Anda di halaman 1dari 10

KHUTBAH IDUL FITHRI 1443 H

Zulkarnaen Umar, M.Si.

GEMA SERUAN KEMENANGAN


ً ْ
‫هللا ُبك ررة‬
‫َ ْ ر ُ ر ر‬ ُ ‫ْر َ ْ ر ْ ر‬ ُ ‫ْ ر‬ ‫َْر ر‬ ‫ْر‬ ُ َّ ‫ُ ْ ر ر َ ر‬ ‫ُ ْر‬ ‫ُ ْر‬
ِ ‫هلل ك ِث ْ ًبا وس ْبحان‬ ِ ‫ هللا أك َ ُبك ِب ْ ًبا والح ْمد‬،‫هلل الح ْمد‬ ِ ‫ هللا أ ك َ ُب و‬،‫ ال ِإله ِإال هللا هللا أك َ ُب‬،‫ هللا أك َ ُب‬،‫ هللا أك َ ُب‬،‫هللا أك َ ُب‬
‫ي‬ ‫ رال إ َل ره إ َّال هللا رو رال رن ْع ُب ُد إ َّال إ َّي ُاه ُم ْخلص ْ نر‬،‫اب رو ْح رد ُه‬ ْ ‫أع َّز ُج ْن رد ُه رو ره رز رم‬
‫األح رز ر‬ ‫ رو ر‬،‫َص رع ْب رد ُه‬ ُ ‫ رال إ َل ره إ َّال‬،‫ال‬
‫ رو رن ر ر‬،‫ رص رد رق رو ْع رد ُه‬،‫هللا رو ْح رد ُه‬ ً ْ ‫ر‬
‫أصي‬
ْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫و‬
ْ ‫ر‬ ْ ‫ر‬ ُ ‫ر‬ ْ ُ ‫ر‬ ْ َّ ‫َ ُ ِّ ْ ر ر َ ْ َ ر ْ َ ُ ْ ر ر َ ر‬
‫ هللا أك َب وهلل الحمد‬،‫ ال ِإله ِإال هللا هللا أك َب‬،‫له الدين ولو ك ِره الك ِافرون‬

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada tuhan selain Allah yang Maha
Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah. Allah Maha Besar sebesar-
besarnya, segela puji bagi-Nya sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah dari pagi hingga petang
hari. Tiada tuhan selain Allah, sendiri. Yang benar janji-Nya, yang memberi kemenangan
kepada hamba-Nya, yang memuliakan prajurit-Nya sendirian. Tiada tuhan selain Allah, dan
kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah, mengikhlaskan agama hanya kepada-Nya,
walaupun orang-orang kafir membenci. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, bagi
Allah-lah segala puji.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Pada pagi hari ini, ratusan juta manusia di seluruh dunia mengumandangkan takbir, tahmid,
tasbih dan tahlil. Kita agungkan nama Allah dengan menyebut: ”Allahu Akbar”. Kita puji
namaNya dengan ”Alhamdulillah”. Kita sucikan namaNya dengan membaca ”Subhanallah”, dan
kita Esakan Dia dengan kalimat ”La Ilaha Illallah”. Kalimat pengakuan seorang hamba yang
kecil dan lemah dihadapan Allah Sang Pencipta dan Penguasa Alam.

Takbir bergema di seluruh dunia. Seakan Allah menegaskan ke semua makhluk bumi, kepada
seluruh jin dan manusia, termasuk kepada para raja dan pemimpin bangsa dimanapun, bahwa
sesungguhnya Dia lah Rabb semesta alam. Dia Sang Penguasa Alam. Dia yang Maha Kuat, yang
Maha Besar, yang Maha Perkasa. Semuanya tunduk pada-Nya. Semua kekuasaan, Dia yang
mengaturNya. Semua kekayaan, Dia pemiliknya. Dan Dia pula lah yang membolak balikkan
hati manusia.

Allaahu akbar 3x.


Kumandang pujian, kesucian dan kemahabesaran Allah yang bukan hanya keluar dari lisan,
tetapi bahkan menghunjam dari lubuk hati yang paling dalam, dari ruh dan jiwa kita.
َ ‫ر ْر‬
‫رس ِّب ِح ْاس رم ر ِّربك األ ْعل‬
“Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi”

1
‫َّ ر ْ ْ ر ْ َّ ُ ر ِّ ُ ر ْ ر ر َٰ ْ ر ر ْ ر ُ ر‬
‫ون رت ْسب ر‬
ۗ ‫يح ُه ْم‬ ‫ش ٍء ِإَّل يسبح ِبحم ِد ِه ول ِكن َّل تفقه‬ ْ ‫ُ ر ِّ ُ َ ُ َّ ر ر ُ َّ ْ ُ ر ْ ر ْ ُ ر ر‬
ِ ‫يهن ۚ و ِإن ِمن ي‬
ِ ‫تسبح له السماوات السبع واألرض ومن ِف‬

“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak
ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka”. (QS. Al-Isra: 44)
“Tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara kami
membangunnya dan menghiasinya dengan bintang-bintang, dan tidak ada retak-retak
sedikitpun. Dan bumi kami hamparkan dan kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang
kokoh, dan Kami tumbuhkan di atasnya tanaman-tanaman yang indah.” (QS. Qaaf: 6).
“Dialah Allah yang telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa diantara kamu yang
paling baik amalnya. Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat
ketidakseimbangan pada ciptaan Allah Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi dalam
ciptaan Allah, adakah kamu lihat yang cacat? “ (QS. Al-Mulk: 2-3)
“Dialah Allah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal
darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, lalu dibiarkan kamu sampai dewasa,
lalu menjadi tua, tetapi diantara kamu ada yang dimatikan sebelum itu.” (QS. Ghafir: 67)

Inilah diantara ruh Idul Fithri, bahwa hidup seorang mukmin senantiasa dilandasi dengan
mengagungkan, mentauhidkan, dan mensucikan Allah. Alam semesta pun membesarkan Allah.
Maka sungguh tak patut bagi kita mengagungkan selain Allah, berlebihan memandang harta,
jabatan, kekuasaan, atau apapun. Maka renungilah kumandang takbir dan pujian kepada Allah
yang tak pernah henti itu.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Terasa baru saja kita mengucapkan marhaban ya Ramadhan. Namun tetiba sekarang kita
harus berpisah dengannya. Spanduk baliho di masjid-masjid pun terasa masih basah, tetiba
dengan berat hati dan rasa haru kita turunkan. Ramadhan yang begitu indah. Masjid-masjid
ramai, ummat Islam mengejar sholat berjama’ah, tarawih, tilawah al-Qur’an, semangat infaq,
dan berbagi makanan berbuka puasa. Jangankan makanan yang haram, bahkan yang halal pun
kita jaga dengan hati-hati. Tak ingin mengotori pandangan, pendengaran dan lisan dari hal-hal
yang kotor, ghibah, bahkan dari pembicaraan yang tak bermanfaat.

Secara khusus, kita pun telah berupaya mengikuti sunnah Nabi dan orang-orang sholeh dulu,
sabar duduk itikaf di malam-malam akhir Ramadhan, merenungi betapa kecil dan lemah diri

2
ini dihadapan-Mu ya Rabb. Berlinang air mata mengakui dosa-dosa dan kelalaian, memohon
ْ ‫ب ْال َع ْف َو َف‬ َّ
ُّ ‫الل ُه َّم إ َّن َك َع ُف ٌّو ُتح‬
ampun seraya melantunkan doa dengan khusyu, ‫ف َع ِّن‬
ُ ‫اع‬
ِ ِ

Ruh dari itikaf adalah melepaskan ikatan dunia, dan fokus pada ikatan yang satu, yakni ikatan
pada Allah Ta’ala. Itikaf adalah simulasi berpisah dengan dunia. Begitulah yang kita baca saat
Rasulullah melakukannya. Dunia yang sehari-hari ramai dengan berbagai pemandangan,
berita, kejadian, informasi-informasi yang sering tak berpola, tak tentu arah, yang terkadang
mengubah orientasi kita. Seorang mukmin, tak boleh hilang orientasi hidup dan arah
hidupnya. Seorang mukmin, tak merasa rugi jika ia meninggalkan dunia ini. Tidak juga merasa
takut. Jiwa-jiwa yang sudah terlatih saat itikaf.

