Disusun oleh :
Kelompok Lima
Nama Ketua :
1. Ni Kadek Ayu Sariani Putri (28)
Nama Anggota :
2. Ni Putu Manik Permitha Sari P. (29)
3. Nurhasanah (31)
4. Mutia Zahra (23)
5. Reza Aditya (32)
6. Novia Fitri Ayuningtias (30)
Kelas X TEI A
Guru Pengajar :
Nani Yuningsih, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami telah usai menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisikan informasi tentang seputar materi PPKN bab 7
mengenai wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan dibuat berdasarkan buku penunjang, serta informasi dari media
masa yang berkaitan dengan wawasan nusantara.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca, serta teman – teman
dan Ibu Guru. Maaf jika ada kesalahan dari makalah yang kami buat, baik
materi maupun kesalahan dalam mengetik, karena kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Akhir kata kami ucapkan Terimakasih kepada Guru yang mengajar telah
memberikan waktu kepada kami untuk membuat makalah ini. Sehingga kami
dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.
B. Rumusan Masalah……………………………………………………iii
Bab II PEMBAHASAN
A. Wawasan Nusantara………..............................................................201
1. Pengertian Wawasan Nusantara…………………………………....202
2. Hakikat Wawasan Nusantara…………………………………….....205
3. Asas Wawaan Nusantara……………………………………….......206
B. Saran………………………………………………………………….V
C. Evaluasi………………………………………………………………V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kebudayaan dan adat istiadat. Oleh
karena itu, masyarakat Indonesia perlu mengetahui cara pandang dan sikap kepada
lingkungan dan perkembangannya. Wawasan nusantara adalah hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kultur bangsa di era globalisasi seperti sekarang ini, Seperti para generasi
penerus bangsa, yang bertugas meneruskan perjuangan-perjuangan orang yang terdahulu
dalam rangka membangun suatu negara menjadi negara yang maju, sejahtera, tentram, damai,
serta untuk menjaga dan melestarikan kultur bangsa di era globalisasi ini, agar tidak
tercampur dengan kultur bangsa luar yang dapat menghilangkan jati diri bangsa.
Namun dalam era ini sering terjadi kasus seperti rendahnya tingkat pemahaman wawasan
nusantara pada masyarakat. Merebaknya gaya hidup ala ‘barat’ menjadi salah satu bukti
lemahnya masyarakat Indonesia dalam mengawal kebudayaan nasional sehingga mudah
terkontaminasi oleh berbagai pengaruh budaya asing. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh
tidak adanya ‘benteng’ yang digunakan untuk menangkal ‘serangan’ budaya asing. Hal yang
sangat ironis telah terjadi ketika kita mulai mengambil budaya asing tanpa batasan-batasan
tertentu yang tidak menghilangkan keorisinilan budaya sendiri, yaitu runtuhnya budaya
nasional sebagai akibat rendahnya pemahaman wawasan nusantara.
Meningkatnya semangat sempit primordialisme, termasuk menebalnya ego kedaerahan
seiring penerapan otonomi daerah serta meningkatnya ancaman separatisme merupakan
contoh nyata yang perlu diangkat. Fenomena - fenomena tersebut cepat atau lambat akan
menggerogoti bangunan kebangsaan kenegaraan kita, manakala ‘kesadaran ke-Indonesia-an’
anak-anak bangsa ini tidak segera dirangsang dan diaktifkan kembali. Oleh karena itu upaya
merangsang, mengaktifkan dan terus memekarkan wawasan kebangsaan sebagai revitalisasi
wawasan kebangsaan harus menggerakan dan melibatkan semua komponen bangsa. Sehingga
aspek trigatra dapat dipertahankan dan pancagatra dapat berjalan dengan semestinya. Juga
peran serta warga negara dapat mendukung implementasi wawasan nusantara.
Dengan demikian, wawasan nusantara sangat dibutuhkan karena mencakup semua aspek
kehidupan yang utuh sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan sesuai dengan kepentingan.
Bangsa Indonesia yang majemuk harus mampu membina dan membangun atau
menyelenggarakan kehidupan nasional yang baik. Untuk itu, pembinaan dan
penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara disusun atas dasar hubungan timbal balik
antara semua aspek dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. Dari hal tersebut
yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar wawasan nusantara sebagai geopolitik
Indonesia, adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini adalah :
A. Wawasan Nusantara
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, wawasan nusantara berasal dari kata “Wawasan” dan “Nusantara”.
Wawasan berasal dari kata “wawas” (dalam bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan
dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat.
Nusantara berasal dari kata “nusa” dan “antara”. “Nusa” artinya pulau atau kesatuan
kepulauan, “Antara” artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia.
Adapun pengertian wawasan nusantara menurut para ahli lainnya, diantaranya adalah :
1. Menurut Samsul Wahidin (2010)
Definisi wawasan nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku bagi Bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek asta
grata.
Selain itu juga, wawasan nusantara merupakan pencerminan dari kepentingan yang
sama, tujuan yang sama terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah
Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan nasionalnya, wawasan nusantara menjadi pola
yang mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menangani permasalahan
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara pandang
yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.
Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus berpikir,
bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup
dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia tanpa menghilangkan kepentingan
lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan, dan perorangan.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata
lain, hakikat wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam
GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
B. Keadilan
Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik perorangan,
golongan, kelompok maupun daerah.
C. Kejujuran
Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realitas serta ketentuan yang benar
biar pun realitas atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan
kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.
D. Solidaritas
Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
E. Kerja Sama
Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja
kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih baik.
F. Kesetiaan
Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan
negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan
terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan
dan kesatuan dalam kebinekaan. Jika kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan
kesatuan akan hancur berantakan.
Sifat unik kekayaan alam yaitu jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya tidak
merata. Sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara dan bangsa lain. Bentuk
sumber daya alam ada 2 (dua), yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat
diperbarui. Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan berprinsip atau asas
maksimal, lestari, dan berdaya saing.
Asas Maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus benar-benar
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Asas Lestari
Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan
lingkungan, menjaga keseimbangan alam.
Asas Berdaya Saing
Artinya bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing dengan sumber daya
alam negara lain.
B. Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi ke dalam dua sektor yaitu
sektor masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai
output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan
politik di negara yang bersangkutan.
Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah
upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan berdasarkan
Pancasila yang merupakan pencerminan dari demokrasi Pancasila.
C. Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola faktor produksi dan distribusi industri dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya
meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan
kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk
menciptakan ketahanan ekonomi adalah melalui sistem ekonomi yang diarahkan untuk
kemakmuran rakyat.
Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak
dibenarkan adanya monopoli. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras
antar sektor. Pembangunan ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan.
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang
antarwilayah dan antar sektor. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi. Ketahanan di bidang ekonomi dapat ditingkatkan melalui
pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat dilupakan faktor-faktor non-teknis
dapat mempengaruhi karena saling terkait dan berhubungan.
D. Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi
keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari dalam
maupun dari luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial
budaya. Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya di mana setiap warga
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
3. Hubungan Antargatra
Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal
balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi yang artinya adalah sebagai
berikut.
Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan
negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (trigatra) sebagai
modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam
penyelenggaraan kehidupan nasional (pancagatra).
Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, yaitu suatu tatanan yang utuh,
menyeluruh dan terpadu, di mana terdapat saling hubungan antar gatra di dalam
keseluruhan kehidupan nasional (astagatra).
Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan
mempengaruhi kondisi secara keseluruhan sebaliknya kekuatan dari salah satu atau
beberapa gatra dapat didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah,
dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.
Ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan
segenap gatranya, melainkan suatu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-
kondisi dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan.
Antara gatra politik dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
dan keamanan :
berarti kehidupan politik yang mantap dan dinamis menjalankan kebenaran ideologi,
memberikan iklim yang kondusif untuk pengembangan ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh bermacam hal
yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama,
keakraban sosial, dan rasa keamanannya.
Antara gatra sosial budaya dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan :
dalam arti kehidupan sosial budaya yang serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan
berkepribadian, akan meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang
kondusif untuk kehidupan politik yang berbudaya, kehidupan ekonomi yang tetap
mementingkan kebersamaan serta kehidupan pertahanan dan keamanan yang
menghormati hak-hak individu.
Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan
berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.
Kebesaran dan keseluruhan nilai sosial budaya bangsa mencerminkan tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional baik fisik material maupun mental spiritual.
Keadaan sosial yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang kehidupan
memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat berkembang menjadi gejolak
sosial.
Antara gatra pertahanan dan keamanan dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan :
dalam arti kondisi kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil dan dinamis akan
meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk
pengembangan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Keadaan pertahanan
dan keamanan yang stabil, dinamis, maju dan berkembang di seluruh aspek kehidupan
akan memperkukuh dan menunjang kehidupan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial
budaya.
Wawasan nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap
warga negara Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan wawasan
nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir,
bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, atau menangani berbagai
masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Untuk itu, agar terketuk hati nurani setiap warga negara Indonesia dan sadar
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diperlukan pendekatan dengan program yang
teratur, terjadwal, dan terarah. Hal ini akan mewujudkan keberhasilan implementasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pengukuhan wawasan nusantara. Adapun
peran serta dalam penerapan asas-asas wawasan nusantara dalam tata kehidupan nasional
memerlukan kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dalam seluruh proses
penyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mengisi pembangunan.
2. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang berdasarkan kepada hak milik
swasta atas beragam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan
pihak lain dan berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri
berdasarkan kepentingan sendiri serta mencapai laba untuk dirinya sendiri.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Memberi peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai
tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up
Planning, sedang untuk negara berkembang dengan adanya keterbatasan kualitas SDM
sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN.
Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan
dan hal ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan
terutama untuk daerah-daerah tertinggal. Setiap warga negara sesungguhnya mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam membela negara dan bangsa. Dengan konsep Wawasan
Nusantara secara geografis, kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
melihat kepada kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
2. Saat kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, maka
akan nampak jelas bahwa wilayah negara tersebut merupakan suatu kepulauan,
yang menurut wujud ke dalam, terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau
di dalamnya. Dalam bahasa asing bisa disebut sebagai….
A. Archipelago kelvar
B. Ablasi
C. Graphein
D. Agriculture
E. developing countries
3. Aspek sosial kemasyarakatan yang terdiri dari ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan, disebut dengan…..
A. Trigatra
B. Labour force
C. growth centers
D. Pancagatra
E. Antargatra
5. Ideologi suatu negara diartikan sebagai prinsip yang dijadikan dasar suatu
bangsa, atau disebut dengan…
A. Guiding of principal
B. Guiding of principles
C. Developed Countries
D. Civil Society
E. Deklarasi
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan
mendirikan negara Indonesia pertama kali dimulai, dicetuskan, dan dirintis
oleh…
A. Ir. Soekarno
B. Moh. Hatta
C. Boedi Oetomo
D. Hamengkubowono
E. Daendels
8. Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan
timbal balik yang erat yang dinamakan…
A. Kolerasi dan kondensasi
B. Potensi dan koordinasi
C. Interdependensi dan koordinasi
D. Kolerasi dan Interdependensi
E. Desentralisasi dan Interdependensi
9. Setiap gatra dalam pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-
gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain
secara terintegrasi. Hal itu merupakan adanya hubungan dari….
A. Trigatra dalam Pancagatra
B. Pancagatra dalam gatra politik
C. Antagatra dalam Pancagatra
D. Gatra Politik dan Gatra ideologi
E. Gatra hankam dan gatra hukum
10. 1) Keadilan
2) Kesetiaan
3) Solidaritas
4) Kejujuran
5) Kerja sama
Asas diatas yang termasuk dalam Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak
sesuai realitas serta ketentuan yang benar, adalah….
A. 1)
B. 3)
C. 4)
D. 5)
E. 2)
Kunci Jawaban Pilihan Ganda
1. Mengapa cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dijadikan sebagai acuan pokok dasar dalam wawasan
nusantara ?
2. Apa perbedaan dari Trigatra dan Pancagatra ? Jelaskan !
3. Uraikan tentang Asas Maksimal yang ada dalam SDA !
4. Apa arti dari “ Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional ” ?
5. Bagaimana dampak Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
politik ? Jelaskan !
6. Sebutkan aspek – aspek Pancagatra !
7. Sebutkan prinsip – prinsip sistem ketahanan nasional !
8. Bagaimana Hubungan antargatra dalam pancagatra ?
9. Jelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi kehidupan politik bangsa ?
10.Mengapa bisa terjadi timbulnya ketergantungan dari negara dan bangsa lain
terhadap suatu negara contohnya Indonesia ?
Kunci Jawaban Essay
1. Karena dalam wawasan Nusantara, melalui cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap lingkungannya dapat mempengaruhi pikiran terutama dalam
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk
mencapai tujuan nasional. Ketika kita menyikapi suatu hal mengenai
lingkungan yang berada disekitar baik kebudayaan, ras, suku, Bahasa dan
sebagainya dengan sikap yang acuh tak acuh maka hal itu tentu saja otomatis
akan berdampak pada perkembangan yang membuat wawasan nusantara
indonesia menjadi tidak berkembang, serta merendahnya pemahaman mengenai
wawasan nusantara. Jika tidak adanya ‘benteng’ yang digunakan untuk
menangkal ‘serangan’ budaya asing, kita pasti akan mengikuti budaya asing
tanpa batasan-batasan tertentu yang akan menghilangkan keorisinilan budaya
sendiri, yaitu runtuhnya budaya nasional sebagai akibat rendahnya pemahaman
wawasan nusantara.
2. Trigatra dikatakan sebagai aspek yang bersifat alamiah dan melekat pada
kondisi wilayah suatu negara, serta isinya meliputi posisi dan lokasi geografis
negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk.
Sedangkan Pancagatra dikatakan sebagai aspek yang bersifat sosial (dinamis)
dimana melekat pada arah kehidupan sosial masyarakat suatu negara. Isinya
terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam).
4. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh
lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan
daerah, golongan, dan perorangan.
6. A) Ideologi
B) Politik
C) Ekonomi
D) Sosial Budaya
E) Pertahanan dan Keamanan