Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI PORTOFOLIO MARKOWITZ


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dan Portofolio
Dosen Pengampu : Aziz Septiatin, SE., M.Si

Kelompok 6:

Bella Agustina (2020603037)

Aldanisa Yulanda (2020603052)

Ina Cahyani (2020603058)

Nur Fatiyah Chairani (2020603062)

Laura Grapela (2020603063)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN GENAP 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TEORI
PORTOFOLIO MARKOWITZ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
AZIZ SEPTIATIN,SE.,M.Si pada mata kuliah manajemen investasi dan portofolio.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa itu
pengantar umum tentang hukum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu aziz septiatin,SE.,M.Si selaku
dosen mata kuliah manajemen investasi dan portofolio yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 18 mei 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER
.........................................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR............................
..................................................................ii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
.........................................................................................................................................
1
A. Latar Belakang
...................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
...................................................................................................................
1
C. Tujuan Penelitian
...................................................................................................................
1
D. Manfaat Penelitian
...................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
.........................................................................................................................................
3
A. Usaha Swasta...........................................................................................
.................................................................................................................3

iii
B. Usaha Negara (Pengertian, Pengaturan, Pendirian, Klasifikasi)
...................................................................................................................
5
C. Legalitas Usaha/Lembaga Perizinan
...................................................................................................................
8
D. Pembukuan dan Wajib Daftar Perusahaan
...................................................................................................................
9
E. RestrukturisasiPerusahaan (Merger, Akuisisi, Konsolidasi)
...................................................................................................................
13
BAB III PENUTUP
.........................................................................................................................................
14
A. Kesimpulan
...................................................................................................................
14
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................................................
15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori yang dikemukakan oleh Harry Markowitz begitu banyak
memberikan inspirasi baik dalam kalangan akademisi, praktisi maupun
birokrat (pengambil kebijakan). Teori yang dikemukakannya sangat
sederhana yaitu "Don't put all your eaggs in one buket" (jangan
meletakkan telur pada satu keranjang, tapi letakkan pada lebih dari satu
keranjang). Konsep ini dikenal dengan istilah diversifikasi investasi atau
melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada satu bidang saja,
tapi lebih dari satu bidang dan tidak dilakukan searah. Harry Markowitz
adalah salah satu pakar dalam bidang manajemen investasi. Teorinya
mengenai diversifikasi investasi sangat dikenal, dan hingga saat ini turun
menjadi bahan diskusi di berbagai universitas diseluruh dunia. Dia
mempublikasi jurnal yang berjudul "portofolio selection" pada tahun 1952.
Pemikiran yang dikemukakan oleh Markowitz mampu memberikan
masukan kepada kita semua tentang pemeliharaan portofolio, dengan kata
lain Markowitz telah memberi sebuah wacana pemikiran kepada kita
semua tentang bagaimana memahami portofolio pada berbagai instrumen
pendekatan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terlahirnya teori portofolio?
2. Apa itu portofolio?
3. Bagaimana model portofolio Markowitz?
4. Apa saja asumsi-asumsi dalam teori Markowitz?
5. Apa itu diversifikasi investasi model Markowitz?
6. Apa saja asas teori portofolio matkowitz?
7. Apa saja kelemahan dan kelebihan teori portofolio markowitz?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana lahirnya sejarah teori portofolio
2. Untuk mengetahui pengertian teori portofolio

1
3. Untuk mengetahui bagaimana model portofolio Markowitz
4. Untuk mengetahui asumsi-asumsi yang ada dalam teori Markowitz
5. Untuk mengetahui diversifikasi investasi model Markowitz
6. Untuk mengetahui asas teori portofolio Markowitz
7. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan Teori portofolio
Markowitz

