Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA DALAM KONTEKS


NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun oleh :
Kelompok Lima
Nama Ketua :
1. Ni Kadek Ayu Sariani Putri (28)
Nama Anggota :
2. Ni Putu Manik Permitha Sari P. (29)
3. Nurhasanah (31)
4. Mutia Zahra (23)
5. Reza Aditya (32)
6. Novia Fitri Ayuningtias (30)

Kelas X TEI A

Guru Pengajar :
Nani Yuningsih, S.Pd
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami telah usai menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisikan informasi tentang seputar materi PPKN bab 7
mengenai wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan dibuat berdasarkan buku penunjang, serta informasi dari media
masa yang berkaitan dengan wawasan nusantara.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca, serta teman – teman
dan Ibu Guru. Maaf jika ada kesalahan dari makalah yang kami buat, baik
materi maupun kesalahan dalam mengetik, karena kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Akhir kata kami ucapkan Terimakasih kepada Guru yang mengajar telah
memberikan waktu kepada kami untuk membuat makalah ini. Sehingga kami
dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.

Cikarang Barat, 26 Januari 2022


DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………..ii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….iii

B. Rumusan Masalah……………………………………………………iii
Bab II PEMBAHASAN
A. Wawasan Nusantara………..............................................................201
1. Pengertian Wawasan Nusantara…………………………………....202
2. Hakikat Wawasan Nusantara…………………………………….....205
3. Asas Wawaan Nusantara……………………………………….......206

B. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara……………..208


1. Kedudukan………………………………………………………….208
2. Fungsi………………………………………………………………208
3. Tujuan………………………………………………………………209

C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara……….211


1. Aspek – aspek Trigatra……………………………………………..212
2. Aspek – aspek Pancagatra………………………………………….215
3. Hubungan Antargatra………………………………………………218

D. Peran Serta Warga Negara Menduung Implementasi Wawasan


Kebangsaan………………………………………………………...222
E. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara di Era Modern………...
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………...V

B. Saran………………………………………………………………….V

C. Evaluasi………………………………………………………………V
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kebudayaan dan adat istiadat. Oleh
karena itu, masyarakat Indonesia perlu mengetahui cara pandang dan sikap kepada
lingkungan dan perkembangannya. Wawasan nusantara adalah hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kultur bangsa di era globalisasi seperti sekarang ini, Seperti para generasi
penerus bangsa, yang bertugas meneruskan perjuangan-perjuangan orang yang terdahulu
dalam rangka membangun suatu negara menjadi negara yang maju, sejahtera, tentram, damai,
serta untuk menjaga dan melestarikan kultur bangsa di era globalisasi ini, agar tidak
tercampur dengan kultur bangsa luar yang dapat menghilangkan jati diri bangsa.
Namun dalam era ini sering terjadi kasus seperti rendahnya tingkat pemahaman wawasan
nusantara pada masyarakat. Merebaknya gaya hidup ala ‘barat’ menjadi salah satu bukti
lemahnya masyarakat Indonesia dalam mengawal kebudayaan nasional sehingga mudah
terkontaminasi oleh berbagai pengaruh budaya asing. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh
tidak adanya ‘benteng’ yang digunakan untuk menangkal ‘serangan’ budaya asing. Hal yang
sangat ironis telah terjadi ketika kita mulai mengambil budaya asing tanpa batasan-batasan
tertentu yang tidak menghilangkan keorisinilan budaya sendiri, yaitu runtuhnya budaya
nasional sebagai akibat rendahnya pemahaman wawasan nusantara.
Meningkatnya semangat sempit primordialisme, termasuk menebalnya ego kedaerahan
seiring penerapan otonomi daerah serta meningkatnya ancaman separatisme merupakan
contoh nyata yang perlu diangkat. Fenomena - fenomena tersebut cepat atau lambat akan
menggerogoti bangunan kebangsaan kenegaraan kita, manakala ‘kesadaran ke-Indonesia-an’
anak-anak bangsa ini tidak segera dirangsang dan diaktifkan kembali. Oleh karena itu upaya
merangsang, mengaktifkan dan terus memekarkan wawasan kebangsaan sebagai revitalisasi
wawasan kebangsaan harus menggerakan dan melibatkan semua komponen bangsa. Sehingga
aspek trigatra dapat dipertahankan dan pancagatra dapat berjalan dengan semestinya. Juga
peran serta warga negara dapat mendukung implementasi wawasan nusantara.
Dengan demikian, wawasan nusantara sangat dibutuhkan karena mencakup semua aspek
kehidupan yang utuh sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan sesuai dengan kepentingan.
Bangsa Indonesia yang majemuk harus mampu membina dan membangun atau
menyelenggarakan kehidupan nasional yang baik. Untuk itu, pembinaan dan
penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara disusun atas dasar hubungan timbal balik
antara semua aspek dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. Dari hal tersebut
yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar wawasan nusantara sebagai geopolitik
Indonesia, adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini adalah :

