Disusun Oleh
Alamul Huda, S.Ked
Pembimbing :
dr. Rosmaryati Manalu, Sp. M
(pseudomonas, staphylococcus,
enterobakteriaecea)
Keratitis viral (herpes simpleks
lensa kontak)
Keratitis alergi (kertokonjungvitis Flikten dan
kertokonjungvitis Vernal)
Fotokeratitis (snowblindness) – akibat paparan sinar UV
terjadi kebocoran serum dan elemen darah yang meningkat dan masuk ke dalam ruang ekstraseluler.
Elemen-elemen darah makrofag, leukosit polimorf nuklear, limfosit, protein C-reaktif imunoglobulin pada
permukaan jaringan yang utuh membentuk garis pertahanan yang pertama.
Karena tidak mengandung vaskularisasi, mekanisme kornea dimodifikasi oleh pengenalan antigen yang lemah.
Keadaan ini dapat berubah, kalau di kornea terjadi vaskularisasi.
Rangsangan untuk vaskularisasi timbul oleh adanya jaringan nekrosis yang dapat dipengaruhi adanya toksin,
protease atau mikroorganisme.
Sel-sel ini bergerak ke arah sumber antigen di kornea dan dapat menimbulkan reaksi imun di tepi kornea.
Sindrom iskhemik dapat dimulai oleh berbagai stimuli. Bahwa pada proses imunologik secara histologik terdapat
sel plasma, terutama di konjungtiva yang berdekatan dengan ulkus.
Keratitis
Interstisial (3)
(1) KERATITIS PUNGTATA
Lokasi : daerah M. Bowmen
Etiologi :
• Bakteri (chlamydial,
staphylococcal)
• Virus herpes
• Trauma
• UV
• Blefaritis
• Lensa kontak
Gejala klinis:
Rasa sakit ringan sampai
berat
Merasa silau
Mata merah
Penglihatan berkurang
(2) KERATITIS MARGINAL
Lokasi : tepi kornea |
limbus
Etiologi :
• Reaksi
Hipersensitivitas
eksotoksin stafilokok
Gejala klinis:
Sakit ringan sampai
berat
Fotophobia
Blefarospasme
(3) KERATITIS INTERSTITIAL
Lokasi : Lapisan lebih
dlm dari kornea
Etiologi :
• Reaksi Alergi
• Infeksi ke dlm
stroma , bisa oleh
TB
• Bakteri, Virus, Jamur
• Trauma
Gejala klinis:
Fotophobia
Lakrimasi
Penurunan visus
Keratitis
Keratitis
Bakteri
Bakteri
Keratitis
Keratitis Jamur
Jamur
Keratitis
Keratitis Virus
Virus
Keratitis
Keratitis
Infeksi
Infeksi Herpes
Herpes
Zoster
Zoster
Keratitis
Keratitis Keratitis
Keratitis
Herpetik
Herpetik Dendritik
Dendritik
Penyebab
Penyebab Keratitis
Keratitis
Infeksi
Infeksi Herpes
Herpes
Simplek
Simplek Keratitis
Keratitis
Disiformis
Disiformis
Keratokonjung
Keratokonjung
tivitis
tivitis
Keratokonjung
Keratokonjung
tivitis
tivitis epidemi
epidemi
Tukak
Tukak atau
atau
Keratitis
Keratitis Alergi
Alergi ulkus
ulkus
fliktenular
fliktenular
Keratitis
Keratitis
fasikularis
fasikularis
Keratokonjung
Keratokonjung
tivitis
tivitis vernal
vernal
etiologi •Streptococcus, Virus herpes herpes Fusariu Acanthomoeba
•Pseudomonas, simpleks zooster m, castellani
•Enterobacteriaceae cephaloc
(meliputi Klebsiella, ephariu
Enterobacter, Serratia, m dan
and Proteus) dan Curvular
golongan ia
Staphylococcus
Gejala klinis •nyeri daengan onset •Mata merah •Penglihat Nyeri mata merah
cepat, •Rasa nyeri an Mata •unilateral
•mata berair
•fotofobia dan •Mata berair •rasa nyeri
merah fotofobia
•menurun visus •Penglihatan •sensasi benda
•nyeri
kabur(buram) •infiltrat asing
•Mata pada
menghasilkan kornea
sekret •sensibilit
as
•Fotofobia
menurun
•sistemik
•tidak
rekuren
Nyeri
Mata merah
Mata berair
Penglihatan berkurang
Keratitis Bakteri
Faktor resiko:
Lensa kontak lensa
Trauma
Kontaminasi pengobatan mata
Riwayat operasi sebelumnya
Keratitis Bakteri
Keratitis Bakteri
(2) KERATITIS JAMUR
Keratitis jamur lebih jarang dibandingkan
keratitis bakterial. Biasanya diawali dengan suatu
rudapaksa pada kornea oleh ranting pohon, daun,
bagian tumbuh-tumbuhan.
Kebanyakan jamur disebabkan oleh Fusarium,
Pada pemeriksaan:
Lesi satelit
Infiltrat kelabu
disertai hipopion
Formasi cincin di
sekeliling ulkus
Keratitis Jamur
(3) KERATITIS VIRUS
Infeksi pada kornea akibat infeksi virus
seperti adenovirus, herpes simpleks dan
herpes zooster
Gejala klinis:
setiap 4 jam
Asiklovir salep 3% diberikan setiap 4
jam
KERATITIS HERPES ZOSTER
(4) KERATITIS ALERGI
Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang
mengenai kedua mata,
biasanya penderita sering menunjukkan
TERAPI
Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
Steroid topikal dan sistemik
Kompres dingin
Obat vasokonstriktor
Keratitis Flikten
Keratokonjungtivitis
sika
Bentuk klinis
Keratitis
Neuroparalitik
Keratitis
Numularis
(1)KERATOKONJUNGTIVITIS FLIKTEN
Manifestasi Klinis
• Terbentuknya
papul/pustule pda
kornea / konjungtiva
• (+) flikten berupa
benjolan batas tegas
putih keabuan dgn -
+ neovaskularisasi
(2) KERATOKONJUNGTIVITIS SIKA
Keadaan keringnya
permukaan kornea dan
konjungtiva
ETIOLOGI
• Defisiensi komp.
Lemak air mata
• Def. Kelenjar air
mata
• Def. Komp. Musin
Mata gatal, berpasir, silau, • Penguapan
visus turun berlebihan
• Parut kornea
(3) KERATITIS NEUROPARALITIK
Merupakan akibat kelainan saraf trigeminus,
sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak
sensitif disertai kekeringan kornea.
Penyebab : Virus herpes zoster, tumor fosa
posterior kranium, peradangan
Gejala : tajam penglihatan menurun, silau, tidak
nyeri, mata jarang mengedip karena hilangnya
refleks mengedip, injeksi siliar, permukaan
kornea keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea.
Pada pemeriksaan : terlihat terbentuknya
deskuamasi epitel seluruh permukaan kornea
dimulai pada bagian tengah dan meninggalkan
sedikit lapisan epitel kornea sehat didekat limbus.
(4) KERATITIS NUMULARIS
Infiltrat yang bundar berkelompok dan
tepinya berbatas tegas
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan wajib
Pemeriksaan tajam penglihatan
Pemeriksaan segmen anterior dengan
epitel kornea.
Pemeriksaan segmen posterior denga funduskopi.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Uji floresein
Tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea. Dasar
tes ini dengan zat warna floresin yang akan berubah menjadi
hijau pada media alkali.
Nilai tes ini adalah bila terdapat warna hijau pada kornea berarti
terdapat defek pada epitel kornea, defek ini juga dapat dalam
bentuk erosi kornea atau infiltrat yang menagakibatkan
kerusakam epitel.
Uji keratoskop (plasidoskop listrik)
Tes untuk melihat licinnya kelengjungan kornea
Dasar: bila kornea disinari suatu sumber cahaya yang kosentris
maka refleks sumber cahaya konsentrik pada kornea akan
bersifat konsenrik juga.gambar dapat dipantulkan pada kornea
karena bersifat cermin cembung.
Nilai :akan tampak bayangan di luar pusat yang diawasi,bila
terdapat distrosi menunjukan adanya kelainan di tempat
tersebut
Uji Sensibilitas kornea
Tes untuk pemeriksaan fungsi saraf trigeminus yang
memberikan sensibilitas kornea.
Dasar: mata akan berkedip bila terkena sinar kuat,benda
yang mendekati mata terlalu cepat,mendengar suara
keras,adanya rabaan pada kornea,konjungtiva,
dibedakan refleks taktil,optik dan pendengaran.refeleks
taktil kornea didaptkan melalui serabut saraf aferen
trigeminus dan serabut eferen saraf fasial.
Nilai: refleks berkedip berarti sensibiltas kornea baik dan
fungsi trigeminus normal.refeleks berkedip menurun
pada keraktistis atau ulkus herpes simplaks dan infeksi
herpes zoster.