Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING DISKUSI ILMIAH:

Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK


dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

DATA SISTEM RUJUKAN SEBAGAI INFORMASI PELAYANAN DAN


KOMUNIKASI TERTULIS PASIEN RUJUKAN DI RSUD WATES

Kori Puspita Ningsih1, Sumardiyono2, Putri Faatihatul Istighosah Nurazizah3


1,3
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Universitas Sebelas Maret
E-mail: 1puspitakori@gmail.com, 2sumardiyono99@yahoo.co.id, 3putrifatihatul258@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), rumah sakit memiliki peran yang
sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, salah satu
diantaranya adalah rujukan medis. RSUD Wates menerima pasien rujukan tidak hanya berasal dari
fasilitas pelayanan kesehatan di dalam kabupaten Kulon Progo namun juga berasal dari luar DIY.
Dalam pelayanan rujukan tersebut diperlukan alat komunikasi antara dokter yang merujuk dengan
dokter yang dirujuk melalui surat rujukan. Saat ini RSUD Wates belum memiliki Standar Prosedur
Operasional pembuatan surat rujukan dan jawaban rujukan balik. Tujuan penelitian ini adalah
menggambarkan alur informasi surat rujukan dan rujukan balik, pemanfaatan surat rujukan dan
rujukan balik, serta merancang Standar Prosedur Operasional pembuatan Surat Rujukan dan Rujukan
Balik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Uji
keabsahan data mengunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Pihak yang bertanggung
jawab dalam alur informasi surat rujukan dan rujukan balik adalah dokter, perawat dan petugas rekam
medis. Dimana pembuatan surat rujukan dan rujukan balik bersumber dari rekam medis pasien.
Secara umum dapat disampaikan bahwa surat rujukan dan rujukan balik digunakan sebagai informasi
pelayanan dan komunikasi tertulis antara dokter yang merujuk di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat primer (FKTP) dengan dokter yang merawat pasien di RSUD Wates. Pada pasien BPJS,
sudah terjalin komunikasi dua arah pada pelayanan pasien rujukan, namun untuk pasien umum masih
ditemukan komunikasi satu arah antara dokter RSUD Wates dengan dokter di FKTP. Usulan SPO
surat rujukan dan rujukan balik telah divalidasi oleh Kepala Instalasi Rekam Medis RSUD Wates,
yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan langkah-langkah pembuatan surat rujukan dan
jawaban rujukan. Meskipun belum ada regulasi internal yang mengatur pembuatan surat rujukan dan
rujukan balik, namun fungsi surat rujukan dan rujukan balik untuk komunikasi dokter yang merujuk
dengan dokter yang dirujuk dianggap sudah mencukupi dalam memberikan pelayanan kepada pasien
rujukan.

Kata Kunci: Rekam Medis, Sistem Rujukan, Surat Rujukan, Informasi Pelayanan

44
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

ABSTRACT
As an Advanced Level Health Service Facility (FKTL), hospitals have a very strategic role in an effort
to accelerate the improvement of public health status, one of which is medical referrals. RSUD Wates
which accepts referral patients from health service facilities within Kulon Progo district and outside
the Province of the Special Region of Yogyakarta. In this referral service, a communication tool
between the doctor who describes it and the doctor who is referred using a referral letter is required.
Currently, RSUD Wates does not yet have a Standard Operating Procedure for making referral and
reply letters. The study purpose is to describe the flow of referral and reply letters, the use of referral
and reply letters, as well as the standard operating procedures for making a referral and reply letters.
This type of research is descriptive qualitative with a case study research design. Test the validity of
the data using source triangulation and technical triangulation. The party responsible for the flow of
referral and reply letters is the doctor, nurse, and medical record officer at the Patient Registration
section. Where the making of referral and reply letters comes from the patient’s medical record. It
can generally be delivered that referral and reply letters are used as service information and written
communication between doctors who treat primary level health care facilities (FKTP) and doctors
who treat patients at Wates Hospital. In BPJS patients, two-way communication has been established
for referral patient services. However, for general patients, one-way communication is still found
between doctors at Wates Hospital and doctors from health care facilities that describe. The SPO
draft for referral and reply letters has been validated by the Head of the Wates Hospital Medical
Record Installation, which is expected to be used as a reference for making referral letters and
referral answers. Although there are no internal regulations that guide the making of referral and
reply letters, the functions of referral and reply letters for communication between doctors who come
with the referred doctor are sufficient in providing services to referral patients.

Keywords: Medical Records, Referral System, Referral Letters, Services Information

1. PENDAHULUAN (FKTP dan FKTRL) yang difokuskan


Dalam upaya mencapai sasaran strategis pada daerah yang akses secara fisik masih
pembangunan kesehatan seperti yang ter- terkendala (DTPK), di mana untuk wilayah
tuang pada Rencana Strategis Kementerian perkotaan lebih didorong peran swasta
Kesehatan RI Tahun 2019-2024 yang salah (Kemenkes, 2020).
satunya adalah meningkatnya ketersediaan Sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan
fasyankes dan pelayanan kesehatan yang Tingkat Lanjutan (FKTL), rumah sakit
bermutu. Satu diantara upaya strategis yang memiliki peran yang sangat strategis dalam
dilakukan pemerintah adalah peningkatan upaya mempercepat peningkatan derajat
ketersediaan fasyankes dasar dan rujukan kesehatan masyarakat, salah satu diantaranya

45
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

adalah rujukan medis. Untuk itu antar rumah pasien dalam hal keadaan pasien gawat
sakit membutuhkan komunikasi yang baik. darurat; dan membuat surat pengantar
Salah satunya dengan berupa komunikasi rujukan untuk disampaikan kepada pe-
tertulis yaitu dengan adanya surat rujukan nerima rujukan. Dalam komunikasi
pasien. Karena setiap fasilitas pelayanan rujukan ini penerima rujukan berkewajiban
memiliki kompetensi yang berbeda beda menginformasikan mengenai ketersediaan
dalam melayani pasien sesuai kebutuhan sarana dan prasarana serta kompetensi
medis yang tersedia di fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan dan
tersebut. Apabila pelayanan yang diberikan memberikan pertimbangan medis atas
kurang memadai, pasien dirujuk ke fasilitas kondisi pasien (Kemenkes RI, 2012).
kesehatan lanjutan. Fasilitas Kesehatan Selanjutnya, segala informasi mengenai
Rujukan Tingkat Lanjut (FKTL) penerima data sosial maupun data medis atau terapi
rujukan wajib merujuk kembali peserta yang diberikan semua didokumentasikan
JKN disertai jawaban dan tindak lanjut yang dalam suatu berkas yaitu berkas rekam
harus dilakukan jika secara medis peserta medis pasien (Menkes, 2008). Sedangkan
sudah dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan untuk pasien yang dirujuk informasi yang
Tingkat Pertama (FKTP) yang merujuk sudah dilakukan sebelumnya juga harus
(Kemenkes, 2014). disampaikan ke pihak yang dirujuk agar
bisa melanjutkan pengobatan atau terapi
Sistem rujukan merupakan suatu penye-
yang diberikan, semua informasi tersebut
lenggaraan pelayanan kesehatan yang
diringkas dalam resume pasien (Hatta,
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung
2014).
jawab pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik secara vertikal maupun horizontal, RSUD Wates merupakan Rumah Sakit
maupun struktural dan fungsional terhadap Umum Daerah (RSUD) Tipe B yang terletak
kasus penyakit atau masalah penyakit atau di Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
permasalahan kesehatan. Rumah sakit yang RSUD Wates menerima pasien rujukan
tidak mampu melayani pasien sesuai dengan tidak hanya berasal dari fasilitas pelayanan
kemampuan pelayananya berkewajiban kesehatan di dalam kabupaten Kulon Progo
untuk merujuk pasien ke fasilitas pelayanan namun juga berasal dari luar Provinsi
yang lebih memadai (Undang-undang Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam pe-
2009). Dengan adanya pelimpahan tanggung layanan rujukan tersebut diperlukan alat
jawab, maka akan terjalin komunikasi komunikasi antara dokter yang merujuk
antara fasilitas kesehatan yang merujuk dan dengan dokter yang dirujuk melalui surat
penerima rujukan. Melakukan komunikasi rujukan. Pelayanan kesehatan memiliki
dengan penerima rujukan dan memastikan alur dan prosedur yang harus diketahui
bahwa penerima rujukan dapat menerima dan ditaati oleh pasien dan petugas (Fany,

46
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

Sakka, and Jumakil 2018). Saat ini RSUD dengan proses mengamati kegiatan petugas
Wates belum memiliki Standar Prosedur pada saat menerima dan melayani pasien
Operasional pembuatan surat rujukan rujukan. Studi dokumentasi dilakukan pada
dan jawaban rujukan balik. Penelitian dokumen regulasi internal, berupa Pedoman
ini bertujuan untuk menggambarkan alur pelayanan rekam medis, Surat rujukan, Surat
informasi surat rujukan dan rujukan balik, Eligibilitas Peserta (SEP), register pasien
pemanfatan surat rujukan dan rujukan dan dokumen lain yang berkaitan dengan
balik, serta merancang Standar Prosedur aturan dan dokumentasi surat rujukan dan
Operasional (SPO) pembuatan surat rujukan rujukan balik pada pasien rujukan di RSUD
dan rujukan balik. Wates. Uji keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Triangulasi sumber wawancara akan
dilakukan kepada Kepala Rekam medis
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kua-
di RSUD Wates. Triangulasi Teknik
litatif dengan rancangan penelitian studi
dilakukan dengan menggabungkan seluruh
kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan
hasil observasi, wawancara serta studi
Januari – Juni 2020. Lokasi penelitian
dokumentasi, setelah itu akan dilakukan
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
pengecekan beserta dengan konfirmasi
Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Data
kepada sumber data yang dianggap benar.
primer diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi, sedangkan data sekunder
3. Hasil dan pembahasan
diperoleh dari hasil studi dokumentasi.
Informan pada penelitian ini adalah petugas a. Alur informasi surat rujukan dan
pendaftaran, perawat dan dokter yang rujukan balik
memenuhi kriteria inklusi terlibat dalam Hasil penelitian ini menunjukkan pihak
pelayanan pasien rujukan baik rawat jalan yang bertanggung jawab dalam alur
maupun rawat inap, bukan kasus emergency informasi surat rujukan dan rujukan
(gawat daruat), bersedia menjadi informan balik adalah dokter, perawat dan
yang ditunjukkan dengan adanya informed petugas rekam medis di bagian Tempat
consent. Pemilihan informan dilakukan Pendaftaran Pasien (TPP). Berikut
secara snowball sampling. Informan tri- gambaran alur informasi surat rujukan
angulasi pada penelitian ini adalah kepala dan rujukan balik di RSUD Wates:
instalasi rekam medis. Observasi dilakukan

47
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

Gambar 1. Alur informasi surat rujukan dan rujukan balik

Dari gambar 1 dapat disampaikan pasien Jaminan Kesehatan Nasional


bahwa alur informasi surat rujukan dan (JKN) petugas pendaftaran juga
rujukan balik meliputi: menerbitkan Surat Eligibilitas Pe-
1) Pasien datang dengan membawa serta (SEP).
surat rujukan 4) Dokter memeriksa pasien, apabila
2) Petugas pendaftaran menerima diperlukan dilakukan pemeriksaan
surat rujukan dari FKTP penunjang lain untuk mendukung
3) Petugas pendaftaran melakukan penegakan diagnosis pasien
registrasi pasien, sedangkan untuk

48
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

5) Pasien mendapat perawatan baik Dari alur tersebut dapat disampaikan


dari dokter, perawat/bidan atau dari bahwa data sistem rujukan dari FKTP
pelayanan penunjang lain digunakan sebagai dasar pelayanan
6) Penegakan diagnosis pasien oleh pasien rujukan di RSUD Wates
dokter dari hasil pemeriksaan fisik selaku FKTL. Hal ini sesuai dengan
prosedur sarana kesehatan penerima
maupun pemeriksaan penunjang
rujukan meliputi menerima rujukan
lainnya.
pasien dan membuat tanda terima
7) Dokter mencatat hasil pemeriksa-
pasien, mencatat kasus-kasus rujukan
an, riwayat penyakit, anamnesis, dan membuat laporan penerimaan
diagnosis dan membuat rencana rujukan, mendiagnosis dan melakukan
perawatan, misalnya terapi, rawat tindakan medis yang diperlukan, serta
inap, rujuk balik atau dirujuk ke melaksanakan perawatan disertai
rumah sakit lain. catatan medik sesuai ketentuan
8) a. Setelah kondisi pasien di- (Kemenkes, 2012).
nyatakan membaik pasien baru b. Pemanfaatan surat rujukan dan
boleh diijinkan pulang, dan bisa rujukan balik
kontrol di PPK perujuk pasien
Berdasarkan hasil penelitian dapat
sesuai surat yang diberikan
disampaikan bahwa pemanfaatan surat
dokter yang merawat. rujukan dan rujukan balik sebagai
b. Apabila tempat penuh atau berikut:
pasien membutuhkan fasilitas
1) Informasi pelayanan
yang tak tersedia di RSUD
Data sistem rujukan dari FKTP
Wates maka pasien dirujuk ke
digunakan sebagai dasar pelayanan
rumah sakit lain.
pasien rujukan di RSUD Wates
9) Dokter yang mengisi resume selaku FKTL. Surat rujukan
pasien. dan rujukan balik digunakan se-
bagai informasi pelayanan dan
10) a. Pasien periksa dari poliklinik
komunikasi tertulis antara dokter
dirasa sudah cukup nanti oleh
yang merujuk di Fasilitas Pelayanan
dokter polikliniknya dirujuk
Kesehatan Tingkat primer (FKTP)
balik dan dibuatkan surat rujuk
dengan dokter yang merawat pasien
balik ke Fasilitas Kesehatan
di RSUD Wates.
perujuk.
Konsep rujukan medis yang me-
b. pasien yang dirujuk ke rumah
nyampaikan bahwa pada proses
sakit lain dibuatkan surat rujuk- rujukan terjadi pelimpahan we-
an oleh dokter yang merawat. wenang dan tanggung jawab

49
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

untuk masalah kedokteran sebagai sebagai dasar untuk mendapatkan


respon terhadap ketidakmampuan pelayanan pasien di FKTL. Hal ini
fasilitas kesehatan untuk memenuhi sesuai aturan dari BPJS kesehatan
kebutuhan para pasien dengan bahwa peserta JKN menerima SEP
tujuan untuk menyembuhkan dan untuk mendapatkan pelayanan
atau memulihkan status kesehatan (Kemenkes 2014).
pasien. Rujukan pelayanan ke- 2) Alat komunikasi
sehatan dimulai dari pelayanan
Pada gambar 1 juga dapat disampai-
kesehatan primer dan diteruskan
kan bahwa rekam medis digunakan
ke jenjang pelayanan sekunder dan
merupakan sumber informasi dari
tersier yang hanya dapat diberikan
pembuat surat rujukan dan jawaban
jika ada rujukan dari pelayanan
rujukan. Hal ini sesuai Permenkes
primer atau sekunder. Pelayanan
no.269/MENKES/PER/III/2008
kesehatan tersebut diakukan secara
bahwa rekam medis merupakan
berjenjang kecuali pada pasien
berkas yang berisikan catatan
gawat darurat (Kemenkes RI,
dan dokumen tentang identitas
2012). Hal tersebut juga sesuai
pasien, pemeriksaan, pengobatan,
dengan bab Akses Ke Rumah Sakit
tindakan dan pelayanan lain yang
dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
telah diberikan kepada pasien.
pada standar ARK 5.2 bahwa
Data rekam medis pasien sangat
informasi tentang pasien dirujuk
diperlukan dalam manajemen in-
disertakan bersama dengan pasien
formasi kesehatan (Kemenkes RI
untuk menjamin kesinambungan
2008).
asuhan. Dokumen rujukan berisi
identitas pasien, hasil pemeriksaan Adanya pembuatan surat rujukan
(anamesis, pemeriksaan fisik dan dan rujukan balik berdasarkan
pemeriksaan penunjang) yang rekam medis pasien di RSUD
telah dilakukan, diagnosis kerja, Wates juga menggambarkan ben-
terapi dan/atau tindakan yang telah tuk implementasi fungsi rekam
diberikan, tujuan rujukan, nama dan medis sebagai alat komunikasi
tanda tangan tenaga kesehatan yang antar dokter RSUD Wates dengan
memberikan pelayanan rujukan dokter di FKTP. Hasil penelitian
(KARS 2017). (Ramanayake, 2013) menunjukkan
komunikasi yang baik antara dokter
Pada pasien BPJS, surat rujukan
di FKTP dengan FKTL sangat
merupakan suatu syarat adminis-
penting untuk perawatan pasien.
trasi untuk mendapatkan Surat
Komunikasi antara dokter yang
Eligibilitas Peserta (SEP). Data
berbeda pengalaman dan keahlian
dari surat rujukan digunakan

50
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

juga merupakan sarana pendidikan secara efektif dan efisien. Beberapa


yang penting bagi keduanya. literatur menyatakan karakteristik
Surat rujukan dan rujukan balik rujukan medis bahwa adanya
adalah satu-satunya sarana kerjasama antara fasilitas pelayanan
komunikasi antara dokter, dimana kesehatan, kepatuhan terhadap SOP
kualitas data sistem rujukan yang rujukan, kelengkapan sumber daya
kurang baik dapat menyebabkan pendukung, termasuk transportasi
kesinambungan perawatan yang dan komunikasi, kelengkapan
buruk, diagnosis yang tertunda, formulir rujukan, komunikasi pra
polifarmasi, peningkatan risiko rujukan dengan fasilitas tujuan
litigasi dan pengujian yang tidak rujukan dan ketentuan rujuk balik
perlu. Surat rujukan juga mem- (WHO, 2010).
bantu menghindari ketidakpuasan Penggunaan data sistem rujukan
pasien dan hilangnya kepercayaan sebagai alat komunikasi pada
terhadap dokter keluarga. Hal ini pasien JKN, sudah terjalin ko-
juga dikuatkan oleh penelitian munikasi dua arah, namun untuk
bahwa format surat rujukan dan pasien umum masih ditemukan
rujukan balik yang mencakup komunikasi satu arah antara dokter
informasi yang diperlukan akan RSUD Wates dengan dokter FKTP.
memudahkan proses pelayanan Hal ini disebabkan karena pada
selanjutnya (Tattersal, 2002). pelayanan pasien umum, dokter
Hal ini juga sesuai fungsi rekam tidak selalu membuatkan rujukan
medis sebagai alat komunikasi antar balik kepada dokter di FKTP.
dokter dengan tenaga ahli lainnya Mengacu pada (Kemenkes, 2012)
yang ikut ambil bagian di dalam bahwa dalam prosedur pelayanan
memberikan pelayanan, pengobatan menerima rujukan bahwa faskes
dan perawatan kepada pasien yang menerima rujukan perlu
(Paydar et al. 2021; Sitanggang memberikan informasi medis
2017). Hasil penelitian (Bailey kepada pihak sarana pelayanan
et al. 2019) menunjukkan bahwa pengirim rujukan, membuat surat
dalam pelayanan rujukan kasus rujukan kepada sarana pelayanan
persalinan dan komplikasi obstetri kesehatan lebih tinggi dan
perlu dilakukan perbaikan baik mengirim tembusannya. kepada
dalam akses, komunikasi maupun sarana kesehatan pengirim pertama
transportasi dan pengelolaan dan membuat rujukan balik
komplikasi obstetric sehingga di- kepada fasilitas pelayanan perujuk
harapkan akan terjadi peningkatan bila sudah tidak memerlukan
kualitas pelayanan pasien rujukan pelayanan medis spesialistik

51
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

atau subspesialistik dan setelah dan adanya ketidakterbacaan dan


kondisi pasien. Kerusakan dalam ketidakjelasan informasi. Bahkan
komunikasi pada sistem rujukan dokter di FKTP merujuk pasien ke
dapat menyebabkan ketidaksinam- FKTL hanya dengan instruksi lisan
bungan perawatan, diagnosis yang (Ramanayake, 2013).
tertunda, polifarmasi, peningkatan Dampak dari belum adanya SPO di
risiko litigasi dan pengujian yang RSUD Wates antara lain adalah adanya
tidak perlu (Tejal, 2000). Oleh komunikasi 1 arah, dimana tidak semua
karena perlu adanya pengembangan pasien yang dirujuk di RSUD Wates
surat rujukan dan rujukan balik dibuatkan surat rujukan balik. Standar
secara elektronik, melalui mobile prosedur pelayanan (SPO) merupakan
phone, email, media internet lain suatu perangkat intruksi atau langkah-
untuk memudahkan komunikasi 2 langkah yang dilakukan untuk me-
arah antara dokter di FKTP dengan nyelesaikan tugasnya atau pekerjaan.
FKTL (Ramanayake, 2013). Tujuan SPO yaitu agar proses kerja
berjalan efisien, efektif, konsisten, dan
c. Rancangan Standar Prosedur
aman, dalam rangka meningkatkan
Operasional (SPO) pembuatan surat mutu pelayanan melalui pemenuhan
rujukan dan rujukan balik. standar yang berlaku (SNARS, 2012).
Dari penelitian ini, dapat diketahui SPO merupakan hal yang pentng
bahwa RSUD Wates belum memiliki karena SPO merupakan acuan langkah-
panduan maupun SPO dalam pembuatan langkah yang dibuat secara tertulis
surat rujukan dan rujukan balik. Hal dan dibakukan guna menggambarkan
ini juga terjadi di RSUD Dr.Adidarmo langkah-langkah kegiatan dilaksankan
bahwa di RS Dr. Adidarmo ketentuan bagaimana, kapan, dimana dan oleh
rujuk balik belum dilaksanakan dengan siapa (Adhi et all, 2020). Keberhasilan
baik di RSUD Dr. Adjidarmo, hal ini pelaksanaan SPO juga ditentukan oleh
disebabkan karena ketidakfahaman adanya latar belakang pendidikan yang
beberapa dokter tentang rujuk balik, heterogen di unit kerja (Ningsih, 2020).
keterbatasan obat di fasilitas primer, Guna menjamin kesinambungan in-
sehingga pasien yang pernah dirujuk formasi pelayanan medis pasien rujuk-
balik, kembali berobat ke RSUD untuk an, dalam bentuk komunikasi 2 arah
mendapatkan obat yang diperlukan antara dokter di FKTP dan FKTL perlu
(Primasari, 2015). Hasil penelitian di didukung dengan regulasi internal
Sri Lanka juga menunjukkan bahwa berupa SPO Pembuatan Surat rujukan
surat rujukan umunya ditulis tangan dan rujukan balik. Berikut usulan SPO
dan menjelaskan keluhan yang sering pembuatan surat rujukan dan rujukan
muncul, informasi kurang memadai balik:

52
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

Gambar 2. SPO pembuatan surat rujukan dan rujukan balik

4. KESIMPULAN dan komunikasi tertulis antara dokter yang


Pihak yang bertanggung jawab dalam alur merujuk di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
informasi surat rujukan dan rujukan balik Tingkat primer (FKTP) dengan dokter yang
adalah dokter, perawat dan petugas rekam merawat pasien di RSUD Wates. Meskipun
medis di bagian Tempat Pendaftaran Pasien belum ada regulasi internal yang mengatur
(TPP). surat rujukan dan rujukan balik pembuatan surat rujukan dan rujukan balik,
digunakan sebagai informasi pelayanan namun fungsi surat rujukan dan rujukan

53
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

balik untuk komunikasi dokter yang merujuk Fany, Putri Ayuandira, Ambo Sakka, and
dengan dokter yang dirujuk dianggap sudah Jumakil. (2018). “Implementasi Sistem
mencukupi dalam memberikan pelayanan Rujukan di Rumah Sakit Bhayangakara
kepada pasien rujukan. Guna menjamin Kota Kendari Tahun 2018.” Jurnal
kesinambungan informasi pelayanan medis Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
pasien rujukan, dalam bentuk komunikasi 2 Masyarakat 3(2): 1–9. http://jfionline.
arah antara dokter di FKTP dan FKTL perlu org/index.php/jurnal/article/view/564.
di dukung dengan regulasi internal berupa
SPO Pembuatan Surat rujukan dan rujukan KARS. (2017). “Standar Nasional
balik. Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.” In
Jakarta: KARS, 1–421.

5. UCAPAN TERIMA KASIH Kemenkes. 2014. Peraturan Menteri


Ucapan terima kasih kami sampaikan Kesehatan RI Nomor 28 Tahun
sedalam-dalamnya kepada Universitas 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Jenderal Achmad Yani, Universitas Sebelas Program Janinan Kesehatan Nasional.
Maret, RSUD Wates dan DPD Pormiki Kemenkes. (2020). “Pokok-Pokok Renstra
DIY yang memfasilitasi penelitian ini mulai
Kemenkes 2020-2024.” Pokja Renstra
dari tahap persiapan hingga publikasi hasil
Kemenkes 2020-2024: 1–40.
penelitian..
Kemenkes (2008). “Pemenkes 269/PER/III/
6. DAFTAR PUSTAKA 2008 tentang Rekam Medis.” Kemenkes
RI: 1–7.
Adhi, S. N., & Ningsih, K. P. (2020).
Kemenkes. (2012). Peraturan Menteri
Manajemen Data Standar Pelayanan
Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012
Minimal Rumah Sakit. Jurnal Rekam
Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Medis dan Informasi Kesehatan,  3(2),
Kesehatan.
53-61.
Ningsih, K. P., & Purnamasari, A. M. (2020).
Bailey, Patricia E. et al. (2019). “Referral
Manejemen Risiko Perubahan Sistem
Patterns through the Lens of Health
Penyimpanan dari Desentralisasi ke
Facility Readiness to Manage Obstetric
Sentralisasi Berdasarkan FMEA (Failure
Complications: National Facility-Based
Results from Ghana 11 Medical and Mode and Effect Analysis) di RSUD Dr.
Health Sciences 1117 Public Health and Tjitrowardojo Purworejo. Prosiding”
Health Services.” Reproductive Health Standar Akreditasi Rumah Sakit
16(1): 1–12. (Snars) Edisi 1 Terkait Rekam Medis”
Yogyakarta Tahun 2018.

54
PROSIDING DISKUSI ILMIAH:
Inovasi dan Teknologi Informasi untuk Mendukung Kinerja PMIK
dalam Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta 13 Juni 2021

Paydar et al. (2021). “Functions and Tattersall MH, Butow PN, Brown JE,
Outcomes of Personal Health Records Thompson JF. Improving doctors’
for Patients With Chronic Diseases : letters.(2002). Med J Aust. 177:516–20.
A Systematic.” Perspectives in Health
Tejal K, Michael F, Andrew JS, David GF,
Information Management. https://
David WB. (2000). Communication
perspectives.ahima.org/wp-content/
breakdown in the outpatient referral
uploads/2016/05/Perspectives_
process.  J Gen Intern Med. 1(5):626–
Logo_521x101.png.
31.
Primasari, K. L. (2015). Analisis Sistem
Undang-undang. (2009). UU No.44 Tahun
Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional
2009 Tentang Rumah Sakit, Jakarta.
RSUD. Dr. Adjidarmo Kabupaten
Jakarta.
Lebak. Jurnal Administrasi Kebijakan
Kesehatan Volume 1 Nomor 2, 78-86. WHO. (2010). Management of Health
Facilities: Referral systems (Health
Ramanayake, R. P. J. C. (2013).
Referral System & Minimum Packages
Structured printed referral letter (form
of Service) .
letter); saves time and improves
communication.  Journal of family Yong, H., Jinqiu, G., & Ohta, Y.(2008).
medicine and primary care, 2(2), 145. A prototype model using clinical
document architecture (CDA) with
Sitanggang, Tiromsi. (2017). “Aspek
a Japanese local standard: designing
Hukum Kepemilikan Rekam Medis
and implementing a referral letter
Ihubungkan dengan Perlindungan Hak
system.  Acta Medica Okayama,  62(1),
Pasien.” Jurnal Penelitian Pendidikan
15-20.
Sosial Humaniora 2 (1) : 198 – 221.
https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.
php/JP2SH/article/view/185.

55

Anda mungkin juga menyukai