1). Apa definisi secara keseluruhan dari wawasan nusantara?


2). Bagaimana kedudukan, fungsi, serta tujuan wawasan nusantara dalam
berbagai bidang?
3). Apa yang dimaksud aspek trigatra dan pancagatra, serta hubungan
diantaranya dalam wawasan nusantara?
4). Bagaimana peran serta warga negara dalam mendukung implementasi
wawasan nusantara?
5). Hal – hal apa saja yang dihadapi saat kita mengimplementasikan wawasan
nusantara dalam kehidupan?
BAB II PEMBAHASAN

A. Wawasan Nusantara
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, wawasan nusantara berasal dari kata “Wawasan” dan “Nusantara”.
Wawasan berasal dari kata “wawas” (dalam bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan
dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat.
Nusantara berasal dari kata “nusa” dan “antara”. “Nusa” artinya pulau atau kesatuan
kepulauan, “Antara” artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia.

Sedangkan terminologi, wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut:


1. Menurut Prof. Wan Usman, “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua
aspek kehidupan yang beragam.”
2. Menurut GBHN 1998, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Menurut kelompok kerja wawasan nusantara untuk disusulkan menjadi Tap MPR,
yang dibuat Lemhanas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.”

Adapun pengertian wawasan nusantara menurut para ahli lainnya, diantaranya adalah :
1. Menurut Samsul Wahidin (2010)
Definisi wawasan nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah laku bagi Bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek asta
grata.

2. Menurut Srijanti (2009)


Wawasan nusantara didefinisikan sebagai sebuah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara
kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

3. Menurut Noor Ms Bakry (1996)


Wawasan nusantara diartikan sebagai sebuah cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya juga harus sesuai dengan ide nasional Pancasila, sebagai aspirasi suatu bangsa
yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai
tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa

4. Menurut M. Panggabean (1979)


Pengertian wawasan nusantara adalah doktrin politik bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia, yang didasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945 dengan memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi,
teknologi dan kemungkinan strategik yang tersedia.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, secara sederhana wawasan nusantara berarti


cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan nusantara sebagai
wawasan nasional Indonesia pada hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan
nusantara, Sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

Selain itu juga, wawasan nusantara merupakan pencerminan dari kepentingan yang
sama, tujuan yang sama terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah
Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan nasionalnya, wawasan nusantara menjadi pola
yang mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menangani permasalahan
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara pandang
yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.

Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus berpikir,
bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup
dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia tanpa menghilangkan kepentingan
lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan, dan perorangan.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata
lain, hakikat wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam
GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.

3. Asas Wawasan Nusantara


Asas wawasan nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa
Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas wawasan nusantara diabaikan, komponen
pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut yang berarti
tercerai berainya bangsa dan negara Indonesia.

Adapun, asas wawasan nusantara tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kepentingan yang Sama


Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa
Indonesia adalah menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain. Sekarang, bangsa
Indonesia harus menghadapi penjajahan yang berbeda. Misalnya, dengan cara “adu domba”
dan “memecah belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan
hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama yaitu tercapainya kesejahteraan dan rasa aman
yang lebih baik dari pada sebelumnya.

