SKRIPSI
Oleh
ZULHENRY
Nim : 06.01.3.031
Oleh
ZULHENRY
Nim : 06.01.3.031
Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Pembimbing I Pembimbing II
i
HALAMAN PENGESAHAN
ZULHENRY
06.01.3.031
Ketua Penguji
Penguji I Penguji II
ii
PERNYATAAN
Dengan ini Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
Ttd
Zulhenry
iii
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Skripsi, September 2008
Zulhenry
INTI SARI
Di unit rekam medis rumah sakit Lancang Kuning petugas masih bekerja
merangkap sebagai operator dan admitting office atau pendaftaran rawat inap
sehingga pekerjaan pokok sebagai rekam medis sering terbengkalai. Sedangkan
dalam pengolahan data dan statistik rumah sakit masih dikerjakan secara manual
meskipun sudah mempunyai SIMRS karena SIMRS yang ada di rekam medis
hanya sebatas penginputan data pasien saja, sehinga semua ini mengakibatkan
terlambatnya petugas dalam menyajikan statistik kegiatan pelayanan rumah sakit
dan fungsi unit rekam medis yang diharapkan tidak bisa terlaksana sebagaimana
mestinya. Dan tujuan penelitian adalah mengetahui SDM, Sarana dan Prasarana,
kerjasama tim, Standar Operasional Prosedur dan alur rekam medis di rumah sakit
Lancang Kuning Pekanbaru tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, yang dilakukan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru
mulai bulan Agustus 2008 dengan tujuan mendapatkan informasi tentang sistem
pengelolaan rekam medis. Informan utama adalah Direktur Rumah Sakit Lancang
Kuning, Koordinator rekam medis, petugas rekam medis, sedangkan informan
penunjang adalah perawat UGD, perawat rawat inap di Rumah Sakit Lancang
Kuning Pekanbaru.
Hasil penelitian adalah jumlah tenaga rekam medis memang kurang
mengingat beban kerja yang mereka lakukan merangkap sebagai operator,
pendaftaran pasien rawat inap dan sebagai pengolahan data dan statistik rumah
sakit, sedangkan jumlah mereka hanya 5 orang yang mana dinas per shift nya 1
orang dan ini tidak memungkinkan untuk petugas dalam menjalankan
kegiatannya. Untuk sarana dan prasarana di rekam medis masih kurang karena
komputer yang ada hanya 2 unit sedangkan dalam pelaksanaannya yang
dibutuhkan minimal 3 unit karena mereka mempunyai 2 loket pendaftaran yaitu
rawat inap dan poliklinik sedangkan 1 unit lagi untuk pengolahan data rekam
medis, kemudian SIMRS yang ada pemanfaatannya belum optimal karena masih
sebatas penginputan data pasien. Hubungan kerjasama tim dan antar unit sudah
terjalin dengan baik walaupun kadang-kadang terjadi selisih paham, tapi bisa
diatasi dengan cepat. Untuk SOP pada rekam medis sudah ada tapi belum
disahkan oleh pihak manajemen, karena dari pihak manajemen tidak ada
menanyakannya sehingga petugas tidak terlalu terpaku bekerja sesuai dengan SOP
yang ada, selain SOP rekam medis juga membuat job descrpition untuk masing-
iv
masing petugas tetapi petugas tidak menjalani sepenuhnya karena terfokus pada
operator telepon atau custumer service dan pendaftaran pasien rawat inap. Untuk
alur pasien sudah baik hanya alur rekam medis saja yang dinilai belum efektif
karena berkas pasien pulang lambat masuk ke rekam medis sehingga petugas
terkendala dalam pengolahan data.
