Sotya Anggoro
ABSTRACT
Corrosion occurs in almost all metals. Even corrosion-resistant metals are corroded, but
their corrosion rate is different from ordinary or non-corrosion resistant metals. This study examines
the corrosion rate that occurs in stainless steel that is stainless steel. Stainless steel contains high
enough chromium levels that can reduce the rate of corrosion that occurs. The metal material to be
studied is the AISI 420 steel, which belongs to the Martensitic Stainless Steel class. This study
examined the effect of heat treatment on corrosion rate and hardness level of AISI 420 steel.
The heat treatment carried out was Quenching at 1020oC with a holding time of 60minutes
with an oil cooling medium. After quenching the subsequent heat treatment is tempering with
temperature variations of temperature 200oC and 300oC with a resistance time of 45minutes and air
cooling media.
The results of this study showed that the base material specimens had the highest corrosion
rate of 0.569 mm / y. The lowest corrosion rate is in specimens with quenching process with a value of
0.267 mm / y. The highest Vickers hardness values were found in specimens with quenching process
with a value of 551 kg / mm2. The lowest hardness value is in the specimen with tempering process at
300oC with 405 kg / mm2.
I. PENDAHULUAN
yang ada dalam bahan, teknik pencampuran
Hampir disetiap bidang kehidupan bahan dan sebagainya. Sedangkan faktor
manusia menggunakan alat bantu yang alat yang berasal dari lingkungan meliputi
tersebut digunakan untuk mempermudah tingkat pencemaran udara, suhu,
kehidupan manusia. Sudah sejak dahulu kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang
konstruksi berbagai alat yang digunakan bersifat korosif dan sebagainya.
manusia menggunakan logam sebagai Korosi merupakan penyebab utama
komponen utamanya. Pada logam ini dapat kerusakan pada suatu konstruksi yang
terjadi korosi yang akan menyebabkan menggunakan bahan logam, atau yang
kualitas bahan tersebut menurun yang sebagian besar komponennya memakai
akhirnya dapat menyebabkan kegagalan. bahan logam. Bahan-bahan korosif yaitu
Dalam peristiwa korosi, ada dua hal yang dapat menyebabkan korosi terdiri atas
yang dapat digunakan untuk membedakan asam, basa serta garam, baik dalam bentuk
atau membagi korosi itu menjadi dua yaitu senyawa anorganik maupun organik.
korosi yang disebabkan atau berasal dari Dari sekian banyak penyebab korosi
bahan itu sendiri dan korosi yang dari lingkungan, hujan asam merupakan
disebabkan dari lingkungan. Faktor dari salah satu pencemaran udara yang dapat
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur mengakibatkan korosi pada logam.
bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kimia
19
Jurnal ENGINE Vol.1 No.2, Nopember 2017, pp no 19-29 e-ISSN 2579-7433
standar AISI (American Iron and Steel dibentuk sesuai dengan bentuk yang
Institute) baja ini termasuk dalam grade dibutuhkan tanpa mengalami keretakan
420, yaitu golongan martensitic stainless atau tegangan sisa yang berarti sehingga
steel. material tidak mengalami kerusakan baru
Karena sifat baja karbon sedang yang kemudian dilakukan heat threatment sesuai
cukup tangguh dan ulet serta ketahanan dengan kebutuhan. Berikut adalah kekuatan
terhadap aus tinggi, maka baja karbon Fisik dari baja AISI 420 disajikan oleh
sedang sangat banyak digunakan dalam Tabel 3.
otomotif maupun konstruksi yang
mengalami beban dinamis serta kebutuhan Tabel 3. Kekuatan Fisik Baja AISI 420
proses permesinan yang membutuhkan
Temperatur 200C 2500C 5000C
bahan dengan ketahanan korosi yang tinggi.
Berikut disajikan pada Tabel 1 adalah Modulus Elastisitas 210 198 177
21
Jurnal ENGINE Vol.1 No.2, Nopember 2017, pp no 19-29 e-ISSN 2579-7433
B. Bahan Penelitian
Bahan yang dipakai dalam penelitian
Gambar 3. Alat uji struktur mikro ini adalah AISI 420. Dalam standar AISI
bahan ini termasuk dalam stainless steel
6. Alat uji kekerasan Micro Vickers grade 420F. Baja ini termasuk dalam
golongan baja tahan karat martensitik yang
Penelitian ini menggunakan beberapa alat memiliki resistensi terhadap korosi.
uji dengan spesifikasi sebagai berikut : Dimensi spesimen yang digunakan
1. Alat uji korosi untuk penelitian ini mengambil acuan
Nama alat uji : ukuran spesimen standar untuk pengujian
Potensiostat/Galvanostat korosi dari pihak P3TM Batan, kemudian
Model : PGS 201T untuk mempermudah dan mempersingkat
22
Jurnal ENGINE Vol.1 No.2, Nopember 2017, pp no 19-29 e-ISSN 2579-7433
23
Jurnal ENGINE Vol.1 No.2, Nopember 2017, pp no 19-29 e-ISSN 2579-7433
bahwa pada saat reaksi oksidasi ini maka yang tinggi terhadap korosi. Kemudian
terjadi peristiwa pelepasan elektron apabila rapat arus korosinya makin besar
kemudian pada reaksi reduksi adalah reaksi menunjukkan bahwa laju korosi makin
yang membutuhkan atau menerima besar yang memperlihatkan bahwa
elektron. Potensial korosi bisa diukur ketika ketahanan terhadap korosinya semakin
elektroda kerja bernilai arus nol dan rapat rendah, sehingga akan cepat terkena korosi.