Suasana Ramadhan memang penuh dengan udara dan nuansa kebaikan. Ramadhan begitu
lembut membentuk kita agar memiliki jiwa yang sabar, mampu mengendalikan amarah,
pemaaf, penyantun, penyayang, dan pemurah. Semangat memberi dan berbagi ini menjadi
ritual khusus di akhir Ramadhan hingga pelaksanan sholat Id. Itulah ibadah zakat. Tak ada
muslim yang berani meninggalkan zakat. Dia harus memberi, sebab bukankah dia pun hidup
karena pemberian Allah Ta’ala. Kesediaan memberi dan berbagi, kepedulian terhadap nasib
sesama, hingga merasakan kita bagaikan satu tubuh, satu bagian sakit, maka seluruhnya ikut
merasakan sakit. Subhanallah, fenomena yang menakjubkan!

Bahkan di kisah-kisah generasi kejayaan islam dulu, mereka menyelesaikan hutang


piutangnya dengan kecintaan dan kelapangan pada saudaranya saat jelang Ramadhan. Para
gubernur dan pimpinan yang sholeh saat itu meminta para tahanan di penjara untuk
bertaubat, lalu membebaskan mereka, agar mereka bisa menikmati jamuan Rabbani,
merasakan sejuk dan tenangnya udara Ramadhan, berkumpul bersama keluarganya,
memohon ampunan Allah, dan menjalankan berbagai ibadah.

Benar jika para ulama menyebutkan bahwa Ramadhan adalah rabi’ul mukmin, musim semi
orang-orang beriman. Siapa yang tak suka musim semi, dimana bunga tumbuh berwarna-
warna, indah dipandang mata. Itulah Ramadhan yang menghadirkan suasana indah, penuh
kebaikan yang melimpah. Inilah saat dimana ruh-ruh orang-orang beriman bertemu dengan
keberkahan bulan ini. Dan semakin terasa saat 10 hari akhir Ramadhan. Hari-hari yang begitu

3
menenangkan. Malam-malam yang penuh kekhusyu’an. Suasana, kesyahduan, dan
kenikmatan yang tak bisa kita temui di malam-malam lain.

Begitulah melimpahnya kebaikan dan keberkahan Ramadhan. Inilah yang membuat kita
bersedih. Generasi sholeh dulu sangat bersedih saat akan berpisah dengan Ramadhan. Bahkan
alam semesta pun bersedih. Langit, bumi dan malaikat pun menangis. Fenomena alam yang
begitu mengharukan ini disebutkan dalam sebuah riwayat dari Jabir RA,
َ ‫الئ َك ُة ُمص ْي َبة ِ ُال َّمة َس ّيد َنا ُم َح َّمد ق ْي َل َا ُّي ُمص ْي َبة َق‬
‫ال َر ُس ْو ُل‬
َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َ َ َّ َ َ َ َ ََ ْ ََْ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫إذا كان ا ِخ ُر ليلة ِمن رمضان بك ِت السموات واالرض والم‬
ََ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َّ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ‫للا صىل للا عليه وسلم‬
،‫ات ُمضاعفة‬ ِ ‫ات ِفي ِه مستجابة والصداقة مقبولة والحسن‬ ِ ‫ه ذهاب رمضان ِالن الدعو‬ ِِ ِ
ْ ُ ْ َ َ َ َ َْ
‫ والعذاب مدفوع‬.

“Ketika tiba akhir malam Ramadhan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya
musibah yang menimpa umat Rasulullah. Sahabat bertanya, “Musibah apakah wahai
Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadhan, sebab pada bulan ini doa
dikabulkan dan shadaqah diterima.”
Para sahabat Nabi pun diliputi kegundahan yang besar, antara penuh harap dan takut. Begitu
istimewanya jika Allah menerima amal mereka, namun sangat berduka jika amalnya tertolak.
Adalah Ali bin Abi Tholib dan Ibnu Mas'ud, mereka keluar di malam hari terakhir Ramadhan
kemudian berkata,
ُ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ُّ َ َ ً َ ُ ُ ْ َ ْ َ ُّ َ ّ َ ُ َ َ َ ْ َّ ُ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ّ َ ُ َ َ َ ْ َّ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ
‫وم ال َم ْردود‬‫ وأيها المرح‬،‫ أيها المقبول ه ِنيئا‬،‫ ومن هذا المحروم المردود الليلة فنعز ِيه‬،‫يه‬ ِ ‫من هذا المقبول الليلة فنهن‬
َ َ ُ َّ ‫َج َ َب‬
‫اَّلل ُم ِص َيبتك‬ َ
“Wahai, Siapakah gerangan di antara kita yang diterima amalannya untuk kita beri ucapan
selamat, dan siapakah gerangan di antara kita yang ditolak amalannya mari kita melayatnya.
Wahai orang yang diterima amalannya, berbahagialah engkau. Dan wahai orang yang ditolak
amalannya, semoga Allah mengganti musibahmu ”

Allahu akbar…3x
Begitu banyak tarbiyah ilahiyah yang kita dapatkan dari Ramadhan. Selain penanaman nilai-
nilai tauhid, ibadah, akhlaq, juga tentang betapa mulia dan tingginya diinul Islam. Islam yang
harusnya menjadi ideologi, sikap, dan pemikiran yang memiliki ‘izzah. Begitupun dengan
ummatnya, ummat yang memiliki ‘izzah.