B. Keadilan
Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik perorangan,
golongan, kelompok maupun daerah.

C. Kejujuran
Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realitas serta ketentuan yang benar
biar pun realitas atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan
kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.

D. Solidaritas
Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.

E. Kerja Sama
Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja
kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih baik.

F. Kesetiaan
Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan
negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan
terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan
dan kesatuan dalam kebinekaan. Jika kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan
kesatuan akan hancur berantakan.

B. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan
visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai
dengan konsep wawasan nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang
satu dan utuh pula. Kedudukan wawasan nusantara sebagai salah satu konsepsi
ketatanegaraan Republik Indonesia.

1. Kedudukan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau
penyimpangan dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian,
wawasan nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.

2. Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara secara umum berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan,
serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu
terdapat beberapa fungsi wawasan nusantara lainnya yaitu :
 Pembangunan nasional
Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan politik,
sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
 Pertahanan dan keamanan
Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah pandangan geopolitik
Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
 Wawasan kewilayahan
Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalahpembatasan negara untuk
menghindari adanya sengketa antar negara tetangga.

3. Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-
kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat. Nasionalisme yang tinggi di segala
bidang demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin
meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai
hasil pemahaman dan penghayatan wawasan nusantara.

C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara


Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan
pengaturan yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang
meliputi aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra). Trigatra meliputi posisi dan
lokasi geografis negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan
penduduk.
Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang
satu dengan yang lain terdapat hubungan yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang
erat yang saling interdependensi, demikian juga antara trigatra dan pancagatra.

1. Aspek - aspek Trigatra


A. Letak dan Bentuk Geografis
Jikalau kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, maka akan
nampak jelas bahwa wilayah negara tersebut merupakan suatu kepulauan, yang menurut
wujud ke dalam, terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau di dalamnya.
Dalam bahasa asing bisa disebut sebagai suatu archipelago kelvar, kepulauan itu
merupakan suatu archipelago yang terletak antara Benua Asia di sebelah utara dan Benua
Australia di sebelah selatan serta Samudra Indonesia di sebelah barat dan Samudra Pasifik di
sebelah timur. Letak geografis antara dua benua dan samudra yang penting itu, maka
dikatakan bahwa Indonesia mempunyai suatu kedudukan geografis di tengah-tengah jalan
lalu lintas silang dunia.
Karena kedudukannya yang strategis itu, dipandang dari tiga segi kesejahteraan di
bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, Indonesia telah banyak mengalami pertemuan
dengan pengaruh pihak asing (akulturasi). Indonesia terletak pada 6 LU–11 LS, 95 BT–141
BT, dilalui garis khatulistiwa yang di tengah-tengahnya terbentang garis ekuator sehingga
Indonesia mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
B. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah.
Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional adalah sebagai berikut :

1) Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran, pendatang baru, dan orang
yang meninggalkan wilayahnya. Segi positif dari pertambahan penduduk ialah pertambahan
angkatan kerja (man power) dan pertambahan tenaga kerja (labour force). Segi negatifnya,
apabila pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tidak diikuti dengan usaha peningkatan kualitas penduduk.

2) Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Penduduk


Komposisi adalah susunan penduduk menurut umur, kelamin, agama, suku bangsa,
tingkat pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk itu dipengaruhi oleh mortalitas,
fertilitas, dan migrasi. Fertilitas sangat berpengaruh besar terhadap umur dan jenis penduduk
golongan muda yang dapat menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan,
perluasan lapangan kerja, dan sebagainya.

3) Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Penduduk


Distribusi penduduk yang ideal adalah distribusi yang dapat memenuhi persyaratan
kesejahteraan dan keamanan yaitu penyebaran merata. Oleh karena itu, pemerintah perlu
memberikan kebijakan yang mengatur penyebaran penduduk, misalnya dengan cara
transmigrasi, mendirikan pusat-pusat pengembangan (growth centers), pusat-pusat industri,
dan sebagainya. Kemampuan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk
dapat menimbulkan ancaman di bidang pertahanan keamanan.