arus korosi Ikor akan terukur dengan Tabel 6. Data rapat arus dan laju korosi
ekstrapolasi tafel dari kurva polarisasi. RAPAT LAJU
E ARUS KOROSI
Nilai rapat arus korosi memperlihatkan SPESIMEN
KOROSI LAJU LAJU
banyak atau sedikitnya jumlah ion-ion KOROSI Rata- KOROSI
(I=0) (mpy) rata(mp (mm/y)
(2 spesimen /pengujian)
logam yang larut dalam larutan elektrolit (mV) (Icor) y)
atau media yang dipakai dalam (A/cm2)
spesimen yang mengalami perlakuan panas butir berkurang maka di daerah tersebut
tempering pada suhu 4000C. akan mudah terserang korosi.
Dari data pada tabel 6 maka dapat
Laju korosi yang terhitung pada
dibahas bahwa spesimen yang mengalami
spesimen yang mengalami tempering pada
quenching pada suhu 10200C mengalami
suhu 3000C sebesar 0,311mm/y. Pada
penurunan laju korosi yang cukup
spesimen yang telah mengalami proses
signifikan dilihat dari arus laju korosi yang
perlakuan panas laju korosi yang paling
rendah.
tinggi terdapat pada spesimen yang
Hasil data penelitian ini
mengalami proses tempering pada suhu
memperlihatkan bahwa setelah dilakukan
2000C yaitu dengan nilai laju korosi sebesar
proses heat treatment terhadap baja AISI
0,450mm/y.
420 dapat meningkatkan ketahanannya
Heat treatment yang dilakukan pada terhadap serangan korosi.
baja ini dapat mempengaruhi laju korosi
yang terjadi dengan berubahnya struktur 4) Uji Metalografi
mikro dari logam.Sebelum proses Pengujian struktur mikro dilakukan
penemperan baja mengandung satu fasa pada setiap spesimen yang belum
yang dominan yaitu fasa martensit yang mengalami perlakuan panas maupun yang
mempunyai struktur tetragonal pemusatan sudah mengalami perlakuan panas. Uji
ruang. Kemudian saat proses penemperan metalografi digunakan untuk mengambil
martensit akan bertransformasi menjadi foto-foto struktur mikro dari spesimen baja
AISI 420.Masing – masing spesimen
ferit () dan karbida karena akibat dari
seharusnya memiliki struktur mikro yang
pendinginan yang cukup lama karena
berbeda karena tiap spesimen dilakukan
menggunakan media udara sebagai
heat treatment yang berbeda yaitu dengan
pendinginnya. Pada saat ferit dan karbida
proses quenching dan proses tempering
terbentuk maka akan membuat batas-batas
dengan beberapa variasi suhu temper. Tiap
butir dari ferit dan karbida semakin banyak
spesimen dicari suatu daerah pemotretan
yang dapat berakibat lebih cepat terjadinya
yang bersih dan paling jelas terlihat struktur
laju korosi. Itu terjadi pada awal
mikronya. Dan kemudian tiap spesimen
penemperan dengan suhu yang rendah. Hal
difoto sebanyak satu kali. Spesimen yang
ini terjadi pada penelitiann ini untuk suhu
dipakai dalam uji metalografi ini ada 4
temper 2000C yang menunjukkan laju
spesimen yaitu spesimen bahan dasar,
korosi terbesar diantara perlakuan panas
spesimen quenching pada suhu 10200C dan
yang lainnya. Namun saat penemperan
spesimen quenching-tempering dengan
pada suhu yang lebih tinggi pada 3000C
variasi suhu temper 2000C dan 3000C.
karbida-karbida yang tersebar akan
mengumpul kembali, hal ini membuat
Pengambilan foto struktur mikro
jumlah batas butir dari ferit dan karbida
spesimen dilakukan dengan perbesaran
akan berkurang yang otomatis laju
200x.Yang juga perlu diperhatikan adalah
korosinya juga akan berkurang.
pada saat pengambilan foto, spesimen harus
Fenomena yang terjadi pada laju korosi
rata dan bersih. Hal tersebut perlu
yang besar pada suhu temper 2000C
diperhatikanagar strukturnya terlihat
tersebut terjadi pada baja AISI 420 dan
dengan jelas. Alat uji yang dipakai untuk
juga kebanyakan baja tahan karat
pemotretan ini menggunakan Mikroskop
martensitik 420f. Hal tersebut dikarenakan
Logam dengan merek Olympus.
terjadinya pengendapan atau presipitasi
Berikut foto – foto hasil uji
karbida di batas-batas butir sehingga
metalografi dengan menggunakan
butiran yang berdekatan kekurangan
perbesaran 200x :
kromium. Apabila kromium pada batas
26
Jurnal ENGINE Vol.1 No.2, Nopember 2017, pp no 19-29 e-ISSN 2579-7433
http://www.lucchini.com.
http://www.matweb.com.
http://www.keytometal.com.
29