Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN MODUL 5

(OLAH MUSIK)
Disusun Oleh :

Kelompok 12

Allya
Muhammad Hilman
Solehudin (857333471)
Syifa Nurul Azizah (85733916)
KEGIATAN BELAJAR 1
BERNYANYI
1. Bernyanyi merupakan suatu peristiwa bergetarnya pita suara oleh udara.
2. Bernyanyi yang baik, adalah bernyanyi dengan menggunakkan penguasaan teknik
vocal yang baik.
3. Penguasaan teknik vokal yang baik dan benar bermanfaat bagi kesehatan serta
pencapaian rasa keindahan bernyanyi yang diinginkan.
4. Dengan menguasai teknik bernyanyi juga akan berguna bagi pelaksanaan tugas kelak.
Salah satu tugas menjadi guru di SD adalah mengembangkan kemampuan anak didik
untuk bernyanyi.
5. Bernyanyi dengan teknik yang baik dan benar membutuhkan latihan rutin dan
kontinu.
6. Berlatih yang baik selalu dalam keadaan rileks atau menghindari ketegangan yang
berlebihan.
7. Prasyarat beryanyi yang baik adalah pernafasan. Ada tiga jenis pernapasan yaitu :
 pernafasan perut,
 pernafasan dada, dan
 pernafasan diafragma .
8. Pernafasan yang baik adalah pernafasan sekat rongga badan atau diafragma.
9. Cara berlatih pernafasan yaitu dengan :
 Posisi badan rileks,
 Tarik nafas sedalam-dalamnya melalui hidung (2hitungan),
 Pertahankan beberapa saat (2hitungan)
 Keluarkan udara memalui mulut (4hitungan)
 Kendurkan otot (relaksasi) 2 hitungan.
10. Dalam teknik bernyanyi ada beberapa jenis suara wanita dan pria dewasa yang
dibedakan menurut register atau ambitusnya.
11. Dalam paduan suara dibagi dalam empat jenis,
yaitu : Sopran, Alto, Tenor dan Bas.
12. Selain itu, artikulasi memegang peranan dalam menyampaikan ide atau gagas
musik yang jelas.
13. Resonansi membantu pengungkapan musik karena suara yang akan terdengar telah
mengalami pengolahan dan penempatan resonansi yang tepat.
14. Agar musik yang dinyanyikan dapat sampai kepada penikmat/pendengar dengan
penuh rasa keindahan, dibutuhkan interpretasi dan ekspresi yang baik pula,
Pengetahuan dan wawasan terhadap karya yang akan dinyanyikan dibutuhkan
untuk pencapaian tujuan tersebut.
15. Dalam penampilan bernyanyi yang baik dan benar
sesuai dengan ungkapan isi lagu yang hendak dinyanyikan, selain itu, gerakan
tubuh dan busana perlu diperhatikan.
MODUL 5

KEGIATAN BELAJAR 2

MENDIREKSI

A. MENDIREKSI
Aba-aba sangat penting dalam permainan kelompok musik seperti Paduan
Suara Ansambel maupun Orkes. Aba-aba selain memperlihatkan irama dan tempo
lagu juga memberikan tanda-tanda ekspresi. Dengan aba-aba yang baik permainan
kelompok dapat menjadi satu kesatuan dalam mengungkapkan karya musik.
Dalam permainan musik, pemberi aba-aba adalah seorang pemimpin dan
biasa disebut dirigen atau konduktor (conducter). Jiwa suatu lagu sangat tergantung
dari seorang dirigen atau konduktor dalam membawakannya. Oleh karena itu aba-aba
perlu dipelajari secara lebih mendalam.
Dalam musik, kita mengenal beberapa jenis aba-aba. Ada aba-aba 1 (satu)
pukulan, 2 (dua) pukulan, 3 (tiga) pukulan dan 6 (enam) pukulan. Aba-aba 2 atau 3
pukulan berarti dalam satu birama lagu terdapat 2 atau 3 ketukan. Untuk
menguasainya, mari kita pelajari satu demi satu

1. Jenis Aba-aba
a. Aba-aba 1 Pukulan
Gambaran ayunan tangan pada aba-aba ini adalah mulai dari titik
tertinggi (sebagai titik awal gerakan) kemudian turun ke bawah
langsung membentuk gerakan melingkar ke samping luar sebelah
kanan lalu naik kembali ke titik awal. Perhatikan arah gerakannya pada
gambar di bawah ini
Gerakan aba-aba tersebut dapat dilakukan dengan tangan kanan
terlebih dahulu Kemudian kedua tangan digerakkan secara bersama-
sama. Perhatikan dari mana suatu gerakan diawali dan di mana
berakhirnya, jangan sampai terbalik. Latihan ini sebaiknya tidak hanya
tangan saja yang digerakkan tetapi juga lengan hingga ke bahu.

