Anda di halaman 1dari 32

Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)

Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia

Komponen UU Sisdiknas 2003 RUU Sisdiknas (baru) Alasan Penolakan Terhadap RUU SIsdiknas
(Baru)

Konsideran a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Tidak tampak perbedaan signifikan antara
“Menimbang” Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan konsideran UU Sisdiknas dan RUU.
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap Pertimbangan masih dengan poin yang sama,
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia yaitu mengenai:
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
(1) Pentingnya pemerataan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
(2) relevansi dengan perkembangan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; masyarakat

NB: dalam draf Naskah Akademik RUU


b. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik b. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik dijelaskan lebih rinci.
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang;
yang diatur dengan undang-undang;

c. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu


c. bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan;
berkesinambungan;

d. bahwa Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


d. bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
tentang Sistem Pendidikan Nasional sudah tidak sesuai
Sistem Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu
dengan perkembangan kebutuhan hukum sehingga perlu
diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan
diganti;
amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
menetapkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk
Nasional;
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pasal 1 Ketentuan Umum (definisi)

Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk Perbedaannya cuma kata peserta didik diganti
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran menjadi pelajar. Secara esensi tidak berubah.
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi agar Pelajar secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
masyarakat, bangsa dan negara bangsa, dan negara.

(Pasal 1, ayat 1) (Pasal 1, ayat 1)

Pendidikan Pendidikan nasional adalah pendidikan yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) Harus dibedakan antara pendidikan dan
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara pendidikan nasional. Yang mau diintervensi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Nasional Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai- sistem pendidikan nasional.
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.

(Pasal 1, ayat 2)

Sistem Pendidikan Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) Sistem Pendidikan Nasional harusnya
Nasional komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu didefinisikan, apalagi kalau jadi bernama UU
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional.

(Pasal 1, ayat 3)

Peserta Didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) Peserta didik diganti jadi pelajar? Apa
mengembangkan potensi diri melalui proses dasarnya?
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan

tertentu.

(Pasal 1, ayat 4)

Pelajar (tidak didefinisikan) Pelajar adalah anggota Masyarakat yang berusaha


mengembangkan potensi diri pada semua jalur, jenis, Namanya berubah dari peserta didik ke
dan Jenjang Pendidikan. (Pasal 1, ayat 2) pelajar tapi definisinya sama saja.

Paradigma apa yang diubah ketika mengubah


kata peserta didik menjadi pelajar?

Potensi diri sudah ada di dalam setiap


manusia. Tapi yang dikembangkan bukan
potens.

Tenaga Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang menunjang Terlalu rinci, sehingga akan memunculkan
kependidikan mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan Pendidikan dari segi administratif dan pertanyaan tentang posisi-posisi yang tidak
penyelenggaraan pendidikan. manajerial pada satuan pendidikan. masuk kategori penunjang administrative dan
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(Pasal 1, ayat 5) (Pasal 1, ayat 4) manajerial. Bagaimana dengat satpam,
pustakawan, laboran? Lebih jelas di UU
Sisdiknas 2003.

Pendidik Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi Pendidik adalah tenaga yang melaksanakan Pendidikan Lebih bagus UU Sisdiknas 2003
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, untuk mengembangkan potensi Pelajar. (pasal 1, ayat 3)
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
(Pasal 1, ayat 6)

Jalur Pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui Pelajar definisi di RUU Sisdiknas sama dengan
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses Sisdiknas 2003.
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan Pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan. (Pasal 1,
Perbedaannya cuma kata peserta didik diganti
pendidikan. (Pasal 1, ayat 7) ayat 6)
menjadi pelajar. Secara esensi tidak berubah.

Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang Jenjang Pendidikan adalah tahapan Pendidikan yang Perbedaannya cuma kata peserta didik diganti
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan Pelajar, menjadi pelajar. Secara esensi tidak berubah.
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. (Pasal 1, ayat 8) dikembangkan. (pasal 1, ayat 8)

Jenis Pendidikan Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada Jenis Pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada di RUU “suatu satuan pendidikan” dihapus.
kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan kekhususan tujuan pendidikan. (pasal 1, ayat 7)
(Pasal 1, ayat 9)

Satuan Pendidikan Satuan pendidikan adalah kelompok layanan Satuan Pendidikan adalah lembaga yang Pendidikan nonformal dan informal belum
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada menyelenggarakan layanan Pendidikan pada setiap jalur, tentu terlembaga. Jadi, ini sangat bias
jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenis, dan Jenjang Pendidikan (Pasal 1 ayat 5) pendidikan formal.
jenjang dan jenis pendidikan. (pasal 1, ayat 10)

Pendidikan formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(pasal 1, ayat 11)

Pendidikan Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
nonformal pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

(pasal 1, ayat 12)

Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
dan lingkungan. (Pasal 1, ayat 13)

Pendidikan Anak Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
Usia Dini yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang


dilakukan melalui pemberian (Pasal 1, ayat 14)

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan


dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.

Pendidikan Jarak Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
Jauh didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi

komunikasi, informasi, dan media lain.

(Pasal 1, ayat 15)

Pendidikan berbasis Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
masyarakat pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya,
aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan

pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.


Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(Pasal 1, ayat 16)

Standar Pendidikan Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria input, RUU Sisdiknas istilah standar nasional terlalu
Nasional tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum proses, dan capaian yang menjadi acuan teknis dan diduga digunakan untuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal 1, ayat 17) penyelenggaraan Pendidikan dalam mencapai tujuan mengakomodir kurikulum merdeka yang
pendidikan. (Pasal 1, ayat 9) sudah mengunakan terminologi “capaian
pembelajaran” di dalam struktur kurikulum
baru.

Wajib belajar Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
harus diikuti oleh warganegara Indonesia atas tanggung
jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. (Pasal 1, ayat
18)

Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan panduan kurikulum di RUU baru hanya fokus pada
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dirancang untuk menghasilkan pengalaman belajar pelajar sebagai individu, bukan sebagai warga
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan yang menumbuhkembangkan potensi Pelajar secara negara yang akan melestarikan bangsa.
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan holistik dan untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.
pendidikan tertentu. (Pasal 1, ayat 10)
Ada reduksi tujuan pembelajaran hanya pada
(Pasal 1, ayat 19)
pengembangan potensi pelajar (individu).

Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, Pelajar, Apa batasan sistematis dan terencana
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu dan sumber belajar yang dilaksanakan secara sistematis sehingga harus dimasukkan ke RUU. Kenapa
lingkungan belajar. (Pasal 1, ayat 20) dan terencana berdasarkan Kurikulum untuk mencapai pembelajaran harus berdasarkan kurikulum?
tujuan pendidikan. (Pasal 1, ayat 11)

Evaluasi pendidikan Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, Evaluasi adalah proses sistematis untuk memantau, Yang dimaksud evaluasi atau evaluasi
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap menilai, dan memperbaiki mutu pendidikan (Pasal 1, pendidikan?
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, ayat 12)
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

(Pasal 1, ayat 21)

Akreditasi Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) tidak didefinisikan di pasal 1 tapi ada di badan
dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk
(Pasal 1, ayat 22)
menentukan kelayakan satuan dan/atau program
Pendidikan pada sub jalur pra persekolahan,
persekolahan, persekolahan mandiri, dan Pendidikan
kesetaraan. (Pasal 112)

Sumber daya Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
pendidikan dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana,

sarana, dan prasarana.

(Pasal 1, ayat 23)

Dewan Pendidikan Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1 dan di Di dalam RUU Sisdiknas tidak ada Dewan
beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli dalam RUU ini dihapus) Pendidikan (tampaknya dewan pendidikan
pendidikan. (Pasal 1, ayat 24) dihapus).

“Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk Padahal Dewan Pendidikan seharusnya bisa
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan difungsikan untuk mengevaluasi sistem
pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan pendidikan nasional.
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi,
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan Fungsi Dewan Pendidikan adalah untuk
hirarkis.” (pasal 56, ayat 2) memecah kekuasaan agar tidak terlalu besar
di satu pihak.

Di UU Sisdiknas 2003 dikatakan

Seharusnya dewan pendidikan tidak dihapus


tapi perannya lebih pada pengawasan dan
evaluasi sistem pendidikan nasional dari
masyarakat (yang galak).

Komite Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1 dan di
sekolah/madrasah beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas dalam RUU ini dihapus)
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli

pendidikan. (Pasal 1, ayat 25)

Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri,


dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan

(Pasal 56, ayat 3)

Warga negara Warga negara adalah warga negara Indonesia baik yang Warga Negara adalah Warga Negara Indonesia baik yang
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Indonesia. (Pasal 1, ayat 26) Indonesia. (Pasal 1, ayat 13)

Masyarakat Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia
nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan
dalam bidang pendidikan. (Pasal 1, ayat 27) dalam bidang pendidikan. (Pasal 1, ayat 14)

Pemerintah Pemerintah adalah Pemerintah Pusat (tidak didefinisikan)

(Pasal 1, ayat 28)

Pemerintah Pusat (tidak didefinisikan) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pasal 1,
ayat 15)

Pemerintah daerah Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota. (Pasal 1, penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
ayat 29) pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom. (pasal 1, ayat 16)

Menteri Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
bidang pendidikan nasional (pasal 1, ayat 30) pemerintahan di bidang pendidikan. (pasal 1, ayat 17)

Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Dasar Pendidikan Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Pendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan
Nasional Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
(Pasal 2) Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. (Pasal 2)

Tujuan Pendidikan (tidak didefinisikan) Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan


Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Nasional kehidupan bangsa, membentuk Masyarakat yang
demokratis dan bermartabat, memajukan peradaban,
serta mensejahterakan umat manusia lahir dan batin.
(Bab II, Pasal 3)

Fungsi Pendidikan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
Nasional kemampuan dan membentuk watak serta peradaban potensi Pelajar agar menjadi manusia yang beriman,
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya mulia, mandiri, berilmu dan bernalar kritis,
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkebinekaan, bergotong royong, dan kreatif.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta (Bab II, Pasal 4)
bertanggung jawab.

(Bab II, Pasal 3)

Fungsi Sistem (tidak didefinisikan) (tidak didefinisikan)


Pendidikan
Nasional

Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan

Prinsip 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang Di RUU Sisdiknas baru, prinsip
Penyelenggaraan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan sistemik dengan prinsip: penyelenggaraan pendidikan dijelaskan oleh
Pendidikan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai dua pasal? Kenapa? harusnya pasalnya self-
a. berorientasi pada Pelajar;
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan explanatory.
bangsa. b. menjunjung tinggi kebenaran ilmiah;
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan c. demokratis;
yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna. d. berkeadilan;

3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses e. nondiskriminatif;


Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik f. inklusif; dan
yang berlangsung sepanjang hayat.
g. mendukung Pembelajaran sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
(Bab III, Pasal 5)
keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran.
1. Prinsip berorientasi pada Pelajar sebagaimana
5) Pendidikan diselenggarakan dengan dimaksud dalam Pasal 5 huruf a merupakan prinsip
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan bahwa penyelenggaraan Pendidikan mengutamakan
berhitung bagi segenap warga masyarakat. pemenuhan kebutuhan Pelajar, serta
pengembangan potensi dan kompetensi Pelajar
6) Pendidikan diselenggarakan dengan
secara holistik.
memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan 2. Prinsip menjunjung tinggi kebenaran ilmiah
pengendalian mutu layanan pendidikan. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b
merupakan prinsip bahwa ketaatan terhadap nilai,
(Bab III, Pasal 4)
kaidah, metode, dan budaya ilmiah melandasi dan
menjadi pedoman aktivitas keilmuan.

3. Prinsip demokratis sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 huruf c merupakan prinsip bahwa
penyelenggaraan Pendidikan menghargai aspirasi
pemangku kepentingan pendidikan.

4. Prinsip berkeadilan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 huruf d merupakan prinsip bahwa terdapat
kesetaraan dalam kesempatan untuk memperoleh
layanan Pendidikan bermutu.

5. Prinsip non-diskriminatif sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 5 huruf e merupakan prinsip bahwa
penyelenggaraan Pendidikan memberikan
penghargaan atas hak asasi manusia dengan
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan
kepercayaan terhadap Tuhan YME, nilai-nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.

6. Prinsip inklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


huruf f merupakan prinsip bahwa penyelenggaraan
Pendidikan menyediakan layanan secara afirmatif
kepada kelompok marjinal.

7. Prinsip mendukung Pembelajaran sepanjang hayat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g
merupakan prinsip bahwa penyelenggaraan
Pendidikan menyediakan fleksibilitas dan
kesempatan untuk mengakses Pendidikan yang
bermutu bagi Warga Negara dari setiap kelompok
usia sesuai kebutuhan individu.

(Pasal 6)

Hak Warga Negara (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama Setiap Warga Negara berhak:
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
a. memperoleh akses Pendidikan yang bermutu tanpa
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, diskriminasi;
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
b. mendapatkan kesempatan meningkatkan Pendidikan
memperoleh pendidikan khusus.
sepanjang hayat;
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang
c. mendapatkan Pendidikan agama/kepercayaan
serta masyarakat adat yang terpencil berhak
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
memperoleh pendidikan layanan khusus.
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
yang dianutnya dan diajarkan oleh Pendidik yang
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
menganut agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan Maha Esa yang sama;
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
d. mendapatkan pelayanan Pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya;

(Pasal 5) e. mendapatkan bantuan biaya Pendidikan bagi yang


kurang mampu;

f. pindah ke program Pendidikan pada jalur dan Satuan


Pendidikan lain yang setara; dan

g. menyelesaikan program Pendidikan sesuai dengan


kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batas waktu yang

ditetapkan.

(Pasal 7)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH

Hak Warga Negara 1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama Setiap Warga Negara berhak:
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
a. memperoleh akses Pendidikan yang bermutu
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, tanpa diskriminasi;
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
b. mendapatkan kesempatan meningkatkan
berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pendidikan sepanjang hayat;
3. Warga negara di daerah terpencil atau
c. mendapatkan Pendidikan agama/kepercayaan
terbelakang serta masyarakat adat yang
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
terpencil berhak memperoleh pendidikan
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang
layanan khusus.
Maha Esa yang dianutnya dan diajarkan oleh
4. Warga negara yang memiliki potensi Pendidik yang menganut agama/kepercayaan
kecerdasan dan bakat istimewa berhak terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sama;
memperoleh pendidikan khusus.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
5. Setiap warga negara berhak mendapat d. mendapatkan pelayanan Pendidikan sesuai
kesempatan meningkatkan pendidikan dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
sepanjang hayat.
e. mendapatkan bantuan biaya Pendidikan bagi
(Pasal 5) yang kurang mampu;

f. pindah ke program Pendidikan pada jalur dan


Satuan Pendidikan lain yang setara; dan

g. menyelesaikan program Pendidikan sesuai


dengan kecepatan belajar masing-masing dan
tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan.

(Pasal 7)

Kewajiban Warga (1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai Setiap Warga Negara wajib:
Negara dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan
a. mengikuti Pendidikan dasar dan Pendidikan menengah
dasar.
bagi yang berusia 7 (tujuh) sampai dengan 18 (delapan
(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap belas) tahun;
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
b. ikut bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
(Pasal 6) penyelenggaraan pendidikan; dan

c. ikut bertanggung jawab menanggung biaya


penyelenggaraan Pendidikan kecuali bagi Pelajar yang
dibebaskan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(Pasal 8)

Hak Orang Tua Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan Orang tua berhak berperan serta dalam memilih Satuan
pendidikan dan memperoleh informasi tentang Pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan pendidikan anaknya. perkembangan Pendidikan anaknya.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(Pasal 7, Ayat 1) (Pasal 9)

Kewajiban Orang Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban Orang tua dari anak usia wajib belajar berkewajiban sama
Tua memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. memberikan Pendidikan dasar kepada anaknya.

(Pasal 7, Ayat 2) (Pasal 10)

Hak Masyarakat Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pelaksanaan, pengawasan, dan Evaluasi
pendidikan. (Pasal 8)
penyelenggaraan Pendidikan melalui peran serta
perorangan, kelompok, organisasi profesi, dan organisasi
kemasyarakatan.

(Pasal 11)

Kewajiban Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sama
Masyarakat sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

(Pasal 9) (Pasal 12)

Hak Pemerintah Pemerintah dan pemerintah daerah berhak Pemerintah dan pemerintah daerah berhak sama
Pusat dan mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengarahkan, membimbing, membantu, dan
Pemerintah Daerah mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. berlaku. (Pasal 13)

(pasal 10)

Kewajiban 1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib
Pemerintah Pusat memberikan layanan dan kemudahan, serta memberikan layanan dan kemudahan, serta
dan Pemerintah
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Daerah menjamin terselenggaranya pendidikan yang menjamin terselenggaranya Pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa bermutu bagi setiap Warga Negara tanpa
diskriminasi. diskriminasi.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib (Pasal 14)


menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima 1. Pemerintah Pusat wajib mengalokasikan paling
belas tahun. sedikit 20% (dua puluh persen) dari anggaran
pendapatan dan belanja negara untuk
(Pasal 11, ayat 1 - 2)
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
Pendidikan nasional.

2. Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan


paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
Pendidikan nasional.

3. Alokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dan ayat (2) di luar biaya Pendidikan kedinasan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban


alokasi untuk pemenuhan kebutuhan
penyelenggaraan Pendidikan nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

(Pasal 15)
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Masyarakat Adat

Hak Pendidikan Pasal 5 (3) Pasal 7d Pada UU no. 20/2003 ada pernyataan
Masyarakat yang lebih tegas terhadap hak dan
Warga negara di daerah terpencil atau Setiap warga negara berhak: mendapatkan
Adat kemerdekaan pada masyarakat yang
terbelakang serta masyarakat adat yang pelayanan Pendidikan sesuai dengan bakat,
memiliki ke khas-an budaya dan
terpencil berhak memperoleh pendidikan minat, dan kemampuannya;
lingkungan sosial untuk menjalankan
layanan khusus.
proses pendidikannya, baik dalam
kerangka pendidikan formal atau non
Pasal 73 formal.
Pasal 55
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Namun pengakuan hak dan
(1) Masyarakat berhak menyelenggarakan Masyarakat menyediakan layanan khusus bagi kemerdekaan menjalankan pendidikan
pendidikan berbasis masyarakat pada Pelajar dari kelompok rentan. bagi Msy. Adat tidak ada lagi di RUU
pendidikan formal dan nonformal sesuai yang baru. Hak dan kemerdekaan
dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, untuk mendapatkan dan menjalankan
dan budaya untuk kepentingan masyarakat. pendidikan untuk sesuai dengan ke
(2) Penyelenggara pendidikan berbasis khas-an budaya dan kondisi sosial.
masyarakat mengembangkan dan Dalam pasal 55 di RUU tentang hak
melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, RUU menyebutkan ke-
pendidikan, serta manajemen dan khas-an bakat, minat dan kemampuan,
pendanaannya sesuai dengan standar nasional tetapi tidak dalam konteks yang lebih
pendidikan. komunal seperti kepercayaan dan
(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis kebudayaan.
masyarakat dapat bersumber dari
penyelenggara, masyarakat, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang Sebaliknya kelompok seperti
tidak bertentangan dengan peraturan masyarakat adat dianggap masuk
perundang-undangan yang berlaku. dalam kategori kelompok rentan, yang
dianggap kesulitan menerima
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(4) Lembaga pendidikan berbasis masyarakat pendidikan umum. Tetapi kebutuhan
dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi akan ke khusus-an budaya dan
dana, dan sumber daya lain secara adil dan lingkungan sosial tetap tidak diakui.
merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah.
Baik menurut UU no. 20/2003,
(5) Ketentuan mengenai peran serta
maupun dalam RUU Sisdiknas hanya
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
kelompok Masy. Adat terpencil yang
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
memiliki hak pendidikan layanan
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
khusus. Bagaimana dengan yang tidak
terpencil? Apa yang dimaksud dalam
kategori terpencil? Apakah ada
kategori yang lain? Atas dasar apa
sistem kategori ini ditetapkan?
Lalu apa yang dimaksud dengan
pendidikan layanan khusus juga tidak
jelas dalam RUU.

Ini artinya bukan saja RUU yang baru


tidak memperbaiki yang menjadi
kelemahan UU Sisdiknas yang lama,
namun malah semakin menghilangkan
ketegasan hak Masy. Adat
memperoleh pendidikan yang sesuai
budaya dan lingkungan sosialnya.

Hak Berbahasa Pasal 33 (2) Pasal 93 Bahasa Daerah tidak disinggung,


Daerah di sementara bahasa asing menjadi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
sekolah Bahasa daerah dapat digunakan sebagai (1) Kerangka dasar Kurikulum pada Jenjang muatan wajib. Padahal bahasa
bahasa pengantar dalam tahap awal Pendidikan dasar dan menengah mencakup menjadi faktor penting dalam
pendidikan apabila diperlukan dalam muatan wajib sebagai berikut: perlindungan budaya.
penyampaian pengetahuan dan/atau
a. pendidikan agama;
keterampilan tertentu.
b. pendidikan Pancasila; Di RUU bahasa daerah tidak
disinggung, baik sebagai mata
c. bahasa Indonesia;
pelajaran maupun sebagai bahasa
d. pendidikan kewarganegaraan; pengantar.

e. bahasa asing;
f. matematika; Begitu pula dengan ayat 4 pada RUU;
Masy. Adat tidak masuk pengecualian,
g. ilmu pengetahuan alam; padahal kita tahu sekolah formal
h. ilmu pengetahuan sosial; berlum dapat memenuhi ketersediaan
pengajar maupun materi pelajaran
i. seni dan budaya; agama untuk anak-anak dari
umumnya Masy. Adat.
j. pendidikan jasmani dan olahraga;
k. keterampilan/kecakapan hidup; dan
l. muatan lokal.

(2) Muatan wajib sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c dituangkan
dalam bentuk mata pelajaran wajib:
a. pendidikan agama;
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
b. pendidikan Pancasila; dan
c. bahasa Indonesia.

(3) Muatan wajib sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) diorganisasikan sesuai dengan prinsip
fleksibilitas, relevansi, kontekstual, dan
kebutuhan.

(4) Muatan wajib sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat dikecualikan untuk Pelajar
penyandang disabilitas dan Pelajar dengan
kecerdasan dan bakat istimewa, menyesuaikan
dengan kebutuhan masing-
masing Pelajar.

Tenaga Pasal 132 Tentang instruktur (atau guru di


pendidik pada pendidikan komunitas)
Instruktur merupakan Pendidik pada sub Jalur
pendidikan
Pendidikan komunitas dan kecakapan hidup. Apa yang dimaksud dengan
komunitas
kompetensi minimum pada ayat 2?
Siapa yang menetapkan? Pemerintah
Pasal 133 atau komunitas?

(2) Instruktur pada sub jalur persekolahan,


persekolahan mandiri, dan Pendidikan
kesetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(1) memenuhi kompetensi minimum sesuai
tugas dan fungsinya.

