pemeliharaan ternak
BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI
PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS ternak
KOMPETENSI KEAHLIAN:
AGRIBISNIS PENGOLAHAN ternak
JILID 1
Penulis:
Bambang Dwi Suprihanto
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Editor:
Esti Baroro Robiyati
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Reza Zizi Nurlatifah
Penyelaras Akhir:
Tri Wahyuni
Kata Pengantar
Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian.
Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar
khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk
pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian
(C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3)
Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata
pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah
tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah
berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang
positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan
sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam
proses belajar di SMK.
iii
Buku Teks Dasar – Dasar Pemeliharaan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum
Ternak ini dirancang untuk memperkuat 2013, siswa diajarkan untuk berani mencari
kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dari sumber belajar lain yang tersedia dan
dan keterampilan secara utuh. Keutuhan terbentang luas di sekitarnya. Buku Teks Dasar
tersebut menjadi dasar dalam merumuskan Dasar Pemeliharaan Ternak ini mempunyai
kompetensi dasar tiap mata pelajaran yang maksud untuk membantu siswa dalam
mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, mencapai kompetensi yang diharapkan pada
pengetahuan, dan keterampilan. Adapun program keahlian.
semua mata pelajaran dirancang mengikuti Buku ini sangat terbuka dan terus-menerus
rumusan tersebut. melakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Buku teks ini berisi materi pembelajaran Oleh karena itu, kami mengundang para
yang membekalipeserta didik dengan pembaca untuk memberikan kritik, saran, dan
pengetahuan dan keterampilan dalam masukan sebagai bagian dalam memperbaiki
menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara dan menyempurnakan buku ini. Atas kontribusi
konkret dan abstrak. Selain itu, juga tersebut, kami mengucapkan terima kasih.
menumbuhkan sikap sebagai makhluk yang Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang
mensyukuri anugerah alam semesta serta terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan.
dapat memanfaatkannya secara bertanggung
jawab.
Yogykarta, 2018
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang
harus dilakukan siswa untuk mencapai
kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan
Penyusun
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
v
DAFTAR ISI
C. Mengidentifikasi Alat Dan Bahan Pengaturan Lingkungan
Dan Iklim Mikro Kandang
1. Menghitung Kebutuhan Alat Dan Bahan Pengaturan
Lingkungan Dan Iklim Mikro Kandang
vi
DAFTAR ISI
A. Tingkah Laku Ternak
B. Bagian-Bagian Tubuh Ternak
C. Strategi Penanganan / Handling Ternak
D. Mengidentifikasi Peralatan Penanganan / Handling Ternak
E. Pengukuran Bagian-Bagian Tubuh Ternak
F. Penanganan / Handling Ternak dengan Menggunakan Tali
Temali
G.Melakukan Penanganan / Handling Ternak dengan
Menggunakan Peralatan Farm
vii
DAFTAR ISI
BAB XI MENERAPKAN PEMANENAN TERNAK (RUMINANSIA,
UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
A. Persyaratan Pemanenan Ternak
B. Faktor –Faktor Yg Mempengaruhi Waktu Pemanenan
C. Waktu Yang Tepat Untuk Pemanenan
D. Persiapan /Strategi Pemanenan/Penjualan Ternak
E. Melakukan Pemanenan/Penjualan Ternak
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BIODATA PENULIS
viii
BAB 1
MENERAPKAN PROSEDUR
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Menerapkan Prosedur
Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3)
1
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
2
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
3
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
4
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
5
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
6
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
7
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
8
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
9
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
PRAKTIK
Waktu : 4 x 45' ruminansia besar, harus berpartisipasi
Alat dan Bahan : ATK dalam setiap kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja, serta bertanggung
Langkah Kerja :
jawab atas keselamatan dan kesehatan
1. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok, dirinya masing-masing dilingkungan
jumlah anggota kelompok 4-5 orang. kerjanya. Oleh karena itu, sistem
2. Masing-masing kelompok mendapat tugas manajemen K3 dalam penerapannya
untuk mengidentifikasi kondisi kegiatan wajib dilakasanakan oleh pengurus,
ruminansia pedaging di sekolah atau perusahaan dan seluruh tenaga kerja
sekitarnya. sebagai satu kesatuaan, berdasarkan
3. Kelompok mengnalisis di dalam kelompok, perencanaan dan program yang telah
hasil identifikasi dibandingkan dengan disusun dan harus dapat dipastikan
GMP. bahwa implementasi program dapat
dilaksanakan tepat waktu dan konsisten.
4. Kelompok membuat resume hasil analisis .
Implementasi program yang dimaksud
5. Perwakilan kelompok mempresentasikan diantaranya:
hasil diskusi masing-masing kelompok.
a. Memahami Dasar Hukum Pelaksanaan
6. Kelompok yang lain menanggapi, dan K3
7. memberi masukan.
Penerapan sistem manajemen
Masing-masing kelompok keselamatan dan kesehatan kerja ini
menyempurnakan sesuai masukan dan perlu diawali dan dengan pemahaman
tanggapan kelompok yang lain. terhadap peraturan perundangan
8. Buat laporan hasil pengamatan dan diskusi yang terkait dengan pelaksanaan K3,
kelompok. antara lain:
1. Tugas 1) Pasal 27 ayat (2), UUD tahun 1945
a.Buatlah makalah yang berhubungan “Setiap warga negara berhak atas
dengan penerapan K3 di peternakan pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”.
2. Latihan Soal
2) Undang Undang No.13 tahun 2003
a. Sebutkan 3 dasar hukum pelaksanaan
tentang “Ketenagakerjaan” Pasal
sistem manajemen keselamatan dan
86:
kesehatan kerja !
a) “Setiap pekerja mempunyai hak
b. Sebutkan 3 sumber daya yang harus
untuk memperoleh perlindungan
disediakan oleh pemilik usaha sebagai
atas keselamatan dan kesehatan
konsekuensi pelaksanaan K3 di
kerja, Moral dan kesusilaan dan
perusahaannya!
perlakuan yang sesuai dengan
hak-hak dan martabat manusia
serta nilai nilai agama.
b)Untuk melindungi keselamatan
pekerja guna mewujudkan
produktifitas kerja yang optimal
4. Mengimplementasikan Program K3 Farm
diselenggarakan upaya K3
Tepat Waktu dan Konsisten
c)Perlindungan sebagaimana
Setiap orang atau karyawan yang
dimaksud pada ayat (2)
bekerja dalam suatu perusahaan
dilaksanakan sesuai dengan
peternakan khususnya ternak
peraturan perundang undangan
10
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
11
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
12
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
13
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
14
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
15
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
16
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
17
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
18
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
19
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
20
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
21
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
22
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
23
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
b. Pemasangan transformator,
panel, sakelar, motor, dan
alat-alat listrik lainnya, di
tempat kerja harus
dilaksanakan sedemikian
sehingga tidak terdapat
bahaya kontak dengan
bagian-bagian yang
Gambar 1.3 Pelindung Kepala (Helmet) bertegangan.
Sumber mediak3.com
c. M a n a k a l a r u a n g a n d a n
persyaratan pelayanan
memungkinkan, alat alat dan
pesawat listrik harus di
tempatkan dalam ruangan
terpisah yang ukurannya
memadai, dan hanya
orang-orang berkompeten
boleh masuk ke dalam ruang
tersebut.
Gambar 1.4 Pelindung Mulut
Sumber: tokootomotif.com d. Jika alat-alat atau pesawat
listrik terpaksa ditempatkan di
Pengujian peralatan tersebut
tempat kerja dalam ruang
harus dilakukan oleh lembaga atau
produksi, harus dibuat pagar
institusi yang berwenang menguji
pengaman untuk melindungi
dan memiliki sertifikat untuk
bagian atau penghan tar yang
peralatan yang menggunakan
bertegangan.
mesin dan sensitifitas tinggi.
Sedangkan untuk peralatan manual, e. Pagar pengaman berfungsi
jika memungkinkan operator dapat mencegah kecelakaan. Rangka
melakukannya sendiri. Pengujian pagar dapat terbuat dari kayu,
dilakukan secara reguler, dan hasil besi pipa, besi siku, kawat baja,
pengujian dilaporkan kepada besi pelat berlubang atau
perusahaan, untuk dilakukan tindak plastik. Dalam hal ini, kayu
an semestinya. Peralatan yang me kering atau plastik memiliki
menuhipeserta didikkeselamatan sifat yang lebih bailk, karena
kerja diterbitkan sertifikat. zat-zat tersebut tidak
Sedangkan peralatan yang rusak, menghantarkan listrik. Namun,
disarankan untuk diperbaiki agar kayu memiliki kerugian karena
dapat berfungsi se bagaimana mudah terbakar. Rangka besi
mestinya. harus disertai hubungan ke
tanah secara tepat.
4. Risiko Pekerjaan Diidentifikasi dan
Tindakan Diambil untuk f. Perlu dipasang papanpeserta
Mengurangi Risiko didik larangan masuk bagi
mereka yang tidak
Pedoman instalasi dan
berkepentingan dan disertai
syarat-syarat perlengkapan listrik
peringatan "Awas bahaya
yaitu sebagai berikut:
listrik".peserta didik
a. Pemasangan peralatan listrik
24
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
25
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
b. Sekring dan pengaman otomatis tinggi, untuk arus yang besar, dan
memutuskan arus, manakala juga untuk instalasi tegangan
terjadi arus lebih sebagai akibat rendah.
ke salahan hubungan tanah, Bekerjanya pengaman
hubungan pendek dan beban otomatis ada yang bersifat sesaat
lebih. dan ada pula yang disertai
c.Pengaman arus lebih yang di perlengkapan perlam batan
tempatkan pada setiap bagian ins waktu. Menurut bekerjanya
talasi yang diamankan, harus pengaman otomatis tergantung
memiliki jenis dan ukuran yang pada jenis termis dan jenis
sesuai, yaitu memutus arus magnetis. Pengaman otomatis
apabila arus yang lebih dari batas jenis termis bekerja atas dasar
yang ditentukan melaluinya. peningkatan suhu, maka
d.Pemasangan sekring pada tergantung pada suhu ruangan
mesin-mesin dan peralatan sedangkan pengaman otomatis
listrik tidak hanya ditentukan jenis magnetis, bekerja atas dasar
oleh kekuatan arus, tetapi juga kuat arus yang melalui jaringan
oleh tenaga listrik yang tersedia instalasi. AIat listrik memiliki
dari transformator atau ukuran pengaman otomatis untuk
generator, kemungkinan dipasang. Perawatan terhadap
terjadinya hubungan tanah, pengaman otomatis dilaku kan
beban lebih dan hubungan oleh tenaga ahli yang berpe
pendek yang membahayakan. ngalaman.
e.Pengaman dengan sekring, 7. Pencegahan Kebakaran
melindungi mesin, peralatan, dan Untuk menghindari terjadinya
tenaga kerja. kebakaran, beberapa hal yang perlu
f. Penggunaan sekring harus dise dilakukan pencegahan dan
suaikan dengan kuat arus yang perlindungan yaitu :
tertera pada sekring. a. Penyimpanan
g.Sebelum pemasangan, kabel- Dalam pengorganisasian
kabel yang bersangkutan harus usaha keselamatan kerja
bebas arus dan tegangan. terhadap bahaya kebakaran,
h. Setiap kerusakan pada sekring perhatian yang cermat harus
harus diikuti dengan diberikan tehadap lokasi dan
pemeriksaan segera terhadap desain gudang. Aneka bahan,
faktor penyebab nya seperti khususnya zat-zat yang dapat
adanya hubungan pendek atau terbakar merupakan sumber
beban lebih. utama terjadinya. Dalam
perencanaan gudang atau tempat
i. Sekring yang putus harus diganti
penyimpanan bahan, baik sifat
dengan macam dan ukuran yang
maupun bentuk bahan harus
sama.
diperhatikan. Zat cair yang
j. Dilarang menggunakan sekring memiliki titik nyala lebih kecil
yang telah rusak dan diperbaiki. dari 320C harus ditempatkan
k.Pengaman otomatis dipakai dalam wadah atau tangki tertutup
untuk jaringan instalasi tegangan dan disimpan dalam tangki dan
26
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
27
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
28
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
tempo tidak terlalu lama, maka yang teratur, untuk memasti kan bahwa
sangat diperlukan prosedur untuk ketrampilan dan penge tahuan tidak
mengatasinya ketinggalan jaman atau dilupakan.
Ketetapan tentang fasilitas pertolongan
pertama dan personil yang terlatih harus
B. Penanganan Kondisi Darurat di Lapangan
ditetapkan melalui peraturan Alat atau
(Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)
kotak PPPK yang dirawat dengan baik
Banyak risiko pekerjaan yang akan terjadi harus siap tersedia di tempat kerja dan
di lapangan, yang dihadapi oleh pekerja dilindungi terhadap pencemaran,
dalam bidang pertanian, khususnya kelembaban dan kotoran. Wadahpeserta
dibidang perkebunan. Risiko tersebut mulai didik dengan jelas dan tidak berisi
dari hal-hal yang kecil seperti anggota apapun selain peralatan PPPK. Semua
tubuh terluka, digigit hewan berbisa, operator harus diberitahu tentang lokasi
keracunan bahan kimia/ pestisida dan peralatan PPPK dan prosedur untuk
lain-lain yang mungkin terjadi. Bila bekerja memperoleh persediaan. Kotak PPPK
di lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja
jauh dari pemukiman. Jika terjadi
kecelakaan maka kepada setiap pekerja C.Prosedur Penanganan Darurat diikuti
harus dibekali kemampuan untuk Berdasarkan Peserta Didik Perusahaan dan
memberikan pertolongan pertama pada Persyaratan Kerja
kecelakaan. Pertolongan Pertama (PP) Bagi organisasi perusahaan peternakan
adalah perawatan pertama yang diberikan besar, biasanya dalam penanganan kondisi
kepada orang yang mendapat kecelakaan darurat menggunakan prosedur
atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum sesuaipeserta didik yang telah ditetapkan.
mendapatkan pertolongan dari tenaga Untuk meminimalkan terjadinya
medis. Hal Ini berarti : kecelakaan di tempat kerja, ada beberapa
1. Pertolongan Pertama harus diberi kan hal yang harus dipahami oleh semua pihak,
secara cepat walaupun perawatan antara lain :
selanjutnya tertunda. 1.Pengusaha harus menetapkan dan
2.Pertolongan Pertama harus tepat memelihara prosedur untuk
sehingga akan meringankan sakit bukan mengidentifikasi risiko keselamatan dan
menambah sakit korban. kesehatan kerja secara sistematis yang
mungkin timbul dari pekerjaan di bidang
Umumnya para pekerja bidang
peternakan
peternakan berada di kandang dan di
lapangan bekerja sehingga setiap 2. Identifikasi meliputi potensi bahaya dan
pekerja harus dilatih tentang risiko yang nyata dan potensi timbulnya
pertolongan pertama. Beberapa kecelakaan kerja dan situasi darurat
ketrampilan dasar yang perlu dikuasai 3. Untuk masing-masing kegiatan dan tugas
adalah bagaimana melakukan resusitasi harus dilakukan evaluasi risiko. Setiap
jantung paru (RJP), bagaimana risiko harus diidentifikasi dan dicatat.
mengatasi korban tersedak, bagaimana 4.Prosedur harus dipelihara untuk
mengatasi korban perdarahan, mengevaluasi risiko dan pengaruh dari
bagaimana mengatasi korban patah potensi bahaya yang teridentifikasi,
tulang, bagaimana mengatasi korban dengan memperhatikan frekuensi
luka bakar dan lain sebagainya. kecelakaan yang sering terjadi.
Pelatihan pertolongan pertama harus
5.Berdasarkan hasil evaluasi risiko,
dilakukan secara berulang pada interval
29
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
30
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
31
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
32
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
33
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
34
BAB 2
MEMAHAMI ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
reproduksi- anatomi-kelenjar-fisiologi
35
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
36
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
37
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
38
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
penimbunan bagi spermatozoa yang serabut otot polos ini pada saat cuaca
belum dapat bergerak ini, sehingga dingin akan berkontraksi dan
hampir 50 persen jumlah membantu mempertahankan posisi
spermatozoa terdapat di daerah terhadap dinding abdominal dan pada
tersebut. saat panas akan merelaks dan
3. Duktus deferens menyebabkan testis turun menjauhi
ruang perut. Dengan demikian maka
Duktus deferens atau vas deferens
skrotum dapat mengatur temperatur
merupakan pipa yang berotot, terentang
testis agar temperaturnya tetap
mulai dari ekor epididymus sampai ke
dipertahankan 40C sampai 70C lebih
uretra. Dindingnya tebal, mengandung
rendah dari pada temperatur tubuh.
serabut urat-urat daging yang licin,
Mekanisme dari sistem
sehingga pada saat ejakulasi maka dapat
thermoregulator ini karena adanya
mendorong spermatozoa dari epididymis
kerja dari dua muskulus yaitu
ke duktus ejakulatoris yang terdapat
muskulus kremaster externa, muskulus
dalam ampula.
kremaster interna dan tunika dartos.
Vas deferens akan memasuki ruang
c. Fasia superfisial merupakan lapisan
abdomen bersama-sama dengan
tipis jaringan ikat.
pembuluh-pembuluh darah dan syaraf
yang ke testis dan bersatu menjadi satu d. Fasia bagian dalam yang terdiri atas
kesatuan yang disebut funiculus tiga lapis yang sulit dipisahkan apabila
spermaticus. Vas deferens dari kedua dilakukan pembedahan.
testis ini setelah meninggalkan ekor e. Tunika vaginalis komunis, yang
epididimus akan bergerak melalui kanal merupakan lapisan luar penutup
inguinalis terus keatas dan sesampainya testis.
diatas fesica urinaria, akan terletak 5. Kelenjar Pelengkap
berjajar dan secara lambat laun menjadi
Kelenjar pelengkap disebut juga
besar karena adanya kelenjar kelenjar
kelenjar kelamin aksesoris. Kelenjar-
yang ada di dinding duktus deferens, dan
kelenjar ini akan menghasilkan sebagian
bagian ini disebut ampula. Panjang
besar dari bahan ejakulasi semen yang
ampula tidak panjang (pada sapi sekitar
berperan dalam transportasi semen,
4 cm) dan setelah meninggalkan prostata
sebagai media yang cocok untuk
maka keduanya akan mengecil lagi.
makanan dan sebagai buffer terhadap
4. Skrotum sifat keasaman yang berlebih pada
Kantong testis disebut skrotum. saluran genital betina. Kelenjar-kelenjar
Skrotum merupakan suatu kulit yang accesoris ini adalah :
bentuknya seperti kantong yang ukuran, a. Kelenjar vasikuler atau vesicula
bentuk dan lokasinya menyesuaikan seminalis, pada umumnya jumlahnya
dengan testis yang dikandungnya. Kulit sepasang dan terletak sebidang
skrotum tipis dan sedikit atau tidak dengan ampula vas defferens. Kedua
berambut. Susunan lapisan skroum dari kelenjar tersebut mengapit ampula.
paling luar adalah : Sekresi dari kelenjar vesikuler akan
a. Epidermis: tidak memliki rambut atau bermuara dengan duktus deferens.
sedikit rambut; Kelenjar vesikuler pada sapi
b. Tunika dartos. Merupakan selapis berbentuk lobus-lobus dengan ukuran
jaringan fibroelastik yang bercampur yang cukup besar, Sekresi kelenjar
dengan serabut otot polos. Serabut- vesikuler merupakan 50 persen dari
39
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
volume total dari satu ejakulasi yang a. Gland penis yang dapat bergerak
normal. bebas
b. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang b. Badan
letaknya berada dibawah kelenjar c. Bagian pangkal atau akar yang melekat
vesikuler, tepatnya mengelilingi pada ischial arch pada pelvis yang
pelvis urethra. Kelenjar ini bentuknya tertutup oleh otot ischiocavernosus.
berbeda-beda. Pada sapi ber bentuk
Penis dilengkapi dengan dua macam
bulat dan lebih kecil dari kelenjar
perlengkapan yaitu musculus retraktor
vesikuler dan pada anjing dan kuda
penis yang dapat merelax dan
berbentuk seperti buah kenari
mengkerut dan corpus covernosum
(walnut). Kelenjar prostat
penis yang berfungsi untuk menegang
menghasilkan secret yang bersifat
kan penis. Dalam keadaan non aktif.
alkalin yang memberikan bau yang
Musculus retractor penis akan
kharakteristik pada cairan semen.
mengkerut, kemudian penis akan
c. Kelenjar Bulbouretral (Cowper's). membentuk huruf S sehingga penis
Kelenjar cowpers merupakan dapat tersimpan dalam preputium.
sepasang dan letaknya lebih
P e n i s t e r b u n g k u s o l e h t u n i ca
kebelakan (caudal) dari kedua kelenjar
albugenia yang berwarna putih. Bentuk
tersebut, yaitu di tempat tikungan
penis ternak pada umumnya sama yaitu
dimana urethra membelok kebawah
bulat panjang. Pada sapi penis ini bertipe
sewaktu urethra mau keluar dari ruang
fibroelastis artinya selalu dalam
pelvis. Sekret dari kelenjar ini sangat
keadaan agak kaku dan kenyal meskipun
berguna pada saat sebelum kopulasi
dalam keadaan non aktif atau tidak
dimana sekresinya bersifat apocrine
ereksi. Sedangkan praeputium
yang fungsinya untuk membersihkan
merupakan lipatan kulit yang ada di
saluran urethra dari sisa-sisa urine dan
sekitar ujung penis. Pada ternak-ternak
kotoran.
tertentu, praeputium mempunyai
6. Urethra bentuk yang agak khas, sebagai contoh
Urethra merupakan bagian saluran preputium pada kuda mempunyai
yang tergantung dari tempat lipatan yang rangkap, praeputium pada
bermuaranya ampula sampai ke ujung babi mempunyai divertikulum atau
spenis. Urethra merupakan saluran untuk kantong disebelah dorsal dari orificium
urine dan untuk semen sehingga disebut preputial, yang mempunyai fungsi untuk
saluran urogenitalis. Urethra terbagi atas mengakumulasi urine, sekret dan sel-sel
tiga bagian yaitu : mati.
a. Bagian pelvis 8. Ereksi dan Ejakulasi
b. Bagian yang membengkok Ereksi merupakan peningkatan
c. Bagian penis turgiditas (pembesaran) organ yang
disebabkan oleh pemasukan darah lebih
7. Penis dan Preputium
besar daripada pengeluaran yang
Penis merupakan organ kopulasi pada menghasilkan penambahan tekanan
hewan jantan, yang akan dalam penis. Ereksi pada ternak
menyemprotkan semen kedalam alat ruminansia, saat ereksi baik panjang
reproduksi betina dan untuk lewatnya maupun besarnya tetap hampir sama
urine. Penis dapat dibedakan menjadi 3 dan terjadi karena fleksura sigmoid
bagian yaitu : menjadi lurus. Ejakulasi merupakan
40
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
suatu gerak refleks yang mengosongkan ternak, umur dan masa reproduksi
epididymus, urethra dan kelenjar- ternak.
kelenjar accesoris, dimana ejakulasi ini Bentuk ovarium pada kebanyakan
disebabkan karena adanya rangsangan species hewan adalah hampir sama yaitu
pada gland penis atau dapat juga seperti biji almond, tetapi ada beberapa
ditimbulkan dengan adanya massase ternak yang mempunyai bentuk ovarium
dari kelenjar-kelenjar aksesori melalui yang berbeda seperti pada ternak babi
rektum atau dengan elektro ejakulator. bentuk ovariumnya tampak dengan
B. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Ternak lobul-lobul karena banyaknya folikel
Betina dan corpus lutea. Sedangkan pada kuda
Sistem reproduksi ternak betina terdiri bentuknya mirip seperti kacang karena
atas : adanya fosa ovarii.
1. Sepasang ovarium atau penghasil Perbedaan bentuk ovarium tersebut
telur. karena pada dasarnya pada hewan dapat
dibedakan dua sifat dalam melahirkan
2. Saluran reproduksi yang terdiri atas
anak yaitu hewan yang bersifat
tuba fallopii atau oviduct, uterus atau
polytocus yaitu melahirkan anakdalam
rahim, cerviks atau leher rahim dan
jumlah banyak dalam satu kali kelahiran
vagina
seperti babi, kucing dan tikus sehingga
3. Alat kelamin bagian luar yang terdiri bentuknya seperti buah murbei.
atas vulva dan klitoris. Sedangkan sifat yang kedua adalah
1. Ovarium termasuk dalam golongan hewan
Ovarium merupakan bagian alat monotokes maka bentuk ovariumnya
kelamin yang utama, karena fungsinya bulat panjang atau bundar. Bentuk dan
untuk menghasilkan sel gonad (ovum). Berat Ovarium dijelaskan pada Tabel 2.1
Seperti juga halnya dengan testis pada di bawah ini.
ternak jantan, ovarium bersifat endokrin Tabel 2.1 Bentuk dan Berat Ovarium pada Berbagai Ternak
dan bersifat sitogenik. Bersifat endokrin No Jenis ternak Berat ovarium Bentuk ovarium
karena ovarium mampu menghasilkan
hormon yang akan diserap secara 1 Kuda 70-90 gram Seperti kacang tanah
langsung kedalam peredaran darah. 2 Sapi 11-18 gram Oval
Ovarium juga bersifat sitigenik artinya
bahwa ovarium juga mampu 3 Domba 2-3 gram Seperti buah almond
menghasilkan sel yaitu ovum atau sel
4 Babi 8-16 gram Seperti buah murbei
telur. Oleh karena itu ovarium sering
juga disebut induk telur, indung telur 5 Anjing 3-12 gram Memanjang, menipis, oval
atau pengarang telur. Berbeda dengan
ternak-ternak lainnya, pada jenis unggas, 6 Kucing 3-12 gram Memanjang, menipis, oval
ovarium tidak sepasang tetapi hanya Bagian ovarium terdiri atas bagian
satu yaitu dibagian kiri sedangkan medula atau bagian sentral dan
sebelah kanan mengalami rudimenter. merupakan bagian yang berongga
Pada ternak atau hewan menyusui maka (vaskular). Sedangkan bagian luar atau
jumlahnya adalah sepasang, yang korteks terdiri atas jaringan ikat iregular
letaknya dekat ginjal, tepatnya yang padat. Lapisan luar dari korteks
dibelakang ginjal kanan dan kiri. adalah kapsul jaringan ikat yang padat
Besarnya ovarium bervariasi antar jenis yaitu tunika albugenia. Sedangkan
ternak, hal ini tergantung dari jenis
41
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
lapisan yang paling luar merupakan masak yang disebut cumulus ooporus.
suatu lapis tunggal dari epitel germ inal Ovum bersama cumulus ooporus
atau disebut sel kelamin primer. menonjol kedalam ruang antrum yang
Ada dua komponen yang amat penting penuh dengan cairan folikel. Cairan
yang terdapat dalam ovarium. folikel ini mengandung hormone
Komponen tersebut adalah follikel dan estrogen. Sel-sel granulosa yang
korpus luteum. Kedua komponen ini membungkus ovum disebut corona
memegang peranan penting dalam radiata. Folikel degraaf setelah
proses reproduksi. membentuk sejumlah cairan terus
membesar dan mendorong ke arah
2. Folikel
permukaan ovari.
Folikel dalam pertumbuhannya
3. Ovulasi
mengalami empat tahap yaitu :
Folikel yang telah masak (folikel de
a. f o l i k e l p r i m e r . F o l i k e l p r i m e r
Graaf) akan menonjol keluar melalui
merupakan suatu sel besar, dimana
korteks ke permukaan ovarium. Dalam
dalam tiap folikel terdapat oosit yang
pertumbuhannya, folikel de Graaf
dikelilingi oleh suatu lapis tunggal
mempunyai dua lapis sel stroma cortex
dari sel-sel folikel dan disebut
yang mengelilingi sel-sel folikuler.
membrana granulosa . Folikel primer
Lapisan sel-sel tersebut membentuk
ini terjadi sejak ternak betina masih
theca foliculi yang dapat dibagi atas
dalam kandungan. Letak folikel primer
theca interna dan theca externa.
ini berada langsung di bawah kulit
ovarium atau tunika albugenia Sebelum ovulasi, folikel yang
dibentuk untuk menghasilkan ovum
b. folikel sekunder. Folikel sekunder
mencapai ukurannya yang maksimal.
letaknya agak jauh dari permukaan
Bertepatan dengan itu suatu cairan
ovarium. Sel-sel granulosanya lebih
folikel segera di sekresikan dan buluh-
banyak dan ovumnya dilapisi oleh
buluh darah berkonstriksi.
pembungkus tipis yang disebut
membrana vitelina. Pemecahan folikel de Graaf terjadi
sewaktu ovum dilepaskan dari ovarium
c. f o l i k e l t e r t i e r . F o l i k e l t e r t i e r
yaitu pada daerah stigma. Stigma
merupakan perkembangan dari folikel
semakin lama menipis dan mengembung
sekunder, dimana sel-sel
kepermukaan ovarium. Stigma yang
granulosanya tampak lebih besar dan
mengembung segera pecah melepaskan
letaknya jauh dari korteks ovarium.
sedikit cairan folikuler. Cairan folikuler
Pertumbuhan sel granulosa antara
bergerak melalui celah tersebut dan
bagian luar dan bagian dalam tidak
membawa ovum. Pecahnya folikel de
sama menyebabkan terbentuknya
Graaf yang membawa ovum keluar
rongga atau antrum-antrum yang
sering diistilahkan dengan sebutan “
semakin lama besarnya bertambah
ovulasi”. Setelah ovulasi maka folikel
sehingga membentuk menjadi satu
akan menciut. Dan ovulasi ini diikuti oleh
antrum yang besar.
pendarahan yang cukup meluas didalam
d. Folikel de Graaf. Ova didalam folikel rongga folikel.
primer semakin besar. Sel-sel folikel
4. Corpus Luteum
bergpeserta didik menjadi beberapa
lapis, hingga membentuk folikel yang Luteunasi adalah proses pembentukan
masak. Dalam folekel de graaaf ini corpus luteum oleh sel-sel granulose dan
ovum terbungkus oleh masa sel yang selsel theca. Segera sesudah ovulasi,
42
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
terjadi kawah pada permukaan ovarium. Isthmus Junction (AIJ). Pada saat ovum
Kawah tersebut kemudian diisi oleh bertemu dengan spermatozo, ovum
darah dan lymphe sehingga berwarna masih terbungkus oleh banyak sekali sel-
merah, dan membentuk corpus sel granulosa. Untuk dapat mencapai inti
haemorrhagicum. Darah ini cepat sel ovum, spermatozoa harus menembus
membeku dan diresorbsi. Kemudian segerombol sel-sel granulosa yang
rongga ini diganti dan diisi oleh sel-sel membungkus sel ovum, mucoprotein
lutein yang semakin lama semakin atau zona pellucida yang langsung
banyak. Pada ternak sapi, sel-sel lutein membungkus sel ovum dan membran
mengandung suatu pigmen lipochrom vitelin atau dinding ovum.
kuning (lutein). Setelah memasuki perjalanan yang
Apabila “kebuntingan” terjadi maka cukup panjang dan penuh seleksi yang
corpus luteum akan mempertahankan ketat, maka sperma yang tangguh dapat
ukuran besarnya dan disebut sebagai memasuki ampula. Spermatozoa yang
corpus luteum verum. Sedangkan apabila telah memasuki ampula pada umumnya
tidak terjadi bunting disebut corpus menjadi aktif bergerak karena dalam
luteum spurum. Jika tidak terjadi ampula terdapat cairan ampula yang
fertilisasi (peleburan sel telur dan sel berfungsi untuk mengaktifkan
sperma) maka corpus luteum beregresi pergerakan spermatozoa. Dengan
karena aktifitas hormon progesteron kekuatan dibagian ekornya, sprma akan
menurun, dan memungkinkan folikel de menyusup diantara sel-sel granulosa.
Graaf yang lain menjadi matang. Selsel granulosa satu sama lain
Kemudian corpus luteum beregresi akan direkatkan oleh asam hyalurobate.
mengecil dan berwarna pucat dan Spermatozoa akan terus berusaha
disebut corpus albicant. untuk menekan lapisan zona pellucida
Aktifitas FSH (Follicel Stimulating hingga tembus. Kemudian kepala
Hormone) akan semakin dipacu lagi yang spermatozoa akan bersentuhan dengan
menyebabkan perkembangan folikel membran vitelin maka terjadilah reaksi
tersier menjadi folikel de Graaf. zona yaitu suatu reaksi dari zona
Pengecilan corpus luteum disertai pellucida untuk tidak dapat ditembus
dengan munculnya tenunan pengikat, oleh spermatozoa yang lain. Reaksi zona
lemak dan struktur semacam hialine ini disebabkan oleh adanya suatu zat
diantara sel-sel luteum. Hal ini akan yang dilepaskan oleh granula kortika
mempercepat regresi sel luteum dan yang berasal dari membran vitelin.
akhirnya sel luteum dan akhirnya sel Reaksi zona berjalan bertahap yaitu
luteum tidak terdapat lagi. Bekas tempat dari mulai disekitar lubang yang dibuat
corpus luteum berubah menjadi jaringan oleh spermatozoa sampai meluas
parut yang berwarna coklat kepucat- keseluruh permukaan zona pellucida.
pucatan, yang kemudian disebut corpus Reaksi zona ini berfungsi melindungi
albicans. ovum dari spermatozoa lain yang juga
5. Fertilisasi ikut berusaha untuk membuahi ovum
Fertilisasi yaitu peristiwa bersatunya dan mencegah terjadinya sel-sel
sebuah spermatozoa dengan sebuah triploid.
ovum. Fertilisasi terjadi disuatu tempat Setelah kepala sperma menyentuh
dalam oviduct, tepatnya didaerah membran vitelin, terjadilah aktivasi
ampula yaitu pada bagian Ampula ovum untuk menerima tamu. Membran
43
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
44
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
ada dan cornunya terpisah satu 2)pada waktu metestrus dan awal
dengan lainnya. Bentuk uterus ini diestrus. Kelenjar-kelenjar
terdapat pada tikus, mencit, kelinci endometrium mulai berkembang dan
dan marmut. tumbuh memanjang dan
b. uterus bikornua, yaitu uterus yang menghasilkan cairan uterus yang
mempunyai serviks satu dan corpus merupakan substrat yang cocok untuk
uterinya sangat pendek. Sebagai pertumbuhan embrio muda.
contoh terdapat pada ternak babi. 3)pada saat diestrus pada ternak yang
c. uterus bibartitus yaitu uterus yang tidak bunting maka telur yang tidak
mempunyai serviks satu dan corpus dibuahi oleh sperma, didalam uterus
uteri cukup jelas dan panjang. Sebagai akan diresorbsi oleh endometrium.
contoh terdapat pada hewan sapi, 4)pada saat kebuntingan uterus
d. uterus simpleks yaitu uterus yang membesar secara berlahanlahan
tidak mempunyai kornu uteri, corpus sesuai dengan pertumbuhan embrio.
uterinya besar dan mempunyai satu 5)Pada saat kelahiran uterus akan
cerviks. Sebagai contoh terdapat pada melakukan kontraksi sedemikian kuat
bangsa primata. sehingga dapat mengangkut fetus
Dinding uterus terdapat tiga lapis, dari yang sedemikian beratnya untuk
luar kedalam yaitu : melampaui simfisis pelvis dan keluar
dari badan.
1. Membran serosa merupakan lapis
pertama dari luar atau merupakan 6)pada saat selesai partus/ melahirkan,
dinding luar maka uterus akan mengalami
pengecilan kembali atau involusi.
2. Myometrium atau lapisan urat daging
licin, yang mengandung urat syaraf 8. Cerviks (Leher Rahim)
dan pembuluh darah Cerviks merupakan spincter otot polos
3. Endometrium, yaitu lapisan yang yang kuat dan tertutup rapat, kecuali
merupakan dinding lumen uterus dan pada saat estrus atau pada saat
terdiri atas epitel, lapisan kelenjar dan menjelang kelahiran. Cerviks terletak
jaringan pengikat. diantara uterus dan vagina, dan
merupakan pintu masuk kedalam uterus
Uterus mempunyai fungsi yang sangat
karena dapat terbuka atau tertutup yang
penting dalam proses reproduksi. Yaitu
sesuai dengan siklus berahi. Pada saat
sejak estrus sampai bunting dan
berahi serviks agak relaks sehingga
melahirkan.
memungkinkan spermatozoa dapat
Fungsi uterus adalah : masuk dalam uterus. Kemudian pada
1)pada saat estrus: Yaitu kelenjar saat kebuntingan maka sel-sel goblet
endometrium yang terdapat pada yang terdapat pada cerviks akan
dinding uterus menghasilkan cairan memproduksi mucus dalam jumlah yang
uterus yang diperlukan oleh besar sehingga dapat mencegah
spermatozoa untuk mendewasakan masuknya zatzat yang membawa infeksi
dirinya (kapasitasi) sehingga semakin dari vagina kedalam uterus. Lumen
tinggi kemampuannya untuk serviks terbentuk dari beberapa gelang-
membuahi ovum pada saat kopulasi, gelang penonjolan dari mucosa cerviks
uterus akan berkontraksi sehingga yang dapat mengecil dengan kuat sekali.
mampu mengangkut spermatozoa Fungsi cerviks yang utama adalah untuk
dari uterus ke tuba fallopii. menutup lumen uteri sehingga tidak
45
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
46
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
47
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
48
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
saluran yang kecil, panjang dan menjadi sper- matozoa muda, yang
berkelok- kelok dan memenuhi kemudian akan dirawat oleh sel-sel
seluruh pembungkusnya yaitu sertoli sampai protein goblet yang
lobulus. Lobulus berupa kantong masih berada dalam pangkal ekor
kecil yang pada umumnya menjadi kecil. Setelah itu
berbentuk kerucut atau lancip, spermatozoa akan terlepas dari sel
dimana pada ujung medialnya sertoli dan terbawa oleh cairan
berbentuk lancip dan ujung testis dan segera masuk kedalam
lateralnya lebar dan merupakan lumen tubuli seminiferi yaitu masuk
dasar dari kerucut tersebut. kedalam rete testis dan diteruskan
Dinding tubuli seminiferi terdiri kebagian mediastinum yang
atas sel-sel membran basal, akhirnya spermatozoa yang belum
epithel benih, sel-sel penunjang dapat bergerak tersebut akan
dan sel penghasil cairan testis. berdesak-desakan untuk memasuki
Tubuli seminiferi akan bermuara epididymus. Rete testis terletak
pada ujung medialnya yang diantara tubulus seminiferosa dan
berbentuk kerucut dan langsung duktuli efferens yang berhubungan
berhubungan dengan rete testis. dengan ductus epididymus pada
Epitel benih terdiri atas: sel bagian kepala atau caput. Rete testis
benih atau Spermatogonium. ini terdiri dari saluran-saluran yang
Spermatogonium akan beranastomose dalam medias
mengalami proses pembelahan tinum testis. Diantara lobuli
secara reduksi dan mengalami terdapat sel-sel interstitial atau
perubahan bentuk yaitu dari disebut juga sel Leydig. Sel ini
bentuk poligonal menjadi sel merupakan penghasil hormon
yang berekor. androgen atau testosteron.
Sel sertoli. Sel ini melekat pada Testosteron adalah hormon yang
membran basal, berbentuk panjang berpengaruh sangat besar terhadap
dan mempunyai peranan dalam kehidupan seksual dari pejantan.
merawat spermatozoa yang masih Apabila sel leydig terganggu maka
muda. Di samping itu, sel sertoli produksi testosteron akan
menghasilkan hormon dan cairan terganggu pula. Berbeda dengan
testis. hewan betina yang mengenal siklus
berahi dimana pada periode
Spermatogonium terletak diatas
tertentu saja hanya ada satu sel
membran basal dari tubuli
ovum yang masak atau diproduksi
seminiferi. Spermatogonium
dan siap untuk diovulasikan atau
tersebut akan berkembang melalui
dikeluarkan untuk melakukan
pembelahan sel. Spermatogonium
fertilisasi atau peleburan antara sel
akan membelah menjadi dua yaitu
kelamin jantan (spermatozoa)
yang satu tetap berada dalam
dengan sel telur (ovum). Hal ini
membran basal sedangkan yang
tidak terjadi pada hewan jantan.
kedua berubah menjadi
Hewan jantan akan memproduksi
spermatosit I (satu). Kemudian akan
sel spermatozoa secara terus
membelah lagi menjadi
menerus tanpa ada hentinya.
spermatosit II dan berubah lagi
Kecepatan produksi sperma akan
menjadi spermatid. Spermatid akan
tergantung dari kondisi makanan
mengalami perubahan bentuk
49
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
50
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
51
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
52
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
53
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
54
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
55
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
56
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
57
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
58
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
59
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
60
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
61
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
62
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
63
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
64
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
65
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
66
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
67
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
68
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
69
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
ditambahkan pula Natrium, Kalsium hal ini merugikan, karena pada saat
dan garam. Telur tersebut bergerak ke mengeram ayam tidak
kelenjar kerabang atau yang memproduksi telur (James Blakely
dinamakan pula uterus, telur tinggal di dan David, 1985).
daerah ini selama kurang lebih 22 jam,
dan kerabang kapur disekresikan
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
menyelubungi (Nalbandov, 1990).
pada Ternak
Rataan panjang bagian
a. Ternak Ruminansia Embriogenesis
pembentukan telur dan lama waktu
adalah proses pembentukan dan
proses berjalan Bagian Panjang (cm)
perkembangan embrio. Proses ini
Waktu (jam) Infundibulum 11,0 0,25
merupakan tahapan perkembangan
Magnum 33,6 3,00 Isthmus 10,6 1,25
sel setelah mengalami pembuahan
Uterus 10,1 20,15 Vagina 6,9 0,15
atau fertilisasi. Embriogenesis
(Rasyaf 2003:5). Pengeluran Telur
meliputi pembelahan sel dan
(Oviposisi). Dalam kondisi normal
pengaturan di tingkat sel. Sel pada
telur dibentuk bagian tumpul terlebih
embriogenesis disebut sebagai sel
dahulu. Jika induk tidak terggangu
embriogenik. Tahapan pertumbuhan
pada saat bertelur, sebagian besar
dan perkembangan embrio dibedakan
telur akan dikeluarkan dengan ujung
menjadi 2 tahap yaitu:
tumpul lebih dulu. Hal ini tidak
diketahui secara pasti sebabnya, 1)Fase Embrionik yaitu fase
tetapi diketahui bahwa sesaat pertumbuhan dan perkembangan
sebelum dikeluarkan, telur diputar makhluk hidup selama masa embrio
secara horisontal (tidak ujung ke yang diawali dengan peristiwa
ujung), 180 derajat sesaat sebelum fertilisasi sampai dengan
telur itu dikeluarkan. Ovulasi pada terbentuknya janin di dalam tubuh
ayam secara normal terjadi 30 menit induk betina.
setelah telur dikeluarkan. Interval 2)Fase fertilisasi adalah pertemuan
waktu dapat bervariasi antara 7 antara sel sperma dengan sel ovum
sampai 74 menit (James Blakely dan dan akan menghasilkan Zyangote.
David, 1985). Lebih lanjut menyatakan Zyangote akan melakukan
pengeluaran telur dirangsang oleh pembelahan sel (Cleavage). Secara
cahaya sehingga merangsang dan umum, sel embriogenik tumbuh dan
meningkatkan suplai FSH. Hormon ini berkembang melalui beberapa fase,
pada gilirannya melalui aktivitas ovari antara lain: Sel tunggal (yang telah
mengakibatkan terjadinya ovulasi dan dibuahi), Blastomer, Blastula,
oviposisi. Gastrula, Neurula dan Embrio/
a. Sifat Mengeram. Janin. Adapun tahapan fase
embrionik yaitu :
Induk ayam mengeram
diakibatkan oleh pengaruh hormon a) Morula
prolaktin dari pituitari anterior, Morula adalah suatu bentukan
ayam menghabiskan waktu dengan sel sperti bola (bulat) akibat
duduk diatas sarang dan pembelahan sel terus menerus.
menetaskan serta mengasuh anak- Keberadaan antara satu dengan
anaknya. Bila sifat keibuan ini sel yang lain adalah rapat.
demikian kuat sehingga induk ayam Morulasi yaitu proses
terus menerus duduk diatas sarang terbentuknya morula.
70
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
71
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
72
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
73
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
74
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Di hari ini, mata sudah mulai kelihatan. Umur sepuluh hari ini biasanya
Mata tersebut tampak sebagai bintik paruhnya sudah mulai keras. Dengan
gelap yang terletak disebelah kanan menggunakan mikroskop dapat dilihat
jantung. Selain itu jantung sudah folikel bulu embrio yang mulai
membesar. Dengan menggunakan terbentuk.
mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak k. Umur sebelas hari.
ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
Embrio pada hari kesebelas sudah
otak depan, otak tengah dan otak
tampak seperti ayam. embrio ini menjadi
belakang.
semakin besar sehingga yolk akan
e. Umur lima hari . menyusut dan paruhnya sudah mulai
Pada hari kelima ini, embrionya sudah terlihat jelas.
mulai tampak lebih jelas. Kuncup- l. Umur dua belas hari.
kuncup anggota badan sudah mulai
Embrio umur dua belas hari sudah
terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah
semakin besar dan mulai masuk ke yolk
berdekatan sehingga tampak seperti
sehingga yolk semakin kecil. Mata
huruf C. Dengan menggunakan
sebelah kanan mulai membuka sedikit,
mikroskop, dapat dilihat bahwa telah
sedangkan telinganya sudah terbentuk
terjadi perkembangan alat reproduksi
dan sudah tampak permulaan
dan sudah terbentuk jenis kelaminnya.
pertumbuhan bulu bagian bawah.
Sementara amnion dan alantois sudah
kelihatan. m. Umur tiga belas hari.
f. Umur enam hari. Pada hari ketiga belas, sisik dan cakar
sudah mulai tampak jelas.
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup
anggota badan sudah mulai terbentuk. n. Umur empat belas hari.
Mata sudah tampak menonjol. Dengan Perkembahan embrio pada hari
mikroskop dapat dilihat bahwa rongga keempat belas ini, punggung telah
dada sudah mulai berkembang dan tampak meringkuk atau melengkung.
jantung sudah membesar. Selain itu, Sementara bulu hampir menutupi
dapat dilihat otak, amnion dan alan- tois, seluruh tubuhnya.
kantong kuning telur, seta paruhnya. o. Umur lima belas hari.
g. Umur tujuh hari. Pada umur lima belas hari ini, biasanya
Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah kepala embrio sudah mengarah
tampak seperti bintik gelap pada dasar kebagian tumpul bagian telur.
mata. Dengan menggunakan mikroskop p. Umur enam belas hari.
dapat dilihat bahagian tubuh lainnya
Embrio pada umur enam belas hari
sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan
sudah mengambil posisi yang baik
leher.
didalam kerabang. Sisik, cakar dan paruh
h. Umur delapan hari sudah mulai mengeras dan bertanduk
Pada hari kedelapan ini, mata embrio q. Umur tujuh belas hari.
sudah jelas terlihat.
Pada umur tujuh belas hari ini, paruh
i. Umur sembilan hari. embrio sudah mengarah kekantung
Umur sembilan hari ini lipatan dan udara.
pembuluh darahnya sudah bertambah r. Umur delapan belas hari .
seta jari kakinya mulai terbentuk.
Pada umur delapan belas hari ini, embrio
j. Umur sepuluh hari.