Gunakan lagu-lagu yang sudah dikenal secara umum untuk melatih


gerakan aba aba seperti lagu-lagu berikut:
Lagu-lagu yang sudah dikenal untuk melatih gerakan aba-aba ini
adalah:
1) Tujuh Belas Agustus, ciptaan H. Mutahar
2) Apuse (Papua)
3) Hela Rotan (Maluku)
4) Potong Bebek Angsa
5) Ayo Mama

Hal yang perlu dihindari atau gerakan yang salah adalah arah gerakan
terlalu Miring dan melingkar sehingga letak titik hitungannya kabur
Titik hitungan di sini adalah batas bawah gerakan tangan sebelum
kembali ke titik awal. Pada titik hitungan inilah ketukan musik
dibunyikan dengan ucapan “yam” atau “m” dengan sedikit tekanan
atau kata “tu”. Kata “tu” di sini sebagai singkatan dari hitungan satu.
Demikian juga bila kita melatih hitungan lainnya akan kita gunakan
singkatan “wa” untuk hitungan dua, “ga” untuk hitungan tiga, dan
“pat” untuk hitungan empat.

b. Aba-aba 2 Pukulan
Dalam satu birama terdapat dua ketukan. Ketukan pertama lebih kuat
dari ketukan kedua. Ini tidak berarti bahwa ketukan pertama lebih lama
dari pada ketukan kedua, ukurannya sama hanya tekanan yang
berbeda.

Gerakan aba-aba ini dimulai sama dengan gerakan satu pukulan. Jadi,
mulai dari titik awal (setinggi mars), kemudian turun ke bawah dalam
bentuk melingkar ke luar, lalu naik ke atas (setinggi bahu) untuk
hitungan satu. Kemudian dari titik tersebut tangan turun ke bawah
dalam bentuk melingkar ke dalam lalu naik ke atas menuju titik awal.
Latihlah gerakan tersebut di atas dengan mengikuti pola gerakan
berikut ini.

Hindarilah kesalahan-kesalahan yang sering terjadi seperti berikut ini:


1) Gerakan tangan terlalu bulat sewaktu diayunkan untuk
membentuk
gerakan melingkar ke samping. Dengan kata lain, gerakannya
terlalu bulat sehingga tidak mencapai titik kedua sebagai titik
gerakan yang semestinya.
2) Gerakan “tu” dan “wa” terlalu dibuat sama kuat, sehingga
bentuknya hampir sama.
3) Gerakan “wa” tidak dibuat melingkar melainkan langsung
menuju ke titik awal gerakan atau seperti garis lurus sehingga
terasa kosong.

c. Aba-aba 3 Pukulan
Setelah kita belajar dan menguasai aba-aba 1 dan 2 pukulan, kini kita
lanjutkan pada irama terner, yaitu dalam satu birama terdapat tiga
ketukan. Dalam irama terner ketukan yang kuat terdapat pada ketukan
pertama. Dua hitungan berikutnya diketuk lebih ringan.
Untuk membedakan ketukan kuat dengan ketukan lemah dalam
memberi aba-aba pada umumnya ditunjukkan oleh gerakan yang lebih
tegas. Lihat gerakan aba-aba 3 berikut ini.

Latihan:
1) Siapkan gerakan tangan pada titik awal.
2) Arahkan gerakan tangan ke bawah dan langsung membentuk
ayunan dengan kata “tu” ke arah dalam untuk ketukan satu.
3) Kemudian ayunkan gerakan ke samping luar untuk “wa” yang
langsung naik ke atas.
4) Dari titik tersebut ayunkan kembali tangan ke arah dalam pada
ketukan “ga” menuju titik awal gerakan.
5) Ulangi beberapa kali hingga lancar.

Lagu-lagu yang dapat dilatih dengan aba-aba 3 pukulan di antaranya


adalah:

1) Marilah Kita Berdendang Kawan, ciptaan C. Simanjuntak.


2) Melati.
3) Doa dan Restumu.
4) Lisoi (Tapanuli).

Hindarilah gerakan-gerakan berikut ini:

1) Gerakan pukulan kedua dan ketiga terlalu rendah dan berat


daripada
gerakan pukulan pertama.
2) Gerakan pukulan ketiga terlalu ke dalam hingga melewati garis
gerakan pertama.
d. Aba-aba 4 Pukulan
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari irama
dua atau biner. Oleh karena itu dalam memberi aba-abanya pun seolah-
olah ada dua pukulan berat yaitu hitungan 1 dan 3 serta dua pukulan
ringan pada hitungan 2 dan 4. Baiklah kita lihat bentuk dan arah
gerakan aba-abanya berikut ini.
Latihan:
1) Mulailah dari gerakan titik awal, lalu tangan bergerak
turun sambil diayunkan ke samping dengan “tu”.
2) Kemudian naik sedikit dan diayunkan ke dalam dengan
“wa”.
3) Lanjutkan dengan menaikkan sedikit ke atas sambil
mengayunkan ke samping luar dengan titik beban
ayunan baru pada “ga” dan terlontar ke atas.
4) Lalu ayunkan sedikit ke dalam dengan “pat” lalu
kembali ke titik awal.

Untuk membedakan tingkatan tinggi-rendahnya ayunan tangan setiap


hitungan dapat dilihat pada garis batas berikut ini.

Lagu-lagu yang dapat dilatih dengan aba-aba tersebut antara lain


adalah:
1) Tanah Tumpah Darahku.
2) Indonesia Raya.
3) Maju Tak Gentar.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan, perhatikan hal-hal berikut:

1) Lakukan setiap gerakan dengan arah yang benar


2) Setiap perpindahan pukulan, tangan selalu diayunkan
3) Gerakan dengan arah lurus hanya dilakukan pada hitungan
pertama.

e. Aba-aba 6 Pukulan
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan pengembangan dari irama 2 atau
jenis birama susun. Dikatakan demikian karena dalam birama terdapat
2 pukulan kuat yang jatuh pada hitungan pertama dan keempat.
Dengan demikian dalam gerakan aba-abanya ketukan kuat itu harus
diayunkan lebih kuat panjang dibandingkan dengan ketukan lainnya.
Untuk menguasai gerakan aba-aba tersebut, latihlah seperti uraian dan
gambar berikut ini.
1) Mulai dari titik awal gerakan, yaitu kedua tangan diangkat
setinggi mata ke depan.
2) Turunkan dan ayunkan tangan ke samping luar untuk hitungan
"tu"
3) Kemudian naik setengah dari panjang gerakan pertama dan
ayunkan ke samping dalam untuk hitungan “wa”.
4) Lalu buat ayunan kecil sekali lagi untuk hitungan “ga” kearah
luar.
5) Dari hitungan “ga” ayunkan tangan naik lalu turun ke samping
luar untuk ketukan “pat”.
6) Lalu tangan digerakkan naik kemudian diayunkan ke samping
untuk hitungan "ma".
7) Dari sini, tangan naik ke atas lalu membentuk gerakan ayunan
kecil ke dalam untuk hitungan “nam” lalu kembali menuju titik
awal aba-aba.
8) Ulangi beberapa kali hingga merasakan hitungan yang
mendapat aksen dan yang tidak.

Penggunaan aba-aba hitungan 6 ketukan digunakan untuk tempo


sedang ke Untuk tempo sedang ke cepat aba-aba sebaiknya dihitung 2
saja.

Lagu-lagu yang dapat digunakan untuk berlatih di antaranya:

1) O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)


2) Naik-naik Ke Puncak Gunung

2. Sikap Badan
Seorang pemimpin di samping melatih aba-aba, juga haruslah
melatib sikap badan yang seharusnya dilakukan dalam memimpin suatu
permainan musik. Sikap bada seseorang pemimpin, baik tangan, kepala, mata
dan gerakan lainnya haruslah mengacu kepada ekspresi musik. Oleh karena itu
dalam memberikan aba-aba sikap badan haruslah sempurna. Dalam hal ini
yang harus diperhatikan adalah sikap badan dalam keadaan rileks Dengan
sikap ini, konsentrasi dan gerakan-gerakan yang dilakukan dapat dicapai
dengan sempurna.
Mulailah berlatih dengan sikap berdiri pada kedua kaki Anda posisi
kaki kiri sedikit lebih maju dari pada kaki kanan Pandangan lurus dan
menyeluruh ke depan (bayangkan bahwa Anda sedang menghadapi anak-anak
yang sedang memainkan musik atau bernyanyi paduan suara). Kemudian
angkat kedua tangan hingga sejajar dengan mata, lalu turunkan Ulangi
beberapa kali hingga Anda melakukan semuanya dalam keadaan tanpa
ketegangan dan dengan sadar semua gerakan tersebut sudah berada dalam
kontrol Anda Kepala tegak jangan kaku namun penuh percaya diri dan
berwibawa. Tangan dan jari-jari harus bebas dan luwes.
Ulangi sekali lagi latihan tadi, tetapi sekarang tangan kiri tetap
bertahan di atas sedangkan tangan kanan Anda bergerak ke atas dan ke bawah
dengan rileks seolah-olah Anda sedang mengayunkan sebuah irama dua dalam
hati Anda.
Latihan tersebut dapat Anda kembangkan sendiri untuk mencapai
penguasaan diri dan gerakan tubuh yang bebas. Berikut variasi latihan yang
dapat Anda lakukan.
1) Lakukanlah latihan semua jenis aba-aba dasar yang telah diutarakan di atas
sambil menghitung dengan dan tanpa bersuara.
2) Latihlah aba-aba sebuah lagu yang lengkap tulisan (score) musiknya dan
mainkan musik tersebut dalam hati sambil memainkan seluruh tanda-tanda
tempo dan dinamik yang tertulis pada lagu tersebut.
3) Latihlah aba aba lagu yang telah Anda kuasai betul (hafal) dan mainkan
musik tersebut dalam hati Anda sambil memainkan seluruh tanda-tanda
tempo dan
dinamik yang tertulis pada lagu tersebut.

3. Teknik Aba-aba
Melatih gerakan setiap jenis aba-aba sangat penting untuk dikuasai
terlebih dahulu. Gerakan yang telah dipelajari merupakan gerakan aba-aba
sepanjang lagu itu dinyanyikan Lalu, bagaimana teknik aba-aba sebelum suatu
lagu dimulai dan diakhiri?
a) Aba-aba Permulaan
Ini berarti aba-aba yang dilakukan atau diberikan pemimpin dimulai.
Dalam aba-aba ini termasuk
1) Sikap siap
2) Gerakan pendahuluan.
3) Saat memulai (insetting).

b) Sikap Siap
Sikap siap di sini adalah aba-aba yang diberikan oleh pemimpin agar
penyanyi atau pemain musik konsentrasi serta mengenal tempo,
dinamik dan ekspresi lagu. Suatu kebiasaan jelek yang sering
dilakukan adalah memberi aba-aba dengan bertepuk tangan atau teriak-
teriak agar penyanyi/pemain musik berkonsentrasi Hal ini dapat
dihindari dengan pemberian aba-aba persiapan oleh pemimpin. Aba-
aba itu biasanya berupa gerakan-gerakan tangan yang diperlukan untuk
berikut ini diuraikan beberapa gerakan tangan sebagai aba-aba
persiapan.
1) Untuk aba-aba yang sedang atau biasa, tangan kiri diangkat
lebih tinggi dari tangan kanan dengan telapak tangan
menghadap ke atas.
2) Untuk aba-aba yang lembut, kedua tangan diangkat setinggi
dada dengan telapak tangan kanan telungkup dengan jari sedikit
terbuka dan telapak tangan kiri menghadap ke atas.
3) Untuk aba-aba tegas, dilakukan dengan mengangkat tangan kiri
lebih tinggi dari tangan kanan dengan jari telunjuk dan ibu jari
dipertemukan; Sedangkan jari-jari lain agak terbuka sedikit.
4) Untuk insetting kuat, telapak tangan saling berhadapan, tangan
kiri lebih tinggi dan sedikit maju dibandingkan tangan kanan
dengan jari-jari yang merapat.
5) Untuk insetting sangat lembut, telapak tangan menghadap ke
depan, dan jari-jari agak terbuka.

c) Gerakan Pendahuluan
Setelah penyanyi/pemain musik berkonsentrasi dengan aba-aba
persiapan seperti diuraikan di atas, maka berikutnya adalah aba-aba
atau gerakan penduluan. Aba-aba pendahuluan ini dilakukan setelah
para penyanyi/pemain musik betul betul sudah konsentrasi. Jadi aba-
aba pendahuluan dilakukan diantara aba-aba persiapan dan insetting.
Perhatikan perbedaan masing-masing gerakan pendahuluan berikut ini:
 Aba-aba pendahuluan pada insetting ketukan berat. Gerakan
pendahuluan pada insetting ini jatuh pada pukulan ringan.
Contoh lagu: Syukur.
 Aba-aba pendahuluan pada insetting ketukan ringan (birama
gantung). Gerakan pendahuluan pada insetting ini jatuh pada
pukulan berat. Contoh lagu: Doa dan restumu.
 Aba-aba pendahuluan pada insetting di tengah ketukan Gerakan
pendahuluan pada insetting ini jatuh pada pukulan penuh
sebelum lag dimulai. Contoh lagu: Rayuan Pulau Kelapa.

Suatu kebiasaan jelek yang sering dilakukan adalah memberi aba-


aba denga bertepuk tangan atau teriak-teriak agar penyanyi pemain
musik berkonsentras Sering juga dilakukan dengan menghitung
“satu”, “dua”, “tiga”,

d) Aba-aba Penutup
Untuk mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragu-raguan
bagi pemun maka, aba-aba penutup harus berlangsung sampai nada
terakhir sudah selesai Baru pada hitungan yang berikutnya aba-aba
tersebut dihentikan. Menghentikan aba-aba ini adalah dengan
menambahkan sedikit gerakan “lingkaran kecil” persis setelah gerakan
aba-aba nada terakhir selesai

Anda mungkin juga menyukai