Anda di halaman 1dari 23

REFLEKSI KASUS

Layanan Unggulan Sub Spesialis Bedah

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong (Tipe C)

Disusun oleh :

Hapsari Kartika Dewi 20181030013


Nurlaela 20181030020
Qanita Khairunisa 20181030022
Winata Fika Permata Sari 20181030026

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
1

LAYANAN SUBSPESIALIS BEDAH

RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG ( RS TIPE C)

I. Pendahuluan

a. Konsep Layanan Unggulan

Menurut Permenkes No 27 tahun 2015, Layanan Unggulan adalah program

pemberian layanan kesehatan dengan karakteristik utama tersedianya layanan

dengan kualitas tinggi dengan mengandalkan pada mutu layanan yang berasal dari

perpaduan antara kompetensi sumber daya manusia, teknologi, dan komitmen

untuk menjadikannya sebagai layanan yang terbaik.

Sharon Khrumm (2004) ada publikasi di tahun 1987 yang mengidentifikasi

layanan unggulan dengan tiga elemen penting, yaitu adanya kelompok

dokter/spesialis/keahlian tertentu yang spesifik, adanya program penelitian klinis

dan medis, dan ditunjang fasilitas yang difokuskan untuk keunggulan layanan pada

pasien (teknologi terkini dan perawat yang berkompetensi tinggi). Ada juga yang

mendefinisikan sebagai suatu program pemberian layanan kesehatan dengan

karakteristik utama yaitu tersedianya layanan dengan kualitas tertinggi. Definisi

lain menyatakan bahwa layanan unggulan adalah suatu RS atau unit di dalam RS

yang ditandai dengan kinerja teknis, sumber daya yang ekspansif, volume

(kunjungan) pasien, dan dibuktikan dengan dedikasi terhadap mutu layanan. Selain

itu, definisi lain menambahkannya dengan layanan yang terspesialisasi.

Layanan unggulan mengandalkan pada mutu layanan yang berasal dari

perpaduan antara kompetensi SDM, teknologi dan komitmen untuk menjadikannya

sebagai yang terbaik. Yang menarik adalah, dengan adanya perpaduan tersebut
2

maka RS justru akan menjadi lebih mudah dalam mengelola pasien yang jumlahnya

begitu besar. Banyak ahli setuju bahwa dengan menjadi center of excellence maka

akan lebih mudah bagi RS untuk menyatukan para dokter dalam upaya peningkatan

mutu, menekan biaya melalui efisiensi besar-besaran, menciptakan diferensiasi

pasar melalui layanan klinis yang excellent, dan mencapai kepuasan pasien yang

tinggi, Sebagai contoh ada sebuah layanan kesehatan yang harus menghadapi

ribuan pasien rawat jalan per hari dengan kasus yang beraneka ragam. Dengan

adanya pusat-pusat layanan unggulan (center of excellences), misalnya layanan

unggulan ibu dan anak, layanan unggulan jantung, layanan unggulan kanker dan

sebagainya, maka populasi pasien yang sangat besar tersebut dapat dikelompokkan

menjadi sub-populasi dengan kondisi kasus yang cenderung lebih homogen.

Pengelolaannya pun menjadi tidak serumit jika seluruh pasien tersebut digabung

dalam satu unit layanan. Pusat layanan unggulan juga memungkinkan para dokter,

perawat, administrator dan klinisi lainnya untuk saling berdiskusi, sharing ide dan

berkoordinasi dalam menghadapi kasus pasien-pasiennya.

Untuk dapat mewujudkan pusat layanan unggulan yang sesuai dengan definisi

diatas, maka setiap pusat harus dipimpin oleh dokter, berpartner dengan perawat

(dengan kompetensi terpilih), serta didukung oleh administrasi yang handal. Selain

anggota tim tersebut, juga ada supporting staff yang membantu dalam hal

pengambilan keputusan klinis, marketing, urusan komunitas dan advokasi,

perencanaan, komunikasi korporat, manajemen proyek, yayasan serta hubungan-

antar-dokter.

b. Kriteria Pusat Layanan Unggulan

Layak tidaknya suatu layanan dikatakan sebagai Pusat Layanan Unggulan dapat

dilihat dari berbagai jenis kriteria. Jenis-jenis kriteria ini tergantung pada dari sudut
3

mana Pusat Layanan Unggulan dilihat. Khrumm mengutip dari The Advisory Board

Company, Washington DC bahwa berbagai perspektif ini antara lain dari sudut

pandang asuransi dan stakeholders.

