Gambar 7. Evolusi Kolesteatom Atik Aquisita. A. Kantong retraksi atik, dimana pada ototskopi
terlihat sebagai perforasi atik, B. Perkembangan kantong, C. Pembesaran kantong disertai erosi
osikula, D. Kantong kolesteatom yang besar
Sekali kantong atau kista epitel skuamosa terbentuk dalam rongga telinga tengah,
maka akan terbentuk lapisan-lapisan deskuamasi epitel dengan kristal kolestrin yang mengisi
kantong. Matriks epitel yang mengelilinginya meluas ke ruang-ruang yang ada di ruang atik,
telinga tengah dan mastoid. Perluasan proses ini diikuti kerusakan tulang dinding atik, rantai
osikular, dan septa mastoid untuk memberi tempat bagi kolesteatom yang bertambah besar.
Dulu dianggap bahwa tekanan yang terjadi karena kolesteatom yang membesar
menyebabkan destruksi tulang. Kini terbukti bahwa erosi tulang disebabkan karena adanya
enzim osteolitik atau kolagenase yang disekresi oleh jaringan ikat subepitel. Proses
osteogenesis ini disertai osteogenesis dalam mastoid dengan adanya sklerosis. Infeksi pada
kolesteatoma bukan hanya menyebabkan sklerosis mastoid yang cepat tetapi juga
peningkatan proses osteolitik.7
Gambar 10. Sumber: Roland PS. Middle Ear, Cholesteatoma. Avaiable at:
http://www.emedicine.com/ent/topic220.htm (last access: July 25 , 2006).
th
II.5 Penatalaksanaan
Kolesteatoma adalah penyakit yang memerlukan tindakan bedah. Terapi
medikamentosa tidaklah banyak membantu. Pasien-pasien yang menolak untuk dioperasi atau
mempunyai kondisi umum yang buruk sehingga penggunakan anestesi umum akan
membahayakan, harus membersihkan telinga yang sakit secara teratur. Pembersihkan secara
teratur dapat membantu mengontrol infeksi dan memperlambat pertumbuhan kolesteatoma.2,6
Pada kolesteatoma terinfeksi, hasil kultur dan resistensi dari sekret telinga mirip
dengan hasil kultur dan resistensi pada pasien-pasien dengan otitis media kronis (OMSK);
P.aeruginosa dan Proteus sp. adalah bakteri aerobik tersering yang teridentifikasi, sedangkan
bakteri anaerob yang paling sering adalah Bacteroides dan Peptococcus-Peptostrecoccus sp..
Karma dkk. (1978) melaporkan bahwa hasil kultur dari 18 pasien dengan kolesteatoma yang
terinfeksi, hampir setengahnya menunjukkan kolesteatoma yang terinfeksi oleh bakteri aerob
dan anaerob secara bersamaan.4 Sehingga berdasarkan penelitian ini, antibiotik topikal dan
sistemik yang terpilih adalah antibiotik broadspectrum. Namun hasil kultur dan resistensi
akan sangat membantu.
Tujuan utama terapi pembedahan adalah eradikasi total kolesteatoma untuk
mendapatkan telinga yang kering. Tujuan kedua adalah restorasi atau mempertahankan
kapasitas fungsional telinga, yaitu pendengaran. Tujuan ketiga adalah mempertahankan
gambaran anatomis telinga yang normal jika memungkinkan.2 Penatalaksanaan komplikasi,
jika ada, merupakan prioritas utama daripada tujuan-tujuan di atas. Perluasan penyakit
biasanya akan menentukan agresifitas pendekatan bedah.4