Anda di halaman 1dari 75

Buku Panduan Penyelenggaraan

Peringatan Hari Hipertensi Sedunia

dan Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM


Tahun 2022
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2022
Sambutan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Hipertensi Sedunia, dimana setiap tahunnya diperingati untuk meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya mencegah terjadinya hipertensi dan bahaya yang ditimbulkanya, sehingga setiap
individu diharapkan secara rutin memeriksakan tekanan darahnya. Tema global Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 adalah:
“Measure Your Blood Pressure: Control it, Live Longer”. Sejalan dengan tema global, tema nasional Hari Hipertensi Sedunia
Tahun 2022 Indonesia: “Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup Sehat Lebih Lama”.

Peringatan Hari Hipertensi Sedunia, merupakan momentum yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya terkait
dengan penyakit penyerta yang rentan terinfeksi Covid-19, melalui serangkaian kegiatan seperti advokasi/sosialisasi, Gerakan
deteksi dini faktor risiko PTM pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula darah, pemeriksaan IVA-Sadanis
pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran serta deteksi dini Penyakit Paru Paru Obstuktif Kronik (PPOK).

Dari sisi penyedia layanan, Peringatan Hari Hipertensi Sedunia 2022 merupakan momentum untuk menguatkan pelayanan
kesehatan terutama tatalaksana penyakit yang menjadi komorbid sekaligus sebagai upaya dalam mendukung capaian SPM dan PIS-
PK. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan seluruh rangkaian kegiatan ini dapat dilaksanakan dan dikolaborasikan dengan kuat
antara pemerintah, swasta, organisasi profesi, dan masyarakat, sehingga kita dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian
akibat PTM, khususnya akibat Hipertensi.
Mari lakukan bersama.

Salam Sehat,
Jakarta, April 2022
Direktur Jenderal
ttd.
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, karena menjadi
penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu,
diketahui bahwa PTM merupakan komorbid yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19.

Salah satu PTM yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi, berdasarkan data Riskesdas 2018
diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang hipertensi (34,1%). Hipertensi dikenal sebagai "silent killer"
karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi
bahkan kematian. Hal ini disebabkan karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada lambatnya
penanganan. Oleh karena itu deteksi dini menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan
penanggulangan PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran keikutsertaan masyarakat untuk melakukan deteksi dini, maka pada
peringatan Hari Hipertensi Sedunia tahun 2022 yang diperingati pada tanggal 17 Mei, akan diselenggarakan
kampanye kesehatan berupa penyebarluasan informasi dan edukasi tentang Hipertensi dan PTM lainnya serta
penguatan kegiatan Gerakan Deteksi Dini secara masif dan serentak di seluruh Indonesia.
Latar
Gerakan deteksi dini PTM dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat capaian indikator Standar Pelayanan

Belakang Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota yang ditargetkan pada tahun 2022 mencapai sekitar 90
juta orang. Gerakan ini meliputi pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula darah, pemeriksaan
IVA dan Sadanis serta pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran serta penyakit paru obstruktif
kronik.

Diharapkan Peringatan Hari Hipertensi Sedunia (HHS) tahun 2022 merupakan momentum bagi kita semua untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan terjadinya Hipertensi dan PTM lainnya serta
memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan dan pencegahan terjadinya komplikasi.
Upaya tersebut memerlukan kerja sama dan koordinasi serta dukungan lintas program dan lintas sektor secara
masif dan terintegrasi.

PUMA
Tujuan Peringatan Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 dan Deteksi Dini PTM :

Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan, keikutsertaan kemampuan masyarakat untuk mencegah faktor risiko
dan mengendalikan Hipertensi dan PTM lainnya
2. Menguatkan kolaborasi terintegrasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian Hipertensi dan PTM lainnya
3. Meningkatkan upaya penggerakan deteksi dini faktor risiko dan penyakit Hipertensi serta PTM
lainnya
4. Akselerasi cakupan deteksi dini faktor risiko PTM
5. Meningkatkan capaian pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia

Sasaran
1. Petugas kesehatan di Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya
2. Pengelola program P2PTM di Dinas Kesehatan
3. Organisasi Profesi
4. Organisasi peduli masalah kesehatan
5. Masyarakat
Landasan Hukum

UU Kesehatan No.36 Tahun 2009


Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standard Pelayanan Minimal
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan PIS-PK
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu

Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Gangguan Penglihatan

dan Gangguan Pendengaran


Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tatakerja Kemenkes RI
Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Tema Hari Hipertensi Sedunia 2022

"MEASURE YOUR BLOOD PRESSURE ACCURATELY, CONTROL IT, LIVE LONGER"


“CEGAH DAN KENDALIKAN HIPERTENSI UNTUK


HIDUP SEHAT LEBIH LAMA”
MAY MEASUREMENT MONTH

BULAN GERAKAN DETEKSI DINI PTM


Peluncuran
Gerakan Deteksi Dini PTM
Waktu pelaksanaan: Mei 2022
Tempat : 3 Lokasi (kick off Gerakan Deteksi Dini PTM )
Kepulauan Riau oleh Menteri Kesehatan tanggal 18 Mei 2022
Kota Depok oleh Wakil Menteri Kesehatan
UPK Kemenkes RI oleh Ibu Ida Rachmawati Budi Gunadi Sadikin
Penyelenggara
Kementerian Kesehatan berkerjasama dengan
Dinas Kesehatan Provinsi,
Kabupaten/Kota,
Puskesmas,

ei'
Dukungan Lintas Sektor lainnya

M
Sasaran Deteksi Dini PTM:
Penduduk usia ≥ 15 tahun keatas
ASN dan Pegawai Perusahaan Swasta
Perempuan usia 30-50 tahun, sudah menikah/ pernah berhubungan
seksual (Deteksi Dini Kanker Leher Rahim)
Gerakan Deteksi Dini PTM
Pentingnya deteksi dini dalam upaya P2PTM diwujudkan menjadi salah satu target Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan yang perlu dicapai, tentu juga diiringi dengan dukungan penguatan promosi kesehatan
dan tatalaksana kasus. Program deteksi dini memiliki sasaran usia 15 tahun ke atas artinya semua penduduk
Indonesia usia 15 tahun keatas wajib mendapatkan deteksi dini minimal 1 kali setahun. Tetapi hal ini belum
berjalan optimal selain karena jumlah sasaran yang sangat besar yang artinya membutuhkan sumber daya
yang juga memadai untuk pencapaian target oleh sebab itu perlu strategi yang tepat untuk mampu menyasar
semua target.

Untuk mendukung pencapaian tersebut Kementerian Kesehatan akan melakukan Bulan Gerakan Deteksi Dini
Bersama sebagai salah satu upaya percepatan deteksi dini. Gerakan deteksi dini ini dimulai pada bulan Mei
dimana gerakan ini sekaligus memperingati Hari Hipertensi Sedunia 2022 yang setiap tahunnya diperingati
pada tanggal 17 Mei.

Gerakan Deteksi Dini dilakukan dengan komitmen bersama pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, lintas
program,organisasi profesi, organisasi masyarakat, swasta dan lintas sektor lainnya dalam upaya
pencegahan penyakit tidak menular (PTM).
Tahapan Kegiatan

Persiapan
Pelaksanaan Bulan Gerakan Deteksi Dini ini dilakukan serempak di 34 provinsi di berbagai titik lokasi yang disiapkan untuk
memberikan dan mendekatkan layanan kepada masyarakat sasaran. Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bersama dengan Puskesmas dan Kader Posbindu perlu melakukan persiapan dan perencanaan
untuk mendukung gerakan ini. Adapun yang perlu dilakukan adalah
Identifikasi sasaran berdasarkan kelompok umur dan lokasi kegiatan.
Identifikasi berapa sarana (Posbindu Kit/alat dan BMHP) yang dibutuhkan
Identifikasi sumber anggaran dan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan (APBD, Dekon, DAK, Lintas Sektor/Mitra (Dana
Desa, Pihak Swasta, Organisasi Profesi, kegiatan pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi dll )
Koordinasi dengan lintas program dan sektor untuk dukungan pelaksanaan kegiatan
Persiapkan form pencatatan dan pelaporan hasil deteksi dini termasuk 'questioner self assessment' identifikasi faktor
risiko yang bisa diisi mandiri oleh sasaran
Persiapkan SDM Pelaksana Deteksi dini (tenaga kesehatan dan kader) yang akan ditugaskan, baik sebagai pelaksana
teknis maupun untuk dukungan pencatatan dan input data ke dalam sistem pencatatan (SI PTM dan
pengembangannya).Perhatikan perbandingan sasaran dengan jumlah SDM
Tentukan titik lokasi layanan bisa di Fasyankes, UKBM, Sekolah, Kampus, Instansi, Komunitas dll
Karena masih dalam situasi pandemi pastikan ketersediaan sarana cuci tangan/hand sanitizer, APD untuk SDM, alat
ukur suhu dan masker cadangan jika sasaran datang tidak menggunakan masker
Buat Rencana Kegiatan/TOR yang dilengkapi waktu pelaksanaan, lokasi pelaksanaan, petugas pelaksana dan
penanggung jawab
Pelaksanaan
Saat Kegiatan

Petugas datang sebelum waktu layanan


Siapkan alat dan bahan serta gunakan APD
Atur alur layanan supaya tidak ada penumpukan massa dan tetap menjaga
jarak
Lakukan layanan deteksi dini sesuai
Arahkan klien untuk segera pulang atau keluar dari area deteksi dini jika
sudah mendapatkan layanan
Lakukan pencatatan menggunakan Aplikasi ASIK

Pasca Kegiatan
Bersihkan alat setelah digunakan dan simpan ketempatnya
Perhatikan pembuangan sampah medis
Bersihkan area/lokasi deteksi dini
Lepas APD dan mencuci tangan sesuai ketentuan
Monitoring dan

evaluasi

Monitoring dan evaluasi diperlukan untuk menjamin program atau kegiatan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan mencapai tujuan. Monev dilakukan dari dua sisi yaitu sisi pelaksanaan kegiatan dan sisi penerima
layanan deteksi dini.

Monitoring evaluasi dari sisi penerima layanan untuk memastikan klien mendapatkan layanan prima, serta
mendapatkan layanan lanjutan/intervensi sesuai dengan kondisi masing-masing berupa pemantauan perubahan
gaya hidup serta rujukan ke fasyankes untuk memastikan diagnosa dan penanganan lebih lanjut
Mendorong gerakan masyarakat untuk menerapkan

perilaku hidup CERDIK

C: Cek memeriksakan tekanan darah di rumah secara berkala (Monitoring Tekanan Darah
Mandiri di rumah)
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin aktivitas fisik
D: Diet sehat dan seimbang dengan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak dalam
menu makan, perbanyak makan sayur dan buah serta minum sesuai anjuran kebutuhan
tubuh.
I: istirahat cukup
K: Kelola stres
Peran Pemerintah dan Multisektor

a. Pemerintah Pusat
Membuat SE ke seluruh Provinsi
Memasang backdrops, spanduk, umbul umbul HHS tahun 2022 di Kementerian Kesehatan pada tanggal 17
Mei 2022
Melaksanakan Media Breifing dengan melibatkan media massa
Melaksanakan talkshow di RRI dan RSK
Melaksanakaan Webinar Kesehatan dengan melibatkan peserta tenaga Kesehatan, organisasi profesi,
organisasi masyarakat akademisi, serta masyarakat peduli Kesehatan.

b. Pemerintah Daerah
Menyediakan dan menyebarluaskan media KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) terkait
pencegahan dan pengendalian penyakit Hipertensi kepada masyarakat melalui media cetak
(poster, spanduk, umbul – umbul) dan media sosial, advokasi/sosialisasi, talkshow serta di radio
atau televisi setempat.
Melakukan Gerakan deteksi faktor risiko PTM, meliputi: pemeriksaan antropometri, pengukuran
tekanan darah, gula darah, pemeriksaan IVA- Sadanis serta pemeriksaan tajam penglihatan dan
tajam pendengaran di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Posyandu, Posbindu PTM dan fasilitas
layanan kesehatan lainnya sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat (misalnya : setiap hari
Jumat).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(RS, Puskesmas, Klinik dan Dokter Praktik Mandiri)
Berperan aktif dalam pemasangan poster KIE tentang pencegahan dan pengendalian penyakit
Hipertensi dan Gerakan Deteksi Dini PTM di Fasyankes (pilihan tema poster terlampir).
Melakukan Deteksi Dini PTM termasuk pengukuran Tekanan Darah kepada setiap pengunjung
Fasyankes.
Melakukan kegiatan penyuluhan tentang Hipertensi dan Deteksi Dini PTM di radio, televisi
daerah dan lain-lain.
Mendorong kesadaran penyandang Hipertensi dan PTM lainnya untuk segera berobat ke Dokter
di Fasyankes. Upayakan agar penyandang Hipertensi dan PTM lainnya tidak putus minum
obat.

Organisasi Profesi
Menjadi pelopor gerakan sosialisasi dan deteksi dini penyakit Hipertensi dan PTM
lainnya
Berperan aktif dalam kegiatan peringatan Hari Hipertensi Sedunia dan Gerakan
Deteksi Dini PTM bersama dengan Pemerintah Daerah, Pihak Swasta, dan Masyarakat.
Berikan konsultasi 'via telemedicine' jika diperlukan.
Organisasi Kemasyarakatan)

Menggerakkan anggota keluarga dan masyarakat melakukan Deteksi Dini PTM termasuk
pengukuran tekanan darah
Memastikan anggota keluarga yang Hipertensi dan menderita PTM lainnya untuk berobat
dan PATUH menjalankan anjuran dokter termasuk tidak putus obat.

APB
BOK D
Pembiayaan DEK su
ON m
lai ber
n

DAK
Sumber pembiayaan untuk mendukung Gerakan Deteksi Dini ini dapat
memanfaatkan dana APBD, Dekon, DAK, BOK, serta dana lain sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Tim Penyusun
Penasehat: dr. Soitawati, M. Epid
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dr. Indri Oktaria Sukmaputri, MPH
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Resti Dwi Hasriani, SKM, MKKK,M.Epid

drg. Anita Sari SM
Pengarah dr. Uswatun Hasanah, M.Epid
dr. Elvieda Sariwati, M. Epid Dian Kurnia Rabbani, SKM, M.Epid
Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian dr. Yoan Hotnida Naomi, M.Sc
Penyakit Tidak Menular dr. Elmi Suryani

Siti Aisyah, S.Si
Penyusun Lili Lusiana Matondang, SKM, M.Si
dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA Hanifah Rogayah, SKM, M.Epid
dr. Aldrin NP, Sp Ak(K), M.Biomed (Onk), MARS. M.Kes, SH Rindu Rachmiati, SKM, M.Epid
dr. Esti Widiastuti, M.ScPH
dr. Frides Susanty, M. Epid
dr. Benget Saragih, M. Epid
Aryanti Natalia, SKM, M.K.M
dr. Nani Rizkiyati, M.Kes
Cicelia Nurteta, SKM, M.Kes
dr. Aries Hamzah, MKM
Ridho Ichsan Syaini, SKM, M.Epid
dr. Sylviana Andinisari, M.Sc

dr. Prihandriyo Sri Hijranti, M.Epid


Kreatif & Perancang Desain :
dr. Tristiyenny Pubianturi, M.Kes
drg. Anita Sari SM
dr. Tiersa Vera Junita, M.Epid

Panduan HHS DDPTM MEI 2022 Edisi : V-14 Rev 5, 20 April 2022

Backdrops Ukuran 4 x 6 Meter

Klik di sini untuk mengunduh : Backdrops Hari Hipertensi Sedunia dan Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM
Umbul Umbul

Ukuran 385 cm x 58 cm : Ukuran 385 cm x 58 cm :

Klik di sini untuk mengunduh :

Umbul-Umbul Hari Hipertensi Sedunia dan Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM

Versi 1; Cegah Hipertensi


Versi 2; Cegah PTM Dengan

Dengan Deteksi Dini PTM Deteksi Dini


Spanduk

Ukuran 90 cm x 580 cm :
Versi 1 Hari Hipertensi Sedunia: Cegah Hipertensi Dengan Deteksi Dini PTM

Ukuran 90 cm x 580 cm : Klik di sini untuk mengunduh :


Versi 2; Cegah PTM Dengan
Spanduk Hari Hipertensi Sedunia dan Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM
Deteksi Dini
Klik di sini untuk mengunduh :

Petunjuk Teknis Deteksi Dini PTM

dan

Tautan KIE DD, Buku Panduan DD, Petunjuk Teknis

DD, Video Sosialisasi DD, Materi Sosialisasi ASIK ,

Unduh ASIK dan lainnya dapat diakses di sini :

https://link.kemkes.go.id/KIEKickOffDDPTMHHS
p2ptm.kemkes.go.id @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesri
Lampiran
Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini PTM

Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan I : Tahapan II :
Wawancara Faktor Risiko PTM
Pengisian Nomor Induk Kependudukan
Wawancara Riwayat Penyakit PTM (Riwayat

(NIK) Diri sendiri dan keluarga) PU


MA
Pengisian data peserta Wawancara dengan instrument PUMA

Tahapan III : Tahapan IV:


Identifikasi faktor risiko PTM dan kasus PTM
Pemeriksaan Gula Darah dan

Edukasi faktor risiko PTM


Tekanan Darah
Tindak lanjut dini /Rujuk jika ditemukan kasus

Pengukuran Antropometri
PTM (Jika Pelaksanaan di UKBM)
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Tatalaksana Kasus Jika Pelaksanaan di

dan Tajam Pendengaran Fasyankes (FKTP atau FKRTL)


Pemeriksaan IVA & SADANIS Pengisian hasil layanan (Pencatatan dan

Pelaporan)

Catatan: tatacara melakukan deteksi dini merujuk pada Buku

(Juknis Posbindu PTM, Juknis Deteksi Dini PTM ... )


Deteksi Dini

Hipertensi
Deteksi Dini Hipertensi

Persiapan dari rumah

Saat pengukuran tekanan darah menggunakan pakaian

yang nyaman
Tidak mengenakan pakaian ketat terutama di bagian

lengan

Tidak menggunakan obat-obatan yang

mengandung stimulan adrenergik seperti fenilefrin

atau pseudoefedrin (misalnya obat flu, obat tetes

mata)

Tidak mengonsumsi kopi maupun merokok,

ataupun melakukan aktivitas olah raga

minimal 30 menit sebelum pemeriksaan


Persiapan Pengukuran Tekanan Darah
Tidak sedang

menahan buang air

Jika baru selesai

kecil atau buang air

beraktivitas, istirahat

besar
dahulu selama 5-10

menit
Gunakan manset

standar sesuai

dengan ukuran

lengan

Kaki tidak menyilang


Pastikan baterai
Telapak kaki rata

cukup daya dan


menyentuh lantai
kalibrasi alat setiap

6-12 bulan
Cara Pengukuran Tekanan Darah Yang Benar Posisi Duduk

Duduk bersandar
Jangan bergerak
Letakkan manset sejajar
Lakukan pengukuran minimal

dengan tenang dan


dan berbicara
dengan posisi jantung 2 kali dengan jeda

selama pengukuran pengukuran 5 menit.


posisi tegak

Pengukuran tambahan hanya

Batas bawah
dilakukan jika dua kali

Lengan baju tidak


manset kira-kira 2
pembacaan pengukuran

dilipat jari di atas lipat


pertama terdapat perbedaan
siku >10 mmHg.

Telapak tangan
Nilai TD ditetapkan dari rerata

menghadap ke atas Lengan dan siku


nilai dua pengukuran terakhir
menempel di meja
Konsultasi ke dokter bila:
Kaki tidak dilipat dan
Perbedaan antar pemeriksaan

telapak kaki menapak


lebih dari 5 mmHg
rata di lantai Tekanan darah anda:
≤ 90/60 mm
≥ 140/90 mmHg
Pengukuran Tekanan Darah di Rumah

CERAMAH : Cek Tekanan Darah Di Rumah


Sebelum pengecekan :
Usahakan tubuh dengan posisi duduk rileks selama 2-5 menit.
Tidak diperkenankan mengonsumsi kopi sebelumnya
Tidak mengonsumsi obat sebelum pengecekan /menggunakan

tetes mata
Tidak sedang menahan buang air kecil

Pengecekan sebaiknya dilakukan 2 - 3 kali dengan jangka

waktu satu menit untuk mendapatkan data variasi

tekanan darah.

Alat ukur tekanan darah yang dianjurkan adalah yang

menggunakan manset dililitkan pada lengan (brachial

blood pressure).

Gunakan alat peragukuran tekanan darah yang sudah

tervalidasi.
Deteksi Dini Obesitas
Obesitas

Obesitas Umum Obesitas Sentral

Pengkategorian
Pengkategorian

berdasarkan
berdasarkan ukuran

perhitungan IMT lingkar perut


Pengukuran tinggi badan

Pengkategorian berdasarkan
Posisi kepala dan bahu

Pasang alat pengukur


perhitungan IMT bagian belakang,

tinggi badan (dapat


lengan, pantat dan

menggunakan pita
tumit menempel pada

meteran, microtoise, dll) dinding tempat pita

meteran terpasang

Minta peserta
Baca angka tinggi

melepaskan alas kaki


badan tepat pada

(sandal/sepatu), topi
bagian atas kepala
(penutup kepala)

Catat hasil pengukuran

Peserta diminta berdiri tegak ke dalam Buku

Monitoring FR PTM.
Pandangan lurus ke depan,

dan tangan dalam posisi

tergantung bebas
Pengukuran Berat Badan
Perhatikan posisi kaki Peserta

Posbindu tepat di tengah alat

timbang, sikap tenang (jangan

Ambil timbangan dari kotak karton dan


bergerak – gerak) dan kepala tidak

keluarkan dari bungkus plastiknya. menunduk (memandang lurus

kedepan)
Letakkan alat timbang pada lantai

yang keras dan datar. Jarum di kaca jendela alat timbang

akan bergerak dan tunggu sampai

Peserta Posbindu yang akan ditimbang


diam/tidak berubah
diminta membuka alas kaki dan jaket

serta mengeluarkan isi kantong yang


Catat angka yang ditunjuk oleh

berat seperti kunci. jarum berhenti dan isikan pada buku

monitoring faktor risiko PTM


Pastikan timbangan pada nilai

pengukuran pada angka “0”. Minta Peserta Posbindu

turun dari alat timbang


Persilahkan peserta naik ke alat

timbang dengan posisi kaki tepat di Untuk menimbang Peserta


Jarum pada alat timbang akan

tengah alat timbang tetapi tidak


Posbindu berikutnya, ulangi
berada pada posisi “0” secara

menutupi jendela baca prosedur dari awal. otomatis


Menghitung IMT
Kategori IMT
Kekurangan berat badan
Sangat
Sangat Kurus
Kurus
tingkat berat < 17,0
Kurus Kekurangan berat badan
tingkat ringan 17,0 - <18,5
Normal 18,5 - 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan
(Overweight) tingkat ringan >25,0 - 27,0
Kelebihan berat badan
Obesitas tingkat berat > 27
PMK 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
Mengukur Lingkar Perut
Tetapkan titik tengah di antara

Jelaskan pada penderita


batas atas dan batas bawah

tujuan pengukuran lingkar


dan tandai sebagai titik tengah

perut dan tindakan apa saja


pengukuran
yang akan dilakukan dalam

pengukuran Minta peserta untuk berdiri tegak

dan bernafas dengan normal

Raba tulang rusuk paling


(ekspirasi normal)
bawah peserta dan tandai
Lakukan pengukuran lingkar perut

sebagai batasatas
dimulai/diambil dari titik tengah

pengukuran kemudian secara sejajar horizontal

melingkari perut kembali menuju ke

titik tengah diawal pengukuran


Raba ujung lengkung tulang

pangkal paha/panggul dan


Apabila peserta mempunyai perut

tandai sebagai batas bawah


yang gendut kebawah, pengukuran

pengukuran mengambil bagian paling buncit lalu

berakhir pada titik tengah lagi. Pita

pengukur tidak boleh melipat


Deteksi Dini Diabetes Melitus
ALAT DAN BAHAN
1. Alat pemeriksa gula darah (Analiyzer)
2. Test Strip gula darah
3. Auto lancet (Autoclick)
4. Jarum khusus/lancet untuk pengukuran gula darah
5. Kapas alkohol
6. Tissue kering
7. Sarung tangan
8. Kotak limbah benda tajam/safety box
9.

Deteksi Dini Diabetes Melitus


CARA PENGGUNAAN JARUM KHUSUS (JARUM PENA)

4. Pasang penutup pena

1. Putar ujung penutup pena ke


dan putar pada posisinya.

angka-angka yang sesuai


Bunyi klik menandakan

dengan tebal tipisnya jari


pena siap digunakan
tangan

5. Tempelkan dan tekan

2. Lepaskan penutup instrumen pena pada ujung jari

tangan

6. Lepaskan penutup dan

3. Masukkan jarum ke dalam pena

lancet yang telah digunakan


putar pelindung penutup pena
Deteksi Dini Diabetes Melitus
Pemeriksaan dengan Glukometer (disesuaikan dengan jenis Glokometer)

1. Masukkan chip yang terdapat


5. Tekan ujung jari ke

pada tabung strips tes ke alat


arah luar
Glukometer 1.

2.

2. Bersihkan ujung jari (jari

manis/jari tengah/telunjuk) dengan


6. Sentuhkan satu/dua tetes

kapas yang telah diberi alkohol 70%,


darah sampai memenuhi

keringkan tengah area/tanda pada strip

1.
tes
3. Masukkan strip tes bila gambar strip
1.

tes telah muncul


1.

4.2.

Tusukkan jarum khusus/lancet pada


7. Baca hasil pemeriksaan

ujung jari secara tegak lurus, cepat dan


glukosa darah yang muncul
tidak terlalu dalam
1.

Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim


Ketentuan:
Untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini dan
tindaklanjut IVA positif dapat dilakukan oleh dokter
dan atau bidan yang memiliki kompetensi baik
melalui pendidikan tinggi maupun pelatihan
Bagi dokter atau bidan yang belum memiliki
kompetensi wajib mengikuti pelatihan yang
terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan atau
organisasi profesi terkait

Pemeriksaan SADANIS dan IVA dapat dilakukan di


luar fasyankes apabila memenuhi persyaratan
SDM dan fasilitas. SDM pelaksana pemeriksaan
SADANIS dan IVA meliputi dokter/ bidan yang
berkompeten dan berwenang serta didukung oleh
fasilitas yang memadai. Fasilitas tersebut minimal
memenuhi unsur kebersihan dan privasi
Pemeriksaan Payudara:

Hal yang perlu di perhatikan pada saat

pemeriksaan payudara adalah untuk

melihat
apakah ada perubahan dalam bentuk

dan ukuran,
bintik-bintik pada kulit, dan keluarnya

cairan dari puting dan pada

pemeriksaan kedua payudara dan

ketiak adalah untuk melihat apakah

terdapat kista atau massa yang

menebal dan berisi cairan (tumor).


Untuk memudahkan pemeriksaan, dapat

menggunakan cairan pelicin seperti minyak

kelapa, baby oil atau lotion.


Persiapan

Katakan bahwa Anda akan memeriksa payudara


seorang perempuan

ini merupakan saat yang tepat apakah ibu


mengetahui adanya perubahan dalam payudaranya
dan apakah ibu secara rutin telah memeriksa
payudara sendiri

Sebelum klien melepaskan pakaian sesuai daerah


yang akan diperiksa, perlu menjelaskan tentang
teknik pemeriksaan
Setelah itu, klien dipersilahkan duduk di meja
periksa dengan kedua lengan di sisi tubuhnya.
Inspeksi Lihatlah bentuk dan ukuran payudara
Perhatikan apakah ada perbedaan bentuk,

ukuran, puting atau kerutan atau lekukan pada

kulit

Walaupun beberapa perbedaan dalam ukuran

payudara bersifat normal, ketidakberaturan atau

perbedaan ukuran dan bentuk dapat

mengindikasikan adanya massa.

Pembengkakan, kehangatan, atau nyeri yang

meningkat pada salah satu atau kedua payudara

dapat berarti adanya infeksi, khususnya jika si

perempuan tersebut sedang menyusui.


Inspeksi
Lihat puting susu dan

perhatikan ukuran dan

bentuknya serta arah jatuhnya

(misalnya apakah kedua

payudara menggantung secara

seimbang?).
Periksa juga apakah terdapat

ruam atau nyeri pada kulit dan

apakah keluar cairan dari puting

Minta ibu/klien untuk


Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk

mengangkat kedua tangan ke


dan simetri, lekukan puting atau kulit

atas kepala kemudian


payudara dan lihat apakah ada kelainan.

menekan kedua tangan di


(Kedua posisi tersebut juga dapat terlihat

pinggang untuk
jeruk atau lekukan pada kulit jika ada.)

mengencangkan otot dadanya


Kemudian minta klien untuk

(m.pectoral/otot pektoralis) membungkukkan badannya ke depan

untuk melihat apakah kedua payudara

tergantung secara seimbang


Gambar 3a. b dan c
Tampilan Payudara (kiri ke kanan); lengan ke atas; Tangan

di Pinggang; dan Membungkuk


Palpasi
Minta klien untuk berbaring di meja periksa

Gunakan permukaan tiga jari tengah Anda lakukan

Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung

palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral.

pada sisi yang akan diperiksa akan membuat jaringan


Mulai pada sisi terluar payudara.
ikat payudara menyebar, sehingga dapat membantu
Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada

pemeriksaan payudara tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan

Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien secara bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju

Letakkan lengan kanan ibu ke atas kepala. Perhatikan


areola. Lanjutkan sampai semua bagian selesai

payudaranya untuk melihat apakah tampak sama


diperiksa.
dengan payudara sebelah kiri dan apakah terdapat
Perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri

lipatan atau lekukan (tenderness).


Teknik Spiral untuk Pemeriksaan Payudara

Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk,

tekan puting payudara dengan lembut (Gambar

5). Lihat apakah keluar cairan: bening, keruh,

atau berdarah.

Cairan keruh atau berdarah yang keluar dari

puting harus ditulis dalam catatan ibu/klien.

Walaupun cairan keruh dari salah satu atau

kedua payudara dianggap normal sampai

selama 1 tahun setelah melahirkan atau

berhenti menyusui, hal tersebut jarang

disebabkan karena kanker, infeksi, tumor,

atau kista jinak.


Ulangi langkah tersebut pada

payudara sebelah kiri


Jika ada keraguan tentang temuan

(misalnya apakah terdapat benjolan)

ulangi langkah-langkah, ibu duduk

dengan kedua lengan di sisi badannya


Untuk mempalpasi bagian pangkal

payudara, minta ibu duduk dan

mengangkat lengan kirinya setinggi

bahu. Bila perlu, minta ibu

meletakkan tangannya di bahu Anda.

Tekan sisi luar dari otot pektoralis

sambil bertahap menggerakkan jari-

jari ke pangkal ketiak untuk

memeriksa apakah terdapat

pembesaran kelenjar getah bening

(lymph nodes) atau kekenyalan


Penting untuk melakukan palpasi

pada pangkal payudara karena disini

biasanya terdapat kanker.


Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

Deteksi dini kanker leher rahim adalah pemeriksaan

leher rahim secara visual yang dilakukan oleh bidan

dan dokter terlatih menggunakan asam asetat yang

sudah di encerkan, berarti melihat leher rahim dengan

mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas

setelah pengolesan asam asetat 3-5%. Daerah yang

tidak normal akan berubah warna dengan batas yang

tegas menjadi putih (acetowhite), yang

mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki

lesi prakanker.
Alat dan Bahan

Alat
Keterangan

1. Bed pemeriksaan/ Bed

1. Untuk menjaga privasi klien


Ginekologi/ Meja Biasa
2. Berbagai ukuran S/M/L
2. Sekat pembatas
3. Wadah tempat asam cuka/ asam

3. Spekulum steril (stainless ) atau

asetat dan air DTT (khusus untuk

spekulum plastik disposible


asam asetat dengan bahan plastik

4. Sumber cahaya (Lampu sorot/

dengan penutup)
senter/ lampu kepala untuk

4. Wadah untuk spekulum bekas

pemeriksaan)
pakai, larutan klorin, dan laruran

5. Mangkok plastik
detergen
6. Ember
5. Jika tidak ada dapat

7. Wastafel atau sumber air

menggunakan larutan antiseptik


mengalir
6. Himbauan untuk membawa

8. Tempat sampah kedap air


sarung masing-masing agar lebih

9. Kain penutup atau sarung,


nyaman.
10. Formulir berkarbonisasi & rujukan
Alat dan Bahan
Bahan Habis Pakai

1. Larutan asam asetat 3-5%


2. Air DTT
3. Kapas lidi
4. Jelly (jika memungkinkan)
5. Pelumas/ lotion (minyak kelapa/ baby

oil)
6. Sarung tangan disposible
7. Larutan asam cuka / asam asetat 3-5 %
8. Larutan klorin 0,5%
9. Larutan detergen
10. Sabun dan air mengalir / larutan

antiseptik
Tahapan Pemeriksaan

1. Memastikan identitas, memeriksa status dan

kelengkapan klien
2. Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari
pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang

sudah disediakan
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi
4. Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
5. Gunakan sarung tangan
6. Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT
7. Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga

jelas terlihat
Tahapan Pemeriksaan

Bersihkan serviks dari cairan , darah, dan sekret dengan kapas lidi

bersih
1. Periksa serviks sesuai langkah-langkah berikut :
2. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak : Jika ya, klien dirujuk,

pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika tidak dicurigai kanker,

identifikasi Sambungan Skuamo kolumnar (SSK).


3. Jika SSK tidak tampak, maka :.Klien disarankan untuk melakukan

pemeriksaan pap smear.


4. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi

yang sudah dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh

permukaan serviks
5. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak

putih ( acetowhite epithelium/IVA Positif) atau tidak (IVA negatif)


6. Catat hasil temuan, Jika IVA negatif, jelaskan kepada klien kapan

harus kembali untuk mengulangi pemeriksan IVA. Jika IVA positif,

tentukan metode terapi tindak lanjut yang akan dilakukan.


Tahapan Pemeriksaan

Bersihkan servik dengan kapas lidi yang

dicelupkan ke dalam air DTT


Keluarkan spekulum
Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali

pakai lainnya ke dalam container ( tempat

sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk

alat-alat yang dapat digunakan kembali,

rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit untuk dekontaminasi


Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan

harus melakukan pemeriksaan lagi, serta

rencana terapi tindak lanjut jika diperlukan


Penatalaksanaan IVA Positif

Bila ditemukan IVA Positif dan memenuhi

syarat untuk krioterapi, dilakukan krioterapi

oleh dokter umum di FKTP.


Jika tidak memenuhi syarat krioterapi , klien
dirujuk untuk mendapatkan alternatif tindak

lanjut seperti elektrokauterisasi atau eksisi

LEEP/LLETZ di FKRTL yang dilakukan oleh

dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau

konsultan onkologi ginekologi


Deteksi Dini Gangguan Indera
DETEKSI DINI MANDIRI DI RUMAH
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Dilakukan dengan Metode Hitung Jari

1. POSISI PEMERIKSAAN 2. HITUNG JARI


Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan,

Posisi orang yang akan diperiksa


mata kiri ditutup dengan telapak tangan,

dengan pemeriksa berhadapan kemudian lanjutkan pemeriksaan yang

Ambil jarak dengan berjalan 20


sama pada mata kiri.
Langkah normal orang dewasa atau
Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa

6 meter dari orang yang akan


harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau

diperiksa. lebih rendah


Langkah kaki biasa normal orang
Mata diperiksa secara bergantian dengan

dewasa, tidak berlari atau melompat


menutup salah satu mata yang tidak

saat melangkah diperiksa


Pemeriksaan dilakukan di tempat
Mata ditutup dengan telapak tangan (agar

yang terang atau dengan


tidak mengintip dari sela jari tangan) dan

pencahayaan yang bagus tidak boleh menekan bola mata


Baik pemeriksa maupun yang akan
Jari tangan pemeriksa saat melakukan

diperiksa tidak boleh berada pada


pemeriksaan hitung jari tidak boleh

sorotan lampu (agar tidak kesulitan


berurutan
dalam melihat)
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Dilakukan dengan metode Hitung Jari

4. TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN
Apabila keluarga

Pemeriksaan dilakukan pada masing-


ditemukan memiliki

masing mata gangguan penglihatan,


Hitung jawaban BENAR pada masing-
antar ke fasilitas

masing mata kesehatan, optik atau

Hasil pemeriksaan NORMAL atau tidak


dokter mata.
ada gangguan penglihatan jika menjawab
Pada tempat tersebut

jumlah jari BENAR sebanyak 3 kali


akan dilakukan

berturut-turut pemeriksaan kembali

Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari


untuk mengetahui apakah

terdapat jawaban salah, maka dicurigai


memang terdapat

ada gangguan penglihatan. gangguan penglihatan

atau tidak.
DETEKSI DINI MANDIRI DI RUMAH sapu ... becak ...

sikat ... muka ...


PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
Dilakukan dengan Tes Berbisik Modifikasi
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan

Posisi pemeriksa berada


sekitar tidak terlalu bising
setengah meter di belakang

orang yang akan diperiksa. Pada telinga yang tidak diperiksa,

dilakukan masking yaitu menekan

Pemeriksaan dimulai pada


bagian tragus (bagian menonjol

telinga kanan terlebih dahulu.


dari telinga bagian depan yang
Posisi kepala pemeriksa
dekat dengan pipi) kemudian

menggesek-gesek sehingga timbul

menjauh dari telinga yang

cm
bunyi.
diperiksa.

50
Pemeriksa membisikkan kata-
Kata-kata yang dibisikkan harus

kata yang terdiri dari dua suku


mengandung huruf lunak yang terdiri dari

kata dan meminta orang yang


frekuensi rendah dan huruf desis yang

terdiri dari frekuensi tinggi (sapu, becak,

diperiksa untuk mengulang

mata, sikat, muka, susu, kaca)


kembali kata-kata tersebut.
DETEKSI DINI MANDIRI DI RUMAH

PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN


Dilakukan dengan Tes Berbisik Modifikasi

Bila kata-kata yang dapat

diulang lebih dari 80%, maka

Pemeriksaan diulang pada dinyatakan lulus dari

telinga kiri dengan pemeriksaan.


langkah-langkah yang Bila kata-kata yang dapat

sama. Pemeriksaan pada diulang kurang dari 80%,

telinga sebelah kiri, maka maka dinyatakan tidak lulus

telinga kanan dilakukan dan disarankan untuk

melakukan pemeriksaan lebih

masking.
lanjut menggunakan

Catat hasil pemeriksaan


audiometri.
telinga kanan dan kiri
Segera bawa ke fasilitas

pelayanan kesehatan untuk

diperiksa kembali

pendengarannya lebih lanjut.