Jalur Pendidikan Pasal 1 angka 7 Pasal 1 angka 1 RUU tidak lagi mencantumkan definisi tiap
jalur pendidikan dalam Ketentuan Umum.
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan agar Pelajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Tidak ada perubahan konsep dalam RUU
pendidikan. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
tentang peran pendidikan nonformal, tetap
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
ditempatkan sebagai pelengkap/pengganti
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
pendidikan formal, alih-alih jalur pendidikan
Pasal 1 angka 11 bangsa, dan negara.
yang setara dengan pendidikan formal.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
Pasal 1 angka 6
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. RUU mengubah nama jalur pendidikan yang
Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui Pelajar semula disebut “pendidikan informal” menjadi
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses “pembelajaran informal”, sehingga
Pasal 1 angka 12 Pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan menunjukkan adanya kedudukan yang
berbeda dengan dua jalur pendidikan lain
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar yang menggunakan istilah “pendidikan”
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara (formal dan nonformal).
Pasal 1 angka 11
terstruktur dan berjenjang.
Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, Pelajar,
dan sumber belajar yang dilaksanakan secara sistematis
Penjelasan pasal 29 ayat (1) RUU bahwa
Pasal 1 angka 13 dan terencana berdasarkan Kurikulum untuk mencapai
kegiatan anak dan orangtua adalah sekadar
tujuan pendidikan..
“pembelajaran” (pasal 1 angka 11 RUU) dan
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
bukan “pendidikan” (pasal 1 angka 1)
dan lingkungan.
merupakan penyempitan arti “pendidikan”
Pasal 16 dan pelecehan terhadap peran orangtua
sebagai pendidik utama. Hal ini juga
Jalur Pendidikan terdiri atas:
berpotensi memunculkan diskriminasi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Pasal 13 ayat (1) a. pendidikan formal; terhadap anak-anak praktisi pendidikan
berbasis keluarga (sekolahrumah)
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, b. pendidikan nonformal; dan
dibandingkan dengan anak-anak yang
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
c. pembelajaran informal. menjalani sekolah.
dan memperkaya.

Pasal 17
Pasal 26 ayat (1)
(1) Pendidikan formal merupakan Pendidikan yang
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
dirancang penuh waktu dan diselenggarakan dengan alur
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
yang berkelanjutan.
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung (2) Pendidikan formal diikuti oleh Pelajar dengan
pendidikan sepanjang hayat kategori usia yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Pasal 27 ayat (1) Pasal 23


Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh (1) Pendidikan nonformal merupakan Pendidikan tidak
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar penuh waktu dan dapat diselenggarakan dengan alur
secara mandiri. yang berkelanjutan.

(2) Pendidikan nonformal bersifat sebagai pelengkap


atau pengganti Pendidikan formal untuk menunjang
proses Pembelajaran sepanjang hayat

Pasal 29

(1) Pembelajaran informal merupakan jalur pendidikan


keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(2) Pembelajaran informal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak terikat pada Standar Nasional Pendidikan

Penjelasan Pasal 29 Ayat (1)

Pembelajaran informal dilaksanakan seperti


pembelajaran orang tua dan anak, kelompok yang
menyelenggarakan pembelajaran bersama, dan bentuk
lain yang tidak harus melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara terstruktur.

Cakupan Pasal 26 ayat (3) Pasal 18 RUU melakukan penyederhanaan kategorisasi


Pendidikan pendidikan nonformal.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan Pendidikan formal terdiri atas sub jalur:
Nonformal
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
a. pra persekolahan;
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
Tampak upaya merespons isu kungkungan
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan b. persekolahan; dan
formalisme melalui perluasan model dalam
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan
c. persekolahan mandiri jalur pendidikan nonformal dengan model
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
yang keluar dari indikator formal (dalam
peserta didik.
Naskah Akademik).
Pasal 24

Pendidikan nonformal terdiri atas sub jalur: Konsep pendidikan komunitas dan kecakapan
hidup berpotensi tumpang tindih dengan
a. pendidikan kesetaraan; dan
konsep “pembelajaran informal”.
b. pendidikan komunitas dan kecakapan hidup.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Pasal 149

Pada saat Undang-Undang ini berlaku, maka:

a. Satuan Pendidikan jalur formal pada Pendidikan anak


usia dini yang ada sebelum Undang-Undang ini berlaku
mutatis mutandis masuk ke sub jalur pra persekolahan;

b. Satuan Pendidikan jalur formal pada Jenjang


Pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang ada
sebelum Undang-Undang ini berlaku mutatis mutandis
masuk ke sub jalur persekolahan;

c. Satuan Pendidikan jalur nonformal Pendidikan anak


usia dini yang ada sebelum Undang-Undang ini berlaku
mutatis mutandis masuk ke sub Jalur Pendidikan
komunitas dan kecakapan hidup;

d. Satuan Pendidikan jalur nonformal pada Jenjang


Pendidikan dasar dan menengah yang ada sebelum
Undang-Undang ini berlaku mutatis mutandis masuk ke
sub Jalur Pendidikan kesetaraan; dan

e. lembaga kursus dan pelatihan yang ada sebelum


Undang-Undang ini berlaku mutatis mutandis masuk ke
sub Jalur Pendidikan komunitas dan kecakapan hidup

