Tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Hipertensi Sedunia, dimana setiap tahunnya diperingati untuk meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya mencegah terjadinya hipertensi dan bahaya yang ditimbulkanya, sehingga setiap
individu diharapkan secara rutin memeriksakan tekanan darahnya. Tema global Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 adalah:
“Measure Your Blood Pressure: Control it, Live Longer”. Sejalan dengan tema global, tema nasional Hari Hipertensi Sedunia
Tahun 2022 Indonesia: “Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup Sehat Lebih Lama”.
Peringatan Hari Hipertensi Sedunia, merupakan momentum yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya terkait
dengan penyakit penyerta yang rentan terinfeksi Covid-19, melalui serangkaian kegiatan seperti advokasi/sosialisasi, Gerakan
deteksi dini faktor risiko PTM pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula darah, pemeriksaan IVA-Sadanis
pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran serta deteksi dini Penyakit Paru Paru Obstuktif Kronik (PPOK).
Dari sisi penyedia layanan, Peringatan Hari Hipertensi Sedunia 2022 merupakan momentum untuk menguatkan pelayanan
kesehatan terutama tatalaksana penyakit yang menjadi komorbid sekaligus sebagai upaya dalam mendukung capaian SPM dan PIS-
PK. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan seluruh rangkaian kegiatan ini dapat dilaksanakan dan dikolaborasikan dengan kuat
antara pemerintah, swasta, organisasi profesi, dan masyarakat, sehingga kita dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian
akibat PTM, khususnya akibat Hipertensi.
Mari lakukan bersama.
Salam Sehat,
Jakarta, April 2022
Direktur Jenderal
ttd.
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, karena menjadi
penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu,
diketahui bahwa PTM merupakan komorbid yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19.
Salah satu PTM yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi, berdasarkan data Riskesdas 2018
diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang hipertensi (34,1%). Hipertensi dikenal sebagai "silent killer"
karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi
bahkan kematian. Hal ini disebabkan karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada lambatnya
penanganan. Oleh karena itu deteksi dini menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan
penanggulangan PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran keikutsertaan masyarakat untuk melakukan deteksi dini, maka pada
peringatan Hari Hipertensi Sedunia tahun 2022 yang diperingati pada tanggal 17 Mei, akan diselenggarakan
kampanye kesehatan berupa penyebarluasan informasi dan edukasi tentang Hipertensi dan PTM lainnya serta
penguatan kegiatan Gerakan Deteksi Dini secara masif dan serentak di seluruh Indonesia.
Latar
Gerakan deteksi dini PTM dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat capaian indikator Standar Pelayanan
Belakang Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota yang ditargetkan pada tahun 2022 mencapai sekitar 90
juta orang. Gerakan ini meliputi pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula darah, pemeriksaan
IVA dan Sadanis serta pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran serta penyakit paru obstruktif
kronik.
Diharapkan Peringatan Hari Hipertensi Sedunia (HHS) tahun 2022 merupakan momentum bagi kita semua untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan terjadinya Hipertensi dan PTM lainnya serta
memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan dan pencegahan terjadinya komplikasi.
Upaya tersebut memerlukan kerja sama dan koordinasi serta dukungan lintas program dan lintas sektor secara
masif dan terintegrasi.
