Anda di halaman 1dari 2

ANATOMI KELENJAR PROSTAT

Prostat merupakan organ genitalia pria yang berlokasi disebelah inferior buli-
buli, didepan rektum dan melapisi uretra posterior. Bentuk dari prostat diibaratkan
seperti buah kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20gram.
Kelenjar prostat terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular yang terbagi dalam
beberapa daerah atau zona, yaitu zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona
preprostatik sfingter dan zona anterior (McNeal 1970).
Kelenjar prostat secara histopatologio terdiro dari kelenjar dan stroma.
Komponen stroma terdiri dari otot polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf dan jaringan
penyanggah yang lain. Cairan semen pada saat ejakulasi merupakan salah satu hasil
produksi dari kelenjar prostat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan
bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang
lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan ± 25% dari seluruh volume
ejakulat. Volume cairan prostat merupakan ± 25% dari seluruh volume ejakulat.
Kelenjar prostat menerima persarafan otonom simpatis dan parasimpatis dari
pleksus prostatikus. Pleksus prostatikus (pleksus panggul) menerima input dari serat
parasimpatis dari sumsum tulang belakang S2 dan serat simpatis dari saraf
hipogastrik (T10L2). Stimulasi simpatis meningkatkan sekresi kelenjar dari epitel
prostat, sedangkan stimulasi simpatis menyebabkan sekresi cairan prostat ke dalam
uretra posterior, seperti saat ejakulasi.
Sistem simpatis menyediakan makanan untuk otot polos prostat, kelenjar
prostat, dan leher kandung kemih. Ada banyak reseptor adrenergik. Stimulasi
simpatis mempertahankan tonus otot polos. Jika kelenjar ini menjadi jinak atau kanker,
dapat menyumbat uretra posterior dan menyebabkan obstruksi saluran kemih.

Gambar 1. Anatomi Prostat


PATOFISIOLOGI BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)

Pembesaran prostat disebabkan oleh meningkatnya tekanan intravesikal. Hal


ini menyebabkan lumen uretra protatika menyempit dan menyebabkan aliran urin
terhambat. Pada keadaan normal, buli-buli seharusnya dapat berkontraksi secara
kuat untuk ekskresi urin dan melawan tekanan intravesikal tersebut. Kontraksi yang
terus menerus ini dapat menyebabkan perubahan pada struktur anatomi buli-buli
seperti hipertrofi pada otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan
divertikel buli-buli.
Keluhan LUTS (Lower Urinary Tract Symptom) yang dulu dikenal sebagai
gejala prostatismus merupakan hasil klinis yang dirasakan pasien dari perubahan
struktur buli-buli tersebut. Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh
bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Hal ini dapat menyebabkan
aliran balik urine dari buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko-ureter. Jika keadaan ini
berlangsung lama akan menyebabkan kondisi hidroureter dan hidronefrosis, bahkan
akhirnya dapat jatuh ke kondisi gagal ginjal. (Gambar 5-3 dan 5-4). Hiperplasia prostat
benigna dapat menyebabkan obstruksi yang berasal dari adanya massa prostat yang
menyumbat uretra posterior, juga adanya kondisi tonus otot polos yang ada di stroma
prostat, kapsul prostat dan otot polos pada leher bulli-bulli. Nervus pudendus adalah
serabut simpatis saraf yang mempersarafi otot polos.
Pada kasus BPH, terjadi peningkatan komponen stroma terhadap epitel. Pada
keadaan normal, rasio stroma dibanding dengan epitel adalah 2:1, namun pada
kondisi BPH terjadi peningkatan menjadi 4:1. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tonus otot polos prostat BPH dibandingkan dengan prostat normal. Pada
kondisi ini, massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen statik sedangkan
tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi
prostat.

Anda mungkin juga menyukai