Oleh: Kelas A Anggota Kelompok: Muthia Nur Hidayati (185040100111032) Revy Dhea Septyaningrum (185040101111005)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 STRATEGI BERSAING PRODUK AMPYANG (STUDI KASUS PADA UKM “AMPYANG KHAS JAWA” DI KABUPATEN KARANGANYAR) Salah satu metode yang efektif untuk mengetahui posisi usaha “Ampyang Khas Jawa” terhadap perusahaan kompetitor yaitu dengan analisis perceptual map atau peta presepsi. Perceptual mapping biasanya digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua atribut atau lebih secara visual. Perceptual mapping juga membantu seorang pemasar untuk membedakan produk jasa yang dilihat konsumen dalam persaingan beberapa karakteristik yang relevan. Implementasi metode perceptual mapping yaitu dengan membandingkan produk ampyang UMKM “Ampyang Khas Jawa” dimana UMKM tersebut sebagai produk ampyang A dengan perusahaan pesaing seperti ampyang B, ampyang C, ampyang D, ampyang E, ampyang F, dan ampyang G. Gambaran perceptual mapping dapat dilihat di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas, posisi produk UMKM “Ampyang Khas Jawa”
sebagai ampyang A berada pada posisi rata-rata dengan ampyang pesaingnya. Posisi ampyang A juga berada diatas pesaingnya dari segi atribut nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, dan kelengkapan label. Namun, hal tersebut terkecuali pesaing ampyang F yang lebih tinggi daripada ampyang A. Posisi tersebut menunjukkan bahwa produk ampyang yang dibuat oleh UMKM “Ampyang Khas Jawa” lebih unggul karena memiliki kelebihan dari segi atribut nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna kemasan, dan kelengkapan label. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa UMKM tersebut lemah dalam segi rasa, warna ampyang, dan ukuran ampyang. Kelebihan dan kelemahan tersebut dapat menjadi pertimbangan UMKM “Ampyang Khas Jawa” untuk menyusun strategi dalam menghadapi persaingan. Oleh karenanya, saran yang dapat diberikan yakni Sebaiknya UKM “Ampyang Khas Jawa” menambah variasi rasa baru yaitu rasa manis untuk konsumen ampyang yang menyukai manis, namun tetap memproduksi ampyang dengan rasa yang tidak terlalu manis untuk konsumen yang menghindari gula berlebih. Sebaiknya UKM “Ampyang Khas Jawa” selalu menjaga kualitas produk ampyang terutama pada pemilihan bahan baku pembuatan ampyang. Sebaiknya menambah informasi yang tertera pada label kemasan seperti standar produk makanan yaitu dengan menambah informasi mengenai kandungan gizi produk dan keterangan bahan makanan tambahan. DAFTAR PUSTAKA Alitasari, N., Lestari, E., dan Riptani, E.W. (2016). Strategi Bersaing Produk Ampyang (Studi Kasus pada UKM “Ampyang Khas Jawa” di Kabupaten Karanganyar). Jurnal AGRISTA, 4(3). 473-448. LAMPIRAN Dokumentasi Bukti Diskusi melalui Zoom Meeting