Anda di halaman 1dari 2

KEGIATAN GERAKAN DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR

DI KABUPATEN JEMBER

Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di
Indonesia, karena menjadi penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak
besar terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu, diketahui bahwa PTM merupakan
komorbid yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19.
Salah satu PTM yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi,
berdasarkan data Riskesdas 2018 diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang
hipertensi (34,1%). Hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena sering muncul tanpa
gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan
kematian. Hal ini disebabkan karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada
lambatnya penanganan. Oleh karena itu deteksi dini menjadi salah satu strategi penting
dalam pencegahan dan penanggulangan PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.
Gerakan deteksi dini PTM dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat capaian
indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota yang
ditargetkan pada tahun 2022 mencapai sekitar 90 juta orang. Gerakan ini meliputi
pemeriksaan TB, BB, pengukuran tekanan darah dan gula darah serta pemeriksaan tajam
penglihatan dan tajam.
Pentingnya gerakan deteksi dini dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular (P2PTM) menjadi salah satu target Rencana Strategis yang perlu
dicapai, tentu juga diiringi dengan dukungan penguatan promosi kesehatan dan tatalaksana
kasus. Program deteksi dini memiliki sasaran usia 15 tahun ke atas artinya semua penduduk
Indonesia usia 15 tahun keatas wajib mendapatkan deteksi dini minimal 1 kali setahun.
Beberapa gerakan kegiatan deteksi dini yang dilakukan oleh Puskesmas di wilayah
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember meliputi pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM,
integrasi deteksi dini PTM di Posyandu dengan sasaran ibu-ibu balita, Posyandu lansia,
Puskesmas keliling, Usaha Kesehatan Kerja (UKK) dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) serta
berintegrasi dengan kegiatan vaksinasi covid-19 pada meja skrining covid-19. Pemeriksaan
Posbindu dilakukan di semua desa di wilayah Kabupaten Jember sebanyak 248 posbindu.
Integrasi program deteksi dini merupakan salah satu strategi pendekatan untuk
memadukan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan, yang dimulai dari
perencanaan, penggerakan/pelaksanaan kegiatan serta monitoring dan evaluasi dalam
meningkatkan tercapainya hasil pelaksanaan program kesehatan secara efektif dan efisien.
Manfaat gerakan deteksi dini PTM sangat penting dilaksanakan agar dapat diketahui
kondisi seseorang sejak dini, apakah dia sehat, atau sudah memiliki faktor risiko PTM atau
sudah menyandang PTM. Berdasarkan hasil deteksi dini tersebut setiap orang akan
ditindaklanjuti dengan pemberian edukasi CERDIK (Cek Kesehatan Berkala, Enyahkan asap
rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres) untuk yang sehat
agar meningkatkan imunitas tubuhnya sedangkan bagi penyandang PTM diberikan edukasi
PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan
pengobatan yang tepat, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktifitas fisik dengan
aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat adiktif) agar tidak terjadi komplikasi pada
penyandang PTM.

Anda mungkin juga menyukai