Demikianlah alQur’an menyebutkannya dalam ayat-ayat yang khotib bacakan di muqoddimah.


Ajaran dengan pesan kuat agar umatnya harus memiliki posisi yang tinggi, membangun
persatuan dan kekuatan yang solid untuk meraih kemenangan. Perhatikanlah berbagai syiar

4
Islam dan ucapan dzikir yang diajarkan Allah kepada kita. Misalnya kalimah shodaqo wa’dah,
wanashoro ‘abdah, wa a’azza jundah. “Allah yang Maha benar janjinya, memenangkan hamba-
hamba-Nya, memuliakan prajurit yang berjuang untuk agamanya”. Ataupun kalimah adzan,
setelah ajakan hayya ‘alashsholah, disambung dengan hayya ‘alal falah, mari raih kemenangan.
Seruan kemenangan ini berkumandang minimal 5x sehari semalam.

Dan sungguh menakjubkan, seruan adzan ini tak pernah berhenti berkumandang di bumi ini.
Saat fajar menyingsing, adzan bergema di daerah Papua dan Irian, lalu disusul beberapa saat
di Maluku Ternate, lalu bergerak ke kota-kota di Sulawesi. Selesai di Sulawesi, seruan
kemenangan Islam berkumandang di Nusa Tenggara dan Bali, pindah ke Kalimantan, masuk
ke Jawa Timur, lalu Jawa Tengah. Beberapa saat kemudian adzan sudah terdengar di Jawa
Barat dan Jakarta. Sumatera pun penuh dengar seruan adzan dari Lampung hingga Aceh. Dari
Indonesia, adzan terdengar syahdu di Singapura, Malaysia, Thailand, menyusul Vietnam,
Bangladesh, India, Pakistan, Rusia. Tak berhenti. Adzan pun terdengar di Mekkah dan
Madinah, Yaman, Emirat Arab, Kuwait, Mesir, Turki, hingga jazirah Afrika. Masyaa Allah,
Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar. Bumi yang senantiasa bergema seruan
ketinggian dan keagungan Islam.

Begitulah syariat Islam. Allah menghendaki kita menjadi pemenang dan pengendali di bumi
ini, khalifatu fil ardh. Menjadi subjek, menjadi leader, bukan menjadi objek, atau menjadi
bulan-bulanan, atau menjadi follower yang sekedar ikut-ikutan. Jumlahnya banyak namun
seperti buih yang terombang-ambing di lautan.
‫نر ر َ ر‬ ‫ر ْ ُ ْ نر ر ر َّ ْ ر‬ ُ ‫رو ِ هّلِل ْالع َّز ُة رول رر‬
‫ي َّل ري ْعل ُمون‬ْ ‫ي ول َٰ ِكن ال ُمن ِاف ِق‬ْ ‫ول ِه و ِللمؤ ِم ِن‬
ِ ‫س‬ ِ ِ ِ
“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS Munafiqun:8)

Namun sayang, hingga saat ini di beberapa negeri, masih banyak saudara kita yang belum
merasakan ketinggian dan kebesaran Islam, sehingga tidak jarang diantara mereka yang lebih
simpati pada pemikiran, kelompok ataupun tokoh-tokoh yang anti Islam. Mereka lebih
percaya dan bahkan memberikan pilihan dan loyalitasnya pada kelompok atau tokoh-tokoh
yang tidak berpihak pada Islam, yang dekat pada keyakinan musyrik, percaya pada takhayul
dan khurofat, atau membela kaum LGBT, free sex, faham komunis yang sangat benci pada

5
Islam dan kejam pada Ulama. Merek lebih bersahabat dengan yahudi dan sekutunya, padahal
yahudi telah sering merusak masjid suci al-Aqsho, menganiaya bahkan membunuh saudara
kita, saat sedang beribadah di bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, momentum Ramadhan ini semoga mampu menyadarkan kita bahwa betapa
luhur dan tingginya sistem dan syariat Islam. Baik itu sholat, shaum, tilawah alQuran, Itikaf,
zakat, haji, semua itu membimbing kita agar memiliki ‘izzah. Ummat yang mulia, bukan hina.
Pemenang, bukan pecundang. Penentu, bukan pengekor.