PUMA
Tujuan Peringatan Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 dan Deteksi Dini PTM :
Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan, keikutsertaan kemampuan masyarakat untuk mencegah faktor risiko
dan mengendalikan Hipertensi dan PTM lainnya
2. Menguatkan kolaborasi terintegrasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian Hipertensi dan PTM lainnya
3. Meningkatkan upaya penggerakan deteksi dini faktor risiko dan penyakit Hipertensi serta PTM
lainnya
4. Akselerasi cakupan deteksi dini faktor risiko PTM
5. Meningkatkan capaian pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia
Sasaran
1. Petugas kesehatan di Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya
2. Pengelola program P2PTM di Dinas Kesehatan
3. Organisasi Profesi
4. Organisasi peduli masalah kesehatan
5. Masyarakat
Landasan Hukum
ei'
Dukungan Lintas Sektor lainnya
M
Sasaran Deteksi Dini PTM:
Penduduk usia ≥ 15 tahun keatas
ASN dan Pegawai Perusahaan Swasta
Perempuan usia 30-50 tahun, sudah menikah/ pernah berhubungan
seksual (Deteksi Dini Kanker Leher Rahim)
Gerakan Deteksi Dini PTM
Pentingnya deteksi dini dalam upaya P2PTM diwujudkan menjadi salah satu target Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan yang perlu dicapai, tentu juga diiringi dengan dukungan penguatan promosi kesehatan
dan tatalaksana kasus. Program deteksi dini memiliki sasaran usia 15 tahun ke atas artinya semua penduduk
Indonesia usia 15 tahun keatas wajib mendapatkan deteksi dini minimal 1 kali setahun. Tetapi hal ini belum
berjalan optimal selain karena jumlah sasaran yang sangat besar yang artinya membutuhkan sumber daya
yang juga memadai untuk pencapaian target oleh sebab itu perlu strategi yang tepat untuk mampu menyasar
semua target.
Untuk mendukung pencapaian tersebut Kementerian Kesehatan akan melakukan Bulan Gerakan Deteksi Dini
Bersama sebagai salah satu upaya percepatan deteksi dini. Gerakan deteksi dini ini dimulai pada bulan Mei
dimana gerakan ini sekaligus memperingati Hari Hipertensi Sedunia 2022 yang setiap tahunnya diperingati
pada tanggal 17 Mei.
Gerakan Deteksi Dini dilakukan dengan komitmen bersama pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, lintas
program,organisasi profesi, organisasi masyarakat, swasta dan lintas sektor lainnya dalam upaya
pencegahan penyakit tidak menular (PTM).
Tahapan Kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan Bulan Gerakan Deteksi Dini ini dilakukan serempak di 34 provinsi di berbagai titik lokasi yang disiapkan untuk
memberikan dan mendekatkan layanan kepada masyarakat sasaran. Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bersama dengan Puskesmas dan Kader Posbindu perlu melakukan persiapan dan perencanaan
untuk mendukung gerakan ini. Adapun yang perlu dilakukan adalah
Identifikasi sasaran berdasarkan kelompok umur dan lokasi kegiatan.
Identifikasi berapa sarana (Posbindu Kit/alat dan BMHP) yang dibutuhkan
Identifikasi sumber anggaran dan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan (APBD, Dekon, DAK, Lintas Sektor/Mitra (Dana
Desa, Pihak Swasta, Organisasi Profesi, kegiatan pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi dll )
Koordinasi dengan lintas program dan sektor untuk dukungan pelaksanaan kegiatan
Persiapkan form pencatatan dan pelaporan hasil deteksi dini termasuk 'questioner self assessment' identifikasi faktor
risiko yang bisa diisi mandiri oleh sasaran
Persiapkan SDM Pelaksana Deteksi dini (tenaga kesehatan dan kader) yang akan ditugaskan, baik sebagai pelaksana
teknis maupun untuk dukungan pencatatan dan input data ke dalam sistem pencatatan (SI PTM dan
pengembangannya).Perhatikan perbandingan sasaran dengan jumlah SDM
Tentukan titik lokasi layanan bisa di Fasyankes, UKBM, Sekolah, Kampus, Instansi, Komunitas dll
Karena masih dalam situasi pandemi pastikan ketersediaan sarana cuci tangan/hand sanitizer, APD untuk SDM, alat
ukur suhu dan masker cadangan jika sasaran datang tidak menggunakan masker
Buat Rencana Kegiatan/TOR yang dilengkapi waktu pelaksanaan, lokasi pelaksanaan, petugas pelaksana dan
penanggung jawab
Pelaksanaan
Saat Kegiatan
Pasca Kegiatan
Bersihkan alat setelah digunakan dan simpan ketempatnya
Perhatikan pembuangan sampah medis
Bersihkan area/lokasi deteksi dini
Lepas APD dan mencuci tangan sesuai ketentuan
Monitoring dan
evaluasi
Monitoring dan evaluasi diperlukan untuk menjamin program atau kegiatan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan mencapai tujuan. Monev dilakukan dari dua sisi yaitu sisi pelaksanaan kegiatan dan sisi penerima
layanan deteksi dini.