Dari sudut pandang asuransi, sebuah pusat layanan unggulan harus bermutu

tinggi, berbiaya rendah dan memiliki jaringan (kerjasama) rujukan dengan pusat

layanan kesehatan lain. Dilain pihak, salah satu tujuan RS mengembangkan pusat

layanan unggulan adalah untuk meningkatkan kinerja keuangan, yang diperoleh

dengan penghematan biaya. Misi penghematan biaya ini dapat berbenturan dengan

kriteria layanan berbiaya rendah yang diajukan oleh perusahaan asuransi kesehatan.

Oleh karenanya, perlu ada semacam kompromi serendah atau setinggi apa biaya

yang dapat diterima agar menghasilkan layanan dengan mutu yang dikehendaki.

Maka ditetapkanlah kriteria dari sebuah pusat layanan unggulan dari kacamata

asuransi sebagai berikut:

1. Kriteria outcome yang meliputi: AvLOS, angka infeksi nosokomial, angka

tindakan/operasi ulang, angka kematian, volume kegiatan

2. Kriteria kualitas yang meliputi: akreditasi atau sertifikasi, survey kepuasan

pasien, CV para dokter, kinerja dokter (jumlah operasi/tindakan per tahun,

angka harapan hidup, biaya (bukan tarif, pen.) per tindakan)

3. Kriteria biaya yang meliputi biaya (bukan tarif, pen.) per tindakan, angka

kasus/kesakitan global

Dari perspektif stakeholders, ada kriteria yang lebih bervariasi tergantung pada

siapa stakeholders yang dimaksud.


4

1. Perspektif Pembayar yang meliputi: volume kegiatan, jumlah dokter umum

dan spesialis, mutu, kinerja keuangan, kepuasan (pasien dan staf), lingkup

layanan

2. Perspektif Pasien yang meliputi: fasilitas, layanan emergency, akses dan citra

RS

3. Perspektif Dokter yang meliputi: hubungan dokter/RS, teknologi yang

dimilikip pusat tersebut, kegiatan penelitian dan pembelajaran

4. Perspektif Dokter untuk atribut yang lebih tinggi yang meliputi: organisasi

dan hubungan dengan pembayar

5. Perspektif Program Kemitraan yang meliputi sistem informasi serta program

kesehatan dan kesejahteraan

6. Perspektif Program Kemitraan untuk atribut yang lebih tinggi yang meliputi:

peningkatkan kinerja, manajemen penyakit dan integrasi klinik

c. Permenkes Nomor 340 tahun 2010 tentang Rumah Sakit Tipe C

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan jenis pelayanan yang

diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit

Khusus. Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diklasifikasikan

menjadi:

o Rumah Sakit Umum Kelas A;

o Rumah Sakit Umum Kelas B;

o Rumah Sakit Umum Kelas C;

o Rumah Sakit Umum Kelas D


5

Kriteria fasilitas dari Rumah Sakit Umum Kelas C paling sedikit meliputi

Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis

Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi

Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan

Pelayanan Penunjang Non Klinik. (Permenkes, 2010).

Layanan unggulan suatu rumah sakit merupakan program pemberian layanan

kesehatan dengan karakteristik utama yaitu tersedianya layanan dengan kualitas

tertinggi dengan mengandalkan pada mutu layanan yang berasal dari perpaduan

antara kompetensi sumber daya manusia, teknologi dan komitmen untuk

menjadikannya sebagai layanan yang terbaik. Setiap pusat layanan unggulan pada

rumah sakit harus dipimpin oleh dokter, berpartner dengan perawat (dengan

kompetensi terpilih), serta didukung oleh administrasi dan tekhnologi informasi dan

komunikasi yang handal. Layanan unggulan suatu rumah sakit memiliki kriteria:

o merupakan layanan spesialistik dan/atau subspesialistik

o merupakan layanan yang berbasis bukti (evidence based medicine)

o tersedia layanan dengan kualitas tertinggi dalam dimensi keterjaminan mutu,

keandalan, pelayanan yang responsif dan empati

o mampu berkompetisi dengan layanan serupa di negara lain (Kemenkes, 2015).