Kesimpulannya Jumlah Sumber Daya Manusia rekam medis yang berjumlah 5
orang di nilai belum cukup dan efektif dalam pengelolaan rekam medis supaya
tercapainya tertib administrasi rumah sakit, dikarenakan petugas yang bertugas
per shift 1 orang kecuali shift pagi berjumlah 2 orang. Karena job yang
dibebankan kepada petugas selain job rekam medis juga merangkap sebagai
operator telepon dan pelayanan admitting atau pendaftaran pasien baik rawat inap
maupun poliklinik, sehingga job utama sering terbengkalai. Sarana dan Prasarana
di ruang rekam medis masih minim sehingga petugas tidak maksimal dalam
bekerja, karena jumlah komputer yang masih kurang yang hanya ada 2 buah
sedangkan minimal 3 buah yaitu untuk pendaftaran pasien rawat inap karena loket
pendaftarannnya berada jauh dari ruang rekam medis, untuk pendaftaran pasien
poliklinik harus ada 1 unit komputer jadi petugas tidak perlu mendaftarkan secara
manual dan satu unit komputer untuk pengolahan data dan pembuatan statistik
rumah sakit yang berada di ruang pengolahan. Kemudian SIMRS ruangan rekam
medis belum optimal dalam pemanfaatannya, serta rak penyimpanan rekam medis
perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal kerjasama tim dan antar unit lain
tidak ada masalah atau kendala yang dapat menghambat pelayanan kesehatan
sehinga petugas dapat bekerja denga baik dan benar. Standar Operasional
Prosedur (SOP) di ruang rekam medis sudah ada dan di buat oleh petugas rekam
medis, tetapi belum disahkan oleh pihak manajemen karena tidak pernah
ditanyakan. Kemudian selain SOP rekam medis juga membuat job desctiption
masing-masing petugas sebagai pedoman dalam bekerja tetapi karena ada nya
penambahan tanggung jawab kepada petugas rekam medis yaitu merangkap
sebagai operator jadi petugas tidak terpaku pada SOP dan Job Description yang
ada. Alur rekam medis dalam hal ini untuk alur berkas rekam medis masih
berbelit sehingga petugas rekam medis dalam pembuatan sensus harian untuk
statistik rumah sakit tidak tepat pada waktnya.
v
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekarjaan
Sekarang
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah - Nya, sehingga penulis telah dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada
Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 2008 “. Skripsi ini disusun
Pekanbaru.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
1. Bapak dr. H. Zainal Abidin, MPH, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
2. Bapak Nopriadi, SKM, M. Kes, selaku ketua Prodi IKM Sekolah Tinggi
4. Bapak dr. Hoppy Dewanto, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
skripsi ini.
vii
5. Bapak Muhardi M.Kom Selaku Pembimbing II
8. Ayah, Ibu, Kakak, Adik, dan keluarga yang selalu memberikan dukungan,
9. Teman – teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dan
jika dalam penulisan proposal skripsi ini terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
Penulis
(Zulhenry)
viii
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
INTISARI .................................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 7
ix
c. Proses Pengolahan Rekam Medis .................................... 15
d. Analisa ........................................................................... 24
e. Sistem Kearsipan Rekam Medis ...................................... 25
f. Penyusutan dan Penghapusan Rekam Medis ................... 28
7. Resiko Teknologi Komputer & Kerawanan Rekam Medis 30
8. Sistem Informasi ................................................................. 31
a. Pengertian Sistem ............................................................. 31
b. Model Umum Suatu Sistem ............................................. 31
c. Pengertian Informasi ........................................................ 32
d. Fungsi Informasi .............................................................. 32
9. Penggunaan Komputer dalam SIM ..................................... 32
10. Sumber Daya ....................................................................... 33
a. Sumber Daya Manusia ..................................................... 33
b. Sarana dan Prasarana ....................................................... 34
c. Prosedur Kerja (SOP) ....................................................... 34
B. Landasan Teori ......................................................................... 36
a. Alur Pasien Rawat Jalan .................................................. 36
b. Alur Dokumen Pasien Rawat Jalan ................................. 36
c. Alur Pasien Rawat Inap .................................................... 37
d. Alur Dokumen Pasien Rawat Inap ................................... 37
B. Kerangka Fikir ........................................................................... 38
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .......................................................................................... 44
1. Gambaran Umum Rumah Sakit Lancang Kuning ................ 44
2. Karakteristik Informan .......................................................... 47
3. Hasil Wawancara .................................................................. 49
B. Pembahasan ............................................................................... 58
1. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 59
2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Hal
TABEL 1. Jumlah Tenaga Rekam Medis Rumah Sakit Lancang Kuning
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Alur Pasien Rawat Jalan ………………………………………... 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
“ Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang”
Ku persembahkan……….
