Anda di halaman 1dari 4

UPACARA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2021

Kamis, 25 November 2021, segera dimulai .....................

1. Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya;


2. Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara;
3. Penghormatan kepada pemimpin upacara, dipimpin oleh pemimpin barisan paling kanan;
4. Laporan masing-masing pemimpin barisan kepada pemimpin upacara;
5.
6. Pembina upacara memasuki lapangan upacara;
7. Penghormatan peserta upacara kepada pembina upacara;
8. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dilaksanakan;
9. Pengibaran bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya;
10. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara;
11. Pembacaan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara;
12. Pembacaan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
13. Menyanyikan lagu Hymne Guru;
14. Amanat pembina upacara, pasukan diistirahatkan;
15. Menyanyikan lagu Terima Kasih Guruku;
16. Pembacaan do’a;
17. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai;
18. Penghormatan kepada pembina upacara;
19. Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara;
20. Upacara selesai, barisan dibubarkan.
Teks Doa Hari Guru

Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Pada momentum Hari Guru Nasional yang mulia ini, marilah sejenak kita menengadahkan tangan
memohon perlindungan dan ampunan kepada Allah SWT.

A’udzubillahiminassyaitonirrojim
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin
Assalatu wassalamu ala asyrofil anbiya iwal mursalin, wa ala alihi wasohbihi ajmain
Allahumma sholli wa sallim wa barik ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.

Ya Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang;

Tiada kata yang patut kami haturkan melainkan sanjungan tertinggi bagiMu, karena hanya atas kuasa
dan ijin-Mu lah pada hari ini kami bisa berkumpul dalam rangka mengikuti “Upacara Bendera Hari
Guru Nasional Tahun 2021”, untuk itu Ya Allah. berkati dan ridhoi acara kami ini.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa;

Kami yang hadir dalam upacara di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai
dengan saat ini, jadikanlah Hari Guru Nasional tahun ini sebagai momentum untuk: Meningkatkan
mutu, kualitas, kesejahteraan, perlindungan bagi guru dan tenaga kependidikan secara komprehensif,
dan meningkatkan profesionalisme guru-guru kami untuk mendidik putra-putri menjadi pelajar
Pancasila sejati.

Ya Allah, ya Rahman ya Rahim;

Kami sangat mendambakan guru-guru kami menjadi pendidik-pendidik sejati, menjadi hamba-Mu
yang selalu menyemai ilmu pengetahuan, mendidik dengan penuh kelembutan dan kasih sayang,
menjadi panutan dan inspirasi bagi anak-anak bangsa ini, sehingga bangsa ini memiliki peradaban
yang unggul dan mulia, bangsa yang memiliki kecerdasan yang paripurna, serta berbudi pekerti yang
luhur. Ya Rabbi, muliakan guru kami dengan karya-karya mereka yang bermakna bagi anak bangsa
ini.

Ya Allah yang Maha Pengampun;

Kami sadar begitu banyak dosa dan kesalahan yang telah kami lakukan, jika Engkau tidak sudi
mengampuni, kepada siapa kami harus memohon ampun. Oleh karena itu ya Allah, ampunilah segala
dosa dan kesalahan kami, dosa Ayah dan Bunda kami, dosa guru-guru kami, dosa para pemimpin
kami, serta dosa para pendahulu kami.

Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau khilaf, janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orangorang sebelum kami, janganlah
engkau pikulkan pada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.

Allahumma Ya Allah Ya Hadi, Tuhan Yang Maha Memberi Petunjuk;

Tunjukkanlah yang benar itu tampak benar dan berilah kekuatan kepada kami untuk dapat
melaksanakannya, dan tunjukkanlah yang salah tampak salah dan berilah kekuatan kepada kami
untuk dapat menjauhinya. sehatkan kami, kuatkan kami, jauhkan kami dari marabahaya wabah covid-
19 dan kami mohon Engkau berkenan mengangkat wabah ini dari negeri yang kami cintai ini.

Ya Allah Ya Sami’uddu’a’, Tuhan Yang Maha Mendengar, kabulkanlah doa dan permohonan kami.