II. Analisis dan Pembahasan

Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan saat akan mengembangkan

layanan unggulan. Menurut Zuckerman & Markham (2006), setidaknya ada empat

aspek paling penting yang harus dipikirkan, yaitu:

1. Produk
6

Pada 27 Februari RSU PKU Muhammadiyah Gombong telah terakreditasi

Paripurna SNARS. RSU dengan fasilitas yang memadai dengan keadaan

internal yang relatif stabil diharapkan mampu untuk dapat menjadikan layanan

unggulan subspesialis. Pesaing adalah rumah sakit sekitar yang dapat dijadikan

Opportunity untuk dapat menjalin kerjasama atau melakukan studi banding

terkait dengan pengembangan rumah sakit.

2. Pasar

Masalah penyakit yang sangat beragam mendukung adanya layanan unggulan

berupa tersedianya layanan subspesialis yang ada di RS PKU Muhammadiyah

Gombong. Sehingga banyaknya kasus didukung dengan fasilitas yang memadai

diharapkan dapat menjadi landasan untuk dibangunnya center of excellence.

Dibangunnya klinik-klinik baru yang berada dibawah RS dapat menjadi jejaring

untuk rujukan pasien sehingga ada target pasar.

3. Posisi

Sebagai salah satu rumah sakit jejaring Muhammadiyah dengan pelayanan yang

islami. RS PKU dapat menjangkau seluruh populasi yang ada diwilayah

Gombong dan sekitar. Sesuai dengan visi dan misi rumah sakit dan apabila

dapat diterapkan dalam bentuk pelayanan yang nyata. Maka rumah sakit akan

mampu untuk mengambil posisi pasar sebagai rumah sakit yang islami. Berikut

daftar rumah sakit pesaing yang ada didaerah Klaten:

Tabel 1. Rumah Sakit daerah Kebumen


7

Tabel 2. Puskesmas daerah Kebumen


8

4. Kemampuan unik

RS PKU Muhammadiyah Gombong telah berhasil menerapkan Lean

management dalam pelayanan rumah sakit. Dengan tetap menjaga mutu rumah

sakit pula. Sehingga manajemen dan sumber daya manusia adalah tombak
9

utama dan penggerak dasar dari dapat keberhasilan center of excellence.

Pengembangan sarana akan berkesinambungan dengan berkembangnya sumber

daya yang terlatih dan professional di bidangnya. Dari pengambilan data

lapangan didapatkan data berikut yang memaparkan fasilitas yang dimiliki oleh

rumah sakit:

Layanan Spesialistik :

- Spesialis Penyakit Dalam

- Spesialis Anak

- Spesialis Kebidanan & Kandungan

- Spesialis Jantung

- Spesialis Bedah Umum

- Spesialis Mata

- Spesialis Syaraf

- Spesialis Radiologi

- Spesialis Kesehatan Jiwa

- Spesialis THT-KL

- Spesialis Kulit & Kelamin

- Spesialis Paru

- Spesialis Emergency Medicine

Layanan Sub-Spesialistik :

- Spesialis Bedah Urologi

- Spesialis Bedah Ortopedi

- Spesialis Bedah Anak

- Spesialis Bedah Onkologi

- Spesialis Bedah Syaraf


10

- Spesialis Bedah Digestif

Umum dan Keperawatan:

- Poli Umum

- Poli Gigi

- Klinik KIA

- Klinik Laktasi

- Klinik Fisioterapi

- Hemodialisa

Layanan Rawat Inap:

- Bangsal Multazam : Kamar VIP, Kelas I, dan Kelas II

- Bangsal Husna : Kelas III

- Bangsal Barokah : Bangsal kelas III

- Bangsal Salma : Kelas II

- Bangsal Inayah : Kelas III

- Rawat Inap Kebidanan & Kandungan : Bangsal Aisyiah dan Rahmah

- Kamar Bayi Resiko Tinggi: Inkubator dan Fototerapi

- PICU-NICU

- ICU

Fasilitas Pendukung Layanan

- Bimbingan Kerohanian Pasien

- Penerapan Kebijakan Pencegahan Infeksi

- Pengelolaan Limbah Infeksius

- Instalasi Pengolahan Limbah Cair

- Ruang Husnul Khotimah


11

III. Standar Layanan Centre of Excellence Bedah

1. Berdasarkan jenis pelayanannya, Rumah Sakit Bedah termasuk Rumah Sakit

Khusus karena fungsinya sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan

pada satu bidang atau jenis perawatan berdasarkan dari jenis perawatan yang

didapat. Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit termasuk Rumah Sakit

Swasta Madya karena memberikan pelayanan medik bersifat umum dan

spesialistik, yang setara dengan Rumah Sakit Pemerintah Kelas C. Pelayanan

pada rumah sakit bedah yang diberikan kepada pasien menurut SK MENTERI

KESEHATAN NO.920/MENKES/PER/XII/1986, antara lain:

a. Preventif Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari

penyakit, hal ini dapat dilakukan dengan cara :

 Konsultasi kesehatan

 Penyuluhan tentang keselamatan kerja

b. Kuratif Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara

pengobatan dan perawatan berupa:

 Pembedahan

 Pengobatan

c. Rehabilitasi Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien

setelah melampaui masa pengobatan berupa :

 Perawatan atau pemulihan kesehatan

 Rehabilitasi Medik

2. Kegiatan Medis

a. Poliklinik Merupakan bagian yang melayani pasien rawat jalan

khususnya pasien dengan keluhan terspesifik. Poliklinik biasanya terdiri

dari beberapa poli, antara lain:


12

 Poli Urologi

Merupakan unit yang melayani keluhan pada pasien yang

berfokus pada system saluran kemih baik pada laki-laki maupun

wanita.

 Poli Kandungan dan Kebidanan

Berdasarkan ketentuan dari Departemen Kesehatan RI, setiap

rumah sakit harus dilengkapi dengan spesialisasi lainnya, salah

satunya adalah unit kandungan ini.

 Poli Gizi

Merupakan unit yang mengontrol segala nutrisi dan gizi dari

pasiennya, khususnya ibu dan anak, karena diketahui baik ibu

dan anak membutuhkan asupan gizi yang cukup.

b. Unit Gawat Darurat

Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini bekerja

tiap hari selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa juga merupakan unit

pengganti poliklinik ketika sudah tutup. Kegiatan pelayanan di UGD

meliputi:

 Pasien diterima di UGD

 Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter

 Jika kondisi pasien membaik maka diperbolehkan untuk pulang,

namun jika tidak maka akan di bawa ke ruang perawatan.

c. Farmasi

Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat-obatan.

Sasarannya adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian obat

dilakukan ke bagian perawatan, pelayanan dan penunjang secara medis.


13

d. Terapi

Merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang berguna untuk memulihkan

kondisi pasien. Pelayanan ini berupa penggunaan otot-otot motorik pada

tingkat sederhana baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.

e. Bedah

Terdiri dari bagian operasi atau pembedahan yang digunakan untuk

menolong kelahiran secara operasi dan bagian persalinan normal.

f. Perawatan

Perawatannya dibedakan antara perawatan normal dengan perawatan

isolasi. Bagian ini dibedakan atas perawatan ibu dan bayi,

masingmasing bagian perawatan mendapat pengawasan dari stasiun

perawat. Beberapa macam perawatan tersebut antara lain :

 Perawatan umum

Perawatan kepada pasien yang bersifat umum, dalam arti tidak

memiliki penyakit khusus yang harus dirujuk ke unit lain.

 Perawatan isolasi

Merawat pasien yang memiliki penyakit khusus, biasanya jenis

penyakit menular. Memiliki ruangan yang serba tertutup guna

menghindari persebaran penyakit.

 ICU

Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan

secara intensif karena kondisi tubuhnya tergolong kritis.

3. Kegiatan Non Medis

a. Kegiatan Administratif Meliputi kegiatan pendaftaran pasien, mendata

keluhan dan penyakit pasien, serta laporan perkembangan pasien


14

b. Kegiatan Perawatan Inap

Unit perawatan inap beserta seluruh pendukungnya

c. Unit-unit pendukung pelayanan medis

Fungsi-fungsi yang terkait seperti : laboratorium, farmasi, radiologi,

UGD, ICU, Instalasi bedah dan ruang bersalin.

d. Kegiatan Pendukung Non Medis

Terdiri dari unit gizi, unit sterilisasi, kantor, dll.

e. Kelompok kegiatan Komersial dan Sosial

Fungsinya sebagai salah satu pemasukan, meliputi : area parkir, kantin,

wartel, dll.

f. Service penunjang

Unit penunjang pada bagian servis antara lain dapur, pos keamanan,

janitor, dll.