Karya kecilku ini untuk Ayahnda MAZNI dan Ibunda ANISMA
Setetes keringatmu adalah embun penyejuk dalam hidup ku
Cinta, kasih sayang dan doamu menghantarkanku menuju keberhasilan
Teruntuk kakakku ROZI serta abangku DODY
Pengorbanan, ikhtiar dan doamu adalah semangat bagiku
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 1982. SKN tersebut telah
berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan Garis–garis Besar Haluan Negara
tentang kesehatan, dan juga sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan,
RI, 2004).
profesi dan padat modal. Agar Rumah Sakit dapat melaksanakan fungsi dengan
baik, maka dirumah sakit harus memiliki sumber daya manusia, sarana dan
prasarana peralatan yang memadai serta dikelola secara profesional (Depkes RI,
2001).
1
sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan dan perlengkapan utama. Daya
organisasi untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dan cost effective
dikelola apa pun bentuknya atau dimana pun tempat penyimpanannya. Informasi
klinis menyokong diagnosis dan terapi, aktifitas perbaikan kinerja yang mengukur
dan memperbaiki mutu asuhan serta untuk riset medis dan perbaikan kesehatan
umum masyarakat. Informasi klinis yang akurat juga merupakan dasar bagi sistem
kepada pasien sangat diutamakan dan merupakan hal yang penting. Pelayanan
yang didapatkan oleh pasien adalah pelayanan yang cepat, praktis dan
kepuasan yang lebih baik. Walaupun sebenarnya unit rekam medis merupakan
jenis pelayanan yang relatif sederhana tetapi perlu diperhatikan karena di unit ini
tempat mencatat dan menampilkan kembali data pasien sehingga sangat berperan
penting, ini berhubungan dengan kesan pertama dan rasa nyaman dalam proses
pencatatan, hanya saja belum dilakukan dengan baik atau belum mengikuti sistem
informasi yang baik. Penataan masih tergantung selera pemimpin rumah sakit
2
Catatan medis merupakan dokumen hukum permanen yang harus berisi
medis dilakukan oleh berbagai penyedia layanan asuhan kesehatan seperti dokter,
perawat, terapis dan sebagainya dan karena dilakukan sebagai aktifitas kedua
setelah memberi asuhan pasien, dokumentasi tidak selalu selengkap dan setepat
yang dibutuhkan atau diinginkan. Seorang dokter yang sibuk bisa secara tidak
sengaja menulis catatan kemajuan pada catatan medis yang salah, seorang perawat
yang dipanggil untuk membantu pasien lalu lupa untuk mencatat obat yang
diberikan. Analisa yang teratur terhadap catatan medis harus dilakukan untuk
berbagai review hukum, reimbursement dan evaluasi sejawat dan untuk mengisi
data klinis bagi aktifitas administratif, riset dan pendidikan. (Huffman, 1998).
berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1992 dengan surat Keputusan Menteri
Medik,1997).