75
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
yang sudah tampak jelas seperti ayam kelamin jantan didalam saluran alat
akan mempersiapkan diri akan menetas. reproduksi paling atas atau ovoduct dan
Jari kaki, sayap, dan bulunya tepatnya dibagian ampula. Sedangkan
berkembang dengan baik. Frandson (1992) mengatakan bahwa ke
s. Umur sembilan belas hari. buntingan berarti keadaan dimana anak
sedang berkembang didalam uterus
Pada umur sembilan belas hari,
seekor hewan betina. Satu periode
biasanya paruh ayam sudah siap
kebuntingan adalah periode dari mulai
mematuk dan menusuk selaput
terjadinya fertilisasi sampai terjadinya
kerabang dalam.
kelahiran normal. Pada ternak sapi
t. Umur dua puluh hari fertilisasi terjadi setelah 11 sampai 15
Pada umur dua puluh hari ini kantung jam dari inseminasi/ perkawinan.
kuning telur sudah masuk seluruhnya Sedangkan untuk manusia, fertilisasi ini
kedalam rongga perut. Embrio ayam ini akan terjadi 14 sampai 15 hari setelah
hampir menempati seluruh rongga di terakhir menstruasi. Pertumbuhan
dalam telur, kecuali kantung udara. Pada mahluk baru hasil fertilisasi atau
hari kedua puluh ini terjadi serangkaian pembuahan antara ovum dengan
proses penetasan yang dimulai dengan spermatozoa, dapat dibedakan tiga
kerabang mulai terbuka. Untuk tahap/ periode yaitu: periode ovum
membuka kerabang ini, ayam yaitu periode yang dimulai dari
menggunakan paruhnya dengan cara fertilisasi sampai implantasi. Periode
mematuk. Semakin lama, kerabang akan embrio yaitu periode dari saat terjadinya
semakin besar membuka, sehingga ayam implantasi sampai saat dimulainya
dapat bernafas. Pada saat ini pembentukan alat-alat tubuh bagian
kelembaban sangat penting agar dalam
pengeringan selaput kerabang dan
penempelan perut pada kerabang dapat
G. Periode fetus
dicegah. Selanjutnya ayam memutar
tubuhnya dengan bantuan dorongan Periode fetus yaitu periode terakhir
kakinya. Dengan bantuan sayapnya, yaitu dimulai dari terbentuknya alat-alat
keadaan pecahnya kerabang semakin tubuh bagian dalam dan extremitas
besar. (anggota tubuh) sampai terjadi kelahiran.
Pengetahuan tentang apakah ternak yang
u. Umur dua puluh satu hari
dipelihara mengalami kebuntingan atau
Dihari ke dua puluh satu ini, ayam tidak adalah sangat penting. Ada beberapa
sudah membuka kerabangnya walaupun cara untuk membantu mendiagnose suatu
belum seluruhnya. Dari keadaan ini ternak bunting atau tidak. Berbagai cara
biasanya tubuh ayam memerlukan waktu yang dapat dilakukan adalah : ternak tidak
12 – 18 jam untuk keluar dari kerabang. mengalami berahi lagi. Sebagai indikasi
Setelah keluar dari kerabang, tubuh kebuntingan yang cukup sederhana dan
masih basah. Agar kering, diperlukan efektif adalah bahwa setelah 45 hari
waktu sekitar 6 – 12 jam, bila sudah setelah perkawinan ternak tersebut tidak
kering, ayam tersebut dapat dikeluarkan berahi lagi. Cara ini akan ada juga
dari dalam ruang mesin penetas. I. melesetnya karena ada ternak-ternak
Kebuntingan Yang dimaksud tertentu yang mengalami silent heart
kebuntingan dipandang dari segi teknis (berahi tenang). Hal ini bisa disebabkan
sebenarnya dimulai sejak saat sel karena dalam ovariumnya terdapat corpus
kelamin betina bersatu dengan sel luteum yang persisten. perubahan kontur
76
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
abdomen. Pada ternak yang bunting maka karena cedera, dan karena terlambat
akan terjadi penurunan pada dinding keluar dari rahim induk. Faktor penyebab
abdominal (pelebaran abdomen). ada tiga yaitu dari Pedet, induk, dan
pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan posisi bayi sapi.
palpasi per rektum yaitu dengan cara a. P e n g a r u h P e d e t . P e d e t y a n g
memasukkan tangan dalam rektum dan ukurannya terlalu besar menyebabkan
meraba organ- organ reproduksi tertentu. kesulitan melahirkan. Ukuran bayi
Untuk ini dibutuhkan seorang yang ahli dan tergantung dari jenis sapi, pejantan,
terampil. Diagnose kebuntingan ini jenis kelamin bayi, umur induk,
didasarkan kepada tingkat perkembangan silsilah, dan makanan induk sapi.
fetus dan perubahan-perubahan pada
b. Pengaruh Induk. Penyebab kesulitan
genetalia dan struktur-struktur yang terkait
induk melahirkan adalah umur dan
pada hewan betina. Sinar x. Diagnose
ukuran Pelvic. Sapi dara perlu lebih
kebuntingan dengan menggunakan sinar X
banyak bantuan dari sapi dewasa, hal
kurang begitu efektif dan bermanfaat. Sinar
ini dikarenakan ukuran sapi dara lebih
X akan efektif apabila digunakan untuk
kecil. Ukuran Pelvic (saluran kelahiran)
menetapkan kebuntingan setelah tulang-
makin besar sejalan dengan
tulang fetus telah mengalami kalsifikasi
kedewasaan induk. Sapi pada umur 2-
Ultra suara (Ultra sound). Ultra sound dapat
3 tahun memiliki Pelvic yang kecil,
digunakan untuk mendeteksi kebuntingan
sehingga memiliki tingkat kesulitan
pada berbagai jenis ternak seperti sapi.
paling tinggi sehingga perlu bantuan
Teknik ultra sonik didasarkan kepada
pada saat melahirkan. Untuk
timbulnya bunyi dengan frekuensi yang
mengurangi risiko bisa dipilih
tinggi (1 sampai 10 juta cycle tiap detik)
mengurangi berat Pedet dengan
melalui jaringan. Uji Biologik dengan
seleksi pejantan, dan memilih sapi
mengamati adanya hormon gonado tropin
dara dengan Pelvic yang lebar.
dalam serum darah maka dapat di pastikan
bahwa ternak tersebut bunting. Hormon c. Posisi Bayi Kurang lebih 5%. Bayi sapi
gonadotropin dihasilkan/ diproduksi oleh pada posisi yang tidak normal. Posisi
plasenta sewaktu bunting. tersebut antara lain, kaki depan atau
kepala terbalik, pantat didepan, bayi
Metode Pemeriksaan Kebuntingan pada
terputar, dll. Hal ini membutuhkan
berbagai jenis ternak spesies metode yang
bantuan dokter hewan untuk
digunakan contoh yang diperlukan cara
mengembalikan bayi ke posisi normal.
mulai dapat dipergunakan sapi domba
Jika posisi tidak dapat dibetulkan
palpasi rektal Biopsi vaginal Ultra. Suara
perlu mengoperasi induk sapi.
Mucosa vaginal perabaan Histologik Alat
elektron 30-35 hari 40 hari 70 hari J. 2. Tahap Melahirkan
Kelahiran Ternak dapat melahirkan secara a. Tahap Pra kelahiran Tahap pra
normal tanpa bantuan peternak. Namun kelahiran (2 sampai 6 jam). Dalam
demikian, pada beberapa kasus induk perut induk selama kebuntingan
kesulitan melahirkan sehingga perlu posisi Pedet terlentang. Menjelang
bantuan peternak. Bantuan diberikan untuk kelahiran posisi berubah telungkup
menolong induk, anak dan mengurangi dengan posisi kaki dan kepala ke
kerugian peternak. depan saluran kelahiran. Pada
1. Faktor Penyebab Kesulitan Melahirkan awalnya kontraksi setiap 15 menit,
dan kemudian fekuensinya
Sebanyak 80% sapi melahirkan
meningkat. Pada akhir pra kelahiran
normal. Beberapa Pedet meninggal
77
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
78
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
79
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
80
BAB 3
melakukan perancangan
kandang ternak
Memahami
perkandangan ternak
(ruminansia, unggas
dan aneka ternak)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Bangunan kandang, Jenis-jenis dan
pemilihan kandang dan lokasi dan tata letaknya konstruksi kandang Bagian-bagian kandang
persyaratan kandang
81
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
82
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
83
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
84
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
85
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
PRAKTIK
Judul : Mengamati Tata Letak Kandang ternak Pada saat akan membangun kandang ternak
Tujuan : Agarpeserta didik lebih memahami h a r u s m e m p e r h a t i k a n b e b e r a p a h a l
tentang tata letak bangunan kandang diantaranya:
ternak baik itu kandang ruminansia, kandan 1. Letak Kandang
gunggas dan kandang aneka ternak. Tata letak bangunan kandang yang dibuat
Langkah Kerja : juga akan mempengaruhi keberhasilan di
1. Lakukan pengamatan tentang kandang dalam usaha peternakan. Tata letak
tersebut, yang ada di lingkungan kandang, bangunan kandang untuk induk, untuk
selain melakukan pengamatan langsung di pejantan, untuk dara, dan anak sebaiknya
lapangan! letaknya agak berjauhan. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kegaduan ternak.
2. Bacalah uraian materi di bawah ini, atau
Misalnya: kandang ternak sapi perah yang
membaca literatur lainnya!
letak berdekatan antara kandanginduk dan
3. Bagaimana tata letak bangunan kandang kandanganak akan dapat mempengaruhi
yang baik agar ternak yang dipelihara dapat produksi air susu induknya. Karena induk
tumbuh dan berkembang optimal? yang dipisah dengan anaknya, dia akan
4. Mengapa pada saat membangun selalu mencari-cari anaknya. Terlebih-lebih
kandangdisarankan tidak menghadap ke a p a b i la terdengar suara anaknya
arah datang angin setiap hari ? memanggil-manggil.
Lembar Pengamatan Tata letak Bangunan Begitu pula untuk bangunan kandang
Kandang ternak Ruminansia ternak unggas baik itu ternak ayam
pedaging, ayam petelur, itik, enthok,
No Uraian Kegiatan Hasil Keterangan burung, dan ternak lainnya, tata
Pengamatan
letakpeserta didiknya harus diperhatikan,
1 Tata letak bangunan jangan sampai berdekatan dan usahakan
kandang tata letak bangunannya agak berjauhan. Hal
a. tata letak kandang ini untuk menghindari terjadinya
untuk anak penyebaran bibit penyakit yang menular,
b. Tata letak kandang antara ternak yang sakit dengan ternak
untuk dara / remaja yang sehat.
c. tata letak kandang 2. Letak bangunan kandang
untuk dewasa
Demi berhasilnya usaha peternakan,
2 Arah datang angin setiap
maka bangunan kandang ternak antara
harinya
kandang yang satu dengan kandang yang
3 Tindakan yang telah
lainnya perlu diatur, jangan sampai
dilakukan untuk menahan
kandang ternak letaknya saling berdekatan,
arah datangnya angin
terlebih-lebih dari jenis ternak yang
berbeda. Usahakan pada saat membangun
kandang ternak dibuat terpisah antara
kandang ternak ruminansia dan kandang
ternak unggas begitu untuk kandanganeka
ternak. Jangan membuat atau membangun
kadang ternak menjadi satu blok/ kawasan/
wilayah. Sedangkan jarak antara kandang
yang satu dengan kandanglainnya ( untuk
jenis ternak yang sama) minimal 1 x lebar
kandang.
86
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
87
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
88
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
89
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
90
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
kambing pada umum kalau dipelihara domba dan kambing) dengan program
dalam kandangkoloni sebanyak penggemukan. karena tipe ini dapat
kurang lebih 10 s.d 15 ekor. Dengan memacu pertumbuhan lebih pesat,
kandangkoloni tenaga kerja yang karena tidak terjadi kompetisi dalam
dipergunakan lebih efisien. mendapatkan pakan dan memiliki
Pada kandang sistem koloni dalam ruang gerak terbatas, sehingga energi
satu kandang dapat dipelihara satu yang diperoleh dari pakan digunakan
jenis ternak uggas dalam jumlah untuk hidup pokok dan produksi
banyak, umumnya terdiri dari, daging tidak hilang karena banyak
puluhan, ratusan sampai ribuan bergerak. Pada kandang tunggal,
ternak. Ciri kandangkoloni adalah satu penempatan ternak dilakukan pada
kandangbesar untuk memelihara satu baris atau satu jajaran, sementara
ratusan, hingga ribuan ekor unggas kandang peserta didik
tanpa ada pengaruh individu di dalam penempatannya dilakukan pada dua
koloni itu. Kandangsistem koloni ini jajaran yang saling berhadapan atau
pada umumnya untuk memelihara saling bertolak belakang, diantara
ayam pedaging, ayam petelur bibit kedua jajaran tersebut biasanya
dan itik. dibuat jalur untuk jalan sedangkan
untuk ternak unggas kandang-
kandang individual ini sering disebut
cage, ciri kandang individual ini adalah
pengaruh individual di dalam kandang
tersebut menjadi dominan karena satu
kotak kandang untuk satu ekor ternak
(ayam). Kandang individual sering
Gambar 3.8 Kandang ayam pedaging Koloni (Postal) digunakan untuk memelihara ayam
petelur. Selain itu dalam
pemeliharaan ayam petelur masih ada
pula istilah sistem kandang
diantaranya: system full litter,
kombinasi litter/slat, full slat dan cages
System full litter banyak digunakan
di negara-negara tropis. Kandang type
Gambar 3.9 Kandang sapi perah koloni
ini lebih rendah biayanya
dibandingkan dengan type lainnya.
b. Kandang Individu /Tunggal Lantai kandangdiberi litter dari bahan
Kandang tunggal atau individu sekam padi, kertas koran yang
adalah kandang yang hanya terdiri dihancurkan atau serutan kayu. Pada
satu ruangan atau bangunan dan prinsipnya kandang type litter harus
didesain hanya digunakan untuk dapat mengabsorbsi air yang berasal
memelihara ternak satu ekor. Dengan dari kotoran ayam dan air minum yang
mengacu pada hal tersebut pada tumpah. Bahan litter yang digunakan
kandangindividu/tunggal, setiap ada beberapa macam. Pilihlah bahan
ternak menempati tempatnya sendiri. litter yang mempunayi sifat-sifat tidak
Kandang indivindu /tunggal ini cocok berdebu, harga murah, dapat
digunakan untuk memelihara ternak menyerap air dan mudah didapat.
ruminansia (seperti sapi, kerbau, Kombinasi litter dan slat dapat
91
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
92
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
PENILAIAN HARIAN
1. Mengapa jenis ternak, umur ternak, tujuan
produksi akan mempengaruhi dalam
merancang atau mempersiapkan kandang?
2. Mengapa sebagian besar peternak pada saat
merancang kandang atau mempersiapkan
kandangselalu memperhatikan keadaan
iklim yang ada disuatu tempat tersbut?
3. Kemukakan persyaratan yang diperlukan
dalam merancang kendang!
93
BAB 4
mengatur iklim mikro kandang
Setelah mengatur iklim mikro kandangpeserta didik dapat mengatur iklim mikro
kandang ternak, sehingga ternak dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuai
dengan harapan.
Menerapkan
pengaturan lingkungan
dan iklim mikro
kandang ternak
94
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
95
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
96
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
97
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
PRAKTIK
produksi, kepadatan kandang dan lain- Judul : Mengidentifikasi Iklim Mikro
lain. Lingkungan Ternak Ruminansia
10.Iklim Mikro Tujuan :peserta didik dapat iklim mikro
Iklim mikro adalah iklim yang berlaku lingkungan ternak ruminansia ( sapi, domba
pada lingkungan terkecil tertentu dan dan kambing)
bisa diatur manusia. Dan iklim mikro ini Alat dan bahan : ATK, Termometer, higrometer,
akan sangat berpengaruh terhadap termohigrometer, termometer bola basah
proses pertumbuhan dan perkembangan bola kering dan kandang
ternak. Misalnya pada saat peternak Keselamatan Kerja : Menggunakan alat
memelihara ternak ayam yang masih perlindungan diri
kecil (DOC) perlu mengatur iklim mikro di
Langkah Kerja : 1. Berdoa sebelum bekerja
dalam peserta didik. Yaitu dengan cara
membuat broding ring di dalam kandang. 1. Siapkan semua alat dan bahan yang
Semua itu dilakukan dengan tujuannya diperlukan!
agar ayam yang dipelihara tidak banyak 2. Pasanglah alat ukur suhu dan kelembaban
yang mati. Begitu pula untuk memelihara pada dinding bagian dalam kandang ternak
itik yang masih kecil atau (DOD) keadaan ruminansia (Gunakan kandang kosong)!
iklim mikronya juga selalu diperhatikan. 3. Baca angka suhu dan kelembaban yang ada
Untuk ternak ruminansia seperti sapi, di alat tersebut!
domba dan kambing yang masih anak
4. Catatlah hasil pengamatan dan pengukuran
juga memerlukan tempat yang teduh,
suhu dan kelembaban (dilakukan sehari 3
hangat, kering dan bebas dari cuaca yang
kali; Pagi, siang dan sore )!
dingin. Jadi iklim mikro dalam kandang
sangat mempengaruhi produksi ternak. 5. Ulangilah pengamatan dan pengukuran
suhu dan kelembaban , sehari 3 kali!
11.Iklim Makro
Iklim makro adalah iklim yang berlaku
di alam bebas atau secara luas tanpa
adanya pengaruh aktivitas manusia.
Dengan memahami tentang unsur-unsur
iklim dan iklim diharapkan peternak B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Iklim
dapat: Mikro kandang
a. Menentukan dan memilih suatu Salah satu faktor lingkungan yang
tempat atau wilayah untuk jenis berpengaruh terhadap penampilan
ternak tertentu yang sesuai dengan produksi ternak (baik itu ternak ruminansia,
persyaratan hidupnya; ternak unggas maupun aneka ternak )
b. Menentukan dan memilih jenis ternak adalah lingkungan kandang. Dalam
yang akan dipelihara yang sesuai pemeliharaan ternak yang dilakukan secara
dengan tempat ; atau daerahnya; dan intensif, kandang merupakan tempat
c. Mengadakan usaha untuk mengurangi tinggal bagi ternak, tempat berlindung dari
pengaruh dari cuaca dan iklim gangguan cuaca yang tidak
walaupun hanya pada skala mikro saja. menguntungkan, predator, tempat untuk
istirahat ternak setelah melakukan aktifitas
98
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
99
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
100
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
101
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
massa jenis lebih tinggi dari pada udara. suhu terrendah dimana ternak juga
Sehingga amoniak tetap bertahan di masih dapat tumbuh dan berkembang.
bawah di atas permukaan kandang. c. Suhu Optimum: Suhu optimum adalah
Akibatnya ternak akan langsung suhu yang terbaik yang di butuhkan
menghirup amoniak terus menerus ternak, dimana proses pertumbuhan
selama berada di dalam kandang dan perkembangannya dalam kondisi
tersebut. Yang lebih mudah untuk yang paling optimum.
mengetahui kadar amoniak di dalam
Berkaitan dengan hal tersebut, apabila
kandang ternak adalah dengan cara
ingin memindahkan ternak ke daerah
apabila kita masuk ke dalam kandangbau
lain, maka harus mengetahui dulu sesuai
kotoran sudah mulai menyengat.
tidaknya suhu. Apabila sudah sesuai atau
Adapun kedaaan udara di dalam paling tidak mendekati sama dengan
kandang yang dapat membahayakan suhu asal maka ternak baru bisa
ternak adalah adanya campuran gas yang dipindahkan. Usahakan agar suhu sama
berbahaya dan beracun didalam peserta atau mendekati sama daerah asalnya
didik. Sedangkan gas tersebut apabila ingin memindahkan ternak.
diantaranya: Carbon-dioksida(CO2), Pengaruh suhu yang terlalu tinggi dapat
Ammonia(NH3), Hydrogen Sulphide( mempengaruhi performen ternak,
H2S), Carbon – monoxide(CO) dan sebagai contoh pada ternak ayam adalah
Sulphur diokside( SO2). sebagai berikut: ternak tercekam setres,
10.Ventilasi udara dapat menyebabkan kematian, produksi
Keadaan ventilasi udara yang ada di dapat menurun, ternak terengah-engah
dalam kandangakan mempengaruhi dan lain-lain.
iklim mikro di dalam kandang. Karena 11.Cahaya matahari/sinar matahari
udara panas yang ada di dalam kandang Yang mempengaruhi jumlah panas
harus diganti dengan udara dari luar yang berada di dalam kandang ternak
kandang, hal ini bertujuan agar suhu disebabkan oleh adanya penambahan
udara di dalam kandang dapat panas dari sumber-sumber panas dan
dipertahankan sesuai dengan kebutuhan keadaan konstruksi bangunan kandang.
untuk kenyaman ternak. Pergerakan Adapun sumber-sumber panas yang
keluar masuknya udara dapat terjadi mempengaruhi jumlah panas yang
melalui ventilasi udara. Untuk mengatur berada di dalam kandangadalah: sinar
udara di dalam kandangventilasi harus di matahari dan suhu badan ternak itu
buat sebaik mungkin. Ventilasi yang baik sendiri. Sinar matahari dapat
akan menekan timbulnya debu dan bau mempengaruhi jumlah panas yang
dalam kandang. berada di dalam kandang dapat secara
Pengaruh suhu terhadap ternak langsung maupun tidak langsung. Secara
sangatlah besar, sehingga dapat langsung yaitu sinar matahari langsung
mempengaruhi pertumbuhan ternak. masuk ke dalam kandang ternak dan
Suhu yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung sinar matahari
pertumbuhan ternak dapat dibedakan mempengaruhi jumlah panas yang
menjadi 3 (tiga) kriteria yaitu : berada di dalam kandangmelalui bagian-
a. Suhu Maksimum: Suhu maksimum bagian konstruksi bangunan seperti
yaitu suhu tertinggi di mana ternak melaui atap atau dindingnya.
masih dapat tumbuh dan berkembang. 12.Kepadatan kandang
b. Suhu Minimum: Suhu minimum adalah Kepadatan kandangpada saat proses
102
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
103
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
104
BAB 5
melakukan SANITASI
KANDANG DAN LINGKUNGAN TERNAK
Menerapkan sanitasi
kandang, peralatan dan
lingkungan ternak
(ruminansia, unggas dan
aneka ternak)
105
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Keberhasilan pada saat proses pemeliharan Bersih secara fisik dalam sanitasi
ternak salah satunya ditentukan oleh kandang dan peralatan adalah kandang
bagaimana peternak melakukan kegiatan dan peralatan tersebut setelah disanitasi
sanitasi kandang, peralatan dan benar-benar bersih dari kotoran dan
lingkungannya. Tanpa adanya kegiatan sanitasi debu yang menempel. Sehingga
kandang, peralatan dan lingkungannya kandang dan peralatan tersebut secara
sebelum proses pemeliharaan, kemungkinan kasat mata memang kelihatan bersih dan
akan berhasilnya usaha peternakan sangatlah enak dipandang mata. Disamping itu,
kecil. juga tidak menimbulkan bau yang tidak
A. Pengertian Sanitasi sedap (tidak enak). Kalau kandang dan
peralatan tidak disanitasi, kemungkinan
Sanitasi adalah tindakan menjaga
yang terjadi adalah kandang tersebut
kebersihan kandang, peralatan dan
kotor dan dapat menimbulkan bau yang
lingkungan sekitar kandang. Sanitasi
tidak sedap.
kandang dan peralatan dilakukan selain
untuk mencegah terjangkitnya penyakit 2. Bersih Secara Kimiawi
baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, Bersih secara kimia adalah kandang
parasit, protozoa dan juga untuk dan peralatan tersebut setelah dilakukan
mengurangi kemungkinan penularan sanitasi dan betul-betul bersih secara
penyakit. Sanitasi merupakan salah satu kimia/ tidak mengandung bahan kimia
upaya untuk menjaga kesehatan ternak. yang membahayakan. Membahayakan
Sanitasi kandang dan lingkungan ternak disini adalah membahayakan bagi
dilakukan sebelum memulai kegiatan pekerja kandang maupun bagi ternak
pemeliharaan ternak baik itu ternak yang akan dipelihara di dalam kandang
ruminansia, unggas maupun aneka ternak. tersebut. Bahan kimia untuk sanitasi
Kegiatan sanitasi kandang dan lingkungan kandang, kadang-kadang ada sebagian
dilakukan dengan cara membersihkan yang tertinggal atau menempel bagian
lingkungan di dalam kandang dan bagian dindingpeserta didik, lantai
lingkungan di luarpeserta didik. Sanitasi di kandang atau tempat pakan dan tempat
luar kandang dilakukan dengan membabat minum. Apabila bahan kimia yang untuk
semak-semak, menyapu dan sanitasi kandang tersebut ada yang
mengumpulkannya di tempat yang aman, mengandung bahan beracun dan
sehingga tidak mengganggu atau berbahaya (B3) akan membawa dampak
menimbulkan penyakit pada ternak, yang buruk terhadap ternak yang akan
sedang dipelihara. Setelah lingkungan dipelihara dan dapat pula bagi pekerja
dibersihkan, selanjutnya dilakukan kandang atau yang melakukan sanitasi.
pencucian kandang dengan air hingga Oleh karena itu, prinsip kegiatan sanitasi
bersih lalu disemprot dengan disinfektan. kandang peralatan diharapakan memang
betul-betul bersih secara kimia.
B. Prinsip Kegiatan Sanitasi 3. Bersih Secara Mikrobiologis.
Prinsip dari kegiatan sanitasipeserta Kegiatan sanitasi adalah kegiatan atau
didik, peralatan dan lingkungan adalah suatu tindakan untuk mencegah agar
bersih secara fisik, bersih secara kimiawi ternak yang akan dipelihara bebas dari
(tidak mengandung bahan kimia yang serangan berbagai jenis penyakit.
membahayakan) dan bersih secara Tindakan tersebut dapat dilakukan
mikrobiologis. dengan cara membersihkan kandang dan
peralatan dari semua kotoran/ debu
1. Bersih Secara Fisik
106
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
yang menempel baik yang ada di dalam tersebut harus mempunyai sifat
maupun di luar kandang, dan kemudian membunuh mikroorganisme, mempunyai
dilanjutan dengan cara mencuci dengan sifat membersihkan yang baik, mudah
bahan deterjen, mengapur dan digunakan, mudah didapat, bau yang
melakukan menyemprotan dengan ditimbulkan dapat diterima dan lain-lain.
disinfekatan. Untuk itu, dalam pemilihan Setelah pemilihan bahan sanitasi
bahan kimia untuk kegiatan sanitasi dilakukan, langkah berikutnya adalah cara
harus dapat membersihkan atau penggunaannya (ditabur, dioleskan,
membunuh mikrobiologis yang dapat dicampur, dilarutkan, disemprotkan dan
menyebabkan suatu penyakit pada lain sebagainya). Cara penggunaan bahan
ternak. sanitasi kandang dan peralatan harus tepat
juga, yaitu tepat waktu, tepat dosis, tepat
C. Bahan Sanitasi Kandang dan Peralatan sasaran dan tepat cara.
Agar proses kegiatan sanitasi kandang, 1. Tepat Cara.
peralatan dan lingkungan dapat berhasil Cara penggunaan bahan sanitasi ini
sesuai dengan harapan, maka bahan untuk penting, karena apabila salah dalam
sanitasi harus dipilih yang mempunyai sifat penggunaannya akan tidak efektif. Ada
efektif, murah dan tidak mempunyai efek beberapa cara penggunaan bahan
yang buruk. Efektif yang dimaksud adalah sanitasi diantara: ditabur, dioleskan,
bahwa bahan sanitasi tersebut harus benar- dilarutkan dalam air, disemprotkan dan
benar dipilih yang dapat membunuh lain sebagainya.
mikroorganisme atau sumber penyakit 2. Tepat Sasaran
yang tidak dikendaki. Jadi tidak asal
Dalam menggunakan bahan sanitasi
menggunakan bahan sanitasi yang tidak
untuk kandang dan peralatan harus
jelas sifat kegunaannya. Selain efektif
dipilih dan harus tepat sasarannya, yaitu
harganya juga harus murah, karena kalau
untuk membunuh mikroorganisme atau
harganya mahal akan menambahkan
membersihkan mikroorganisme
pengeluaran anggaran, sehingga nantinya
jenisnya apa, apakah bakteri, virus,
dapat mengurangi keuntungan yang
protozoa ataukah jamur karena masing-
didapat.
masing mikroorganisme mempunyai
Disamping efektif dan harganya murah sifat dan karakteristik yang berbeda.
bahan sanitasi untuk kandang, peralatan
3. Tepat Dosis
dan lingkungan harus tidak mempunyai
efek yang buruk. Yang dimaksud dengan Pada umumnya setiap bahan kimia
efek buruk disini adalah apabila bahan yang digunakan untuk sanitasi, ada
sanitasi tersebut digunakan tidak brosur yang isinya tentang komposisi
mempunyai dampak negatif bagi bahan, indikasi, dosis dan cara
lingkungan sekitar yaitu tidak mencemari pemakaian, apakah dicampur air atau
lingkungan baik itu tanah, air maupun tidak, dioleskan, disemprotkan,
udara, tidak membahayakan bagi ternak ditaburkan atau melalui pengasapan
yang akan dipemelihara, tidak (fumigasi).
membahayakan manusia, tidak 4. Tepat Waktu
membahayakan ternak lainnya dan lain Agar bahan kimia untuk sanitasi
sebagainya. kandang, peralatan dan lingkungan
Adapun sifat yang lain bahwa bahan dapat efektif dalam penggunaannya,
sanitasi kandang, peralatan dan lingkungan maka pelaksanaan sanitasi harus tepat
107
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
waktu juga. Kapan waktu yang tepat Tabel 5.1 Jenis-jenis disinfektan dan cara penggunaannya
untuk kegiatan sanitasi apakah pada saat
No. Jenis disinfektan Lokasi Penggunaan Cara Penggunaan
mikroorganisme sumber penyakit sudah
di ambang batas ekonomi, ataukah pada Dicampur dengan
Tempat pakan dan
waktu di bawah batas ambang ekonomi. Sabun air minum air, dicucikan
108
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
yang ukuran besar atau lebar peralatan yang lain untuk kegiatan
memerlukan peralatan yang mekanik sanitasi kandang dan lingkungan adalah
atau memakai mesin agar lebih cepat hand sprayer, bak celup/ dipping (baik itu
dan lebih efisien. Seperti mesin bobcat yang di tempatkan di depan pintu masuk
untuk membersihkan kotoran dan litter kandangmaupun yang di tempatkan di
ternak sapi, Mesin sprayer/ power sprayer pintu masuk ke dalam areal atau lokasi
untuk menyempotrot kandang dan peternakan untuk ban kendaraan).
lingkungan dll. Namun kalau kandang/ 8. Jenis kegiatan sanitasi kandang dan
ruangan hanya kecil dan sempit dapat lingkungan
menggunakan peralatan yang sederhana
a. Sanitasi Kandang
atau peralatan yang manual. Seperti
sekop, cangkul, sapu, pengki, kereta Sanitasi kendang dilakukan
dorong, had sprayer dll.) sebelum kandang dipergunakan,
dengan tujuan untuk membasmi
6. Metode sanitasi
semua bibit-bibit penyakit yang dapat
Pemilihan bahan sanitasi apakah menyerang ternak yang akan
sudah sesuai dengan kegunaannya, dipelihara. Cara yang dilakukan
apakah untuk membunuh dengan membersihkan dan
mikroorganisme, spora, salmonella membebaskan kandang dari sumber -
ataukah hanya untuk menghilangkan sumber penyakit dan termasuk juga
atau mencuci jasad renik. Setelah semua peralatan yang ada di dalam
memilih bahan sanitasi baru kandang. Kegiatan yang dapat
menentukan metode yang digunakan. dilakukan antara lain membersihkan,
Karena metode sanitasi juga akan menyemprot kandang sebelum ternak
menentukan apakah kegiatan sanitasi masuk kedalam kandang, membuang
tersebut berhasil atau tidak (dalam arti kotoran ternak di tempat yang aman,
apakah sesuai dengan tujuan sanitasi jauh daripeserta didik, tempat
yaitu untuk membunuh bibit penyakit). pembuangan atau penampungan
Harga bahan sanitasi juga perlu kotoran yang khusus. Sedangkan
dipertimbangkan, karena demi efisiensi disinfektan yang digunakan adalah
dalam penggunaan anggaran selama yang ramah lingkungan dan telah
proses pemeliharaan ternak direkomendasikan oleh pihak yang
berlangsung. berwajib.
7. Peralatan untuk kegiatan sanitasi b. Sanitasi Ternak
Ada beberapa macam jenis peralatan Semua ternak yang berasal luar,
yang dapat dipergunakan untuk yang akan masuk di lingkungan
melakukan kegiatan sanitasi kandang peternakan harus disemprot.
dan lingkungan ternak diantaranya: Penyemprotan dilakukan bersamaan
sapu, sikap, ember, sekop, pacul, sabit, dengan alat angkutan atau kendaraan
parang, pengki, kereta dorong, mesin yang membawanya. Hal ini bertujuan
rumput dan lain-lain. Peralatan tersebut untuk mengurangi penyebaran bibit
dipergunakan untuk membersihkan penyakit yang berasal dari ternak atau
lingkungan baik yang ada di dalam agen /sumber penyakit selama
kandangmaupun di luarpeserta didik. pengangkutan.
Peralatan yang dipergunakan seperti
c. Sanitasi Pekerja
yang dijelaskan di atas sering disebut
sebagai peralatan kebersihan. Sedang Semua pekerja atau pegawai yang
masuk ke lokasi peternakan sebaiknya
109
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
110
BAB 6
mengoperasikan peralatan farm
111
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
1. Peralatan Kandang Ternak dan Sarana pakan ternak, disamping itu dapat juga
Pendukung dipergunakan untuk membabat alang-
Sebelum mengoperasikan suatu alang atau semak-semak yang berada
peralatan farm, terlebih dahulu peserta di lingkungan sekitar kandang.
didik harus mengetahui dan memahami d. Sapu
terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan Adalah peralatan kandang yang
peralatan farm. Yang dimaksud dengan dipergunakan untuk membersihkan
peralatan farm disini adalah semua alat kandang dan lingkungan di
yang digunakan pada proses pemeliharaan sekitarpeserta didik, sapu ini
ternak. Baik itu peralatan yang digunakan sebaiknya yang dibuat dari lidi daun
pada saat persiapan di farm , pelaksanaan di pohon aren atau daun pohon kelapa.
farm, maupun pada saat berakhirnya suatu
e. Sikat
kegiatan di farm dan atau pada saat
kegiatan pemasaran. Peralatan farm Peralatan yang dipergunakan untuk
tersebut ada yang sederhana /manual dan membersihkan lantai kandang, diding ,
ada yang moderen/otomatis. tempat pakan, tempat minum,
menggosok badan ternak saat
Adapun macam dan jenis peralatan farm
dimandikan.
yang dipergunakan dalam pemeliharaan
ternak, baik itu untuk pemeliharaan ternak f. Kereta dorong (Wheel barrow)
ruminansia, ternak unggas maupun dalam Peralatan ini dapat dipergunakan
pemeliharaan aneka ternak antara lain untuk mengangkut pakan konsentrat,
sebagai berikut: pakan hijaun yang sudah dicacah,
1. Peralatan Kandang ternak Ruminansia kotoran atau limbah padat seperti
(sampah, sisa-sisa rumput) ke tempat
Ada beberapa macam jenis peralatan
pembuangan sampat, tempat
kandang yang harus dipersiapkan pada
penampungan ataupun tempat
saat memelihara ternak ruminansia
penanganan limbah.
diantaranya :
g. Ember
a. Cangkul
Peralatan dipergunakan untuk
Peralatan ini dapat dipergunakan
menampung air, membawa atau
untuk membersihkan rumput-
mengangkat air, susu, makanan
rumputan yang berada di bagian luar
penguat, untuk memandikan ternak
kandang dan lingkungan sekitar
dan lain-lain. Agar ember umur
kandang.
pakainya lama, maka ember yang
b. Skop digunakan sebaiknya anti karat,
Peralatan ini dapat dipergunakan seperti ember plastik. Untuk ternak
untuk mengambil atau membuang perah ada ember khusus, yaitu ember
kotoran, baik kotoran ternak ataupun susu yang dipergunakan untuk
limbah padat yang ada di lingkungan menampung susu yang diperah secara
sekitar kandang. Disamping itu, manual
peralatan ini juga dapat dipergunakan
untuk mengaduk atau mencampur
pakan kosentrat atau pakan penguat.
c. Parang dan sabit
Peralatan ini dipergunakan untuk
memotong dan mencincang hijauan
Gambar 6.1 Peralatan kebersihan
Sumber: Dokumen Penulis
112
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
113
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
114
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
115
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
116
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
117
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
118
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
119
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
120
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
121
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
PRAKTIK
Judul : Mengoperasikan sarana angkutan
farm
Tujuan :peserta didik dapat mengoperasikan
sarana angkutan farm
Keselamatan Kerja : Gunakan alat
perlindungan diri
Alat dan bahan :
i. Sepatu boot
ii. Sarana angkut farm
iii.Peralatan pendukung
Langkah Kerja :
1.Bagilah Anda menjadi beberapa
kelompok!
2. Siapkan semua alat yang diperlukan!
3.Lakukan pengecekan terhadap bahan
bakar, oli mesin, tekanan ban dan air
radiator!
4.Tambahlah bahan bakar, oli mesin,
tekanan ban, air radiator apabila dirasa
kurang!
5. Jalankan sarana angkutan farm sesuai
dengan prosedur yang benar!
6. Patuhilah terhadap rambu-rambu, baik
itu rambu-rambu lalu lintas maupun
rambu –rambu dalam pemakaiannya!
7. Bersihkan dan simpan sarana angkutan
farm di tempat yang aman setelah sarana
angkutan tersebut dipergunakan!
122
BAB 7
MENERAPKAN PEMILIHAN BIBIT TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
Strategi / cara
mendapatkan bibit
ternak yang baik
Menerapkan pemilihan
bibit ternak
(ruminansia, unggas
dan aneka ternak) Menerapkan pemiliha
bibit
Penilaian (judging)
terhadap ternak
sapi, bibit,
123
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
124
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
125
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
126
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
127
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
128
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Oleh sebab itu, untuk menilai ternak e. Kaki Sapi: Kaki harus lurus, kuat, cukup
diantaranya harus mengenal bagian- lebar untuk menyangga ambing yang
bagian dari tubuh sapi serta konformasi lebih besar, serta memiliki sudut yang
tubuh yang ideal. Ternak yang dinilai tepat untuk melangkah.
harus sehat dan baik sesuai dengan jenis f. Pundak (withers): Pundak harus tajam
bangsanya, bagus ukuran tubuhnya, melebihi bagian atas punggung. Hal
seluruh bagian tubuh harus berpadu ini menandakan tidak adanya lemak
dengan rata, harus feminin dan tidak dan sering kali diindikasikan sebagai
kasar. Dengan demikian, maka kita dapat penghasil susu yang baik. Kulit harus
menentukan perbandingan antara tipis, lepas, dan lentur.
kondisi sapi yang ideal dengan kondisi
g. Body Capacity : mengacu pada
sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian
kapasitas yang berhubungan dengan
tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal
kerangka tubuh. Sapi dengan body
dapat menunjang produksi yang akan
capacity yang bagus memiliki lingkar
dihasilkannya. Kondisi bagian-bagian
dada dan lingkar perut yang luas. Saat
tubuh tersebut diantaranya:
menilai ternak ada tiga dimensi yang
a. Kepala : Kepala harus atraktif dengan perlu diperhatikan, yaitu panjang
lubang hidung yang besar. Hal ini badan, lebar dan dalam dada sapi.
dapat menggambarkan tentang
h.Ambing : Ambing harus besar. Ini
banyaknya pakan yang bisa
menandakan adanya sejumlah
dikonsumsi serta udara yang bisa
jaringan sekresi susu. Namun
dihirup melalui nafasnya. Mata harus
sebaiknya tidak mengandung jaringan
tajam dan telinga berukuran sedang.
yang non produktif yang dapat
Umumnya kepala harus halus dan
membatasi ruang jaringan sekresi
lebih menunjukkan karakteristik
susu untuk memproduksi susu.
ternak perah daripada ternak potong.
Jaringan tersebut dapat dikenali
b.Bahu (Shoulder) : Bahu harus kuat dengan melihat perubahan bentuk
namun tidak kasar serta merata ambing yang significant setelah
dengan tubuh. Sapi dengan bahu yang pemerahan. Ambing harus baik
tidak rata menpeserta didikkan kurang perlekatannya pada perut untuk
kuat dalam menyangga bagian tubuh mencegah terjadinya luka pada
depan sapi. ambing dan agar mudah beradaptasi
c. Punggung : Punggung harus lurus dan dengan penggunaan alat mesin perah
kuat. Punggung yang lemah modern. Ambing belakang (rear udder)
menpeserta didikkan lemahnya tubuh harus tinggi dan lebar. Kuartir depan
secara umum. harus seimbang dengan kuartir
d.Bokong / Rump dan pangkal paha belakang, panjangnya sedang melekat
(Thurl) : Bokong dan pangkal paha pada perut. Puting harus seragam
harus panjang dan kuat untuk ukurannya. Tepat melekat pada
menahan tubuh dan ambing. Sapi ambing sehingga memudahkan
harus memiliki tulang pinggul (hips) pemerahan.
dan tulang duduk (pin bones) untuk 10.Bangsa-bangsa Sapi Perah
kapasitas yang lebih besar dan a. Sapi Fries Holland
kemudahan dalam beranak. Ekor harus
1)Dikenal dengan nama Frisien
ramping dan pangkal ekor harus
Holstein atau disingkat FH
berpadu dengan rapi pada bokong.
2)Asal dari negeri Belanda
129
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
130
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
131
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
132
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
133
BAB 8
MENERAPKAN PENANGANAN / HANDLING
TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
1. Melalui diskusipeserta didik dapat menerapkan teori tingkah laku ternak dengan cermat dan
teliti.
2. Melalui diskusi dan praktekpeserta didik dapat menerapkan tingkah laku reproduksi dengan
cermat dan teliti.
3. Melalui diskusi dan praktek peserta didik dapat melakukan menerapkan tingkah laku makan
ternak ruminansia sesuai prosedur dengan teliti dan cermat.
4. Melalui diskusi dan praktek peserta didik dapat menerapkan tingkah laku sosial budidaya
ternak sesuai dengan kondisi tanah iklim daerah setempat dengan teliti dan cermat.
Bagian-bagian tubuh
ternak
Strategi penanganan /
handling ternak
Mengidentifikasi
Menerapkan penanganan peralatan penanganan/
/ handling ternak handling ternak
Pengukuran bagian-
bagian tubuh ternak
Penanganan / handing
ternak dengan
menggunakan tali temali
Melakukan penanganan/
handling ternak dengan
menggunakan peralatan
farm
134
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
135
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
136
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
137
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
138
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
139
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
140
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
141
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
142
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
143
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
144
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
f. Sapi mau didekati dan diam pada tersedia dan tempatnya, periode waktu
saat dinaiki pejantan. selama pakantersedia bagi ternak, dan
7. Libido kelompok sosial ternak yang bersaing
untuk mendapatkan pakan. Tetapi,
Libido dapat ditrangkan sebagai
walaupun dalam keadaan yang terbatas dan
tingkat kemauan dan kemampuan jantan
bahkan bila ternak diberi makan secara
untuk mengawini danmenginseminasi
individu, faktor-faktor sosial
betina. Bila seekor jantan harus
mempengaruhi tingkah laku ingestif dan
memenuhi tugasnya untuk membuat
jumlah pakan yang dimakan.
sejumlah hewan betina bunting. Ia harus
memenuhi dua syarat yaitu dapat 1.Pola makan dalam keadaan
melakukan spermatogenesis dan cukup penggembalaan bebas
libido. Saat kini libido dimanfaatkan Ketika ternak diberikan pakan dalam
secara luas oleh peternak, para peneliti jumlah yang terbatas dalam waktu
dalam bidang produksi ternak, dan tertentu, mereka tidak punya pilihan
dokter hewan sbagai respons seksual kecuali memakan semua pakan yang
dari pejantan yang dipelihara. diberikan. Pada pemberian pakan secara
berlebihan (ad lib), pola makan sehari-
hari akan berkembang.
E. Menerapkan Tingkah Laku Makan (Ingestif)
Pada Budidaya Ternak Ruminansia Pada ternak ruminansia dengan
penggembalaan bebas pada daerah
Tingkah laku hewan bersifat khas untuk
sub-tropis, periode merumput terjadi
hewan tertentu. Tingkah laku pada
paling banyak ketika rumen diisi dengan
ruminansia, antara lain dapat dilihat pada
rumput yang baru dan hal ini terjadi
tingkah laku makan dan minum (ingestive
menjelang pagi sampai pagi, senja
behaviour).
sampai setelah matahari terbenam
Tingkah laku ingestif ini meliputi bukan dengan satu priode lebih singkat kira-
hanya memakan pakan solid tetapi juga kira tengah malam. Periode 24 jam
menyusui anak dan meminum pakan cair. dibagi secara jelas menjadi periode
Mempertahankan konsumsi pakan yang merumput, mengunyah dan bristirahat.
cukup untuk hidup dan suksesnya
Didaerah tropis, siklus merumput
reproduksi merupakan hal yang sangat
biasanya sebaliknya. Pada waktu tengah
penting bagi semua species ternak. Karena
hari yang panas, ternak beristirahat di
itu mengerti pola tingkat laku yang
bawah naungan atau dekat tempat air
digunakan oleh hewan untuk mencari,
dan terdapat periode merumput yang
mendapatkan, menyeleksi, dan memakan
panjang pada malam hari. Ternak
pakan penting sekali untuk berhasilnya
berhenti merumput bila ia merasa
pengembangan usaha peternakan.
kepanasan, terutama bagi ternak yang
Seleksi pakan pada kondisi berasal dari daerah sub-tropis. Di
penggembalaan bebas sangat bergantung daerah tropis, ternak yang ditempatkan
pada pola dasar tingkah laku ingestif. dalam kandangtertutup pada malam hari
Dalam keadaan dipeserta didikkan secara tanpa disediakan pakan atau air,
intensif, seperti sistem potong angkut (cut konsumsi pakannya sering menurun
and carry) yang umumnya berlaku di secara nyata, terutama pada hewan yang
Indonesia, manusia mengontrol tidak mempunyai daya adaptasi yang
kebanyakan faktor-faktor yang baik yang berasal dari daerah sub-tropis
mempengaruhi tingkah laku ingestif. Hal ini seperti sapi Friesien Holstein, yang tidak
meliputi jenis dan jumlah pakan yang
145
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
diberi pakan selama hari panas. tetapi dalam keadaan padang rumput
Secara umum, sapi meluangkan kering, berubah menjadi 14 jam)
waktunya 8-10 jam untuk mrumput, sedangkan domba di Selandia baru
tetapi mempunyai fleksibilitas yang sering merumput lebih dari 10 jam.
cukup untukmenyesuaikan waktu Semua hewan bisa juga bervariasi
merumput untuk mempertahankan dalam jumlah pakan yang dimakannya
jumlah pakan yang dimakan pada dengan mengubah jumlah gigitan per
periode banyak angin dan hujan, cuaca menit dan meningkatkan besarnya
panas ketika merumput terhenti. Mereka renggutan tersebut.
juga bisa mengatasi peningkatan 3.Perbedaan species ternak dalam
kebutuhan fisiologis dari periode akhir pemilihan pakan di padang rumput
kebuntingan dan laktasi pada beberapa
Pemilihan pakan adalah berbeda
keadaan yang berbeda.`
diantara ternak herbivora. Tetapi semua
Dalam keadaan cuaca panas dan jenis lebih suka memakan daun
lembab, aktivitas makan sapi tertinggi daripada batang atau bahan dengan
pada waktu suhu udara lebih rendah warna hijau (muda) daripada bahan
yaitu pada pagi hari. Hal yang sama telah yang kering (tua). Bila jumlah pakan
didapatkan pada ternak domba dan babi. yang tersedia berkurang, maka akan
Terdapat suatu hal yang menarik tetapi terdapat kecenderungan bahwa ternak
tidak ada pengamatan yang pasti yang menjadi kurang selektif, walaupun
mengatakan bahwa domba dan sapi bisa pakan yang terletak disekitar kotoran
meramalkan keadaan panas yang akan dan kencing tidak dipilih sebisa
terjadi dan dengan demikian mereka mungkin terutama oleh ternak sapi. Sapi
merumput lebih dini. Sapi dari daerah lebih menyenangi daun-daunan yang
sub-tropis berhenti merumput lebih lebih panjang dibandingkan dengan
dini dalam satu hari dibandingkan domba dan kambing dan hal ini mungkin
dengan tipe sapi Zebu yang mempunyai disebabkan oleh lebih besarnya ukuran
daya adaptasi yang lebih baik terhadap rahangnya. kambing yang diberikan
keadaan panas. suatu pilihan lebih suka memakan daun
2. Penyesuaian diri terhadap jumlah pakan pucuk muda dan menguliti kayu-kayu
yang dimakan tanaman atau gulma.