4. Persyaratan Lokasi

Persyaratan Lokasi Pemilihan lokasi untuk pengadaan Rumah Sakit Swasta

Madya menurut SK Menteri Kesehatan RI NO.725/MENKES/E/PER/VI/2004

memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi guna mendukung aktivitas

Rumah Sakit dalam melayani masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan dapat

di lakukan dengan optimal, ketentuan itu adalah sebagai berikut :

a. Upaya pelayanan kesehatan harus mempunyai lokasi tersendiri, tidak

boleh berada satu gedung ataupun satu halaman dengan pasar, toko,

supermarket, hotel, bioskop dan sebagainya karena fungsi yang sangat

berbeda.

b. Tempat pelayanan medik dasar dan pelayanan medik spesialistik harus

di tempat yang sesuai dengan fungsinya.


15

c. Lokasi memiliki kondisi lingkungan hunian yang berdekatan dengan

daerah hijau dan terbuka. Kualitas kesegaran udara serta suhu tidak

terlalu panas atau dingin, sehingga dapat mendukung proses

pengobatan.

5. Persyaratan Bangunan atau Gedung

Persyaratan Bangunan untuk pengadaan Rumah Sakit Anak mengadopsi

persyaratan Rumah Sakit tipe C, karena memiliki kapasitas tempat tidur dan

fasilitas peralatan yang setara. Menurut SK Menteri Kesehatan RI NO.

725/MENKES/E/PER/VI/2004 yaitu:

a. Bangunan RS harus memiliki beberapa ruang fungsional yang terdiri

dari:

 Ruangan untuk rawat jalan dan gawat darurat

 Ruangan instalasi penunjang medik yaitu laboratorium,

radiologi dan sebagainya.

 Bangunan pembina sarana RS yaitu gudang, bengkel, dsb.

 Bangunan rawat inap minimal 100 (seratus) tempat tidur.

 Bangunan administrasi, ruang tenaga medis dan pramedis.

 Bangunan instalasi non medis yaitu ruang dapur, ruang cuci, dsb.

 Taman, dan Bangunan-bangunan lain yang diperlukan.

b. Luas bangunan pada Rumah Sakit adalah dengan perbandingan minimal

50 m2 (lima puluh meter persegi ) untuk satu tempat tidur.

c. Luas tanah untuk bangunan bertingkat minimal dua kali luas tanah untuk

bangunan lantai dasar.

d. Luas tanah untuk bangunan tidak bertingkat minimal satu setengah kali

luasbangunan yang di rencanakan.


16

e. Adanya lapangan parkir dan taman seluas 50 % dari luas lantai bangunan

tidak bertingkat atau sama dengan luas lantai dasar untuk rumah sakit

bertingkat. untuk parkir minimal 1 mobil untuk 10 tempat tidur.

f. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1.5 kali luas lantai

bangunan yang direncanakan, dan untuk bangunan bertingkat minimal

2 kali luas lantai dasar.

g. Mempunyai peralatan medis, penunjang medis dan non medis.

6. Persyaratan Ruang Rawat Inap

Menurut Petunjuk Pelaksanaan SK Menteri Kesehatan RI NO. 920/

MENKES/PER/XII/1986, menentukan jumlah tempat tidur untuk tiap-tiap kelas

ruangan hendaknya tidak melebihi prosentase berikut :

a. Kelas Utama : 5%

b. Kelas I : 15%

c. Kelas II : 15%

d. Kelas III : 40 % (termasuk golongan kurang/tidak mampu membayar, di

tetapkan sebanyak 25%)

Untuk menciptakan ruang perawatan yang nyaman, hal-hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Suhu

Suhu ruangan yang memnuhi syarat kesehatan adalah antara 20-25°C.

b. Pencahayaan

Cahayan berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

 Cahaya alami Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh

bakteri-bakteri patogen di dalam ruangan (Notoatmodjoyo, 2003).


17

Penggunaan jendela untuk memasukkan cahaya alami juga

berguna sebagai ventilasi udara.

 Cahaya Buatan Index pencahayaan untuk ruang rawat inap adalah

100-200 lux pada saat pasien tidak tidur dan maksimal 50 lux pada

saat pasien tidur (Kepmenkes 1204).

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air dalam udara

(Depkes RI, 1989). Menurut indikator pengawasan, kelembaban udara

yang memenuhi syarat kesehatan dalam ruangan 40-60%.

d. Ketersediaan Ventilasi

Fungsi ventilasi yang pertama adalah menjaga aliran udara di dalam

ruangan tetap segar sehingga terjadi keseimbangan oksigen di dalam

ruangan dari bakteri-bakteri, terutama patogen. Fungsi lainnya adalah

untuk menjaga agar ruangan tetap di dalam kelembaban yang optimum.

Ukuran ventilasi yang memenuhi standar kesehatan adalah 15-20% luas

lantai ruang (Depkes RI, 2004).

e. Ketersediaan Air

Air bersih berasal dari air PAM atau air tanah. Tujuan penyediaan air

bersih adalah untuk tetap terjaga kebersihan ruangan. Ketersediaan air

yang memenuhi standar kesehatan adalah 500 liter.

IV. Kesimpulan dan Saran

Layanan unggulan mengandalkan pada mutu layanan yang berasal dari

perpaduan antara kompetensi SDM, teknologi, dan komitmen untuk

menjadikannya sebagai yang terbaik. Dengan adanya perpaduan tersebut maka


18

RS justru akan menjadi lebih mudah dalam mengelola pasien yang jumlahnya

begitu besar. Banyak ahli setuju bahwa dengan menjadi center of excellence

maka akan lebih mudah bagi RS untuk menyatukan para dokter dalam upaya

peningkatan mutu, menekan biaya melalui efisiensi besar-besaran, menciptakan

diferensiasi pasar melalui layanan klinis yang excellent, dan mencapai kepuasan

pasien yang tinggi. Sebagai contoh ada sebuah layanan kesehatan yang harus

menghadapi ribuan pasien rawat jalan per hari dengan kasus yang beraneka

ragam. Dengan adanya pusat-pusat layanan unggulan (center of excellences),

misalnya layanan unggulan ibu dan anak, layanan unggulan jantung, layanan

unggulan kanker dan sebagainya, maka populasi pasien yang sangat besar

tersebut dapat dikelompokkan menjadi sub-populasi dengan kondisi kasus yang

cenderung lebih homogen. Pengelolaannya pun menjadi tidak serumit jika

seluruh pasien tersebut digabung dalam satu unit layanan. Pusat layanan

unggulan juga memungkinkan para dokter, perawat, administrator dan klinisi

lainnya untuk saling berdiskusi, sharing ide dan berkoordinasi dalam

menghadapi kasus pasien-pasiennya.

Masalah Bedah menjadi mayoritas permasalahan pada pasien yang ada di RS

PKU Muhammadiyah Gombong. Sehingga banyaknya kasus didukung dengan

fasilitas yang memadai diharapkan dapat menjadi landasan untuk dibangunnya

center of excellence di bagian Bedah.

Berdasarkan jenis pelayanannya, Rumah Sakit Bedah termasuk Rumah Sakit

Khusus karena fungsinya sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan

pada satu bidang atau jenis perawatan berdasarkan jenis pelayanan yang

diberikan pada pasien. Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit anak termasuk


19

Rumah Sakit Swasta Madya karena memberikan pelayanan medik bersifat

umum dan spesialistik, setara dengan Rumah Sakit Pemerintah Kelas C.

Berdasarkan peraturan menteri yang telah dijelaskan di atas, maka RSU PKU

Muhammadiyah Gombong dalam memiliki program layanan unggulan Bedah

telah memenuhi sebagai Rumah Sakit Swasta Madya dengan fasilitas yang

memenuhi sebagai centre of exellence Bedah.


20

V. Referensi

1. http://e-journal.uajy.ac.id/746/3/2TA13099.pdf

2. SK Menteri Kesehatan RI NO. 920/ MENKES/PER/XII/1986

3. Permenkes No 27 tahun 2015

4. Zuckerman & Markham (2006). Centre Of Exellence Hospital.


21

VI. Dokumentasi
22

Anda mungkin juga menyukai