Oleh
Dengan menyebut nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa,kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadiran-Nya yang telah melimpahkan rahmat kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Etika Bisnis ini tentang “SUPLAI PARIWISATA”. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap para pembaca.
(penyusun)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1. Kategori suplai pariwisata...............................................................3
2.2. Jenis – jenis pariwisata....................................................................6
2.3. E - Tourism………..........................................................................9
2.4. Perspektif E - Commerce…………………………………………10
BAB III PENUTUP...........................................................................................11
3.1. Kesimpulan......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I . PENDAHULUAN
2. Sarana Pariwisata
Sarana pariwisata adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan pelayanan
kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik buruknya
saranan kepariwisataan tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan. Sarana
kepariwisataan meliputi :
Perusahaan perjalanan seperti travel agent, travel burue dam tour operator
Perusahaan transportasi, terutama transportasi angkutan wisata
Biro Perjalanan Wisata
Biro perjalanan wisata adalah perusahaam yang menyelenggarakan paket wisata
dan agen perjalanan. Kegiatan usaha biro perjalanan wisata
Menyusun dan menjual paket wisata negeri atas dasar permintaan
Menyenlenggarakan / menjual pelayanan wisata (cruise)
Meyusun daan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum / atas dasar
permintaan
Menyelenggarakan pemanduan wisata
Menyediakan fasilitas untuk wisatawan
Menjual tiket / karcis sarana angkutan dll
Mengadakan pemesanan sarana pariwisata
Mengurus dokumen – dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
3
Agen Perjalanan Wisata
Agen perjalanan pariwisata adalah perusahaan yanhg melakukan kegiatan
penjualan tiket (karcis), sarana angkutan, dll serta pemasaran sarana wisata. Kegiatan
agen perjalanan wisata :
Menjual tiket, dll
Mengadakan pemesanan sarana wisata
Mengurus dokumen – dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Hotel Dan jenis Akomodasi Lainnya
Yang termasuk akomodasi lainnya adalah hotel, motel, wisma, pondok wisata,
vila, apartemen, karavam, perkemahan, kapal pesiar, yacht, pondok remaja, dsb
Sarana accomondation, akomodasi yang menyediaakan fasilitas dan
pelayanan makanan dan minuman
Non service accomondation, akomodasi yang tidak menyediakan makanan
dan minuman. Sekurang kurangnya harus menyediakan kamar berperabot
(furnished room) dan tenaga untuk melayani keperluan tamu
Sarana lainnya berupa bar, restoran, ceterinh dan usaha jasa boga took
cendera mata dan pusat kerajinan
5
Penginapan (where to stay) : hal ini menujukan bagaimana wisatawan
akan dapat tinggal untuk sementara selama mereka berlibur.
Untuk ,menunjang keperluan tempat tinggal sementara bagi wisatawn
yang berkunjung, daerah tujuan wisata perlu mempersiapkan penginapan
penginapan seperti hotek berbintang atau hotel tidak berbintang dan
sejenisnya.
6
4. Wisata MICE`
Menurut Pendit (1999:25), MICe diartikan sebagai wisata konvensi dengan
batasan berupa usaha jasa konvensi, perjalanan instensif, dan pameran merupakan
usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagisuatu pertemuan keleompok
orang (negarawan, usahawan, cendikiawan, dsb) untuk membahas msalah – masalah
yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Menurut Kesrul (2004:3), MICE
diartikan sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya
merupakanperpaduan antara leisure dan bussines. Biasanya melibatkan sekelompok
orang dengan secara bersama – sama, rangkaian kegiatan dalam bentuk meeting,
incetive travels, conventions, congresess, conference dan exhibition.
Meeting adalah istilah dalam bahasa inggris yang berarti rapat pertemuan
atau persidangan. Meeting merupakan suatukegiatan yang termasuk di dalam
MICE.
Incetive, Undang – undnag No. 9 Tahun 1990 yang dikutip Pendit (1999:27),
menjelaskan bahwa perjalanan incetive merupakan suatu kegiatan perjalanan
yang diselneggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra
usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan
penyelengggaraan konvensi yang mebahas perkembangan kegiatan
perusahaan bersangkutan.
Converence, Menurut Pendit, istilah conference diterjemahkan dengan
konverensi bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam
praktiknyta, arti meeting sama saja dengan conference maka secara teknis
akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang
mengingatnya bahwa kegiatan – kegiatan yang dimaksud sebagai
perencanaan, penyelenggaraan sebuah meeting, converence, incetive, dan
exhibitions hakikatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah paket – paket
wisata yang siap dipasarkan.