dan pengolahan data rekam medis masih menggunakan secara manual dalam
3
rawat jalan, poliklinik dan kunjungan kamar operasi yang semuanya masih
dikerjakan secara manual. Sedangkan laporan external seperti RL1, RL2, RL2a dll
menerapkan sistem rekam medis masih belum semuanya berjalan sesuai dengan
standar Depkes RI dalam bukunya yang berjudul Petunjuk Teknis Rekam Medis
tahun yang mana semuanya harus dilaksanakan demi tercapainya sistem rekam
medis yang baik dan benar juga untuk menuju akreditasi rumah sakit yang mana
Pada Rumah Sakit Lancang Kuning, teknologi modern atau komputer yang
dimilikinya saat ini sudah sistem online dengan unit lain seperti Apotik, Keuangan
dan kasir. Penggunaan komputer atau SIM RS yang ada sekarang pada unit rekam
medis masih hanya sebatas pendaftaran dan penginputan data pasien rawat inap
sehingga pemanfaatannya dinilai belum optimal. Dan dari survey awal kepada
petugas rekam medis mengatakan job description mereka tidak jelas yang mana
menjadi tanggung jawab dan kejelasan job sebagai unit rekam medis. Dan pada
unit rekam medis di Rumah Sakit Lancang Kuning juga belum adanya ketetapan
masing.
Di unit rekam medis rumah sakit Lancang Kuning petugas masih bekerja
merangkap sebagai operator dan admitting office atau pendaftaran rawat inap
4
dalam pengolahan data dan statistik rumah sakit masih dikerjakan secara manual
meskipun sudah mempunyai SIMRS karena SIMRS yang ada di rekam medis
hanya sebatas penginputan data pasien saja, sehinga semua ini mengakibatkan
dan fungsi unit rekam medis yang diharapkan tidak bisa terlaksana sebagaimana
mestinya.
2 SLTA 3 Orang
Jumlah 5 Orang
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran
Sistem Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit Lancang Kuning tahun 2008.
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Akademis
6
3. Bagi Rumah Sakit
E. Keaslian Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Rumah Sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas, sebuah
Rumah Sakit juga merupakan suatu tempat bekerja tenaga kesehatan yang
itu rumah sakit dapat dipandang bertanggung gugat atas kesalahan dan atau
menyatakan bahwa rumah sakit umum adalah merupakan rumah sakit yang
subspesialistik.
terapeutiknya.
8
c. Rumah Sakit juga bertugas untuk melakukan pendidikan pelatihan.
kesehatan.
medis) adalah :
”Keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa,
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
medis adalah suatu profesi yang sangat penting dalam masa-masa pembangunan
diperlukan karena tuntutan hukum telah semakin sering dilakukan terhadap dokter
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id adalah :
secara benar.
9
b. Lengkap, mencakup seluruh kekhusuan pasien dan sistem yang
d. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir
yang diukur.
i. Terjamin kerahasiaannya
Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
10
5. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat berbagai aspek. Secara umum kegunaan
a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut
terhadap pasien.
sakit
1. Sistem Penamaan
seorang pasien serta untuk membedakan anatara pasien satu dengan pasien
11
Dalam sistem penamaan rekam medis diharapkan :
disempurnakan.
pasien.
c. Pemberian nomor cara seri unit (Serial Seri Unit Numbring System)
pasien pasien berobat jalan maupun pasien rawat inap. Pada saat
12
satu nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk
Sistem nomor ini merupakan sistesis antara sistem seri dan sistem
Satu rumah sakit biasanya membuat satu bank nomor, nomor–nomor disusun
dalam satu buku induk atau buku register yang mana diberikan kepada satu orang
Kartu indeks utama pasien adalah salah satu cara untuk menunjang
membawa kartu berobat maka KIUP akan membantu untuk mencarikan data
pasien yang diperlukan. Karena KIUP merupakan sumber data yang selamanya
harus disimpan, maka harus dibuat selengkapnya dan jelas. Dalam KIUP memuat
data identitas pasien harus dibuat terperinci dan lengkap antara lain :
a) Nama lengkap
c) Alamat
d) Nama ibu
e) Nama Ayah
13
f) Agama
g) Jenis kelamin
h) Umur
i) Status perkawinan
j) Tempat/tanggal lahir
k) Pekerjaan
Ukuran kartu indeks pasien yang dianjurkan adalah 12,5 x 7,5 cm,
sedangkan untuk rumah sakit yang sangat banyak pasien rawat jalannya
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang
akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit. Dapat
dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang
pasien saat tiba di rumah sakit. Maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di
dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik
14
Pasien rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien rawat jalan dan rawat
inap. Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit dapat
dibedakan menjadi :
1. Pasien baru adalah pasien yang pertama kali datang ke rumah sakit untuk
keperluan berobat.