Waktu yang digunakan oleh ternak 4. Ternak yang diberi makan di kandang dan
untuk makan tergantung pada species kemudahan sosial dari makan.
ternak itu sendiri, status fisiologisnya Pada sistem potong dan angkut,
(seperti pertumbuhan, periode akhir peternak mempunyai kontrol yang
kebuntingan, laktasi dan juga ternak lengkap terhadap pakan apa yang
yang tidak bunting, ternak tidak laktasi dimakan oleh ternak piaraannya dan
dan ternak dewasa), serta tipe dan berapa banyak yang dimakan.
persediaan pakan. Dimungkinkan untuk memberi pakan
Iklim yang sangat ekstrim juga dengan komposisi yang seimbang,
berpengaruh. Jumlah pakan yang memotong pakan menjadi potongan
dimakan akan meningkat pada keadaan kecil untuk menghindari terbuangnya
musim dingin. Pada saat merumput pakan tersebut. Tetapi walaupun dalam
dalam keadaan kering, ternak keadaan demikian, tingkah laku ingestif
meningkatkan waktu untuk merumput ( di pengaruhi oleh tingkah laku sosial.
contohnya sapi yang merumput 12 jam Pada saat ternak diberi makan dalam
146
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
147
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
148
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
149
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
150
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
keadaan ini ternak subordinat tidak bisa kepala,berjongkok dan menjauhkan diri)
menghindar dari ternak dominan. yang dapat mengalihkan atau
Dengan ruangan yang luas tetapi sumber mengurangi tingkah laku agrsif ari
pakan dan air terbatas atau bila jumlah ternak yang dominan. Perlu dicatat
pakan yang diberikan oleh manusia bahwa perbedaan-perbedaan dalam
terbatas dalam waktu yang terbatas tingkah laku spesifik dari stiap jenis
(selama musim kering atau musim ternak berhubungan dengan keganasan
dingin dinegara yang bermusim dingin), dan kepatuhan.
dominasi beberapa ternak akan terlihat. Perubahan komposisi kelompok yang
Dalam keadaan ini, ternak subordinat terlalu sering menyebabkan punahnya
akan menerima pakan dalam jumlah peringkat dominansi dengan
yang kecil atau pakan yang telah meningkatnya tingkah laku kegaganasan
brcampur dengan kotoran. Akibatnya , dan stress pada semua ternak karena
ternak subordinat akan mngalami susunan atau peringkat baru sedang
kelaparan atau menderita penyakit dibentuk. Menghilangkan peningkatan
parasit yang berat. Hal ini terjadi pada tingah lakuagesif misalnya pada ternak
kambing. dari kelahiran yang berbeda yang
Meskipun dominansi biasanya dikumpulkan di satu kandangsetelah
mulanya dicapai dengan Tingkah laku penyapihan tidak selalu dimungkinkan.
yang agresif, beberapa individu ternak Menempatkan seluruh ternak dalam
yang terlalu besar dan/ atau lingkungan yang baru bagi semua ternak
memperlihatkan kepercayaan diri lebih adalah lebih baik dibandingkan
besar, yang ditunjukkan dengan bentuk memasukkan seekor ternak baru ke
tubuhnya, mungkin mendapatkan status dalam kandang atau daerah kekuasaaan
dominan tanpa harus memperlihatkan ternak lainnya.
tingkah laku yang agresif sedangkan
Untuk keamanan, akirnya peternak
yang lainnya menghindar dari mereka.
yang cerdik dan mempunyai
Jika ternak diperkenalkan pada pengetahuan yang luas akan melihat
waktu yang berbeda ke dalam suatu gerakan tubuh dari Tingkah laku yang
daerah atau kelompok, maka ternak yang membahayakan, terutama pada ternak
sebelumnya telah ada di kandang yang lebih besar dan mengambil
cenderung lebih dominan daripada tindakan terbaik untuk mencegah
ternak yang baru masuk. Juga, ternak mereka melukai dirinya.
yang lebih muda yang sebelumnyalebih
2. Pengenalan dan ingatan
kecil dan dapat dikontrol oleh yang
lainnya mungkin akan tetap seperti Peringkat dan dominansi yang stabil
keadaan sebelumnya, walaupun sudah akan terjadi jika telah terjadi pengenalan
menjadi lebih besar dibandingkan yang baik terhadap sesama anggota
ternak yang lebih tua. dalam suatu kelompok. Pada beberapa
kelompok yang besar dalam keadaan
Tingkah laku patuh memiliki nilai bagi
dipeserta didikkan, jumlah anggota
ternak yang lebih lemah dan lebih
kelompok akan terlalu besar untuk
muda.Hal ini memberi kesempatan pada
melangsungkan suatu proses
mereka untuk tetap tinggal dalam
pengenalan atau pengingatan dari dan
kelompok dan brbagi sumber pakan
oleh semua anggota dalam satu
atau air. Ternak subordinat
kelompok. Sebagai contoh Seekor sapi
mmperlihatkan tingkah laku menurut
betina dapat mengenal lebih dari 100
(misalnya mrendah dan membalikkan
151
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
152
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
153
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
154
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
155
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
156
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
157
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
= 400 Kg
158
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
159
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
160
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
PENILAIAN HARIAN
1. Mengapa surat jalan / berita acara jual beli
ternak harus dibuat ?
2. Mengapa ditempat-tempat tertentu ada
pos pemeriksaan ternak ?
3. Sebutkan risiko-risiko yang terjadi saat
pemindahan/pengangkutan ternak!
4. Bagaimana kriteria pemindahan ternak
ruminansia yang benar?
161
BAB 9
PEMBERIAN PAKAN DAN AIR MINUM
Bahan-bahan pakan
ternak berdasarkan
sumber pakan dan
kandungan nutrisinya
Bahan-bahan pakan
ternak berdasarkan
bentuk fisiknya
Jenis-jenis pakan
ternak berdasarkan
bentuk dan tujuannya
Menerapkan
pemberian pakan dan
air minum pada
ternak Standar kebutuhan
pakan dan air minum
Menerapkan pola,
strategi dan frekuensi
pemberian pakan dan
air minum
162
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
A. Standar Kebutuhan Pakan dan Air Minum fisiologis tubuh serta aktivitas-aktivitas
Pakan sangat penting dalam usaha lain seperti gerak.
peternakan. Sekitar 60-70% biaya usaha 2. Untuk pertumbuhan dan perkembangan
diserap oleh pakan ternak. Untuk menjamin tubuh
kelangsungan usaha, ketersediaan pakan Pertumbuhan murni mencakup
yang cukup dengan kualitas yang baik pertambahan dalam bentuk dan ukuran
menjadi sangat penting. Ternak akan jaringan pembangun seperti urat daging
menghasilkan daging atau telur jika pakan tulang, jantung dan jaringan tubuh
yang diberikan cukup dan memiliki nilai gizi lainnya, kecuali jaringan lemak. Ditinjau
sesuai kebutuhan ternak.Kebutuhan pakan dari sudut kimia, pertumbuhan murni
untuk setiap jenis ternak masing-masing berarti penambahan jumlah protein dan
berbeda. Sebagai contoh kebutuhan pakan zat-zat mineral yang tertimbun dalam
ayam ras pedaging berbeda dengan tubuh tidak termasuk lemak.Terjadi dua
kebutuhan pakan ayam ras petelur. Jumlah hal dasar dalam pertumbuhan yaitu (a)
pakan yang dibutuhkan ayam ras pedaging Pertambahan bobot badan yang disebut
relative lebih banyak dibandingkan dengan dengan pertumbuhan. (b) Perubahan
ayam ras petelur. Pakan untuk ayam ras bentuk yang disebut dengan
petelur biasanya membutuhkan konsentrat perkembangan.
buatan pabrik yang dicampur dengan
3. Untuk produksi
jagung kuning giling dan bekatul dengan
perbandingan tertentu. Pakan ternak sapi, Pakan selain dipergunakan untuk
kebutuhan pakan ternak sapi perah lebih memenuhi kebutuhan hidup pokok,
sedikit dibandingkan dengan jumlah pakan pertumbuhan dan perkembangan tubuh,
yang dibutuhkan sapi potong. pakan juga digunakan untuk produksi
daging dan lemak serta produksi air susu.
Pemberian pakan harus dilakukan secara
teratur dengan jumlah sesuai dengan 4. Untuk reproduksi
kebutuhan ternak. Kelebihan atau Pakan yang digunakan untuk
kekurangan pakan akan berdampak kurang reproduksi atau perkembangbiakan
baik bagi ternak. Sapi potong yang seperti pembentukan sel telur,
mendapatkan porsi pakan yang sedikit perkawinan, dan kebuntingan.
dengan kualitas yang terbatas akan Semua produk ternak yang berupa
menurunkan pertumbuhanberat badannya. daging, telur dan susu merupakan hasil
Pakan dan air adalah syarat utama untuk penimbunan zat-zat makanan yang
hidup, setelah oksigen. Tanpa pakan, ternak berasal dari pakan. Dalam suatu usaha
tidak mungkin bisa hidup. Pakan peternakan, pakan merupakan salah satu
mengandung zat-zat makanan yang faktor yang menentukan keberhasilan
digunakan ternak untuk beberapa usaha. Baik dan tidaknya pemberian
keperluan sesuai dengan fisiologis dari pakan akan berpengaruh terhadap hasil
tubuh ternak, yaitu : akhir dari usaha peternakan tersebut.
1.Untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok Kesalahan dalam pemberian pakan
menyebabkan ternak dapat mengalami
Untuk keperluan hidup pokok, pakan
penurunan daya tahan dan kekebalan
digunakan untuk menjaga kelangsungan
tubuh, sehingga ternak mudah
hidup, memelihara bagian-bagian tubuh
menderita berbagai macam gangguan
atau mengganti bagian-bagian tubuh
penyakit. Ternak yang terganggu
yang rusak, menyesuaikan diri dengan
kesehatannya, tentu saja tidak akan
lingkungan (suhu) dan kegiatan
memberikan hasil yang optimal, bahkan
163
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
164
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
165
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
166
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
167
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Tabel 9.1 Kebutuhan zat makanan dan bahan kering C. Cara menghitung kebutuhan pakan sapi
pada sapi potong sesuai bobot badan dan target produksi potong
Berat BK Protein
DC TD TD Ca P
Contoh Soal
Sapi ADG Kasar P N N
(%)
(kg) (%) Diketahui:
(kg) (kg) (%) (kg) (%) (kg)
200 0,60 4,40 10,80 0,31 64 2,80 0,28 0,28 Ransum untuk sapi pedaging, dengan
0,80 4,80 12,20 0,37 75 3,10 0,35 0,35 bobot badan 250 kg. ADG yang ingin
1,00 5,10 13,60 0,42 86 3,90 0,59 0,43 dicapai adalah 1 kg/ekor/hari. Pakan akan
diberikan dengan perbandingan: Pakan
250 0,60 5,30 10,50 0,31 64 3,30 0,32 0,28 hijauan 70% dan pakan Konsentrat 30%
0,80 5,70 11,10 0,37 72 3,70 0,40 0,35 Pakan hijauan berupa rumput gajah dengan
1,00 6,10 12,70 0,42 86 4,20 0,59 0,43 kadar air 85% Pakan konsentrat, dengan
kadar air 14%.
300 0,60 6,00 10,50 0,32 55 3,80 0,32 0,28
Berapa jumlah pakan yang harus
0,80 6,50 11,10 0,37 70 4,20 0,40 0,35
disediakan?
1,00 7,00 12,70 0,42 83 4,80 0,59 0,43
Jawab:
350 0,60 6,80 10,50 0,33 55 4,20 0,32 0,28
Berat Bahan Prot.
0,80 7,30 11,10 0,37 72 4,80 0,40 0,35 ADG Kering Kasar DCP TDN TDN Ca
Sapi
1,00 7,80 12,70 0,42 83 5,30 0,59 0,43 (kg) (kg) (%) (kg) (%) (kg) (%)
(kg)
400 0,60 7,60 10,50 0,33 55 4,7 0,32 0,28 250 0,6 5,3 10,5 0,31 64 3,3 0,32
0,80 8,00 11,10 0,38 72 5,3 0,40 0,35
0,8 5,7 11,1 0,37 72 3,7 0,40
1,00 8,80 12,70 0,42 86 5,9 0,59 0,43
1,0 6,1 12,7 0,42 86 4,2 0,59
450 0,60 8,20 10,50 0,34 55 5,1 0,32 0,28
0,80 8,80 11,10 0,38 72 5,7 0,40 0,35 a) Diketahui bahwa untuk sapi dengan bobot
1,00 9,40 12,70 0,41 86 6,4 0,59 0,43 badan 250 kg, dengan ADG yang
diharapkan adalah 1,0 kg/ekor/hari,
500 0,60 8,10 10,50 0,31 55 4,9 0,32 0,28 membutuhkan bahan kering 6,1
0,80 8,80 11,10 0,34 72 5,5 0,40 0,35 kg/ekor/hari.
1,00 9,50 12,70 0,38 86 6,2 0,59 0,43 Kebutuhan pakan (BK) sebanyak 6,1 kg akan
dipenuhi dari:
Sumber NRC 1984
Pakan hijauan (70%)= 70/100 x 6,1 kg =
4,27 kg (BK)
Tabel 9.2 Kebutuhan untuk Hidup Pokok dan Produksi Susu
Berat Kadar air pakan hijauan (rumput gajah)
Me TDN Protein Ca P
Badan 85%, maka kebutuhan pakan hijauan
(Kg) Kkal (kg) (g) (g) (g)
(rumput gajah) dalam bentuk segar
350 30,560 8.05 1781 62 44 adalah: 100/15 x 4,27 kg = 28,47 kg
Pakan konsentrat (30%)
400 33,300 8.79 1913 65 47
= 30/100 x 6,1 kg = 1,83 kg (BK)
450 36,190 10.24 2043 69 49
Kadar air pakan konsentrat 14%, maka
kebutuhan pakan konsentrat dalam
500 38,860 10.24 2172 72 51 bentuk segar adalah:
100/86 x 1,83 kg = 2, 13 kg
Sumber: Cullision, 1987
168
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Jadi ransum untuk sapi pedaging tersebut Pakan yang akan diberikan berupa :
terdiri dari:-Hijauan (rumput gajah)=28,47 Jerami padi = 15 kg/ekor/hari
kg/ekor/hari-Konsentrat=2,13 kg/ekor/hari
Kadar air jerami padi = 75%
b)Diketahui :
Kadar PK jerami padi = 4,8% BK
Bobot badan sapi = 300 kg
Kekurangan pakan akan diberikan pakan
ADG yang diharapkan = 0.6 kg/ hr konsentrat :
Kebutuhan TDN = 3,8 kg Kadar air pakan konsentrat = 14 %
Pakan yang akan diberikan berupa:
Rumput gajah = 20 kg/ekor/hari Berapa kadar protein kasar pakan konsentrat
Kadar BK rumput gajah = 20% dan berapa jumlah pakan konsentrat yang
Kadar TDN Rumput gajah = 55% BK harus diberikan per ekor per hari agar
terpenuhi kebutuhan protein kasar (PK)?
Kekurangan pakan akan diberikan dedak
halus. Berapa jumlah jerami padi dan pakan
konsentrat yang harus disediakan untuk 10
Kadar BK dedak halus = 86%
ekor untuk 1 periode penggemukan?
Kadar TDN Dedak halus = 74%
Berapa jumlah dedak halus yang harus
Jawab
diberikan agar terpenuhi kebutuhan TDN?
Jawab: Berat Bahan Prot.
ADG Kering Kasar DCP TDN TDN Ca
Sapi (kg) (%) (kg)
(kg) (kg) (%)
Berat (kg) (%)
Bahan Protein DCP TDN TDN
Sapi ADG
Kering Kasar (kg) (%) (kg)
(kg) (kg) 350 0,6 6,8
(kg) (%) 10,5 0,33 55 4,2 0,32
169
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Jumlah pakan konsentrat yang harus diberikan amino adalah kebutuhan protein kasar
per ekor per hari untuk memenuhi kekurangan dan asam amino total. Kebutuhan
PK adalah: asam amino tercerna lebih rendah
3,05 x 100/86 = 3,55 kg yaitu sekitar 90 – 92% dari kebutuhan
asam amino total. Dengan tersedianya
kebutuhan gizi ternak unggas ini,
Jumlah pakan yang harus disediakan untuk 10 diharapkan para peternak dapat
ekor untuk 1 periode penggemukan adalah: menyusun formula pakan yang
Jerami padi : 10 ekor x 90 hari x 15 kg = 13.500 memenuhi kandungan gizi pakan
kg sesuai rekomendasi untuk
Pakan konsentrat : 10 ekor x 90 hari x 3,55 kg = memperoleh produktivitas dan
3,159 kg efisiensi produksi ternak yang tinggi.
Tabel 9.3 Kandungan Nutrisi (Energi Metabolis
dan Protein) pakan ternak unggasyang dianjurkan
1. Standar Kebutuhan Pakan dan Air Minum
Ternak Unggas Kebutuhan Nutrisi
170
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
3200 kkal EM/kg pakan dengan Energi (Kkal EM/kg) 3200 (min. 2900) 3200 (min. 2900)
kandungan energi minimum 2900 kakl
1,00 (min. 0,90)
EM/kg. Sebagian P dalam bahan pakan Lisin (%) 1,10 (min. 1,10)
tidak tersedia karena terikat di dalam Metionin (%) 0,50 (min. 0,40) 0,38 (min. 0,30)
asam fitat. Ketersediaan P dalam
bahan pakan asal hewan (75 – 110%) Metionin + sistin (%) 0,90 (min. 0,60) 0,72 (min. 0,50)
lebih tinggi dibandingkan dengan 0,90 (0,90 – 1,20)
Ca (%) 1,00 (0,90 – 1,20)
ketersediaan P (12 – 50%). Oleh
karena itu, kebutuhan P kadang- P tersedia (%) 0,45 (min. 0,40) 0,35 (min. 0,40)
kadang dicantumkan dalam dua nilai P total (perkiraan, %) (0,60 – 1,00) (0,60 – 1,00)
yaitu kebutuhan P total, dan
Sumber: NRC (1994); ( ) SNI (2008)
171
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
172
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
d. Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung Tabel 9.7 Konsumsi Pakan Standar Ayam Buras Pedaging
Umur Rata-rata Konsumsi Rata-rata Bobot
Kebutuhan gizi ayam kampung
(hari) Pakan (gram/ekor) Badan (g/ekor)
dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok umur yaitu: 0 – 12 minggu 1 3 33– 35
(starter), 12 – 22 minggu (grower), dan
> 22 minggu (layer) (Tabel 10). Jenis 8 49 65– 70
kebutuhan gizi ayam kampung hanya
dibatasi yang paling penting saja 15 151 112– 115
yaitu: protein, energi, asam amino
lisin, asam amino metionin, kalsium 22 303 170– 175
(Ca), dan fosfor (P) total. Kebutuhan
29 502 304– 309
protein pada umur 0 – 12 minggu
sebanyak 15 – 17%, turun menjadi 36 781 380– 398
14% pada umur 12 – 22 minggu dan >
22 minggu. Pola penurunan ini diikuti 43 1047 478– 484
oleh kebutuhan fosfor (P) untuk ayam
kampung. Sebaliknya, kebutuhan 50 1397 653– 661
energi, lisin, metionin, dan kalsium
(Ca) tinggi pada umur 0 – 12 minggu, 57 1815 760– 769
turun pada umur 12 – 22 minggu dan
naik lagi pada umur > 22 minggu 64 2294 868– 889
setelah ayam kampung mulai bertelur.
71 2742 998 – 1.020
Kenaikan kebutuhan Ca pada ayam
kampung pada umur > 22 minggu Sumber : Jimmy's Farm (2010)
tersebut (juga ternak unggas petelur
e. Kebutuhan Nutrisi Itik Petelur Lokal
lainnya), karena dibutuhkan lebih
banyak Ca untuk pembentukan Telah banyak dilakukan penelitian
kerabang telur. tentang kebutuhan protein dan energi
pada itik petelur lokal. Dari hasil-hasil
Tabel 9.6 Kandungan Nutrisi penelitian tersebut, SINURAT (2000)
Pada Pakan Ayam Kampung menyusun rekomendasi kebutuhan
gizi itik petelur pada berbagai umur
0 – 12 minggu 12 – 22 minggu > 22 minggu
Gizi (Starter) (Grower) (Layer) (Tabel 10). National Research Council
(NRC, 1994) tidak menyediakan data
Protein (%) 15,00 – 17,00 14,00 14,00 tentang kebutuhan gizi untuk itik
petelur tapi hanya menyediakan
Energi (Kkal/kg) 2.600 2.400 2.400 – 2.600 informasi untuk itik Pekin putih yang
tergolong tipe dwiguna. Oleh karena
Lisin (%) 0,87 0,45 0,68 itu, kebutuhan gizi itik petelur dan
terutama itik pedaging untuk
Metionin (%) 0,37 0,21 0,22 – 0,30 Indonesia perlu ditetapkan lebih
lanjut melalui penelitian nutrisi
Ca (%) 0,90 1,00 3,40 terutama untuk melengkapi informasi
kebutuhan gizi dalam negeri.
P tersedia (%) 0,45 0,40 0,34 Rekomendasi yang tersedia saat ini
dikelompokkan berdasarkan umur
Sumber : Sinurat (1991)
yaitu: pakan starter untuk itik berumur
173
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
0 – 8 minggu, pakan grower untuk itik atau rendah 2 kg BB, berarti meningkat atau
berumur 9 – 20 minggu, dan pakan turun dari standar (x) ± 1 gr/ekor/hari
petelur untuk itik berumur lebih dari Per 10C temperatur lebih tinggi atau lebih
20 minggu. Kebutuhan gizi untuk itik rendah dari 200C, berarti menurun atau
petelur pada fase pertumbuhan umur meningkat dari standar (x) ± 1,5 gr/ekor/hari
1 – 16 minggu cenderung lebih rendah
Per 50 kkal perbedaaan energi, tinggi atau
yaitu sekitar 85% dari rekomendasi
rendah dari standar berarti menurun atau
pada Tabel 12. Selanjutnya dilaporkan
meningkat dari standar (X) ± 1 gr/ekor/hari
bahwa kebutuhan gizi untuk itik
petelur fase produksi 6 bulan pertama Apabila ayam dikandang dengan sistem cages
cenderung lebih rendah (± 3%) dikurangi 5 gr/ekor/hari
dibandingkan dengan kebutuhan gizi Asumsi Menghitung Pakan Untuk Produksi
pada fase produksi 6 bulan kedua. Per 1% produksi telur/ekor/hari dibutuhkan
Tabel 9.8 Kebutuhan Gizi Itik Petelur pada Berbagai Umur pakan 0,7 gr/ekor/hari.
0 – 8 minggu 9 – 20 minggu > 22 minggu Jika berat telur diketahui, lebih bagus
Gizi (Starter) (Grower) (Layer) digunakan, per 1 gram dari bobot maka
Kadar dibutuhkan pakan 1 gram
(maks. 14,0) (maks. 14,0) (maks. 14,0)
air (%)
Bobot telur = Persentase produksi telur x
17 – 20 15 – 18 17 – 19
Protein (%) (min 18) (min14,0) (min 15) bobot telur.
Jadi total pakan yang dibutuhkan = pakan
Energi 3.100 2.700 2.700
(Kkal/kg) (min. 2700) (min. 2600) (min 2650) untuk maintenance + pakan untuk produksi
1,05 0,74 1,05 Efek temperatur terhadap konsumsi pakan.
Lisin (%) (min. 0,90) (min. 0,65) (min. 0,80)
Dari hasil penelitian setiap variasi 1 0C
Metionin 0,37 0,29 0,37 (temperatur kandang standar 20 0C) maka
(%) (min. 0,40) (min. 0,30) (min. 0,35)
menurun dan naik konsumsi ransum = 1,5
Metionin 0,6 – 1,0 (0,90 – 1,20) gr/ekor/hari
2,90 – 3,25
+ sistin (%) (0,90 – 1,20)
Cara Menghitung kebutuhan pakan ayam
0,6 – 1,0
Ca (%) 0,90 – 1,20) (3,00 – 4,00) petelur.
P tersedia 0,6 0,6
(%) 0,6 (min. 0,40) (min. 0,40) (min. 0,35)
Contoh Soal
P total (0,60 – 1,00) (0,60 – 1,00) (0,60 – 1,00)
(perkiraan, Rata- rata jumlah ayam petelur 50 ekor,
%)
produksi telur dalam 7 hari/minggu 334 butir,
Sumber: Sinurat (2000); ( ) SNI (2008)
rata- rata bobot badan 1,950 kg, berat telur
Contoh Menghitung Konsumsi Pakan 53,55 gram, feed intake selama satu minggu
Secara alami ayam mempunyai 41,3 kg dengan energi ransum 2800 kkal, suhu
kecenderungan makan terus menerus hingga kandang 29oC, Sistem kandang baterai/cage.
kenyang atau sampai kebutuhan energi Hitunglah kebutuhan pakan untuk layer
terpenuhi. Pemberian pakan untuk ayam tersebut?
petelur(layer), harus dibatasi. Pembatasan Jawab:
pakan bertujuan agar ayam tidak kegemukan.
Pakan untuk maintenance standar = 70 gram/
Apabila ayam gemuk maka produksi telur akan
ekor/ hari
rendah.
Koreksi bobot badan = - 1gram
Koreksi Konsumsi Pakan
Koreksi temperatur = 9 x -1,5 = - 13,5 gram
Per 50 gram perbedaaan berat badan tinggi
Koreksi energi = - 1gram
174
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
175
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Standar Kebutuhan Kebutuhan Pakan Ternak Tabel 9.11 Kebutuhan Bahan Kering
Pakan Berdasarkan Periode Pemeliharaan
Monogastrik
h. Kebutuhan Nutrisi Kelinci Kebutuhan
Bobot Bahan Bahan Kering
Kelinci memiliki kemampuan Status (Kg) (%) (g/ekor/hari)
biologis yang tinggi, selang beranak
pendek, mampu beranak banyak, Muda 112-173
1,8-3,2 6,2-5,4
dapat hidup dan berkembang biak dari
limbah pertanian dan
Dewasa 2,3-6,8 4,0-3,0 92-204
hijauan.Tersedianya hijauan berupa
rumput, leguminosa, berbagai jenis
Bunting 2,3-6,8 5,0-3,7 115-251
herba, dan limbah sayuran seperti
daun wortel, kobis serta limbah Menyusui dengan
4,5 11,5 520
pertanian seperti dedak, onggok, anak 7 ekor
ampas tahu dan lain-lain di daerah Sumber:ENSMINGER (1991)
beriklim tropis seperti Indonesia,
merupakan potensi yang dapat i. Kebutuhan Nutrisi Kuda
dimanfaatkan sebagai bahan pakan Seperti halnya ternak lain, kuda
kelinci. memerlukan karbohidrat, protein,
mineral, vitamin untuk hidup pokok
Tabel 9.10 Kebutuhan Nutrisi Pakan Konsntrat Kelinci (beristirahat), bekerja (misalnya
Kebutuhan gizi (%) berlari dan mengangkat beban),
Status reproduksi (bunting dan laktasi), dan
Protein Lemak Serat kasar pertumbuhan. Beberapa faktor yang
menentukan kebutuhan zat makanan,
Bunting 18 3 14 antara lain: 1) temperatur; 2) kondisi;
3) umur; 4) berat badan; 5) lama
15 2 10-12 bekerja/hari; dan 6) bunting/laktasi.
15-17 (16) 3-6 Tingkat aktivitas kuda dapat dibagi ke
12-16
dalam tiga kelompok yaitu kerja
Menyusui 18 5 12 ringan, sedang, dan berat (Parakkasi,
1986).
17 2 10-12 Kebutuhan nutrisi kuda dengan
3-6
bobot badan 200, 400, dan 500 kg
24-26 (25) 12-16
berdasarkan tingkat aktivitas yang
Dewasa 13 3 16-16 sedang dijalaninya.
Tabel 9.12 Kebutuhan Nutrisi
12 2 14 Kuda Berdasarkan Tingkat Aktivitasnya
Bobot
12-15 (13) 2-4 16-22 Aktivitas Badan
DE Protein Lisin Ca P Mg K Vit. A
(Mcal) Kasar (g) (g) (g) (g) (g) (103
(kg) (g) IU)
Muda 15 3 14
Ringan 200 9,3 370 13 11 8 4,3 14,1 9
176
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
177
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
178
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
lain yang dapat dibeli dari toko pakan rumen, Pedet sebaiknya diberi
ternak. Pakan ternak dalam bentuk makanan padat secepatnya. Caranya
campuran dengan jumlah dan sebagai berikut :
perbandingan tertentu ini dikenal Mulai hari ketujuh, Pedet diberi
dengan istilah ransum (konsentrat). makanan padat berupa :
i. Kombinasi cara pertama dan kedua Calf starter (pakan khusus Pedet),
Pemberian pakan ternak yang makanan formula atau konsentrat
terbaik adalah kombinasi antara yang mengandung protein kasar 18%
penggembalaan dan keraman.Pakan Rumput kering (hay)
yang diberikan berupa hijauan dan
Mulai hari ketujuh, Pedet diberi air
konsentrat. Hijauan yang berupa
minum. Akibat memakan konsentrat,
jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro,
Pedet akan haus. Air minum yang
alfalfa, rumput gajah, rumput
bersih dan segar harus selalu tersedia
benggala atau rumput raja. Hijauan
di kandang sehingga Pedet dapat
diberikan siang hari setelah
minum sesukanya.
pemerahan sebanyak. Pakan berupa
rumput bagi sapi dewasa umumnya Tabel 9.14 Pemberian Pakan dan
Air Minum Pedet (1 – 9 Minggu)
diberikan sebanyak 10% dari bobot
Pemberian Pakan
badan (BB) dan pakan tambahan
sebanyak 1-2% dari bobot Berat Calf Pemberi
Umur
badan.Ternak yang sedang menyusui Badan Air Susu Starter/ Rumput an
(bulan) Kering/
(laktasi) memerlukan makanan (kg) (liter) Pakan Air
Formula Hay (kg) Minum
tambahan sebesar 25% hijauan dan (kg)
konsentrat dalam ransumnya. Hijauan Lahir 35 Kolus - - -
yang berupa rumput segar sebaiknya trum
1 35 4 0,1 0,1
ditambah dengan jenis kacang-
kacangan (legum). Sumber 2 39 4 0,2 0,1
Ad libitum
karbohidrat berupa dedak halus atau 0,1
3 43 4 0,2
bekatul, ampas tahu, gaplek, dan (selalu
bungkil kelapa serta mineral (sebagai 4 47 4 0,3 0,2
penguat) yang berupa garam dapur, tersedia)
5 51 4 0,4 0,3
kapur, dll. Pemberian pakan
6 55 4 0,5 0,4
konsentrat sebaiknya diberikan pada
pagi hari dan sore hari atau pada 7 59 3 0,8 0,6
ternak perah sebelum ternak diperah
8 63 2 1,0 0,8
sebanyak 1-2 % dari bobot
badan/ekor/hari. Selain makanan, sapi 9 67 1 - 0 1,0 – 1,2 0,8 – 1,0
harus diberi air minum sebanyak 10% Sumber : Alim, A.F. dan T. Hidaka (2002)
dari berat badan per hari.
j. Pemberian Pakan Pedet Masa Sapih Pemberian Pakan Pedet Masa Lepas Sapih
Target lepas sapih (tidak diberi susu lagi) :
Pakan Pedet umur 0 – 6 hari (Masa
Kolustrum) Pedet sampai hari keenam Pedet berumur 2 bulan
hanya diberi kolustrum. Pedet sudah mampu mengkonsumsi pakan
Pakan Pedet umur 1 – 9 minggu (Masa konsentrat sebanyak 1,2 kg per hari selama 3
Sapih) hari berturut-turut.
Untuk merangsang perkembangan Kondisi tubuh baik.
179
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
180
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
satu sama lain saling mempengaruhi dan Pakan konsentrat diberikan secara
menunjang. kering agar derajad keasaman (pH) di
Zat-zat makanan pada sapi laktasi dalam rumen stabil sehingga
digunakan untuk hidup pokok, berpengaruh positif terhadap jumlah
pertumbuhan janin di dalam kandungan dan kualitas susu yang diproduksi. Jika
serta produksi susu. Jika ingin masih diberikan secara basah, maka
mendapatkan produksi susu yang tinggi, perubahan cara pemberian konsentrat
baik jumlah maupun kualitasnya, maka dari bentuk basah (dicampur air) dapat
pakan harus diberikan dalam jumlah dilakukan secara bertahap dalam waktu
yang cukup dan berkualitas. Langkah 1 minggu.
pertama untuk membuat pakan sapi Tabel 9.19 Contoh Cara Pemberian Konsentrat
Kering dan Konsentrat Basah
laktasi adalah mencari informasi bahan
apa saja yang mudah didapat dan berapa Hari Ke – Konsentrat Kering Konsentrat Basah
harganya. 1 1/3 bagian 2/3 bagian
Harga jual susu dihitung berdasarkan 2 1/3 bagian 2/3 bagian
kualitasnya, terutama kadar lemak (KL),
berat kering tanpa lemak (BKTL), dan 3 1/2 bagian 1/2 bagian
angka mikroba susu. Makin baik kualitas 4 1/2 bagian 1/2 bagian
pakan semakin baik pula kualitas susu 5 2/3 bagian 1/3 bagian
yang dihasilkan sehingga peternak
6 2/3 bagian 1/3 bagian
berpeluang untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih baik. Oleh karena 7 100% 0
itu peternak harus dapat membuat target Sumber : Alim, A.F. dan T. Hidaka (2002)
jumlah dan kualitas susu yang ingin Challenge Feeding adalah suatu
diproduksi.Untuk menyusun ransum metode pemberian pakan secara
harus diketahui kebutuhan zat gizi sapi bertahap sejak 2 minggu pertama
laktasi berdasarkan target produksi dan sebelum beranak sampai mencapai
tahapan laktasi (laktasi awal, laktasi puncak produksi sehingga sapi perah
tengah, laktasi akhir). Disamping itu tersebut dapat menampilkan
harus dapat mengetahui puncak produksinya secara optimal sesuai
produksi susu untuk mengetahui tingkat dengan kemampuan genetiknya.
prestasi sapi perah tersebut.
Pada kondisi ini ternak sapi perah
Tabel 9.18 Cara Mengetahui Puncak Produksi Susu dipersiapkan untuk mendapat
No. Hari Laktasi Perlakuan Produksi Susu Keterangan
konsentrat yang banyak setelah beranak.
Agar mikroba rumen dapat beradaptasi
Belum puncak
1 Hari ke – 30 Bertambah produksi dengan baik, maka pemberian
Bertambah Belum puncak konsentrat dimulai sejak 2 minggu
2 Hari ke – 31 produksi
sebelum beranak. Penambahan
Belum puncak
3 Hari ke – 32 Tambahpakan Bertambah produksi konsentrat diberikan secepat mungkin
konsentrat
4 Hari ke – 39 sebanyak 0,5
Bertambah setelah beranak.
kg/hari Puncak
produksi Keuntungannya :
5 Hari ke – 40 Tetap
terjadi 1)Pakan dapat digunakan untuk
6 Hari ke – 41 Tetap pada hari
ke – 39 memproduksi susu secara langsung.
7 Hari ke – 42 Tetap Efektivitas penggunaan energi pakan
meningkat.
Sumber : Alim, A.F. dan T. Hidaka (2002)
181
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
2)Puncak produksi dapat dicapai. Hal ini kebutuhan pakan ayam buras pedaging
berpengaruh baik terhadap periode yang dipasarkannya. Jumlah kebutuhan
laktasi berikutnya. pakan tersebut sering dikenal dengan
3)Tidak ada pembatasan pemberian istilah “Konsumsi Standar” atau
pakan pada masa puncak produksi. “Konsumsi Baku”. Konsumsi standar ini
secara spesifik berbeda untuk setiap
4)Dapat diketahui kemampuan genetika
jenis ayam.Pakan untuk ayam buras
ternak tersebut. Selanjutnya kita
pedaging yang dipelihara secara intensif
dapat mengafkir sapi karena produksi
pada umumnya dibagi atas 2 bentuk,
susunya rendah.
menurut lama pemeliharaannya. Yaitu
5)Total produksi susu tinggi, sehingga
pertama pakan (ransum) anak ayam
diperoleh keuntungan maksimal.
buras dan ransum ayam remaja (lepas
Tabel 9.20 Jadwal Pemberian Pakan Sapi Laktasi induk). Kedua ransum tersebut
Jumlah Pemberian Pakan
mengandung gizi yang berbeda, yang
Masa disesuaikan dengan kebutuhan gizi pada
Hijauan Konsentrat masing-masing usia ayam. Kebutuhan
secukupnya a. Hari ke – 1 konsentrat atau jumlah pakan untuk setiap ayam
diberikan 2 kg/hari buras berbeda, tergantung dari umur dan
b. Jumlah pemberian konsentrat
tujuan dari usaha budidaya. Kebutuahan
ransum untuk ayam buras per ekor per
2 minggu sebelum ditambah sedikit demi sedikit
hari :
beranak sebanyak 0,5 kg/hari sampai
Umur 0 – 2 minggu adalah 10 gram – 20
mencapai 1,5% dari berat gram
badan. Umur 2 – 4 minggu adalah 20 gram – 30
Sejak beranak secukupnya Jumlah pemberian konsentrat
gram
sampai mencapai ditambah sedikit demi sedikit
Umur 4 – 6 minggu adalah 30 gram – 40
gram
puncak produksi sebanyak 0,5 kg/hari.
Umur 6 – 8 minggu adalah 500 gram – 60
Puncak produksi secukupnya Konsentrat diberikan sesuai
gram
sampai sebelum dengan produksi susu.
Umur 8 – 12 minggu adalah 60 gram – 75
kering gram
Sumber : Alim, A.F. dan T. Hidaka (2002)
m.Cara Pemberian Pakan dan Air Minum Sehubungan belum adanya
Ternak Unggas perusahaan pakan ternak yang
1) Cara Pemberian Pakan dan Air Minum memproduksi pakan khusus untuk ayam
Ayam Buras buras pedaging, maka pakan yang
Pemberian pakan ayam kampung yang digunakan menggunakan pakan broiler.
dipelihara secara semi intensif, Pakan komersial ini dapat diperoleh di
umumnya dilakukan secara berkalapagi Poultry Shop terdekat. Pakan yang
dan sore hari. Akan tetapi untuk diberikan hendaknya pakan yang
pemeliharaan ayam kampung pedaging berkualitas, dalam jumlah yang cukup.
pada dasarnya dilakukan secara ad Pemberian pakan ini biasanya secara ad
libittum. Namun demikian, setiap libitum (pakan selalu tersedia sepanjang
produsen bibit ayam senantiasa hari) dalam bentuk kering.
memberikan rekomendasi tentang Anak ayam yang baru menetas sampai
182
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
umur 5 hari, tempat pakan masih 2) Pemberian Air Minum DOC Ayam Buras
menggunakan bentuk bundar dan pipih Air dibutuhkan oleh setiap ternak,
yang disebut “chick feeder tray” atau tidak terkecuali ayam buras. Air dapat
menggunakan box bekas DOC. Jumlah diperoleh melalui air minum, air dari
pakan yang diberikan tidak perlu pakan yang dimakan dan air
dibatasi. Frekuensi pemberian pakan metabolisme. Air di dalam tubuh ternak
adalah 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan mempunyai peranan yang sangat
sore hari. Setelah melewati hari ke 7, penting, diantaranya sebagai
tempat pakan bentuk bundar tersebut transportasi zat-zat gizi di dalam tubuh,
diganti dengan tempat pakan yang sebagai pelarut beberapa zat,
berbentuk memanjang. mengontrol suhu dan mengangkut zat-
Pada saat pengisian pakan ke tempat zat sisa. Kebutuhan air minum sangat
pakan hendaknya dilakukan secara hati- tergantung pada umur, temperatur
hati supaya pakan tidak tumpah di litter. kandang dan aktivitas ayam tersebut.
Pakan yang tercampur dengan sekam & Pada ayam muda, pengurangan air akan
koran dapat dikumpulkan dalam satu mengakibatkan penurunan rata-rata
tempat untuk diayak, bekas ayakan pertumbuhan. Kebutuhan air minum
jangan dibuang kembali ke ayam buras pedaging :
litter.Konsumsi pakan minggu pertama Umur 0 – 2 minggu adalah 0,50 liter per
sangat menentukan bobot badan di awal hari;
minggu & pertumbuhan di minggu
Umur 2 – 4 minggu adalah 0,75 liter per
berikutnya. Usahakan konsumsi pakan di
hari;
minggu pertama mencapai standar.
Kandungan nutrisi ransum harus lengkap Umur 4 – 6 minggu adalah 1 liter per hari;
& seimbang, perhatikan kandungan Umur 6 – 8 minggu adalah 1,25 liter per
nutrisi mikro esensial, seperti asam hari;
amino, mineral & vitamin. Kualitas pakan Umur 8 – 12 minggu adalah 1,50 liter per
starter lebih baik dari pada pakan hari;
finisher. Beberapa faktor yang
Umur 12 – 16 minggu adalah 1,50 liter
mempengaruhi konsumsi pakan adalah
per hari;
kualitas DOC, suhu brooding, kepadatan
kandang, tatalaksana pemberian pakan, DOC yang sudah masuk ke dalam
strain ayam dan sex (jenis kelamin). kandang indukan segera diberi air
minum. Untuk air minum ayam berilah air
yang bersih, jangan menggunakan air
yang berasal dari air sungai. Biasanya air
minum yang diberikan kepada DOC yang
baru datang dicampur dengan vitamin
atau gula yang bertujuan sebagai sumber
energi siap pakai. Apabila menggunakan
gula sebanyak 5%, sedangkan vitamin
sesuai dengan anjuran, biasanya 1 : 2.
Pada umumnya DOC setelah
dimasukkan ke dalam kandang indukan,
secara naluri DOC tersebut akan mencari
tempat minum. Namun demikian,
Gambar 9.2 DOC yang baru datang sedang makan
apabila masih ditemukan DOC yang
Sumber: Dokumen Penulis
183
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
184
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
pakan dapat digunakan untuk 11 ekor 5) Cara pemberian pakan ayam petelur
ayam, sehingga untuk 2000 ekor ayam Berbeda dengan ayam pedaging
membutuhkan 40 buah tempat pakan. dimana pemberian pakan diberikan
Lihat angka kebutuhan konsumsi secara ad libitum agar bobot badan
pakan yang terdapat pada tabel maksimal tercapai. Pada ayam petelur,
konsumsi standar sesuai dengan umur harus diperlukan pola pemberian pakan
ayam. Biasanya diketahui konsumsi, yang benar sesuai dengan kebutuhan
Misalnya: diketahui pada minggu ke 5 pada masing-masing phase, sehingga
ayam membutuhkan pakan 0,53 ayam akan berproduksi sesuai dengan
kg/ekor/ minggu. umur dan dewasa tubuhnya. Pada ayam
Angka kebutuhan konsumsi pakan petelur ada batasan diet pakan yang
selanjutnya dibagi 7, sehingga diketahui disarankan disesuaikan dengan evalusi
kebutuhan konsumsi pakan yaitu 0,53 perkembangan kerangka tubuh dan
k g / 7 h a r i = 0 , 0 7 6 berat badan pullet. Pola pemberian
kg/ekor/hari.Kebutuhan pakan per ekor pakan pada ayam petelur adalah sebagai
per hari selanjutnya dkalikan dengan berikut:
jumlah ayam yang ada di dalam kandang, a) Pakan Starter
sehingga diketahui jumlah pakan yang Pakan starter diberikan dari umur
dibutuhkan pada hari tersebut untuk sehari sampai umur 4 minggu, tetapi
sejumlah ayam yang ada didalam dapat diperpanjang sampai umur 5-6
kandang 0,076 x 2.000 ekor = 152 kg. minggu, untuk mengamankan
Pakan (sesuai dengan jenis dan perkembangan kerangka.
peruntukannya) disiapkan dan Perkembangan kerangka utamanya
ditimbang. Untuk pelaksanaan di terjadi pada umur 8 minggu pertama
lapangan biasanya penimbangan pada periode pemeliharan.
dilakukan pada masa-masa awal saja. b) Pakan Grower
Pakan yang ditimbang tersebut ditakar
Pakan grower disarankan untuk
dengan gayung itulah yang dijadikan
diberikan antara umur 6 - 8 minggu,
acuan dalam perkiraan berat pakan yang
sampai 16 minggu. Tetapi dapat
akan diberikan sehingga tidak perlu
diperpanjang sampai umur 17-18
selalu menimbang pakan.
minggu untuk mengamankan
Pakan ditempatkan di tempat pakan pertumbuhan. Pada masa indukan
yang sudah disediakan. juga bertujuan untuk
Pemberian air minum samadengan mengembangkan saluran pencernaan.
yang dilakukan pada pemeliharaan ayam c) Pakan layer
buras pedaging.
Penggantian jenis pakan dari pakan
grower ke pakan layer dilakukan pada
saat ayam sudah bertelur 2%.
Pertumbuhan tulang medular sebagai
tempat cadangan kalsium yang
diperlukan untuk pembentukan
kerabang telur terjadi 2 minggu
bertelur pertama. Kandungan pakan
layer harus cukup mengandung
pospor dan kalsium untuk mencegah
Gambar 9.4 Pemberian pakan dan minum ayam kekurangan mineral
Sumber: Dokumen Penulis
185
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
6)Mengatur penggantian pakan ayam tempat pakan datar (tray feeder) pakan
petelur diberikan sedikit supaya tetap segar.
Penggantian jenis pakan pada fase Umur 16-21 hari diberikan dengan
yang berbeda harus dilakukan secara tray feeder pakan sedikit dibasahi
bertahap sehinga ayam tidak akan stress. supaya itik tersebut tidak memilih
Penggantian secara mendadak akan pakan yang disukai saja karena pada
menyebabkan ayam stress dan konsumsi umur ini pakan itik sudah merupakan
makan menurun. Dalam mengatur campuran dari pakan pabrik dan bahan
penggantian pakan sebaiknya minimal pakan sendiri dan pakan agak awet
melalui 4 tahap dan berikan vitamin atau tidak gampang masam.
obat anti stres sebelum dan sesudah Umur 21 hari sampai 18 minggu
penggantian pakan. diberikan dengan tray feeder pakan
Tabel 9.21 Cara penggantian pakan ayam petelur bisa berbentuk pasta atau bubur.
Type Pakan Umur 18 minggu–72 minggu, ada
Umur Total dua cara yaitu 7 hari pertama secara
Standar Grower Layer
(minggu)
(%) ( %) (%) pakan peralihan dengan
1 hari s.d 8 memperhatikan permulaan produksi
100 100
minggu bertelur sampai produksi mencapai
Mulai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik
diganti
secara ad libitum (terus menerus).
9 70 30 100
10 50 50 100
2) Pemberian minuman itik
11 30 70 100 Umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama
12 100 100 air minum ditambah vitamin
13 100 100 danmineral, atau gula merah
14 100 100 tempatnya sama seperti untuk anak
15 100 100
ayam.
16 100 100
17 90 10 100 Umur 7-28 hari, tempat minum
18 70 30 100 dipinggir kandang dan air minum
19 50 50 100 diberikan secara ad libitum (terus
20 30 70 100 menerus)
21 100 100
Umur 28 hari-afkir, tempat minum
22 100 100
berupa empat persegi panjang dengan
Sampai ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10
akhir 100 100
produksi cm untuk 200-300 ekor. tiap hari
dibersihkan.
7) Cara Pemberian Pakan Itik Jarak penempatan tempat pakan
Pola pemberian pakan itik bergantung dan tempat minum jangan terlalu
terhadap umur dan besaran itik. Pakan berjauhan karena itik cenderung
itik dapat digiling dibentuk tepung atau makan langsung minum hal ini bisa
dapat juga digiling kasar yang masih dimungkinkan pakan banyak yang
berupa butir-butiran pecah. Adapun tercecer sehingga kurang efisien.
model pemberiaanya adalah sebagai Kebutuhan tempat pakan dan tempat
berikut. minum adalah sebagai berikut.
1)Cara pemberian pakan Apabila kita ingin memelihara anak
itik dalam jumlah 100 ekor, maka
Umur 0-16 hari diberikan pada
186
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
cukup dengan menyediakan satu saja atau rumput saja. Dalam suatu
tempat pakan yang panjangnya sekitar penilitian yang dilakukan oleh
3-6 meter. Sedangkan untuk tempat Rahardjo et al (2004),menunjukkan
minumnya, tempat minum plastik bahwa performans produksi terbaik
yang dapat diisi 4 liter cukup untuk ditunjukkan oleh pemberian rumput
memelihara anak itik 100 ekor. Dalam lapang ad libitum + 60 g kosentrat
penempatan sebaiknya antara tempat dengan pertambahan bobot badan
pakan dengan tempat minum jangan sebesar 1191 g/ekor, selama 12
terlalu jauh karena kebiasaan itik yang minggu sedangkan pada ternak kelinci
habis makan terus minum. yang diberikan rumput lapang ad
8)Cara Pemberian Pakan Puyuh libitum tanpa konsentrat,
pertambahan bobot badannya hanya
Pemberian pakan pada ternak
sebesar 610 gram/ekor dalam waktu
puyuh tidaklah jauh berbeda dengan
yang sama.
pemberian pakan pada ternak ayam
ras petelur. Adapun jumlah pakan Konsentrat untuk bahan pakan
yang diberikan kepada ternak puyuh kelinci dapat berupa pellet (pakan
selama dua (2) bulan pertama(0- 8 buatan pabrik), atau campuran
minggu) adalah 0,8 kg. Sedangkan 2 beberapa bahan pakan diantaranya
bulan berikutnya(8 minggu- s/d 16 dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang
minggu) berikutnya adalah 1,36 kg. tanah, ampas tahu, ampas tapioka,
Sebagai patokan umum seekor puyuh bulgur, pakan starter ayam, ubi jalar
yang sedang bertelur dapat diberikan dan ubi kayu. Pemilihan jenis bahan
pakan 17,8 gram/ekor/hari. Berikut ini konsentrat tergantung kepada tujuan,
jumlah pakan yang diberikan sistem pemeliharaan dan
berdasarkan umur puyuh. ketersediaan bahan pakan di masing-
masing daerah.
Tabel 9.22 Jumlah pakan yang
diberikan per hari menurut umur Puyuh Pemberian konsentrat pada anak-
anak kelinci yang berusia sebelum 4
Umur Jumlah Ransum yang Diberikan
( gram) bulan jangan berlebihan karena dapat
mengakibatkan gangguan pencernaan
1 hr- 1 minggu 2
yang disertai mencret.
1 minggu-2 minggu 4 Pemberian pakan dilakukan 3 kali
sehari. Konsentrat diberikan pada pagi
2 minggu- 3 minggu 8 hari sekitar pkl 10:00 setelah
pembersihan kandang dan 1/3 bagian
4 minggu- 5 minggu 13 hijauan diberikan pada siang hari
sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian
5 minggu-6 minggu 15 hijauan diberikan pada sore hari
Diatas 6 minggu
sekitar pkl 18:00. Mengingat kelinci
17-19
termasuk binatang malam (noctural),
Sumber(Elly.L, Kinanti.R.2004) dimana aktivitasnya lebih banyak
9) Cara Pemberian Pakan dan Air Minum dilakukan pada malam hari, maka
Ternak Monogastrik pemberian volume pakan terbanyak
Cara Pemberian Pakan dan Air pada sore hari sampai malam hari.
Minum Ternak Kelinci. Pemberian Harsojo (1988) melaporkan kelinci
pakan sebaiknya tidak hanya pelet yang diberi pakan dari pkl
18:00–06:00 bobot badannya lebih
187
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
tinggi dibanding kelinci yang diberi 11)Cara Pemberian Pakan dan Air Minum
pakan dari pkl. 06:00–18:00. Ternak Babi.
10)Cara Pemberian Pakan Ternak Kuda Menurut Sihombing (1997),
Pakan kuda yang diberikan harus pemberian pakan pada babi umur 8-
sesuai dengan umur dan fungsi kuda 12 minggu sebanyak 1 sampai 1,25
tersebut. Umur kuda dapat dibagi kg/hari, 14 sampai 23 minggu 2,25
menjadi empat kelompok, yaitu 1-6 sampai 2,75 kg, dara 1,5 sampai 2 kg,
bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan, dan induk kering susu 2,5 sampai 3 kg,
diatas 24 bulan. Kuda yang berumur 1- induk bunting 2 sampai 3,0 kg, induk
6 bulan tidak disediakan pakan laktasi 3 sampai 4,5 kg, jantan 2
khusus, karena masih dalam masa sampai 2,5 kg. Ransum babi menyusui
menyusu dengan induknya. Induk hendaknya mengandung CP 16 %
kuda yang sedang menyusui dengan penambahan asam amino
memerlukan kebutuhan pakan yang pada ransum.
cukup banyak baik untuk induk kuda Adapaun cara pemberian pakan
maupun anaknya. Induk menyusui dan babi adalah sebagi berikut:
induk bunting memerlukan pakan tiga Pada babi hijauan diberikan sedikit
kali lipat terutama untuk vitamin dan saja, itupun hanya sekali-kali saja,
mineral, kacang-kacangan dan bungkil sedangkan bahan pakan sehari-
yang dapat membantu pembentukan harinya diberikan bahan pakan berupa
air air susu dalam jumlah yang cukup. biji-bijian, limbah pertanian (bekatul),
Pengaturan pemberian pakan dapat dan limbah industri (ampas ampasan).
dilakukan 2-3 kali sehari yaitu pagi,
Pakan biasa diberikan secara
siang, sore hari tergantung dari kuda
berlebih artinya tersedia setiap saat,
dan fungsi kuda tersebut.
sehingga babi biasa makan setiap
Blakely dan Bade (1991) waktu sesuai dengan kebutuhan, atau
mengemukakan pedoman umum dapat juga diberikan secara terbatas
pemberian pakan kuda sesuai dengan namun harus teratur 2-3 kali sehari.
kebutuhannya adalah sebagai berikut:
Waktu pemberian dilakukan pada
(1) Kuda yang bekerja ringan (kurang
pagi hari setelah babi dimandikan dan
dari tiga jam) diberi pakan 0,5%
kandang dibersihkan.
konsentrat dan hijauan 1% sampai
1,25% bobot badan, (2) Kuda yang Pemberian air minum dilakukan
bekerja sedang (tiga sampai lima jam) secara ad libitum.
diberi 1% konsentrat dan hijauan 1%
sampai 1,25% bobot badan, dan (3)
Kuda yang bekerja berat (lebih dari
lima jam) diberi 1,25% konsentrat dan
hijauan 1% bobot badan. Jumlah dan
frekuensi pemberian pakan kuda
harus sesuai dengan umur dan fungsi
kuda tersebut. Frekuensi pemberian
pakan dapat dilakukan dua sampai tiga
kali sehari yaitu pada waktu pagi,
siang, dan sore hari tergantung dari
umur dan fungsi kuda tersebut.
188
BAB 10
MENGANALISIS HASIL PENCATATAN /
RECORDING PEMELIHARAAN TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
Menghitung dan
menganalisis data pencatatan
/ recording ternak
189
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
190
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
memodifikasi format yang sudah ada. Rata2 BB akhir minggu - Rata2 BB awal minggu
Pembahasan berikut mengenai: = ------------------------------------------------------
1. Pencatatan unggas pedaging; Jumlah hari antara 2 penimbangan
2.Pencatatan unggas petelur periode
starter; Konsumsi Pakan atau Feed Intake (FI)
3. Pencatatan unggas petelur periode layer; (g/ekor/hari)
dan Total konsumsi pakan selama 1 minggu
4. Pencatatan ruminansia. = ------------------------------------------------
1. Pencatatan Unggas Pedaging Jumlah ayam saat ini x 7
a. Hasil Teknis Mingguan Konversi Pakan atau Feed Conversion
Perhitungan hasil teknis mingguan Ratio (FCR)
meliputi : Total konsumsi pakan selama 1 minggu
Mortalitas mingguan (%) = ---------------------------------------------------
Mortalitas mingguan merupakan hasil Total pertumbuhan selama minggu yg sama
perhitungan jumlah ayam yang mati
selama satu minggu.
b. Hasil Teknis Saat Pemanenan
Jumlah ayam mati selama satu minggu
Hasil teknis saat pemanenan dapat
= -----------------------------------------------x berupa :
100% Jumlah ayam awal minggu
Mortalitas (%)
Mortalitas kumulatif merupakan hasil
Rata-rata bobot badan (gram) perhitungan jumlah ayam yang mati
Rata-rata bobot badan ayam selama satu periode pemeliharaan.
mingguan diperoleh dengan cara
menimbang sampel ayam yang diambil
Jumlah kumulatif ayam mati
secara acak dibagi dengan jumlah
sampel unggas. = ---------------------------------------- x100%
Total bobot badan sampel ayam Jumlah ayam awal dalam kandang
= -----------------------------------------
Jumlah sampel ayam Rata-rata bobot badan (gram atau kilogram)
191
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Rata-rata pertumbuhan (per ekor per hari) Rata-rata jumlah unggas afkir
Rata-rata bobot badan akhir – Rata-rata mingguan diperoleh dengan cara
bobot badan unggas = ----------------------------- menghitung jumlah unggas yang di
afkir selama 1 minggu dibagi 7
Jumlah hari
3) Konsumsi rataan per hari
Konsumsi rataan per hari adalah total
Konsumsi Pakan per ekor per hari (gram)
jumlah pakan yang habis dikonsumsi
Total konsumsi pakan selama periode pada hari itu dibagi dengan jumlah
pemeliharaan = ------------------------------ ternak yang ada pada hari itu.
Jumlah ayam panen x lama pemeliharaan 4) Rata-rata konsumsi pakan mingguan
Rata-rata konsumsi pakan mingguan
Feed Conversion Ratio (FCR) diperoleh dengan menghitung jumlah
Jumlah pakan yang dikonsumsi selama 1 pakan selama seminggu dibagi 7
periode pemeliharaan = -------------------- 5) Bobot badan rataan
Total bobot badan saat pemanenan Bobot badan rataan diperoleh dari
menghitung penimbangan (gr) dibagi
jumlah unggas yang ditimbang
Kepadatan
6) bot badan rata-rata mingguan
Jumlah ayam yang dipanen per m2
Bobot badan rata-rata mingguan
Total jumlah ayam dipanen dibagi dengan
diperoleh dengan menghitung jumlah
luas kandang/m2.
bobot badan rataan dibagi 7
Jumlah ayam dipanen (ekor)
Tabel 10.1 Format Rekording
= ----------------------------------------- pemeliharaan unggas petelur periode grower
Luas kandang (m2) minggu ke: ......................
nama anak kandang: .....................
Kg bobot badan ayam, per m2 Jumlah ternak awal minggu ini : ..........ekor
Total bobot badan unggas dipanen dibagi
dengan luas kandang per m2. Pakan
Total bobot hidup ayam (kg) Tanggal Kematian Bobot Keterangan
Harian Kumulatif Badan
= ---------------------------------------
Luas kandang (m2)
192
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Jenis /bangsa :
2)Persen produksi telur/minggu (laying
Asal-usul :
percentation/week)
Jumlah telur terkumpul/minggu Jenis kelamin :
3 ) R a t a - r a t a k o n s u m s i Catatan :
pakan/ekor/hari/gram (average feed
consumption) Format recording “Identitas Ternak”
Jumlah total konsumsi pakan perminggu/gram ini umumnya memuat informasi
= -----------------------------------------------: 7 tentang jenis/ bangsa bakalan, asal-
Rata-rata jumlah unggas petelur per usul ternak, umur ternak, jenis
minggu kelamin, tanggal pembelian dan harga
waktu pembelian dan lain – lain. Pada
umumnya identitas ternak ini selalu
4)Rata-rata berat telur yang dihasilkan menyertai format-format recording
adalah yang lainnya.
Total berat telur yang dihasilkan (gram) 2) Format Recording Pemberian Pakan
= ----------------------------------------------- Pencatatan ini umumnya memuat
Jumlah telur yang dihasilkan (butir) tentang jenis pakan yang diberikan,
jumlah pakan, sisa pakan, waktu
pemberian dan lain lain. Berikut
5)Konversi pakan (feed conversion)
adalah contoh format recording
Total berat pakan yang dikonsumsi dalam 1 pemberian pakan:
minggu (kg)
Tabel 10.3 Format rekording pemberian pakan
= -------------------------------------------------------
Total berat telur yang dihasilkan dalam 1 REKORDING PEMBERIAN PAKAN
minggu yang sama (kg) No. Kode: ………
Pakan Hijauan Pakan Konsentrat
No Tgl
Pemb Sisa Kons Pemb Sisa Kons
6)Persentase mortalitas minggu ini
Jumlah unggas petelur yang mati minggu ini
(ekor)
= -------------------------------------------: x 100%
Jumlah itik petelur awal
1) Format Rekording Identitas Ternak. Konsumsi Pakan : Jumlah Pemberian Pakan - Sisa Pakan
Tabel 10.2 Format rekording identitas ternak Pada recording pemberian pakan dapat
diketahui jumlah pemberian pakan dan
193
DASAR-DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
194
BAB 11
MENERAPKAN PEMANENAN TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
Persyaratan pemanenan
ternak
Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu
pemanenan
Persiapan/strategi
pemanenan/penjualan
ternak
Melakukan
pemanenan/penjualan ternak
195
107
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
A. Standar kualitas produk peternakan berasal dari laktosa sedangkan rasa asin
Kualitas produk peternakan merupakan berasal dari klorida, sitrat dan garam-
sejumlah ciri-ciri produk peternakan yang garam mineral lainnya susu mempunyai
mempengaruhi pendapat dan penilaian sifat-sifat atau karakteristik yang
konsumen. Dapat dikatakan bahwa produk terkandung di dalamnya. Berdasarkan
peternakan yang berkualitas atau bermutu SNI 01-3141-1998. Susu Segar yang baik
adalah produk yang mempunyai keadaan adalah yang memiliki komposisi sebagi
sesuai dengan harapan dan keinginan berikut.
konsumen. a. Berat Jenis (pada suhu 27,5°C)
Berikut ini beberapa contoh standar minimum 1,0280 gr/cm;
kualitas produk peternakan berdasarkan b. Kadar lemak minimum 3,0 %, b/b3;
Standar Nasional Indonesia (SNI). c. Kadar bahan kering tanpa lemak
1. Standar kualitas susu minimum 8,0 %, b/b;
Susu merupakan bahan makanan yang d. Kadar protein minimum 2,7 %, b/b;
hampir sempurna dan merupakan e. Warna, bau, rasa dan kekentalan tidak
makanan alamiah bagi binatang ada perubahan.;
menyusui yang baru lahir, dimana susu
f. Derajad asam 6 - 7°SH;
merupakan satu-satunya sumber
makanan pemberi kehidupan segera g. Uji alkohol (70 %) negatif;
sesudah kelahiran. Dalam Standar h. Cemaran mikroba maksimum:
Nasional Indonesia (SNI) susu segar No. 1) Total kuman Maks 1 x 10koloni6
01-3141-1998 dijelaskan bahwa susu CFU/ml;
segar adalah susu murni yang tidak
2) Salmonella negatif;
mendapatkan perlakuan apapun kecuali
proses pendinginan dan tanpa 3) E. coli (patogen) negatif;
mempengaruhi kemurniannya. Agar 4) Coliform maks 20/ml;
aman dikonsumsi dan digunakan untuk 5) Streptococcus Group B negatif; dan
proses penanganan selanjutnya maka
6) S t a p h y l o c o c u s a u r e u s m a k s
susu segar harus memenuhi syarat-
1x102/ml.
syarat tertentu.
i. Cemaran logam berbahaya, maksimum
Susu segar memerlukan penanganan
yang cukup kompleks agar dihasilkan 1) Timbal (Pb) Maks 0,3 mg/kg;
susu yang berkualitas baik sehingga 2) Seng (Zn) Maks 0,5 mg/kg;
dampak negatif yang ditimbulkan sangat 3) Merkuri (Hg) Maks 0,5 mg/kg; dan
kecil. Warna susu berkisar antara putih
4) Arsen (As) Maks 0,5 mg/kg.
kebiruan hingga kuning keemasan akibat
penyebaran butiran koloid lemak, j. Residu : Antibiotika; sesuai dengan
kalsium kaisenat serta bahan utama peraturan pestisida/insektisida
pemberi warna kekuninganyaitu karoten keputusan bersama menteri
dan riboflavin (Vit. B2). Aroma susu kesehatan dan menteri pertanian yang
bersifat khas dan mudah hilang apabila berlaku;
terjadi kontak dengan udara. Cita rasa k. Kotoran dan benda asing dan uji
asli susu hampir tidak dapat pemalsuan negatif;
dideskripsikan tetapi secara umum agak l. Titik beku -0,520°C s/d -0,560°C;
manis dan agak asin. Rasa manis ini
196
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
197
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Tabel 11. Standar Mutu Telur Ayam kepala, kaki bagian bawah dan alat
Tingkatan Mutu
kelamin kambing/domba jantan atau
No. Faktor Mutu ambing kambing/domba betina yang
Mutu I Mutu II Mutu III
telah melahirkan dipisahkan
1 2 3 4 5
dengan/atau tanpa ekor. Kepala
1 Kerabang dipotong diantara tulang ocipital (os
a. Keutuhan Utuh Utuh Utuh occipitale) dengan tulang tengkuk
b. Bentuk Normal Normal
Boleh pertama (os atlas). Kaki depan dipotong
abnormal diantra carpus dan metacarpus; kaki
c. Kelicinan Licin (halus) Boleh ada Boleh kasar belakang dipotong antara tarsus dan
bagian yang
kasar metatarsus. Jika diperlukan untuk
d. Kebersihan Bersih bebas Bersih bebas Bersih bebas memisahkan ekor, maka paling banyak
dari kotoran kotoran yang kotoran yang
yang
dua ruas tulang belakang coccyangeal
menempel, menempel,
menempel boleh ada boleh ada noda (os caudalis) terikut pada karkas.
maupun noda sedikit noda
Klasifikasi karkas kambing/domba
2 Kantong udara (dilihat dgn peneropongan)
dalam standar ini digolongkan kedalam 3
a. Kedalaman < 0,5 cm 0,5-0,9 cm 1 cm atau lebih (tiga) jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II, dan
b. Kebebasan Tetap Bebas Bebas bergerak Mutu III. Persyaratannya tidak
bergerak ditempat bergerak dan mungkin
seperti busa menggunakan bahan pengawet dan
3 Keadaan putih terur (dilihat dgn peneropongan) bahan tambahan. Adapun syarat mutu
Boleh ada
adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan Bebas dari Bebas dari
noda (darah, noda (darah, sedikit noda
Tabel 11. Standar Mutu Karkas Kambing/domba
daging atau daging atau tetapi tidak
benda asing benda asing boleh ada
lainnya) lainnya) benda asing Syarat Mutu
lainnya No Karakteristik
Mutu I Mutu II Mutu III
b. Kekentalan Kental Sedikit encer Encer, tetapi 1. 2. 3. 4. 5.
kuning telur
belum ter- 1. Penampakan Agak lembab Agak kering Kering
campur dengan
putih telur 2. Tekstur Lembut dan Agak keras Keras dan
4. Keadaan kuning terur (dilihat dgn peneropongan) kompak dan kurang tidak kompak
kompak
a. Bentuk Bulat Agak gepeng Gepeng
3. Warna Merah khas Merah khas Merah khas
b. Posisi Ditengah Ditengah Agak kepinggir daging dan daging dan daging dan
homogen agak homogen heterogen
c. Bayangan Tidak jelas Agak jelas Jelas
batas-batas 4. Lemak panggul Tebal Agak tipis Tipis
198
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
kecuali urat daging dari bagian bibir, untuk di panen adalah susu dan anak
hidung dan telinga yang berasal dari yang dihasilkan. Pada ternak unggas,
kambing/domba, sapi, kerbau yang sehat terbagi menjadi ternak unggas pedaging
waktu dipotong. dan unggas petelur. Begitupun pada
Jenis mutu berdasarkan pemotongan aneka ternak ada yang termasuk
dan penanganannya daging kelompok ternak penghasil daging,
kambing/domba, sapi kerbau ternak penghasil telur, serta ternak yang
mempunyai dua bentuk yaitu segar dan dipelihara untuk kesenangan (hobi). Dari
beku serta dikelompokan dalam dua jenis-jenis ternak tersebut, tentunya
golongan (kelas) yaitu: akan mempengaruhiwaktu dan jenis
produk ternak yang akan di
a. Golongan (kelas) I melipuiti (has, dan
panen.Namun pemanenan yang tepat
paha belakang)
waktu adalah pemanenan yang sesuai
b. Golongan (kelas) II meliputi daging lain kondisi peternakan dan memberikan
yang tidak termasuk dalam golongan keuntungan optimal. Penentuan waktu
(kelas) I. panen yang tepat dipengaruhi oleh
Setiap golongan (kelas) tersebut di atas beberapa faktor seperti harga jual, lama
terdiri dari tiga jenis mutu yaitu mutu I, II pemeliharaan, bobot yang dicapai, umur
dan III. ternak dan kondisi kesehatan ternak.
Tabel 11.4 Standar Mutu Daging Ternak Ruminansia a. Lama Pemeliharaan
Syarat Mutu Lama pemeliharaan setiap ternak
No Karakteristik tentunya berbeda antara ternak yang
Mutu I Mutu II Mutu III
1 2 3 4 5 satu dengan yang ternak lainnya
1. Warna
tergantung jenis ternak yang
Merah khas Merah khas Merah khas
daging segar daging segar daging segar dipeliharan dan tujuan
pemeliharaannya.
2. Bau Khas daging Khas daging Khas daging
segar segar segar 1) Broiler
3. Penampakan Kering Lembab Basah
Pada pemeliharaan ayam broiler
Kenyal Kurang kenyal Lembek umumnya pemanenan dilakukan
4. Kekenyalan
0,5
setelah dipelihara antara 4-6
5. Kuman/g (juta) 0,5 0,5
maks minggu pemeliharaan. Ketika
memasuki umur 7-8 minggu
6. Ph 5,3-5,8 5,3-5,8 5,3-5,8
pertambahan berat badan broiler /
minggu mengalami kemerosotan.
. Faktor-faktor penentu waktu panen
Pada saat itu terjadi
Faktor-faktor penentu waktu panen ketidakseimbangan antara
ternak, tentunya akan tergantung pertambahan bobot badan dengan
kepada jenis ternak yang dipelihara dan pakan yang dikonsumsi. Jadi, lebih
tujuan pemeliharaannya. Pada menguntungkan apabila broiler
pemeliharaan ternak ruminansia (sapi, dijual lebih awal. Pada
kerbau, domba dan kambing), dibagi pemeliharaan itik dan ayam
menjadi dua jenis pemeliharaan yaitu kampong pedaging, lama
ternak ruminansia pedaging dan ternak pemeliharaan biasanya selama 70
ruminansia perah (susu). Untuk ternak hari pemeliharaan baru bisa
ruminansia perah hasil yang di peroleh dipanen.
199
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
200
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
201
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
f. Peralatan pemanenan
Peralatan panen ternak
berbeda-beda disesuaikan
dengan jenis ternak yang akan di
panen. Pada pemanenan ternak
ruminansia besar dan ruminansia
kecil seperti kerbau, sapi, domba
dan kambing umumnya
diperlukan beberapa peralatan
diantaranya tali tambang untuk Gambar 11.3 Kendaraan pengangkut sapi
mengikat ternak, timbangan Pemanenan ternak ruminansia
ternak, kendaraan angkut (truk) perah (sapi, kambing). Produk
dan surat jalan dan surat utama daari ternak perah adalah
keterangan ternak, dan ATK. susu. Pada pemanenan susu
Untuk ternak besar, timbangan peralatan yang digunakan harus
yang digunakan adalah bersih dan higienis, karena susu
timbangan khusus untuk ternak mudah terkontaminasi sehingga
besar. jika tidak bersih dan higienis
kualitas susu akan rusak,
sehingga tidak laku untuk dijual.
Pada usaha peternakan sekala
kecil, pemerahan dilakukan
menggunakan tangan. Akan
tetapi, pada perusahaan yang
besar dan industri, sudah
menggunakan mesin perah.
Berikut adalah beberapa
Gambar .1 Tali tambang
Sumber: Dokumen Penulis
peralatan pemanenan susu.
202
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
1) Penyekat kandang
Sesuai namanya, penyekat
kandang digunakan untuk
menyekat kandang. Umumnya
terbuat dari bambu atau kawat.
Fungsinya memperkecil ruang
kandang sehingga membatasi
Sumber:Ensiklopedi Wikipedia, 2013 ruang gerak ayam. Oleh karena
Gambar 4.5 Tempat susu (milk cans) itu, untuk penyekat kandang ini
bisa juga menggunakan plastik
tebal penutup kandang. Ruang
gerak ayam yang terbatas
d i h a r a p k a n d a p a t
mempermudah proses
penangkapan ayam.
2) Keranjang/ keramba/krat
Keranjang terbuat dari plastik
sangat umum digunakan,
Sumber:Ensiklopedi Wikipedia, 2013 harganya relatif murah karena
Gambar 11.6 Ember penampungan susu tidak cepat rusak sehingga dapat
digunakan berkali-kali panen
bahkan bertahun-tahun.
Keranjang plastik mempunyai
warna-warna cerah seperti
merah, kuning dan hijau
berbentuk kotak persegi
Sumber:Ensiklopedi Wikipedia, 2013
Gambar 11.7 Pendingin susu
panjang. Fungsinya untuk
menampung ayam hasil
tangkapan sekaligus sebagai
wadah yang mempermudah
pengangkutan. Satu keranjang
biasanya menampung sekitar
duapuluh ekor ayam hidup.
Sumber:Ensiklopedi Wikipedia, 2013 3)Potongan tali rafia
Gambar 11.8 Alat pasteurisasi
susu skala kecil Teknik pemanenan ayam
Pada usaha ayam pedaging, pedaging di Indonesia kadang
saat ini, panen ayam pedaging di kala memerlukan tali rafia.
Indonesia masih dilakukan Potongan-potongan tali rafia
secara manual, yaitu pekerja diperlukan kira-kira seukuran tali
menangkap kaki ayam yang dapat mengikat lima buah
menggunakan kedua belah kaki ayam sekaligus. Dalam
tangan. Secara umum, peralatan pelaksanannya, ayam yang telah
yang diperlukan dan harus berhasil ditangkap, selanjutnya
tersedia saat pemanenan ayam sebelah kakinya akan diikat
pedaging adalah sebagai berikut. disatukan bersama-sama dengan
203
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
204
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
nyaman, pertama-tama
keluarkan peralatan
kandang berupa tempat
pakan dan minum sehingga
tidak menghalangi saat
penangkapan ayam.
b) Menyekat kadang
Ayam digiring ke salah satu
Gambar 11.13 Tempat telur dari peti kayu
dinding atau sudut
Sumber: Dokumen Penulis kandang. Pasang penyekat
kandang, sehingga
membagi kandang menjadi
beberapa ruang, misal tiga
ruangan. Lakukan secara
bertahap agar ayam yang
dipanen tidak lumpuh
karena lemas. Hal ini perlu
dilakukan untuk
menghindari ayam mati
Gambar 11.14 Kemasan telur dari plastik
menumpuk (over lapping).
Sumber: Dokumen Penulis
3) Menangkap ayam
g. Tahapan pemanenan
Tangkap ayam pada kedua
1) Persiapan Pemanenan belah kakinya. Jangan
Kondisi yang perlu menangkap ayam secara kasar
mendapat perhatian sebelum karena bisa menyebabkan
melakukan pemanenan pada memar, tulang sayap dan kaki
ternak penghasil daging patah bahkan bisa
(broiler, ruminanisa, dan menyebabkan ayam mati
aneka ternak pedaging) adalah karena stres. Habiskan ayam
segera menghentikan segala dalam satu sekatan, jangan
macam pemberian obat- pergunakan sistem tangkap
obatan dan antibiotik minimal pilih. Bagaimanapun
5-14 hari sebelum hari tangkaplah ayam yang
pelaksanaan panen, terdekat terlebih dahulu, tidak
tergantung jenis obat dan memilih-milih ayam yang
antibiotiknya. hendap ditangkap.
2) Pemanenan Ternak Unggas 4) Memasukan ayam kedalam
Berikut ini adalah tahapan- krat/keramba
tahapan umum pemanenan Pada saat memasukkan
ayam pedaging: ayam yang akan ditimbang ke
a)Mengeluarkan peralatan dalam keranjang lakukan
kandang secara cermat dan tidak kasar,
hal ini untuk mengurangi risiko
Agar suasana kerja saat
banyaknya ayam yang diapkir
memanen ayam menjadi
akibat sayap atau kaki yang
205
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
206
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
207
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
208
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
209
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
210
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
211
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
212
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
213
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
214
BAB 12
MENERAPKAN PENANGANAN LIMBAH.
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
Setelah mempelajari materi Pengelolaan Limbah Peternakan peserta didik dapat melakukan
penanganan limbah dengan benar dan baik.
Karakteristik lingkungan
peternakan yang sehat
Memodifikasi teknik
pengolahan limbah ternak
215
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
216
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
kebanyakan padat dan cair, yang bentuk adalah limbah padat, limbah
mengandung bahan organik tinggi, cair dan limbah gas. Limbah padat
kandungan Biological Oxyangen merupakan semua limbah yang
Demand (BOD) tinggi, dan zat nutrisi berbentuk padatan atau dalam fase
seperti Nitrogen dan Posfat. padat (kotoran ternak/feces, ternak
Limbah peternakan merupakan yang mati, isi perut dan rumen, sisa
salah satu faktor yang harus pakan, dan bedding/litter). Limbah cair
diperhatikan pada usaha peternakan, adalah semua limbah yang berbentuk
selain faktor bibit ternak, pakan, cairan atau berada dalam fase cair (air
kandang, penyakit ternak dan panen. seni atau urine, air pencucian ternak,
Dikatakan demikian karena tidak alat-alat dan kandang). Sedangkan
jarang suatu peternakan diminta limbah gas adalah semua limbah yang
untuk menutup usahanya oleh warga berbentuk gas atau berada dalam fase
masyarakat sekitar karena limbahnya gas (CO. NH3, H2S, CH4).
dituding telah mencemari lingkungan. Limbah ternak dapat dibedakan
Hal tersebut berlaku untuk semua berdasarkan sifatnya. Yaitu sifat fisik,
jenis ternak unggas (ayam ras sifat kimia, dan sifat biologi. Limbah
pedaging, ayam ras petelur, ayam berdasarkan sifat fisik berhubungan
kampung pedaging, ayam kampung dengan fisik limbah tersebut seperti
petelur, itik pedaging, itik petelur, dan jumlah limbah, kandungan padatan,
puyuh), ternak ruminansia (sapi berat jenis, ukuran partikel, warna,
pedaging, sapi perah, kerbau, domba, bau, dan temperature limbah. Limbah
kambing ternak monogastrik (kuda, berdasarkan sifat kimia yaitu limbah
babi dan kelinci). Untuk itulah pada yang berkaitan dengan pH limbah,
skala usaha peternakan tertentu perlu unsur hara yang terkandung pada
upaya analisis mengenai dampak limbah seperti kandungan (N,P,K,C,Ca,
lingkungan. dll), serta yang ada hubungan dengan
Total limbah yang dihasilkan Biological Oxyangen Demand (BOD)
peternakan tergantung dari species atau kebutuhan oksigen biologis
ternak, besar usaha, tipe usaha dan (KOB). Hal ini menunjukkan jumlah
lantai kandang. Kotoran sapi yang oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
terdiri dari feces dan urine merupakan mikroorganisme hidup untuk
limbah ternak yang terbanyak memecah atau mengoksidasi bahan
dihasilkan dan sebagian besar kotoran organik dalam air. Sedangkan dari sifat
hewan dihasilkan oleh ternak biologi adalah kandungan jasad
ruminansia seperti sapi, kerbau renik/kandungan mikroorganisme
kambing, dan domba. Umumnya yang tekandungnya (E.Coli, Bacillus sp
setiap kilogram susu yang dihasilkan dll).
ternak perah menghasilkan 2 kg Adapun sifat dan karakteristik
limbah padat (faeces), dan setiap limbah ternak tergantung pada :
kilogram daging sapi menghasilkan 25 1) Jenis ternak (umur, ukuran tubuh,
kg feses. kondisi fisiologis);
Karakteristik limbah peternakan 2) Sistem perkandangan;
dapat dibedakan dari bentuk, dan
3) Jenis ransum yang diberikan;
sifatnya. Limbah ternak berdasarkan
4) Konsumsi air;
217
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
5) Industri ternak (RPA, RPH, pabrik penggemukan sapi yang paling hebat
susu, daging, kulit, penetasan); dan ialah sekitar pukul 18.00, kandungan
6) L i n g k u n g a n ( t e m p e r a t u r , debu pada saat tersebut lebih dari
kelembaban). 6000 mg/m3, jadi sudah melewati
ambang batas yang dapat ditolelir
b. Dampak Limbah
untuk kesegaran udara di lingkungan
Secara umum dinyatakan bahwa (3000 mg/m3).
limbah peternakan dikategorikan
Salah satu akibat dari pencemaran
sebagai limbah yang volumenya
air oleh limbah ternak ialah
sedikit akan tetapi memiliki daya
meningkatnya kadar nitrogen.
cemar yang sangat tinggi. Sangat
Senyawa nitrogen sebagai polutan
berbeda dengan limbah perkotaan
mempunyai efek polusi yang spesifik,
yang besifat bulky, yaitu volumenya
dimana kehadirannya dapat
banyak akan tetapi daya cemarnya
menimbulkan konsekuensi
relatif rendah. Limbah peternakan
penurunan kualitas perairan sebagai
mengandung sebagian besar bahan
akibat terjadinya proses eutrofikasi,
padat dan sedikit air sedangkan
penurunan konsentrasi oksigen
limbah perkotaan mengandung
terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi
sebagian besar bahan padat dan
yang terjadi di dalam air yang dapat
sedikit bahan cairnya.
mengakibatkan terganggunya
Limbah ternak masih mengandung kehidupan biota air.
nutrisi atau zat padat yang potensial
Hasil penelitian dari limbah cair
untuk mendorong kehidupan jasad
Rumah Pemotongan Hewan Cakung,
renik yang dapat menimbulkan
Jakarta yang dialirkan ke sungai
pencemaran. Suatu studi mengenai
Buaran mengakibatkan kualitas air
pencemaran air oleh limbah
menurun, yang disebabkan oleh
peternakan melaporkan bahwa total
kandungan sulfida dan amoniak bebas
sapi dengan berat badannya 5.000 kg
di atas kadar maksimum kriteria
selama satu hari, produksi manurenya
kualitas air. Selain itu adanya
dapat mencemari 9.084 x 10 7m3air.
Salmonella spp. yang membahayakan
Selain melalui air, limbah peternakan
kesehatan manusia.
sering mencemari lingkungan secara
biologis yaitu sebagai media untuk Tinja dan urin dari hewan yang
berkembang biaknya lalat. Kandungan tertular dapat sebagai sarana
air manure antara 27-86 % penularan penyakit, misalnya saja
merupakan media yang paling baik penyakit anthrax melalui kulit
untuk pertumbuhan dan manusia yang terluka atau tergores.
perkembangan larva lalat, sementara Spora anthrax dapat tersebar melalui
kandungan air kotoran ternak 65-85 darah atau daging yang belum
% merupakan media yang optimal dimasak yang mengandung spora.
untuk bertelur lalat. Kasus anthrax sporadik pernah terjadi
di Bogor tahun 2001 dan juga pernah
Kehadiran limbah ternak dalam
menyerang Sumba Timur tahun 1980
keadaan keringpun dapat
dan burung unta di Purwakarta tahun
menimbulkan pencemaran yaitu
2000.
dengan menimbulkan debu.
Pencemaran udara di lingkungan Pencemaran karena gas metan
218
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
219
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
220
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
221
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
50% + jerami padi 50%, feses a) Bahan Dasar Pembuatan Kompos dari
50% + limbah organik pasar Kotoran Ternak
50%, maupun feses 50% + isi Pada proses pembuatan pupuk
rumen 50%.(Farida, 2000). kompos yang menggunakan limbah
(2)Pemanfaatan Sebagai Pupuk dari kotoran ternak ruminansia besar
Organik (kompos) (kerbau/sapi) yang merupakan proses
Pemanfaatan limbah usaha pengubahan limbah organik menjadi
peternakan terutama kotoran pupuk organik ini menggunakan
ternak sebagai pupuk organik bahan dasar kotoran ternak yaitu 80-
dapat dilakukan melalui 83%, serbuk gergaji (bisa sekam,
pemanfaatan kotoran tersebut jerami padi, dll) yang banyaknya
sebagai pupuk organik. berkisar 50 %. Apabila kotoran ternak
Penggunaan pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoan
(manure) selain dapat ayam kandang postal (litter), bahan
meningkatkan unsur hara pada yang mengandung serat tersebut
tanah juga dapat meningkatkan dapat dikurangi penggunaannya.
aktivitas mikrobiologi tanah dan Bahan yang lain adalah pemacu
memperbaiki struktur tanah mikroorganisme (stardec, EM4 dan
tersebut. produk lain yang sejnis) 0,25%, abu
sekam 10%, dan kalsit atau kapur 2%.
Kandungan Nitrogen, Posphat,
dan Kalium sebagai unsur makro b)Proses Pembuatan Kompos
yang diperlukan tanaman, tersaji Tempat pembuatan adalah
dalam tabel berikut: sebidang tempat yang beralaskan
Tabel 12.1 Kadar N, P dan K dalam Pupuk Kandang
tanah, pertama kotoran ternak
dari Beberapa Jenis Ternak (sapi/kerbau) diambil dari kandang
dan ditiriskan selama satu minggu
Kandungan (%) untuk mendapatkan kadar air
Jenis Pupuk
Kandang P2O5
mencapai kurang lebih 60%,
N K2O
kemudian kotoran yang sudah
Kotoran Sapi 0.6 0.3 0.1
ditiriskan tersebut dicampur serbuk
Kotoran Kuda 0.4 0.3 0.3 gergaji atau bahan yang sejenis
seperti sekam,jerami/limbah tanaman
Kotoran Kambing 0.5 0.3 0.2
yang lain, abu, kalsit/kapur dan
Kotoran Ayam 1.6 0.5 0.2 dekomposer (stardec, EM4 dll) sesuai
dosis.
Kotoran Itik 1.0 1.4 0.6
Setelah dicampur dengan bahan
Sumber : Nurhasanah, Widodo, Asari, dan Rahmarestia, 2006 tambahan tadi, kemudian di aduk dan
3. Cara Pembuatan Pupuk Kompos ditumpuk. Tinggi tumpukan sebaiknya
Kompos adalah hasil penguraian minimal 1 meter, hal ini bertujuan agar
parsial/tidak lengkap dari campuran suhu dalam tumpukan bahan kompos
bahan-bahan organik yang dapat mencapai suhu optimal, sehingga
dipercepat secara artifisial oleh populasi gulma yang terdapat di dalam bahan
berbagai macam mikroba dalam kondisi kompos mati. Untuk memelihara
lingkungan yang hangat, lembap, dan kelembaban bahan kompos, lakukan
aerobik atau anaerobik. penyiraman dengan air bersamaan
222
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
223
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
224
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
225
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
D. Kandang majemuk 16.Yang bukan ciri – ciri sapi yang baik secara
E. Kandang bersama - sama eksterior adalah …
14.Fungsi kandang bagi ternak adalah … A. Tubuh besar
A. Merupakan tempat tinggal bagi ternak, B. Perut buncit
tempat bekerja bagi peternak, C. Kaki kuat dan kokoh
merupakan tempat perlindungan ternak D. Bentuk badan segi empat
dari gangguan binatang buas dan
E. Kulit lentur
gangguan alam.
17.Mesin untuk menyemprot kandang dan
B. Merupakan tempat untuk istirahat
lingkungan kandang adalah …
setelah melakukan aktifitas sehari–hari,
tempat berproduksi, merupakan tempat A. Compresor
tinggal bagi ternak, tempat bekerja bagi B. Mesin sprayer / power sprayer
peternak, merupakan tempat C. Mesin potong rumput
perlindungan ternak dari gangguan
D. Mesin bobcat
binatang buas dan gangguan alam.
E. Mixer
C. Merupakan tempat tinggal bagi ternak,
merupakan tempat perlindungan ternak 18.Yang bukan Jenis kegiatan sanitasi kandang
dari gangguan binatang buas dan dan lingkungan adalah …
gangguan alam, merupakan tempat A. Sanitasi kandang
untuk istirahat setelah melakukan B. Sanitasi ternak
aktifitas sehari –hari.
C. Sanitasi pekerja
D. Merupakan tempat untuk istirahat
D. Sanitasi sarana dan prasarana
setelah melakukan aktifitas sehari–hari,
tempat berproduksi, merupakan tempat E. Sanitasi Kendaraan yang keluar lokasi
tinggal bagi ternak, tempat farm
bekerja bagi peternak, merupakan tempat 19.Warna hitam ,tidak bertanduk. Fertilitas
perlindungan ternak dari gangguan tinggi . tahan suhu dingin. Kualitas karkas
binatang buas dan gangguan alam serta sangat baik , persentase karkas tinggi,
memberikan keamanan dan kenyamaan perdagingan istimewa dan persentase
bagi ternak lemak rendah adalah karakteristik sapi …
E. Merupakan tempat tinggal bagi ternak, A. Hereford
tempat bekerja bagi peternak, B. Angus
merupakan tempat perlindungan ternak C. Shorthorn
dari gangguan sinar matahari dan
D. Devon
gangguan malam.
E. Ongole
15.Yang dimaksud tempramen ternak
ruminansia adalah … 20.Untuk mengetahui kesehatan sapi secara
umum. Peternak bisa memperhatikan,
A. Kondisi tubuh
Kecuali …
B. Bagian tubuh
A. Kuku
C. Sikap atau tingkah laku
B. Selaput lendir dan gusi berwarna merah
D. Suhu tubuh muda
E. Penyakit C. Harga sapi
226
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
B. URAIAN
Jawablah dengan singkat dan benar!
1. Mengapa kandang dan peralatan perlu di
sanitasi?
227
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
228
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
229
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
230
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Gambar 1.1 Alur Proses Sistem Manajemen Gambar 6.5 Sapi Betina Antri Siap Diperah 187
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3 Gambar 6.6 Chopper 188
Gambar 1.2 Sepatu Lapangan 50 Gambar 6.7 Timbangan Digital Ternak Besar
Gambar 1.3 Pelindung Kepala (Helmet) 50 189
Gambar 1.4 Pelindung Mulut 50 Gambar 6.8 Mixer 190
Gambar 1.5 Patah Lengan Bawah Pergelangan Gambar 6.9 Gunting Kuku 191
Tangan 70 Gambar 6.10 Tempat Pakan dan Minum 192
Gambar 1.6. Patah Lengan Atas 71 Gambar 6.11 Alat Pemanas 192
Gambar 1.7 Patah Tulang Lengan Bawah 72 Gambar 6.12 Timbangan Duduk 194
Gambar 2.1 Perjalanan Spermatozoa Menemui Gambar 6.13 Debeaker 194
Ovum dalam Organ Reproduksi Betina 89
Gambar 6.14 Krat atau Karamba 195
Gambar.2.2 Anatomi unggas 93
Gambar 6.15 Drenching Gun 197
Gambar 2.3 Organ Reproduksi Ternak
Gambar 6.16 Mobil sebagai Sarana Angkutan
Ruminansia Betina 103
197
Gambar 2.4 Organ Reproduksi Unggas Jantan
Gambar 8.1 Perilaku Agonistik pada Domba
107
227
Gambar 2.5 Organ Reproduksi Unggas Betina
Gambar 8.2 Pelipatan Bibir atau flehmen pada
107
Domba 232
Gambar 2.6 Proses Bertemunya Sel Sperma
Gambar 8.3 Tingkahlaku Reproduksi pada
dengan Sel Telur 121
Kambing 238
Gambar 3.1 Jarak Antar Kandang 147
Gambar 8.4 Bagian-Bagian Tubuh Ternak
Gambar 3.2 Kandang Sapi Atap Model Monitor Ruminansia 263
149
Gambar 8.5 Cara menuntun Anak Sapi yang
Gambar 3.3 Model Atap 149 Jinak ( Pedet ) 264
Gambar 3.4 Kandang Ayam Pedaging Lantai Gambar 8.6 Menuntun Sapi Dewasa yang Jinak
Litter 151 264
Gambar 3.5 Lantai Kandang Sapi Perah yang Gambar 8.7 Cara Menuntun Sapi Dewasa yang
Disemen 151 Agak Galak 264
Gambar 3.6 Kandang Panggung 151 Gambar 8.8 Cara Menuntun Sapi Dewasa yang
Gambar 3.7 Dinding Kandang Bahan dari Galak Menggunakan Tendok 265
Bambu 152 Gambar 8.9 Cara Mengikat Ternak Ruminansia
Gambar 3.8 Kandang Ayam Pedaging Koloni 265
(Postal) 154 Gambar 8.10 Menimbang Ternak Ruminansia
Gambar 3.9 Kandang Sapi Perah Koloni 154 266
Gambar 3.10 Kandang Cage 155 Gambar 8.11 Cara Mengukur Lingkar Dada ( L D
Gambar 6.1 Peralatan Kebersihan 185 ) 267
Gambar 6.2 Milk Can 185 Gambar 8.12 Bagian Tubuh yang Diukur dalam
Panjang Badan 268
Gambar 6.3 Pemasangan Cup pada Puting 186
Gambar 8.13 Bagian Tubuh Ternak yang Tepat
Gambar 6.4 Mesin Perah Portable 186
untuk Penandaan/Penomoran 268
231
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
232
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Tabel 2.1 Bentuk dan Berat Ovarium pada Tabel 9.19 Contoh Cara Pemberian Konsentrat
Berbagai Ternak 84 Kering dan Konsentrat Basah 317
Tabel 5.1 Jenis-jenis Desinfektan dan Cara Tabel 9.20 Jadwal Pemberian Pakan Sapi
Penggunaannya 178 Laktasi 318
Tabel 9.1 Kebutuhan Zat Makanan dan Bahan Tabel 9.21 Cara penggantian pakan ayam
Kering pada Sapi Potong Sesuai Bobot petelur 325
Badan dan Target Produksi 281 Tabel 9.22 Jumlah pakan yang diberikan per
Tabel 9.2 Kebutuhan untuk Hidup Pokok dan hari menurut umur Puyuh 328
Produksi Susu 282 Tabel 10.1 Format Rekording pemeliharaan
Tabel 9.3 Kandungan Nutrisi (Energi Metabolis unggas petelur periode grower 337
dan Protein) Pakan Ternak Unggas yang Tabel 10.2 Format rekording identitas ternak
Dianjurkan 288 339
Tabel 9.4 Kandungan Nutrisi Pakan Ayam Ras Tabel 10.3 Format rekording pemberian pakan
Pedaging (broiler) 290 341
Tabel 9.5 Kandungan Nutrisi pada Pakan Ayam Tabel 11.1 Standar Mutu Karkas Ayam
Ras Petelur 292 Pedaging 346
Tabel 9.6 Kandungan Nutrisi Pada Pakan Ayam Tabel 11. Standar Mutu Telur Ayam 348
Kampung 293
Tabel 11. Standar Mutu Karkas
Tabel 9.7 Konsumsi Pakan Standar Ayam Buras Kambing/domba 349
Pedaging 295
Tabel11.4 Standar Mutu Daging Ternak
Tabel 9.8 Kebutuhan Gizi Itik Petelur pada Ruminansia 350
Berbagai Umur 296
Tabel 11.5 Pangsa pasar/konsumen ayam
Tabel 9.9 Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh 300 pedaging berdasarkan bobot 353
Tabel 9.10 Kebutuhan Nutrisi Pakan Konsntrat Tabel 12.1 Kadar N, P dan K dalam Pupuk
Kelinci 302 Kandang dari Beberapa Jenis Ternak 378
Tabel 9.11 Kebutuhan Bahan Kering Pakan
Berdasarkan Periode Pemeliharaan 303
Tabel 9.12 Kebutuhan Nutrisi Kuda
Berdasarkan Tingkat Aktivitasnya 304
Tabel 9.13 Frekuensi Pemberian Ransum Ayam
Petelur 306
Tabel 9.14 Pemberian Pakan dan Air Minum
Pedet (1 – 9 Minggu) 309
Tabel 9.15 Pemberian Pakan dan Air Minum
Pedet Lepas Sapih 312
Tabel 9.16 Perubahan Pemberian Konsentrat
pada Pedet Lepas Sapih 313
Tabel 9.17 Pemberian Pakan dan Air Minum
Sapi Muda (7 – 12 bulan) 314
Tabel 9.18 Cara Mengetahui Puncak Produksi
Susu 316
233
DASAR DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Riwayat Pekerjaan/Profesi
1. SMKN 1 Negara, Bali ( 1992 – 1999 )
2. SMKN 1 Pandak, Bantul (1999 – Sekarang)
234