Exhibition, berarti pameran, dalam kaitannya dlam industry pariwisata,
pameran termasuk dalam bisnis pariwisata konvensi.hal ini diatur dalam surat
keputusan menparpostel RI nomor KM.108/HM.703/MPPT-91 Bab 1 pasal
1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) uang berbunyi “Pameran merupakan
suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada
hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya
dengan pariwisata.
5. Wisata Agro
Filosofi agrowisata adalah menigkatkan pendapatan kaum tani, dan meningkatkan
kualitas alam pedesaan menjadi hunian yang benar – benar dapat diharapkan
sebagaihunian yang berkualiyas, memberikan kesempatan masyarakat unutk belajar
kehidupan pertanian yang menguntungkan dari ekosistemnnya. Agrowisata bagi
wisatawan adalah mendidiakan wisatawan untuk memahami kehidupan nyata tentang
pertanian dan memberikan pemahaman kepada wisatawan bahwa kehidupan bertani
7
adalah pekerjaan yang amat mulia karena kehidupan masyarakat lainnya sangat
bergantung pada pertanian. Keuntungan lain bagi wisatawan adalah mereka dapat
menikmati alam yang sehat dan alamiah bebas dari polusi kota, mendapatkan produk
pertanian yang benar – benar segar dan bahkan organic / green product.
Menurut Subidya (2002) mengatakan pariwisata internasional pada saatn ini telah
mengalami pergerseran yang cenderung mengarah pada pariwisata ecotourism yang
berwawasan lingkungan, knservasi alam dengan pemanfaatn alam dan lingkungan
secara bertanggung jawab. Ecotorism dan wisata agro diyakini dapat menignkatkan
perekonomian masyarakat, meningkatkan gairah untuk meningkatkan usaha kecil
seperti kerajinan rumah tangga, pertanian dan bidang usaha lainnya karena wisatwan
ecotorism adalah wisatwaqn yang bersentuhan langsung dengan penduduk local
dimana objek tersebut dikembangkan. Menurut persektif kepariwisatan adalah bagian
dari wisata alam yang memiliki etika perencanaan dan filosofis propertanian.
Perencanaan kepariwistaaan disuatu daerah pada umumnya didasarkan paa ola
perencanaan regional dan kawasan. Oleh karena pembangunan kepariwistaaan alam
sangat erat kaiitannya dengan upaya mengkonservasi lingkungan maka konsep dan
prinsip pembangunan berwawasn lingkungan harus menjadi pertimbangan utama.
6. Wisata Buru
Jenis ini banyajk dilakukan di negeri – negeri yang memang memiliki daerah /
hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digelakan oleh berbagai
agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah
atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Negara yang bersangkutan seperti
berbagai Negara di Afrika untuk berbru gajah, singa, ziraf dan sebagainya. Indonesia,
pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana
wisatawan boleh menembak banteng / babi hutan.
7. Wisata Ziarah
Jenis wisata ini sediikit banyak dikatikan ddengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau sekelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah
banyak dilakukan oleh perorangan atu rombongan ke tempat tempat suci seperti
makan – makan orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke tempat
pemakaman tokoh atas pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata
ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawqan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk
tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Indonesai memiliki banyak
tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat – umat beragama tertentu
misalnya seperti cadi Borobudur, Prambanan. Pura Besakih di Bali, Sedangsono
di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di
Bliter, dsb. Banyak agen atau biroperjalanan menawarkan perjalanan menarawkan
wisata ziarah ini pada waktu – waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan
saranan angkutan yang diberi reduksi mearik ke tempat – tempat tersebut.
8
2.3. E – Tourism
Pariwisata modern saat ini telah dipercepat perkembangannya oleh proses globalisasi,
dan juga oleh pesatnya perkembanganya teknologi informasi. WTO juga mencatat bahwa
internet telah menjadi media utama dalam mencari informasi tentang destinasi pariwisata yang
akan dikunjungi oleh calon wisatawan dan perkiraan 95% wisatawan mendapatkan infor masi
melali internet. Faka lain mencatat bahwa perkiraan 80% dari wisatawan yang berkunjung ke
destinasi Indonesia berasalah dari Negara – Negara maju yang telah terbiasa mengguanakan
internet sebagai sumber informasi dalam mengambil keputusan perjalanan wisatawan. Namun
masih harus disadari bahwa pemanfaatan kemajuan teknologi informasi pada bisnis pariwisata
masih sangat terbatas, hanya Nampak pada perusahaan besar atau berjejaring internasional saja.
Kunjungan wisatawan di Indonesia akan terus meningkat jika destinasi yang kita miliki telah
memilik kualitas yang melebihi harapan wisatawan. Dengan mengusung destinasi tropis yang
sangat diminati oleh wisatawan, kita juga memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan
budaya yang semestinya menjadi daya tarik tiada tara bagi calon wisatawan.
Wisatawan yang semakin “intelek” dalam memilih destinasi, dengan berbagai
pertimbangan yang rasional, ada 3 hal penting yang biasanya menjadi indicator destinasai yang
berkualitas, diantaranya :
1. Kemampuan destinasi dalam melesdtarikan sumber daya alami
2. Minimalisasi tingkat polusi termasuk juga kemacetan lalu lintas
3. Keunikan budaya
Ketiga hal ini me njadi pertimbangan utama calon wisatawan dalam menentukan destinasi yang
akan dikunjungi. Untuk mempromosikandan memnberikan gambaran tentang ketiga hal ini,
harusnya dipilih media yang paling tepat menaggambarkannya, misal visualisasi yang dapat
menggunggah calon wisatawan berkunjung dalam hal ini peran pencitraan virtual seperti
eutorism akan sangat efektif.eutorism adalah bentuk pemanfaatan teknologi informasi internet
untuk mendukung industry pariwisata, biro perjalanan, hotel, serta industri terkaitpariwisata
lainnya.
Ada banyak alasan yang memperkuat optimisme. Eutorism sanga efektif sebagai system dan
media promosi pariwisata di Bali antara lain :
1. System ini dapat memperpendek rantai distribusi, dan pangsa pasar pariwisata Bali telah
terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi
2. Relative murah, sangat berbeda dengan promosi door to door, sehingga keterbatasan dana
promosi dan masih lemahnya jaringan pemasaran yang dimiliki selama ini akan diatasi
dengan memanfaatkan secara cerdas kemajuan tekniolgi informasi
Kesungguhan dan kepekaan pemerintah dan pelaku bisnis pariwisata membuat perencanan yang
terencanan yang berorientasi tidak hanya waktu pendek dan melakukan diversifikasi produk
dengan berbagai inovasi dankreasi yang berkelanjutan. Pariwisata berbasis teknologi dikenal
dengan sebutan eutorism.eutorsm dipandang sebagai salah satu cara yang sangat efektif di dalam
9
memperkenalkan pariwista di suatu daerah atau Negara.konsep dasar eutorism pada dasarnya
merupakan konsep yang masih baru dan belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang
bergerak di bidan pariwisata. Eutorism masih dilihat sebagai suatu hal yang masih perlu dikaji
lebih jauh mengenai keberadaan. Hendrikson menyatakian bahwa ada 4 karakteristik utama jka
kalau kita ingin mengembangkan eutorism yaitu : 1. Produk pariwista, 2. Dampak berantai yang
ditimbulkan oleh industry pariwisata, 3. Struktur industry pariwisata, 4. Ketersediaan
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Theophilus Wellem menyatakan bahwa belum
optimalnya eutorism di Indonesia dalam pemasaran paket wisata disebabkan karena informasi
yang diberikan pada website pariwisata tidak bersifat interaktif dengan wisatawan
Pengembangan Eutorism di Indonesia masih besifat spasial, belum menyentuh pada
penyediaan informasi yang menyeluruh untuk berbagai kawasan serta [endukungnya disetiap
daerah. Hal inilah yang menjadi kendala dan masalah dalam pengembangan pariwisata.disisi lain
para wisatawan ketika memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya akan pariwisata, lebih
mengutamakan untuk memperoleh informasi yang komprehesif serta menyuluh mengenai daerah
wisata. Pada hakikatnya sektor pariwisata Indonesia berharap dpat mengaet kunjungan
wisatawan mancanegara yang besar. Disisi lain kedatangan wisatwan di Indonesia pada dasarnya
tidak lepas promosi yang dilakukan. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi internet merupakan
langkah yang dipandang tepat untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Wisatawan kini tidak sabar menunggu informasi yang biasanya diberikan melalui biro jasa
perjalana ataupun organisasi lainnya.
10
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bekerjanya system kepariwisataan yang terdiri dari sisi permintaan (pasar) dan sisi
penyediaan (suplai). Terdapat kategori dari suplay pariwisata diantaranya : Prasarana pariwisata,
Sarana pariwisata, daya tarik wisata, organisasi kepariwisataan, daya tarik wisata. Pariwisata
dapat dibedakan menjadi motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis - jenis
pariwista tersebut adalah : wisata budaya, wisata maritime atau bahari, wisata cagar alam, wisata
MICE, wisata agro, wisata buru, dan wisata ziarah. Eccomerce merupakan istilah yang
digunakan oleh perusahaan untuk menjual dan membeli sebuah produk secara online. Eccomerce
didefinisikan dari berbagai perspektif (kalakota dan Whinston 1997), yaitu berdasarkan
komunikasi, proses bisnis, layanan, dan online.
12
Daftar Pustaka