Komponen UU Sisdiknas 2003 RUU Sisdiknas (baru) Alasan Penolakan Terhadap RUU SIsdiknas
(Baru)
Konsideran a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Tidak tampak perbedaan signifikan antara
“Menimbang” Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan konsideran UU Sisdiknas dan RUU.
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap Pertimbangan masih dengan poin yang sama,
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia yaitu mengenai:
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
(1) Pentingnya pemerataan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
(2) relevansi dengan perkembangan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; masyarakat
Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk Perbedaannya cuma kata peserta didik diganti
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran menjadi pelajar. Secara esensi tidak berubah.
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi agar Pelajar secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
masyarakat, bangsa dan negara bangsa, dan negara.
Pendidikan Pendidikan nasional adalah pendidikan yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) Harus dibedakan antara pendidikan dan
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara pendidikan nasional. Yang mau diintervensi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Nasional Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai- sistem pendidikan nasional.
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
(Pasal 1, ayat 2)
Sistem Pendidikan Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) Sistem Pendidikan Nasional harusnya
Nasional komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu didefinisikan, apalagi kalau jadi bernama UU
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional.
(Pasal 1, ayat 3)
Peserta Didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) Peserta didik diganti jadi pelajar? Apa
mengembangkan potensi diri melalui proses dasarnya?
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan
tertentu.
(Pasal 1, ayat 4)
Tenaga Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang menunjang Terlalu rinci, sehingga akan memunculkan
kependidikan mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan Pendidikan dari segi administratif dan pertanyaan tentang posisi-posisi yang tidak
penyelenggaraan pendidikan. manajerial pada satuan pendidikan. masuk kategori penunjang administrative dan
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(Pasal 1, ayat 5) (Pasal 1, ayat 4) manajerial. Bagaimana dengat satpam,
pustakawan, laboran? Lebih jelas di UU
Sisdiknas 2003.
Pendidik Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi Pendidik adalah tenaga yang melaksanakan Pendidikan Lebih bagus UU Sisdiknas 2003
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, untuk mengembangkan potensi Pelajar. (pasal 1, ayat 3)
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
(Pasal 1, ayat 6)
Jalur Pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui Pelajar definisi di RUU Sisdiknas sama dengan
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses Sisdiknas 2003.
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan Pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan. (Pasal 1,
Perbedaannya cuma kata peserta didik diganti
pendidikan. (Pasal 1, ayat 7) ayat 6)
menjadi pelajar. Secara esensi tidak berubah.
Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang Jenjang Pendidikan adalah tahapan Pendidikan yang Perbedaannya cuma kata peserta didik diganti
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan Pelajar, menjadi pelajar. Secara esensi tidak berubah.
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. (Pasal 1, ayat 8) dikembangkan. (pasal 1, ayat 8)
Jenis Pendidikan Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada Jenis Pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada di RUU “suatu satuan pendidikan” dihapus.
kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan kekhususan tujuan pendidikan. (pasal 1, ayat 7)
(Pasal 1, ayat 9)
Satuan Pendidikan Satuan pendidikan adalah kelompok layanan Satuan Pendidikan adalah lembaga yang Pendidikan nonformal dan informal belum
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada menyelenggarakan layanan Pendidikan pada setiap jalur, tentu terlembaga. Jadi, ini sangat bias
jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenis, dan Jenjang Pendidikan (Pasal 1 ayat 5) pendidikan formal.
jenjang dan jenis pendidikan. (pasal 1, ayat 10)
Pendidikan formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(pasal 1, ayat 11)
Pendidikan Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
nonformal pendidikan formal yang dapat
Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
dan lingkungan. (Pasal 1, ayat 13)
Pendidikan Anak Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
Usia Dini yang ditujukan kepada anak
Pendidikan Jarak Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
Jauh didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
Pendidikan berbasis Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
masyarakat pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya,
aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
Standar Pendidikan Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria input, RUU Sisdiknas istilah standar nasional terlalu
Nasional tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum proses, dan capaian yang menjadi acuan teknis dan diduga digunakan untuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal 1, ayat 17) penyelenggaraan Pendidikan dalam mencapai tujuan mengakomodir kurikulum merdeka yang
pendidikan. (Pasal 1, ayat 9) sudah mengunakan terminologi “capaian
pembelajaran” di dalam struktur kurikulum
baru.
Wajib belajar Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
harus diikuti oleh warganegara Indonesia atas tanggung
jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. (Pasal 1, ayat
18)
Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan panduan kurikulum di RUU baru hanya fokus pada
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dirancang untuk menghasilkan pengalaman belajar pelajar sebagai individu, bukan sebagai warga
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan yang menumbuhkembangkan potensi Pelajar secara negara yang akan melestarikan bangsa.
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan holistik dan untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.
pendidikan tertentu. (Pasal 1, ayat 10)
Ada reduksi tujuan pembelajaran hanya pada
(Pasal 1, ayat 19)
pengembangan potensi pelajar (individu).
Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, Pelajar, Apa batasan sistematis dan terencana
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu dan sumber belajar yang dilaksanakan secara sistematis sehingga harus dimasukkan ke RUU. Kenapa
lingkungan belajar. (Pasal 1, ayat 20) dan terencana berdasarkan Kurikulum untuk mencapai pembelajaran harus berdasarkan kurikulum?
tujuan pendidikan. (Pasal 1, ayat 11)
Evaluasi pendidikan Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, Evaluasi adalah proses sistematis untuk memantau, Yang dimaksud evaluasi atau evaluasi
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap menilai, dan memperbaiki mutu pendidikan (Pasal 1, pendidikan?
berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, ayat 12)
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Akreditasi Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1) tidak didefinisikan di pasal 1 tapi ada di badan
dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk
(Pasal 1, ayat 22)
menentukan kelayakan satuan dan/atau program
Pendidikan pada sub jalur pra persekolahan,
persekolahan, persekolahan mandiri, dan Pendidikan
kesetaraan. (Pasal 112)
Sumber daya Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1)
pendidikan dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana,
Dewan Pendidikan Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1 dan di Di dalam RUU Sisdiknas tidak ada Dewan
beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli dalam RUU ini dihapus) Pendidikan (tampaknya dewan pendidikan
pendidikan. (Pasal 1, ayat 24) dihapus).
“Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk Padahal Dewan Pendidikan seharusnya bisa
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan difungsikan untuk mengevaluasi sistem
pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan pendidikan nasional.
dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi,
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan Fungsi Dewan Pendidikan adalah untuk
hirarkis.” (pasal 56, ayat 2) memecah kekuasaan agar tidak terlalu besar
di satu pihak.
Komite Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang (tidak didefinisikan di bagian umum/ Pasal 1 dan di
sekolah/madrasah beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas dalam RUU ini dihapus)
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
Warga negara Warga negara adalah warga negara Indonesia baik yang Warga Negara adalah Warga Negara Indonesia baik yang
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Indonesia. (Pasal 1, ayat 26) Indonesia. (Pasal 1, ayat 13)
Masyarakat Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia Masyarakat adalah kelompok Warga Negara Indonesia
nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan
dalam bidang pendidikan. (Pasal 1, ayat 27) dalam bidang pendidikan. (Pasal 1, ayat 14)
Pemerintah Pusat (tidak didefinisikan) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pasal 1,
ayat 15)
Pemerintah daerah Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota. (Pasal 1, penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
ayat 29) pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom. (pasal 1, ayat 16)
Menteri Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
bidang pendidikan nasional (pasal 1, ayat 30) pemerintahan di bidang pendidikan. (pasal 1, ayat 17)
Dasar Pendidikan Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Pendidikan nasional diselenggarakan berdasarkan
Nasional Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
(Pasal 2) Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. (Pasal 2)
Fungsi Pendidikan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
Nasional kemampuan dan membentuk watak serta peradaban potensi Pelajar agar menjadi manusia yang beriman,
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya mulia, mandiri, berilmu dan bernalar kritis,
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkebinekaan, bergotong royong, dan kreatif.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta (Bab II, Pasal 4)
bertanggung jawab.
Prinsip 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang Di RUU Sisdiknas baru, prinsip
Penyelenggaraan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan sistemik dengan prinsip: penyelenggaraan pendidikan dijelaskan oleh
Pendidikan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai dua pasal? Kenapa? harusnya pasalnya self-
a. berorientasi pada Pelajar;
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan explanatory.
bangsa. b. menjunjung tinggi kebenaran ilmiah;
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan c. demokratis;
yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna. d. berkeadilan;
(Pasal 6)
Hak Warga Negara (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama Setiap Warga Negara berhak:
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
a. memperoleh akses Pendidikan yang bermutu tanpa
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, diskriminasi;
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
b. mendapatkan kesempatan meningkatkan Pendidikan
memperoleh pendidikan khusus.
sepanjang hayat;
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang
c. mendapatkan Pendidikan agama/kepercayaan
serta masyarakat adat yang terpencil berhak
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
memperoleh pendidikan layanan khusus.
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan
yang dianutnya dan diajarkan oleh Pendidik yang
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
menganut agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan Maha Esa yang sama;
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
d. mendapatkan pelayanan Pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya;
ditetapkan.
(Pasal 7)
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH
Hak Warga Negara 1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama Setiap Warga Negara berhak:
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
a. memperoleh akses Pendidikan yang bermutu
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, tanpa diskriminasi;
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
b. mendapatkan kesempatan meningkatkan
berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pendidikan sepanjang hayat;
3. Warga negara di daerah terpencil atau
c. mendapatkan Pendidikan agama/kepercayaan
terbelakang serta masyarakat adat yang
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
terpencil berhak memperoleh pendidikan
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang
layanan khusus.
Maha Esa yang dianutnya dan diajarkan oleh
4. Warga negara yang memiliki potensi Pendidik yang menganut agama/kepercayaan
kecerdasan dan bakat istimewa berhak terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sama;
memperoleh pendidikan khusus.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
5. Setiap warga negara berhak mendapat d. mendapatkan pelayanan Pendidikan sesuai
kesempatan meningkatkan pendidikan dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
sepanjang hayat.
e. mendapatkan bantuan biaya Pendidikan bagi
(Pasal 5) yang kurang mampu;
(Pasal 7)
Kewajiban Warga (1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai Setiap Warga Negara wajib:
Negara dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan
a. mengikuti Pendidikan dasar dan Pendidikan menengah
dasar.
bagi yang berusia 7 (tujuh) sampai dengan 18 (delapan
(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap belas) tahun;
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
b. ikut bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
(Pasal 6) penyelenggaraan pendidikan; dan
(Pasal 8)
Hak Orang Tua Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan Orang tua berhak berperan serta dalam memilih Satuan
pendidikan dan memperoleh informasi tentang Pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan pendidikan anaknya. perkembangan Pendidikan anaknya.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(Pasal 7, Ayat 1) (Pasal 9)
Kewajiban Orang Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban Orang tua dari anak usia wajib belajar berkewajiban sama
Tua memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. memberikan Pendidikan dasar kepada anaknya.
Hak Masyarakat Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pelaksanaan, pengawasan, dan Evaluasi
pendidikan. (Pasal 8)
penyelenggaraan Pendidikan melalui peran serta
perorangan, kelompok, organisasi profesi, dan organisasi
kemasyarakatan.
(Pasal 11)
Kewajiban Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sama
Masyarakat sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Hak Pemerintah Pemerintah dan pemerintah daerah berhak Pemerintah dan pemerintah daerah berhak sama
Pusat dan mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengarahkan, membimbing, membantu, dan
Pemerintah Daerah mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. berlaku. (Pasal 13)
(pasal 10)
Kewajiban 1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib
Pemerintah Pusat memberikan layanan dan kemudahan, serta memberikan layanan dan kemudahan, serta
dan Pemerintah
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Daerah menjamin terselenggaranya pendidikan yang menjamin terselenggaranya Pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa bermutu bagi setiap Warga Negara tanpa
diskriminasi. diskriminasi.
(Pasal 15)
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Masyarakat Adat
Hak Pendidikan Pasal 5 (3) Pasal 7d Pada UU no. 20/2003 ada pernyataan
Masyarakat yang lebih tegas terhadap hak dan
Warga negara di daerah terpencil atau Setiap warga negara berhak: mendapatkan
Adat kemerdekaan pada masyarakat yang
terbelakang serta masyarakat adat yang pelayanan Pendidikan sesuai dengan bakat,
memiliki ke khas-an budaya dan
terpencil berhak memperoleh pendidikan minat, dan kemampuannya;
lingkungan sosial untuk menjalankan
layanan khusus.
proses pendidikannya, baik dalam
kerangka pendidikan formal atau non
Pasal 73 formal.
Pasal 55
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Namun pengakuan hak dan
(1) Masyarakat berhak menyelenggarakan Masyarakat menyediakan layanan khusus bagi kemerdekaan menjalankan pendidikan
pendidikan berbasis masyarakat pada Pelajar dari kelompok rentan. bagi Msy. Adat tidak ada lagi di RUU
pendidikan formal dan nonformal sesuai yang baru. Hak dan kemerdekaan
dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, untuk mendapatkan dan menjalankan
dan budaya untuk kepentingan masyarakat. pendidikan untuk sesuai dengan ke
(2) Penyelenggara pendidikan berbasis khas-an budaya dan kondisi sosial.
masyarakat mengembangkan dan Dalam pasal 55 di RUU tentang hak
melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, RUU menyebutkan ke-
pendidikan, serta manajemen dan khas-an bakat, minat dan kemampuan,
pendanaannya sesuai dengan standar nasional tetapi tidak dalam konteks yang lebih
pendidikan. komunal seperti kepercayaan dan
(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis kebudayaan.
masyarakat dapat bersumber dari
penyelenggara, masyarakat, Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang Sebaliknya kelompok seperti
tidak bertentangan dengan peraturan masyarakat adat dianggap masuk
perundang-undangan yang berlaku. dalam kategori kelompok rentan, yang
dianggap kesulitan menerima
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(4) Lembaga pendidikan berbasis masyarakat pendidikan umum. Tetapi kebutuhan
dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi akan ke khusus-an budaya dan
dana, dan sumber daya lain secara adil dan lingkungan sosial tetap tidak diakui.
merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah.
Baik menurut UU no. 20/2003,
(5) Ketentuan mengenai peran serta
maupun dalam RUU Sisdiknas hanya
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
kelompok Masy. Adat terpencil yang
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
memiliki hak pendidikan layanan
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
khusus. Bagaimana dengan yang tidak
terpencil? Apa yang dimaksud dalam
kategori terpencil? Apakah ada
kategori yang lain? Atas dasar apa
sistem kategori ini ditetapkan?
Lalu apa yang dimaksud dengan
pendidikan layanan khusus juga tidak
jelas dalam RUU.
e. bahasa asing;
f. matematika; Begitu pula dengan ayat 4 pada RUU;
Masy. Adat tidak masuk pengecualian,
g. ilmu pengetahuan alam; padahal kita tahu sekolah formal
h. ilmu pengetahuan sosial; berlum dapat memenuhi ketersediaan
pengajar maupun materi pelajaran
i. seni dan budaya; agama untuk anak-anak dari
umumnya Masy. Adat.
j. pendidikan jasmani dan olahraga;
k. keterampilan/kecakapan hidup; dan
l. muatan lokal.
Jalur Pendidikan Pasal 1 angka 7 Pasal 1 angka 1 RUU tidak lagi mencantumkan definisi tiap
jalur pendidikan dalam Ketentuan Umum.
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan agar Pelajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Tidak ada perubahan konsep dalam RUU
pendidikan. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
tentang peran pendidikan nonformal, tetap
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
ditempatkan sebagai pelengkap/pengganti
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
pendidikan formal, alih-alih jalur pendidikan
Pasal 1 angka 11 bangsa, dan negara.
yang setara dengan pendidikan formal.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
Pasal 1 angka 6
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. RUU mengubah nama jalur pendidikan yang
Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui Pelajar semula disebut “pendidikan informal” menjadi
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses “pembelajaran informal”, sehingga
Pasal 1 angka 12 Pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan menunjukkan adanya kedudukan yang
berbeda dengan dua jalur pendidikan lain
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar yang menggunakan istilah “pendidikan”
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara (formal dan nonformal).
Pasal 1 angka 11
terstruktur dan berjenjang.
Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, Pelajar,
dan sumber belajar yang dilaksanakan secara sistematis
Penjelasan pasal 29 ayat (1) RUU bahwa
Pasal 1 angka 13 dan terencana berdasarkan Kurikulum untuk mencapai
kegiatan anak dan orangtua adalah sekadar
tujuan pendidikan..
“pembelajaran” (pasal 1 angka 11 RUU) dan
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
bukan “pendidikan” (pasal 1 angka 1)
dan lingkungan.
merupakan penyempitan arti “pendidikan”
Pasal 16 dan pelecehan terhadap peran orangtua
sebagai pendidik utama. Hal ini juga
Jalur Pendidikan terdiri atas:
berpotensi memunculkan diskriminasi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Pasal 13 ayat (1) a. pendidikan formal; terhadap anak-anak praktisi pendidikan
berbasis keluarga (sekolahrumah)
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, b. pendidikan nonformal; dan
dibandingkan dengan anak-anak yang
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
c. pembelajaran informal. menjalani sekolah.
dan memperkaya.
Pasal 17
Pasal 26 ayat (1)
(1) Pendidikan formal merupakan Pendidikan yang
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
dirancang penuh waktu dan diselenggarakan dengan alur
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
yang berkelanjutan.
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung (2) Pendidikan formal diikuti oleh Pelajar dengan
pendidikan sepanjang hayat kategori usia yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Pasal 29
Pendidikan nonformal terdiri atas sub jalur: Konsep pendidikan komunitas dan kecakapan
hidup berpotensi tumpang tindih dengan
a. pendidikan kesetaraan; dan
konsep “pembelajaran informal”.
b. pendidikan komunitas dan kecakapan hidup.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Pasal 149
Penyetaraan/ Pasal 26 ayat (6) Pasal 25 ayat (1) Diksi “kesetaraan” merupakan pilihan yang
Kesetaraan mendegradasi peran dan fungsi pendidikan
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara Pendidikan kesetaraan sebagaimana dimaksud dalam
Hasil/Program nonformal.
dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui Pasal 24 huruf a bertujuan untuk:
Pendidikan
proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang
Nonformal a. memberikan akses Pendidikan seluas-luasnya kepada
ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
anggota Masyarakat yang karena alasan tertentu tidak Tidak ada klausul RUU yang menjamin bahwa
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. dapat atau tidak memilih untuk mengikuti Pendidikan hasil pendidikan komunitas dan kecakapan
formal; dan hidup akan diakui setara dengan pendidikan
kesetaraan dan pendidikan formal.
b. mengembangkan kompetensi dan karakter Pelajar
Penyetaraan/ Pasal 27 Pasal 29 ayat (2) RUU tidak lagi memuat klausul bahwa hasil
Kesetaraan pendidikan informal dapat diakui sama
(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh Pembelajaran informal sebagaimana dimaksud pada ayat
Hasil/Program dengan pendidikan formal dan nonformal.
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar (1) tidak terikat pada Standar Nasional Pendidikan
Pendidikan Tidak ada payung hukum yang jelas untuk
secara mandiri.
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
Informal (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat anak-anak pendidikan informal yang ingin
(1) diakui sama dengan pendidikan formal dan pindah jalur ke pendidikan formal atau
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai nonformal.
dengan standar nasional pendidikan.
Standar isi mencakup ruang lingkup materi dan tingkat Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Nasional
kompetensi yang dituangkan ke dalam persyaratan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, sampai dengan Pasal 89 diatur dalam Peraturan
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran Pemerintah.
yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Kompetensi lulusan merupakan
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Standar tenaga
kependidikan mencakup persyaratan pendidikan
prajabatan dan kelayakan, baik fisik maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan. Standar sarana dan
prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Peningkatan secara berencana dan berkala
dimaksudkan untuk meningkatkan keunggulan local,
kepentingan nasional, keadilan, dan kompetensi antar
bangsa dalam peradaban dunia
Pasal 54
Jenjang Pendidikan tinggi merupakan Pendidikan yang
dirancang berdasarkan kebudayaan bangsa untuk
memperdalam pemahaman dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui Pembelajaran
dengan tingkat kompleksitas dan kekhususan yang tinggi,
dengan tujuan untuk memajukan peradaban, memenuhi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
kepentingan nasional, dan meningkatkan daya saing.
Pasal 58
Pasal 61
(3) Setiap perguruan tinggi dapat menentukan proporsi
pelaksanaan masing-masing dharma sesuai dengan visi,
misi, dan mandat perguruan tinggi tersebut. (4)
Pemerintah Pusat dapat memberikan mandat atau
penugasan tertentu kepada perguruan tinggi untuk
kepentingan bangsa dan negara.
Pasal 63 (2) Otonomi pengelolaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di bidang: a. akademik; dan b.
nonakademik. (3) Otonomi pengelolaan di bidang
akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional
serta pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. (4)
Otonomi pengelolaan di bidang non akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi
penetapan norma dan kebijakan operasional serta
pelaksanaan: a. organisasi; b. keuangan; c.
kemahasiswaan; d. ketenagaan; dan e. sarana prasarana.
Pasal 69
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 sampai dengan
Pasal 69 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 141
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Pendidikan oleh lembaga Pendidikan asing diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Pasal 143
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
(1) Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan dasar
dan Pendidikan menengah yang tidak melaksanakan
Kurikulum wajib dikenakan sanksi administratif. (2)
Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah yang memungut biaya atau meminta sumbangan
dari Masyarakat tidak secara sukarela dikenakan sanksi
administratif. (3) Satuan Pendidikan pada Jenjang
Pendidikan anak usia dini, Pendidikan menengah, dan
Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah yang memungut biaya dari
Pelajar yang besarannya tidak berdasarkan kemampuan
ekonomi dikenakan sanksi administratif. (4) Perguruan
tinggi yang: a. tidak melaksanakan tridharma perguruan
tinggi; b. tidak memiliki statuta; c. melanggar kebebasan
akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi
keilmuan; d. memiliki dosen yang tidak memenuhi
kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai peraturan
perundang-undangan; e. tidak melaksanakan Kurikulum
wajib; dan f. menyebarluaskan hasil penelitian yang
rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan
kepentingan umum dikenakan sanksi administratif.
(5) Perguruan tinggi negeri yang: a. menjaring mahasiswa
baru bukan berdasarkan potensi akademik tinggi,
melainkan dengan tujuan komersial; dan b. proporsi
mahasiswa barunya yang berasal dari keluarga kurang
mampu atau berasal dari daerah terdepan, terluar, dan
tertinggal tidak mencapai 20% (dua puluh persen).
dikenakan sanksi administratif. (6) Lembaga Pendidikan
asing yang: a. tidak melibatkan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Warga Negara Indonesia; dan b. tidak
melaksanakan mata pelajaran dan mata kuliah wajib
untuk Pelajar Warga Negara Indonesia dikenakan sanksi
Perbandingan UU Sisdiknas 2003 dan UU 12/2012 vs RUU Sisdiknas (Baru)
Departemen Litbang Serikat Mahasiswa Indonesia
administratif.
Pasal 146