Robbana atina fiddunya hasanah, wafil akhiroti hasanah, waqina azabannar. Subhana robbika robbil
izati amma yasifun, wassalamualalmursalin, walhamdulillahirobbil’alamin.

Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.


SEJARAH PERGUNU

Menurut Ensiklopedia NU, Pergunu adalah badan otonom NU yang menghimpun dan
menaungi para guru, dosen, don ustadz. Secara organisasi, Pergunu dibentuk dari hasil
Konferensi Lembaga Pendidikan Ma'arif NU pada tahun 1952.  Konferensi merekomendasikan
untuk membentuk organisasi guru NU. Selanjutnya, Ma'arif NU Surabaya yang diberi mandat
untuk membentuknya berhasil mendirikan PC Pergunu Surabaya pada 1 Mei 1958. 

Setelah melalui proses yang cukup panjang, Pimpinan Pusat Persatuan Guru NU berhasil
dibentuk pada 14 Februari 1959 dengan Ketua Umum Bashori Alwi. Kongres pertamanya
diadakan pada 17-20 Oktober 1959 yang diikuti 27 cabang dan Bashori Alwi kembali terpilih
sebagai ketua umum. Kongres kedua diselenggarakan pada 1966 dengan memilih Mardji’in Syam
sebagai ketua umum, sekaligus terjadi perpindahan kantor pusat dari Surabaya ke Jakarta. 

Pada 1968, Pergunu di Jawa Timur berhasil memperjuangkan 20.000 anggotanya menjadi
guru negeri di Departemen Agama. Namun, organisasi ini surut setelah Pemerintah Orde Baru
menyatukan berbagai organisasi profesi guru menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI). 

Pada era reformasi, Pergunu diaktifkan kembali. Sebuah diskusi kecil yang dimotori H.
Abdul Latif Mansyur di Jombang menggagas ide tersebut. Sambutan luas pun bergulir dan
berproses sampai akhirnya pada 30-31 Maret 2002 terselenggara Musyawarah Guru Pergunu di
Pesantren Amanatul Ummah, Surabaya. Pertemuan ini menghasilkan kepengurusan Pergunu
Wilayah Jawa Timur dan penetapan AD/ART, rekomendasi kepada PBNU, serta pembentukan
tim formatur untuk membentuk Pengurus Pusat Pergunu. 

Setelah melakukan pembentukan cabang-cabang, terutama di Jawa Timur, pada 15 Juli


2003 diselenggarakan pertemuan pembentukan PP Pergunu yang menghasilkan tiga orang
pengurus inti harian Pergunu Pusat, yaitu: Drs. K.H. Asep Saifuddin Chalim (Ketua Umum), H
Kusnan A. (Sekretaris Jenderal), dan Drs. H. Choiruddin Ch. (Bendahara Umum). Mereka ditugasi
menyempurnakan susunan PP Pergunu.

Dalam Muktamar NU ke-31 di Asrama Haji Donohudan, Solo (2004), PP Pergunu berjuang
menjadikan Pergunu sebagai salah satu Badan Otonom NU. Tetapi, upaya ini belum berhasil.
Baru pada Muktamar Makassar (2010), Pergunu ditetapkan menjadi salah satu Badan Otonom
NU. 

Pada awal berdirinya Pergunu merupakan alat Partai NU. Kini Pergunu mengusung
paradigma baru, yaitu profesionalitas dan independensi, tidak berafiliasi dengan partai politik
apa pun, dan sejalan dengan Khittah 1926 yang mengembalikan NU sebagai organisasi sosial
keagamaan. Pergunu kini ikut membangun generasi muda NU melalui jalur pendidikan. 

Kongres I Pergunu di Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, pada 23-24 Juli 2011,
memilih KH Asep Abdul Halim sebagai Ketua Umum PP Pergunu Periode 2011-2016. Pada
kongres selanjutnya, KH Asep Abdul Halim dengan masa kepemimpinan 2016-2021. (Abdullah
Alawi).

Anda mungkin juga menyukai