Anda di halaman 1dari 2

I.

Tujuan
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk melakukan isolasi suatu senyawa metabolit
sekunder Fenilalanin yang terkandung didalam n-heksan umbi lobak (Raphanus sarivus
Lamk).

II. Mekanisme
Untuk mengisolasi metabolit sekunder pada Umbi lombak langkah awal yang dilakukan
adalah dengan merendam sebanyak 1 kilogram sampel umbi lombak kering dalm pelarut n-
heksan atau bisa disebut dengan proses ekstraksi maserasi. Proses ini merupakan
pemindahan senyawa aktif dari suatu sampel yang berasal dari sel suatu sampel menuju ke
pelarut. Proses perendaman ini akan menyebabkan pelarut yang digunakan akan menembus
sitoplasma sel dari sampel dan akan menyebabkan tekanan terhadap senyawa aktif dan
mendorong senyawa aktif terlarut dalam pelarut. Selanjutnya ekstrak cair yang telah
diperoleh disaring menggunakan kertas blacu, agar ekstrak yang akan digunakan merupakan
ekstrak yang telah terekstrak selama 3 x 24 jam. Kemudian ekstrak cair akan dievaporasi
untuk memisahkan pelarut dengan ekstraknya. Evaporasi ini didasarkan pada perbedaan titik
didih dari sampel dengan pelarutnya, dimana pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap dan menyisakan ekstrak kental.
Proses selanjutnya adalah fraksinasi yaitu pemisahan golongan yang terkandung dengan
golongan yang lainnya, dimana proses ini didasarkan pada perbedaan kepolaran. Proses
KLT ini ekstrak akan dipisahkan melalui medium kertas atau plat KLT dan pelarut yang
cocok sebagai fase geraknya, eluen yang baik untuk digunakan akan terlihat dari hasil
pemisahan yang dialami oleh komponen – komponen yang terkandung pada umbi lombak
yang akan ikut terpisah atau tidaknya mengikuti fase gerak yang terserap pada plat KLT.
Selanjutnya proses pemisahan menggunakan kromatografi kolom cair vakum (KKCV).
Proses ini menggunakan silika gel 7730 sebagai fasa diam dan pelarut yang cocok untuk
ekstrak yang telah ditentukan pada uji KLT sebelumnya dan terus ditingkatkan
kepolarannya. Dari proses ini, akan didapatkan beberapa fraksi yang dapat digolongkan
berdasarkan profil yang terlihat. Dari fraksi – fraksi yang telah diperoleh diatas dapat
dilakukan kembali KLT untuk melihat profil kesamaan dan membandingkan hasil noda yang
didapat sebelum dan sesudah dilakukan KKCV.
Proses berikutnya merupakan pemurnian dari ekstrak kental dalam n-heksan yang telah
didapatkan. Pemurnian ini dilakukan dengan melakukan kristalisasi dan rekristalisasi
menggunakan pelarut yang cocok. Pada saat ekstrak dilakukan KLT akan terlihat adanya
kristal – kristal saat proses kristalisas sehingga terjadi suatu proses kesetimbangan molekul
pada larutan dalam kesetimbangan dengan kisi – kisi kristalnya. Karena kisi – kisi kristal
lebih teratur, berbeda dengan molekulnya sebagai pengotor, molekul akan dikeluarkan dari
kisi – kisi kristal dan kembali ke larutan. Kristal tersebut kemudian akan dilkakukan
rekristalisasi dimana pengotor akan dibersihkan dari kristal menggunakan pelarut n-heksan
panas hingga didapat kristal yang murni. Proses terakhir adalah identifikasi dimana ekstrak
sampel yang murni akan direaksikan dengan pereaksi tertentu untuk mengetahui kandungan
fenilalanin yang terdapat didalam sampel. Proses dilakukan didalam tabung reaksi dimana
ekstrak direaksikan dengan pereaksi asasm nitrat pekat dan kemudian dipanaskan. Jika
dalam ekstrak tersebut mengandung senyawa fenilalanin maka penambahan asam nitrat
pekat akan menghasilkan endapan putih pada sampel dan menjadi kekuningan ketika
campuran dipanaskan.

Anda mungkin juga menyukai