C. Keadaan dan Kekayaan Alam


Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di atmosfer, di permukaan bumi,
di laut, di perairan, dan di dalam bumi. Sumber-sumber alam sesungguhnya mempunyai arti
yang sangat luas di mana Indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai sumber-sumber
alam yang berlimpah ruah. Sebagai gambaran umum, sumber-sumber alam termasuk sumber-
sumber pelican atau mineral, sumber-sumber nabati atau flora, dan sumber-sumber hewani
atau fauna. Untuk memulai dengan sumber-sumber pelican atau mineral dapat diutarakan,
bahwa negara Indonesia mempunyai sumber-sumber mineral yang meliputi bahan-bahan
galian, biji-bijian maupun bahan-bahan galian industri di samping sumber-sumber tenaga
lain.

Sifat unik kekayaan alam yaitu jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya tidak
merata. Sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara dan bangsa lain. Bentuk
sumber daya alam ada 2 (dua), yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat
diperbarui. Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan berprinsip atau asas
maksimal, lestari, dan berdaya saing.

 Asas Maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus benar-benar
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
 Asas Lestari
Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan
lingkungan, menjaga keseimbangan alam.
 Asas Berdaya Saing
Artinya bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing dengan sumber daya
alam negara lain.

2. Aspek - aspek Pancagatra


Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan
pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-
aturan dan norma-norma tertentu.

Hal-hal yang termasuk aspek pancagatra adalah sebagai berikut :


A. Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang
dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi
merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin
diperjuangkan dalam kehidupan nyata. Ideologi dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai
kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan
ajaran dan doktrin. Dalam strategi pembinaan ideologi berikut adalah beberapa prinsip yang
harus diperhatikan :
1) Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
2) Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
3) Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
4) Aktualisasi ideologi dikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan.
5) Ideologi Pancasila mengakui keanekaragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat
untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
6) Kalangan elite eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus mewujudkan cita-cita bangsa
dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
7) Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, religius, demokratis, nasionalis,
dan berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan meningkatkan
motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

B. Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi ke dalam dua sektor yaitu
sektor masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai
output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan
politik di negara yang bersangkutan.
Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah
upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan berdasarkan
Pancasila yang merupakan pencerminan dari demokrasi Pancasila.

C. Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola faktor produksi dan distribusi industri dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya
meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan
kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk
menciptakan ketahanan ekonomi adalah melalui sistem ekonomi yang diarahkan untuk
kemakmuran rakyat.
Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak
dibenarkan adanya monopoli. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras
antar sektor. Pembangunan ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan.
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang
antarwilayah dan antar sektor. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi. Ketahanan di bidang ekonomi dapat ditingkatkan melalui
pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat dilupakan faktor-faktor non-teknis
dapat mempengaruhi karena saling terkait dan berhubungan.

D. Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi
keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari dalam
maupun dari luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial
budaya. Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya di mana setiap warga
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

E. Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ketahanan di bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela
negara, di mana seluruh Ipoleksosbudhankam disusun, dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahanan Nasional.

Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.


1) Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
2) Pertahanan keamanan berlandasan pada landasan ideal Pancasila, landasan konstitusional
UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara.
3) Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap potensi
dan kekuatan nasional.
4) Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan keamanan
nasional (Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).

3. Hubungan Antargatra
Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal
balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi yang artinya adalah sebagai
berikut.
 Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan
negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (trigatra) sebagai
modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam
penyelenggaraan kehidupan nasional (pancagatra).
 Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, yaitu suatu tatanan yang utuh,
menyeluruh dan terpadu, di mana terdapat saling hubungan antar gatra di dalam
keseluruhan kehidupan nasional (astagatra).
 Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan
mempengaruhi kondisi secara keseluruhan sebaliknya kekuatan dari salah satu atau
beberapa gatra dapat didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah,
dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.
 Ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan
segenap gatranya, melainkan suatu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-
kondisi dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan.

Selanjutnya hubungan antar gatra, dikemukakan seperti uraian berikut :


Gatra geografi, karakter geografi sangat mempengaruhi jenis, kualitas dan persebaran
kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi karakter geografi.
 Antara gatra geografi dan gatra kependudukan :
bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan serta persebaran penduduk sangat erat
kaitannya dengan karakter geografi dan sebaliknya karakter geografi mempengaruhi
kehidupan dari penduduknya.

 Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam :


kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi oleh jenis, kualitas, kuantitas
dan persebaran kekayaan alam, demikian pula sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas dan
persebaran kekayaan alam dipengaruhi oleh faktor-faktor kependudukan khususnya
kekayaan alam yang dapat diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata
jika telah diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi.

 Hubungan antargatra dalam pancagatra :


setiap gatra dalam pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain
dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain secara
terintegrasi.

 Antaragatra ideologi dengan gatra politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan


dan keamanan, maka arti ideologi adalah sebagai falsafah bangsa dan landasan
ideologi negara. Selain itu ideologi merupakan nilai penentu bagi kehidupan nasional
yang meliputi seluruh gatra dalam pancagatra dalam memelihara kelangsungan hidup
bangsa dan pencapaian tujuan nasional.

 Antara gatra politik dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
dan keamanan :
berarti kehidupan politik yang mantap dan dinamis menjalankan kebenaran ideologi,
memberikan iklim yang kondusif untuk pengembangan ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh bermacam hal
yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama,
keakraban sosial, dan rasa keamanannya.

 Antara gatra ekonomi dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial budaya,


pertahanan dan keamanan :
berarti kehidupan ekonomi yang tumbuh mantap dan merata, akan meyakinkan
kebenaran ideologi yang dianut, mendinamisir kehidupan politik dan perkembangan
sosial budaya serta mendukung pengembangan pertahanan dan keamanan. Keadaan
ekonomi yang stabil, maju dan merata menunjang stabilitas dan peningkatan
ketahanan aspek lain.

 Antara gatra sosial budaya dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan :
dalam arti kehidupan sosial budaya yang serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan
berkepribadian, akan meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang
kondusif untuk kehidupan politik yang berbudaya, kehidupan ekonomi yang tetap
mementingkan kebersamaan serta kehidupan pertahanan dan keamanan yang
menghormati hak-hak individu.
Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan
berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.
Kebesaran dan keseluruhan nilai sosial budaya bangsa mencerminkan tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional baik fisik material maupun mental spiritual.
Keadaan sosial yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang kehidupan
memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat berkembang menjadi gejolak
sosial.

 Antara gatra pertahanan dan keamanan dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan :
dalam arti kondisi kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil dan dinamis akan
meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk
pengembangan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Keadaan pertahanan
dan keamanan yang stabil, dinamis, maju dan berkembang di seluruh aspek kehidupan
akan memperkukuh dan menunjang kehidupan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial
budaya.

Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan keamanan mempunyai peranan tergantung


dari sifat setiap gatra.
 Gatra alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk kesejahteraan maupun
untuk keamanan.
 Gatra ideologi, politik dan sosial budaya mempunyai peranan sama besar untuk
kesejahteraan dan keamanan.
 Gatra ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk kesejahteraan daripada
peranan untuk keamanan.
 Gatra pertahanan dan keamanan relatif mempunyai peranan lebih besar untuk
keamanan daripada peranan untuk kesejahteraan.

D. Peran Serta Warga Negara Mendukung Implementasi Wawasan


Kebangsaan

Wawasan nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap
warga negara Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan wawasan
nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan.

Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir,
bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, atau menangani berbagai
masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan


wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan


menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.
Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan


menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung
jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan
masyarakat antardaerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam
itu sendiri.

 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan


menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan
menghormati segala bentuk perbedaan atau kebinekaan sebagai kenyataan
hidup sekaligus karunia Sang Pencipta.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa
yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal usul daerah,
agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.

 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan


keamanan akan menumbuh kembangkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap
warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta
bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan
partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk
ancaman, seberapa pun kecilnya dan dari manapun datangnya, atau setiap
gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan negara.

Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional sebagaimana dijelaskan di atas,


implementasi wawasan nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh Indonesia.

Di samping itu, wawasan nusantara dapat diimplementasikan ke dalam segenap


pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam nuansa kebinekaan sehingga
menciptakan kehidupan yang toleran, akrab, peduli, hormat, dan taat hukum. Semua itu
menggambarkan sikap, paham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi
sebagai identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Untuk itu, agar terketuk hati nurani setiap warga negara Indonesia dan sadar
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diperlukan pendekatan dengan program yang
teratur, terjadwal, dan terarah. Hal ini akan mewujudkan keberhasilan implementasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pengukuhan wawasan nusantara. Adapun
peran serta dalam penerapan asas-asas wawasan nusantara dalam tata kehidupan nasional
memerlukan kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dalam seluruh proses
penyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mengisi pembangunan.

Peranan siswa dalam mendukung implementasi wawasan nusantara adalah sebagai


berikut :

a) Mendukung persatuan bangsa.


b) Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan individu atau golongan.
d) Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
e) Mempunyai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas
sebagai intelektual.
f) Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara
yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
g) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
h) Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, berbangsa dan bernegara.
i) Mewujudkan kepentingan nasional.
j) Memelihara dan memperbaiki demokrasi.
k) Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
l) Menciptakan kerukunan umat beragama.
m) Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
n) Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
o) Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
p) Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan perselisihan.
q) Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
r) Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun, gotong-royong, dll) dalam masyarakat.

E. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara di Era Modern


Sementara tantangan yang akan dihadapi dalam Implementasi Wawasan Nusantara di
Era Modern, diantaranya :

a. Kesadaran Warga Negara


Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Kesadaran bela negara dalam mengisi
kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, penguasaan IPTEK, peningkatan kualitas
SDM, memberantas KKN, transparan dan pemeliharaan persatuan.

1. Perkembangan Pesat Teknologi


Perkembangan teknologi serta perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia
tanpa batas yang tentu saja menjadi tantangan tersendiri untuk Wawasan Nusantara,
mengingat perkembangan ini dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Perkembangan teknologi serta perkembangan
masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas yang tentu saja menjadi tantangan
tersendiri untuk Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan ini dapat mempengaruhi pola
pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of Nation State
menyatakan dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti
geografi dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin
dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan konsumen
yang semakin individual.

2. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang berdasarkan kepada hak milik
swasta atas beragam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan
pihak lain dan berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri
berdasarkan kepentingan sendiri serta mencapai laba untuk dirinya sendiri.

3. Pemberdayaan Masyarakat
Memberi peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai
tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up
Planning, sedang untuk negara berkembang dengan adanya keterbatasan kualitas SDM
sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN.
Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan
dan hal ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan
terutama untuk daerah-daerah tertinggal. Setiap warga negara sesungguhnya mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam membela negara dan bangsa. Dengan konsep Wawasan
Nusantara secara geografis, kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
melihat kepada kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari isi makalah wawasan nusantara adalah cara


pandang dan berpikir seseorang atau individu yang berdasarkan atas falsafah
pancasila dan dasar-dasar bangsa yang luhur dan menyeluruh. Jika
disederhanakan wawasan nusantara adalah sebuah pikir dan sikap yang sesuai
dengan nilai-nilai budaya, bangsa dan kepercayaan kebenaran untuk
mengedepankan kepentingan bersama. Wawasan nusantara tidak dipengaruhi
oleh perbedaan agama, budaya dan ras. Keberagamaan dalam indonesia akan
disatukan dalam satu ideologi bangsa bhineka tunggal ika dan persatuan
kesatuan bangsa. Orang orang yang berwawasan nusantara akan selalu menjaga
ketertiban, keamanan dan ketenangan. Berupaya mematuhi tata tertib dan
peraturan yang ditentukan oleh undang-undang dan hukum yang telah diatur
dalam tatanan ketatanegaraan.
Minimnya pemahaman akan wawasan nusantara akan mengakibatkan
dampak yang cukup besar baik untuk diri sendiri dan orang lain tentunya. Salah
satu perilaku yang mencerminkan tidak memiliki wawasan nusantara adalah
korupsi, tidak membayar pajak, melakukan penyelewengan, melakukan
kerusakan dan keributan. Berdasarkan sejarah kemerdekaan dan pembangunan
bangsa Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan modal awal
dalam membangun dan memperjuangkannya. Hal ini membutuhkan konsistensi
yang berlanjut guna menjaga kesatuan nasional, bangsa, dan negara.
SARAN

Adapun saran dari pemakalah dalam pembahasan wawasan nusantara


adalah mari kita meningkatkan kesadaran untuk selalu berperilaku dan
berpandangan wawasan nusantara sebagai cermin akan kecintaan dan
kebanggaan terhadap bangsa indonesia ini.
Sekecil apapun kebaikan untuk bangsa dan negara lebih baik dibanding
dari segudang ilmu yang ada didunia ini.
Selain itu penerus generasi milenial perlu mengetahui, mempelajari dan
mempunyai wawasan nusantara yang luas, karena hal ini merupakan dasar dari
adanya bangsa Indonesia yang nantinya akan diturun - temurunkan agar tidak
menghilangkan ciri khas dari Bangsa Indonesia Sendiri.
Pembahasan makalah wawasan nusantara ini masih di jelaskan secara
sederhana dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran kita akan bangsa
indonesia.
EVALUASI

Soal Pilihan Ganda

1. Wawasan nusantara mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek


kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah.
Hal itu Merupakan salah satu pencapaian dari…
A. Fungsi Wawasan Nusantara
B. Asas wawasan Nusantara
C. Kedudukan Wawasan nusantara
D. Tujuan Wawasan Nusantara
E. Hakikat Wawasan Nusantara

2. Saat kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, maka
akan nampak jelas bahwa wilayah negara tersebut merupakan suatu kepulauan,
yang menurut wujud ke dalam, terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau
di dalamnya. Dalam bahasa asing bisa disebut sebagai….
A. Archipelago kelvar
B. Ablasi
C. Graphein
D. Agriculture
E. developing countries
3. Aspek sosial kemasyarakatan yang terdiri dari ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan, disebut dengan…..
A. Trigatra
B. Labour force
C. growth centers
D. Pancagatra
E. Antargatra

4. Susunan penduduk menurut umur kelamin agama, suku bangsa, tingkat


pendidikan dsb, disebut juga dengan…
A. Komposisi
B. Sengketa
C. Distribusi penduduk
D. Ideologi penduduk
E. Akulturasi

5. Ideologi suatu negara diartikan sebagai prinsip yang dijadikan dasar suatu
bangsa, atau disebut dengan…
A. Guiding of principal
B. Guiding of principles
C. Developed Countries
D. Civil Society
E. Deklarasi
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan
mendirikan negara Indonesia pertama kali dimulai, dicetuskan, dan dirintis
oleh…
A. Ir. Soekarno
B. Moh. Hatta
C. Boedi Oetomo
D. Hamengkubowono
E. Daendels

7. Pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan


lingkungan, menjaga keseimbangan alam, merupakan pengertian dari asas….
A. Lestari
B. Luber jurdil
C. Maksimal
D. Berdaya Asing
E. Koordinasi

8. Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan
timbal balik yang erat yang dinamakan…
A. Kolerasi dan kondensasi
B. Potensi dan koordinasi
C. Interdependensi dan koordinasi
D. Kolerasi dan Interdependensi
E. Desentralisasi dan Interdependensi
9. Setiap gatra dalam pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-
gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain
secara terintegrasi. Hal itu merupakan adanya hubungan dari….
A. Trigatra dalam Pancagatra
B. Pancagatra dalam gatra politik
C. Antagatra dalam Pancagatra
D. Gatra Politik dan Gatra ideologi
E. Gatra hankam dan gatra hukum

10. 1) Keadilan
2) Kesetiaan
3) Solidaritas
4) Kejujuran
5) Kerja sama
Asas diatas yang termasuk dalam Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak
sesuai realitas serta ketentuan yang benar, adalah….
A. 1)
B. 3)
C. 4)
D. 5)
E. 2)
Kunci Jawaban Pilihan Ganda

1. D. Tujuan Wawasan Nusantara


2. A. Archipelago kelvar
3. D. Pancagatra
4. A. Komposisi
5. B. Guiding of principles
6. C. Boedi Oetomo
7. A. Lestari
8. D. Kolerasi dan Interdependensi
9. C. Antagatra dalam Pancagatra
10. C. 4)
Soal Essay

1. Mengapa cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dijadikan sebagai acuan pokok dasar dalam wawasan
nusantara ?
2. Apa perbedaan dari Trigatra dan Pancagatra ? Jelaskan !
3. Uraikan tentang Asas Maksimal yang ada dalam SDA !
4. Apa arti dari “ Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional ” ?
5. Bagaimana dampak Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
politik ? Jelaskan !
6. Sebutkan aspek – aspek Pancagatra !
7. Sebutkan prinsip – prinsip sistem ketahanan nasional !
8. Bagaimana Hubungan antargatra dalam pancagatra ?
9. Jelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi kehidupan politik bangsa ?
10.Mengapa bisa terjadi timbulnya ketergantungan dari negara dan bangsa lain
terhadap suatu negara contohnya Indonesia ?
Kunci Jawaban Essay

1. Karena dalam wawasan Nusantara, melalui cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap lingkungannya dapat mempengaruhi pikiran terutama dalam
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk
mencapai tujuan nasional. Ketika kita menyikapi suatu hal mengenai
lingkungan yang berada disekitar baik kebudayaan, ras, suku, Bahasa dan
sebagainya dengan sikap yang acuh tak acuh maka hal itu tentu saja otomatis
akan berdampak pada perkembangan yang membuat wawasan nusantara
indonesia menjadi tidak berkembang, serta merendahnya pemahaman mengenai
wawasan nusantara. Jika tidak adanya ‘benteng’ yang digunakan untuk
menangkal ‘serangan’ budaya asing, kita pasti akan mengikuti budaya asing
tanpa batasan-batasan tertentu yang akan menghilangkan keorisinilan budaya
sendiri, yaitu runtuhnya budaya nasional sebagai akibat rendahnya pemahaman
wawasan nusantara.

2. Trigatra dikatakan sebagai aspek yang bersifat alamiah dan melekat pada
kondisi wilayah suatu negara, serta isinya meliputi posisi dan lokasi geografis
negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk.
Sedangkan Pancagatra dikatakan sebagai aspek yang bersifat sosial (dinamis)
dimana melekat pada arah kehidupan sosial masyarakat suatu negara. Isinya
terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam).

3. Asas Maksimal merupakan sumber daya alam yang dikelola atau


dimanfaatkan harus benar-benar menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat.

4. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh
lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan
daerah, golongan, dan perorangan.

5. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik, akan berdampak


dalam menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal
tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya
yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

6. A) Ideologi
B) Politik
C) Ekonomi
D) Sosial Budaya
E) Pertahanan dan Keamanan

7. 1) Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.


2) Pertahanan keamanan berlandasan pada landasan ideal Pancasila,
landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan
nusantara.
3) Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional.
4) Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan
keamanan nasional (Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Sishankamrata).

8. Setiap gatra dalam pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-


gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain
secara terintegrasi.

9. Yang dapat mempengaruhi kehidupan politik bangsa yaitu seperti tingkat


kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan
beragama, keakraban sosial, dan rasa keamanannya.
10. Hal tersebut bisa terjadi karena sifat unik dari kekayaan alam suatu negara
lain yaitu jumlah dari kekayaan alamnya yang terbatas dan penyebarannya tidak
merata. Melalui hal tersebut negara mencari sumber kekayaan baik rempah –
rempah pada Negara Indonesia salah satunya, yang menyebabkan tejadinya
ketergantungan negara lain terhadap Indonesia.
Tabel Penilaian

NO. NAMA SISWA Nilai Post Test Nilai Pre Test


1. MUHAMAD RAFAEL
2. MUHAMAD TAUFIK
MUNANDAR
3. MUHAMMAD RAMADHAN
4. MUHAMMAD SANI KAMAL
5. NABILA RAMADANI
6. NAILA PUTRI BILBINA
7. NESA AMELIA
8. NEZA DIVA ISLAMI
9. SITI FATIMAH SARYANIH
10. WIDA MAY RAHMA
11. ZAIDAN TAMAM

Anda mungkin juga menyukai