Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sentra pertanian apel di Jawa Timur salah satunya adalah di Desa Tulungrejo,

Kota Batu sekaligus sebagai salah satu penghasil apel terbesar di Kota Batu

dengan total luas kebun apel 900 Ha. Hal tersebut yang menjadi alasan sebagian

penduduk desa tersebut bekerja sebagai pemetik apel (Akaibara, 2016).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di salah satu

kebun apel Desa Tulungrejo, sistem pemberian upah kepada pekerja berdasarkan

durasi mereka bekerja, biasanya para pekerja mulai bekerja paling awal adalah

jam 6 pagi dan yang paling lama berakhir pada jam 5 sore. Kegiatan yang

dilakukan adalah memetik buah apel yang sudah matang dari pohonnya kemudian

ditampung dalam suatu wadah yang digantungkan pada salah satu bahu pemetik.

Buah apel yang sudah terkumpul kemudian disatukan ke dalam keranjang. Pada

saat memetik apel, tangan pemetik diangkat untuk menjangkau dan mengambil

buah apel, terkadang dengan bantuan alat jika posisinya agak tinggi. Pemetikan

dilakukan dengan sikap kerja berdiri disertai dengan kondisi pijakan tanah miring,

posisi kepala juga sering menengadah. Kegiatan tersebut dilakukan secara

berulang selama memetik buah apel. Hasil wawancara dengan beberapa pekerja

sering mengeluh nyeri dibagian leher, bahu, dan pinggang.

1
2

Postur kerja seperti yang dilakukan oleh para pemetik apel merupakan salah

satu faktor resiko terjadinya MPS karena dapat menyebabkan kekakuan dan nyeri

terutama pada otot upper trapezius (Hwang,et al, 2017). MPS adalah bentuk

umum dari penyakit otot ditandai oleh trigger points akut atau kronis, rasa sakit,

kekakuan otot, dan kelelahan. MPS adalah penyebab utama nyeri regional kronis

dan persisten,termasuk sakit bahu, sakit punggung kronis, sakit kepala karena

tegang, dan sakit wajah. Di klinik nyeri, prevalensi MPS dapat mencapai hingga

70% dan muncul lebih umum pada wanita (Li,Wang, dan Xing , 2017).

Kejadian MPS merupakan penyebab utama disabilitas kerja dan penyebab

kedua disabilitas di Amerika Serikat (Atmadja, 2016). Penelitian yang dilakukan

oleh Hwang et al (2017) pada pelayan makanan restoran Chinese Food di

Hongkong dan Taiwan dimana melakukan gerakan repetitif pada ekstremitas atas

menyebutkan bahwa dari 905 peserta, (57,9%) mengalami masalah pada otot

bahu, (54,3%) pada leher, (52,7%) pada pinggang. Sedangkan di Indonesia sendiri

belum terdapat data pasti mengenai prevalensi MPS, akan tetapi berdasarkan

penelitian Harrianto et,al (2006) pada pekerja pria perusahaan bubuk deterjen

menunjukkan bahwa dari 223 pekerja 19,73% mengalami Occupational Overuse

Syndrome (OOS) dengan kejadian MPS sebesar 6,73%.

Sebuah survei terbaru di Inggris menemukan kejadian tahunan 91 per 1000

pekerja dilaporkan menderita nyeri pada ekstremitas atas dan leher terkait dengan
3

pekerjaan, dengan perkiraan kerugian 5,4 juta jam kerja per tahun (Mitchell, et al,

2003). Keterlambatan untuk mengobati gejala nyeri yang terkait dengan MPS

tepat waktu dapat menyebabkan disfungsi, cacat, dan kerugian finansial untuk

pasien (Li, Wang, dan Xing , 2017).

Berpedoman pada latar belakang tersebut, penulis ingin meneliti hubungan

kejadian MPS otot upper trapezius dengan postur kerja pada pemetik apel.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan kejadian MPS otot upper trapezius dengan postur

kerja pada pemetik apel?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kejadian MPS otot upper trapezius dengan postur

kerja pada pemetik apel.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui angka kejadian MPS otot upper trapezius pada pekerja

pemetik apel

2. Mengetahui karakteristik postur kerja dari pekerja pemetik apel


4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

1. Sebagai dasar untuk penelitian berikutnya terutama yang berkaitan

dengan MPS.

2. Sebagai sarana penerapan ilmu kedokteran khususnya di bidang

kedokteran industri.

1.4.2 Manfaat Klinis

Sebagai salah satu sumber pengetahuan untuk pengembangan ilmu

kedokteran industri guna mempertahankan produktifitas dan kualitas hidup

pekerja terutama pemetik apel.

1.4.3 Manfaat Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat yang bekerja sebagai pemetik apel

agar melakukan upaya untuk mencegah terjadinya MPS terutama pada otot upper

trapezius, seperti menyeimbangkan beban dikedua bahu.

Anda mungkin juga menyukai