Monitoring evaluasi dari sisi penerima layanan untuk memastikan klien mendapatkan layanan prima, serta
mendapatkan layanan lanjutan/intervensi sesuai dengan kondisi masing-masing berupa pemantauan perubahan
gaya hidup serta rujukan ke fasyankes untuk memastikan diagnosa dan penanganan lebih lanjut
Mendorong gerakan masyarakat untuk menerapkan
C: Cek memeriksakan tekanan darah di rumah secara berkala (Monitoring Tekanan Darah
Mandiri di rumah)
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin aktivitas fisik
D: Diet sehat dan seimbang dengan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak dalam
menu makan, perbanyak makan sayur dan buah serta minum sesuai anjuran kebutuhan
tubuh.
I: istirahat cukup
K: Kelola stres
Peran Pemerintah dan Multisektor
a. Pemerintah Pusat
Membuat SE ke seluruh Provinsi
Memasang backdrops, spanduk, umbul umbul HHS tahun 2022 di Kementerian Kesehatan pada tanggal 17
Mei 2022
Melaksanakan Media Breifing dengan melibatkan media massa
Melaksanakan talkshow di RRI dan RSK
Melaksanakaan Webinar Kesehatan dengan melibatkan peserta tenaga Kesehatan, organisasi profesi,
organisasi masyarakat akademisi, serta masyarakat peduli Kesehatan.
b. Pemerintah Daerah
Menyediakan dan menyebarluaskan media KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) terkait
pencegahan dan pengendalian penyakit Hipertensi kepada masyarakat melalui media cetak
(poster, spanduk, umbul – umbul) dan media sosial, advokasi/sosialisasi, talkshow serta di radio
atau televisi setempat.
Melakukan Gerakan deteksi faktor risiko PTM, meliputi: pemeriksaan antropometri, pengukuran
tekanan darah, gula darah, pemeriksaan IVA- Sadanis serta pemeriksaan tajam penglihatan dan
tajam pendengaran di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Posyandu, Posbindu PTM dan fasilitas
layanan kesehatan lainnya sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat (misalnya : setiap hari
Jumat).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(RS, Puskesmas, Klinik dan Dokter Praktik Mandiri)
Berperan aktif dalam pemasangan poster KIE tentang pencegahan dan pengendalian penyakit
Hipertensi dan Gerakan Deteksi Dini PTM di Fasyankes (pilihan tema poster terlampir).
Melakukan Deteksi Dini PTM termasuk pengukuran Tekanan Darah kepada setiap pengunjung
Fasyankes.
Melakukan kegiatan penyuluhan tentang Hipertensi dan Deteksi Dini PTM di radio, televisi
daerah dan lain-lain.
Mendorong kesadaran penyandang Hipertensi dan PTM lainnya untuk segera berobat ke Dokter
di Fasyankes. Upayakan agar penyandang Hipertensi dan PTM lainnya tidak putus minum
obat.
Organisasi Profesi
Menjadi pelopor gerakan sosialisasi dan deteksi dini penyakit Hipertensi dan PTM
lainnya
Berperan aktif dalam kegiatan peringatan Hari Hipertensi Sedunia dan Gerakan
Deteksi Dini PTM bersama dengan Pemerintah Daerah, Pihak Swasta, dan Masyarakat.
Berikan konsultasi 'via telemedicine' jika diperlukan.
Organisasi Kemasyarakatan)
Menggerakkan anggota keluarga dan masyarakat melakukan Deteksi Dini PTM termasuk
pengukuran tekanan darah
Memastikan anggota keluarga yang Hipertensi dan menderita PTM lainnya untuk berobat
dan PATUH menjalankan anjuran dokter termasuk tidak putus obat.
APB
BOK D
Pembiayaan DEK su
ON m
lai ber
n
DAK
Sumber pembiayaan untuk mendukung Gerakan Deteksi Dini ini dapat
memanfaatkan dana APBD, Dekon, DAK, BOK, serta dana lain sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Tim Penyusun
Penasehat: dr. Soitawati, M. Epid
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dr. Indri Oktaria Sukmaputri, MPH
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Resti Dwi Hasriani, SKM, MKKK,M.Epid
drg. Anita Sari SM
Pengarah dr. Uswatun Hasanah, M.Epid
dr. Elvieda Sariwati, M. Epid Dian Kurnia Rabbani, SKM, M.Epid
Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian dr. Yoan Hotnida Naomi, M.Sc
Penyakit Tidak Menular dr. Elmi Suryani
Siti Aisyah, S.Si
Penyusun Lili Lusiana Matondang, SKM, M.Si
dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA Hanifah Rogayah, SKM, M.Epid
dr. Aldrin NP, Sp Ak(K), M.Biomed (Onk), MARS. M.Kes, SH Rindu Rachmiati, SKM, M.Epid
dr. Esti Widiastuti, M.ScPH
dr. Frides Susanty, M. Epid
dr. Benget Saragih, M. Epid
Aryanti Natalia, SKM, M.K.M
dr. Nani Rizkiyati, M.Kes
Cicelia Nurteta, SKM, M.Kes
dr. Aries Hamzah, MKM
Ridho Ichsan Syaini, SKM, M.Epid
dr. Sylviana Andinisari, M.Sc
Panduan HHS DDPTM MEI 2022 Edisi : V-14 Rev 5, 20 April 2022
Klik di sini untuk mengunduh : Backdrops Hari Hipertensi Sedunia dan Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM
Umbul Umbul
Umbul-Umbul Hari Hipertensi Sedunia dan Bulan Gerakan Deteksi Dini PTM
Ukuran 90 cm x 580 cm :
Versi 1 Hari Hipertensi Sedunia: Cegah Hipertensi Dengan Deteksi Dini PTM
dan
https://link.kemkes.go.id/KIEKickOffDDPTMHHS
p2ptm.kemkes.go.id @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesri
Lampiran
Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Dini PTM
Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan I : Tahapan II :
Wawancara Faktor Risiko PTM
Pengisian Nomor Induk Kependudukan
Wawancara Riwayat Penyakit PTM (Riwayat
Pengukuran Antropometri
PTM (Jika Pelaksanaan di UKBM)
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Tatalaksana Kasus Jika Pelaksanaan di
Pelaporan)
Hipertensi
Deteksi Dini Hipertensi
yang nyaman
Tidak mengenakan pakaian ketat terutama di bagian
lengan
mata)
beraktivitas, istirahat
besar
dahulu selama 5-10
menit
Gunakan manset
standar sesuai
dengan ukuran
lengan
6-12 bulan
Cara Pengukuran Tekanan Darah Yang Benar Posisi Duduk
Duduk bersandar
Jangan bergerak
Letakkan manset sejajar
Lakukan pengukuran minimal
Batas bawah
dilakukan jika dua kali
Telapak tangan
Nilai TD ditetapkan dari rerata
tetes mata
Tidak sedang menahan buang air kecil
tekanan darah.
blood pressure).
tervalidasi.
Deteksi Dini Obesitas
Obesitas
Pengkategorian
Pengkategorian
berdasarkan
berdasarkan ukuran
Pengkategorian berdasarkan
Posisi kepala dan bahu
menggunakan pita
tumit menempel pada
meteran terpasang
Minta peserta
Baca angka tinggi
(sandal/sepatu), topi
bagian atas kepala
(penutup kepala)
Monitoring FR PTM.
Pandangan lurus ke depan,
tergantung bebas
Pengukuran Berat Badan
Perhatikan posisi kaki Peserta
kedepan)
Letakkan alat timbang pada lantai
sebagai batasatas
dimulai/diambil dari titik tengah
tangan
2.
1.
tes
3. Masukkan strip tes bila gambar strip
1.
4.2.
melihat
apakah ada perubahan dalam bentuk
dan ukuran,
bintik-bintik pada kulit, dan keluarnya
kulit
seimbang?).