DETEKSI DINI DI UKBM/INSTITUSI/KOMUNITAS

PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN


Dapat dilakukan dengan metode Hitung Jari atau menggunakan E-Tumbling

1. Tujuan pemeriksaan untuk mengukur ketajaman penglihatan

seseorang dari jarak 6 meter.


2. Ketajaman penglihatan diukur dengan “E” Snellen optotypes

ukuran 12 (VA 6/12), 18 (VA 6/18) dan 60 (VA 6/60). Ukuran 60

juga dapat digunakan pada jarak 3 meter dan 1 meter untuk

mengukur VA 3/60 dan VA 1/60.

PERSIAPAN LOKASI
1. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang atau dengan
pencahayaan yang bagus. Diutamakan pada siang hari di

ruang terbuka.
2. Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh

berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam

melihat).
DETEKSI DINI DI UKBM/INSTITUSI/KOMUNITAS
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Dapat dilakukan dengan metode Hitung Jari atau menggunakan E-Tumbling

Persiapan Alat Dan Bahan Pemeriksaan


Alat yang diperlukan berupa Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari :
Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E
Occluder atau penutup mata dengan pinhole fleksibel
Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di kedua ujungnya

dan penanda pada 1 meter & 3 meter

Tahapan Pemeriksaan
Berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan serta cara penggunaan

occlude atau penutup mata dan pinhole pada orang yang diperiksa,

selanjutnya disebut sebagai klien.


Klien diminta untuk menyebutkan/menunjuk arah kaki huruf E yang terlihat

(arah ke atas, ke bawah, kanan, atau kiri). Dapat dijawab dengan isyarat

arah tangan sesuai arah kaki huruf E.


Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda, klien

melakukan hal yang sama dengan cincin di ujung pita lainnya.


DETEKSI DINI DI UKBM/INSTITUSI/KOMUNITAS
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

LANGKAH – LANGKAH PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN


Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter.

MENGGUNAKAN E-TUMBLING Klien diminta untuk menunjukkan arah kaki

E, dimulai dari huruf E yang paling besar

terlebih dahulu. Tekniknya adalah pemeriksa

Pemeriksaan dimulai dari mata


memutar-mutar optotype atau kartu E

kanan tanpa menggunakan


untuk mengubah arah kaki huruf E. Rotasi ini

pinhole, dengan mata kiri tertutup


harus dalam berbagai arah untuk

occluder. Upayakan mata klien


menghindari klien menghafal jawaban.
tidak tertekan.
Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila

Ketika tes dilakukan upayakan mata


jawaban benar semua maka dilanjutkan

klien tidak memicing saat huruf tidak


pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang

terlihat. Sarankan untuk mengedipkan


lebih kecil. Apabila terdapat kesalahan saat

mata sebentar dengan tujuan


menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai

membasahi mata, karena kemungkinan


dengan 5 kali.
mata kering sehingga pandangan kabur.
Kriteria tajam penglihatan dinilai dari 4

jawaban berturut-turut yang benar, atau

benar 4 dari 5 pemeriksaan.


DETEKSI DINI DI UKBM/INSTITUSI/KOMUNITAS
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
LANGKAH – LANGKAH PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

MENGGUNAKAN E-TUMBLING
Apabila klien tidak dapat menjawab benar

minimal 4 kali dari 5 tes yang diberikan,


Setelah selesai dilakukan

catat di kartu pemeriksaan untuk hasil


pemeriksaan pada mata kanan,

pemeriksaan terakhir, misalkan pada jarak 6


lakukan pemeriksaan dengan

meter ditulis 6/60 (untuk huruf yang paling


tahapan yang sama untuk mata

besar), 6/18 (untuk huruf ukuran sedang),


kiri.
atau 6/12 (untuk huruf ukuran paling kecil).
Apabila ditemukan hasil

pemeriksaan 6/60 baik pada salah

satu maupun kedua mata,

Mata dengan tajam penglihatan 6/12 atau lebih baik, maka klien tidak
disarankan agar dirujuk ke fasilitas

perlu diperiksa menggunakan pinhole. Setiap mata dengan tajam


pelayanan kesehatan untuk

penglihatan kurang dari 6/12 harus diperiksa untuk ketajaman dengan


penegakan diagnosa. Angka 6/60

menggunakan pinhole sampai diperoleh visus terbaik. Jika orang


menunjukkan indikasi adanya

tersebut memakai kacamata, tempatkan pinhole di depan kacamata.


gangguan penglihatan.
Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
Deteksi Dini Faktor Risiko Merokok

Merokok adalah faktor risiko PTM salah satunya Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).

Deteksi dini dapat dilakukan secara self assesment di rumah atau wawancara oleh petugas.

NO Pertanyaan Jawaban
1 = Tidak merokok
1 Apakah Anda merokok dalam 1 bulan terakhir? 2 = Ya, setiap hari
3 = Ya, tidak setiap hari

Apakah Anda terpapar asap rokok dalam 1 bulan terakhir? 1 = Tidak merokok
2 Terpapar asap rokok di rumah, kantor, angkutan umum, 2 = Ya, setiap hari
atau tempat umum lainnya. 3 = Ya, tidak setiap hari

Berapa rata-rata jumlah rokok yang Anda konsumsi setiap hari?


3 Diisi berdasarkan rata-rata jumlah batang rokok yang konsumsi ................ Batang
pada hari-hari biasa (bukan saat bulan puasa saja)

4 Sudah berapa lama Anda merokok? Diisi dalam tahun ................. Tahun
Deteksi Dini PPOK di UKBM

Merokok adalah faktor risiko PTM salah satunya

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Deteksi dini

dapat dilakukan secara self assesment di rumah atau

wawancara oleh petugas.


Wawancara risiko PPOK dilakukan pada

peserta usia > 40 tahun


Wawancara menggunakan kuesioner PUMA

dapat dilakukan oleh Tenaga Kesehatan

atau Kader Kesehatan


Kuesioner PUMA terdiri dari 7 pertanyaan

dan masing-masing jawaban dari

pertanyaan memiliki nilai (skor) yang akan

diakumulasikan
Jika hasil wawancara didapatkan skor > 7

maka peserta dirujuk ke FKTP untuk

melakukan pemeriksaan uji fungsi paru

menggunakan Spirometri untuk penegakan

diagnosis
Kuesioner PUMA
NO Pertanyaan Jawaban

☐ 0 : Perempuan
1 Perempuan atau Laki - Laki
☐ 1 : Laki - laki

☐ 0: 40 – 49 tahun
2 Usia dalam tahun ☐ 1: 50 – 59 tahun
☐ 2: > 60 tahun
Merokok
ApakahAnda pernah merokok?
Tidak merokok, jika merokok kurang dari 20 bungkus selama hidup atau kurang dari 1 rokok/

hari dalam 1 tahun


Merokok : ☐ 0: Tidak
- Rata-rata jumlahrokok/hari = __ batang ☐ 0 :< 20 pack years
-Lama merokokdalamtahun = __ tahun ☐ 1: 20 – 30 pack years
3
Hitung Pack year = lama merokok dalam tahun x jumlah rokok per hari ☐ 2: > 30 pack years
20
Contoh :
Jumlah merokok/hari = 15 batang
Lama merokok = 20 tahun
Pack years = 15 x 20 = 300,kemudian dibagi 20 = 15 bungkus tahun
Pilih TIDAK, karena konsumsi rokok kurang dari 20 bungkus per tahun
Kuesioner PUMA
NO Pertanyaan Jawaban

Apakah Anda pernah merasa napas pendek ketika Anda berjalan lebih cepat pada jalan ☐ 0: Tidak
4
yang datar atau pada jalan yang sedikit menanjak? ☐ 1: Ya

Apakah Anda biasanya mempunyai dahak yang berasal dari paru atau kesulitan ☐ 0: Tidak
5
mengeluarkan dahak saat Anda sedang tidak menderita flu? ☐ 1: Ya
☐ 0: Tidak
6 Apakah Anda biasanya batuk saat Anda sedang tidak menderita flu?
☐ 1: Ya
Apakah Dokter atau tenaga medis lainnya pernah meminta Anda untuk melakukan
☐ 0: Tidak
7 pemeriksaan fungsi paru menggunakan alat spirometri atau peak flow meter (meniup ke
☐ 1: Ya
dalam suatu alat) ?


TOTAL
Sumber : Adaptasi Prevalence Study and Regular Practice, Diagnosis and Treatment, Among General Practitioners

in Populations at Risk of COPD in Latin America (PUMA), 2019

Interpretasi :
Skor < 7 : Edukasi gaya hidup sehat dan kunjungan rutin
Skor > 7 : Risiko PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
Pencatatan dan Pelaporan

PENCATATAN

Pencatatan Deteksi Dini PTM menggunakan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK)


1. Download melalui Google Playstore
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.dto.sehatindonesiaku
2. Lakukan registrasi
3. Cara melakukan Pencatatan Deteksi Dini dapat dilihat pada Youtube Direktorat
P2PTM Kemenkes RI https://youtu.be/H_QgzXU8BFs
4. Login Dashboard : Login dashboard https://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/login
5. Akses akun dashboard https://link.kemkes.go.id/AksesDashboardASIK
SURAT EDARAN DALAM RANGKA HHS TAHUN 2022
SEKALIGUS LAUNCHING GERAKAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM

Yang Terhormat :

1. Para Gubernur
2. Para Bupati/ Walikota
3. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota
4. Para Direktur/ Kepala Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RumahSakit, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Puskesmas,

dan Klinik)
5. Para Ketua Perhimpunan Organisasi Profesi
6. Para Ketua Organisasi Peduli Masalah Kesehatan
7. Masyarakat

di Seluruh Indonesia HK.02.01/V/ /2022


TENTANG
PERINGATAN HARI HIPERTENSI SEDUNIA DAN
GERAKAN DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2022

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 di Indonesia menunjukkan bahwa satu dari tiga penduduk usia ≥18 tahun mempunyai tekanan
darah tinggi (hipertensi). Keadaan ini meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang lebih berat, seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal
jantung, gagal ginjal, dan glaukoma, yang berakibat pada tingginya pembiayaan Kesehatan.

Hari Hipertensi Sedunia diperingati tanggal 17 Mei setiap tahunnya, dan pada tahun 2022 mengangkat tema global “Measure Your Blood Pressure
Accurately, Control It, Live Longer”. Tema global ini kemudian diterjemahkan menjadi tema nasional “Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup
Sehat Lebih Lama”. Peringatan Hari Hipertensi Sedunia (HHS) tahun 2022 merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
melakukan pencegahan terjadinya
Hipertensi serta memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan hipertensi serta komplikasinya.Upayatersebutmemerlukan kerja sama dan
koordinasi serta dukungan lintas program dan lintas sektor secara masif dan terintegrasi.

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memperkuat jejaring dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan pengendalian
hipertensi melalui dukungan pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan,instansi dan organisasi kemasyarakatan terkait.

Berdasarkan hal diatas bersama ini kami menghimbau dan mengajak semua pihak untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan peringatan Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 dengan cara penyebarluasan informasi dan edukasi melalui media sosial,
talkshow radio/ TV setempat, pemasangan spanduk/ poster terkait pentingnya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, baik secara mandiri
maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Melakukan Gerakan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM dimulai pada tanggal 17 Mei 2022, meliputi pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula
darah, pemeriksaan IVA Sadanis serta pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran. Memberikan himbauan kepada penderita hipertensi dan atau
Diabetes Melitus untuk melakukan deteksi dini komplikasi melalui pemeriksaan Elektrokardiografi, Profil kolesterol darah dan pemeriksaan HBA1C khusus
penderita diabetes melitus secara mandiri.
3. Deteksi dini dapat dilakukan di tempat kerja, tempat-tempat umum, fasilitas kesehatan tingkat pertama serta jejaringnya (Puskesmas Pembantu, Posyandu,
Posbindu PTM) institusi, dan di fasilitas layanan kesehatan lainnya dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan
4. Dalam melaksanakan kegiatan peringatan Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 agar mengacu pada Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Hipertensi Sedunia
Tahun 2022 yang ditetapkan

Demikian surat edaran ini kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal,19 April 2022
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS

Tembusan:
Sekretaris Jenderal
Tautan KIE, Buku Panduan, Petunjuk Teknis, Video

Sosialisasi, Materi , Unduh ASIK dan lainnya dapat

diakses di sini :

https://link.kemkes.go.id/KIEKickOffDDPTMHHS

Tautan Kick Off Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM


tanggal 18 Mei 2022, pukul 09.00

https://youtu.be/yHZdlqLZkbQ

Anda mungkin juga menyukai