Ma’asyiral muslimin,
Sungguh Ramadhan adalah tentang produktivitas dan kekuatan. Betapa banyak kemenangan
Islam yang gemilang terjadi pada bulan Ramadhan. Lihatlah bagaimana ummat Islam yang
dipimpin oleh Rasulullah berhasil melumpuhkan musyrikin yang selama ini sering merusak,
menyiksa, dan menghalangi dakwah Islam, yang dipimpin oleh Abu Sofyan pada peristiwa
Badar tahun 2 Hijriyah. Begitu juga Fathu Mekkah terjadi pada Ramadhan tahun 8H. Peristiwa
Qadisiyah tahun 15H. Andalusia (Spanyol sekarang) ditaklukkan oleh Thoriq bin Ziyad pada
Ramadhan 92H. Demikian juga penaklukan kerajaan Mongol yang terkenal sangat bengis,
pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin al-Ayyubi, dan masih banyak yang lain. Mereka
adalah para pahlawan Islam yang telah berhasil membebaskan manusia yang sebelumnya
terzholimi di negerinya, lalu mengajarkan mereka ilmu, membangun negeri-negeri itu
menjadi makmur, hidup dengan aman, damai, adil, dan sejahtera.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Mari kita teruskan kebaikan-kebaikan yang telah kita rajut selama Ramadhan kemarin. Mari
kita jaga semangat persaudaraan, kepedulian, dan kemauan untuk berbagi. Ramadhan boleh
meninggalkan kita tetapi Al-Qur’an tidak boleh kita tinggalkan. Kita bukanlah hamba
Ramadhan, tetapi kita adalah hamba Allah. Menyembah Allah tidak mengenal waktu dan
tempat. Menyembah Allah kapan saja dan dimana saja. Sholat berjama’ah, menghidupkan
masjid-masjid, shaum sunnah, qiyamullail, menyantuni faqir miskin, menjadi pribadi yang
santun, pemaaf, penyabar, hingga semangat pengorbanan dan perjuangan membela dan
berpihak pada Islam.

6
Allah Ta’ala mengingatkan kita agar tidak menjadi seperti seseorang yang merusak rajutan
amal kebaikan yang selama ini telah ia lakukan begitu rapi dan sabar.
ً َ َْ ُ َ ‫ر رُ ُ َ ه رر ر ْ ر‬
‫روَّل تكونوا كال ِ يت نقضت غ ْزل رها ِم ْن رب ْع ِد ق َّو ٍة أنكاثا‬

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali” (an-Nahl:92).

Demikianlah perumpamaan orang-orang yang tak mampu menjaga kebaikan-kebaikan yang


telah ia lakukan, bahkan merusaknya. Salafunashsholeh dulu berkata, “Suatu kaum, mereka
bersungguh-sungguh beribadah di Ramadhan. Akan tetapi, ketika Ramadhan berakhir mereka
pun meninggalkan amalan ibadah tersebut. Sejelek-jelek kaum adalah mereka yang mengenal
Allah Ta'ala hanya di bulan Ramadhan...”. Na’udzubillaahi min dzalik.

Allaahu akbar 3x.

Sebagai alumni madrasah Ramadhan yang telah membentuk dan mendidik jiwa kita, maka
marilah kita berusaha untuk menjadi pembela dan penolong agama Allah, meneruskan risalah
yang telah diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat mulia. Pagi ini kita berkumpul di
sini melaksanakan sholat Id tahun 1443H. Dulu, 1 Syawwal tahun 2H, saat pertama kali para
sahabat melakukan sholat id, mereka keluar menuju lapangan dengan langkah terseok-seok.
Luka masih terasa sakit, darah belum mengering, usai menaklukan musuh-musuh Islam saat
itu, kaum musyrikin di Perang Badar. Kenanglah duka Rasulullah saat menyampaikan
khutbah idul fithri pertama kali. Tak kuat ia berdiri, bersandar pada bahu Bilal bin Rabah,
sebab Rasulullah masih terluka, usai membela agama Allah dari orang-orang yang hendak
memadamkannya. Di hari itu, usai perang yang meletihkan itu, mereka mengucapkan doa,
“Allahummaj’alna minal ‘aaidin wal faaiidzin”. Lalu usai sholat para sahabat saling
ُْ َّ ُ َّ َ َّ َ َ
mendoakan, ‫اَّلل ِمنا َو ِمنك ْم‬ ‫تقبل‬

Itulah suasana Ramadhan dan Idul Fithri pertama dalam sejarah. Kenanglah itu jamaah
sekalian, untuk semakin mencintai Rasulullah, sekaligus menumbuhkan motivasi dan rasa
tanggung jawab kita sebagai muslim yang baik.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.


Selanjutnya, pada penghujung khutbah ini, marilah kita sama-sama menundukkan kepala dan
merendahkan hati, tunduk dan berdoa kepada Allah, Pemilik Segala Keagungan.

7
‫َّ ر ر ْ ٌ ر ْ ٌ ُ ْ ُ َّ ْ ر‬ ‫ُْ ْ ر رْ ر‬ ‫ي رو ْال ُم ْؤم رن َ ر ْ ر‬
‫ي رو ْال ُم ْسل رمات رو ْال ُم ْؤمن ْ نر‬
‫اغف ْر ل ْل ُم ْسلم ْ نر‬
ْ َّ ُ ‫َ ه‬
‫ات‬
ِ ‫ات ِانك س ِميع ق ِريب م ِجيب الدعو‬
ِ ‫ات األحي ِاء ِمنهم واألمو‬ِ ِ ِْ ِ ِ ِ ِِْ ِ ِ ‫اللهم‬.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang
masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan doa.
ُ ‫يع ْال َعل‬ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ ََ َ
‫يم‬ ِ
ُ ‫السم‬
ِ
َّ ‫ت‬ ‫َرَّبنا تق َّب ْل ِمنا ِصيامنا و ِقيمنا وركوعنا وسجودنا و ِتَلوتنا ِإنك أن‬
Ya Allah, terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami, sujud kami dan tilawah kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
‫ر ر َّ ر ر‬ ‫َ ه ُ َّ ْ ُ ْ ر ر َّ ر ر ْ ُ َّ ْ ر ر ْ ر ْ َ ر ر َّ ر ر ْ ُ ْ ر ْ نر ْ َ ر ر َّ ر ر ْ ر‬
‫ي رواغ ِف ْر لنا ف ِانك خ ْْ ُب الغ ِاف ِر ْي رن رو ْار رح ْمنا ف ِانك خ ْْ ُب‬ ْ ‫اِصين وافتح لنا ف ِانك خ ْب الف ِات ِح‬ ِ ِ ‫اللهم انَصنا ف ِانك خ ْب الن‬
َ ْ ‫ه ْ نر‬ ْ ‫الرازق ْ نر ر ْ ر ر ر ِّ ر ر ْ ر‬ ْ ‫الراحم ْ نر ر ْ ُ ْ ر ر َّ ر ر‬
‫ي روالك ِاف ِر ْي رن‬ْ ‫ي واه ِدنا ونجنا ِمن القو ِم الظ ِال ِم‬ ْ ِ ِ َّ ‫ي وارزقنا ف ِانك خ ْ ُب‬ ْ ِ ِ َّ .
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan.
Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rezki sesungguhnya
Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum
yang zhalim dan kafir.
‫ُر‬ ‫رر ه‬ ‫ْر ر ر ُ ر رَ ْ ْ َر‬ ‫ُ ر ْ ر ُ َْ ر رَ ْ ْ َر ُْر ر ه‬ ‫َ ه ُ َّ َ ْ ْ َ ر ْ ر َ ه‬
‫آخ ررتنا ال ِت ِف ْي رها رم رعادنا‬
ِ ‫اللهم أص ِلح لنا ِديننا ال ِذى هو ِعصمة أم ِرنا وأص ِلح لنا دنيان ال ِت ِفيها معاشنا وأص ِلح لنا‬
‫ش‬‫اح ًة َل رنا ِم ْن ُك ِّل ر‬
‫اج رعل ْال رم ْو رت رر ر‬
ْ ‫ر ْ ر ْ ر ر ر ر ر ً َ ر ن ُ ِّ ر ْ ر‬
ِ ‫واجع ِل الحياة ِزيادة لنا ِف كل خ ْ ٍب و‬
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan
kami. Perbaiki dunia kami untuk kami karena ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah
akhirat kami karena ia menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai
tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan
bagi kami dari segala kejahatan.
ُ ُ ‫ر َّ ر ر ر ر ْ ر ْ ن‬ ‫ر ر ر ْ ر ر ر ر ُ ِّ ُ ر‬ ‫َا هلل ُه َّم ْاقس ْم َل رنا م ْن رخ ْش ريت رك رم رات ُح ْو ُل رب ْي رن رنا رو رب ْ نر ر‬
‫ي رمات ره ِّون‬ ِْ ‫ي م ْع ِصي ِتك و ِمن طاع ِتك ما ت ربلغن ِاب ِه جنتك و ِمن الي ِق‬ ْ ِ ِ ِ
ْ َ َ
َ ‫ر َ ْ ر ر ر ر ُّ ْ ر َ ه ُ َّ ر ِّ ْ ر ْ ر ر ر ْ ر ر ر ُ َّ ر ر ْ ر ْ ر ر ر ْ ر ْ ُ ْ ر ر َّ ر ْ ْ ُ ر ر‬ َ
‫اج رعله ثأ ررنا رعل‬ ‫ اللهم متعنا ِبأسم ِاعنا وأبص ِارنا وقو ِتنا ما أحييتنا واجعله الو ِارث ِمنا و‬.‫ِب ِه علينا مص ِائب الدنيا‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ُّ ْ َ ْ ر ر ر َ ر ْ ر ر ُ ِّ ْ َ ر‬ ‫ر ر ر‬ ‫رر‬ ‫َر ر ر‬
‫رم ْن رعادانا روال ت ْج رع ْل ُم ِص ْي ربتنا ِ نف ِد ْي ِنن راوال ت ْج رع ِل الدن ريا أ ك َر رب ه ِّمنا روال رم ْبلغ ِعل ِمنا روال ت رسلط رعل ْينا رم ْن ال ري ْر رح ُمنا‬
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami
dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan
kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami
segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan
bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan
janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
Ya Rabb, masukkan kami kepada hamba-hambaMu yang beruntung mendapatkan keagungan
lailatul qadr. Kami meminta dengan sungguh-sungguh dan kerendahan diri padaMu ya Rabb,

8
pilih kami menjadi hamba-Mu yang mendapatkan lailatul qadr. Terima puasa kami, terima
sholat kami, terima amal-amal kami ya Rabb. Wafatkan kami dalam keadaan mukmin yang
sholeh, yang Engkau ridhoi. Wafatkan kami dalam keadan husnul khotimah, jangan Engkau
wafatkan kami dalam keadaan su’ul khotimah.
َ ‫ر ه‬ ْ ْ ّ َ
‫الل ُه َّم اغ ِف ْ ِرلنا رو ِل رو ِالدينا رو ْار رح ْم ُه رماك رم رارَّب ري ِانا رص ِغ ْْ ربا‬.
Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, sayangilah mereka ya
Rabb…sayangi mereka ya Rabb, seperti mereka menyayangi kami di waktu kecil. Ibu yang
telah melahirkan kami dengan teramat sakit, lelah, berdarah-darah dan susah payah,
perjuangan hidup mati demi lahirnya kami ke dunia ini, lalu ia menjaga, membesarkan dan
mendidik kami. Ayah yang seakan tak pernah lelah mencari nafkah. Hujan dingin dan panas
terik menerpa tubuh ringkihnya, menyekolahkan kami, melindungi kami. Mereka yang terus
mendoakan kami, meski terkadang mereka dalam kondisi sakit dan kepayahan demi
kebahagiaan kami. Sungguh tak mampu kami membalas budi baik, perjuangan dan
pengorbanan mereka. Ampuni mereka ya Rabb, sayangi mereka, masukkan mereka ke dalam
Surga-Mu.

َّ ‫ر َّ ر َ ر ن ُّ ْ ر ر ر ر ً ر ن ر ر ر ر ر ً ر ر ر ر ر‬
‫اب الن ِار‬‫ربنا ا ِتنا ِف الدنيا حسنة و ِف األ ِخرِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫ْن‬
‫العالمي‬ ‫ْن‬
‫أجمعي والحمد هلل رب‬ ‫خب خلقك سيدنا و نبينا محمد وعل آله وصحبه‬
ْ ‫وصل اللهم عل‬

9
10

Anda mungkin juga menyukai