Penyetaraan/ Pasal 26 ayat (6) Pasal 25 ayat (1) Diksi “kesetaraan” merupakan pilihan yang
Kesetaraan mendegradasi peran dan fungsi pendidikan
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara Pendidikan kesetaraan sebagaimana dimaksud dalam
Hasil/Program nonformal.
dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui Pasal 24 huruf a bertujuan untuk:
Pendidikan
proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang
Nonformal a. memberikan akses Pendidikan seluas-luasnya kepada
ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
anggota Masyarakat yang karena alasan tertentu tidak Tidak ada klausul RUU yang menjamin bahwa
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. dapat atau tidak memilih untuk mengikuti Pendidikan hasil pendidikan komunitas dan kecakapan
formal; dan hidup akan diakui setara dengan pendidikan
kesetaraan dan pendidikan formal.
b. mengembangkan kompetensi dan karakter Pelajar

Seharusnya jalur pendidikan nonformal yang


Pasal 25 ayat (2)
diselenggarakan komunitas mendapat
Pendidikan kesetaraan wajib memenuhi standar capaian pengakuan yang sama dengan jalur
pada Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh pendidikan nonformal yang dikategorikan
Pemerintah Pusat. dengan “pendidikan kesetaraan”.

Pasal 26 ayat (1)

Pendidikan komunitas dan kecakapan hidup


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b bertujuan
untuk pengembangan diri, karakter, budi pekerti,
dan/atau budaya.

Pasal 26 ayat (2)

Pendidikan komunitas dan kecakapan hidup


dilaksanakan melalui program belajar yang dirancang
oleh penyelenggara pendidikan.

Penyetaraan/ Pasal 27 Pasal 29 ayat (2) RUU tidak lagi memuat klausul bahwa hasil
Kesetaraan pendidikan informal dapat diakui sama
(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh Pembelajaran informal sebagaimana dimaksud pada ayat
Hasil/Program dengan pendidikan formal dan nonformal.
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar (1) tidak terikat pada Standar Nasional Pendidikan
Pendidikan Tidak ada payung hukum yang jelas untuk
secara mandiri.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Informal (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat anak-anak pendidikan informal yang ingin
(1) diakui sama dengan pendidikan formal dan pindah jalur ke pendidikan formal atau
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai nonformal.
dengan standar nasional pendidikan.

Adalah baik jika pemerintah tidak memaksa


praktisi pendidikan informal, e.g.
pesekolahrumah/praktisi pendidikan berbasis
keluarga, untuk kaku mengikuti Standar
Nasional Pendidikan. Namun, harus diatur
juga jaminan bahwa anak-anak yang
menempuh jalur pendidikan informal agar
dapat berpindah jalur atau mengakses
hak/peluang yang sama dengan anak-anak
dari pendidikan formal dan nonformal lewat
mekanisme tertentu yang tidak melanggar
esensi dari pendidikan informal yang tidak
terikat pada Standar Nasional Pendidikan,
misalnya dengan adanya Assessment Center
(seperti SAT, TOEFL, IELTS, Cambridge) yang
akan menguji secara objektif kemampuan
anak dari jalur pendidikan mana pun pada usia
berapa pun.

Pemberian kebebasan bagi praktisi pendidikan


informal dalam menjalan kegiatan pendidikan
dengan anak-anaknya, tetapi tidak melindungi
hak anak-anak tersebut untuk pindah jalur
atau bisa mendapatkan hak-hak yang
didapatkan lulusan sekolah, adalah bentuk
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
lepas tangan pemerintah dan diskriminasi.

Standar Nasional Pasal 35 Pasal 87 RUU mengganti komponen Standar Nasional


Pendidikan dan yang diatur dalam UU Sisdiknas secara
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
Badan signifikan tetapi tidak memberikan keterangan
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
Pengembangnya a. standar input; yang cukup tentang maksud dari setiap
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
komponen tersebut, dan bagaimana standar
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana b. standar proses; dan akan berdampak pada praktisi dari jalur
dan berkala.
pendidikan nonformal dan informal.
c. standar capaian.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai
acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Oleh RUU, kewenangan menetapkan SNP
Penjelasan Pasal 87
disentralisasi ke tangan Pemerintah Pusat,
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta
Cukup jelas. tidak lagi dikembangkan oleh badan
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara
independen. Hal ini berpotensi membuat SNP
nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
akan berubah-ubah mengikuti kepentingan
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Pasal 88 ayat (1) rezim politik yang sedang berkuasa.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat Standar Nasional Pendidikan ditetapkan oleh Pemerintah
(3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pusat.

Penjelasan Pasal 35 Ayat (1) Pasal 90

Standar isi mencakup ruang lingkup materi dan tingkat Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Nasional
kompetensi yang dituangkan ke dalam persyaratan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, sampai dengan Pasal 89 diatur dalam Peraturan
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran Pemerintah.
yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Kompetensi lulusan merupakan
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Standar tenaga
kependidikan mencakup persyaratan pendidikan
prajabatan dan kelayakan, baik fisik maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan. Standar sarana dan
prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Peningkatan secara berencana dan berkala
dimaksudkan untuk meningkatkan keunggulan local,
kepentingan nasional, keadilan, dan kompetensi antar
bangsa dalam peradaban dunia

Penjelasan Pasal 35 ayat (3)

Badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian


mutu pendidikan bersifat mandiri pada tingkat nasional
dan propinsi.

Pasal 54
Jenjang Pendidikan tinggi merupakan Pendidikan yang
dirancang berdasarkan kebudayaan bangsa untuk
memperdalam pemahaman dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui Pembelajaran
dengan tingkat kompleksitas dan kekhususan yang tinggi,
dengan tujuan untuk memajukan peradaban, memenuhi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
kepentingan nasional, dan meningkatkan daya saing. 

Pasal 58

(1) Menteri bertanggung jawab atas penyelenggaraan


Pendidikan tinggi. (2) Tanggung jawab Menteri atas
penyelenggaraan Pendidikan tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup pengaturan,
perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan Evaluasi
serta pembinaan dan koordinasi.

Pasal 59 Pasal ini mengkonstruksi ulang kebebasan


(1) Dalam penyelenggaraan Pendidikan tinggi, berlaku akdemik dan mimbar akademik dengan
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan mereduksinya menajdi persolan ilmu
otonomi keilmuan. (2) Kebebasan akademik merupakan pengetahuan yang terpisah dari praktk dan
kebebasan dosen dan mahasiswa untuk mendalami dan interaksi sosial harian dalam iklim yang
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara demokratis secara umum.
bertanggung jawab. (3) Kebebasan mimbar akademik
merupakan wewenang dosen yang memiliki otoritas
ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan
bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan
dengan cabang dan rumpun ilmunya. (4) Otonomi
keilmuan merupakan otonomi dosen dan mahasiswa
pada suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan,
dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut
kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia

Pasal 61
(3) Setiap perguruan tinggi dapat menentukan proporsi
pelaksanaan masing-masing dharma sesuai dengan visi,
misi, dan mandat perguruan tinggi tersebut. (4)
Pemerintah Pusat dapat memberikan mandat atau
penugasan tertentu kepada perguruan tinggi untuk
kepentingan bangsa dan negara. 
Pasal 63 (2) Otonomi pengelolaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di bidang: a. akademik; dan b.
nonakademik. (3) Otonomi pengelolaan di bidang
akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional
serta pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. (4)
Otonomi pengelolaan di bidang non akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi
penetapan norma dan kebijakan operasional serta
pelaksanaan: a. organisasi; b. keuangan; c.
kemahasiswaan; d. ketenagaan; dan e. sarana prasarana.

Pasal 69
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 sampai dengan
Pasal 69 diatur dalam Peraturan Pemerintah. 

Pasal 141
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Pendidikan oleh lembaga Pendidikan asing diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 143
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(1) Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan dasar
dan Pendidikan menengah yang tidak melaksanakan
Kurikulum wajib dikenakan sanksi administratif. (2)
Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah yang memungut biaya atau meminta sumbangan
dari Masyarakat tidak secara sukarela dikenakan sanksi
administratif. (3) Satuan Pendidikan pada Jenjang
Pendidikan anak usia dini, Pendidikan menengah, dan
Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah yang memungut biaya dari
Pelajar yang besarannya tidak berdasarkan kemampuan
ekonomi dikenakan sanksi administratif. (4) Perguruan
tinggi yang: a. tidak melaksanakan tridharma perguruan
tinggi; b. tidak memiliki statuta; c. melanggar kebebasan
akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi
keilmuan; d. memiliki dosen yang tidak memenuhi
kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai peraturan
perundang-undangan; e. tidak melaksanakan Kurikulum
wajib; dan f. menyebarluaskan hasil penelitian yang
rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan
kepentingan umum dikenakan sanksi administratif.
(5) Perguruan tinggi negeri yang: a. menjaring mahasiswa
baru bukan berdasarkan potensi akademik tinggi,
melainkan dengan tujuan komersial; dan b. proporsi
mahasiswa barunya yang berasal dari keluarga kurang
mampu atau berasal dari daerah terdepan, terluar, dan
tertinggal tidak mencapai 20% (dua puluh persen).
dikenakan sanksi administratif. (6) Lembaga Pendidikan
asing yang: a. tidak melibatkan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Warga Negara Indonesia; dan b. tidak
melaksanakan mata pelajaran dan mata kuliah wajib
untuk Pelajar Warga Negara Indonesia dikenakan sanksi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
administratif. 

Pasal 146

Mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 142 sampai dengan Pasal 145
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai