Anda di halaman 1dari 5

TIMPANOSKLEROSIS

Timpanosklerosis merupakan suatu kondisi yang mana didapatkan hialinisasi dan


kalsifikasi pada membran timpani, telinga tengah atau keduanya dan jika meluas
dapat mempengaruhi pendengaran. Timponosklerosis ini diklasifikasikan sebagai
berikut :
-

Myringosclerosis, hanya mengenai membran timpani


Intratympanic tympanosclerosis, mengenai bagian telinga tengah lain.

ETIOLOGI
Etiologi dari timpanosklerosis belum diketahui dengan pasti, mungkin dibentuk dari
sisa-sisa/bekas yang berhubungan dengan inflamasi kronis telinga tengah. Faktorfaktor lain yang mungkin berhubungan antara lain :
-

Otitis media supurativa kronis (OMSK) dan otitis media dengan efusi.
Insersi Grommet (timpanostomi tuba) meningkatkan resiko terjadinya

timpanosklerosis
Sklerosis sistemik
Kemungkinan berhubungan dengan atheroma karotis atau aterosklerosis
Hubungan dengan cholesteatoma masih diperdebatkan, meskipun dua
keadaan ini dapat muncul bersamaan.

PATOGENESIS
Timpanosklerosis secara histologi tampak sebagai hialinisasi jaringan penyangga
subepitelial membran timpani dan telinga tengah, pada kebanyakan kasus dapat
ditemukan kalsifikasi. Osteogenesis juga dapat muncul bersamaan dengan lesi yang
terjadi. Saat plak muncul pada membrane timpani, plak tersebut hanya terbatas pada
lamina propia. Hussl dan Lim menemukan bahwa plak ini merupakan proses
egenerative yang mengakibatkan terjadinya kalsifikasi pada jaringan penyangga pada
telinga tengah. Mereka membuat hipotesa bahwa OMA mengakibatkan terjadinya
proses destruktif pada jaringan penyangga, yang mana akan memicu untuk terjadinya
degenarasi dari jaringan kolagen dan kalsifikasi distropik. Degenerasi kolagen dapat
merupakan akibat langsung dari inflamasi atau infeksi yang terjadi pada telinga
tengah (oleh proteinase dan kolagenase bakteri). Wielinga dan kawan-kawan,

menemukan bahwa pada kasus sumbatan tuba eustachius, tanpa infeksi, dapat
mengakibatkan timpanosklerosis pada percobaan dengan tikus, dari sana mereka
membuat hipotesa bahwa hanya dengan deformasi cukup untuk mendukung
pembentukan plak. Penyebab lain yang mungkin adalah proses autoimun yang terjadi
pada membran timpani. Hussl and Lim mengemukakan 2 kemungkinan mekanisme
terbentuknya plak timpanosklerosis:

GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis yang umumnya muncul adalah ditemukannya plak putih pada
membran timpani. Jika proses ini hanya terbatas pada membrane timpani saja
biasanya tidak mempengaruhi pendengaran, namun bila proses ini telah mencapai
telinga tengah, maka rantai osikular menjadi tidak mobil yang akan menyebabkan
terjadinya tuli konduktif.

DIAGNOSIS
Timpanosklerosis diduga merupakan komplikasi dari otitis media, pasca trauma, dan
tindakan pembedahan yang mana ditemukan lapisan hialin yang aselular dan
akumulasi deposit kalsium pada membran timpani dan submukosa telinga tengah.
Pada kebanyakan pasien, gejala yang ditimbulkan tidak begitu signifikan secara klinis
dan mengakibatkan sedikit atau tidak ada gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan
otoskopi, timpanosklerosis memberikan gambaran semisirkuler atau seperti sepatu
kuda yang berwarna putih pada membrane timpani.

Pemeriksaan penunjang biasanya tidak terlalu dibutuhkan apabila telah ditemukan lesi
yang khas, tidak ada perluasan, dan tidak ada kecurigaan adanya gangguan
pendengaran atau penyakit telinga ten gah lain. Namun, pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu antara lain :
-

Audiometri, dapat menentukan derajat dan tipe gangguan pendengaran


Timpanometri, hasil timpanogram dapat dipengaruhi oleh adanya
timpanosklerosis
CT Scan dapat membantu menegakkan diagnosis terutama bila disertai
dengan kelainan pada kavitas telinga tengah

TATALAKSANA
Timpanosklerosis pada telinga tengah secara histologi mirip dengan timpanosklerosis
pada membran timpani, tapi lebih sering menyebabkan tuli konduktif dikarenakan
terjadinya fiksasi osikular. Dalam beberapa buku dinyatakan bahwa timpaniosklerosis
cenderung berulang setelah tindakan pembuangan dengan operasi. Smyth dan kawankawan melaporkan hasil yang memuaskan pada 79% kasus timpanisklerosis yang
dilakukan rekonstruksi osikular (stapedektomi dan reseksi osikular total) yang
dilakukan dalam 2 tahap.
Timpanosklerosis mungkin dapat ditemukan dibelakang meman timpani yang intak.
Plak yang kecil tidaklah membahayakan dan dapat dibiarkan saja. Lapisan yang
luas/besar pada sisa-sisa membran timpani harus dihilangkan karena materi avaskular
ini dapat menghambat integrasi dari graft, dan dapat juga memberikan dapak pada
rantai osikular terutama kepala malleus dan incus pada epitympanum. Mobilisasi
tidaklah disarankan karenan refiksasi sering terjadi.

Timpanoplasti dan rekonstruksi osikular dapat dilakukan sebagai penatalaksanaan


pada pasien-pasien dengan timpanosklerosis, namun resiko untuk kerusakan kokhlea
lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebabkan oleh penyakit telinga tengah lain,
ini dikarekan oleh tindakan diseksi luas yang dibutuhkan pada kasus timpanosklerosis
dan terdapatnya erosi dari labirin.

Anda mungkin juga menyukai