Anda di halaman 1dari 116

PENGARUH PREMI, KLAIM, SOLVABILITAS, INVESTASI,

DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN


ASET ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2018-2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)
Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh :

FADILLA RAMADHANI
NPM : 1851020366
Jurusan : Perbankan Syariah

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022 M
PENGARUH PREMI, KLAIM, SOLVABILITAS, INVESTASI,
DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN
ASET ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2018-2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)
Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh :

FADILLA RAMADHANI
NPM : 1851020366

Program Studi : Perbankan Syariah

Pembimbing I : Muhammad Kurniawan, S.E., M.E.Sy


Pembimbing II : Ersi Sisdianto, S.E.I., M.AK

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022 M

i
ABSTRAK

Aset merupakan aktiva yang digunakan dalam operasional


perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki diharapkan dapat
menumbuhkan kegiatan operasional yang semakin meningkat.
Pertumbuhan asset yang sehat dianggap sebagai salah satu
keberhasilan perusahaan. Diantara faktor internal yang mempengaruhi
tingkat pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa syariah adalah
premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan profitabilitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan
sebesrapa besar pengaruh secara parsial premi, klaim, solvabilitas,
investasi, dan profitabilitas terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa
syariah di indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tahun
2018-2021. Variabel yang diteliti yaitu premi, klaim, solvabilitas,
investasi, dan profitabilitas sebagai variabel bebas dan pertumbuhan
aset sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menggunakan perusahaan asuransi jiwa syariah
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagai obyek penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, data yang
digunakan merupakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan
yang diperoleh dari perusahaan resmi perusahaan dan www.ojk.co.id.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, metode
yang digunakan adalah purposive sampling, metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi data panel. Uji hipotesis yang
dilakukan adalah uji t, dan koefisien determinasi (R2).
Berdasarkan hasil uji parsial dan analisis pembahasan
menunjukkan bahwa variabel premi dan investasi berpengaruh positif
dan signifikan, sedangkan klaim, solvabilitas, dan profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset.

Kata kunci : premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan profitabilitas


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................i
ABSTRAK..................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul...............................................................1
B. Latar Belakang.................................................................3
C. Identifikasi Masalah.........................................................4
D. Batasan Masalah...............................................................12
E. Rumusan Masalah............................................................12
F. Tujuan Penelitian.............................................................13
G. Manfaat Penelitian............................................................13
H. Kajian Penelitian Terdahulu.............................................14
I. Sistematika Penulisan.......................................................19

BAB II LANDASAN TEORI


A. Teori Agensi .................................................................... 21
B. Asuransi Syariah .............................................................23
C. Landasan Hukum Asuransi Syariah .................................26
D. Pertumbuhan Aset ...........................................................28
E. Pengertian Premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan
profitabilitas. ...................................................................29
F. Hubungan Antara Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi,
dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset................33
G. Kerangka Pemikiran ........................................................34
H. Pengajuan Hipotesis ........................................................35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian..........................................39
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................39
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data...........40
1. Populasi ....................................................................40
2. Sampel.......................................................................42
3. Teknik Pngumpulan data...........................................43
D. Operasional Variabel........................................................45
E. Teknik Pengolahan Data..................................................49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data...................................................................56
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Analisis ........................63
C. Pembahasan.......................................................................67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................75
B. Rekomendasi.....................................................................76

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Sebagai langkah awal memahami judul skripsi ini, dan untuk
menghindari kesalahpahaman, terlebih dahulu penulis akan
menjelaskan beberapa istilah dalam skripsi ini. Adanya
pembatasan terhadap arti kalimat dalam skripsi ini dengan
harapan memperoleh gambaran yang jelas dari makna yang
dimaksud. Adapun judul skripsi ini adalah, “ Pengaruh Premi,
Klaim, Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia Periode
2018-2021”. Untuk itu perlu diuraikan pengertian dari istilah-
istilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai berikut :
1. Premi
Pengertian premi dalam asuransi atau pertanggungan adalah
kewajiban tertanggung, dimana hasil dari kewajiban
tertanggung akan digunakan oleh penangung untuk
mengganti kerugian yang diderita tertanggung1. Premi
biasanya ditentukan dalam suatu presentase dari jumlah
pertanggungan, dimana dalam presentase menggambarkan
penilaian penanggung terhadap resiko yang ditanggungnya,
penilaian penanggung berbeda-beda, akan tetapi hal ini
dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. .
2. Klaim
Klaim menurut Muhammad Syakir Sulla klaim adalah
proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak
berdasarkan perjanjian. Semua usaha yang berkaitan untuk
menjamin hakhak tersebut dihormati sepenuhnya
sebagaimana yang seharusnya.2
3. Solvabilitas
Solvabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban

1
Simanjutak, Emmy Pangaribuan (1990). Hukum Pertanggungan.
Yogyakarta: Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM.
2
Muhammad Syakir Sulla, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan
Operasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), 259.

1
2
baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjangnya.
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan
seluruh aset yang dimilikinya.3
4. Investasi
Investasi keuangan menurut syariah berkaitan dengan
kegiatan perdagangan ataukegiatan usaha, dimana kegiatan
usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu
produk atau aset maupun usaha jasa. Salah satu bentuk
investasi yang sesuai dengan Syariah adalah membeli saham
perusahaan, baik perusahaan nonpublik (private equity)
maupun perusahaan publik atau terbuka.4
5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan atau memperoleh keuntungan. Analisis
profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamental
perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas
operasi perusahaan dalam memperoleh laba. 5
6. Aset
Aset atau aktiva adalah semua sumber ekonomi atau nilai
suatu kekayaan oleh suatu entitas tertentu dengan harapan
memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang dapat diukur
dalam satuan uang termasuk didalamnya sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya.6
7. Asuransi syariah merupakan kesepakatan sejumlah orang
yang menghadapi risiko-risiko tertentu dengan tujuan untuk
3
Rustamunadi Rustamunadi, ‘PENGARUH RASIO KEUANGAN EARLY
WARNING SYSTEM TERHADAP TINGKAT SOLVABILITAS PERUSAHAAN
ASURANSI LIFE SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2015-2019’,
Syar’Insurance: Jurnal Asuransi Syariah, 7.1 (2021), 1–10.
4
Muhammad Mujibur Rohman, ‘Tinjauan Umum Tentang Investasi Syariah’,
Al-Mizan: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, 2.1 (2018), 31–51.
5
Agus Wibowo and Sri Wartini, ‘Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan
Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI’, JDM (Jurnal
Dinamika Manajemen), 3.1 (2012).
6
S E Sri Wahyuni and others, Pengantar Manajemen Aset (Nas Media
Pustaka, 2020).
3
menghilangkan bahaya-bahaya yang muncul dari risiko-
risiko tersebut dengan cara membayar kontribusi
berdasarkan keharusan tabarru‟ (hibah), yang darinya
terbentuk dana pertanggungan yang mempunyai badan
hukum sendiri dan tanggungan harta independen yang
darinya akan berlangsung penggantian (kompensasi)
terhadap bahaya-bahaya yang menimpa seorang peserta
sebagai akibat terjadinya risiko-risiko yang telah
ditanggung.7
Secara keseluruhan penjelasan dari judul penelitian ini “
Pengaruh Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas
Terhadap Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia”
adalah menganalisis bagaimana pengaruh variabel-variabel yaitu
premi, klaim, solvabilitas, investasi dan profitabilitas,
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah di Indonesia Periode
2018-2021.

B. Alasan Memilih Judul


Adapun alasan pemilihan judul Pengaruh Premi, Klaim,
Solvabilitas, Investasi, Dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan
Aset Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia Periode 2018-2021
adalah sebagai berikut :

1. Alasan Objektif
Bagi penulis pentingnya meneliti/menulis masalah yang akan
diteliti terkait dengan judul di skripsi, hal ini dikarenakan
peneliti ingin mengetahui pengaruh Premi, Klaim,
Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Selain
itu dari aspek yang penulis bahas, permaslahan dalam skripsi
ini sangat memungkinkan diadakan penelitian mengingat
literature dan bahan data informasi yang diperlukan sangat
menunjang.

7
R. Rezky Kun, Z. Syahrida Sholehah, Asuransi Syariah (Yogyakarta:
Parama Publishing, 2016), h. 12.
4
2. Alasan Subjektif
Bagi penulis banyak referensi pendukung dari skripsi yang
akan diteliti ini sehingga mempermudah penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini kedepannya. Selain itu judul yang
akan diajukan sesuai dengan jurusan penulis ambil di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan
Lampung.

C. Latar Belakang Masalah


Saat ini di Indonesia, telah banyak lembaga keuangan yang
beroperasi dengan berprinsipkan islami atau syariah.
Perkembangannya yang sangat pesat dan sudah banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan
Non Muslim juga telah banyak yang menggunakan produk
produk syariah. Tingginya minat masyarakat terhadap lembaga
keuangan syariah belakangan sudah mulai berkembang
perusahaan asuransi yang berprinsipkan syariah. Asurasi syariah
telah hadir dengan berprinsipkan syariah islam untuk membantu
dan menolong anggota asuransi dengan beragam produk
asuransi.8
Seiring dengan pertumbuhan industri asuransi yang cukup
baik maka persaingan yang terjadi antara perusahaan asuransi
semakin kompetitif. Lebih lanjut dari data Statistik Perasuransian
2018 Otoritas Jasa Keuangan, Jumlah perusahaan perasuransian
yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia per 31
Desember 2018 adalah 55 perusahaan jasa asuransi syariah,
terdiri dari 25 perusahaan asuransi umum unit syariah, 3
perusahaan asuransi umum full syariah, 19 perusahaan asuransi
jiwa unit usaha syariah, 5 perusahaan asuransi jiwa full syariah
dan 3 perusahaan reasuransi unit usaha syariah. 9 Tingginya
tingkat persaingan membuat setiap perusahaan harus bisa
menunjukkan keunggulan produknya. Persaingan ini secara tidak
langsung akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam
8
Zainal Abidin And Warsani Purnama Sari, ‘Pengaruh Tingkat Pendapatan
Premi, Klaim, Profitabilitas Dan Beban Operasional Terhadap Pertumbuhan Aset
Pada Perusahaan Asuransi Syariah Yang Terdaftar Di Otoritas Jasa Keuangan’, 2018.
9
‘Www.Ojk.Go.Id Diakses Pada 5 Agustus 2020 Pukul 01.56’.
5
mempertahankan pangsa pasar. Upaya menjaga kepercayaan
nasabah merupakan hal terpenting yang harus selalu dilakukan
perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan adalah tolak ukur keberhasilan
sebuah perusahaan. Aset merupakan aktiva yang digunakan
dalam operasional perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki,
diharapkan dapat menumbuhkan kegiatan operasional yang
semakin meningkat. Pertumbuhan asset dapat diartikan sebagai
perubahan tahunan dari perubahan total aktiva. Semakin besar
pertumbuhan asset maka akan meningkatkan nilai perusahaan.
Pertumbuhan asset sangat diharapkan bagi perkembangan
perusahaan baik secara internal maupun eksternal, karena
pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan
perusahaan. Pada sudut pandang investor, pertumbuhan suatu
perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang
menguntungkan dan investor pun akan mengharapkan tingkat
pengembalian dari investasi yang dilakukan menunjukkan
perkembangan yang baik.10
Faktor yang memberikan dampak pada pertumbuhan aset
yaitu Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi, Dan Profitabilitas.
Sehingga peneliti menggunakan variable ini sebagai bahan
penelitian pada pertumbuhan asset perusahaan asuransi jiwa
Syariah.
Seperti yang terdapat di website resmi OJK, berikut tabel
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah dari tahun 2016– 2018:
Tabel 1.1.
Data Pertumbuhan Jumlah Asuransi Syariah

Perusahaan Perasurannsian 2016 2017 2018


Perusahaan asuransi jiwa
6 7 7
syariah
Perusahaan asuransi jiwa
syariah yang 21 23 23
memiliki unit
10
Dewa Ayu Intan Yoga Maha Dewi And Gede Mertha Sudiartha, ‘Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal
Dan Nilai Perusahaan’ (Udayana University, 2017).
6
Perusahaan asuransi umum
(kerugian) 4 5 5
syariah yang memiliki unit
Perusahaan asuransi umum
(kerugian) 24 25 24
syariah
Perusahaan reasuransi syariah 1 1 1
Perusahaan reasuransi syariah
2 2 2
yang memiliki unit
Jumlah perusahaan asuransi
58 63 62
syariah
(sumber: www.ojk.go.id)
Pada tahun 2016, OJK mengumumkan kembali jumlah
asuransi syariah di Indonesia bertambah 58 perusahaan. Asuransi
dikelola melalui 2 jenis full fledge dan unit usaha syariah (UUS).
Di tahun ini perusahaan asuransi baik Syariah maupun reasuransi
terdiri dari 6 perusahaan asuransi jiwa, 4 asuransi umum syariah,
21 unit syariah perusahaan asuransi jiwa, 24 unit syariah
perusahaan umum, 1 full fledge syariah perusahaan reasuransi
dan 2 unit syariah perusahaan reasuransi. Di tahun 2017 jumlah
asuransi syariah di Indonesia semakin meningkat 63 perusahaan
yang terdiri dari perusahaan asuransi jiwa syariah yang memiliki
7 perusahaan dengan 23 unit perusahaan asuransi jiwa syariah
yang memiliki unit. Kemudian perusahaan asuransi kerugian
syariah 5 perusahaan dengan 25 unit perusahaan asuransi
kerugian syariah yang memiliki unit syariah. Selanjutnya 1
perusahaan reasuransi Syariah dengan 2unit perusahaan
reasuransi syariah yang memiliki unit namun di tahun 2018
perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengalami penurunan
62 perusahaan yang terdiri dari 7 perusahaan asuransi jiwa
syariah, 23 unit perusahaan asuransi jiwa syariah yang memiliki
unit, 5 perusahaan asuransi kerugian syariah, 24 unit perusahaan
asuransi kerugian yang memiliki unit dan 1 perusahaan reasuransi
syariah dengan 2 unit perusahaan reasuransi syariah yang
memiliki unit.11

11
Www.Ojk.Go.Id
7
Fenomena penelitian ini ialah terjadinya ketidakstabilan
pada pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa syariah. Berikut
data pertumbuhan aset pada perusahaan asuransi jiwa Syariah:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Pertumbuhan Aset
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2018-2021

Tahun Aset
2018 Rp 34.474
2019 Rp 37.887
2020 Rp 36.165
2021 Rp 34.613
(sumber: www.ojk.go.id)

Dari tabel 1.2 menunjukkan terjadinya fluktuasi pada aset


asuransi jiwa syariah tahun 2018-2021. Tahun 2018 jumlah aset
Rp. 33.484 (dalam miliar rupiah). Tahun berikutnya mengalami
peningkatan jumlah aset menjadi Rp. 34.474 (dalam miliar
rupiah). Selanjutnya pada tahun 2020-2021 terjadi penurunan
jumlah aset dari angka Rp 36.371 menjadi Rp 34.970 (dalam
miliar rupiah).
Pertumbuhan aset dapat diartikan sebagai perubahan tahunan
dari perubahan total aktiva. Semakin besar pertumbuhan aset
maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan aset
sangat diharapkan bagi perkembangan perusahaan baik secara
internal maupun eksternal, karena pertumbuhan yang baik
memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Pada sudut
pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan
tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dan
investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang
baik.12
Seperti hal nya perusahaan asuransi non syariah, perusahaan
asuransi syariah juga mengenal istilah “premi” atau sejumlah
12
Dewa Ayu Intan Yoga Maha Dewi And Gede Mertha Sudiartha, ‘Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal
Dan Nilai Perusahaan’ (Udayana University, 2017)
8
dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas
pengelola. Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur
tabarru’ dan tabungan (untuk asuransi jiwa), dan unsur tabarru’
saja (asuransi kerugian dan term insurance pada life). Unsur
tabarru’ pada jiwa, perhitungannya diambil dari tabel mortalitas
(harapan hidup), yang besarnya tergantung usia dan masa
perjanjian. Semakin tinggi usia dan semakin panjang masa
perjanjian, maka semakin besar pula nilai tabarru’-nya. Beberapa
pakar asuransi syariah seperti M.M Billah menyebut premi ini
dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqih disebut Al-
Musahammah.13
Berdasarkan uraian di atas pendapatan premi dapat di artikan
sejumlah dana yang di bayarkan oleh peserta asuransi sesuai
dengan jumlah yang telah di tentukan dalam akadnya. dana
tersebut terdiri dari dana tabungan dan dana tabarru’. Dana
tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi syariah dan
akan mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan
investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabarru’ adalah
dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta
asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar
klaim atau manfaat asuransi. Pengelolahan selanjutnya dari pihak
asuransi adalah mengelola dana premi untuk di investasikan.
Investasi bisa pada bentuk deposito syariah, reksadana syariah,
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan bisa juga dalam
bentuk saham yang syariah.yang kemudian dana dari hasil
investasi tersebut masuk ke dalam rekening tabarru’ sekaligus
pendapatan premi. dari hasil investasi tersebut bisa digunakan
oleh pihak perusahaan asuransi syariah untuk membayar klaim
yang terjadi pada perserta asuransi syariah.
Faktor lain yang memberikan dampak pada pertumbuhan
aset yaitu klaim. Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan
oleh tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya
berupa pertanggungan atau penggantian atas kerugian

13
Mohd. Ma’sum Billah, Principles of Contracts Affecting Takaful and
Insurance: A Comporative Analysis. Makalah disampaikan dalam Internasional
Conference on Takaful Insurance, Tgl 2-3 juni 1999, Hilton, Kuala Lumpur. h. 14
9
berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat. 14 Dengan
adanya Klaim Perusahaan dapat memproses pengajuan peserta
untuk mendapatkan uang pertanggungan setelah tertanggung
melaksanakan seluruh kewajibannya berupa penyelesaian
pembayaran premi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Jika
terjadi klaim maka akan mengurangi tingkat pertumbuhan aset
perusahaan asuransi.
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahanaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun
jangka Panjang. Suatu perusahaan yang dinytaan dengan tingkat
solvabilitas yang baik adalah bila perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
hutang-hutang yang ada.15Tingkat solvabilitas merupakan tolak
ukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan
SK MenKeu (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No.
11/PMK.010/2011 tentang perhitungan tingkat solvabilitas
dengan metode Risk Based Capital (RBC).16 Pada ketentuan
tersebut, penyesuaian pemenuhan kebutuhan RBC dilakukan
menggunakan target angka serta toleransi waktu yang sangat
longgar dan protektif.
Perusahan asuransi setiap tahun wajib menetapkan target
tingkat solvabilitas. Semua perusahaan asuransi dan reasuransi
wajib memiliki tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) minimal
120% dari risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi
dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban atau serendah
rendahnya mencapai angka 100% sehingga dapat diberi
kesempatan melakukan penyesuaian dan meningkatkan batas
solvabilitasnya dalam jangka waktu tertentu.

14
Swastika Ajeng Septiani, ‘Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan
Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Kendaraan
Bermotor Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode Tahun 2011–2015)’
(Fakultas Ekonomi Unissula, 2016).
15
Nurus Sifa, ‘Pengaruh Solvabilitas, Surplus Underwriting, Pendapatan
Investasi Dan Pembayaran Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah (Periode 2012–2016)’.
16
‘Pasal 31 Ayat (2)’.
10
Di samping itu, perusahaan asuransi perlu melakukan
investasi pada aset-aset untuk keperluan dana yang akan dikelola.
Investasi dalam asuransi merupakan uang yang terkumpul untuk
pembayaran klaim dimasa yang akan datang yang dihasilkan dari
operasi.17 Profitabilitas sendiri merupakan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu
pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara
tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan
diperbandingkan satu dengan lainya. Profitabilitas sendiri
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan hasil
melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, termasuk pada
pertumbuhan asset perusahaan asset asurasni jiwa Syariah di
Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Abdul
Ghofar dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Premi, Klaim,
Investasi dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset Pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia menunjukkan
bahwa secara simultan maupun parsial premi tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan asset. Sedangkan klaim, investasi dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
asset.18 Kemudian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Muhammad ikhsan, H asep ramdan hidayat dan epi fitriah dalam
jurnalnya yang berjudul pengaruh premi dan klaim terhadap
pertumbuhan aset PT. Asuransi Sinarmas Syariah juga
menyimpulkan bahwa variabel premi tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan aset di PT. Asuransi Sinarmas Syariah dan variable
klaim terhadap pertumbuhan aset berpengaruh negatif. 19 Tetapi
berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I putu
sutama dalam jurnalnya yang berjudul Faktor-faktor yang
17
Moh Nafih, ‘Konsep Asuransi Dalam Konstruksi Bisnis Islam (Kajian
Reflektif Perspektif Fikih Muamalah)’, At-Tahdzib: Jurnal Studi Islam Dan
Muamalah, 1.2 (2013), 133–53.
18
Abdul Ghofar, “Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan Profitabilitas
Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012). 63.
19
Muhammad Ikhsan, Asep Ramdan Hidayat, and Epi Fitriah, ‘Pengaruh
Premi Dan Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah
Tahun 2013-2014’, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, 2015, 363–71.
11
Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Non Syariah Di
Indonesia. Hasil analisis membuktikan bahwa variable premi,
pertumbuhan modal, return, klaim dan jenis permodalan
berpengaruh terhadap pertumbuhan aset perusahaan asuransi
jiwa.20
Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu tersebut
bahwa tidak setiap kejadian empiris sesuai dengan teori yang ada.
Hal ini diperkuat dengan adanya research gap pada penelitian-
penelitian terdahulu. Dari penelitian-penelitian diatas
menunjukkan adanya pengaruh yang tidak sama dari variabel
premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan profitabilitas terhadap
pertumbuhan asset, dan ini menjadi penting untuk dilakukan
mengingat aset digunakan oleh perusahaan untuk membiayai
kinerja yang ada dalam perusahaan tersebut. Pertumbuhan aset
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat
mengoptimalkan asetnya dengan baik dan hal ini akan dapat
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi
syariah, sehingga perusahaan asuransi syariah perlu melakukan
pengawasan dan analisis terhadap pertumbuhan aset.
Dengan demikian diperlukan faktor-faktor yang
mempengaruhi Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah dapat
mengambil langkah-langkah untuk dapat mempertahankan serta
meningkatkan pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia. Manajer dalam bisnis perusahaan dapat menyiapkan
strategi serta memperhatikan pertumbuhan aset dengan
menginvestasikan pendapatan dan mengoptimalkan kinerja yang
lebih baik dalam perkembangan perusahaan secara keseluruhan.21
Dapat disimpulkan penelitian ini berguna untuk melihat Aset
yang digunakan perusahaan untuk membiayai kinerja yang ada
dalam perusahaan Asuransi tersebut. Pertumbuhan Aset yang
tinggi menunjukkan perusahaan tersebut dapat mengoptimalkan
asetnya dengan baik dan menjaga kepercayaan masyarakat,
sehingga perusahaan asuransi syariah perlu melakukan

20
Istianingsih Sastrodiharjo1 I Putu Sutama, “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Non Syariah Di
Indonesia,” Akuntabilitas Vol. 8, No. 1 (2015): 18-38.
21
Sifa.
12
pengelolaan, pengawasan dan analisis terhadap Pertumbuhan
Aset perusahaan Asuransi khususnya Asuransi Jiwa Syariah.22
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Premi,
Klaim, Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia
Periode 2018-2021.

D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam, maka penulis
membatasi penelitian ini pembatasan masalah yang di maksudkan
disini sebagai patokan dalam melakukan penelitian, sehingga
penelitian ini dapat mencapai tujuan yang di kehendaki.
Pembatasan masalah disini di fokuskan pada pengaruh premi,
klaim, solvabilitas, investasi, dan profitabilitas terhadap
pertumbuhan aset asuransi jiwa Syariah pada semua perusahaan
Asuransi jiwa Syariah di indonesia yang terdaftar di OJK pada
tahun 2018 - 2021.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah premi berpengaruh secara parsial terhadap
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
2) Apakah klaim berpengaruh secara parsial terhadap
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
3) Apakah solvabilitas berpengaruh secara parsial terhadap
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
4) Apakah investasi berpengaruh secara parsial terhadap
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
5) Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap
pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?

F. Tujuan Penelitian

22
Sifa.
13
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah premi berpengaruh secara
parsial terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
2. Untuk mengetahui apakah klaim berpengaruh secara
parsial terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
3. Untuk mengetahui apakah solvabilitas berpengaruh secara
parsial terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
4. Untuk mengetahui apakah investasi berpengaruh secara
parsial terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah?
5. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh
secara parsial terhadap pertumbuhan aset asuransi jiwa
syariah?

G. Manfaat Penelitian
Jika tujuan-tujuan yang telah dikemukakan sebelum bagian
ini dapat dicapai , maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat besar bagi berbagai pihak maupun untuk
berbagai aspek sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis, sebagai wahana untuk mengaplikasikan
ilmu-ilmu yang telah di peroleh selama studi di
program studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, UIN Raden Intan Lampung dengan
aplikasi dan praktik yang nyata di lapangan serta
penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pemikiran penulis mengenai Pengaruh Premi, Klaim,
Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Asuransi Jiwa Syariah.
b. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan referensi dan masukan bagi penulis yang
akan datang dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya
serta penelitian ini dapat menjadi acuan dibidang
penelitian yang sejenis dan mengembangkan penelitian
selanjutnya.

2. Manfaat Praktisi
14
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah
berguna untuk melihat Aset yang digunakan perusahaan
untuk membiayai kinerja yang ada dalam perusahaan
Asuransi jiwa Syariah. Serta dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan agar dapat meningkatkan kinerja
keuangan serta meningkat pelayanan yang terbaik untuk
nasabah.

H. Kajian Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu merupakan karya-karya ilmiah terdahulu
dari berbagai sumber yang ada yang relevan dan dapat
dipertanggung jawabkan, artinya pengambilan dan pencantuman
hasil dari penelitian karya ilmiah terdahulu yang berdasarkan
kemiripan tema, kata kunci serta ditinjau dari hasil teori dan hasil
penelitiannya. Namun setelah melakukan pencarian secara online,
penulis menemukan penelitian yang relevan dengan judul yang
penulis angkat. Adapun, penelitian yang relevan dengan judul
penulis angkat yakni, sebagai berikut:
1. Putri Imanda, membahas tentang Pengaruh Klaim, Premi,
Hasil Investasi, dan Beban Operasional Terhadap
Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah di
Indonesia. Hasil pengujian statistik dan analisis pembahasan,
baik secara simultan maupun parsial premi tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan asset. klaim, hasil
investasi dan beban operasional berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan asset.23
2. Abdul Ghofar membahas tentang Pengaruh Premi, Klaim,
Investasi dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset
Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan
seberapa besar pengaruh premi, klaim, investasi dan
profitabilitas terhadap pertumbuhan aset pada perusahaan
asuransi syariah di Indonesia. Variabel yang diteliti meliputi
premi, klaim, investasi dan profitabilitas sebagai variabel
23
Putri Imanda, “Pengaruh Klaim, Premi, Hasil Investasi, Dan Beban
Operasional Terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah Di
Indonesia” (Skripsi, Uin Raden Fatah, 2017).
15
bebas dan pertumbuhan aset sebagai variabel terikat.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi
syariah di Indonesia tahun 2006-2009, sedangkan
sampelnya adalah 26 perusahaan asuransi syariah di
Indonesia tahun 2006-2009. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear
berganda. Berdasarkan hasil pengujian statistik dan analisis
pembahasan, baik secara simultan maupun parsial premi
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset. Klaim,
investasi dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan aset.24
3. Muhammad Ikhsan, H asep ramdan hidayat dan epi fitriah
membahas tentang Pengaruh Premi dan Klaim Terhadap
Pertumbuhan Aset PT. Asuransi Sinarmas Syariah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel premi
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset di PT.
Asuransi Sinarmas. Secara parsial variabel klaim
berpengaruh negatif. Sedangkan secara simultan, variabel
premi dan klaim sebagai variable independen dan variabel
pertumbuhan aset sebagai variable dependent mempunyai
pengaruh.25
4. Feby Riani membahas tentang Pengaruh Solvabilitas, Premi,
Klaim, Investasi Dan Underwriting Terhadap Pertumbuhan
Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah. Penelitian ini
menggunakan teknik penelitian analisis
regresi linear berganda. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dan menggunakan data sekunderyang berbentuk
time sseries. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa solvabilitas, premi, klaim,
investasi, dan underwriting secara simultan terbukti
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba asuransi

24
Abdul Ghofar, “Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan Profitabilitas
Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia”63
25
Muhammad Ikhsan, Asep Ramdan Hidayat, and Epi Fitriah, ‘Pengaruh
Premi Dan Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah
Tahun 2013-2014’ 363-71
16
umum syariah. Sedangkan secara parsial solvabilitas, premi,
investasi, terbukti berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan klaim dan
underwriting tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba asuransi umum syariah.26
5. Faiqotul Nur Assyifah Ainul dkk. Pengaruh Premi, Klaim,
Hasil Underwriting, Investasi dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling, sedangkan
metode dalam analisis penelitian menggunakan 2 model,
analisis regresi berganda. Model 1 tergantung dan
variabel independen pada tahun 2011-2015, model 2
variabel dependen pada tahun 2011-2014 dan variabel
independen pada tahun 2012-2015. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan pada model 1 dan 2, premi tidak berpengaruh
pada pertumbuhan aset. Model 1 dan 2, klaim berpengaruh
terhadap pertumbuhan aset. Model 1 dan 2, hasil
underwriting tidak berpengaruh pada aset pertumbuhan.
Model 1 dan 2, investasi berpengaruh pada pertumbuhan
aset. Model 1 profitabilitas berpengaruh terhadap
pertumbuhan aset, sedangkan model 2 profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan aset.27

Tabel 1.3

26
Feby Riani, ” Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi Dan
Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014). 88.
27
Faiqotul Nur Assyifah Ainul, Jeni Susyanti, and Ronny Malavia Mardani,
‘Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Underwriting, Investasi Dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia’, Jurnal
Ilmiah Riset Manajemen, 6.02 (2017).
17
Kajian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian
(Tahun)
1. Putri Pengaruh Klaim, Hasil Pengujian statistik
Imanda Premi, Hasil dan analisis pembahasan,
(2017) Investasi, dan baik secara simultan
Beban maupun parsial premi tidak
Operasional berpengaruh terhadap
Terhadap pertumbuhan aset. klaim,
Pertumbuhan hasil investasi dan beban
Aset Perusahaan operasional berpengaruh
Asuransi signifikan terhadap
Kerugian Syariah
pertumbuhan aset.
di Indonesia
2. Abdul Pengaruh Premi, Hasil Pengujian Statistik
Ghofar Klaim, Investasi dan analisis pembahasan
(2012) dan Profitabilitas baik secara simultan
Terhadap maupun parsial premi tidak
Pertumbuhan berpengaruh terhadap
Aset Pada pertumbuhan aset. Klaim,
Perusahaan investasi dan profitabilitas
Asuransi Jiwa berpengaruh signifikan
Syariah di terhadap pertumbuhan
Indonesia aset.

3. Muhammad Pengaruh Premi Hasil penelitian


Ikhsan, H dan Klaim menunjukkan bahwa
asep ramdan Terhadap secara parsial variabel
hidayat dan Pertumbuhan premi tidak berpengaruh
epi fitriah Aset PT. terhadap pertumbuhan aset
(2014) Asuransi di PT. Asuransi Sinarmas.
Sinarmas secara parsial variabel
Syariah. klaim berpengaruh negatif.
Sedangkan secara
18
simultan, variabel premi
dan klaim sebagai variable
independen dan variabel
pertumbuhan aset sebagai
variable dependent
mempunyai pengaruh.
4. Feby Riani Pengaruh Hasil penelitian
(2014) Solvabilitas, menunjukan bahwa
Premi, Klaim, solvabilitas, premi, klaim,
Investasi Dan investasi dan underwriting
Underwriting terbukti berpengaruh
Terhadap simultan secara signifikan
Pertumbuhan terhadap pertumbuhan laba
Laba Perusahaan perusahaan asuransi umum
Asuransi Umum syariah sedangkan
Syariah
pengujian secara parsial,
solvabilitas, premi, klaim,
investasi terbukti
berpengaruh positif
signifikan dan
underwriting tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba
perusahaan asuransi umum
syariah.

5. Faiqotul Nur Pengaruh Premi, Hasil dari penelitian


Assyifah Klaim, Hasil menunjukkan pada model
Ainul dkk. Underwriting, 1 dan 2, premi tidak
(2017) Investasi dan berpengaruh pada
Profitabilitas pertumbuhan aset. Model 1
Terhadap dan 2, klaim berpengaruh
Pertumbuhan terhadap pertumbuhan
Aset Pada aset. Model 1 dan 2, hasil
Perusahaan underwriting tidak
19
Asuransi Jiwa berpengaruh terhadap aset
Syariah di pertumbuhan. Model 1 dan
Indonesia 2, investasi berpengaruh
pada pertumbuhan aset.
Model 1 Profitabilitas
berpengaruh terhadap
pertumbuhan aset,
sedangkan model 2
profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap aset
pertumbuhan.

I. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab satu ini berisi tentang penegasan judul, alasan memilih
judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, metode penelitian yang digunakan peneliti, tinjauan
pustaka atau peneliti terdahulu yang relevan dengan skripsi
serta sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN


HEPOTESIS
Pada bab dua landasan teori dan pengujian hipotesis
menguraikan tentang landasan teori yang berisi terkait dengan
teori-teori yang dipakai oleh peneliti dan pengajuan hipotesis
dalam skripsi ini.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab tiga dalam skripsi ini menguraikan tentang metode
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian meliputi
waktu dan tempat penelitian, pendekatan dan jenis penelitian,
populasi, sampel dan teknik pengumpulan data, definisi
20
operasional variabel, instrumen penelitian, uji validitas dan
reliabilitas data, uji prasarat analisis serta uji hipotesis.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab empat hasil penelitian dan pembahasan menguraikan
tentang deskripsi data serta pembahasan hasil penelitian dan
analisis.

BAB V : PENUTUP
Bab kelima yaitu bab terkahir berisi kesimpulan dan
rekomendasi. Kesimpulan menyajikan secara ringkas dari
hasil penelitian analisis peneliti. Rekomendasi mengenai
saran-saran atau masukan dari peneliti terhadap pihak-pihak
yang terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Grand Theory
1. Islami Split Fund Theory
Pengelolaan keuangan pada perusahaan asuransi
jiwa syariah menggunakan sistem pemisahan dana (split
fund). Sistem pemisahan dana adalah memisahkan aset
dan liabilitas kelompok dana tabarru‟ dari kelompok
dana perusahaan. Pemisahan dana sudah dilakukan sejak
peserta membayar kontribusi peserta (premi) diawal
transaksi. Kontribusi Peserta (premi) dipisah menjadi
dana tabarru dan dana tijarah. Pemisahan dana dalam
konteks ini adalah pemisahan aset dan liabilitas dana
tabarru dari dana perusahaan. Konsep dasar pada
transaksi asuransi syariah adalah kegiatan saling
melindungi antar peserta asuransi syariah. kegiatan saling
melindungi diwujudkan dengan menghibahkan sejumlah
dana yang dilandasi dengan akad tabarru‟.28
Kontribusi peserta dipisahkan dalam pencatatatannya,
dimana dana tabarru‟ akan dibukukan ke dalam akun
kumpulan dana tabarru‟dan ujrah dibukukan dalam
akun kumpulan dana perusahaan. Dana tabarru‟ hanya
boleh dilakukan untuk kegiatan peserta, sedangkan pihak
perusahaan menggunakan ujrah sebagai salah satu
sumber utama pembiayaan operasionalnya.Penerapan
pemisahan dana tabarru dari dana perusahaan sejalan
dengan makna yang terkandung dalam konsep Islami
Split fund theory. Dimana itu merupakan konsep
manajemen keuangan dengan pemisahan dana dan
pembagian kesejahteraan yang akuntabilitasnya dapat
dipertanggung jawabkan kepada tuhan, manusia dan alam

28
Hukum, “Analisis Aplikasi Akad Tabarru‟ Dalam Asuransi Syariah: Studi
Kasus Pada AJB Bumiputera 1912 Syariah Cabang Kudus”, Muqtasid Jurnal
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, Vol. 3 No..2. (2012), h.231-249.

21
22
yang dilandasi dengan nilai keadilan, kejujuran dan
transparan.29
Manajemen keuangan ini juga merupakan aturan dalam
pengelolaan dana yang berdasarkan syariah, dan
akuntabilitas pembagian kesejahteraan yang
dipertanggungjawabkan kepada Allah (stakholders
utama), manusia (partisipan langsung dan tidak
langsung), dan alam.30 Nilai keadilan bermakna
pemisahan dana stakeholders dan akuntabilitas
pembagian kesejahteraan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara menyeluruh kepada Tuhan, manusia dan
alam sehingga tidak berbuat dzalim kepada salah satu
pihak. Nilai kejujuran diartikan sebagai sikap dalam
pengelolaan dana sesuai realitasnya, yang bertujuan
menjaga keharmonisan hubungan antara Tuhan, manusia
dan alam. Transparasi artinya tidak adanya sesuatu yang
disembunyikan dan mengggunakan data-data yang jelas
untuk setiap transaksi.

2. Teori Agensi
Teori keagenan atau teori agensi adalah teori yang
menjelaskan tentang hubungan kerja antara pemilik
perusahaan (pemegang saham) dan manajemen.
Manajemen adalah agen yang ditunjuk oleh pemegang
saham (prinsipal) yang diberi tugas dan wewenang
mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. 31
Teori agensi muncul ketika pemegang saham
mempekerjakan pihak lain dalam mengelola perusahaan yang
dimilikinya. Teori agensi melakukan pemisahan terhadap
pemegang saham (prinsipal) dengan manajemen atau agen.
Walaupun prinsipal adalah pihak yang memberikan wewenang

29
Novi Puspitasari, Manajemen Asuransi Syariah (Yogyakarta:UII Press,
2015), h. 35.
30
Ibid, h. 40.
31
Sunarto, “Teori Keganen Dan Manajemen Laba”, Diponegoro Journal Of
Accounting Volume 6, Nomor 3 Tahun 2017, h. 12.
23
kepada agen, namun prinsipal tidak boleh mencampuri urusan
teknis dalam operasi perusahaan.32
Teori agensi berfungsi untuk menganalisa dan menemukan
solusi terhadap masalah keagenan antara manajemen dan
pemegang saham. Pada teori keagenan, setiap individu, baik
prinsipal ataupun manajemen diasumsikan selalu bertindak untuk
kepentingan dirinya sendiri. Manajemen menggunakan
wewenang yang dimiliki sesuai dengan apa yang menguntungkan
mereka. Kepentingan prinsipal bisa disampingkan. Posisi,
kondisi, situasi dan tujuan yang berbeda antara prinsipal dan
manajemen akan memunculkan konflik kepentingan diantara
keduanya, maka timbul masalah keagenan.
Berdasarkan grand teori di atas, maka variabel yang
mempengaruhi pertumbuhan aset yaitu kontribusi peserta (premi)
suatu bentuk kerjasama mutual, dimana peserta membayar
kontribusi dananya sesuai dengan kesepakatan. Penelitian
terdahulu yang dinyatakan oleh Muhammad Ikhsan, H asep
ramdan hidayat dan epi fitriah menyatakan bahwa premi tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan aset .33
Yang kedua adalah klaim secara teori klaim merupakan hak
peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi
sesuai dengan akad yang telah disepakati pada awal perjanjian.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faiqotul Nur Assyifah
Ainul dkk. menyatakan bahwa klaim berpengaruh terhadap
pertumbuhan aset.34
Yang ketiga solvabilitas, merupakan rasio keuangan yang
mengukur kemampuan perusahaan rasio keuangan yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban baik utang jangka pendek ataupun utang jangka
panjangnya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Feby Riani,

32
Ibid, h. 14.
33
Muhammad Ikhsan, Asep Ramdan Hidayat, and Epi Fitriah, ‘Pengaruh
Premi Dan Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah
Tahun 2013-2014’, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, 2015, 363–71.
34
Faiqotul Nur Assyifah Ainul, Jeni Susyanti, and Ronny Malavia Mardani,
‘Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Underwriting, Investasi Dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia’.
24
menyatakan bahwa solvabilitas secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap laba perusahaan.35
Yang keempat investasi, ialah aktivitas yang untuk menunda
konsumsi sekarang guna dimasukkan kedalam aktiva produktif
dalam jangka waktu tertentu. Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Putri Imanda, menyatakan bahwa hasil investasi
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan asset. 36
Dan yang kelima profitabilitas, adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Abdul Gofar, menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
asset.37
B. Dana Tabarru’
Dana Tabarru’ terdiri dari kata dana dan tabarru’. Dalam
kamus bahasa Indonesia, kata dana berarti uang yang
disediakan atau sengaja dikumpulkan untuk suatu maksud,
derma, sedekah, pemberian, atau hadiah. Dari segi istilah,
Wizarah hanya memberikan makna berbagai jenis tabarru’
diantaranya al-wasiat, alwaqaf, dan al-hibah. Kata lain
yang berkaitan erat dengan tabarru’ adalah tathawwu’ yang
berarti nama bagi apaapa yang disyariatkan
sebagai bentuk tambahan atas hal yang wajib. Sehingga
makna tabarru’ secara implisit dapat menjadi suatu hal yang
wajib dan hal yang tidak wajib, bisa juga menjadi hal yang
sunnah atau tambahan atas hal-hal yang wajib.38 Dalam
35
Feby Riani, ” Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi Dan
Underwriting Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah 88.
36
Putri Imanda, “Pengaruh Klaim, Premi, Hasil Investasi, Dan Beban
Operasional Terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah Di
Indonesia” 99
37
Abdul Ghofar, “Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan Profitabilitas
Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012). 63.
38
Muhammad Iqbal, Pengelolaan dana tabarru’ asuransi jiwa syariah
dalampembiayaan murabahah di bank Sumsel babel cabang syariah
baturaja, jurnal medina-te, v ol.16,
no.1, juni 2017. H.30
25
Istilah Asuransi, Pengelolaan Dana adalah cara kerja
suatu Perusahaan Asuransi dalam mengurusi dana premi
yang sudah terkumpul dengan cara menginvestasikannya ke
lembaga-lembaga keuangan lain sebagai persediaan
pembayaran ganti rugi pertanggungan. Dengan kata lain,
dana tabarru’ dikembangkan dengan tujuan mengantisipasi
risiko kerugian yang mungkin timbul di masa yang akan
datang.39 Mengenai ketentuan bagi hasil jika
terdapat Surplus Underwriting Dana Tabarru’, Perusahaan
selaku pengelola dapat menentukan pilihan pembagian
sesuai dengan kesepakatan dengan para peserta, yaitu :40
a. seluruhnya ditambahkan ke dalam Dana Tabarru’
b. sebagian ditambahkan ke dalam Dana Tabarru’
dan sebagian dibagikan kepada Peserta;
c. sebagian ditambahkan ke dalam Dana Tabarru’,
sebagian dibagikan kepada Peserta, dan sebagian
dibagikan kepada Perusahaan (Pasal 13 Ayat 1
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
18/PMK.10/2010).
Namun jika dalam pengelolaan dana tabarru’
terjadi defisit dana akibat banyak klaim yang
harus dibayar, maka perusahaan wajib memiliki
kemampuan untuk memberikan pinjaman dalam
bentuk qardh kepada dana tabaru’ dengan
menyetornya ke dalam rekening tabarru’ secara
tunai. Sedangkan pengembalian qardh dilakukan
jika dana tabarru’ telah mengalami surplus
underwriting.41

39
Ibid h.31
40
Ibid h.31
41
Ibid h.31
26
C. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Dalam bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah at-
ta’min, penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut
mu’amman lahu atau musta’im. At-ta’min diambil dari amana
yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan
bebas dari rasa takut. Pengertian dari at- ta’min adalah seseorang
membayar atau menyerahkan untuk agar ia atau ahli warisnya
mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati,
atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang. 42
Menurut wahbah Az-Zuhaili, mendefinisikan asuransi
Syariah sebagai at-ta’min at-ta’awuni (asuransi yang bersifat
tolongmenolong), yaitu kesepakatan beberapa orang untuk
membayar sejumlah uang sebagai ganti rugiketika salah seorang
antara mereka ditimpa musibah.43
Istilah asuransi di Indonesia berasal dari kata Belanda,
assurantie yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa
Indonesia. Namun, istilah assurantie itu sendiri sebenarnya
bukanlah istilah asli Bahasa Belanda akan tetapi berasal dari
bahasa latin yaitu assecurare yang berarti “meyakinkan orang”.
Kata ini kemudian di kenal dalam bahasa prancis sebagai
asurance. Demikian pula dengan istilah assuradeur yang berarti
“penanggung” dan “geassureerde” yang berarti “tertanggung”,
keduanya berasal dari perbendaharaan Bahasa Belanda.
Sedangkan dalam Bahasa Inggris, istilah “pertanggungan” dapat
diterjemahkan menjadi insurance dan assurance.44 Kedua istilah
ini sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda, insurance
mengandung arti “menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak
mungkin terjadi”, sedangkan assurance berarti “ menanggung
sesuatu yang pasti terjadi”. Istilah assurance lebih lanjut

42
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah: Life And General: Konsep Dan
Sistem Operasional (Gema Insani, 2004).
43
Khoiril Anwar, Asuransi Syariah, Halal & Maslahat (Tiga Serangkai,
2007).
44
Dahlan Siamat, Prita Nurmalia Kusumawardhani, And Fitri Agustin,
Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter Dan Perbankan: Dilengkapi Uu
No. 10 Tahun 1998, Uu No. 23 Tahun 1999, Uu No. 03 Tahun 2004 (Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005).
27
dikaitkan dengan pertanggungan yangberkaitan dengan masalah
jiwa seseorang.45
Pengertian Asuransi dari segi bahasa mapun istilah diatas
bahwa asuransi adalah suatu perjanjian antara 2 orang atau lebih
yang dimana pihak pertama bertindak sebagai penanggung atau
penjamin jika pihak lainnya mendapatkan musibah atau suatu
kerugian yang mungkin akan terjadi. Asuransi Syariah menurut
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 21 tahun 2001 adalah
“usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan tabarru
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad yang sesuai dengan syariah.” Dana Asuransi
Syariah diperoleh dari pemodal dan peserta asuransi didasarkan
atas niat dan semangat persaudaraan untuk saling bantumembantu
pada waktu diperlukan. Hal penting yang harus diikuti dalam
mekanisme pengelolahan dana syariah adalah bahwa dalam
pengelolahan dana tidak melibatkan unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah islam.

2. Prinsip Asuransi Syariah


Asuransi Syariah memiliki prinsip-prinsip dasar yang kuat.
Menurut Muhammad Amin Suma, Prinsip-prinsip dasar yang ada
dalam asuransi Syariah adalah sebagai berikut:
a. Prinsip berserah diri dan ikhtiar Allah adalah pemilik
Mutlaq atau pemilik sebenarnya semua harta kekayaan.
Ia adalah pencipta alam semesta dan dia pula yang maha
memilikinya. Karena Allah yang menjadi pemilik
mutlaknya, maka menjadi haknya pula untuk
memberikannya kepada siapa saja yang di kehendakinya.
Allahlah yang menentukan seseorang menjadi kaya dan
Allah pula yang memutuskan menjadi miskin. Manusia
mempunyai kewajiban untuk berikhtiar (berusaha) sesuai
dengan kemampuannya dan berserah diri (bertawakal)
kepadanya (Allah).

45
Khurun’in Zuyin‘Urfa, ‘Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi, Dan
Klaim Terhadap Cadangan Dana Tabarru’pada Perusahaan Asuransi Syariah Di
Indonesia Periode 2016-2019’ (Uin Raden Intan Lampung, 2020).
28
b. Prinsip tolong menolong (ta’awun) Prinsip tolong
menolong menjadi prinsip yang paling utama dalam
kegiaan asuransi syaria, sejak awal bergabung dalam
asuransi syariah seseorang harus mempunyai niat ikhlas
dalam membantu dan meringankan beban temannya
apabila suatu saat tertimpa musibah.
c. Prinsip bertanggung jawab para peserta asuransi setuju
untuk saling bertanggung jawab antara satu sama lain,
dan harus melaksanakan kewajiban dibalik menerima
yang menjadi hak-haknya.
d. Prinsip Kerja sama dalam prinsip ini di antara peserta
asuransi syariah yang satu dengan yang lainnya saling
bekerja sama dan saling tolong menolong dalam
mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah
yang diderita.
e. Prinsip Saling Melindungi dari Berbagai Kesulitan para
peserta asuransi syariah setuju untuk saling melindungi
dari musibah, kesusahan, bencana, dan sebagainya.
Terutama melalui penghimpunan dana tabarru’ melalui
perusahaan asuransi yang diberi kepercayaan untuk itu.46

3. Akad-Akad Dalam Asuransi Syaariah


dalam akadnya asuransi Syariah memiliki akad-
akad di antaranya sebagai berikut:
a. Akad tabarru’ yaitu mengerahkan segala upaya
untuk memberikan harta atau manfaat kepada
orang lain, baik secara langsung maupun masa
yang akan datang tanpa berharap adanya
kompensasi yang bertujuan untuk saling tolong
menolong demi mengharap ridha dan pahala
dari Allah SWT. Akad ini diimplementasikan
dalam pengelolaan dana, dimana para peserta
dengan ikhlas dan secara jelas mengetahui
bahwa dana dari premi mengalir dalam dana
46
‘Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional, 2006,
(Tanggerang : Kholam), 58-59’.
29
tabarru’ yang digunakan untuk menolong
jika peserta lain mengalami musibah atau
bahkan meninggal dunia.47
b. Akad wakalah bil ujrah yaitu pemberian kuasa
dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk
mengelola dana peserta dengan imbalan
pemberian ujrah (fee). Dalam akad ini,
perusahaan bertindak sebagai wakil (yang
mendapat kuasa) untuk mengelola dana. Peserta
(pemegang polis) sebagai individu ataupun
kelompok, dalam produk saving dan tabarru’,
bertindak sebagai muwakkil (pemberi kuasa)
untuk mengelola dana. Akad Wakalah adalah
bersifat amanah (yad amanah) dan bukan
tanggungan (yad dhaman) sehingga wakil tidak
menanggung risiko terhadap kerugian investasi
dengan mengurangi fee yang telah diterimanya,
kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi.
Objek dari akad ini meliputi kegiatan
administrasi, pengelolaan dana, pembayaran
klaim, underwriting, pengelolaan portofolio
risiko, pemasaran dan investasi.
c. Akad mudharabah musyarakah yaitu perpaduan
dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah.
Perusahaan asuransi sebagai mudharib
menyertakan modal atau dananya dalam
investasi bersama dana peserta. Modal tersebut
diinvestasikan secara bersama-sama dalam
portofolio. Perusahaan asuransi sebagai
mudharib mengelola investasi dana tersebut.
Hasil investasi dibagi antara perusahaan

47
Al Arif, M. N. (2015). Pemasaran strategik pada asuransi syariah.
Bekasi: Gramata Publishing. h.26
30
asuransi (sebagai mudharib) dengan peserta
(sebagai shahibul mal) sesuai dengan nisbah
yang disepakati.

4. Operasional Asuransi Syariah


Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) terbagi
menjadi dua:
a. Sistem pada produk saving (ada unsur tabungan).
Setiap peserta wajib membayar (sejumlah uang) premi
secara teratur kepada perusahaan. Besar premi yang
dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan
tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimun premi
yang dibayarkan. Setiap premi yang dibayarkan oleh
peserta, akan dipisahkan dalam rekening yang berbeda.
b. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan
milik peserta, yang dibayarkan bila perjanjian berakhir,
peserta mengundurkan diri, peserta meninggal dunia.
c. Rekening tabarru’, yaitu kumpulan dana kebajikan yang
telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana
kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling
membantu, yang dibayarkan bila peserta meninggal
dunia, perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana),
dengan adanya akad mudharabah, maka asuransi
syariah terhindar dari unsur gharar dan maisir. Tiap
keuntungan setelah dikurangi beban asuransi akan
dibagi menurut akad mudharabah, misalnya 70:30,
60:40 dan seterusnya.
d. Sistem premi dengan unsur tidak ada tabungan Setiap
premi yang dibayarkan oleh peserta, akan dimasukkan
dalam rekening tabarru’ perusahaan. Yaitu, kumpulan
dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran
dan kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling
membantu, dan dibayarkan bila peserta meninggal
dunia, perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana).
Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai
dengan syariah islam. Keuntungan hasil investas setelah
31
dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi
reasuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan
menurut prinsip al-mudharabah dalam suatu
perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja sama
antara perusahaan (takaful) dengan peserta. 48

D. Landasan Hukum Asuransi Syariah


Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari
pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal
asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis
pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam
ajaran islam. Yaitu Al-qur’an dan Alhadits, maka landasan yang
dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang
dipakai oleh sebagian ahli hukum islam.49
1. AL-Qur’an
Meskipun ayat dalam alquran tidak secara tegas
menjelaskan tentang adanya praktek asuransi, walaupun
begitu dalam ayat-ayat alquran terdapat muatan nilai-nilai
dasar yang terdapat dalam praktek asuransi Syariah. namun
dalam kegiatan asuransi syariah prinsip tolong menolong
menjadi tujuan utama. Hal ini merupakan implementasi dari
Firman Allah swt., dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat
2:
       
        
 
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.”
Dan seperti perintah Allah untuk mempersiapakan hari
depan. kita sebagai manusia harus menyiapakan untuk masa

48
Faiqotul Nur Assyifah Ainul, Jeni Susyanti, And Ronny Malavia Mardani,
‘Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Underwriting, Investasi Dan Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia', Jurnal
Ilmiah Riset Manajemen, 6.02 (2017).
49
Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif hukum islam, 104.
32
kedepannya (planning) Sebagaimana firman Allah dalam
Q.S Yusuf Ayat 47-49 yang berbunyi:
        
        
        
         
     
“Yusuf berkata, supaya kamu bertanam tujuh tahun
(lamanya) sebagaimana biasa. Maka, apa yang kamu tuai,
hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh
tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit
dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian, akan
datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan
cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.”

dan seperti perintah Allah untuk selalu bertawakal dan


optimis dalam berusaha. Sebagaimana firman Allah dalam
Q.S Attaghabun ayat 11 :
          
       
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

E. Pertumbuhan Aset
1. Pengertian Aset
Aset merupakan aktiva yang digunakan dalam
operasional perusahaan. Semakin besar aset, diharapkan
hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan juga
semakin besar. Peningkatan aset yang diiringi dengan
meningkatnya hasil operasional perusahaan akan menambah
kepercayaan dari pihak eksternal perusahaan. Dalam
33
penelitian ini pertumbuhan aset mencerminkan aktiva yang
digunakan untuk operasional perusahaan.50
Tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan
profitabilitas pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Pertumbuhan tidak akan terjadi tanpa profitabilitas akan
sangat riskan apabila profitabilitas tanpa memperhatikan
kelangsungan hidup. Pertumbuhan mengandung arti bahwa
perusahaan itu sudah pasti profitable dan mengarah pada
kelangsungan hidup yang lebih baik. Dapat disimpulkan
bahwa asset merupakan harta benda (berwujud) atau hak
(tidak berwujud) yang mempunyai nilai ekonomis sebagai
sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. 51
Dari keterangan diatas menjelaskan bahwa Aset dapat
digunakan perusahaan untuk membiayai kinerja yang ada
dalam suatu perusahaan. Dengan pertumbuhan asset yang
tinggi perusahaan tersebut dapat mengoptimalkan asetnya
dengan baik dan menjaga kepercayaan masyarakat untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut.

F. Pengertian Premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan


profitabilitas.
1. Premi
Premi asuransi sebagai pembayaran dari tertanggung
kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan
risiko para penanggung. Dengan demikian premi asuransi
akan merupakan :
a. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada tertanggung untuk mengganti
kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (pada
asuransi kerugian).
b. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan
oleh penanggung kepada tertanggung dengan
50
Luluk Mariyah Ulfa And Tri Yuniati, ‘Pengaruh Kinerja Keuangan, Asset
Growth Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio’, Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen (Jirm), 5.5 (2016).
51
Putri Imanda, ‘Pengaruh Klaim, Premi, Hasil Investasi, Dan Beban
Operasional Terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah Di
Indonesia.[Skripsi]’ (Uin Raden Fatah Palembang, 2017).
34
menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap risiko
hari tua atau kematian (pada asuransi jiwa). Besaran
premi ditentukan dari hasil seleksi risiko yang
dilakukan underwriter atau setelah perusahaan
melakukan seleksi risiko atas permintaan calon
tertanggung.
Dengan demikian calon tertanggung akan membayar
premi asuransi sesuai dengan tingkat risiko atas kondisi
masing– masing.52
Pendapatan premi merupakan unsur yang paling
penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan
dapat menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan harus semaksimal mungkin untuk
memperoleh pendapatan yang memuaskan dan diharapkan
dapat menggunakan segala sumber yang ada dalam
perusahaan dengan seefisien mungkin.
Dana tabungan adalah titipan dari peserta asuransi
syariah (life insurance) dan akan mendapat alokasi bagi hasil
(almudharabah) dari pendapatan investasi bersih yang
diperoleh setiap tahun. Sedangkan tabarru adalah derma atau
dana kebajikan yang diberikan dan di ikhlaskan oleh peserta
asuransi jika sewaku – waktu akan dipergunakan untuk
membayar klaim atau manfaat asuransi (life maupun general
insurance). Premi (kontribusi) pada asuransi syariah disebut
juga net premium karena hanya terdiri dari mortalitas
(harapan hidup) dan didalamnya tidak terdapat unsur loading
(komisi agen, biaya administrasi, dan lain-lain) juga tidak
mengandung unsur bunga sebagaimana pada asuransi
konvensional.53
Pendapatan Perusahaan Asuransi Syariah sebagaian
besar diperoleh dari Ujroh (fee), Bagi Hasil Investasi,
Surplus Premi 1 periode lebih besar dari Klaim Peserta dan
Modal Sendiri. Peningkatan Pendapatan Premi adalah
52
Dudi Badruzaman, ‘Perlindungan Hukum Tertanggung Dalam Pembayaran
Klaim Asuransi Jiwa’, Yustisia Merdeka: Jurnal Ilmiah Hukum, 5.2 (2019).
53
Qarina Qarina And Asrahmaulyana Asrahmaulyana, ‘Analisis Asuransi
Syariah Terhadap Pdb Perkapita Di Indonesia’, Jurnal Iqtisaduna, 5.2 (2019), 274–
80.
35
Kenaikan Pendapatan Premi dibandingkan dengan periode
saat ini dengan periode tahun sebelumnya. Peningkatan
Pendapatan Premi adalah Kenaikan arus masuk premi
selama satu periode dibandingkan dengan periode
sebelumnya bilamana pendapatan premi tersebut
mangakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
Kontribusi modal.
Secara teori premi ialah sumber dana dan pendapatan
asuransi perusahaan asuransi syariah yang menjadi aspek
penting dalam memelihara ekstensi perusahaan. Berdasar
teori akuntansi yakni konsep pendapatan ialah arus masuk
atau kenaikan aset dari sebuah entitas yang menjadi aktivitas
pokok perusahaan yang sedang dijalankan. Oleh karenanya,
letak premi selaku pendapatan asuransi syariah sehingga
makin tinggi pendapatan premi yang diperoleh perusahaan
bersangkutan, maka pertumbuhan aset yang dicapai
perusahaannya akan naik. Sehingga simpulannya adanya
hubungan searah diantara pendapatan premi dengan
pertumbuhan aset.

Jadi dari pengertian premi diatas dapat disimpulkan


bahwa premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan
setiap bulannya sebagai kewajiban dari tertanggung atas
keikutsertaannya di asuransi.

2. Klaim
Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh
tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya
berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian
atau akad yang telah dibuat. Posisi klaim pada perusahaan
asuransi merupakan beban atau biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan. Dikarenakan klaim adalah sebuah beban
atau biaya, maka jika terjadi klaim akan mengurangi tingkat
pertumbuhan aset perusahaan asuransi.54

54
Sianturi, Icuk Rupi. 2014. Pengaruh Beban Klaim, Current Ratio,
Pertumbuhan Premi Terhadap Return On Investment. Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Kepulauan Riau
36
Menurut Abdullah Amrin, Klaim adalah proses
pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan uang
pertanggungan setelah tertanggung melaksanakan seluruh
kewajibannya kepada penanggung, yaitu berupa
penyelesaian pembayaran premi sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya.55
Secara teori yang diungkapkan oleh M. Syakir Sula
yakni klaim ialah beban yang mesti ditnggung suatu
perusahaan asuransi. Sehingga klaim pada perusahaan
asuransi sebagai biaya atau beban, maka apabila tejadi klaim
akan menurunkan taraf pertumbuhan asetnya. Seperti halnya
yang hasil dari peneliti yang memperlihatkan klaim
mempengaruhi negative pada pertumbuhan aset yang berarti
makin tinggi klaim dalam suatu perusahaan maka
pertumbuhan asetnya makin rendah.

Dalam menyelesaikan klaim berupa kerusakan atau


kerugian perusahaan asuransi syariah mengacu pada akad
kondisidan kesepakatan yang tertulis dalam polis, yaitu
dengan dua pilihan; pertama, akan mengganti dengan uang
tunai dan kedua, memperbaiki atau membangun ulang obyek
yang mengalami kerusakan. Prosedur penyelesaian klaim
baik asuransi kerugian syariah maupun konvensional hampir
sama, kecuali dalam hal kecepatan dan kejujuran dalam
menilai klaim. Prosedurnya adalah:
a. Pemberitahuan Klaim
Pemberitahuan klaim Setelah terjadi pristiwa
yang membuat tertanggung mengalami
kerugian, tertanggung atau pihak yang
mewakilinya segera melapor kepada pihak
penanggung. Laporan lisan harus dipertegas
dengan membuat laporan tertulis. Kondisi ini
memungkinkan pengelola mengambil tindakan
yang diperlukan mengenai klaim yang ada.

55
Amrin, Abdullah. 2011. Meraih berkah melalui asuransi syariah.
Kelompok Gramedia. Jakarta
37
Peserta menyerahkan klaim secara personal
maupun melalui agen.
b. Bukti klaim kerugian Peserta yang mendapat
musibah diminta menyediakan fakta-fakta yang
utuh dan bukti-bukti kerugian yang tertulis
dengan melengkapi “lembaran klaim” standar
yang dirancang untuk masing-masing Class Of
Business. Selain itu peserta juga harus
melengkapi dokumendokumen yang diajukan
sebagaimana yang disyaratkan secara standar
dalam industri asuransi syariah.
c. Penyidikan Setalah laporan yang dilengkapi
dengan dokumen pendukung diterima
oleh penanggung, dilakukan analisa
administrasi. Apabila tahap ini telah dilakukan,
penanggung akan memutuskan untuk segera
melakukan survey ke lapanagan. Jika hal ini
diperlukan, maka pihak yang ketiga ini akan
menentukan penyebab keruian serta menilai
besarnya kerugian yang terjadi. Laporan survei
akan dijadikan dasar apakah klaim dijamin oleh
polis atau tidak. Jika klaim ditolak,
penanggung akan segera menyampaikan surat
penolakan atas klaim yang diajukan oleh
tertanggung. Sebaliknya, jika klaim dijamin
polis, maka pihak penanggung akan segera
menghubungi tertangung mengenai
kesepakatan bentuk dan nilai yang diberikan
kepada tertanggung oleh pihak penanggung.
d. Penyelesaian klaim Setelah terjadi kesepakatan
mengenai jumlah penggantian sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku,
diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak
boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi
kesepakatan tersebut. Dalam hal ini,
38
penanggung setuju menyerahkan perbaikan
kepada pihak tertanggung
Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari
dana tabarru’ semua peserta perusahaan sebagai mudharib
wajib menyelesaikan proses klaim secara tepat dan efisien
sesuai dengan amanah yang diterimanya. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim
merupakan hak atau tuntutan dari seorang nasabah atau
pemegang polis untuk mendapat dana atau uang
pertanggungan dari pihak asuransi atas timbulnya
persyaratan-persyaratan yang telah dipenuhi.

3. Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang artinya Berapa besar
beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dibubarkan (di likuidasi).56
Menurut Christine Dwi Karya Susilawati, solvabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka Panjang dan jangka pendek atau
kewajiban-kewajiban lain apabila perusahaan dilikudasi.
Kewajiban jangka Panjang perusahaan asuransi jiwa
meliputi berakhirnya kontrak asuransi, keluar sebelum habis
kontrak, klaim meninggal dunia, cacat tetap akibat
kecelakaan dalam masa asuransi, klaim akibat sakitnya
tertanggung, jatuh tempo pembayaran berkala selama masa
asuransi. Adapun kewajiban jangka pendek meliputi utang
reasuransi, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar. 57

56
Kasmir. 2017. Analisis laporan keuangan. Cetakan ke-10. PT.Rajagrafindo
Persada. Jakarta.
57
Susilawati, C. D. K. (2013). Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ
39
Menurut Nurul Ichsan, perusahaan asuransi yang
melakukan kegiatannya di Indonesia wajib memelihara
tingkat solvabilitas,, yaitu selisih antara kekayaan yang
diperkenankan dengan jumlah kewajiban dan modal disetor
perusahaan yang bersangkutan. Dalam pemenuhan tingkat
solvabilitas atau solvency margin ini, menurut keputusan
Menteri Keuangan No.224/ KMK.017/1993 tanggal 16
Februari 1993, adalah sebagai berikut:
a. perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan
reasuransi minimal 10% dari premi bruto.
b. Perusahaan asuransi jiwa minimal 1% dari cadangan
premi, untuk bidang usaha asuransi jiwa ditambah
dengan 10% dari premi neto untuk bidang usaha
asuransi kesehatan dan kecelakaan.
Secara umum, solvabilitas asuransi terkait dengan
peraturan yang ditentukan di suatu negara secara hukum
tingkat solvabilitas perusahaan asuransi di Indonesia diatur
di dalam peraturan Menteri Keuangan No.53/PMK.10/2012
bab II pasal 2 bahwa perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi setiap saat 19 wajib memenuhi tingkat solvabilitas
paling rendah 120% dari modal minimum berbasis risiko. 58
Dapat disimpulkan solvabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik
jangka pendek maupun jangka Panjang. Suatu perusahaan
yang dinyatakan dengan tingkat solvabilitas yang baik
adalah bila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutang yang
ada.59

4. Investasi
Investasi ialah aktivitas yang untuk menunda konsumsi
sekarang guna dimasukkan kedalam aktiva produktif dalam
45. Jurnal Akuntansi, 4(2), 165–174.
58
Ichsan, Nurul. 2014. Pengantar Asuransi Syariah. Gaung Persada Press Group
Jakarta
59
Christine Dwi Karya Susilawati, ‘Analisis Perbandingan Pengaruh
Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Lq 45’, Jurnal Akuntansi, 4.2 (2012), 165–74.
40
jangka waktu tertentu. Dengan melakukan investasi ke
aktiva produktif akan meningkatkan keuntungan secara
keseluruhan.60 Setiap perusahaan asuransi mendapatkan
premi dalam jumlah milyaran rupiah. Sebagian besar
pendapatan premi yang diperoleh perusahaan digunakan
untuk kegiatan investasi. Semakin besar jumlah yang
diinvestasikan menjadikan pendapatan hasil investasi juga
tinggi.
Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset
(harta kekayaan atau dana) pada suatu yang diharapkan
dapat memberikan pendapatan atau akan meningkatkan
nilainya di masa yang akan datang. Sedangkan investasi
dalam keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat
berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di
masa mendatang.
Berdasarkan teori makin tinggi kapabilitas perusahaan
dalam manajemen investasinya, maka pertumbuhan aset
perusahaannya akan naik. Perusahaan asuransi syariah
selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari
dana peserta yang telah terkumpul. Kegiatan investasi
tersebut wajib dilakukan sesuai dengan syariat. Kegiatan
investasi tersebut dilakukan untuk memperoleh hasil
investasi. Secara umum investasi terbagi menjadi dua, antara
lain sebagai berikut:61
a. Investasi riil paling umum terjadi pada
perekonomian tradisional, dimana investasi ini
mencakup aset nyata seperti tanah, bangunan,
mesin, pembelian aset produktif, atau hal fisik
lainnya.
b. Investasi finansial dilakukan dipasar uang,
misalnya berupa sertifikat deposito, commercial
paper, surat berharga pasar uang (spbu) dan

60
Anna Nurlita, ‘Investasi Di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam’,
Kutubkhanah, 17.1 (2015), 1–20.
61
Fahmi, Irham Dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio Dan
Analisis Investasi (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 7.
41
lainnya, investasi juga dapat dilakukan dipasar
modal berupa saham, obligasi dan lainnya.
Pada umumnya tujuan dari hasil investasi adalah
sebagai berikut: Pertama untuk memperoleh pendapatan
yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga,
royalti, deviden atau uang sewa dan lain-lain. Kedua untuk
membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk
kepentingan ekspansi, kepentingan sosial. Ketiga untuk
mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui
pemilikan sebagai ekuitas perusahaan tersebut. Keempat
Untuk menjamin untuk tersedianya bahan baku dan
mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan. Dan
Untuk mengurangi persaingan diantara perusahaan-
perusahaan yang sejenis.
Kesimpulan hasil investasi ialah hasil pengelolaan
sebagian pendapatan premi dalam bentuk instrumen
portofolio asuransi. Kegiatan investasi dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang akan dibagikan
antara pemilik modal dengan pengelola dana. Semakin baik
pengelolaan dana investasi maka semakin besar perolehan
laba bersih perusahaan.

5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi
investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan
analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham
akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima
dalam bentuk dividen.62
Secara teori yang diungkapan Arief, “rasio profitabilitas
bertujuan untuk mengukur efektifitas manajemen yang
tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan

62
Putu Wisnu Wiguna, ‘Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas Dan Likuiditas Pada Luas Pengungkapan Sukarela’, E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 2 (2013).
42
perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja
perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam
pengelolaan kewajiban dan modal”. Disamping dapat
dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan, rasio-rasio
profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat
keuntungan yang memadai diperlukan untuk
mempertahankan arus sumber-sumber modal. Teknik
analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos-
pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk
memperoleh ukuranukuran yang dapat digunakan sebagai
indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank
memperoleh laba. Oleh karena itu teknik analisis ini disebut
juga dengan analisis laporan laba rugi.
Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur
efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil
dari investasi melalui kegiatan penjualan. Terdapat beberapa
cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas yaitu
sebagai berikut :
1. Return On Equity (ROE) menunjukan kemampuan
perussahaan yang dapat dihasilkan oleh modal sendrii
dari perusahaan tersebut dengan membandingkan antara
laba bersih dengan modal sendiri dari suatu perusahaan.
2. Net Profit Margin (NPM) menunjukkan sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu dengan membandingkan
anatara laba bersih dengan penjualan yang dihasilkan
perusahaan.
3. Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total
aset perusahaan dengan membaandingkan antara laba
bersih dengan total aset perusahaan.
Dapat disimpulkan profitabilitas kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan atau memeroleh keuntungan. Analisis
profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamenal
43
perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas
operasi perusahaan dalam memperoleh laba. 63

G. Hubungan Antara Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi, dan


Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset
1. Premi Terhadap Pertumbuhan Aset
Semakin besar premi yang diterima perusahaan
asuransi, maka semakin besar dana yang akan
diinvestasikan, semakin besar dana yang diinvestasikan,
maka semakin besar pula peluang keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan, semakin besar keuntungan perusahaan
maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan aset suatu
perusahaan. Dalam posisi premi sebagai pendapatan asuransi
syariah maka semakin besar premi yang diterima perusahaan
asuransi syariah, semakin tinggi pula pertumbuhan aset
perusahaan.

2. Klaim terhadap Pertumbuhan Aset


Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh
tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya
berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian
atau akad yang telah dibuat. Posisi klaim pada perusahaan
asuransi merupakan beban/biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Dikarenakan klaim adalah sebuah beban/biaya,
maka jika terjadi klaim akan mengurangi tingkat
pertumbuhan aset perusahaan asuransi.

3. Solvabilitas terhadap Pertumbuhan Aset


Perusahaan asuransi setiap tahun wajib menetapkan
target tingkat solvabilitas. Semua perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi wajib memiliki tingkat solvabilitas
(Risk Based Capital) minimal 120% dari risiko yang
mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam
pengelolaan kekayaan dan kewajiban atau serendah-
rendahnya mencapai angka 100% sehingga dapat diberi

63
Harmono. 2009. “Manajemen Keuangan”. Jakarta : Bumi Aksara.
44
kesempatan untuk melakukan penyesuaian dan
meningkatkan batas solvabilitasnya dalam jangka waktu
tertentu. Dengan menggunakan solvabilitas akan
mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan Asuransi.
Semakin tinggi rasio solvabilitas akan semakin sehat pula
kondisi kesehatan suatu Perusahaan Auransi.

4. Investasi terhadap Pertumbuhan Aset


Menurut Astria menyatakan bahwa semakin besarnya
hasil investasi maka semakin besar pula pertumbuhan aset
yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu dalam penelitian
ini penulis menggunakan laporan keuangan untuk mengukur
pertumbuhan aset dalam perusahaan asuransi jiwa syariah
yang mungkin dapat dipengaruhi oleh variabel investasi.

5. Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Aset


Profitabilitas mempengaruhi pertumbuhan melalui
asset yang dimiliki, semakin tinggi tingkat profitabilitas
suatu perusahaan akan meningkatkan pula pertumbuhan aset
tersebut. Profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan
aset dimana ketika profitabilitas mengalami kenaikan maka
pertumbuhan asset juga meningkat dan sebaliknya ketika
profitabilitas mengalami penurunan maka pertumbuhan aset
perusahaan juga akan turun.

H. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini membahas tentang pengaruh premi, klaim,
solvabilitas, investasi dan profitabilitas terhadap pertumbuhan
aset asuransi jiwa syariah di Indonesia. Menggunakan data
laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa Syariah yang
terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada tahun 2018-2021.
Maka disusunlah kerangka pikiran sebagai berikut:

Premi
(X1)

Klaim
(X2)
(X3) Aset (Y)

45
Investasi
(X4)

Profitabilitas
(X5)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

I. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah
penelitian, atau dengan kata lain Hipotesis adalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang belum final, yang harus di uji
kebenrannya.64 Hipotesis baru akan didapat hasilnya setelah
melakukan penelitian dan menganalisis, hasil tersebut dapat
berupa hipotesis positif maupun negative. Berdasarkan kajian
teori dan penelitian terdahulu yang telah di jelaskan diatas, maka
hipotesis yang dapat di rumuskan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh Premi (X1) Terhadap Pertumbuhan Aset (Y)
Premi sebagai salah satu sumber pendanaan dan
pendapatan perusahaan asuransi Syariah. Dalam
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 108
paragraf 03, kontribusi peserta (klaim) diakui sebagai
bagian dari dana tabarru‟ dalam dana peserta. Dana
peserta terdiri dari dana tabarru‟ dan dana tijarah dan
cadangan surplus underwriting.

64
Djarwanto, P. S. Subagyo, 1994. Statistik induktif. Hlm 13
46
Menurut Muhammad Ikhsan, H asep ramdan hidayat
dan epi fitriah dalam penelitiannya menyatakan bahwa
variabel premi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
aset.65 Maka hipotesis yang diajukan adalah :
H1 : Tidak terdapat pengaruh positif signifikan antara premi
terhadap pertumbuhan aset

2. Pengaruh Klaim (X2) Terhadap Pertumbuhan Aset (Y)


Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh
tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya
berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian
atau akad yang telah dibuat. Posisi klaim pada perusahaan
asuransi merupakan beban/biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Dikarenakan klaim adalah sebuah beban/biaya,
maka jika terjadi klaim akan mengurangi tingkat
pertumbuhan aset perusahaan asuransi.66
Menurut Putri Imanda dalam penelitiannya menyatakan
bahwa variabel klaim berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan aset.67 Maka hipotesis yang diajukan adalah :
H2 : Terdapat Pengaruh yang positif signifikan antara klaim
terhadap pertumbuhan aset pada perusahaan

3. Pengaruh Solvabilitas (X3) Terhadap Pertumbuhan Aset


(Y)
Industri asuransi wajib memenuhi tingkat solvabilitas
yang dihitung dengan menggunakan Risk Based Capital
(RBC). Tingkat RBC umum sebesar 120% dari resiko
kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat deviasi dalam
mengelola kekayaan dan kewajiban. Rasio solvabilitas yang

65
Muhammad Ikhsan, Asep Ramdan Hidayat, and Epi Fitriah, ‘Pengaruh
Premi Dan Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah
Tahun 2013-2014’, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, 2015, 363–71.
66
M Nafarin, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta: Salemba Empat, 2009),
hlm.55
67
Putri Imanda, “Pengaruh Klaim, Premi, Hasil Investasi, Dan Beban
Operasional Terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah Di
Indonesia” 99
47
dihitung dengan menggunakan RBC ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan asuransi dalam
melanjutkan usahanya dimasa mendatang.68
Menurut Chynthia Fadila Suud dalam penelitiannya
berdasarkan hasil pengujian solvabilitas yang diproksikan
dengan risk based capital terhadap laba di perusahaan
reasuransi di Indonesia, dapat diketahui bahwa variabel
solvabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan. 69
Maka hipotesis yang diajukan adalah :
H3 : Terdapat pengaruh yang positif signifikan antara
solvabilitas terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan

4. Pengaruh Investasi (X4) Terhadap Pertumbuhan Aset


(Y)
Menurut Sandi Sofiandi pendapatan investasi
merupakan sumber pemasukan perusahaan yang akan
mendukung kegiatan dan aktifitas operasional perusahaan di
masa mendatang. Jika perusahaan dapat memaksimalkan dan
mengoptimalkan kinerjanya, kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan dan pendapatan investasi akan
berpengaruh positif terhadap peningkatan laba perusahaan. 70
Menurut Salsabila Nur Hanifah dalam penelitiannya,
investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
perusahaan umum Syariah di Indonesia. 71 Maka hipotesis
yang diajukan adalah :
H4 : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara
investasi terhadap pertumbuhan aset perusahaan

68
Alamsyah, Richard, and Adi Wiratno. "Pendapatan premi, rasio hasil
investasi, laba, klaim dan risk based capital perusahaan asuransi kerugian di
Indonesia." Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP) 4.01 (2017): 87-101.
69
Cynthia Fadila Suud, “Pengaruh Underwriting Dan Solvabilitas Terhadap
Laba Perusahaan Reasuransi,” (Skripsi, Universitas Lampung, 2016)
70
Sandi Sofiandi, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba Pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia (Periode 2011-2013),” (Skripsi,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015)
71
Salsabila Nur Hanifah,” Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi Dan Hasil
Underwriting Terhadap Tingkat Laba Pada Perusahaan Asuransi Umum Syariah,”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2017)
48
5. Pengaruh Profitabilitas (X5) Terhadap Pertumbuhan
Aset (Y)
Profitabilitas mempengaruhi pertumbuhan melalui asset
yang dimiliki, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu
perusahaan akan meningkatkan pula pertumbuhan aset
tersebut. Profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan
aset dimana ketika profitabilitas mengalami kenaikan maka
pertumbuhan asset juga meningkat dan sebaliknya ketika
profitabilitas mengalami penurunan maka pertumbuhan aset
perusahaan juga akan turun.
Menurut Abdul Ghofar dalam penelitiannya variabel
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
aset.72 Maka hipotesis yang diajukan adalah :
H5 : Terdapat pengaruh yang positif signifikan antara
variable profitabilitas terhadap pertumbuhan aset

72
Abdul Ghofar, “Pengaruh Premi, Klaim, Investasi Dan Profitabilitas
Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia”
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012). 63.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2022. Penelitian ini
dilakukan di Otoritas Jasa Keuangan melalui akses media internet
terhadap situs www.ojk.id sebagai situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan, dan website resmi perusahaan asuransi jiwa Syariah
selama tahun penelitian 2018-2021.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
pendekatan secara kuantitatif. Metode kuantitatif adalah
metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.73
Peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan
(library research). Peneliti kepustakaan adalah penelitian
yang dilaksanakan menggunakan literatur (kepustakaan)
yaitu penelitian yang bertujuan mendapatkan data sekunder.
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya merupakan bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.74 Dalam penelitian
ini data yang diperoleh penulis bersumber dari laporan
keuangan pada perusahaan asuransi syariah yang laporan
keuangan nya dipubulikasikan di website resmi perusahaan.

73
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif R & D (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 8.
74
Nur Indriantoro Dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis
(Yogyakarta: BPEF, 2014), h.147.