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Teori Portofolio


Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bemama Harry
Markowitz. Dasar pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan
Markowitz yaitu: "do not put all eggs one basket" (janganlah menaruh semua
telur ke dalam satu keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka
semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan
investasi yang dilakukan, jangan menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk
investasi, karena ketika investasi tersebut gagal, maka seluruh dana yang
tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori portofolio yang
diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen keuangan
disebut sebagai the father of modern portfolio theory) ini telah mengajarkan
konsep diversifikasi portofolio secam kuantitatif.
Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan
cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas)
yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari
pengembalian atau risiko dapat dikurangi. Portofolio yang demikian juga,
berkontribusi sebagai titik awal aplikasi saintifik dalam manajemen portofolio,
asas studi-studi selanjutnya seperti CAPM/Capital Asset Pricing Model,
mempermudah pemahaman hubungan return dengan risiko Aplikasi filsafat
teori berarti suatu penerapan untuk memahami konsep atau pengetahuan ilmiah
yang mencakup penjelasan tentang sektor tertentu dari suatu disiplin keilmuan
dimana penjelasan tersebut menyatakan hubungan antara dua atau lebih
variabel dalam suatu kaitan sebab akibat. Dan portofolio diartikan sebagai
serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor,
baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset tersebut bisa berupa
akuva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Jadi aplikasi filsafat teori
portofolio disini berarti suatu upaya penerapan untuk memahami serangkaian
sekuritas yang dimiliki dalam hubungan return dan risk dari sekuritas tersebut,

3
dengan menggunakan suatu model pengukuran yang diperkenalkan oleh
William F.Sharpe sebagai CAPM/Capital Asset Pricing Model.
Dalam proses disertasi tersebutlah Sharpe menjelajahi beberapa aspek
analisis portofolio berdasarkan model pertama kali yang diusulkan olch
Markowitz. Pada saat itu dinyatakan sebagai "model indeks tunggal".
meskipun sekarang umumnya disebut sebagai "faktor model satu". Kuncinya
adalah asumsi yang mengembalikan keamanan terkait satu sama lain yang
hanya melalui tanggapan untuk satu faktor umum. Dalam disertasi Sharpe
tersebut, ditujukan baik dan hasil positif normatif. Bab terakhir, A Theory
Positif Keamanan Pasar Perilaku, termasuk hasil yang serupa dengan yang
sekarang disebut Security Market Line dari Capital Asset Pricing Model
(CAPM), tapi diperoleh di lingkungan terbatas di mana imbalan yang
dihasilkan oleh faktor model satu ini yang dapat dijabarkan lebih luas dengan
menggunakan single linier programming atau regresi linier tunggal.
Beberapa disiplin ilmu mengembangkan "postulat" yaitu asumsi dasar yang
kebenarannya diterima tanpa dituntut pembuktiannya. Meskipun demikian
perumusan postulat harus didasarkan pada alasan yang "kuat". Asumsi adalah
merupakan pernyataan yang kebenarannya dapat diuji secara empirik. Salah
satu disiplin ilmu tersebut berlaku pula pada teori portofolio modern yang
menggunakan valuasi pengukuran return dan risk yaitu Capital Asset Pricing
Model.
Charnley (1965 22.30) mengungkapkan kunci standardisasi bahasa
penulisan yang memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi
peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung
waktu kekinian. Hal-hal ini merupakan tolok ukur dari Capital Asset Pricing
Model yang dibangun dengan menggunakan pendekatan. Pertama, kita
menganggap semacam memaksimalkan perilaku investor dalam pasar, maka
dengan menyelidiki kondisi kesetimbangan dimana pasar tersebut akan terlihat
jelas, Sejak Markowitz telah memberikan model dalam memaksimalkan
perilaku yang diperlukan, maka tidak mengherankan bahwa Sharpe tidak
sendirian dalam mengeksplorasi implikasi untuk keseimbangan pasar,
Beberapa tahun 1963 Sharpe menerima makalah yang tidak dipublikasikan dari

4
Jack Treynor berisi kesimpulan agak mirip. Pada tahun 1965, John Lintner
menerbitkan makalah penting dengan hasil yang sangat mirip. Kemudian Jan
Mossin menerbitkan sebuah versi yang diperoleh hubungan yang sama dalam
suatu pengaturan yang lebih umum.
B. Pengertian Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Portofolio juga diartikan sebagai
kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi suatu
sasaran umum investasi. Sasaran dari portofolio investasi tentunya sangat
bergantung pada individu masing-masing investor. Portofolio dimaksudkan
sebagai strategi memaksimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan
meminimalisir risiko yang dihadapi. Portofolio asset dalam bentuk portofolio
saham dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang unsystematic, yaitu risiko
yang berhubungan dengan masing-masing instrumen investasi.
Dari beberapa pengertian lain, portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang
secara khusus mengkaji tentang upaya yang dilakukan oleh investor untuk
menurunkan risiko dalam berinvestasi seminimal mungkin. termasuk dalam
menganekaragamkan risiko tersebut. Portofolio model Markowitz adalah
portofolio efisien yang dibentuk dengan tujuan untuk meminimumkan standar
deviasi yang merupakan ukuran risiko dari suatu portofolio. Bentuk umum
penyelesaian portofolio model Markowitz dapat diselesaikan dengan
pendekatan Two Fund Theorem.
Keputusan investor dalam mengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh
perilaku pasar yang terjadi serta karakteristik psikologis yang dimiliki oleh
investor tersebut, apakah ia seorang yang lebih menyukai risiko (risk seeker),
menghindari risiko (risk adverse), atau seorang yang netral terhadap risiko (risk
indifference). Sebagian besar teori risk management menjelaskan bahwa
keputusan investasi yang terbaik adalah dengan kondisi risiko yang rendah dan
keuntungan tinggi.
Markowitz menyatakan bahwa jika risiko dianggap sebagai suatu masalah
yang tidak disukai oleh investor, maka pemilihan portofolio yang hanya
didasarkan pada sekuritas yang hanya dinilai rendah merupakan satu metode

5
pemilihan portofolio yang kurang baik. Pemilihan ini dilakukan tanpa
mempertimbangkan diversifikasi portofolio terhadap risiko.
Dalam kasus ini Markowitz menyarankan bahwa portofolio effesien sangat
perlu diterapkan. Portofolio efisien yang dimaksud adalah melihat pada tingkat
imbal hasil (return) paling tinggi yang mampu untuk dikembalikan. Tingkat
kemampuan yang mampu dikembalikan ini yang disebut oleh Markowitz
disebut sebagai imbal hasil yang diharapkan atau expected return (E(RI)).
Imbal hasil yang diharapkan tersebut dapat ditingkatkan dan difokuskan pada
saat seorang investor melakukan pemilihan berdasarkan tingkat keuntungan
yang diharapkan serta melihat risiko portofolio secara tepat.
Markowitz menekankan bahwa portofolio yang paling baik adalah yang
dikelola dengan cara paling optimal. Optimalitas tersebut dapat diperoleh
dengan cara mempertimbangkan dalam setiap trade off antara risiko dan imbal
hasil yang akan diperloleh nantinya.
C. Konsep Pembentukan Portofolio
Tandelilin (2010) mengatakan ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui
sebagai dasar untuk pembentukan portofolio optimal:
1) Portofolio efisien dan portofolio optimal Portofolio efisien adalah
portofolio dengan return tertinggi pada risiko tertentu atau portofolio
dengan risiko terendah pada return tertentu. Pembentukan portofolio
yang efisien harus berpegang pada asumsi bagaimana perilaku investor
dalam pembuatan keputusan investasi yang akan diambilnya, yang
paling penting semua investor tidak menyukai risiko (risk averse).
Portofolio dikatakan efisien jika portofolio tersebut terletak di efficient
set atau efficient frontier. Efficient Frontier adalah garis yang
menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien, dan semua portofolio di
bawah garis tersebut dinyatakan tidak efisien (Halim, 2003). Portofolio
dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama,
mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang
lebih rendah. Sedangkan, portofolio optimal adalah portofolio dipilih
dari sekian banyak pilihan portofolio yang ada pada kumpulan

6
portofolio yang efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang
dipilih sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap
pengembalian investasi berupa return dan capital gain maupun risiko
yang bersedia ditanggungnya.
2) Fungsi utilitas dan kurva indeferen Merupakan suatu fungsi matematis
yang menunjukkan nilai dari semua alternatif yang ada. Fungsi utilitas
menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan
investasi dengan masingmasing risiko dan tingkat return harapan
(Tandelilin, 2010). Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan,
semakin tinggi utilitas alternatif tersebut.
3) Aset berisiko dan aset bebas risiko Seorang investor harus bisa memilih
menginvestasikan dananya pada berbagai aset, baik aset yang berisiko
maupun aset yang bebas risiko ataupun kombinasi dari kedua aset
tersebut. Aset berisiko adalah aset yang tingkat return aktualnya di
masa depan masih mengandung ketidakpastian. Salah satu contoh aset
berisiko adalah saham. Aset bebas risiko merupakan aset dengan tingkat
return di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini, dan
ditunjukkan oleh varian return yang sama dengan nol. Salah satu contoh
aset bebas risiko adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
D. Kinerja Portofolio
Excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terhadap
return normal. Excess return merupakan selisih antara returnyang diharapkan
dengan return yang didapatkan. Excess return dapat bernilai positif maupun
negatif. Selisih return akan bernilai positif apabila return realisasi lebih besar
dari return ekspektasi. Dan selisih return akan bernilai negatif apabila return
realisasi lebih kecil daripada return ekspektasi. Excess return digunakan untuk
menguji investasi bebas resiko dan kinerja pasar terhadap suatu fenoma yang
terjadi. Sedangkan, cumulative excess return merupakan akumulasi excess
return pada periode penelitian yang dibutuhkan.
E. Risiko Portofolio
Risiko portofolio tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan
rata-rata tertimbang dari seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio tidak

7
merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko 20
portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-
masing sekuritas tunggal, risiko portofolio dapat dinyatakan : 𝜎² 𝜌 = ∑ ∑ 𝑤𝑖 𝑛
𝑗=1 𝑛 𝑖=1 𝑤𝑗𝐶𝑜𝑣(𝑟𝑖 , 𝑟𝑗)
F. Pengukuran Kinerja Portofolio
Berdasarkan teori pasar modal, beberapa indikator kinerja portofolio
mencakup faktor tingkat pengembalian dan risiko, yaitu: Sharpe rasio, Treynor,
dan Jensen. Adapun penjelasan dari ke-tiga pengukuran kinerja portofolio dan
rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut:
1. Sharpe Ratio
Sharpe ratio dikembangkan oleh Wiliam Sharpe dan umumnya
dikenal sebagai reward to variability ratio. Sharpe ratio dapat mengukur
perhitungannys pada konsep pasar modal sebagai benchmark, yaitu premi
risiko portofolio dibagi dengan standar deviasi. Hal tersebut, rasio Sharpe
digunakan untuk mengukur premi risiko dari setiap risiko dalam
portofolio. Ukuran kinerja portofolio menggunakan rasio Sharpe dengan
membagi ratarata excess return portofolio dengan standar deviasi
portofolio selama periode waktu tertentu. Rasio ini mengukur
pengembalian atas volatilitas portofolio. Persamaan Sharpe ratio dapat
dinyatakan dengan:
Sharpe ratio = (E(𝑟𝑝)−𝑟𝑓)/𝜎𝑝
Keterangan:
(𝑟𝑝) = Tingkat return portofolio yang diharapkan
𝑟𝑓 = Risk free rate
𝜎𝑝 = Standar deviasi portofolio
2. Treynor Ratio Rasio
Treynor adalah ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack
Treynor, dan rasioini biasa disebut dengan reward to volatility. Rasio ini
berbeda dengan rasio Sharpe. Rasio Sharpe menggunakan garis pasar modal
sebagai titik acuan sementara rasio Treynor menggunakan garis pasar
sekuritas. Dengan asumsi yang digunakan Treynor bahwa portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik, risikonya dianggap relevan yaitu risiko

8
sistematis (diukur dengan beta). Rasio Treynor diperoleh dengan membagi
hasil rata-rata pengembalian yang diharapkan dengan suku bunga bebas
risiko dan beta portofolio. Treynor ratio dapat diukur melalui rata-rata
excess return portofolio dibagi dengan systematic risk yaitu beta portofolio.
Persamaan Treynor ratio dapat dinyatakan dengan:
Treynor ratio = E(𝑟𝑝)−𝑟𝑓 𝛽𝑝
Keterangan:
(𝑟𝑝) = Tingkat return portofolio yang diharapkan
𝑟𝑓 = Risk free rate
𝛽𝑝 = Sensitivitas portofolio terhadap pasar
3. Jensen Ratio
Rasio Jensen merupakan indikator perbedaan antara tingkat
pengembalian sesungguhnya dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Rasio ini dapat dengan mudah ditafsirkan sebagai ukuran seberapa baik
portofolio mengalahkan pasar. Nilai positif berarti portofolio memberikan
tingkat pengembalian lebih besar daripada tingkat pengembalian yang
diharapkan. Rasio ini diperoleh dengan mengurangkan return yang
diharapkan dengan tingkat bebas risiko yang telah ditambahkan dengan nilai
beta yang dikalikan dengan premi risiko pasar. Jensen alpha adalah
pengembalian rata-rata portofolio dibandingkan dengan tingkat
pengembalian yang diprediksi oleh model CAPM, dengan nilai beta dan
rata-rata pengembalian 26 pasar yang tersedia. Persamaan Jensen alpha
dapat dinyatakan dengan:
𝛼𝜌 = 𝐸(𝑟𝑝) – [𝑟𝑓 + 𝛽𝑝 (𝑟𝑚 – 𝑟𝑓)])
Keterangan:
𝛼𝜌 = Jensen alpha
(𝑟𝑝) = Tingkat return portofolio yang diharapkan
𝑟𝑓 = Risk free rate
𝛽𝑝 = Sensitivitas portofolio terhadap pasar
𝑟𝑚 = Tingkat return pasar yang diharapkan

9
G. Model Portofolio Markowitz
Dasar dari model portofolio Markowitz adalah memberi bahan masukan
kepada para investor untuk menghindari resiko dan memberikan keuntungan
yang maksimal pada setiap keputusan investasi. Investasi terbaik adalah
investasi yang jauh dari resiko, dan Markowitz menganjurkan dengan
melakukan diversifikasi investasi.
H. Asas Teori Portofolio Markowitz
Jika seorang investor ingin memaksimalkan expected return dari portofolio
ia akan meletakkan dananya dalam sekuritas yang mempunyai harapan imbal
hasil maksimum. Oleh karena ada rekomendasi yang menganjurkan agar
investor melakukan diversifikasi dan perlu memaksimalkan keuntungan yang
diharapkan, peraturan atau rekomendasi ini menganjurkan agar investor
mendiversifikasi dananya kepada semua sekuritas yang mempunyai harapan
keuntungan maksimum. Berdasarkan penjelasan tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa studi yang dilakukan Markowitz berasaskan dua masalah,
yaitu :
1. expected return (E(Ri)) atau imbal hasil yang diharapkan dari suatu
sekuritas.
2. Varians atau suatu ukuran penyerapan dari penyebaran peluang (probability)
I. Asumsi – Asumsi dalam Teori Markowitz
Menurut Jogianto model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
1. Waktu yang diberikan hanya satu periode.
2. Tidak ada biaya transaksi,
3. Preferensi investor hanya berdasarkan pada ekspektasi imbal hasil dan
risiko dari portofolio.
4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko. Pada asumsi nomor 3.
Jogianto lebih menegaskan bahwa asumsi tersebut terjadi karena model
Markowitz tidak mempertimbangkan asset risiko dan hanya
mempertimbangkan ekspektasi imbal hasil dan risiko saja.

10
Oleh sebab itu, model ini juga disebut dengan Mean-variance Model.
Mean ekspektasi imbal hasil yang banyak dihitung dengan cara rata-rata.
Varience adalah pengukur risiko yang digunakan.
J. Kelebihan dan Kelemahan Teori Portofolio Markowitz
a) Kelebihan
1. Kajian yang dilakukan Markowitz merupakan suatu titik awal
dalam kajian pemilihan portofolio yang mempergunakan
analisis alamiah dan modern, kemudian mulai dikembangkan
oleh sebagian peneliti lainnya termasuk oleh Stephen Ross
(1974).
2. Markowitz memberikan suatu kemudahan dalam memahami
kedekatan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dari
risiko portofolio, serta tidak mengesampingkan analisis dari
segi portofolio efisien. Kemudian ini tergambarkan dalam
rumus-rumus yang dikemukakan dan akhir-akhir ini telah
dijabarkan oleh banyak pihak.
3. Riset serta publikasi tulisan dan penjelasan lisan yang
dikemukakan oleh Markowitz telah meletakkan asas dasar bagi
pengkajian teori portofolio selajutnya seperti CAPM. APT,
risiko dan imbal hasil, serta nilai saham dan obligasi.
K. Diversifikasi Investasi Model Markowitz
Teori portofolio model Markowitz mengajarkan berinvestasi dengan cara
memecah dana yang diinvestasikan, kemudian meletakkannya di jalur yang
berbeda-beda, bukan berfokus pada satu jalur saja. Peletakan dana secara
terpisah tersebut dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang akan timbul ke
depannya. Keputusan untuk mendiversifikasikan investasi tersebut akan
menyebabkan terbentuknya kondisi safety financial atau lebih tepatnya
terjadinya pembentukan portofolio yang optimal. Namun demikian, perlu
diakui bahwa sisi normatif dalam berinvestasi tetap terjadi karena hal tersebut
dipengaruhi oleh keputusan pribadi masing-masing pelaku investasi tersebut,
sebagaimana dikatakan oleh Tandelilin, "Meskipun demikian teori portofolio
masih merupakan teori normatif yang menekan pada bagaimana seharusnya

11
investor melakukan diversifikasi secara optimal." Selanjutnya dia menjelaskan
bahwa pada dasarnya teori portofolio model Markowitz didasari oleh tiga
asumsi berikut :
1. Periode investasi tunggal, misalnya satu tahun.
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Preferensi investor hanya berdasarkan pada ekspektsi imbal hasil dan
risiko dari portofolio.
L. Studi Kasus
Studi kasus mengenai penentuan portofolio optimal dengan model
Markowitz pada saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.
1. Expected Return Saham per Tahun
Perhitungan expected return memiliki andil yang cukup besar dalam
menentukan saham-saham mana yang dipandang layak mendapat alokasi
dana. Perhitungannya memperlihatkan bahwa saham dengan nilai expected
return tertinggi dimiliki oleh saham Bank Mayapada Internasional Tbk
(MAYA) sebesar 16,71 persen dan saham dengan nilai expected return
terendah dimiliki oleh Bank Sinarmas Tbk (BSIM) sebesar -3,25 persen.
Hasil ini menunjukkan bahwa saham MAYA diperkirakan mampu
memberikan keuntungan yang diharapkan terbesar diantara empat belas
saham lainnya.
2. Varian Saham
Varian saham adalah penyimpangan yang mungkin terjadi antara
tingkat pengembalian saham dengan rata-rata pengembalian saham selama
periode penelitian. Sesuai dengan perhitungan varian, saham yang memiliki
nilai varian tertinggi ialah saham MAYA dengan nilai varian sebesar 26,45
persen dan varian terendah dimiliki oleh BBNI (Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk) sebesar 0,01 persen.
3. Kovarian Antara Dua Buah Return Saham
Nilai kovarian yang positif berarti penggabungan dua buah saham
tersebut dalam portofolio memiliki kecenderungan bergerak ke arah yang
sama. Penggabungan dua buah saham yang memberikan nilai kovarian
positif terdapat pada gabungan saham BSWD dan BEKS . Nilai kovarian

12
negatif menandakan dua saham tersebut bergerak secara berlawanan, dalam
artian apabila satu saham mengalami kenaikan return, maka saham satunya
akan mengalami penurunan return. Kovarian dengan nilai negatif salah
satunya terjadi pada penggabungan antara saham MAYA dan BSIM.
4. Expected Return Portofolio dan Varian Portofolio Dengan Proporsi
Sama
Bobot/proporsi dana pada portofolio awal menggunakan asumsi bahwa
keseluruhan dana dibagi secara proporsional untuk masing-masing saham,
sehingga setiap saham mendapat alokasi dana sebesar 6,67 persen.
Portofolio yang dibentuk oleh lima belas sampel saham dengan alokasi
dana untuk masingmasing sahamnya sebesar 6,67 persen akan memberikan
expected return portofolio sebesar 1,676 persen dengan varians
portofolionya sebesar 0,294 persen. Saham Bank Mayapada Internasional
Tbk. (MAYA) menjadi penyumbang return ekspektasi paling besar diantara
empat belas saham lainnya, sebesar 1,114 persen.
5. Pembentukan Portofolio Optimal
Portofolio optimal dibentuk dengan menggunakan aplikasi program
Solver yang terdapat dalam Microsoft Excel. Perhitungan menggunakan
program ini memperlihatkan proporsi dana akhir yang layak dialokasikan
pada masing-masing saham. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Proporsi Dana Awal dan Proporsi Dana Akhir Investasi pada
Portofolio Optimal Saham Perbankan Periode Juli 2011 sampai Juli 2012

13
Berdasarkan nilai tersebut, maka diperoleh 5 buah saham yang menjadi
anggota portofolio optimal saham perbankan yang terdiri dari saham
BSWD (Bank Of India Indonesia Tbk), BEKS (Bank Pundi Indonesia
Tbk), MAYA (Bank Mayapada Internasional Tbk), BTPN (Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk).
6. Expected Return Portofolio Optimal dan Varians Portofolio Optimal
Tabel 2. Nilai Expected Return Portofolio Optimal dan Varians Portofolio
Optimal Saham Perbankan Periode Juli 2011 sampai Juli 2012 dengan
Proporsi Dana Akhir.

14
Tabel 2 memperlihatkan bahwa portofolio optimal yang terbentuk dari
kelima saham tersebut memberikan total expected return portofolio sebesar
2,135 persen dengan tingkat penyimpangan risiko/varians portofolio
sebesar 0,293 persen.

15

Anda mungkin juga menyukai