Anda di halaman 1dari 30

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

www.its.ac.id

TEKNIK ANALISIS AHP


(Analytic Hierarchy Process)

DEPARTMENT OF URBAN AND REGIONAL


PLANNING
2019
Mana yang
A: Kebijakan menjadi
Pendidikan prioritas pilihan
Gratis A, B, C, atau
D?

B: Kebijakan
Pinjaman
Modal Usaha
Masalah
Kemiskinan C: Kebijakan
Peningkatan
Sanitasi
Lingkungan

D: Kebijakan
Penyediaan
Rumah Susun
bagi MBR
PADA AKHIRNYA SERINGKALI TERJADI HAL SEPERTI INI….
Apa Alat Analisis AHP?
• Alat evaluasi pro dan kontra terhadap suatu
set pilihan (kebijakan) secara rasional
• Alat analisis keputusan secara kuantitatif dan
kualitatif berdasarkan argumen yang logis
• Alat evaluasi dan representasi solusi secara
sederhana melalui model hirarki
• Alat pengujian kualitas keputusan 
sejauhmana keputusan yang dihasilkan
berkualitas/konsisten
Prinsip AHP
1. Hierarchy Thinking
Membagi-bagi sesuatu permasalahan yang kompleks dan
tidak terstruktur ke dalam bagian-bagian yang terstruktur
Prinsip AHP
2. Dekomposisi (Decomposition)
Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu
dilakukan decomposition, yaitu memecah
persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya.
Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, maka
pemecahan terhadap unsur-unsurnya dilakukan
hingga tidak memungkinkan dilakukan
pemecahan lebih lanjut. Pemecahan tersebut
akan menghasilkan beberapa tingkatan dari
suatu persoalan. Oleh karena itu, proses analisis
ini dinamakan hierarki (hierachy)
Prinsip AHP
3. Penilaian Komparasi (Comparative
Judgement)
Prinsip ini membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu
tingkat tertentu yang berkaitan dengan
tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan
inti dari AHP karena berpengaruh terhadap
prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini
tampak lebih baik bila disajikan dalam
bentuk matriks perbandingan berpasangan
(pairwise comparison)
Prinsip AHP
• Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)
Dari setiap matriks pairwise comparison dapat
ditentukan nilai eigenvector untuk mendapatkan
prioritas daerah (local priority). Oleh karena
matriks pairwise comparison terdapat pada setiap
tingkat, maka global priority dapat diperoleh
dengan melakukan sintesa di antara prioritas
daerah. Prosedur melakukan sintesa berbeda
menurut hierarki. Pengurutan elemen-elemen
menurut kepentingan relatif melalui prosedur
sintesa dinamakan priority setting
Prosedur AHP
1. Menentukan tujuan, kriteria/faktor, alternatif
pilihan keputusan
2. Membuat pohon hirarki (hierarchy tree) untuk
berbagai kriteria/faktor dan alternatif
3. Membentuk matriks pairwise comparasion untuk
kriteria/faktor dan alternatif
4. Membuat peringkat prioritas kriteria/faktor dari
matriks pairwise comparasion dengan
menentukan eigenvector
5. Membuat peringkat prioritas alternatif dari matriks
pairwise comparasion dengan menentukan
eigenvector
6. Uji konsistensi hasil peringkat prioritas
Contoh Kasus
• Pemerintah kabupaten berupaya untuk meningkatkan
pelayannya kepada masyarakat. Salah satu upaya
yang dilakukan Pemerintah adalah mendirikan
beberapa fasilitas umum, seperti jalan; gedung
olahraga; dan pasar. Oleh karena itu, Pemerintah
perlu mempertimbangkan beberapa kriteria untuk
membangun fasilitas umum, antara lain: manfaat dari
fasilitas umum, perawatan dari fasilitas umum, dan
partisipasi masyarakat.
• Dalam pengambilan keputusan ini, Pemerintah perlu
menentukan peringkat dari berbagai kriteria dan
alternatif yang ada agar dapat mengetahui kriteria dan
alternatif terpenting
Penyelesaian Kasus dengan AHP

1 Menentukan tujuan, kriteria/faktor, alternatif


pilihan keputusan
❖ Tujuan: membangun fasilitas umum
❖ Kriteria/faktor:
❖ Manfaat dari fasilitas umum
❖ Perawatan dari fasilitas umum
❖ Partisipasi masyarakat
❖ Alternatif:
❖ Jalan
❖ Gedung Olahraga
❖ Pasar
Penyelesaian Kasus dengan AHP

2 Membuat pohon hirarki (hierarchy tree) untuk


berbagai kriteria/faktor dan alternatif

GOAL

OBJECTIVES/
Kriteria

ALTERNATIF
Penyelesaian Kasus dengan AHP

3 Membentuk matriks pairwise comparasion untuk


kriteria/faktor dan alternatif
Misalnya diberikan matriks A. Angka (aij) di dalam baris ke-i dan kolom
ke-j merupakan angka relative importance Oi dibandingkan dengan Oj.
Angka (aij) ditentukan dari skala penilaian 1-9 seperti berikut:
Contoh Kuesioner Dengan Menggunakan AHP
Contoh Kuesioner Dengan Menggunakan AHP
Penyelesaian Kasus dengan AHP

3
Penyelesaian Kasus dengan AHP

3
Penyelesaian Kasus dengan AHP

4 Membuat peringkat prioritas kriteria/faktor dari matriks


pairwise comparasion dengan menentukan
eigenvector
Penyelesaian Kasus dengan AHP

4
Penyelesaian Kasus dengan AHP

5 Membuat peringkat prioritas alternatif dari matriks


pairwise comparasion dengan menentukan eigenvector
Penyelesaian Kasus dengan AHP

5
Penyelesaian Kasus dengan AHP

5
Penyelesaian Kasus dengan AHP

6 Uji konsistensi hasil peringkat prioritas


• AHP mentoleransi adanya inkonsistensi (rasio
konsistensi) dengan menyediakan ukuran
inkonsistensi penilaian
• Semakin besar rasio konsistensi, semakin tidak
konsisten
• Rasio konsistensi yang acceptable adalah kurang
dari atau sama dengan 10 persen
• Kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar
dari 10 persen dapat dianggap acceptable (Forman
dan Selly, 2001)
Penyelesaian Kasus dengan AHP

6 Perhitungan rasio konsistensi:


1. Menentukan vektor jumlah tertimbang (weighted sum vector):
perkalian matriks perbandingan (pairwise comparasion) dengan matriks
prioritas (eigenvector)

x =

2. Menghitung vektor konsistensi: membagi vektor jumlah tertimbang


dengan matriks prioritas (eigenvector)
Penyelesaian Kasus dengan AHP

6 Perhitungan rasio konsistensi:


3. Menghitung Lambda dan Indeks Konsistensi
Penyelesaian Kasus dengan AHP

6 Perhitungan rasio konsistensi:


4. Perhitungan Rasio Konsistensi

RK =IK/IR
=0,009189/0,58
=0,0158
=1,58%

Konsisten  <10%
Kesimpulan: Manfaat AHP
• Memberikan kemudahan dalam memahami
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai secara
terstruktur
• Memudahkan pengambilan keputusan (decision
making) yang terbaik atas dasar rasionalitas
• Memberikan kemudahan dalam membandingkan dua
atau lebih elemen yang sulit diukur/dikuantifikasi
• Metode perhitungan yang relatif sederhana dapat
menyederhanakan permasalahan yang kompleks
disertai dengan pengujian konsistensi data
• Dapat mengatasi konflik kepentingan atau perbedaan
preferensi diantara stakeholder (pemangku
kepentingan) atas keputusan yang akan ditentukan
Contoh-contoh Kasus ke-PWK-an
• Penentuan keputusan dalam pemilihan
kebijakan dan program prioritas daerah
• Penentuan keputusan dalam pemilihan
lokasi fasilitas dan pembangunan
infrastruktur
• Penentuan keputusan dalam arahan
pengembangan kawasan
• Dan sebagainya…
Tantangan dalam Pengerjaan AHP
• Pada beberapa kasus, seringkali kejadian-
kejadian terjadi tidak konsisten atau keputusan
yang dibuat tidak konsisten
• Inkonsistensi ini disebabkan oleh beberapa faktor:
– Keterbatasan informasi  keterbatasan pemahaman
terhadap permasalahan yang diangkat
– Penyusunan struktur model yang kurang memadai 
elemen-elemen yang diperbandingkan tidak
comparable
– Pemilihan subyek/stakeholder yang kurang tepat 
diluar kompetensi/keahliannya
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai