com
Yeremi Sihite (21S18004), Ernestine Siahaan (21S18015), Santi Panjaitan (21S18016)
Sri Hanna L. S (21S18055), Ivo Vincenes Sibarani 21S18061
Entrepreneurship is management
Manajemen sangat penting untuk diterapkan dalam prinsip operasi sebuah lean stratup.
Manajemen dapat membantu sebuah perusahaan dapat bekerja dengan lebih efisien dalam melakukan
sebuah pekerjaan, karena di masa depan sistem kerja sebuah perusahaan diyakini dapat mempengaruhi
kesuksesan perusahaan. Sebuah usaha adalah manajemen karena hampir setiap kegiatan usaha
membutuhkan manajemen dan perhitungan. Manajemen juga dapat dilakukan dengan cara Pivoting
yaitu dengan merubah cara melakukan sesuatu namun tetap dengan tujuan yang sama. Dengan
melakukan manajemen yang baik sebuah perusahaan dapat meningkatkan efisiensi waktu, menaikkan
pendapatan tanpa menambah pengeluaran dan dapat meraih kesuksesan sebelum perusahaan bangkrut.
Manajemen Zappos yang baik dapat dilihat dari bagaimana cara mereka memanajemen
promosi dan pemasaran, membangun reputasi, menarik produsen sepatu, menjaga persediaan barang,
dan membuat banyak pilihan barang. Zappos menerapkan prinsip ini dalam perusahaan mereka. Ketika
bersaing dengan beberapa pengecer sepatu online lainnya pada tahun 1999, zappos memberikan
layanan biaya pengiriman gratis dan kebijakan pengembalian yang mudah. Biaya dari layanan ini
ditutupi oleh pendanaan dari perusahaan. Penerapan dari layanan ini jelas meningkatkan penjualan
dengan mendorong lebih banyak orang untuk membeli barang dari Zappos. Mereka melakukan
manajemen yang baik ketika menerapkan layanan tersebut, hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara
mereka memanajemen biaya agar tetap menghasilkan keuntungan.
Mereka juga melakukan manajemen yang baik dengan memindahkan kantor pusat dan gudang
ke lokasi yang lebih strategis, hal ini dinilai efisien untuk meningkatkan layanan pelanggan.
Manajemen sistem distribusi barang mereka yang baik membuat pengiriman barang dapat berjalan
secara efisien dan minim kesalahan. Selain itu Zappos juga memanajemen layanan – layanan yang
terdapat dalam aplikasi, setiap tahunnya mereka berusaha untuk memberikan semakin banyak layanan
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Contohnya mereka meningkatkan layanan pelanggan agar
semakin ramah dan responsif ketika membantu pelanggan. Hal ini diklaim meningkatkan jumlah
pelanggan mereka dengan menciptakan buzz positif bagi Zappos. Kebanyakan pelanggan zappos
bahkan mengetahui zappos dari mulut ke mulut.
Zappos juga memperluas jangkauan pelanggan dengan menggunakan blog dan media social
seperti twitter, dengan memanfaatkan blog dan media social mereka dapat melakukan promosi tanpa
mengeluarkan biaya besar. Dalam mengikuti trend yang berkembang di masayarakat mereka juga
melakukan manajemen penjualan produk yang baik dengan mengikuti perkembangan kebutuhan
masyarakat yaitu dengan menjual produk fashion selain sepatu.
Selain memanajemen produk dan layanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, Zappos
juga memanajemen kenyamanan dan kemampuan karyawan – karyawannya. Zappos membangun
budaya perusahaan dilingkungan karyawannya dengan mengadakan pelatihan bagi semua karyawan
baru, menciptakan tempat kerja yang nyaman, meningkatkan komunikasi dan kepercayaan antar
karyawan, dan meningkatkan kinerja karyawan. Zappos juga dapat memanajamen citra perusahaan
dengan baik, contohnya mereka menjual produk yang tidak terbuat dari kulit binatang, menunjukkan
transparasi pemasaran, dan membuat iklan di TV. Manajemen pasar, promosi, internal perusahaan,
distribusi barang (logistic dan operasional) hingga manajamen kepuasan pelanggan diterapkan dengan
baik oleh zappos. Manajemen yang baik dari zappos menjadikan zappos sebagai salah satu toko sepatu
online terbesar di dunia. Dengan menerapkan manajemen yang baik, pengalaman berbelanja online
yang diberikan zappos tentu baik pula serta menjadikan zappos lebih unggul dibandingkan pesaing –
pesaingnya.
Validated Learning
Validated Learning, yaitu proses belajar yang tervalidasi. Dimana proses belajar yang dimaksud
adalah proses belajar dalam membangun sebuah bisnis perintis yang dapat diprtanggungjawabkan
melalui eksperimen. Sehingga Validated Learning akan mendorog untuk maju dengan pengambilan
keputusan. Setelah dilakukan eksperimen, makan harus ada ide bagus untuk memlih langkah
selanjtnya.
Pendiri Zappos, Nick Swinmurn, menguji visinya dalam membangun situs yang menyediakan
pengalaman berbelanja sepatu onlne yang berbeda. Melalui eksperimen Nick Swinmurn memproleh
hipotesis bahwa konsumen pada masa itu sudah saatnya membeli produk secara online. Nick Swinmurn
meminta izin ke beberapa toko sepatu lokal untuk dapat meng-upload gambar sepatu took tersebut di
situs Zappos. Kemudian jika sudah ada konsumen membeli ke situs miliknya, Nick Swinmurn akan
membayar penuh harga sepatu ke toko tersebut.
Eksperimen selanjutnya adalah Swinmurn berinteraksi dengan konsumennya. Eksperimen yang
dilakukan adalah bagaimana cara menerima pembayaran, mengurus klaim, hingga menerima masukan
konsumen. Meskipun eksperimen tersebut dilakuka dalam skala kecil, namun tidak menghalangi visi
Zappos yang memiliki potensi besar.
Build-Measure-Learn
Pada fase “Build” dimulai dari berdirinya Zappos pada tahun 1999 sebagai sebuah startup. Pada
awalanya, Zappos hanya mejadi situ tempat pelanggan dapat memesan sepatu. Zappos bukan sebagai
produsen atau pengecer karena tidak memiliki gudang. Penerapan fase “Measure” ditandai dengan
pesanan pertama yang masuk. Kemudian, para pendiri Zappos pergi ke toko lokal untuk membeli
sepatu yang telah dipesan dan mengirimkannya ke pelanggan. Fase terakhir, yakni “Learn” dimulai
saat para pendiri mencoba untuk mengukur minat pelanggan terhadap ide mereka. Selain itu, mereka
juga memperoleh pemikiran dan reaksi pelanggan terhadap ide mereka. Dari hal-hal tersebut, para
pendiri Zappos melakukan penyesuaian dan iterasi yang diperlukan, menerapkan perbaikan atau
peningkatan, dan melanjutkan siklus.
Elemen yang paling penting pada siklus ini adalah ketergantungan terhadap umpan balik dan
reaksi dari pelanggan. Keberhasilan penerapan siklus ini ditandai dengan fakta bahwa Zappos
menggunakan model bisnis loyalitas dan banyak memanfaatkan hubungan pemasaran. Melalui siklus
ini, Zappos berhasil berpegang pada para pendiri yang melakukan pekerjaanya, yakni mendapatkan
pesanan dahulu sebelum membeli sepatu di toko daripada harus menghabiskan banyak uang dan waktu
untuk membangun gudang dan merekrut pekerja untuk menangani operasi, Upaya pertama yang
dilakukan mereka berhasil, sehingga mereka memutuskan untuk bertahan. Zappos juga mendapat
umpan balik dari pelanggan mengenai ketertarikan mereka untuk membeli barang dagangan selain
sepatu. Dari hal tersebut, kembali dilakukan pengukuran. Pada akhirnya, Zappos tidak lagi hanya
terbatas pada penjualan sepatu, tetapi juga menjual barang lain, seperti pakaian. Kesimpulannya, siklus
Build-Measure-Learn berkaitan dengan proses mengubah ide menjadi suatu produk, mengukur reaksi,
respon, dan perilaku pelanggan terhadap produk, dan mempelajari apakah perusahaan akan bertahan
atau mengubah model bisnis (pivot).
Tinjauan Pustaka :
Ries, E. (2011). The lean startup: How today's entrepreneurs use continuous innovation to create
radically successful businesses. Currency.
Kurniali ,Sartika.(2017). Strategi bisnis internet zappos.com. Diakses pada 28 November2020 dari
http://docplayer.info/41383183-Strategi-bisnis-internet-zappos-com.html
Zaxich.(2020).Transformasi Bisnis Ala Startup. Diakses pada 28 November2020 dari
https://michaelbliss.co/2020/09/22/the-lean-start-up-book-review/
knsays. (2014, Mei). PMB 1 zappos.com. Diakses pada 28 November 2020 dari
http://knsays.blogspot.com/2014/05/pmb-1-zapposcom.html
Anastasia Belyh (2019, September) How The Build-Measure-Learn Cycle Really Works. Diakses dari
https://www.cleverism.com/how-build-measure-learn-cycle-really-works/