Anda di halaman 1dari 3

Macam Rumah Sakit

Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki dibedakan
menjadi lima macam, yaitu:

1. Rumah sakit tipe A


Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral
hospital) atau rumah sakit pusat.

2. Rumah sakit tipe B


Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan
subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukoata propinsi (propincial hospital) yang
menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A
juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.

3. Rumah sakit tipe C


Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yaitu
pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan
kandungan. Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari puskesmas.

4. Rumah sakit tipe D


Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi
rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari puskemas.

5. Rumah sakit Tipe E


Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyelenggarakan satu macam pelayanan
kedokteran saja, misalnya rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah
sakit ibu dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain sebagainya.
Akreditas Rumah Sakit

Akreditasi Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah
Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Tujuan Pengaturan Akreditasi


meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dan melindungi keselamatan pasien Rumah Sakit;
meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai
institusi;
mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan; dan
meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata Internasional.

Standar Akreditasi
Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar akreditasi.
Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

Standar akreditasi yang dipergunakan mulai 1 Januari 2018 adalah "STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT EDISI 1" yang terdiri dari 16 bab yaitu :

Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas (ARK)
Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Program Nasional (menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi,
menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS, menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi
antimikroba dan pelayanan geriatri)
Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP)
Ketentuan penggunaan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi I sebagai berikut:
- Rumah Sakit Pendidikan : 16 bab
- Rumah Sakit non Pendidikan : 15 bab

Manfaat Akreditasi Rumah Sakit


Akreditas rumah sakit mempunyai dampak positif bagi berbagai pihak; bagi negara, pemerintah, masyarakat,
tenaga kesehatan, rumah sakit, tenaga medik, dan tenaga kesehatan. Dengan penerapan standar akreditasi
mendorong perubahan pelayanan rumah sakit yang lebih berkualitas dan peningkatan kerja sama antara displin
profesi dalam perawatan pasien, yang dapat meningkatkan mutu pelayanan dan menambah kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit.

Dengan adanya proses Akreditasi Rumah Sakit yang baik dan profesional dapat meningkatkan citra pelayanan
kesehatan di negara kita dimata masyarakat inetrnasional. Akreditasi rumah sakit mempunyai dampak positif
terhadap kualitas perawatan yang diberikan kepada pasiendan kepuasan pasien.

Penerapan standarakreditasi mendorong perubahan pelayananrumah sakit yang lebih berkualitas danpeningkatan
kerja sama antara displin profesidalam perawatan pasien. Akreditasi RS mendorong Tenaga Kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang aktreditasi rumah sakit dan meningkatkan kompetensi dibidang profesinya
masing masing untuk memenuhi tuntutan dalam Akreditasi RS.

Seluruh insan rumah sakit serta tenaga kesehtanan menjadi terlatih untuk bekerjsama menjadi sebuah tim yang
kompak untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien; sesuai dengan regulasi dan kewenangannya masing
masing.

Ketentuan Penggunaan Logo Akreditasi Rumah Sakit


Rumah Sakit yang telah terakreditasi KARS dapat menggunakan logo KARS dengan contoh sebagai berikut:
Keterangan:
Kelulusan akreditasi Perdana = 1 Bintang
Kelulusan akreditasi Dasar = 2 Bintang
Kelulusan akreditasi Madya = 3 Bintang
Kelulusan akreditasi Utama = 4 Bintang
Kelulusan akreditasi Paripurna = 5 Bintang
Logo KARS digunakan untuk rumah sakit yang telah terakreditasi KARS, dengan sertifikat akreditasi yang masih
berlaku.
Apabila masa berlaku akreditasi telah habis, namun Rumah Sakit telah mengajukan perpanjangan akreditasi dalam
waktu 6 (enam) bulan maka logo masih dapat digunakan. Namun apabila ketika masa berlaku akreditasi habis dan
Rumah Sakit belum mengajukan perpanjangan akreditasi maka hak penggunaan logo menjadi gugur.
Apabila rumah sakit tidak dapat mempertahankan standarnya sehingga status akreditasi dicabut, maka hak
penggunaan logo menjadi gugur.
Penggunaan logo harus sesuai format yang ditentukan KARS. Logo harus digunakan tanpa ada perubahan warna,
font tulisan atau apapun yang mengubah penampilan logo diluar ketentuan yang berlaku.
Ukuran logo dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap rumah sakit.
Logo Akreditasi KARS tidak boleh digunakan untuk mengiklankan produk ataupun layanan rumahsakit serta
kepentingan komersial lainnya di luar ketentuan yang telah ditetapkan oleh KARS.
Hak pencantuman logo KARS hanya diberikan khusus kepada rumah sakit yang telah terakreditasi dan tidak boleh
dialihkan kepada rumah sakit atau organisasi lain.
KARS berhak membatalkan hak penggunaan logo bila terjadi pelanggaran.
KARS berhak mengubah logo serta aturan penggunaannya apabila dibutuhkan.
Persyaratan penggunaan logo ini berlaku untuk segala bentuk media promosi baik elektronik maupun cetak,
termasuk untuk newsletter, kartu nama, brosur dan materi promosi dan cetakan lainnya.
Rumah Sakit Krakatau Medika telah Terakreditasi KARS dengan Kelulusan Paripurna (5 Bintang Lima).

Sumber : KARS

Referensi :
Permenkes RI No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai