon C yang terdiri
dari paraffin, naften dan aromatis.
Fungsi kandungan aspal dalam campuran
juga berperan sebagai selimut agregat dalam
bentuk film aspal yang berperan menahan gaya
gesek permukaan dan mengurangi kandungan
pori udara yang juga berarti mengurangi
penetrasi air ke dalam campuran.
Fungsi Aspal Sebagai Material Perkerasan Jalan

Aspal yang digunakan sebagai material perkerasan jalan


berfungsi sebagai:
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal
dan agregat dan antara sesama aspal.
2. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir agregat dan pori –
pori yang ada di dalam butir agregat itu sendiri.
3. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan
akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap erosi).
Penggunaan aspal pada perkerasan jalan dapat melalui
dicampurkan pada agregat sebelum dihamparkan (pra hampar),
seperti lapisan beton aspal atau disiramkan pada lapisan agregat
yang telah dipadatkan dan ditutupi oleh agregat–agregat yang
lebih halus (pasca hampar), seperti perkerasan penetrasi
makadam atau peleburan.
Sifat-sifat aspal

 Mempunyai Daya Tahan (durability)


Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat
asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini
merupakan sifat dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat,
campuran dengan aspal, faktor pelaksanaan dan sebagainya.
 Kohesi dan Adhesi
Kohesi merupakan kemampuan aspal untuk mengikat unsur-unsur
penyusun dari dirinya sendiri sehingga terbentuknya aspal dengan
daktilitas yang tinggi. Sedangkan adhesi menyatakan kemampuan aspal
untuk berikatan dengan agregat dan tetap mempertahankan agregat
pada tempatnya setelah berikatan.
 Kepekaan terhadap temperatur
Kepekaan aspal terhadap temperatur adalah sensitivitas perubahan sifat
viskoelastis aspal akibat perubahan temperatur, sifat ini dinyatakan
sebagai indeks penetrasi aspal (IP).
 Kekerasan aspal
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan
agregat sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan
ke permukaan agregat yang telah disiapkan pada proses peleburan.
Pada waktu proses pelaksanaan, terjadi oksidasi yang menyebabkan
aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi).
 Viskoelastisitas Aspal
Viskoelastisitas aspal adalah suatu material yang bersifat viskoelastis
yang sifatnya akan berubah tergantung pada temperatur atau waktu
pembebanan. Sifat viskoelastis aspal adalah untuk menentukan pada
temperatur beberapa pencampuran aspal dengan agregat harus
dilakukan agar mendapatkan campuran yang homogen dimana
semua permukaan agregat dapat terselimuti oleh aspal secara
merata dan aspal mampu masuk ke dalam pori-pori agregat untuk
membentuk ikatan kohesi yang kuat dan untuk mengetahui pada
temperatur berapa pemadatan dapat dilakukan dan kapan harus
dihentikan.
Pemeriksaan sifat fisik aspal
No Jenis Alat Hasil Keterangan

1 Penetrasi Penetrometer Kekerasan aspal Sifat rheologis aspal

2 Titik lembek (softening Ring and Ball Batas plastis aspal Sifat rheologis aspal
point)

3 Titik nyala (flash point) Cleveland open cup Batas pemanasan aspal Untuk menjamin
keamanan/safety

4 Daktilitas Ductility machine Batas ulur aspal Sifat durabilitas aspal


Sifat adhesi dan kohesi
aspal

5 Kehilangan berat (loss on Oven loss on heating Kemurnian aspal Menjamin mutu aspal
heating)

6 Kelarutan dalam CCL4 Labu erlenmeyer Kemurnian aspal Menjamin mutu aspal

7 Penetrasi setelah penetrometer Keawetan aspal Menjamin mutu aspal


kehilangan berat

8 Berat jenis aspal picnometer Kualitas aspal


Analisis Pengujian Aspal
Terdapat beberapa parameter yang dilakukan untuk pengujian kualitas
aspal, yaitu:
 Penetrasi, yaitu angka yang menunjukkan kekerasan aspal yang diukur
dari kedalaman jarum penetrasi yang diberi beban 100 gram selama 5
detik pada suhu ruang 25°C. Semakin besar nilai penetrasinya, maka
semakin lunak aspal tersebut dan sebaliknya.
 Berat jenis, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan berat aspal
dengan berat air pada volume yang sama pada suhu ruang. Semakin
besar nilai berat jenis aspal, maka semakin kecil kandungan mineral
minyak dan partikel lain di dalam aspal. Semakin tinggi nilai berat jenis
aspal, maka semakin baik kualitas aspal. Berat jenis aspal minimum
sebesar 1 gr/cc.
 Kelekatan aspal terhadap agregat, yaitu angka yang menunjukkan
persentase luasan permukaan agregat batu silikat yang masih
terselimuti oleh aspal setelah agergat tersebut direndam selama 24
jam. Kelekatan aspal yang tinggi dapat diartikan bahwa aspal tersebut
memiliki kemampuan yang tinggi untuk melekatkan agregat sehingga
semakin baik digunakan sebagai bahan ikat perkerasan. Nilai
kelekatan aspal yang baik minimal sebesar 85 %.
 Titik nyala aspal, yaitu angka yang menunjukkan temperatur (suhu)
aspal yang dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atasnya
terjadi kilatan api selama sekitar 5 detik. Syarat aspal AC 60/70 titik
nyala sebesar minimal 200ºC.
 Titik bakar aspal, yaitu angka yang menyatakan besarnya suhu aspal
yang dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atas aspal terjadi
kilatan api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar
aspal, maka aspal tersebut semakin baik. Besarnya nilai titik nyala dan
titik bakar tidak berpengaruh terhadap kualitas perkerasan, karena
pengujian ini hanya berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan
khususnya pada saat pencampuran (mixing) terhadap bahaya
kebakaran.
 Titik lembek aspal (Ring and Ball test), yaitu angka yang menunjukkan
suhu (temperature) ketika aspal menyentuh plat baja. Titik lembek juga
mengindikasikan tingkat kepekaan aspal terhadap perubahan suhu, di
samping itu titik lembek juga dipengaruhi oleh kandungan parafin (lilin)
yang terdapat dalam aspal. Semakin tinggi kandungan parafin pada
aspal, maka semakin rendah titik lembeknya dan aspal semakin peka
terhadap perubahan suhu.
 Kelarutan aspal dalam cairan Carbon Tetra Chlorida (CCl4), yaitu
angka yang menunjukkan jumlah aspal yang larut dalam cairan
CCl4 dalam proses setelah aspal digoncang atau dikocok selama
minimal 20 menit. Angka kelarutan aspal juga menunjukkan tingkat
kemurnian aspal terhadap kandungan mineral lain. Semakin tinggi
nilai kelarutan aspal, maka aspal semakin baik.
 Daktilitas aspal, yaitu angka yang menunjukkan panjang aspal
yang ditarik pada suhu 25° C dengan kecepatan 5 cm/menit
hingga aspal tersebut putus. Daktilitas yang tinggi mengindikasikan
bahwa aspal semakin lentur, sehingga semakin baik digunakan
sebagai bahan ikat perkerasan.

Anda mungkin juga menyukai