KELOMPOK 6
TRANSFER PRICING
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
KELOMPOK 6
TRANSFER PRICING
OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
Pemikiran organisasi modern berorientasi kepada desentralisasi. Salah satu tantangan utama
dalam mengoperasikan sistem yang terdesentralisasi adalah merancang suatu metode akuntansi
yang memuaskan untuk transfer barang dan jasa dari pusat laba yang satu ke pusat laba yang
lain.
Dalam berkembangnya jaman banyak organisasi yang pada saat ini mengalami masalah,
khususnya dalam transfer barang dan jasa dari satu profit center ke yang lain dalam beberapa
perusahaan, dimana dalam menjalankan transfer barang dan jasa sangat memerlukan metode
yang signifikan
Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan berikut ini:
1.Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan tibal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2.Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita – maksudnya, system harus dirancang
sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan
meningkatkan laba perusahaan.
Dalam persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain,perlu juga diketahui bahwa
kerja sama yang baik sangat menunjang dalam penentuan tujuan harga transfer diantaranya:
1.harus benar benar membandingkan dan mengetahui biaya biaya yang ditransfer dengan
pendapatan perusahaan tunggal,sehingga keuntungan dari unit bisnis yang dijalankan juga bisa
memperoleh keuntungan bagi perusahaan.
2.Dan dalam perjalanan bisnis perusahaan sangat membantu seberapa besar perkembangan
perusahaan dalam menunjang kinerja ekonomi.
3.dari kinerja ekonomi dalam suatu unit-unit usaha sangat membantu dalam menyeimbangkan
pekerjaan dengan usaha individual yang dilakukan
4.mengenai system yang diperlukan setidaknya harus dimengerti dan dipahami supaya dalam
pengelolahannya bisa berjalan dengan sesuai tujuan
SITUASI IDEAL
Idealnya, para menajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab
mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya. Staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase
harga transfer juga harus kompeten.
Para manajer harus menjadikan profitabilitas, sebagaimana diukur dalam laporan laba rugi
mereka, sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja
mereka. Mereka juga harus memandang bahwa harga transfer tersebut adil.
Harga Pasar
Harga transfer yang ideal adalah yang berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk
identik yang sedang ditransfer – maksudnya, harga pasar mencerminkan kondisi yang sama
(kuantitas, waktu pengiriman, dan kualitas) dengan produk yang dikenakan harga transfer. Harga
pasar tersebut dapat diturunkan untuk mencerminkan penghematan dari penjualan di dalam
perusahaan. Sebagi contoh, tidak akan ada beban piutang tak tertagih (bad debt expense),serta
biaya iklan dan penjualan akan lebih kecil ketika produk tersebut ditransfer dari satu unit bisnis
ke unit bisnis yang lain yang ada di dalam perusahaan. Meskipun kurang ideal, harga pasar dari
produk yang serupa, tetapi tidak identik, adalah lebih baik daripada tidak ada harga pasar sama
sekali.
Harga pasar
Produk yang dikenakan harga transfer harus sama dengan kondisi harga pasar, dimana harga
pasar adalah cermin dari produk harga transfer dan untuk menghemat penjualan didalam
perusahaan,harga pasar tersebut dapat diturunkan dan dalam menolong perusahaan agar tidak
mengalami kemerosotan sehingga harga pasar yang ditetapkan harus memperhatikan kondisi
dari setiap perusahaan.sebagai contoh ,tidak aka nada beban piutang tak tertagih,serta biaya
iklan dan penjualan akan lebih kecil ketika produk tersebut ditransfer dari satu unit bisnis ke
unit bisnis yang lain yang ada didalam perusahaan.walaupun harga pasar dari produk yang
sama mengalami tidak keseimbangan sehingga dalam proses harga pasar tidak ideal dan tidak
identik,adalah lebih baik dari pada tidak ada harga pasar sama sekali dan proses harga pasar
tidak berlangsung.dalam hal ini diperlukan komitmen yang bagus dalam strategi dalam
penjualan produk ke harga pasar yang sedang dialami.diketahui bahwa harga transfer yang
seimbang dengan harga pasar adalah yang berdasarkan harga pasar normal .harga pasar
berubah-ubah sehingga tidak ada keseimbangan dalam harga transfer.
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan
untuk memilih alternative yang paling baik untuk mereka. Manajer pembelian harus bebas untuk
membelih dari pihak luar, dan manajer penjualan harus bebas untuk menjual ke pihak luar.
Dalam keadaan seperti ini, kebijakan harga transfer tersebut akan memberikan hak kepada setiap
manajer pusat laba untuk berurusan baik dengan pihak di dalam maupun diluar perusahaan
sesuai dengan penilaian mereka masing-masing. Kemudian pasar akan membentuk suatu harga
transfer. Keputusan untuk berurusan dengan pihak di dalam atau di luar perusahaan juga dibuat
oleh pasar.
dalam keadaan seperti ini, dan dalam memperoleh sumber daya, manajer harus bertindak
secara alternative supaya sumber daya yang dibutuhkan dan diperlukan dapat diperoleh,dan
manajer diwajibkan bekerja sama dengan staf dalam hal tersebut. Merencanakan dan menyusun
strategi dalam memperolehnya.dan bahkan manajer dan staf bekerja sama dengan pasar luar
dalam memperoleh sumber daya yang dibutuhkan dan diperlukan.manajer harus bertindak
secara eksternal supaya pasar luar bisa membeli atau bisa bekerja sama dengan perusahaan
dan sebaliknya dalam pemberian balas budi, manajer juga harus bebas untuk menjual kepihak
luar supaya dalam memperoleh suatu hal dapat terbantu dan dipercaya oleh pasar luar.didalam
keadaan seperti ini manajer diberikan hak terhadap kebijakan harga transfer yang
berlangsung.kebijakan harga transfer tersebut harus sesuai dengan kebijakan kepada setiap
manajer pusat laba,dan dalam hal ini setiap manajemen dalam memperoleh tanggung jawab
yang dibebani harus berurusan baik dengan pihak didalam maupun diluar perusahaan,sehingga
kinerja dalam kerja setiap perusahaan bisa saling melengkapi dan pencapaian sebuah tujuan
bisa didapat.
Informasi Penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternative yang ada, serta biaya pendapatan yang relevan
dari masing-masing alternative.
Informasi penuh
informasi yang alternative harus diketahui terlebih dahulu supaya siap siaga dalam menghadapi
harga pasar,semua informasi sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi seperti ini,serta
biaya pendapatan masing-masing alternative harus relevan sehingga tidak menimbulkan
masalah dalam harga transfer.dan dalam pelaksanaannya tindakan yang tidak di inginkan bisa
dihindari dan supaya dalam melakukan tindakan dapat berjalan dengan tidak ada resiko.
Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancer melakukan negosiasi “kontrak” antar unit
usaha.
Negoisasi
keuntungan sangat mempengaruhi dalam perjalanan sebuah perusahaan,oleh sebab itu kerja
sama yang bagus akan mendapatkan keuntungan yang bagus juga apalagi bisa bernegoisasi
dengan pihak luar dan dapat memperoleh kebutuhan yang diperlukan.jika semua kondisi
tersebut bisa dipenuhi maka system harga transfer berdasarkan harga pasar dapat
menghasilkan keselarasaan cita cita dan tujuan organisasi dan dapat mendukung
perkembangan suatu perusahaan.
Dasar Biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya actual tidak boleh digunakan karena faktor
inefisiensi produksi akan diteruskan kepusat laba pembelian. Jika biaya standar yang digunakan,
maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan untuk meningkatkan
standar tersebut.
Dasar Biaya
Biaya standar sering disama artikan dengan biaya dawsar secara umu biaya standar dibutuhkan
untuk menetapkan standar yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut,dalam
peningkatan biaya dasar secara umum,dasar biaya harus insentif dan mendukung peningkatan
standar dalam suatu perusahaan.
Markup Laba
Dalam menghitung markup laba, juga terdapat dua keputusan : (1) ada dasar markup laba
tersebut dan (2) tingkat laba yan diperbolehkan. Dasar yang paling mudah dan umum
dipergnakan adalah persentase dari biaya. Meskipun demikian, jika dasar tersebut digunakan
maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan. Dasar yang secara konsep lebih baik
adalah persentase dari investasi. Tetapi untuk menghitung investasi yang akan dikenakan ke
setiap dasar biaya historis suatu aktiva, maka fasilitas baru yang dirancang untuk mengurangi
harga secara actual dapat meningkatkan biaya karena aktiva yang lama menjadi dinyatakan
terlalu rendah.
Masalah kedua dalam penyisihan laba adalah besarnya jumlah laba. Persepsi manajemen
senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukan
oleh pusat laba tersebut.
Mark-up laba
Dasar penentuan tingkat laba ini bisa dilakukan berdasarkan biaya dan dapat dilakukan
berdasarkan return atas investasi .kesulitannya adalah bila berdasar biaya tidak
memperhitungkan investasi yang dilakukan.sebaliknya jika berdasar investasi sulit untuk
menentukan besarnya investasi yang layak diperhitungkan.
Keputusan yang kedua dalam penusunan laba adalah besarnya jumlah laba.persepsi
manajemen senior atas kerja keuanganf dari suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang
ditunjukkan oleh pusat laba tersebut.konsekuensi jika,mungkin penyisihan laba harus dapat
mendekati tingkat pengambilan yang akan diperoleh seandainya unit usaha tersebut merupakan
perusahaan independen yang menjual produk ke konsumen luar.
Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil – wakil dari unit pembelian dan
penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pIhak luar dan
pembagian laba untuk produk – poduk dengan biaya tetap dan laba bagian hulu yang signifikan.
Mekanisme ini hanya bekerja bil proses peninjauannya terbatas pada keputusan – keputusan
yang melibatkan jumlah bisnis yang signifikan bagi paling tidak satu pusat laba; sebab bila tidak
demikian halnya, negosiasi ini akan sia – sia.
Persetujuan antar unit usaha.
Dari berbagai perusahaan tidak ingin bawa perusahaanya kalah dalam persaingan,dan setiap
perusahaan ingin menjadi lebih terbaik dari perusahaan lain dan dari beberapa perusahaan
mau melakukan apa saja agar perusahaan tersebut berkembang secara pesat maka sebagian
dari perusahaan tersebut membuat mekanisme formal dimana wakil wakil dari unit pembelian
dan penjalan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan
pembagian laba untuk produk produk dengan biaya tetap dan laba bagian hulu yang
signifikan.proses ini hanya berlaku jika proses peninjauannya terbats pada ketentuan ketentuan
jumlah bisnis yang signifikan.dari persetujuan antar unit usaha yang dibuat oleh beberapa
perusahaan paling tidak satu pusat laba. Sehingga proses negoisasi yang dilakukan bisa
berjalan dengan baik.
Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat harga transfer yang meliputi dua
beban. Pertama, untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang
sama dengan biaya variabel standar produksi. Kedua, pembebanan biaya berkala (biasanya setiap
bulan dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas
yang disediakan untuk unit pembelian
Dalam pemecahan masalah ini dan cara untuk mengatasinya terdapat dua beban dalam harga
transfer Pertama,, biaya variable standar produksi harus sama dengan pembebanan biaya yang
dilakukan .dalam setiap unit yang terjual.pembebanan biaya dilakukan sesuai dengan
kepentingan biaya variable yang sedang dilakukan.Kedua, biaya tetap yang berkaitan dengan
fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian harus sama dengan pembebanan biaya berkala
dilakukan dalam setiap sebulan sehingga prosesnya efektif dan efisein.
Pada bagian ini akan digambarkan beberarapa masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit
usaha atas jasa – jasa yang disediakan oleh unti staf korporat. Biaya daru unit staff jasa pusat
untuk man unit usaha tidak memiliki kendali (seperti, akuntansi pusat, hubungan masyarakat,
administrasi dikeluarkan).
Seperti yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya disini akan digambarkan dan dipaparkan
beberapa masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas jasa jasa yang
disediakan oleh unit staf korporat.masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap penentuan
harga jasa korporat.dimana jasa-jasa yang disediakan memiliki hubungan dengan pembebanan
unit.dan unit staff jasa seperti hubungan masyarakat,administrasi dikeluarkan,akuntansi pusat
untuk unit usaha tidak memiliki kendali,sehingga biaya- biaya yang dikeluarkan tidak beraturan
dan penuh dengan resiko.
1.Untuk jasa pusat yan harus diterima oleh unit penerima dimana unit penerima dapat
mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara parsial.
2.Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan digunakannya atau
tidak.
1.Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dimana unit penerima dapat
mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara persial. Jasa yang diterima
setidaknya bisa digunakan dalam perkembangan. Ini dapat menguntungkan bagi perusahaan
karena unit penerima secara bebas mengandalkan jumlahnya
2.unit usaha untuk jasa pusat dalam pengendalian dapat diputuskan apakah penggunaanya
dapat digunakan atau sebaliknya ,unit usaha sangat berwenang dalam penentuan jasa pusat.
Harga yang dibebankan untuk jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang dimaksudkan,
kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah
oleh para manajer unit usaha. Para ahli computer sudah terbiasa dengan persamaan-persamaan
yang rumit, dan komputer sendiri juga menyediakan informasi detik demi detik dengan biaya
rendah.
Yang dimaksud dalam hal ini yaitu,untuk jasa korporat tidak akan mencapai tujuan jika harga
yang dibebankan tidak di ikut sertakan sehingga jasa korporat tidak sesuai dengan harga yang
berlaku.tetapi,dalam hal ini kecuali manajer unit usaha diharapkan mengetahui titik
permasalahan dan secara cepat bertindak dalam mengatasinya.
Sejauh ini telah dibahas bagaimana cara untuk merumuskan suatu kebijakan harga transfer yang
sesuai. Pada bagian berikut akan dibahas bagaimana pelaksanaan dari kebijakanyang sudah
dipilih tadi – khususnya, tingkat negosiasi yang diizinkan untuk menentukan harga transfer,
metode penyelesaian konflik dalam menentukan harga transfer, dan klasifikasi produk yang
sesuai dengan metode yang paling tepat.
Pelaksanaan dari kebijakan dan pengendalian harga transfer dalam bagian ini akan dibahas
mengenai tingkat negoisasi yang di izinkan untuk menentukan harga transfer,metode
penyelesaian konflik dalam menentukan harga transfer ,dan klasifikasi produk yang sesuai
dengan metode yang paling tepat dan bagian dari produk tersebut.
NEGOISASI
Dihampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain;
maksudnya, harga transfer tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alas an yang paling
penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai
kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari
manajemen lini (line management). Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka
kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Selain
itu, banyak harga transfer yang harus melibatkan penilaian subjektif pada tingkat tertentu.
Akibatnya, satu harga transfer yang telah dinegosiasikan sering kali merupakan hasil kompromi
antara pihak pembeli dengan penjual.
NEGOISASI
Sebelumnya kita terlebih dahulu harus mengetahui apa itu negoisasi,untuk apa bernegoisasi,dan
hasil dari negoisasi. Negoisasi adalah suatu proses dua belah pihak mencapai perjanjian yang
dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerja sama
dan kompetisi.dalam hal ini unit usaha menegoisasikan harga transfer satu sama lain , artinya,
dalam melakukan negoisasi harga transfer tidak ditentukan oleh kelompok staff
pusat.kepercayaan dan ketentuan dalam penetapan harga jual merupakan salah satu fungsi
utama dari manajemen lini. Dikarenakan dalam mencapai kesepakatan atas harga pembelian
adalah alas an yang yang paling penting bagi manajemen.dalam penentuan harga transfer tidak
ditentukan oleh kantor pusat atau staff pusat,karena jika kantor pusat mengendalikan penentuan
harga maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin
berkurang.dan selain itu banyak harga transfer yang harus melibatkan penilaian subjektif pada
tingkat tertentu.sehingga harga transfer yang telah dinegoisasikan adalah merupakan hasil
kompromi antar pihak pembeli dan penjual.dalam penentuan harga transfer sangat memiliki
resiko bagi penghasilan laba contohnya,jika kantor pusat menentukan harga transfer
kemungkinan besar para manajer dapat memperkirakan bahwa laba yang diperoleh kecil karena
harga transfer yang telah ditentukan secara arbitrer tersebut.dan dapat dijelaskan bahwa dalam
bernegoisasi unit bisnis biasanya memperoleh informasi yang baik mengenai pasar dan biaya
biaya yang ada sehingga dalam mencapai harga yang pantas banyak perusahaan yang
melakukan negoisasi.dalam melakukan negoisasi harga unit-unit usaha harus mengetahui
aturan dasar dan proses-proses dalam melakukan negoisasi sehingga kedua belah pihak dalam
unit-unit usaha saling memperoleh manfaat dan laba.diketahui bahwa disebagian kecil
perusahaan kantor pusat menginformasikan kepada unit-unit usaha bahwa unit- unit tersebut
bebas bertransaksi satu sama lain atau dengan perusahaan luar yang ditemui,dengan
persyaratan bahwa jika impas maka bisnis tersebut harus tetap didalam perusahaan. Dan dalam
hal ini jika dilaksanakan maka terdapat sumber luar dan pasar luar tidak ada lagi prosedur
administrative yang harus dipenuhi dan setiap harga ditentukan dipasar luar. Jika unit usaha
tidak dapat menyetujui harga tersebut maka unit bisnis mudah membeli dan menjual kepihak
luar.tapi dalam negoisasi setidaknya unit-unit usaha harus saling berinteraksi satu sama lain.
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing rules), mungkin ada kasus
dimana unit-unit usaha tidak dapat menyetujui harga tertentu. Untuk alasan tersebut, suatu
prosedur harus dibuat untuk menengahi arbitrase hargas transfer. Terdapat tingkat formalitas
yang luas dalam arbitrase harga transfer. Contoh ekstremnya adalah menyerahkan tugas untuk
menengahi arbitrase kepada seorang eksekutif saja – wakil presiden keuangan atau wakil
presiden eksekutif, misalnya – yang berbicara kepada para manajer unit usaha yang terlibat dan
kemudian langsung menetapkan harga. Contoh ekstrem yang alin adalah membentuk suatu
komite. Komite sepeti ini biasanya memiliki tiga tanggung jawab : (1) menyelesaikan arbitrase
harga transfer, (2) meninjau alternatif perolehan sumber daya yang mungkin ada, dan (3)
mengubah peraturan harga transfer bila perlu. Tingkat formalitas yang diguankan tergantung
pada jenis dan luasnya potensi arbitrase harga transfer. Dalam berbagai macam kasus, arbitrase
harga transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau eksekutif tingkat atas kantor pusat,
karena putusan arbitrase memiliki dampak yang sangat mempengaruhi laba unit-unit usaha.
Arbitrase dapta dilakukan dengan beberapa cara. Dalam sistem yang formal, kedua pihak
menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai (arbitrator). Arbitrator akan
meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang
kala dengan bantuan staf kantor yang lain. Sebagai contoh, departemen pembelian dapat
meninaju alasan dari permintaan harga kompetitif yang diusulkan, atau departemen teknik
industri mungkin meninjau kewajaran dari biaya tenaga kerja standar yang dipertentangkan.
Seperti yang telah ditunjukkan diatas, dalam sistem yang lebih normal, presentasi sebagian besar
dilakukan secara lisan.Adalah penting bahwa sekecil apapun arbitrase yang terjadi harus
diselesaikan.
Dalam peraturan penentuan harga sebagaimana pun rincinya harga yang ditentukan akan ada
masalah dimana unit unit usaha dalam penentuan harga tersebut tidak dapat menyetujui harga
tertentu.dalam permasalahan ini harus dibuat strategi dalam menyeimbangkan harga transfer.
Dan prosedur yang kuat sehingga dalam mengengahi arbitrase harga transfer tingkat
formalitasnya luas dan menyebar.contoh extreme adalah,menyerahkan tugas untuk menengahi
arbitrase kepada seorang excecutive saja,wakil presiden keuangan atau wakil presiden
excecutive,misalnya yang berbicara kepada para manajer unit usaha yang terlibat dan langsung
menetapkan harga.contoh extreme yang lain adalah membentuk suatu komite,komite ini
biasanya memiliki tiga tanggung jawab,yang pertama,menyelesaikan arbitrase harga
transfer,kedua,meninjau alternative perolehan sumber daya yang mungkin ada,dan
ketiga,mengubah peraturan harga transfer bila perlu.potensi arbitrase harga transfer sangat
mempengaruhi pada tingkat formalitas jenis dan luas potensi tersebut.dalam kasus ini keputusan
arbitrase memiliki dampak yang sangat mempengaruhi laba unit unit usaha dimana dalam
prosesnya arbitrase harga transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau eksekutif
tingkat atas kantor pusat.dalam pelaksanaanya arbitrase dapat dilakukan dalam berbagai
cara.kasus yang muncul diantar dua belah pihak harus menyerahkan kasus tersebut secara
tertulis kepada pihak yang sudah ditentukan seperti penengah atau pendamai atau dalam
arbitrase sering disebut sebagai arbitrator. Arbitrator bertindak sebagai penengah atas kasus
yang terjadi atas kedua belah pihak. Arbitrator akan meninjau posisi unit usaha masing masing
mereka dan arbitrator akan memutuskan harga yang akan ditetapkan.sebagai contoh
depertemen pembelian dapat meninjau alas an dari permintaan harga kompetitif yang diusulkan
atau departemen tekhnik industry mungkin meninjau kewajaran dari biaya tenaga kerja standar
yang dipertentangkan.dalam system yang lebih normal sekecil apapun arbitrase yang terjadi
harus diselesaikan secara actual.dan semakin banyak arbitrase yang akan terjadi maka
peraturan yang ada kurang actual dan spesifik dan mungkin dalam pengolahan unit usahanya
kurang rasional.ini menyebabkan bahwa harga yang diputuskan tidak dapat memuaskan kedua
belah pihak yang bertikai dan mungkin tindakan arbitrase hanya menghabiskan waktu menejer
lini dan eksekutif kantor pusat. Selain itu proses penyelesaian konflik diantara kedua belah pihak
juga mempengaruhi efektifitas suatu system harga transfer.terdapat empat cara menyelesaikan
konflik dalam menengahi arbitrase yang pertama,memaksa,membujuk,menawarkan,dan terakhir
penyelesaian masalah. Dalam mengatasi konflik ini digunakan mekanisme penyelesaian yang
bervariasi sehingga cara mengatasinya lebih efektif dan efisien.
Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga transfer
bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar serta harga
pasar. Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin formal dan
spesifik peraturan yagn ada. Jika harga pasar selalu siap sedia, maka perolehan sumber daya
dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli (make-or-buy
decision) yang melebihi jumlah tertentu.
Kelas I meliputi produk untuk mana manajemen senior ingin mengendalikan perolehan sumber
daya. Produk ini merupakan produk-produk yang bervolume besar; produk-produk yang tidak
memiliki sumber dari luar; dan produk-produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh
pihak manajemen demi alas an kualitas atau alasan tertentu.
Kelas II meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini merupakan produk-produk yang
dapat diproduksi diluar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi yang sedang
berjalan, produk-produk yang volumenya relatif kecil, diproduksi dengan peralatan umum
(general-purpose equipment). Produk-produk kelas II ditransfer pada harga pasar.
Perolehan sumber daya untuk produk Kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari
manajemen pusat. Perolehan sumber daya untuk produk Kelas II ditentukan oleh unit-unit usaha
yang terlibat. Unit-unit pembelian dan penjualan dapat dengan bebas bertransaksi dengan pihak
dalam ataupun luar perusahaan.
KLASIFIKASI PRODUK
Jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar serta harga pasar sangat bergantung
terhadap luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga
transfer tersebut.diketahui bahwa dimana semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga
pasar,maka semakin formal dan spesifik peraturan yang ada. Dan sebaliknya jika semakin kecil
jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar maka peraturan yang ada akan semakin tidak
spesifik.maka dari ringkasan yang diatas dapat disimpulkan bahwa jika harga pasar selalu siap
sedia maka perolehan sumber daya dapat dikendalikan
KELOMPOK 6
TRANSFER PRICING
OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
TRANSFER PRICING
Harga transfer adalah nilai yang diberkan atas suatu taransfer barang atau jasa dalam
suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat
laba. Untuk organisai yang terdesentralisai, keluaran dari sebuah unit yang dipakaisebagian
Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing.
Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu haraga jual khhusus yang dipakai dalam pertukaran
antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual ( selling division )dan unit divisi
pembeli ( buying devision). Pada penjelasan ini pengertian harag transfer dibatasi pada nilai yang
diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu
Defenisi Harga Transfer : Harga produk atau jasa yang ditransfer kepada suatu pusat
pertanggung jawaban didalam suatu perusahaan yang menggunakan produk / jasa dari pusat
Topik harga transfer masuk dalam lingkup lingkungan pengendalian manajemen. Sistem
harga transfer adalah topik yang paling runyam dalam sistem pengendalian manajemen.
Perselisihan antara manajer-manajer yang terlibat dalam transaksi internal sering terjadi. Praktek
harga transfer brkaitan dengan pelaksanaan konsep desentralisasi dalam suatu organisasi.
Manajer pusat laba mendapatkan mandat lebilh luas, punya kendali atas laba. Manajer
pusat laba diberi kendali atas aspek pemasaran dan pengendalian atas biaya produk di unit itu.
Makin banyak pusat laba maka makin banyak orang yang peduli pentingnya laba, dan makin
banyak orang yang terlibat memikirkan terciptanya laba. Prestasi manajer pusat laba dikaitkan
Sistem harga transfer adalah topic yang paling runyam dalam system pengendalian
manajemen. Jika tidak ada aturan didalam harga trnasfer maka harga transfer tersebut tidak
ada kemajuan baik didalam umum maupun di pasar secara langsung. Didalam masalah ini juga
melibatkan perselisihan para manajer sehingga pencapaian laba tidak tercipta sesuai yang di
inginkan. Maka didalam topic pembahasan ini sangat penting pengendalian manajemen yang
Prinsip dasaranya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
Pelaksanaan prinsip ini dirasa sulit karena adanya fakta bahwa terdapat banyak pertentangan
dalam literatur mengenai bagaimana harga jual ke pihak luar ditentukan. Literatur ekonomi
klasik menyatakan bahwa harga jual sebaiknya sama dengan biaya marginal, dan beberapa
penulis menyarankan harga transfer berasarkan biaya marginal. Hal ini tidak realistis.
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan tujuan jika kondisi-
harga pasar
informasi penuh
negosiasi
Pelaksananaan prinsip harga transfer ini harus membutuhkan orang-orang yang kompoten
utnuk menjalankan harga transfer ini baik dikalangan para konsumen dan dikalangan pasar
juga. Infromasi-informasi juga sangan di butuhkan dalam melakukan transfer pricing, dimana
Markup laba
Basis yang secara konsep lebih baik adalah presentase investasi, tetapi menghitung
investasi untuk diaplikasikan kepada setiap produk yang dihasilkan dapat menyebabkan
permasalahan teknis.
Presepsi manajemen senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat laba akan dipengaruhi
(rate of return) yang akan dihasilkan seandainya unit usaha tersebut merupakan
konseptual adalah dengan membuat penyisihan laba yang berdasarkan investasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai
investasi tersebut dihitung pada level “ standard “ dengan asset dan persediaan pada
Kita tahu bahea Basis murkup laba ini di pahami dengan baik oleh para manajer supaya
perhitungan investasi setiap produk yang dihasilkan tidak menyebabkan permasalahan teknis.
Markup laba ini juga biasanya dipakai didalam perdagangan dimna ini bisa menambah suatu
nilai keuntungan, bias dikatakan keuntungannya bias mencapai 10% maupun 20% tergatung
bagaimana teori pasarnya yang biasanya ada permintaan dan terjadilah harga yang ditetapkan.
Negosiasi
Unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam
semacam ini, manajer yang paling keras kepala sekalipun akan melakukan
dimana unit usaha tidak dapat menyetujui harga tertentu. Maka suatu
Permasalahan yang sering terjadi didalam bernegosiasi dipasar adalah dimana sering
kita dapati hal ini terjadi didalam masalah penetapan harga antara konsumen dan customer
atau para pelanggan. Salah satu contoh, ketika kita sedang berbelanja atau membeli sesuatu di
pasar maka kita sering melakukan tawar menawar antara si penjual. Lain hal jika kita membeli
sesuatu di supermarket atau di mini market, di dalam kedua tempat ini kita tidak ernah
mengalami yang namanya bernegosisai, karena harga yang ada didalam sudah ditetapkan oleh
mereka.
DAFTAR PUSATAKA
- http://jokmedia.blogspot.com/2011/04/makalah-harga-transfer.html
READING REPORT
KELOMPOK 6
TRANSFER PRICING
OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
Transfer Pricing adalah besaran nilai yang diberikan sebagai imbalan karena adanya
perpindahan suatu barang, jasa atau pengalihan teknologi antar perusahaan yang mempunyai
hubungan istimewa, dengan tujuan barang atau jasa tersebut untuk di proses lebih lanjut.
sebelum menjalankan transfer pricing ini, banyak hal yang harus di pertimbangakn oleh setiap
perusahaan, seperti yang tertulis di atas, bahwa perusahaan memjalin hubungan, bisa juga
dengan melakukan pertemuan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain
supaya setiap kegiatan perusahaan tersebut tercapai sesuai dengan pencapaian yang selama ini
perusahaan rencanakan. Transaksi yang terlibat dalam transfer pricing ini bisa dengan antara
satu perusahaan, sebagai contoh induk perusahaan melaukan transaksi dengan anak persahaan
tersebut, dan bisa juga antara prusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya,. Contoh antara
perusahaan X berkerjasama dengan perusahaan Y.
1) Memberikan informasi yang relevan antar pusat laba untuk penentuan imbal balik yang
optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2) Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita masing-masing pusat laba dan
juga meningkatkan laba perusahaan.
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari pusat laba individual.
4) Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga
mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli
sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan
harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Transfer pricing ini sering digunakan oleh setiap perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan oleh perusahaan itu sendiri.dalam melakukan transfer pricing ini, ada
baiknya perusahaan harus mempunyai suatu system yang bisa membantu dalam melakukan
transaksi antar perusahan tersebut dengan perusahaan lainnya. system tersebut harus di
rancang dengan baik. Dengan menjalankn system ini dengan maka bisa meningkatkan laba
pada setiap perusahaan. Karena system ini merupakan sekelompok komponen dan elemen yang
digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu,
selain melaksanakan system dengan baik, dalam transfer pricing ini perlu juga mengevauasi
pada setiap kinerja yang sedang berlangsung. Kinerja salah satu memungkinkan pegawai dan
manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja. Dalam
transfer pricing ini banyak masalah-masalah yang dihadapi, terumana dalam menentukan harga
dalam transfer pricing.
1) Orang-orang kompeten.
Idealnya, para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat-pusat tanggung
jawab mereka, sama seperti dalam jangka pendeknya. Staf yang terlibat dalam negosiasi dan
arbitrase suatu harga transfer juga harus kompeten.
4) Dalam situasi ideal ini, manager harus lah melaksanakn tugasnya dengan sebaik
mungkin, sebelum melakukan negosiasi, sebaiknya harus memiliki strategik terhadap
sasaran terhadap pencapaian yang ingin dicapai oleh perusahaan, manager juga harus
melakukan pengukuran kinerja jangka panjang dan kinerja jangka pendek karena
berpengaruh pada laba perusahaan.
Sistem pengukuran kinerja juga menyediakan informasi yang relevan dengan
pengambilan keputusan.
Untuk memgetahui hasil dari laporan laba rugi ini merupakan suatu proses yang penuh dengan
pertimbangkan dalam memeriksa keadaan keuangan perusahaan. dengan tujuan perusahaan,
untuk mengetahui tentang kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan mendatang.
apabila manager perusahaan sudah mendapatkan gambaran tentang kondisi dan kinerja pada
masa yang akan datang, maka manager perusahaan bisa merencanakan apa yang akan
perusahaan tersebut rencanakan untuk ke depannya.
alasan harga transfer harus sesuai dengan harga pasar, karena harga pasar ini adalah harga
kesepakatan antara pembeli dan penjual dengan tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Penyebab timbulnya harga pasar ini karena adanya keseimbangan antara permintaan dan
penawaran. biasanya ini di adakan di tempat keramaian seperti di pasar, kebayakn orang
melakukan transaksi i di tempat keramain tersebut karena bisa melalukan tawar menawar pada
setiap barang.
transfer pricing juga membutuhkan sumber daya . karena sumber daya ini merupakan suatu
unsur lingkungan hidup. Sumber Daya terdiri dari 4 macam yaitu:
Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Sumber Daya kewirausahaan dan Sumber Daya
Modal. Empat macam sumber daya ini sangat dibutuhkan dalam malaksanakan transfer pricing.
informasi yang dipentingkan dalam perusahaan adalah informasi yang relevan. Dalam
mendapatkan informasi yang relevan, paerusahaan harus mempunyai yang system yang bisa
mengatur atau mengendaliakan pada setiap kegiatan atau transaksi yang di lakukan oleh
perusahaan.
Idealnya seorang manajer pembelian bebas mengambil keputusan sourcing. Demikian halnya
dengan manajer penjualan, ia harus bebas untuk menjual produknya ke pasar yang paling
menguntungkan.Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki
kebebasan dalam mengambil keputusan sourcing :
Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual) :
a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk menentukan
harga transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba
tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas mak pusat
laba tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk produk-produk eklusifnya.
banyak berbagai macam hambatan dalam mengambil suatu keputusan sourcing oleh pusat laba,
karena Pusat laba adalah sebagai suatu tanggung jawab yang mempunyai wewenang untuk
mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan
untuk mengambil keputusan tentang investasi. tanggung jawab yang harus dicapai itu pada
tingkat laba.karena laba itu adalah ukuran kinerja yang berguna, karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indicator yang komprehensif, dibandingkan
jika harus menggunakan beberapa indikator.apabila pasar terbatas terjadi, maka jumlah dari
setiap unit penjualan akan menurun,dengan menurunnya nilai harga penjualan, maka otomatis
berpengaruh pada setiap keuntungan perusahaan.
Dalam menghitung markup laba terdapat dua keputusan, yaitu apa dasar markup laba
tersebut dan tingkat laba yang diperbolehkan. Dasar yang paling mudah dan umum dipergunakan
adalah persentase dari biaya. Jika dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas
modal yang diperlukan. Sementara konsep yang lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi
untuk menghitung investasi yang akan digunakan ke setiap produkdapat menimbulkan
permasalahan teknis.
Pembagian laba
Jika system penentuan harga dua langkah tidak feasible, sistem pembagian laba (profir
sharing) dapat digunakan untuk memastikan kesamaan antara kepentingan unit usaha dan
perusahaan.
Sistem tersebut beroperasi dengan cara sebagai berikut :
1) Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standar.
2) Setelah produk tersebut terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan, dimana
perhitungannya adalah harga penjualan dikurangi biaya variable produksi dan pemasaran.
Melaksanakan system pembagian laba semacam ini akan menimbulkan beberapa masalah
teknis, yaitu sebagai berikut:
1) mungkin saja terdapat argument-argumen mengenai cara pembagian kontribusi diantara dua
pusat laba, dan manajemen senior akan turun tangan untuk menangani masalah ini.Hal ini
membuang biaya, waktu dan bekerja secara berlawanan dengan alasan dasar dari desntralisasi,
yaitu otonomi para manajer unit usaha.
2) Membagi rata laba diantara pusat laba tidak memberikan informasi yang tepat mengenai
profitabilitas masing-masing pusat laba.
3) Karena kontribusi yang ada tidak akan dialoksikan sampai penjualan selesai dilakukan, maka
kontribusi unit produksi tergantung pada kemampuan unit pemasaran untuk menjual seharga
harga penjualan aktual. Unit produksi mungkin merasa diperlakukan dengan tidak adail dalam
situasi ini.
Dua bentuk harga
Dalam metode ini, pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada saat harga jual di luar dan
unit pembelian dibebankan biaya sebesar total biaya standar.
Beberapa kelamahan penggunaan sistem ini adalah :
1) jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara keseluruhan.
2) Sistem ini menciptakan suatu ilusi bahwa unit usaha akan menghasilkan uang.
3) Sistem ini dapat memicu unit usaha hanya berkonsentrasi pada transfer internal dimana
mereka terpana pada markup yang bagus pada biaya penjualan ke luar.
4) Terdapat tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat setiap kali
ada transfer dan kemudian mengeliminasi akun ini ketika laporan keuangan unit usaha
dikonsolidasi.
5) Fakta bahwa ada konflik diantaraa unit-unit bisnis akan membuat sistem ini terlihat lemah.
Dengan metode dua bentuk harga,
konflik-konflik ini dapat dikurangi sehingga tidak meghadapkan manajemen senior pada
permasalahan seperti ini.ntuk menjual seharga harga penjualan aktual.
Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil-wakil dari uit-unit pembelian
dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan kepada pihak luar dan
pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya tetap dan laba upstream yang signifikan.
Dalam markup laba ini, dapat menimbulkan berbagai masalah yang bisa menghambat
perusahaan untuk memcapai tujuan masing-masing perusahaan , sebagai salah satu
permasalah tersebut bisa sebagai besarnya jumlah laba.
Cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah, di perlukan membuat penyisihan laba
berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba
pembelian.
selain terdapat masalah di markup laba bedasarkan type transfer pricing ini, pembagian laba
juga terdapat berbagai masalah, untuk mengatasi semua problem yang terjadi, perusahaan
harus menjalan kan system yang benar-benar bisa mengontrol aktivitasnya perusahaan,
terutama dalam mengendalikan pembagian laba dengan tujuan bisa menentukan harga.
setelah harga ditentukan berdasarkan dengan kesepatan antara penjual dan pembeli, maka
penjual dan pembeli dapat memutusan atas harga yang sudah disepakati .
Harga yang dibebankan untuk servis perusahaan tidak akan mencapai tujuan kecuali metode
dalam menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer
unit usaha.
* Negosiasi
Pada sebagian besar perusahaan, unit-unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain;
maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf sentral.
Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan membuat suatu
harga jual dan menentukan harga pembelian yang paling cocok merupakan salah satu fungsi
utama dari manajemen lini.
Alasan lain bagi unit usaha untuk menegosiasikan harga mereka adalah bahwa mereka biasanya
memiliki informasi yang paling tepat mengenai pasar-pasar dan biaya-biaya yang ada, sehingga
mereka merupakan pihak yang paling mungkin untuk memberikan harga yang pantas.
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing rule), mungkin tidak ada kasus
dimana unit-unit usaha tidak setuju pada harga tertentu. Untuk alasan tersebut, suatu prosedur
harus dibuat untuk menengahi pertikaian harga transfer.Terdapat tingkat formalitas yang luas
dalam arbitrase harga transfer. Kemungkinan ekstremnya akan dibentuk suatu komite yang
memiliki tiga tanggungjawab, yaitu :
(1) menyelesaikan pertikaian harga transfer,
(2) meninjau alternative sourcing yang mungkin ada, dan
(3) mengubah peraturan harga transfer bila perlu.
* Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer tergantung pada
banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar. Makin
besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik peratutran yang
ada.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
Sourcing untuk produk kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari manajemen pusat.
Sourcing untuk produk kelas II ditentukan oleh unit-unit usaha yang terlibat.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada sourcing dan
pricing atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.
semua perusahaan ingin mencapai tujuan masing-masing.untuk mencapai tujuan itu, negosiasi
sangat lah penting dilakukan, Karena negosiasi ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai suatu keadaan yang dapat diterima kedua belah pihak. dan untuk mencapai tujuan ini,
didalam negosiasi ini harus di perlukan yang namanya dengan kerja sama.
Didalam perusahaan sering terjadi konflik, penyebab terjadinya konflik disebabkan dengan
berbagai cara, sebagai salah satunya Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
untuk mencegah problem yang sedang terjadi,
sebaiknya perusahaan mengadakan yang namanya kolaborasi, dimana kolaborasi ini sebagai
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.
DAFTAR PUSTAKA:
http://chairianwar.blogspot.com/2011/12/penentuan-harga-transfer-transfer.html
http://sentika.wordpress.com/2011/12/10/transfer-pricing/
http://chairianwar.blogspot.com/2011/12/penentuan-harga-transfer-transfer.html
http://nariyaandi.blogspot.com/2011/05/penentuan-harga-transfer-transfer.html
http://www.slideshare.net/fathurrahmanpriyanta/transfer-pricing-spm