Periksa juga apakah terdapat
pinggang untuk
jeruk atau lekukan pada kulit jika ada.)
pemeriksaan payudara tulang rusuk setelah selesai tiap satu putaran dan
Letakkan kain bersih di atas perut ibu/klien secara bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju
atau berdarah.
lesi prakanker.
Alat dan Bahan
Alat
Keterangan
dengan penutup)
senter/ lampu kepala untuk
pemeriksaan)
pakai, larutan klorin, dan laruran
5. Mangkok plastik
detergen
6. Ember
5. Jika tidak ada dapat
oil)
6. Sarung tangan disposible
7. Larutan asam cuka / asam asetat 3-5 %
8. Larutan klorin 0,5%
9. Larutan detergen
10. Sabun dan air mengalir / larutan
antiseptik
Tahapan Pemeriksaan
kelengkapan klien
2. Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari
pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang
sudah disediakan
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi
4. Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
5. Gunakan sarung tangan
6. Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT
7. Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga
jelas terlihat
Tahapan Pemeriksaan
Bersihkan serviks dari cairan , darah, dan sekret dengan kapas lidi
bersih
1. Periksa serviks sesuai langkah-langkah berikut :
2. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak : Jika ya, klien dirujuk,
permukaan serviks
5. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak
4. TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN
Apabila keluarga
atau tidak.
DETEKSI DINI MANDIRI DI RUMAH sapu ... becak ...
cm
bunyi.
diperiksa.
50
Pemeriksa membisikkan kata-
Kata-kata yang dibisikkan harus
masking.
lanjut menggunakan
diperiksa kembali
PERSIAPAN LOKASI
1. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang atau dengan
pencahayaan yang bagus. Diutamakan pada siang hari di
ruang terbuka.
2. Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh
melihat).
DETEKSI DINI DI UKBM/INSTITUSI/KOMUNITAS
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Dapat dilakukan dengan metode Hitung Jari atau menggunakan E-Tumbling
Tahapan Pemeriksaan
Berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan serta cara penggunaan
occlude atau penutup mata dan pinhole pada orang yang diperiksa,
(arah ke atas, ke bawah, kanan, atau kiri). Dapat dijawab dengan isyarat
MENGGUNAKAN E-TUMBLING
Apabila klien tidak dapat menjawab benar
Mata dengan tajam penglihatan 6/12 atau lebih baik, maka klien tidak
disarankan agar dirujuk ke fasilitas
Merokok adalah faktor risiko PTM salah satunya Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
Deteksi dini dapat dilakukan secara self assesment di rumah atau wawancara oleh petugas.
NO Pertanyaan Jawaban
1 = Tidak merokok
1 Apakah Anda merokok dalam 1 bulan terakhir? 2 = Ya, setiap hari
3 = Ya, tidak setiap hari
Apakah Anda terpapar asap rokok dalam 1 bulan terakhir? 1 = Tidak merokok
2 Terpapar asap rokok di rumah, kantor, angkutan umum, 2 = Ya, setiap hari
atau tempat umum lainnya. 3 = Ya, tidak setiap hari
4 Sudah berapa lama Anda merokok? Diisi dalam tahun ................. Tahun
Deteksi Dini PPOK di UKBM
diakumulasikan
Jika hasil wawancara didapatkan skor > 7
diagnosis
Kuesioner PUMA
NO Pertanyaan Jawaban
☐ 0 : Perempuan
1 Perempuan atau Laki - Laki
☐ 1 : Laki - laki
☐ 0: 40 – 49 tahun
2 Usia dalam tahun ☐ 1: 50 – 59 tahun
☐ 2: > 60 tahun
Merokok
ApakahAnda pernah merokok?
Tidak merokok, jika merokok kurang dari 20 bungkus selama hidup atau kurang dari 1 rokok/
Apakah Anda pernah merasa napas pendek ketika Anda berjalan lebih cepat pada jalan ☐ 0: Tidak
4
yang datar atau pada jalan yang sedikit menanjak? ☐ 1: Ya
Apakah Anda biasanya mempunyai dahak yang berasal dari paru atau kesulitan ☐ 0: Tidak
5
mengeluarkan dahak saat Anda sedang tidak menderita flu? ☐ 1: Ya
☐ 0: Tidak
6 Apakah Anda biasanya batuk saat Anda sedang tidak menderita flu?
☐ 1: Ya
Apakah Dokter atau tenaga medis lainnya pernah meminta Anda untuk melakukan
☐ 0: Tidak
7 pemeriksaan fungsi paru menggunakan alat spirometri atau peak flow meter (meniup ke
☐ 1: Ya
dalam suatu alat) ?
TOTAL
Sumber : Adaptasi Prevalence Study and Regular Practice, Diagnosis and Treatment, Among General Practitioners
Interpretasi :
Skor < 7 : Edukasi gaya hidup sehat dan kunjungan rutin
Skor > 7 : Risiko PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
Pencatatan dan Pelaporan
PENCATATAN
Yang Terhormat :
1. Para Gubernur
2. Para Bupati/ Walikota
3. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota
4. Para Direktur/ Kepala Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RumahSakit, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Puskesmas,
dan Klinik)
5. Para Ketua Perhimpunan Organisasi Profesi
6. Para Ketua Organisasi Peduli Masalah Kesehatan
7. Masyarakat
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 di Indonesia menunjukkan bahwa satu dari tiga penduduk usia ≥18 tahun mempunyai tekanan
darah tinggi (hipertensi). Keadaan ini meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang lebih berat, seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal
jantung, gagal ginjal, dan glaukoma, yang berakibat pada tingginya pembiayaan Kesehatan.
Hari Hipertensi Sedunia diperingati tanggal 17 Mei setiap tahunnya, dan pada tahun 2022 mengangkat tema global “Measure Your Blood Pressure
Accurately, Control It, Live Longer”. Tema global ini kemudian diterjemahkan menjadi tema nasional “Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup
Sehat Lebih Lama”. Peringatan Hari Hipertensi Sedunia (HHS) tahun 2022 merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
melakukan pencegahan terjadinya
Hipertensi serta memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan hipertensi serta komplikasinya.Upayatersebutmemerlukan kerja sama dan
koordinasi serta dukungan lintas program dan lintas sektor secara masif dan terintegrasi.
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memperkuat jejaring dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan pengendalian
hipertensi melalui dukungan pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan,instansi dan organisasi kemasyarakatan terkait.
Berdasarkan hal diatas bersama ini kami menghimbau dan mengajak semua pihak untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan peringatan Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 dengan cara penyebarluasan informasi dan edukasi melalui media sosial,
talkshow radio/ TV setempat, pemasangan spanduk/ poster terkait pentingnya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, baik secara mandiri
maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Melakukan Gerakan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM dimulai pada tanggal 17 Mei 2022, meliputi pemeriksaan antropometri, pengukuran tekanan darah, gula
darah, pemeriksaan IVA Sadanis serta pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran. Memberikan himbauan kepada penderita hipertensi dan atau
Diabetes Melitus untuk melakukan deteksi dini komplikasi melalui pemeriksaan Elektrokardiografi, Profil kolesterol darah dan pemeriksaan HBA1C khusus
penderita diabetes melitus secara mandiri.
3. Deteksi dini dapat dilakukan di tempat kerja, tempat-tempat umum, fasilitas kesehatan tingkat pertama serta jejaringnya (Puskesmas Pembantu, Posyandu,
Posbindu PTM) institusi, dan di fasilitas layanan kesehatan lainnya dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan
4. Dalam melaksanakan kegiatan peringatan Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2022 agar mengacu pada Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Hipertensi Sedunia
Tahun 2022 yang ditetapkan
Demikian surat edaran ini kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal,19 April 2022
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tembusan:
Sekretaris Jenderal
Tautan KIE, Buku Panduan, Petunjuk Teknis, Video
diakses di sini :
https://link.kemkes.go.id/KIEKickOffDDPTMHHS
https://youtu.be/yHZdlqLZkbQ