Anda di halaman 1dari 30

ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

(AHP)

Jakarta , 4 Desember 2017

Hari Sakti Wibowo


Pusat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat
Universitas Indonesia
INTRODUCTION

1. AHP merupakan metode analisis yang


dikembangkan oleh Thomas Saaty (1980).
2. Metode analisis ini banyak digunakan
untuk memodelkan permasalahan yang
tidak terstruktur.
3. Secara singkat AHP dapat dikatakan
sebagai metode pengambilan keputusan
untuk memahami kondisi sistem dan
membantu dalam pengambilan
keputusan.
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

• AHP merupakan salah satu metode analisis yang


termasuk dalam kelompok Qualitative Analysis.
• Metode Qualitative Analysis yang sudah umum dikenal
diantaranya adalah FGD memiliki kekurangan yang
sekaligus menjadi kelebihannya : Subjektif, Tidak
Terstruktur, dan Tidak Terukur.
• Kelebihan dari tehnik AHP adalah metode ini
merupakan teknik yang terstruktur, dan terukur dan
objektif.
• Umumnya metode ini digunakan untuk merumuskan
dalam proses pengambilan keputusan yang jamak,
disusun atas pendapat dan pandangan banyak orang,
sehingga diperlukan metode analisis yang dapat
merangkum pendapat orang orang tersebut.
SIFAT SIFAT AHP (1)

• Beberapa sifat dari AHP adalah


1. Integrity : AHP menyatukan beberapa pandangan
responden ke dalam satu sistem yang mengikat
pandangan yang berbeda tersebut sehingga
diperoleh hasil yang objektif
2. Complexity : Model AHP dapat mengakomodir
permasalahan yang kompleks dan tidak linear, namun
dalam satu kesatuan logika dan struktur
3. Interdependent : Hasil analisis yang diperoleh
merupakan output dari beberapa logika yang
terstruktur yang saling memengaruhi satu sama lain.
4. Priority : Hasil yang diperoleh memberikan nilai skala
prioritas untuk beberapa pilihan yang dapat diambil.
SIFAT SIFAT AHP (2)

5. Objectivity : Metode ini meniadakan peran


subjektif dari peneliti, dan menyerahkan
pada subjektifitas responden.
6. Inferensial : AHP memberikan penilaian yang
menyeluruh untuk seluruh pilihan alternatif
yang ada, menyimpulkan prioritas yang
utama dan sekunder
7. Negotiation : Nilai yang diperoleh
mempertimbangkan input dari bobot
kepentingan yang dapat berbeda sesuai
dengan tujuan dan alternatif yang tersedia.
ISTILAH dalam AHP

• Dekomposisi (Decompotition)
Setelah merumuskan persoalan, dalam tahapan
dekomposisi dilakukan pemecahan permasalahan
hingga unsur terkecil. Hal ini berkaitan dengan
pemodelan, model yang baik adalah yang
mencakup struktur yang lengkap namun harus
dengan tetap mempertimbangkan waktu
responden untuk menjawab

• Penilaian Komparatif (Comparative


Judgement)
Proses penilaian alternatif dalam AHP
menggunakan metode perbandingan. Dengan
skor antara 1 hingga 9.
ISTILAH dalam AHP

• Sintesa Prioritas (Synthesis of Priority)


Setelah dilakukan penilaian untuk seluruh alternatif
yang ada, langkah selanjutnya adalah melakukan
sintesis prioritas, atau istilahnya prioritas lokal.
Dilakukan secara berjenjang sehingga diperoleh
prioritas global.

• Konsistensi Logika (Logical Consistency)


Untuk mendapatkan hasil yang baik, terdapat satu
parameter dalam AHP yang disebut dengan
Logical Consistensy di mana tingkat kesalahan
yang ditolerir adalah sebesar 0,1 atau 10%. Dengan
kata lain hanya sebesar 10% tingkat kesalahan
logika yang ditoleransi.
Tahapan analisis dan aplikasi

• Tahapan dalam analisis


menggunakan AHP adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi Sistem
2. Penyusunan Hirarki
3. Penyusunan Matriks Gabungan
4. Pengolahan Vertikal
5. Perhitungan Vektor Prioritas
Software aplikasi ahp

Software yang dapat digunakan adalah :


1. Expert Choice
2. SuperDecissions
Tahapan Analisa AHP

1. Dekomposisi Masalah
2. Penilaian bobot/pembobotan utk
membandingkan eleman
3. Uji konsistensi
4. Sintesis Penetapan kriteria pada
masing-masing hirarki
5. Perhitungan bobot prioritas terhadap
pilihan
6. Pengambilan keputusan
Analisa Sensitifitas

• Analisa sensitivitas AHP dipakai untuk


memprediksi keadaan apabila terjadi
perubahan yang cukup besar , misalnya
terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan
prioritas dan kriteria
• Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan
hirarki tersebut dapat disebut sebagai
variabel eksogen sedangkan level tiganya
adalah variabel endogen
• Analisa sensitivitas dan hirarki tersebut adalah
melihat pengaruh dan perubahan pada
variabel eksogen terhadap kondisi variabel
endogen.
LANGKAH-LANGKAH
ANALISA HIRARKI PROSES
1. DEKOMPOSISI MASALAH
Dekomposisi masalah adalah langkah dimana suatu tujuan (Goal) yang
telah ditetapkan selanjutnya diuraikan secara sistematis kedalam
struktur yang menyusun rangkaian sistem hingga tujuan dapat dicapai
secara rasional
2. PENILAIAN/PERBANDINGAN ELEMEN

Penilaian perbandingan
berpasangan (pembobotan) pada
tiap-tiap hirarki berdasarkan
tingkat kepentingan relatifnya

Kuisioner matriks Kuisioner semantik difrensial


3. PENYUSUNAN MATRIKS & UJI KONSISTENSI

1 Menyatukan pendapat dari beberapa kuisioner menggunakan persamaan rata-rata .


geometri:

2 Menyusun matriks perbandingan


3 Uji konsistensi
4. Penetapan prioritas pada masing-masing hirarki
CONTOH ANALISA
CONTOH KASUS
• Pada contoh penggunaan AHP kalli ini, akan kita lakukan analisis
keputusan dalam menentukan komoditi ternak yang paling cocok
dikembangkan di Kabupaten Majene. Pada contoh kali ini
digunakan pembobotan tunggal oleh seorang pakar agar mudah
untuk dipelajari.

Tujuan/Goal (Hierarki I) : Komoditi Ternak yang akan dikembangkan

Kriteria (Hierarki II) :


1.Daya dukung lahan/Kebutuhan Lahan (DDL)
2.Nilai Ekonomi&Peluang Pasar (NE&PP)
3.Kemudahan Teknis Pemeliharaan (KTP)
4.Sarana Pendukung (SP)

Alternatif Jenis Ternak (Hierarki III):


1.Sapi Potong (S.Pot)
2.Kambing PE (Kam.PE)
3.Unggas Petelur (Ugg.T)
4.Unggas Potong (Ugg.P)
Langkah2x

1. Dekomposisi masalah
2. Penilaian bobot
3. Uji konsistensi
4. Sintesis
5. Penerapan Alternatif Terbaik
1. DEKOMPOSISI MASALAH
2. PENILAIAN/ PEMBOBOTAN

Pembobotan dilakukan oleh seorang pakar. Jumlah perbandingan


yang harus diberikan sebanyak 𝐶42 + 4𝑥𝐶42 = 30 perbandingan

4
3. UJI KONSISTENSI
Susun matrik perbandingan
1
yang diperolah tiap responden
& rubah dalam bantuk desimal
2 Lakukan NORMALISASI setiap matrik perbandingan
3 tentukan nilai Eigenvektor utama (EV), dengan merata-ratakan nilai baris pada tiap-
tiap elemen. Perhitungan dilakukan untuk masing-masing elemen pada tiap matriks
hasil normalisasi:

EV Kriteria

EV Alternatif
Tentukan nilai Eigen terbesar (Lambda Maksimum) untuk tiap-tiap matriks.
4
Eigen terbesar diperoleh dengan mengalikan total matriks sebelum
normallisasi dengan nilai eigenvektor utama.

4.2012 −4
CI = = 0.067074
4−1

Tentukan Nilai indeks konsistensi atau Consistency Index (CI) sesuai dengan
5 persamaan yang telah dibahas sebelumnya hingga diperoleh nilai CI sebagai
berikut
6 Hitung nilai CR untuk menentukan tingkat konsistensi jawaban paka. Apabila CR
matriks lebih kecil 10% (0,1) berarti bahwa ketidak konsistenan pendapat masing
dianggap dapat diterima

Dimana RI :
4. SINTESIS (ITERASI MATRIKS)
Proses Pembentukan Bobot Kriteria
Dengan menggunakan matriks yang telah dikonversi
kedalam bentuk desimal, selanjutnya akan dilakukan
sistesis atau penentuan prioritas.

Bobot Kriteria Yang Terbentuk

1.Daya dukung lahan/Kebutuhan Lahan (DDL) = 0,114


2.Nilai Ekonomi&Peluang Pasar (NE&PP) = 0,424
3.Kemudahan Teknis Pemeliharaan (KTP) = 0,424
4.Sarana Pendukung (SP) = 0,037
Bobot Prioritas Alternatif

Prosesnya sama seperti menentukan bobot kriteria. Untuk mempersingkat disajikan


hasil akhir dari penentuan bobot prioritas alternatif

Maka bobot untuk masing-masing alternatif pada


kriteria daya dukung lahan adalah sebagai berikut:
1. Sapi Potong = 0,050
2. Kambing PE = 0,444
3. Unggas Petelur = 0,203
4. Unggas Pedaging = 0,303
5. PENETAPAN ALTERNATIF TERBAIK

Selanjutnya urutkan berdasarkan


prioritas hasil pembobotan:
Kambing PE = 0,404
Unggas Pedaging = 0,235
Unggas Petelur = 0,202
Sapi Potong = 0,159

Anda mungkin juga menyukai