39
40
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat asosiatif, yaitu metode penelitian
yang dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya, serta menguji dan menggunakan
kebenaran suatu masalah atau pengetahuan.75 Sesuai dengan
pengertian tersebut penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh premi, klaim, solvabilitas, investasi
dan profitabilitas terhadap pertumbuhan aset perusahaan
asuransi jiwa syariah.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data


A. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Penelitian
populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan
subjeknya tidak terlalu banyak. Objek pada populasi diteliti,
hasilnya dianalisis. Disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku
untuk seluruh populasi.76 Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia yang berjumlah 55 perusahaan.

Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia
No. Nama Perusahaan
1 PT Asuransi Adira Dinamika
2 PT Asuransi Allianz Utama Indonesia
3 PT Asuransi Astra Buana
4 PT Asuransi Bangun Askrida
5 PT Asuransi Bintang, Tbk
6 PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur
7 PT Asuransi Central Asia
8 PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)
9 PT Asuransi Jasa Indonesia
10 PT Asuransi Jasa Raharja Putera
75
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif R & D, h.8.
76
Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum
(Jakarat: Raja Grafindo Persada, 2013) , h. 30
41
11 PT Asuransi Parolamas
12 PT Asuransi Ramayana Tbk.
13 PT Asuransi Sinar Mas
PT Asuransi Staco Mandiri (d/h PT Staco Jasa
14 Pratama)
15 PT Asuransi Tri Pakarta
16 PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
17 PT Asuransi Umum Mega
PT AIG Insurance Indonesia (D/H PT Chartis
18 Insurance Indonesia)
19 PT Tugu Pratama Indonesia
20 PT Asuransi Bina Dana Arta
21 PT Asuransi Mitra Maparya
22 PT Asuransi Wahana Tata
23 PT Pan Pacific Insurance
24 PT Mandiri AXA General Insurance
25 PT Asuransi Reliace Indonesia
26 PT Asuransi Takaful Umum
27 PT Jaya Proteksi Takaful
28 PT Asuransi Sonwelis Takaful
29 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
30 PT AIA Financial
31 PT Asuransi Allianz Life Indonesia
32 PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera
33 PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya
34 PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
35 PT Asuransi Jiwa Mega Life
36 PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG
37 PT Avrist Assurance
38 PT Axa Financial Indonesia
39 PT Axa Mandiri Financial Services
40 PT BNI Life Insurance
41 PT Great Eastern Life Indonesia
42 PT Panin Daichi Life (d/h PT Panin Life)
43 PT Prudential Life Assurance
42
44 PT Sun Life Financial Indonesia
PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia (d/h PT
45 MAA Life Assurance)
46 PT ACE Life Assurance
47 PT Financial Wiramitra Danadyaksa
48 PT Asuransi Takaful Keluarga
49 PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
50 PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
51 PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
52 PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia
53 PT Reasuransi International Indonesia
54 PT Reasuransi Nasional Indonesia
55 PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. 77
Sampel merupakan bagian kecil dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah
menggunakan sampel perusahaan asuransi jiwa syariah dan
unit syariah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang
laporan keuangannya terpublikasi dan sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan.
Kriteria – kriterianya adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan Asuransi Syariah yang aktif beroperasi pada
periode tahun 2018-2021.
b. Perusahaan Asuransi Syariah yang menertbitkan
laporan keuangan tahunan selama periode 2018-2021.

77
Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 81.
43
c. Perusahaan asuransi Syariah yang menyediakan data
terkait dengan variable Premi, Klaim, Solvabilitas,
Investasi, dan Profitabilitas perusahaan Asuransi
Syariah.
Dengan demikian 7 perusahaan asuransi jiwa syariah
dengan periode waktu 2018-2021. Berikut adalah daftar
nama perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang
akan digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.2
Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia

Nama Perusahaan
No Kriteria
Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi Jiwa Unit
1 PT AIA Financial Indonesia
Usaha Syariah
Asuransi Jiwa Unit
2 PT Axa Financial Indonesia
Usaha Syariah
Asuransi Jiwa Unit
3 PTPanin Life Indonesia
Usaha Syariah
Asuransi Jiwa Unit
4 PT Manulife Indonesia
Usaha Syariah
Asuransi Jiwa Unit
5 PT Sun Life Indonesia
Usaha Syariah
Asuransi Jiwa Unit
6 PT Jiwa Central Asia Raya
Usaha Syariah
Asuransi Jiwa Unit
7 PT Jiwa Sinarmas MSIG
Usaha Syariah
Sumber: Data diolah, 2022

C. Teknik Pengumpulan Data


Data kuantitatif merupakan data-data yang
penyajiannya dalam bentuk angka-angka yang secara sepintas
lebih mudah untuk diketahui maupun untuk dibandingkan
44
satu dengan lainnya.78 Data-data kuantitatif dalam penelitian
ini menganalisis pengaruh premi, klaim, solvabilitas,
investasi, dan profitabilitas terhadap pertumbuhan aset
perusahaan asuransi jiwa syariah.
Data yang digunakan adalah data sekunder, data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan antara
lain mencakup dokumen dokumen resmi, buku-buku, hasil-
hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya. 79
Dimana data yang diperoleh didapatkan dari instansi atau
pihak yang mempunyai kaitan dan wewenang secara
langsung data didapatkan dengan mengumpulkan data berupa
laporan keuangan asuransi jiwa syariah di Indonesia dari
tahun 2018-2021 dan yang bersifat ekseternal didapatkan
diluar sumber-sumber diluar data yang dipublikasikan oleh
Otoritas Jasa Keuangan dan juga artikel, jurnal, dan internet
yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah menggunakan metode kepustakaan dan
metode dokumentasi. Dimana penjelasan lebih lanjut
mengenai pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat,
teori, atau hukum yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa laporan
keuangan asuransi jiwa syariah adapun metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah penelusuran data online, yaitu dengan cara
melakukan penelusuran melalui media internet. Data laporan
keuangan tahunan didapat dari www.ojk.go.id.80
78
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2011), h. 97.
79
Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum
(Jakarat: Raja Grafindo Persada, 2013) , h. 30.
80
J. Supranto, Metode Ramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan Ekonomi Dan
Bisnis,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.9.
45

2. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang
ada hubungannnya dengan masalah yang dipecahkan. Data
yang diambil penulis dalam metode kepustakaan ini berasal
dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul yang diteliti
oleh penulis, buku-buku literatur, dan penelitian
sejenisnya.81 Selain itu juga dilakukan dengan memilih dan
mempelajari penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik
penelitian. Penelitian terdahulu dapat berupa jurnal, skripsi,
tesis dan berbagai penelitian lain.

D. Operasional Variabel Penelitian


1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karna adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini ada satu variabel
terikat yang digunakan yaitu pertumbuhan aset. Aset
merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar aset diharapkan
semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh
perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar
(kreditur) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang
semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini
didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang
ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset
yang dimiliki perusahaan.
Pertumbuhan Aset = Total Aset (t) – Total Aset (t-1)
Total Aset (t-1)

81
Ibid, h. 11.
46
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat baik secara positif
maupun secraa negatif. Jika terdapat variabel
dependen maka harus terdapat variabel independen.
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu :

a. Premi (X1)
“Pendapatan Premi adalah premi yang diperoleh
sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi
diakui sebagai pendapatan selama periode polis
(kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang
diberikan”.82 “Tingkat Pendapatan Premi adalah Selisih
antara Premi tahun tertentu dengan tahun sebelumnya.”

b. Klaim (X2)
Klaim adalah permintaan atau pemberitahuan atas
hak seseorang untuk mendapatkan penggantian dari
perusahaan asuransi atas suatu kejadian yang
menyebabkan kerugian yang ditanggung/dilindungi
oleh polis.83 Untuk mengukur rasio klaim dalam
perusahaan asuransi dilakukan dengan perbandingan
antara klaim bruto dengan premi bruto. Rasio ini
mencerminkan pengalaman klaim ( loss ratio ) yang
terjadi serta kualitas usaha penutupannya. Rasio klaim
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rumus Klaim = Beban Klaim


Pendapatan Premi

c. Solvabilitas (X3)

82
Rosalie, Eugenia, and Novi S. Budiarso. "Analisis pengakuan pendapatan
dan beban menurut PSAK No. 28 pada PT. Asuransi Tri Pakarta Cabang
Manado." ACCOUNTABILITY 6.1 (2017): 81-91.
83
Ahmad Ifham Sholihin. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: PT Gramedia, 2010.
47
Solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya atau kewajibankewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio-rasio ini dapat dihitung
dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva
tetap dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio
ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan
dengan hutangnya.84
Hasil rasio solvabilitas dapat menunjukan seberapa
besar keuntungan perusahaan untuk mendukung risiko
yang mungkin timbul dari asuransi yang ditutupnya.
Berikut adalah rumus untuk mendapatkan hasil dari
rasio solvabilitas :

Rumus Solvabilitas = Tingkat Solvabilitas


Jumlah batas tingkat solvabilitas minimum

d. Investasi (X4)
Investasi adalah menanamkan atau menempatkan
aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang
diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau
akan meningkatkan nilainya di masa mendatang.
Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan
dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan
meningkat nilainya di masa mendatang. Dalam
penelitian ini, hasil dari investasi yang dijadikan
sebagai pengukur pertumbuhan aset perusahaan
asuransi jiwa syariah.
Menurut Muhammad Anggit (2011) Pengukuran
hasil investasi merupakan kegiatan investasi yang
dilakukan oleh setiap perusahaan asuransi jiwa syariah
di Indonesia. Dalam hal ini berikut adalah rumus untuk
menghitung hasil investasi:
Rumus Pendapatan Investasi = Pendapatan Bersih Investasi
Rata-rata Investasi
84
Dewi, Meutia. "Penggunaan Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
untuk Mengukur Kinerja Keuangan di PT. Aneka Tambang Tbk." Jurnal Penelitian
Ekonomi Akuntansi (JENSI) 1.2 (2017): 102-112.
48

e. Profitabilitas (X5)
Menurut Pearce (2008), “Profitabilitas merupakan
hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
yang dipilih oleh manajemen suatu organisasi”. Rasio
profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas
manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari
investasi melalui kegiatan penjualan.
Dalam penelitian ini, Pengukuran profitabilitas
menggunakan Return On Asset (ROA), ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan
mengahasilkan laba bersih dari total aset Perusahaan.
Rumus menghitung rasio ini:

ROA = Laba Bersih Sebelum Pajak


Total Aset

Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Premi (X1) Pendapatan premi Nominal / Rupiah (Rp)
Klaim (X2) Beban Klaim Nominal / Rupiah (Rp)
1. Total
Kewajiban
Solvabilitas (X3) Jangka Rasio
Panjang
2. Total Ekuitas
1. Pendapatan
Bersih
Investasi (X4) Investasi Nominal / Rupiah (Rp)
2. Rata - raya
Investaso
1. Laba Bersih
Profitabilitas (X5) Rasio
2. Total Aktiva
49
Persentase
perubahan
(peningkatan atau
Pertumbuhan Aset
penurunan) total Persentase (%)
(Y)
aset pada tahun
tertentu terhadap
tahun sebelumnya.

E. Teknik Pengolahan Data


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh premi,
klaim, solvabilitas, investasi dan profitabilitas terhadap laba
perusahaan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Oleh karena
itu, model analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi
lebih dari dua variabel dan pengolah datanya menggunakan
aplikasi program statistik yaitu E-Views Regresi dilakukan
terhadap dua variabel saja, yaitu satu variabel dependen
(dependent variable) dan satu variabel independen (independent
variable).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha menggambarkan berbagai
karakteristik data yang berasal dari suatu sampel. Statistik
deskriptif seperti mean, median, modus, persentil, desil,
quartile dalam bentuk analisis angka maupun
gambar/diagram. Statistik deskriptif menggambarkan sebuah
data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami
dalam menginterpesentasikan hasil analisis dan
pembahasannya. Statistik deskriptif dalam penelitian juga
menjadi proses tranformasi data dalam bentuk tabulasi.
Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan
data dalam bentuk table numeric dan grafik. Serta statistic
sampel digunakan untuk menjelaskan ukuran pemusatan dan
penyebaran nilai-nilai pengamatan dari suatu set data.
Ukuran pemusatan data yang biasa digunakan adalah nilai
rata-rata (mean), nilai tengah (median) dan nilai yang sering
muncul (modus). Sedangkan ukuran penyebaran yang umum
50
digunakan adalah kisaran data (range), simpangan baku
(standart devation)dan keragaman (variance).85
2. Metode Estimasi Model Regresi
a. Data Panel
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
regresi data panel. Data panel adalah data yang terdiri
atas beberapa variabel seperti pada data seleksi silan,
namun juga memiliki unsur waktu seperti pada data
runtut waktu. Dengan kata lain data panel adalah
gabungan data cross section dan time series. Regresi
dengan menggunakan data panel disebut
dengan model regresi data panel. Jika setiap unit cross
section mempunyai data time series yang sama modelnya
disebut model regresi panel data seimbang (balance
panel) sedangkan jika jumlah observasi time series dari
unit cross section tidak sama maka disebut regresi panel
data tidak seimbang (unbalance panel). Pada dasarnya
penggunaan metode data panel memiliki beberapa
keunggulan. Pertama, data panel mampu
memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit
dengan mengizinkan variabel spesifik individu. Kedua,
kemampuan mengontrol heterogenitas individu ini
selanjutnya menjadikan data panel dapat digunakan untuk
menguji dan membangun model prilaku yang lebih
kompleks. Ketiga, data panel mendasarkan diri pada
operasi cross-section yang berulang-ulang (time series),
sehingga metode data panel cocok digunakan sebagai
study of dynamic adjusment. Keempat, tingginya jumlah
observasi memiliki implikasi pada data yang lebih
informatif, lebih variatif, kolenearitas antar variabel yang
semakin berkurang, dan peningkatan derajat bebas atau
derajat kebebasan (degree of freedom-df), sehingga dapat
diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. Kelima, data
panel dapat digunakan untuk mempelajari modelmodel
prilaku yang kompleks. Keenam, data panel dapat
85
Modul Ekonometrika Analisis dan Pengolahan Data SPSS Dan EVIEWS
(Bandar Lampung, 2016), h. 7-8
51
digunakan untuk meminimalisir bisa yang mungkin
ditimbulkan oleh agregasi data individu. Ada beberapa
teknik yang biasanya digunakan untuk mengestimasi
model regresi dengan data panel yaitu dengan pendekatan
Common Effect, Fixed Effect, Random Effect.

1. Common Effect
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi
data panel adalah hanya dengan mengkombinasikan
data time series dan cross section. Kemudian data
gabungan ini diperlukan sebagai satu kesatuan
pengamatan yang digunakan untuk mengestimasikan
model dengan metode Ordinary Least Square (OLS).
Ordinary Least Square merupakan metode estimasi
yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi
regresi populasi dari fungsi regresi sampel. Metode
ilmiah yang kemudian dikenal dengan metode
Common Effect.

2. Fixed Effect
Teknik model Fixed Effect adalah teknik
mengestimasikan data panel dengan menggunakan
variabel dummy untuk menangkap adanya
perbedaan intersep. Adanya variabel-variabel yang
tidak semuanya masuk persamaan dalam model
memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan.
atau dengan kata lain intersep ini mungkin berubah
untuk setiap individu dan waktu. Pemikiran inilah
yang menjadi dasar pemikiran pembentukan model
tersebut. Model estimasi ini sering disebut dengan
teknik Least Square Dummy Variable (LSDV).

3. Random Effect
Bila pada model fixed effect perbedaan antar individu
dan waktu dicerminkan lewat intersep, maka pada
model random effect, perbedaan tersebut diakomodasi
lewat error (gangguan). Nama metode random effect
52
berasal dari pengertian bahwa variabel gangguan
terdiri dari dua komponen yaitu variabel gangguan
secara menyeluruh yaitu kombinasi time series dan
cross section dan variabel gangguan secara individu.
Dalam hal ini variabel gangguan adalah berbedabeda
antar individu tetapi tetap antar waktu. Karena itu
model random effect juga sering disebut dengan Error
Component Model (ECM).

b. Metode Analisis Model Regresi


Untuk memilih model aman yang paling tepat digunakan
untuk pengolahan data panel, maka terdapat beberapa
pengujian yang dapat dilakukan. Pertama adalah uji chow
yang digunakan untuk memilih antara commen effect dan
fixed effect. Yang kedua adalah uji hausman yang
digunakan untuk memilih antara fixed effect dan random
effect, dan yang ketiga uji Lagrange Multiplier (LM).

1. Uji Chow
Uji chow adalah pengujian untuk menentukan model
apa yang akan dipilih antara common effect atau fixed
effect. Untuk memilih antara OLS tanpa variabel
dummy atau fixed effect, maka dapat diuji
menggunakan uji statsistik F (chow test) hipotesis uji
chow adalah:
Ho: Common effect model
Ha: Fixed effect model
Uji chow berdasarkan nilai probability chi-square
dengan α = 5% atau 0,05. Jika nilai prob. < 0,05 maka
Ho ditolak dan model yang diterima yaitu Fixed effect
model. Tetapi apabila nilai prob. > 0,05 maka Ho
diterima dan model yang terpilih yaitu Common effect
model.

2. Uji Hausman
53
Uji hausman adalah uji yang digunakan untuk
memilih model yang terbaik antara fixed effect atau
random effect. Hipotesis uji hausman yaitu:
Ho: Random effect model
Ha: Fixed effect model
Uji hausman berdasarkan nilai probability chi-square
dengan α = 5% atau 0,05. Jika nilai prob. < 0,05 maka
Ho ditolak dan model yang diterima yaitu Fixed effect
model. Tetapi apabila nilai prob. > 0,05 maka Ho
diterima dan model yang terpilih yaitu Random effect
model.

3. Uji Lagrange Multiplier (LM)


Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah uji yang
digunakan untuk memilih model yang terbaik antara
common effect atau random effect. Hipotesis uji
Lagrange Multiplier (LM) yaitu:
Ho: Common effect model
Ha: Random effect model
Uji Lagrange Multiplier berdasarkan nilai probability
chi-square dengan α = 5% atau 0,05. Jika nilai prob. <
0,05 maka Ho ditolak dan model yang diterima yaitu
Random effect model. Tetapi apabila nilai prob. > 0,05
maka Ho diterima dan model yang terpilih yaitu
Common effect model.

c. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk
menilai apakah data yang dimiliki berdistribusi
normal atau tidak agar dapat digunakan pada statistik
pokok pengambilan keputusan dilaksanakan sesuai
dengan signifikannya, yaitu sebagai berikut :
a. Saat nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
b. Saat nilai signifikan < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal
54

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dibutuhkan untuk mengetahui
ada atau tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan antar variabel independen pada suatu
model. Selain itu uji ini juga untuk menghindari
kebiasan dalam proses pengambilan keputusan
tentang pengaruh uji parsial tiap variabel independen.
Apabila koefisien korelasi antar variabel bebas > 0,8
maka model terjadi masalah multikolinieritas.
Sebaliknya, apabila koefisien antar variabel bebas <
0,8 maka model tidak terjadi masalah
multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan
dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak
konstan untuk variabel bebas jika signifikansi dari
probability < 0,05 maka model tersebut mengandung
heteroskedastisitas dan apabila signifikansi dari
probability > 0,05 maka model tersebut tidak
mengandung heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi liniear terdapat kolerasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika signifikansi dari probability < 0,05 maka model
tersebut mengandung autokorelasi, dan apabila
signifikansi dari probability > 0,05 maka model
tersebut tidak mengandung autokorelasi.

d. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara individual
55
(parsial) dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji t juga dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi yang dibandingkan dengan nilai α = 0,05
(5%). Pengambilan kesimpulan pada penelitian ini
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dari hasil
uji t pada variabel independen dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak.

2. Uji Koefisien Determinasi


Untuk mengetahui ketetapan atau kecocokan garis
regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok data
hasil observasi, perlu dilihat sampai seberapa jauh
model yang terbentuk mampu menerangkan kondisi
yang sebenarnya. Dalam analisis regresi dikenal
dengan nama Koefisien Determinasi (R2) selain itu
Koefisien Determinasi menunjukan ragam varian naik
turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linear X
(berapa bagian keragaman dalam variabel Y yang
dapat dijelaskan oleh beragamnya nilai-nilai variabel
X).
Uji Koefisien Determinasi dimana nilai yang
mendekati angka satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Namun, model koefisien determinasi
memiliki kelemahan yakni bisa terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Oleh karena itu dalam penelitian ini
menggunakan nilai dari Adjusted R2 untuk
mengevaluasi mana model regresi terbaik.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
A. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
jumlah data (n) yang digunakan dalam penelitian serta
menunjukkan nilai maksimum, minimum, nilai rata-rata
(mean), dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis
statistik deskriptif diperoleh gambaran sebagai berikut:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Premi Klaim Solvabilitas Investasi Profitabilit
Aset (Y) (X1) (X2) (X3) (X4) as (X5)
Mean -1.628571  132.4666  0.796500  8.518929  83.62871  4.758929
Median  1.230000  82.17200  0.386000  4.570000  17.20750  4.190000
Ma
xi
mu
m 39.73000  651.4120  3.318000  44.16000  734.4170  15.28000
Minimum -50.27000  4.616000  0.082000  0.280000  1.104000  0.100000
Std. Dev.  16.66263  184.1202  0.972931  10.26248  159.9452  3.471124
N  28  28  28  28  28  28
Sumber: Output Eviews, data sekunder yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel uji statistik deskriptif diatas,
diketahui bahwa jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 28. Pertumbuhan aset sebagai variabel
dependen memiliki rata-rata (mean) sebesar -1.628571 dan
nilai standar deviasi sebesar 16.66263 dengan nilai
minimum Rp. -50.27000 dan nilai maksimum 39.73000.
Pada tabel diatas menunjukan bahwa premi pada data
tahunan selama periode 2018-2021 memiliki nilai minimum
sebesar  4.616000 sedangkan untuk nilai maksimum premi
sebesar  651.4120. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki
premi adalah sebesar 132.4666. Dengan standar deviasi
184.1202. Nilai standar deviasi menunjukan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai mean, hal ini menunjukan

56
57
bahwa simpangan data pada variabel premi terlalu besar.
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa variasi antara nilai
minimum dan maksimum pada periode pengamatan relatif
tinggi, sehingga dapat dikatakan kurang baik, karena ada
kesenjangan yang relatif besar antara nilai maksimum dan
minimum pada premi.
Variabel klaim pada tabel 4.1 menunjukan bahwa
klaim pada data tahunan selama periode 2018-2021 memiliki
nilai minimum sebesar  0.082000, sedangkan untuk nilai
maksimum klaim sebesar 3.318000. Nilai rata-rata (mean)
yang dimiliki klaim adalah sebesar  0.796500 dengan standar
deviasi 0.972931. nilai standar deviasi menunjukan nilai
yang sedikit tinggi dibandingkan dengan nilai mean, hal ini
menunjukan bahwa simpangan data pada variabel klaim
tidak terlalu besar.
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa variasi antara
nilai minimum dan maksimum pada periode pengamatan
relatif sedang, sehingga dapat dikatakan dengan baik, karena
tidak ada kesenjangan yang relatif besar antara nilai
maksimum dan minimum pada klaim.
Variabel hasil investasi, pada tabel 4.1 menunjukan
bahwa total hasil investasi pada laporan keuangan tahunan
selama 2018-2021 memiliki nilai minimum sebesar
1.104000, sedangkan untuk nilai maksimum hasil investasi
sebesar  734.4170. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki hasil
investasi adalah sebesar 83.62871 dengan standar deviasi
159.9452. Nilai standar deviasi menunjukan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai mean, hal ini menunjukan
bahwa simpangan data pada variabel hasil investasi terlalu
besar.
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa variasi antara
nilai minimum dan maksimum pada periode pengamatan
relatif tinggi, sehingga dapat dikatakan kurang baik, karena
ada kesenjangan yang relatif besar antara nilai maksimum
dan minimum pada hasil investasi.
a. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel
1) Uji Chow
58
Uji Chow merupakan uji untuk
membandingkan model common effect dan fixed
effect. Chow test dalam penelitian ini
menggunakan program Eviews. Dengan ketentuan
dengan nilai signifikansi > dari 0, 05 (5%), maka
H0 model ini diterima dan Ha ditolak. Apabila
nilai signifikansi < dari 0,05 (5%), maka H0 untuk
model ini ditolak dan Ha diterima. Hasil uji chow
adalah:
Tabel 4.2
Uji Chow
P
Stat r
isti o
Effects Test k d.f. b.
0.
0
7.71 0
235 (6,1 0
Cross-section F 4 6) 5
0.
0
38.0 0
508 0
Cross-section Chi-square 04 6 0
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji Chow-Test
dengan menggunakan Eviews, didapat signifikan
cross-section F dan cross-section chi-square
sebesar 0,0005 dan 0,0000. Nilai signifikan cross-
section chsquare lebih kecil dari pada level
signifikan (0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa model Ho untuk model ini diterima dan Ha
ditolak, sehingga estimasi yang lebih baik
digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect.

2) Uji Hausmant
59
Pengujian ini membandingkan model fixed
effect dengan random effect dalam menentukan
model terbaik untuk digunakan sebagai model
regresi data panel. Uji Hausmant menggunakan
program yang serupa dengan chow-test yaitu
program Eviews. Dengan ketentuan nilai apabila
nilai signifikansi > dari 0,05 (5%), maka Ho untuk
model ini ditolak dan Ha diterima. Apabila nilai
signifikansi < dari 0,05 (5%), maka Ho untuk
model ini diterima dan Ha ditolak. Hasil Uji
Hausmant adalah:

Tabel 4.3
Uji Hausmant
Chi- Pr
Chi-Sq. Sq. o
Test Summary Statistic d.f. b.
0,
0
0
36.83069 0
Cross-section random 5 5 0
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.3 hasil Hausmant test
dengan menggunakan Eviews, didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,0000. nilai signifikansi lebih
kecil dari pada level signifikan 0,05 maka Ho
untuk model ini diterima dan Ha ditolak, sehingga
estimasi yang lebih baik dalam penelitian ini
adalah Fixed Effect.
Berdasarkan hasil uji Chow dan uji
Hausman yang telah dilakukan,maka diperoleh
model terpilih yang paling baik untuk digunakan
pada analisis data penelitian ini adalah Fixed
Effect.
60
(a). Fixed Effect
Fixed Effect adalah teknik
mengestimasikan data panel dengan menggunakan
variabel dummy untuk menangkap adanya
perbedaan intersep. Adanya variabel-variabel yang
tidak semuanya masuk persamaan dalam model
memungkinkan adanya intersep yang tidak
konstan. atau dengan kata lain intersep ini mungkin
berubah untuk setiap individu dan waktu.
Pemikiran inilah yang menjadi dasar pemikiran
pembentukan model tersebut. Model estimasi ini
sering disebut dengan teknik Least Square Dummy
Variable (LSDV). Hasil dari Fixed Effect adalah:
Tabel 4.4
Fixed Effect
P
t-
Coeff Std. r
Variable Statis
icient Error o
tic
b.
C -54.82448 20.60652 -2.660540 0.0171
X1 0.346611 0.131616 2.633509 0.0181
X2 1.379971 4.614296 0.299064 0.7687
X3 0.507382 0.511734 0.991495 0.3362
X4 0.104987 0.047951 2.189475 0.0437
X5 -1.454078 1.022065 -1.422685 0.1740
Sumber: data sekunder yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.4 dengan nilai
probability = 0,05, dapat dilihat bahwa secara
parsial dari 5 variabel tersebut terhadap
pertumbuhan aset, yaitu premi, klaim, solvabilitas,
investasi dan profitabilitas, maka interprestasinya
sebagai berikut :
Nilai konstanta sebesar -54,824 yang
artinya jika semua variabel independen bernilai 0,
maka pertumbuhan aset akan menurun sebesar -
54,824. Nilai premi sebesar 0,346 yang artinya
61
setiap kenaikan satu satuan premi maka akan
menaikkan pertumbuhan aset sebesar 0,346. Nilai
klaim sebesar 1,379 yang artinya setiap kenaikan
satu satuan variabel klaim maka pertumbuhan aset
akan naik sebesar 1,379. Nilai solvabilitas sebesar
0,507 yang artinya setiap kenaikan satu satuan
variabel solvabilitas maka pertumbuhan aset akan
meningkat sebesar 0,507. Nilai investasi sebesar
0,104 yang artinya setiap kenaikan satu satuan
variabel investasi maka pertumbuhan aset akan
naik sebesar 0,104. Sedangkan, nilai profitabilitas -
1,454 yang artinya setiap kenaikan satu satuan
variabel profitabilitas maka akan menurunkan
pertumbuhan aset sebesar -1,454.
B. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk
menilai apakah data yang dimiliki berdistribusi
normal atau tidak agar dapat digunakan pada statistik
pokok pengambilan keputusan dilaksanakan sesuai
dengan signifikannya, yaitu sebagai berikut :
a. Saat nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
b. Saat nilai signifikan < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
62

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat nilai probability sebesar


0,640 dimana lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dibutuhkan untuk mengetahui ada
atau tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan antar variabel independen pada suatu model.
Selain itu uji ini juga untuk menghindari kebiasan
dalam proses pengambilan keputusan tentang pengaruh
uji parsial tiap variabel independen. Apabila koefisien
korelasi antar variabel bebas > 0,8 maka model terjadi
masalah multikolinieritas. Sebaliknya, apabila koefisien
antar variabel bebas < 0,8 maka model tidak terjadi
masalah multikolinieritas.

Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas
X1 X2 X3 X4 X5
X1  1.000000 -0.449802  0.758666  0.360646  0.433674
X2 -0.449802  1.000000 -0.303691 -0.309632 -0.425488
X3  0.758666 -0.303691  1.000000  0.342457  0.454034
63
X4  0.360646 -0.309632  0.342457  1.000000  0.643365
X5  0.433674 -0.425488  0.454034  0.643365  1.000000
Berdasarkan tabel 4.5 seluruh variabel memiliki
koefisien korelasi antar variabel bebas < 0,8 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinieritas antar variabel pada penelitian ini.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan
dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak konstan
untuk variabel bebas jika signifikansi dari probability <
0,05 maka model tersebut mengandung
heteroskedastisitas dan apabila signifikansi dari
probability > 0,05 maka model tersebut tidak
mengandung heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji
heteroskedastisitas menggunakan metode Panel Least
Squares. Hasil uji heteroskedastisitas dapat diamati
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas
F-statistic 2.283945 Prob. F(5,22) 0.0815
Obs*R-squared 9.567773 Prob. Chi- 0.0885
Square(5)
Scaled 7.729833 Prob. Chi- 0.1718
explained SS Square(5)
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji heteroskedastisitas pada
tabel diatas menunjukkan nilai probability Chi-Square
pada Obs*R-square sebesar 0,088>0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada penelitian ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Analisis
1. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh
pengaruh premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan
profitabilitas secara individual (parsial) dalam
menerangkan pertumbuhan aset. Uji t juga dilakukan
64
dengan melihat nilai signifikansi yang dibandingkan
dengan nilai α = 0,05 (5%). Tanda positif (+) dan
negatif (-) menunjukkan arah hubungan yang terjadi
antar variabel. Pengambilan kesimpulan pada
penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi dari hasil uji t pada variabel independen
dengan kriteria sebagai berikut:
3) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
4) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak.
Tabel 4.7
Uji Parsial
P
t-
Coeff Std. r
Variable Statis
icient Error o
tic
b.
C -54.82448 20.60652 -2.660540 0.0171
X1 0.346611 0.131616 2.633509 0.0181
X2 1.379971 4.614296 0.299064 0.7687
X3 0.507382 0.511734 0.991495 0.3362
X4 0.104987 0.047951 2.189475 0.0437
X5 -1.454078 1.022065 -1.422685 0.1740

Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat dijelaskan sebagai


berikut :
1) Pengaruh premi terhadap pertumbuhan aset
Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien
premi sebesar 0,346 dengan nilai probability
0,018 < 0,05 yang artinya Ho diterima dan H1
ditolak, dengan demikian variabel premi
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
aset. Nilai koefisien premi bertanda positif yang
artinya setiap kenaikan satu satuan premi maka
pertumbuhan aset akan naik sebesar 0,346
dengan asumsi variabel lain konstan.
65
2) Pengaruh klaim terhadap pertumbuhan aset
Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien
klaim sebesar 1,379 dengan nilai probability
0,768 > 0,05 yang artinya Ho diterima H2
ditolak, dengan demikian variabel klaim tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan aset. Nilai
koefisien klaim bertanda positif yang artinya
setiap kenaikan satu satuan klaim maka
pertumbuhan aset akan naik sebesar 1,379
tetapi tidak signifikan dengan asumsi variabel
lain konstan.
3) Pengaruh solvabilitas terhadap pertumbuhan
aset
Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien
solvabilitas sebesar 0.507 dengan nilai
probability 0.336 > 0,05 yang artinya Ho
diterima H3 ditolak, dengan demikian variabel
solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan aset. Nilai koefisien solvabilitas
bertanda positif yang artinya setiap kenaikan
satu satuan solvabilitas maka pertumbuhan aset
akan naik sebesar 0,507 tetapi tidak signifikan
dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan aset
Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien
investasi sebesar 0.104 dengan nilai probability
0.043 > 0,05 yang artinya Ho diterima H4
ditolak, dengan demikian variabel investasi
berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan aset. Nilai koefisien investasi
bertanda positif yang artinya setiap kenaikan
satu satuan investasi maka pertumbuhan aset
akan naik sebesar 0.104 dengan asumsi variabel
lain konstan.
5) Pengaruh profitabilitas terhadap pertumbuhan
aset
66
Pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien
profitabilitas sebesar -1.454 dengan nilai
probability 0.174 > 0,05 yang artinya Ho
diterima H5 ditolak, dengan demikian variabel
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan aset. Nilai koefisien
profitabilitas bertanda negatif yang artinya
setiap kenaikan satu satuan profitabilitas maka
pertumbuhan aset akan menurun sebesar -1.454
dengan asumsi variabel lain konstan.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengukur seberapa besar proposi variasi variabel
dependen yang dijelaskan oleh semua variabel
independen. Uji Koefisien Determinasi dimana nilai
yang mendekati angka satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Namun, model koefisien determinasi
memiliki kelemahan yakni bisa terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Oleh karna itu dalam penelitian ini menggunakan nilai
dari Adjusted R2 untuk mengevaluasi mana model
regresi terbaik.
Tabel 4.8
Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.778567
Adjusted R-squared 0.626332

Berdasarkan perolehan uji koefisien


determinasi pada tabel 4.8 didapati nilai
Adjusted R-squared sebesar 0,626 atau sama
dengan 62%. Artinya 62% variabel
pertumbuhan aset dapat dijelaskan oleh variabel
67
premi, klaim, solvabilitas, investasi, dan
profitabilitas. Sementara itu sisanya 38%
dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
Dari hasil uji hipotesis diatas melalui uji parsial
dan uji determinasi maka dapat disimpulkan
bahwa hasil hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.9
Hipotesis Hasil
Tidak terdapat pengaruh
X1 positif signifikan antara premi Ditolak
terhadap pertumbuhan aset
Terdapat Pengaruh yang
positif signifikan antara klaim
X2 Ditolak
terhadap pertumbuhan aset
pada perusahaan
Terdapat pengaruh yang
positif signifikan antara
X3 solvabilitas terhadap Ditolak
Pertumbuhan Aset Perusahaan

Tidak terdapat pengaruh


positif yang signifikan antara
X4 Ditolak
investasi terhadap
pertumbuhan aset perusahaan
Terdapat pengaruh yang
positif signifikan antara
X5 Ditolak
variable profitabilitas terhadap
pertumbuhan aset

C. Pembahasan
Asuransi jiwa merupakan perjanjian perusahaan asuransi
yang memberikan jasa dalam pertanggungan yang dikaitkan
dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Asuransi jiwa telah menjadi kebutuhan dalam
kehidupan masyarakat modern saat ini. Di Indonesia, permintaan
68
asuransi jiwa terus bertambah sejalan dengan peningkatan
pendapatan dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya
antisipasi risiko. Untuk memenuhi permintaan ini, jumlah
perusahaan asuransi jiwa senantiasa meningkat dan demikian
pula dengan beragam produknya yang ditawarkan di pasar.
Melalui analisis Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi,
dan Profitabilitas dapat diketahui Pertumbuhan Aset Asuransi
Jiwa Syariah di Indonesia. Dengan indikator Premi, Klaim,
Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas yang dimiliki oleh
perusahaan asuransi jiwa syariah.
Berdasarkan penelitian, maka untuk memperoleh
gambaran hasil penelitian yang lebih jelas dan lebih lanjut setiap
data hasil perhitungan. Hasil estimasi dengan menggunakan data
panel menunjukan bahwa variabel-variabel Premi, Klaim,
Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas secara bersama-sama
memiliki hubungan dengan pertumbuhan aset pada perusahaan
asuransi jiwa syariah di Indonesia dengan melibatkan koefisien
determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.626332. hal ini
menunjukan bahwa Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi, dan
Profitabilitas mempunyai kemampuan menjelaskan pola
pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa sebesar 62%
sedangkan sisanya 38% dijelaskan oleh variabel lainnya yang
tidak ada dalam model. Tingginya R2 memberikan gambaran
bahwa pola pertumbuhan aset ditentukan atau dipengaruhi oleh
variabel Premi, Klaim, Solvabilitas, Investasi, dan Profitabilitas.
Adapun pembahasan mengenai variabel tersebut berdasarkan
hasil uji secara parsial akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Premi Terhadap Pertumbuhan Aset


Asuransi Jiwa Syariah.
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang
dilakukan pihak tertanggung kepada penanggung untuk mengganti
suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
diharapkan sebab timbulnya perjanjian atas pemindahan risiko
69
dari tertanggung kepada penanggung (transfer of risk). Besaran
premi ditentukan dari hasil seleksi risiko yang dilakukan
underwriter atau setelah perusahaan melakukan seleksi risiko atas
permintaan calon tertanggung. Dengan demikian calon
tertanggung akan membayar premi asuransi sesuai dengan tingkat
risiko atas kondisi masing-masing.
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel premi
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset pada
perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Karena nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak berarti premi
berpengaruh secara signifikan dengan variabel pertumbuhan aset.
Rata-rata premi perusahaan asuransi syariah pada tahun 2018
sebesar 134.386 dalam jutaan rupiah, tahun 2019 sebesar 140.252
dalam jutaan rupiah, tahun 2020 sebesar 105.209 dalam jutaan
rupiah dan pada tahun 2021 sebesar 130.822 dalam jutaan rupiah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan konsep Islami
split fund theory yang menyatakan bahwa semakin tinggi
dana kontribusi peserta (premi) yang didapat maka dana
tabarru‟ yang didapat akan besar pula. Besarnya dana
tabarru‟ yang didapat akan memperbesar surplus
underwriting sehingga dana dari surplus tersebut mampu
mempengaruhi kenaikan pada pertumbuhan aset perusahaan.
Selaras dengan penelitian yang dilakukan I Putu sutama
dalam jurnal yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa non Syariah di
Indonesia. Hasil analisis membuktikan bahwa premi berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa
Semakin besar premi yang diterima perusahaan asuransi, maka
semakin besar dana yang akan diinvestasikan, semakin besar dana
yang diinvestasikan, maka semakin besar pula peluang
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, semakin besar
keuntungan perusahaan maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan
aset suatu perusahaan. Dengan demikian premi berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan aset pada perusahaan.
70
2. Pengaruh Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset
Asuransi Jiwa Syariah.
Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh
tertanggung kepada penanggung guna mendapatkan haknya
berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau
akad yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil uji secara parsial menujukkan bahwa
variabel klaim tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset,
tetapi nilai koefisiennya positif yang artinya setiap kenaikan satu
satuan klaim maka pertumbuhan aset akan naik sebesar 1,379
tetapi tidak signifikan dengan asumsi variabel lain konstan. Rata-
rata klaim perusahaan asuransi syariah pada tahun 2018 sebesar 3
dalam jutaan rupiah, tahun 2019 sebesar 7 dalam jutaan rupiah,
tahun 2020 sebesar 5 dalam jutaan rupiah dan pada tahun 2021
sebesar 8 dalam juataan rupiah.
Penelitian ini sejalan dengan teori agensi yang
menyatakan bahwa masalah keagenan muncul karena konflik
kepentingan antara perusahaan dan investor, dan yang terjadi
pada asuransi jiwa unit syariah adalah semakin besar klaim maka
akan semakin besar surplus underwriting dana tabarru‟. Sehingga
dapat disimpulkan semakin tinggi beban klaim yang dimiliki oleh
perusahaan, maka akan berdampak pada penurunan laba
(pendapatan) perusahaan asuransi syariah.
Klaim merupakan beban yang harus ditanggung oleh
perusahaan asuransi maka, jika terjadi pemberian klaim akan
mengurangi tingkat pertumbuhan aset perusahaan asuransi. Akan
tetapi jika dengan semakin banyak nasabah yang menjadi peserta
asuransi jiwa Syariah dengan tetap melaksanakan underwriting
atau seleksi risiko yang baik maka perusahaan asuransi jiwa
semakin mampu dalam mengelola risiko klaim. Oleh karena itu
dalam penelitian ini kenaikan klaim tidak berpengaruh kepada
pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa syariah.
Dan hasil pengujian yang dilakukan penulis mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Nia Anggraina Zen & Gusganda
Suria Manda yang yang menjelakan hasil pengujian hipotesis
diketahui bahwa H0 diterima dan H2 ditolak yang berarti klaim
71
tidak berpengaruh terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia tahun 2014-2019.
Tetapi terdapat perbedaan dalam hasil penelitian yang
dilakukan oleh Putri Imanda, dalam skripsinya yang berjudul
Pengaruh Klaim, Premi, Hasil Investasi, dan Beban Operasional
Terhadap Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Kerugian
Syariah di Indonesia. Hasil analisis membuktikan bahwa klaim
bepengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan aset.

3. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset


Asuransi Jiwa Syariah
Solvabilitas adalah salah satu rasio keuangan yang
menggambarkan apakah sebuah perusahaan dapat melunasi
seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Solvabilitas diukur dengan Risk Based Capital
merupakan metode yang digunakan untuk mengukur besarnya
batas tingkat solvabilitas yang dicapai suatu perusahaan.
Solvabilitas yang digunakan untuk menghitung Risk Based
Capital ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
asuransi untuk melanjutkan usaha pada masa mendatang.
Perusahan asuransi setiap tahun wajib menetapkan target tingkat
solvabilitas. Semua perusahaan asuransi dan reasuransi wajib
memiliki tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) minimal 120%
dari risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi
dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban atau serendah
rendahnya mencapai angka 100% sehingga dapat diberi
kesempatan melakukan penyesuaian dan meningkatkan batas
solvabilitasnya dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel solvabilitas
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset pada perusahaan
asuransi syariah di Indonesia. Karena nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak berarti solvabilitas tidak
berpengaruh dengan variabel pertumbuhan aset. Rata-rata
Solvabilitas perusahaan asuransi syariah pada tahun 2018 sebesar
8 dalam jutaan rupiah, tahun 2019 sebesar 12 dalam jutaan
rupiah, tahun 2020 sebesar 8 dalam jutaan rupiah dan pada tahun
2021 sebesar 7 dalam jutaan rupiah.
72
Penelitian ini sejalan dengan teori agensi yang
menyatakan bahwa masalah keagenan muncul karena konflik
kepentingan antara perusahaan dan investor, dan yang terjadi
pada asuransi jiwa syariah adalah disebabkan karena besar beban
hutang yang ditanggung oleh perusahaan lebih besar dari pada
aktiva, dimana perusahaan tidak dapat membayar seluruh
kewajibannya termasuk beban jangka panjang dan jangka pendek
sehingga semakin tinggi beban hutang yang dimiliki perusahaan,
maka akan berdampak pada penurunan tingkat pertumbuhan aset
perusahaan asuransi jiwa syariah. Dengan demikian pertumbuhan
aset tidak mengalami pengaruh positif.
Tetapi terdapat perbedaan dalam hasil penelitian yang
dilakukan oleh Chynthia Fadila Suud, dalam penelitiannya
berdasarkan hasil pengujian solvabilitas yang diproksikan dengan
risk based capital terhadap laba di perusahaan reasuransi di
Indonesia, dapat diketahui bahwa variabel solvabilitas mempunyai
pengaruh positif dan signifikan.

4. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Aset


Asuransi Jiwa Syariah
Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset,
baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan
akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan
nilainya dimasa mendatang. Pengeluaran investasi yang
dilakukan oleh manajer pastinya telah memperhitungkan return
yang akan diterima dan hal tersebut sudah pasti akan memilih
pilihan yang paling menguntungkan perusahaan. Menurut
Lawrence dan Michael yang dikutip oleh M. Syakir Sula,
portofolio adalah kumpulan bentuk investasi terpadu yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan investasi. Tujuan
utama portofolio investasi adalah mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang kecil untuk
memenuhi kewajiban baik kepada pemegang polis maupun untuk
pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan aset
pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Rata-rata investasi
73
perusahaan asuransi syariah pada tahun 2018 sebesar 24.729
dalam jutaan rupiah, tahun 2019 sebesar 75.770 dalam jutaan
rupiah, tahun 2020 sebesar 162.901 dalam jutaan rupiah dan pada
tahun 2021 sebesar 71.114 dalam jutaan rupiah.
Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan konsep
Islami split found theory yang menyatakan bahwa semakin besar
hasil investasi maka akan berpengaruh positif terhadap surplus
dana tabarru‟. Yang berarti semakin tinggi hasil investasi maka
semakin tinggi pula surplus underwriting dana tabarru‟. Karena
hasil investasi akan menambah surplus underwriting dan dana
surplus tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan aset
perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak dana yang
di investasikan maka semakin tinggi pula pertumbuhan aset pada
perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang
akan datang sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai
indikator dalam menilai perusahaan. Setiap pengeluaran investasi
yang dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi sinyal bagi
investor dan kreditur yang menandakan bahwa perusahaan
tersebut akan tumbuh di masa yang akan datang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang banyak
melakukan investasi diberbagai pos memiliki peluang return yang
lebih besar sehingga pertumbuhan aset akan meningkat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Salsabila Nur Hanifah, dalam penelitiannya,
investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset
perusahaan umum Syariah di Indonesia. Selain itu ada hubungan
positif antara hasil investasi dan keuntungan. Hubungan positif
ini menunjukkan bahwa jika hasil investasi meningkat maka
keuntungan akan meningkat sebesar peningkatan hasil investasi.

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset


Asuransi Jiwa Syariah
Tujuan dari analisis profitabilitas adalah menganalisa
perbedaan laba operasi karena adanya faktor pertumbuhan.
74
Dampak bersih pertumbuhan terhadap laba operasi adalah
gabungan dari dampak pertumbuhan pendapatan penjualan dan
biaya operasi. Apabila perusahaan bermaksud untuk
meningkatkan keuntungan yang diperolehnya maka peningkatan
keuntungan tersebut akan diikuiti pula oleh risiko yang semakin
besar. Demikian pula kalau perusahaan ingin melakukan yang
sebaliknya, menurunkan risiko, maka penurunan tingkat risiko ini
akan diikut oleh menurunnya tingkat profitabilitas.
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan aset
pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Data
menunjukkan adanya pengaruh profitabilitas terhadap
peningkatan dan penurunan aset, hal ini dapat dilihat dari rata-
rata profitabilitas perusahaan asuransi syariah pada tahun 2018
sebesar 25 dalam jutaan rupiah, tahun 2019 sebesar 33 dalam
jutaan rupiah, tahun 2020 sebesar 43 dalam jutaan rupiah dan
pada tahun 2021 sebesar 42 dalam juataan rupiah.
Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan konsep
Islami split found theory yang menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat profitabilitas maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan
aset pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Yang berarti
semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi pula
surplus underwriting dana tabarru‟. Karena tingginya
profitabilitas akan menambah surplus underwriting dan dana
surplus tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan aset
perusahaan.
Dan hasil pengujian yang dilakukan penulis mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Abd. Ghofar86 dalam
penelitiannya variabel profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan aset.

6. Asuransi Jiwa Syariah Dalam Perspektif Islam


Dalam ajaran Islam, asuransi sebenarnya sudah
dipraktikan sejak zaman Rasulullah saw. Cikal-bakal

86
Ghofar, Abd. 2012. Pengaruh Premi, Klaim, Investasi dan Profitabilitas
Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia.
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Sunan Kalijaga. Yogyakarta
75
konsep asuransi syariah menurut sebagian ulama adalah
ad-diyah „ala al-aqilah adalah kebiasaan suku Arab jauh
sebelum Islam datang. Jika salah seorang anggota suku
terbunuh oleh anggota suku lain, pewaris korban akan
dibayar uang darah (al-diyah) sebagai kompensasi oleh
saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat dari
pembunuh tersebut dikenal dengan al-aqilah. Ibnu Hajar
A-l-Asqalani dalam kitabnya Fath al-Bari, sebagaimana
dikutip oleh Syakir Sula, mengatakan bahwa pada
perkembangan selanjutnya setelah Islam datang, sistem
„aqilah disahkan oleh Rasulullah menjadi bagian dari
Hukum Islam.87
Menurut Muhsin Khan, ide pokok dari al-aqilah
berasal dari suku Arab yang pada zaman dahulu harus
selalu siap untuk melakukan kontribusi finansial atas
nama pembunuh untuk membayar pewaris korban.
Kesiapan untuk membayar kontribusi keuangan sama
dengan praktik asuransi. Sementara itu, kompensasi yang
dibayar berdasarkan al-aqilah sama dengan nilai
pertanggunggan dalam praktik asuransi sekarang, karena
itu merupakan bentuk perlindungan finansial untuk
pewaris terhadap kematian yang tidak diharapkan dari
sang korban.88 Al-aqilah bahkan tertuang dalam konstitusi
pertama didunia yang dibuat oleh Rasulullah yang dikenal
dengan konstitusi Madinah (622 M). Konstitusi tersebut
diperuntukkan bagi penduduk Madinah, seperti Muhajirin,
Anshor, Yahudi, dan Kristen. Dalam konstitusi ini
diperkenalkan asuransi sosial yang tercermin dalam
beberapa bentuk, yakni:89
a. Melalui praktik al-diyah, Al-Diyah atau uang
darah harus dibayarkan oleh al-aqilah (keluarga
dekat si pembunuh) kepada keluarga korban
87
Muhammad Syakir Sula, Op. Cit., h. 31.
88
Ibid, h.31.
89
Uswatun hasanah,”asuransi dalam perspektif hukum islam”. Jurnal ilmu
syraiah dan hukum. Vol. 47 No 1 (Juni 2013), h. 242-245.
76
untuk menyelamatkan pembunuh dari beban
hukum. Hal ini disebutkan dalam pasal 3
Konstitusi Madinah, “Kaum Muhajirin dari suku
Quraisy akan bertanggung jawab atas perkataan
mereka dan akan membayar uang darah dalam
bentuk kerja sama antar mereka”.
b. Melalui pembayaran fidyah (tebusan). Nabi
Muhammad saw. Juga melaksanakan ketetapan
pada konstitusi awal tersebut berkaitan dengan
menyelamatkan nyawa para tawanan dan beliau
menyatakan bahwa siapa saja yang menjadi
tawanan perang musuh, maka al-aqilah dari
tawanan tersebut harus membayar tebusan kepada
musuh untuk membebaskan tawanan tersebut.
Pembayaran tebusan semacam ini dapat dianggap
sebagai bentuk lain dari asuransi sosial. Dalam
Konstitusi Madinah pasal 4-12a disebutkan
bahwa para mujahidin dari suku Quraisy akan
bertanggung jawab atas pembebasan tawanan
dengan cara pembayaran tebusan sehingga kerja
sama antar kaum mukmin dapat sesuai dengan
prinsip kearifan dan keadilan. Aturan ini juga
berlaku bagi suku-suku lain yang tinggal di
Madinah seperti Banu Harits, Banu Najjar, Banu
Jusham, dan lain-lain.
c. Masyarakat bertanggung jawab untuk membentuk
sebuah usaha bersama melalui prinsip saling
kesepahaman dalam menyediakan bantuan
pertolongan yang diperlukan bagi orang-orang
yang membutuhkan, sakit, dan miskin.90
Praktik asuransi ini terus dikembangkan pada
masa Khulafa‟ AlRasyidin, khusunya pada masa
Umar bin Khattab. Pada waktu itu,
pemerintah mendorong para penduduk untuk

90
Muhammad Syakir Sula, Op. Cit., h. 31.
77
melakukan al-aqilah secara nasional. Pada masa
pemerintahan ini Umar r.a. memerintahkan
didirikannya sebuah Divan Al-Mujahidin di beberapa
distrik. Siapa saja yang namanya tercatat dalam Divan
Al-Mujahidin harus membayar uang darah akibat
melakukan pembunuhan yang dilakukan seseorang
dalam suku mereka. Di dunia Islam, praktik asuransi
selalu dikembangkan walaupun ada pasang surutnya.
Sebagai contoh misalnya pada abad 14-17 M, asuransi
yang berdasarkan syariah Islam dikembangkan oleh
aliran Sufi Kazeruniyya, walaupun pada akhirnya
mengalami kemunduran.
Pada abad ke-19, seorang ahli hukum Mahzab
Hanafi Ibnu Abidin mendiskusikan ide asuransi dan
dasar-dasar hukumnya. Ibnu Abidin adalah
orang pertama yang melihat asuransi sebagai sebuah
lembaga resmi, bukan sebagai praktik adat. Pendapat
Ibnu Abidin ini merupakan pembuka mata bagi orang
Islam yang belum menerima legalitas praktik
asuransi. Ideidenya kemudian mendorong umat Islam
lainnya untuk menerima ide pelibatan dalam bisnis
asuransi. Pada abad 20, seorang ahli hukum Islam
Muahmmad Abduh mengeluarkan dua fatwa yang
melegalkan praktik asuransi. Dalam fatwanya Abduh
menggunakan beberapa sumber untuk mengatakan
mengapa dia membolehkan praktik asuransi jiwa.
Salah satu fatwanya memandang hubungan antara
pihak tertanggung dan pihak asuransi sebagai kontrak
mudharabah, sedangkan fatwa yang lain
melegatimasi sebuah model transaksi yang sama
dengan wakaf asuransi jiwa.91
Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan
yang bergerak dalam bidang pertanggungan
merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

91
Ibid., h. 9-10.
78
dunia barat yang lahir bersamaan dengan adanya
pencerahan. Institusi ini bersama dengan lembaga
keuangan bank menjadi motor penggerak ekonomi
pada era modern dan berlanjut pada masa sekarang.
Dasar yang menjadi semangat operasional asuransi
modern adalah berorientasikan pada sistem kapitalis
yang intinya hanya bermain dalam pengumpulan
modal untuk keperluan pribadi atau golongan tertentu,
dan kurang atau bahkan tidak mempunyai akar untuk
mengembangkan ekonomi pada tataran yang
komprenhensif. Sedangkan asuransi yang berdasarkan
syariah lebih banyak bernuansa sosial daripada
bernuansa ekonomi atau profit oriental. Hal ini
disebabkan adanya aspek tolong-menolong yang
menjadi dasar utama dalam menegakkan praktik
asuransi dalam Islam. Islam memandang
pertanggungan sebagai suatu fenomena sosial yang
dibentuk diatas dasar saling tolong-menolong dan rasa
kemanusiaan. Saling menanggung dalam Islam
sangatlah ditekankan, dan saling menanggung
tersebut dalam Islam sering diebut dengan takaful.
Moh. Ma‟sum Billah memaknai takaful dengan
jaminan bersama yang disediakan oleh
sekelompok masyarakat yang hidup dalam satu
lingkungan yang sama terhadap risiko atau bencana
yang menimpa jiwa seseorang, harta benda, atau
segala sesuatu yang berharga. Selain ma‟sum billah,
muhammad bin ahmad shalih juga menggunakan
istilah takaful.
Selain kata takaful, tadamun juga memiliki
makna yang sama dengan takaful. Yakni saling
menanggung. Yang menggunakan kata tadamun
antara lain adalah muhammad sauqi al-fanjari
yang mempunyai makna tanggung jawab sosial
bersama. Disamping itu, alfanjari juga menggunakan
al-tamin. Beberapa ulama lain yang menggunakan
79
kata lain menggunakan kata al-tamin adalah Husein
Hamid Hassan, Isa Abduh, Wahbah Az-Zuhaily, Dan
(Alm). Satria Effendi M.Zein. Satria Effendi M.Zein
memeberikan istilah al-tamin sebagai padanan kata
asuransi. Beliau mendefinisikan al-tamin sebagai
transaksi perjanjian antara dua pihak. Pihak yang satu
berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain
berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya
kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang
menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian
yang dibuat.” Dari gambaran tersebut jelas bahwa
pertanggungan dalam Islam kadang disebut dengan
takaful dan kadang disebut dengan al-tamin. Kata
takaful digunakan di malaysia karna takaful sudah
menjadi merek dagang atau merek perusahaan
pertanggungan yang ada di Malaysia, yaitu PT
syarikat takaful malaysia. Sedangkan al-tamin
digunakan mahzab Mesir karena mereka lebih
mengacu kepada pemaknaan arti kata yang murni dan
belum dijadikan label sebuah perusahaan
pertanggungan. Mengenai definisi-definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa asuransi
dapat mencakup semua sudut pandang yaitu :
“Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko
yang melekat pada perekonomian, dengan
menerima premi-premi asuransi untuk memberi
penggantian kepada tertanggung karna kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan di derita pihak tertanggung
karena suatu pristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberi pembayaran atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan. Ada beberapa
pandangan atau pendapat mengenai asuransi ditinjau
80
dari fiqh Islam. Yang paling mengemuka perbedaan
tersebut terbagi tiga, yaitu:
pendapat pertama : mengharamkan asuransi itu
haram dalam segala macam bentuknya, termasuk
asuransi jiwa pendapat ini dikemukakan oleh Sayyid
Sabiq, Abdullah Al-Qalqii, Yusuf Qardhawi dan
Muhammad Bakhil Al-Muth‟i. Alasan-alasan yang
mereka kemukakan ialah: asuransi sama dengan judi
dan mengandung unsur gharar , asuransi mengandung
riba, asuransi mengandung unsur pemerasan, premi-
premi yang sudah dibayarkan akan diputar dalam
praktek-praktek riba, hidup mati manusia
dijadikan bisnis.
Pendapat kedua: membolehkan. Hal ini
dikemukakan oleh Abd. Wahab Khalaf, Mustafa
Akhmad Zarqa (guru besar hukum Islam pada
fakultas Syariah Universitas Syria), Muhammad
Yusuf Musa guru besar Hukum Islam pada
Universitas Cairo Mesir), Rakhman Isa (pengarang
kitab al-Mualamalah al-Hadits wa Ahkamuha).
Mereka bersalasan: tidak ada nash (Al-Qur‟an dan
Sunnah) yang melarang asuransi, ada kesepakatan dan
kerelaan kedua belah pihak, asuransi dapat
menanggulangi kepentingan umum (sebab premi-
premi yang terkumpul dapat di investasikann untuk
proyek-proyek yang produktif dan pembangunan,
asuransi termasuk akad mudharabah atau bagi hasil,
asuransi memiliki prinsip tolong-menolong dan
asuransi dianalogikan dengan sistem pensiun
seperti taspen. Pendapat ketiga : asuransi sosial boleh
dan komersial haram. Pendapat ketiga ini
dikemukakan oleh Muhammad abdu zahrah (guru
besar Hukum Islam di Universitas Cairo Mesir).
Alasan kelompok ketiga ini sama dengan kelompok
pertama dalam asuransi yang bersifat komersial
81
(haram) dan sama pula dengan alasan kelompok
kedua, dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh).
Alasan golongan yang mengatakan asuransi syubhat
adalah karna tidak ada dalil yang tegas haram
berasuransi atau tidak haramnya asuransi itu.
Sedangkan asuransi diperbolehkan secara syar‟i, jika
tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dan aturan-
aturan syariat Islam. Jadi asuransi syariah
diperbolehkan apabila tidak menyimpang dari hukum
Islam.
Prinsip akad asuransi syariah adalah tolong-
menolong, yaitu nasabah yang satu menolong nasabah
lain yang tengah mengalami kesulitan.
Kemudian dana yang terkumpul dari nasabah
perusahaan asuransi syariah (premi) akan
diinvestasikan berdasarkan prinsip syariah dengan
sistem bagi hasil (mudharabah). Premi yang
terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana
milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai pemegang
amanah untuk mengelolanya. Dengan membayar
premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan
dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan
harta bendanya (risiko) ke perusahaan asuransi. Selain
dapat mengganti kerugian yang akan terjadi, premi
yang dibayarkan tersebut juga akan diinvestasikan
sesuai dengan syariat Islam.
Untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah,
dana diambil dari rekening tabarru (dana sosial)
seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk
keperluan tolong-menolong bila ada peserta yang
terkena musibah. Para peserta asuransi syariah berhak
mendapatkan surplus dana (setelah pembayaran
klaim, reasuransi, cadangan teknis dan biaya) sesuai
dengan sistem pembagian yang telah disepakati.
Sebaliknya, bila terjadi kekurangan dana (defisit),
82
para peserta juga secara kolektif bertanggung
jawab menutupnya sesuai proporsi masing-masing.
Sedangkan peran perusahaan asuransi dalam asuransi
syariah adalah sebagai pengelola dana takaful bagi
peserta yang ditunjuk melalui kontrak perwakilan
(wakalah). Sebagai pengelola dana, perusahaan
asuransi mendapatkan imbalan dalam bentuk fee,
yaitu management fee, performance fee (investasi dan
surplus underwriting).
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa asuransi syariah dalam perspektif Islam
diperbolehkan dan bisa dijadikan objek muamalah
yang sah bagi kaum muslimin. Di dalam Islam pun,
tidak diperbolehkan meninggalkan keluarga dalam
keadaan miskin dan perlunya berjaga-jaga. Maka dari
itu asuransi sangat penting untuk dimiliki karna pada
intinya manusia akan dihadapkan oleh suatu
ketidakpastian dalam menjalankan pola kehidupan
dan keberadaan perusahaan asuransi sangat
diperlukan untuk memberikan perlindungan kepada
nasabahnya supaya perekonomian tidak hancur akibat
pencari nafkah utama meninggal dunia, artinya
meninggalkan keluarga tidak dalam keadaan miskin.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada perusahaan-
perusahaan asuransi jiwa Syariah di Indonesia yang telah terdaftar di
OJK 2018-2021. Yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi variabel premi berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan aset pada perusahaan
asuransi jiwa syariah di Indonesia. Sebab semakin besar premi
yang diterima perusahaan asuransi, maka semakin tinggi
tingkat pertumbuhan aset suatu perusahaan.
2. Hasil analisis regresi variabel klaim tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan aset, Sebab setiap terjadinya klaim
akan mengurangi pertumbuhan aset pada Asuransi Syariah.
Dengan kata lain, setiap kenaikan klaim akan mengurangi aset
pada perusahaan asuransi jiwa syariah sehingga pertumbuhan
aset tidak mengalami pengaruh positif.
3. Berdasaran hasil analisis regresi variabel solvabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset
pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Sebab
besar beban hutang yang ditanggung oleh perusahaan lebih
besar dari pada aktiva, dimana perusahaan tidak dapat
membayar seluruh kewajibannya termasuk beban jangka
panjang dan jangka pendek sehingga pertumbuhan aset tidak
mengalami pengaruh positif.
4. Berdasarkan hasil analisis regresi variabel investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan aset
pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Sebab
perusahaan asuransi syariah yang banyak melakukan investasi
di berbagai pos, maka akan semakin banyak pula peluang
yang akan dihasilkan dari investasi tersebut sehingga
pertumbuhan aset akan meningkat.
5. Berdasarkan hasil analisis regresi ternyata variabel
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan aset pada perusahaan asuransi jiwa syariah di

75
76
Indonesia. Sebab data menunjukkan adanya pengaruh
profitabilitas terhadap peningkatan dan penurunan aset,
semakin tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin tinggi
pula pertumbuhan aset pada perusahaan asuransi syariah di
Indonesia.

B. Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka untuk peneliti
selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan aset yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini, seperti modal, hasil underwriting, beban
operasional dan variabel lain yang dapat mendukung penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal, and Warsani Purnama Sari, ‘Pengaruh Tingkat


Pendapatan Premi, Klaim, Profitabilitas Dan Beban Operasional
Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah
Yang Terdaftar Di Otoritas Jasa Keuangan’, 2018
Ainul, Faiqotul Nur Assyifah, Jeni Susyanti, and Ronny Malavia
Mardani, ‘Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Underwriting, Investasi
Dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Aset Pada Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia’, Jurnal Ilmiah Riset
Manajemen, 6.02 (2017)
‘Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional, 2006,
(Tanggerang : Kholam), Hlm 58-59’
Anwar, Khoiril, Asuransi Syariah, Halal & Maslahat (Tiga Serangkai,
2007)
Badruzaman, Dudi, ‘Perlindungan Hukum Tertanggung Dalam
Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa’, YUSTISIA MERDEKA:
Jurnal Ilmiah Hukum, 5.2 (2019)
Dewi, Dewa Ayu Intan Yoga Maha, and Gede Mertha Sudiartha,
‘Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan
Aset Terhadap Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan’ (Udayana
University, 2017)
Ikhsan, Muhammad, Asep Ramdan Hidayat, and Epi Fitriah,
‘Pengaruh Premi Dan Klaim Terhadap Pertumbuhan Aset Pada
PT. Asuransi Sinarmas Syariah Tahun 2013-2014’, Prosiding
Hukum Ekonomi Syariah, 2015, 363–71
Imanda, Putri, ‘PENGARUH KLAIM, PREMI, HASIL INVESTASI,
DAN BEBAN OPERASIONAL TERHADAP
PERTUMBUHAN ASET PERUSAHAAN ASURANSI
KERUGIAN SYARIAH DI INDONESIA.[SKRIPSI]’ (UIN
RADEN FATAH PALEMBANG, 2017)
Khotimah, Husnul, ‘Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi Dan
Underwriting Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Syariah Pada
PT. Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah Periode 2008-
2012’, 2014
Nafih, Moh, ‘Konsep Asuransi Dalam Konstruksi Bisnis Islam
(Kajian Reflektif Perspektif Fikih Muamalah)’, At-Tahdzib:

77
78
Jurnal Studi Islam Dan Muamalah, 1.2 (2013), 133–53
Nurlita, Anna, ‘Investasi Di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian
Islam’, Kutubkhanah, 17.1 (2015), 1–20
‘Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Buku 4 Perasuransian. Dalam Seri
Literasi Keuangan Perguruan Tinggi. Jakarta.’
‘Pasal 31 Ayat (2)’
Qarina, Qarina, and Asrahmaulyana Asrahmaulyana, ‘Analisis
Asuransi Syariah Terhadap PDB Perkapita Di Indonesia’, Jurnal
Iqtisaduna, 5.2 (2019), 274–80
Rohman, Muhammad Mujibur, ‘Tinjauan Umum Tentang Investasi
Syariah’, Al-Mizan: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, 2.1
(2018), 31–51
Rustamunadi, Rustamunadi, ‘PENGARUH RASIO KEUANGAN
EARLY WARNING SYSTEM TERHADAP TINGKAT
SOLVABILITAS PERUSAHAAN ASURANSI LIFE
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2015-2019’,
Syar’Insurance: Jurnal Asuransi Syariah, 7.1 (2021), 1–10
Saputro, Firdaus Budhy, ‘Pengaruh Risk Based Capital Dan Beban
Klaim Terhadap Laba Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Periode
2014-2016’, Jurnal SeMaRak, 1.3 (2019), 88–106
SEPTIANI, SWASTIKA AJENG, ‘PENGARUH PREMI, KLAIM,
INVESTASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PERTUMBUHAN ASET PADA PERUSAHAAN ASURANSI
KENDARAAN BERMOTOR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (Periode Tahun 2011–2015)’
(Fakultas Ekonomi UNISSULA, 2016)
Siamat, Dahlan, Prita Nurmalia Kusumawardhani, and Fitri Agustin,
Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter Dan
Perbankan: Dilengkapi UU No. 10 Tahun 1998, UU No. 23
Tahun 1999, UU No. 03 Tahun 2004 (Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005)
Sifa, Nurus, ‘Pengaruh Solvabilitas, Surplus Underwriting,
Pendapatan Investasi Dan Pembayaran Klaim Terhadap
Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (Periode
2012–2016)’
Sri Wahyuni, S E, M Ec Dev, S E Rifki Khoirudin, and M Ec Dev,
Pengantar Manajemen Aset (Nas Media Pustaka, 2020)
79
Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah: Life and General:
Konsep Dan Sistem Operasional (Gema Insani, 2004)
Susilawati, Christine Dwi Karya, ‘Analisis Perbandingan Pengaruh
Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan LQ 45’, Jurnal Akuntansi, 4.2 (2012),
165–74
Ulfa, Luluk Mariyah, and Tri Yuniati, ‘Pengaruh Kinerja Keuangan,
Asset Growth Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio’,
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM), 5.5 (2016)
Wibowo, Agus, and Sri Wartini, ‘Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas
Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI’, JDM (Jurnal Dinamika Manajemen), 3.1
(2012)
Wiguna, Putu Wisnu, ‘Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas Dan Likuiditas Pada Luas Pengungkapan
Sukarela’, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2 (2013)
Winarda, Winda, ‘Pengaruh Premium Income, Investment Return,
Underwriting Dan Perusahaan Asuransi Terhadap Laba Asuransi
Jiwa’ (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018)
‘Www.Ojk.Go.Id Diakses Pada 5 Agustus 2020 Pukul 01.56’
ZUYIN‘URFA, KHURUN’IN, ‘PENGARUH PENDAPATAN
PREMI, HASIL INVESTASI, DAN KLAIM TERHADAP
CADANGAN DANA TABARRU’PADA PERUSAHAAN
ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2016-2019’
(UIN Raden Intan Lampung, 2020)
80

L
A
M
P
I
R
A
N
81
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia
No. Nama Perusahaan
1 PT Asuransi Adira Dinamika
2 PT Asuransi Allianz Utama Indonesia
3 PT Asuransi Astra Buana
4 PT Asuransi Bangun Askrida
5 PT Asuransi Bintang, Tbk
6 PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur
7 PT Asuransi Central Asia
8 PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)
9 PT Asuransi Jasa Indonesia
10 PT Asuransi Jasa Raharja Putera
11 PT Asuransi Parolamas
12 PT Asuransi Ramayana Tbk.
13 PT Asuransi Sinar Mas
PT Asuransi Staco Mandiri (d/h PT Staco Jasa
14 Pratama)
15 PT Asuransi Tri Pakarta
16 PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
17 PT Asuransi Umum Mega
PT AIG Insurance Indonesia (D/H PT Chartis
18 Insurance Indonesia)
19 PT Tugu Pratama Indonesia
20 PT Asuransi Bina Dana Arta
21 PT Asuransi Mitra Maparya
22 PT Asuransi Wahana Tata
23 PT Pan Pacific Insurance
24 PT Mandiri AXA General Insurance
25 PT Asuransi Reliace Indonesia
26 PT Asuransi Takaful Umum
27 PT Jaya Proteksi Takaful
28 PT Asuransi Sonwelis Takaful
29 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
30 PT AIA Financial
82
31 PT Asuransi Allianz Life Indonesia
32 PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera
33 PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya
34 PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
35 PT Asuransi Jiwa Mega Life
36 PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG
37 PT Avrist Assurance
38 PT Axa Financial Indonesia
39 PT Axa Mandiri Financial Services
40 PT BNI Life Insurance
41 PT Great Eastern Life Indonesia
42 PT Panin Daichi Life (d/h PT Panin Life)
43 PT Prudential Life Assurance
44 PT Sun Life Financial Indonesia
PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia (d/h PT
45 MAA Life Assurance)
46 PT ACE Life Assurance
47 PT Financial Wiramitra Danadyaksa
48 PT Asuransi Takaful Keluarga
49 PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin
50 PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
51 PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
52 PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia
53 PT Reasuransi International Indonesia
54 PT Reasuransi Nasional Indonesia
55 PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
83
Lampiran 2
MODEL CEM

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/03/23 Time: 14:30
Sample: 2018 2021
Periods included: 4
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 28

Coefficien
Variable t Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.112251 8.027025 1.010617 0.3232


X1 0.001031 0.029519 0.034915 0.9725
X2 -1.844597 3.997598 -0.461426 0.6490
X3 -0.380511 0.509494 -0.746841 0.4631
X4 -0.006850 0.027129 -0.252494 0.8030
X5 -0.965288 1.358820 -0.710387 0.4849

-
R-squared 0.138153    Mean dependent var 1.628571
Adjusted R-
squared -0.057722    S.D. dependent var 16.66263
S.E. of regression 17.13678    Akaike info criterion 8.707740
Sum squared resid 6460.723    Schwarz criterion 8.993213
    Hannan-Quinn
Log likelihood -115.9084 criter. 8.795012
F-statistic 0.705313    Durbin-Watson stat 0.944188
Prob(F-statistic) 0.625566

MODEL FEM (Model Terpilih)

Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
84
Date: 02/03/23 Time: 14:32
Sample: 2018 2021
Periods included: 4
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 28

Coefficien
Variable t Std. Error t-Statistic Prob.

C -54.82448 20.60652 -2.660540 0.0171


X1 0.346611 0.131616 2.633509 0.0181
X2 1.379971 4.614296 0.299064 0.7687
X3 0.507382 0.511734 0.991495 0.3362
X4 0.104987 0.047951 2.189475 0.0437
X5 -1.454078 1.022065 -1.422685 0.1740

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

-
R-squared 0.778567    Mean dependent var 1.628571
Adjusted R-
squared 0.626332    S.D. dependent var 16.66263
S.E. of regression 10.18560    Akaike info criterion 7.777355
Sum squared resid 1659.944    Schwarz criterion 8.348299
    Hannan-Quinn
Log likelihood -96.88296 criter. 7.951898
F-statistic 5.114233    Durbin-Watson stat 3.133596
Prob(F-statistic) 0.001758
85
Lampiran 3

UJI COW
MODEL TERBAIK = FEM

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 7.712354 (6,16) 0.0005


Cross-section Chi-square 38.050804 6 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/03/23 Time: 14:32
Sample: 2018 2021
Periods included: 4
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 28

Coefficien
Variable t Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.112251 8.027025 1.010617 0.3232


X1 0.001031 0.029519 0.034915 0.9725
X2 -1.844597 3.997598 -0.461426 0.6490
X3 -0.380511 0.509494 -0.746841 0.4631
X4 -0.006850 0.027129 -0.252494 0.8030
X5 -0.965288 1.358820 -0.710387 0.4849

-
R-squared 0.138153    Mean dependent var 1.628571
Adjusted R-
squared -0.057722    S.D. dependent var 16.66263
86
S.E. of regression 17.13678    Akaike info criterion 8.707740
Sum squared resid 6460.723    Schwarz criterion 8.993213
    Hannan-Quinn
Log likelihood -115.9084 criter. 8.795012
F-statistic 0.705313    Durbin-Watson stat 0.944188
Prob(F-statistic) 0.625566
87
Lampiran 4

MODEL REM

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/03/23 Time: 14:33
Sample: 2018 2021
Periods included: 4
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 28
Swamy and Arora estimator of component variances

Coefficien
Variable t Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.337458 5.214578 1.598875 0.1241


X1 -0.002724 0.019295 -0.141181 0.8890
X2 -1.794798 2.628225 -0.682894 0.5018
X3 -0.218886 0.326703 -0.669986 0.5098
X4 -0.005325 0.017142 -0.310627 0.7590
X5 -1.232556 0.835275 -1.475629 0.1542

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 3.118405 0.0857


Idiosyncratic random 10.18560 0.9143

Weighted Statistics

-
R-squared 0.123917    Mean dependent var 1.388885
Adjusted R-
squared 0.075192    S.D. dependent var 15.36552
S.E. of regression 15.93274    Sum squared resid 5584.746
F-statistic 0.622357    Durbin-Watson stat 1.043039
88
Prob(F-statistic) 0.684293

Unweighted Statistics

-
R-squared 0.132940    Mean dependent var 1.628571
Sum squared resid 6499.798    Durbin-Watson stat 0.896198
89
Lampiran 5

UJI HAUSMAN
MODEL TERBAIK = FEM

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 36.830695 5 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1 0.346611 -0.002724 0.016950 0.0073


X2 1.379971 -1.794798 14.384158 0.4025
X3 0.507382 -0.218886 0.155138 0.0652
X4 0.104987 -0.005325 0.002005 0.0138
X5 -1.454078 -1.232556 0.346933 0.7068

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/03/23 Time: 14:34
Sample: 2018 2021
Periods included: 4
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 28

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -54.82448 20.60652 -2.660540 0.0171


90
X1 0.346611 0.131616 2.633509 0.0181
X2 1.379971 4.614296 0.299064 0.7687
X3 0.507382 0.511734 0.991495 0.3362
X4 0.104987 0.047951 2.189475 0.0437
X5 -1.454078 1.022065 -1.422685 0.1740

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

-
R-squared 0.778567    Mean dependent var 1.628571
Adjusted R-
squared 0.626332    S.D. dependent var 16.66263
S.E. of regression 10.18560    Akaike info criterion 7.777355
Sum squared resid 1659.944    Schwarz criterion 8.348299
    Hannan-Quinn
Log likelihood -96.88296 criter. 7.951898
F-statistic 5.114233    Durbin-Watson stat 3.133596
Prob(F-statistic) 0.001758
91
Lampiran 6

UJI NORMALITAS (Residual terdistribusi Normal,


dilihat dari nilai prob >0,05)

UJI MULTIKOLINEARITAS (Nilai korelasi kurang dari


0,8, sehingga tidak terdapat masalah
multikolinearitas)

X1 X2 X3 X4 X5
X1  1.000000 -0.449802  0.758666  0.360646  0.433674
X2 -0.449802  1.000000 -0.303691 -0.309632 -0.425488
X3  0.758666 -0.303691  1.000000  0.342457  0.454034
X4  0.360646 -0.309632  0.342457  1.000000  0.643365
X5  0.433674 -0.425488  0.454034  0.643365  1.000000
92
Lampiran 7

UJI HETEROKEDASTISITAS (Nilai prob masing-


masing variabel lebih besar dari 0,05, sehingga data
tidak mengandung masalah heterokedastisitas)

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 2.283945    Prob. F(5,22) 0.0815


Obs*R-squared 9.567773    Prob. Chi-Square(5) 0.0885
Scaled explained SS 7.729833    Prob. Chi-Square(5) 0.1718

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 02/02/23 Time: 10:55
Sample: 1 28
Included observations: 28

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 11.15281 3.982410 2.800518 0.0104


X1__PREMI_ 3.06E-05 1.46E-05 2.090690 0.0483
X2__KLAIM_ -2.361814 1.982824 -1.191137 0.2463
X3__SOLVABILITAS_ -0.314804 0.252730 -1.245613 0.2260
X4__INVETASI_ -1.73E-05 1.35E-05 -1.285499 0.2120
X5__PROFITABILITA
S_ 0.593208 0.674069 0.880041 0.3883

R-squared 0.341706    Mean dependent var 12.02208


Adjusted R-squared 0.192094    S.D. dependent var 9.455692
S.E. of regression 8.499116    Akaike info criterion 7.305211
Sum squared resid 1589.169    Schwarz criterion 7.590683
Log likelihood -96.27295    Hannan-Quinn criter. 7.392483
F-statistic 2.283945    Durbin-Watson stat 2.267649
Prob(F-statistic) 0.081468
93
Lampiran 8

STATISTIK DESKRIPTIF

X1 X2 X3 X4 X5
 Mean  132.4666 0.796500 8.518929 83.62871 4.758929
 Median  82.17200 0.386000 4.570000 17.20750 4.190000
 Maximum  651.4120 3.318000 44.16000 734.4170 15.28000
 Minimum  4.616000 0.082000 0.280000 1.104000 0.100000
 Std. Dev.  184.1202 0.972931 10.26248 159.9452 3.471124
 Skewness  1.801410 1.576996 2.040030 2.812172 1.145566
 Kurtosis  5.115074 4.140913 6.703892 11.07415 4.433336

 Jarque-
Bera  20.36282 13.12424 35.42666 112.9626 8.521023
 Probability  0.000038 0.001413 0.000000 0.000000 0.014115

 Sum  3709.065 22.30200 238.5300 2341.604 133.2500
 Sum Sq.
Dev.  915306.7 25.55805 2843.600 690726.6 325.3149

 Observation
s  28  28  28  28  28

Anda mungkin juga menyukai