2. Pasien lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan
berobat.
1) Pembatas Poliklinik
3) Lembaran poliklinik
5) Salinan resep
15
2) Pembatas masuk
5) Instruksi dokter
6) Lembar konsultasi
7) Catatan perawat
8) Catatan perkembangan
1) Ringkasan
2) Pembatas masuk
5) Laporan pembedahaan
6) Instruksi dokter
7) Catatatan Perkembangan
8) Lembar konsultasi
9) Catatan Perawat
16
11) Hasil pemeriksaan laboratorium
1) Pembatas masuk
4) Lembar obstetrik
5) Catatan persalinan
7) Instruksi dokter
8) Catatatan Perkembangan
9) Lembar konsultasi
e). Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi lahir
1) Pembatas masuk
17
2) Ringkasan masuk dan keluar
3) Riwayat kelahiran
4) Intruksi dokter
5) Catatan Perkembangan
6) Lembar konsultasi
7) Catatan perawat
8) Grafik bayi
9) Pengawasan khusus
2. Koding (Coding)
atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data.
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam medis harus diberi
kesehatan.
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan
18
Ketepatan dan kecepatan koding dari suatu diagnosis sangat tergantung
tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh
karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap dan
jelas seusai dengan arahan yang ada pada buku ICD 10.
dan rawat inap atas kerjasama tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang ada
dimasing-masing unit kerja tersebut. Hal ini seperti dijelaskan pasal 3 dan 4
membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Disamping kode penyakit
berbagai tindakan lain juga harus dikoding sesuai dengan klasifikasi masing–
masing.
c) Koding Obat–obatan
d) Laboratorium
e) Radiologi
19
g) Ala–alat
h) dan lain–lain
3. Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
pasien.
a) Indeks pasien
c) Indeks obatan–obatan
d) Indeks dokter
e) Indeks kematian
Pengertian indeks pasien adalah satu kartu katalog yang berisi nama semua
Halaman depan
a) Nama lengkap
b) Kelamin
c) Umur
d) Alamat
f) Pekerjaan.
20
Halaman belakang :
a) Tanggal masuk
b) Tanggal keluar
c) Dokter
Pengertian indeks penyakit dan operasi adalah salah satu katalog yang
berisi kode penyakit dan kode operasi yang berobat di rumah sakit.
a) Nomor kode
c) Nomor penderita
d) Jenis kelamin
e) Umur
Untuk indeks operasi ditambah : Dokter bedah, dokter anaestesi, hari pre
Untuk indeks penyakit ditambah diagnosa lain, dokter lain, hari perawatan,
21
3). Indeks Dokter
Pengertian indeks dokter adalah satu kartu katalog yang berisi nama
a) Nama penderita
c) Jenis kelamin
d) Umur
g) Hari perawatan
h) Wilayah
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat yang secara garis
sakit :
22
2) Pasien meninggal di rumah sakit diklasifikasikan menjadi pasien
DOA.
6) Kegiatan persalinan.
rumah sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 s/d 24.00 setiap harinya.
Kesehatan RI, Kanwil Depkes, Dinkes dati I. Pelaporan eksternal rumah sakit
(RL2a1)
(RL2b1)
23
6) Data individual morbiditas pasien rawat inap terdiri dari :
d. Analisa
Agar diperoleh kulitas rekam medis yang optimal perlu dilakukan audit
dan analisis rekam medis dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan oleh
staf medis dan para medis serta hasil–hasil pemeriksaan dari unit-unit penunjang
dipertanggung jawabkan. Selain rumah sakit staf medis dapat terhindar dari
24
apakah lembaran rekam medis yang seharusnya ada pada berkas seorang
b) Analisa kuantitatif adalah analisa yang ditujukan kepada mutu dan setiap
yang dirawat merupakan cerminan mutu rekam medis serta layanan yang
Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu
medis.
yaitu :
1. Sentralilasi
25
selama pasien seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya
Kebaikannya :
ruangan.
distandarisasikan.
Kekurangannya :
a) Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan
2. Desentralisasi
poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Rekam medis disimpan disatu
pencatatan medis.
Kebaikannya :
26
Kekurangannya :
3. Sistem penyimpanan
berbeda letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam hal ini angka
27
pertama terletak ditengah–tengah menjadi angka pertama, angka
yang terletak paling kiri menjadi kedua dan angka paling kanan
Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak
a) Memindahkan arsip rekam medis in aktif dari rak aktif ke rak in aktif
kunjungan.
yang berlaku.
28
d) Menyelamatkan arsip yang bernilai guna tinggi serta mengurangi yang
tidak bernilai guna / nilai guna rendah atau nilai gunanya telah
menurun.
Salah satu elemen yang diperlukan dalam penyusutan arsip adalah jadwal
retensi arsip (JRA). Jadwal retensi arsip merupakan daftar yang berisikan
kegunaannya yang wajib dimiliki oleh setiap badan pemerintah sebagai pedoman
kegunaan tersebut, sebaiknya JRA disusun oleh suatu kepanitiaan yang terdiri dari
unsur komite rekam medis dan unit rekam medis yang benar–benar memahami
adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis.
29
c) Daftar arsip rekam medis yang akan dimusnahkan oleh tim pemusnah
RI.
secara tertulis dalam bentuk asli ditulis tangan, atau ditulis dengan alat mesin tulis
atau alat komputer sepanjang tidak bertentangan dengan syarat profil kesehatan
pasien dalam rekam medis. Komputerisasi merupakan cara menulis rekam medis
dengan alat komputer dan tetap berresiko jika tidak memenuhi tiga syarat
menurut hukum kesehatan dapat dibenarkan, sepanjang formulasi isi rekam medis
terdiri atas :
1) Memuat data atas diri pasien (describe partinent data regarding the
patient’s).
30
c. Isi rekam medis mengandung ”confidential communication” dan
withiut the patient’s permission) dan berarti pula petugas rekam medis dan staf
karena itu segala komponen peralatan komputer antara lain password, disket dll
atau pada waktu komputer aktif atau online harus tetap terjaga dengan baik
pengamanannya.(Bambang. P, 2002).
8. Sistem Informasi
a. Pengertian Sistem
berinteraksi (Moekijat,1991)
Model ini dengan sendirinya dibuat sangat sederhana, sebab suatu sistem dapat
mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Sistem itu berada dalam batas
31
c. Pengertian Informasi
Informasi adalah merupakan hasil dari pengolahan suatu data untuk suatu
Aris Wijaksono)
d. Fungsi Informasi
mengetahui fungsi dari sistem informasi. Fungsi dari sistem informasi adalah
(Moekijat,1991)
keputusan.
Komputer dapat membaca data dalam waktu yang relatif singkat, menyimpan
jutaan sifat atau angka kemudian dapat diperoleh lagi dalam waktu seketika.
32
Melaksanakan bermacam-macam perhitungan yang sulit, memudahkan dalam
melakukan pengolahan yang sifat kreatif. Akan tetapi penentuan kesalahan yang
sakit, adapun sumber-sumber tersebut antara lain (SDM), dana, peralatan (Sarana
dan Prasarana) dan Prosedur Kerja (SOP). Selain itu juga harus diperhatikan
proses kerja yang akan berpengaruh langsung terhadap output yang dihasilkan
human resources adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberikan
33
Pelayanan kesehatan dituntut untuk mendapatkan memberikan pelayanan
yang canggih, efisien dan memuaskan untuk itu dilakukan usaha peningkatan
(Hadisantoso, 2003).
berorientasikan pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan, dimana salah satu faktor
penunjangnya adalah ketersediaan sarana yang memadai pada setiap unit rumah
akurat bagi pelayanan kesehatan hendaknya didasarkan pada standar dan pedoman
Prosedur kerja disusun oleh para pelaksana pelayanan di rumah sakit yang
ditetapkan oleh keputusan direktur rumah sakit, karena prosedur kerja merupakan
34
Menurut Wijono (1997) prosedur kerja disusun untuk memberikan
menyelesaikan kegiatan.
penyalahgunaan.
35
B. Landasan Teori
PENDAFTARAN
PERJANJIAN PERLU BEROBAT ULANG PULANG
ya tidak
tidak
NO. MR Sdh Ada No.MR
R. INAP
Dira
ya wat
Kontrol
POLIKLINIK Rawat Ulang
Nomor MR
Berobat Ulang
Pendidikan
Kantor/Ruangan Pengolahan Penelitian
Rekam Medis/Medical Record
Keperluan Lain
L P
2 1 e 3 4 5 i
Keleng Assembling/
n Indeks Indeks File
n
T
kapan Checking g Penyakit Nama j
L k a
a m
p
36
c. Alur Pasien Rawat Inap
Datang Sendiri
Dokter Praktek
TPPRI
Ruj Puskesmas
Ruj. RS Lain
tidak
Pernah Berobat NO. MR
FOLLOW UP
RAWATAN ya
PENDAFTARAN
PERJANJIAN PERLU BEROBAT JALAN PULANG
POLIKLINIK ya tidak
tidak
NO. MR Sdh Ada No.MR
Poliklinik
Kontr
ya ol
Copy Lembaran
Resume Keluar di Unit Rawat Inap Berobat Jalan
kirim ke RS Ruj.
Rawat Ulang
Pendidikan
Kantor/Ruangan Pengolahan Penelitian
Rekam Medis/Medical Record
Keperluan Lain
L
e P
2 1 3 4 5 i
n
Keleng T Assembling/ Indeks Indeks File n
kapan Checking g Penyakit/ Nama/
L k j
Operasi Dokter
a a
Sumber : Depkes RI 1997 m
p
37
C. Kerangka Teori
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengelolan rekam medis di Rumah Sakit Lancang Kuning pekanbaru tahun 2008.
Kuning Pekanbaru. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan agustus tahun
2008.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Direktur Rumah Sakit Lancang Kuning 1 orang,
Koordinator rekam medis 1 orang, petugas rekam medis 4 orang, Perawat UGD 2
orang, perawat rawat inap 2 orang yang berjumlah 10 orang di Rumah Sakit
39
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
40
F. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh langsung dari
Sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada di Rumah
dipersiapkan.
manual data dikelompokkan menurut jenis penelitian, dengan alat bantu berupa
komputer data tersebut diolah dan diproses sehingga jadi informasi yang
41
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, L.J, 2004). Untuk menjaga keabsahan
suatu informasi yang diperoleh melalui nara sumber yang berbeda yaitu
data yaitu yang didapat dari wawancara mendalam, pengkajian data dan
G. Analisa Data
teori yang seharusnya dengan kenyataan yang ada sehingga akhirnya didapatkan
42
H. Jadwal Penelitian
43
BAB IV
A. Hasil
dengan tipe C. Rumah Sakit Lancang Kuning ini merupakan pengembangan usaha
dari Paviliun Lancang Kuning yang berlokasi dijalan Ronggowarsito Ujung No.05
A Gobah - Pekanbaru, ibukota propinsi Riau dan mulai beroperasi mulai tanggal
29 April 2005. Rumah Sakit Lancang Kuning merupakan Rumah Sakit tipe C.
Bangunan Rumah Sakit ini mempunyai luas lantai 4500 m2 diatas lahan seluas
7500 m2. Gedung dari Rumah Sakit Lancang Kuning terdiri dari 3 (tiga) lantai
lengkap dengan berbagai ruang yang diperlukan seperti: PoliKlinik, UGD, Ruang
dan Gizi. Kapasitas Rawat Inap untuk berkapasitas mempunyai 105 tempat tidur.
pensiun mantan pejabat serta para dokter. Rumah Sakit Lancang Kuning
44
didorong pengalaman bertahun – tahun sejak didirikan pada tahun 1983 yang
Riau. Memiliki lingkungan yang asri, tenang dan jauh dari kebisingan kota.
ditetapkan. Tujuan organisasi adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang
akan datang yang diupayakan oleh organisasi untuk dapat direalisasikan. Dengan
organisasi. Disamping itu, tujuan organisasi juga berfungsi sebagai acuan yang
Sakit dan memiliki wewenang untuk mewakili Rumah Sakit, baik intern maupun
ekstern dalam hubungan dengan pihak ketiga. Seorang direktur dibantu oleh wakil
dilihat di lampiran.
45
c. Fasilitas Pelayanan
Spesialis
Dengan 105 tempat tidur terdiri dari: Ruang VIP Utama, Ruang VIP
Madya, Ruang VIP Standart, Ruang Perawatan Kelas I, Kelas II, Kelas
Ruang ICU.
6) Farmasi
7) Laboratorium
8) Elektromedik
46
d. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru
1). Visi
2). Misi
mendapatkan pembinaan.
3). Motto
2. Karakteristik Informan
Informan berjumlah 10 orang, terdiri dari informan utama yaitu Direktur Rumah
Sakit Lancang Kuning 1 (satu) orang, Koordinator Rekam Medis 1 (satu) orang
47
penunjang/tambahan yaitu perawat UGD 2(dua) orang dan perawat rawat inap 2
(dua) orang. Informan utama mempunyai masa kerja antara 1 tahun sampai 20
tahun (terhitung sejak masih berbentuk paviliun Lancang Kuning) dan berusia
mempunyai masa kerja di Rumah Sakit Lancang Kuning antara 1 tahun sampai 3
48
b. Karakteristik Kelompok Informan Penunjang
masa kerja antara 1 tahun sampai 2,5 tahun. Perawat rawat inap 2 (dua) orang
dengan masa kerja 1 tahun sampai 3 tahun yang semuanya berlatar pendidikan
DIII Perawat.
3. Hasil Wawancara
a. Infroman Utama
medis.
(D1) : Memang SDM pada rekam medis masih minim sekali apalagi dengan
49
(D2) : Belum, sebab tenaga rekam medis bekerja 3 shift dengan jumlah SDM
telpon sedangkan dinas per shift 1 orang kecuali shift pagi 2 orang.
(D4) : untuk rekam medis saya rasa tenaga yang dibutuhkan sudah cukup,
tapi beban kerja yang diberikan diluar kerja rekam medis seperti operator
medis lebih terfokus untuk pelayanan operator dan pendaftaran rawat inap,
sehingga kegiatan pada rekam medis terbengkalai karena alasan diatas tadi.
(D6) : Untuk jumlah tenaga rekam medis sudah memadai sebenarnya, tapi
karena ada penambahan tanggung jawab diluar job disc rekam medis
medis.
50
(D1) : Mengenai sarana dan prasarana di rekam medis kami sekarang lagi
karena untuk pasien poliklinik kita belum banyak jadi saya rasa sudah
memadai.
(D2) : Belum memadai, karena kondisi rumah sakit lancang kuning yang
(D3) : Belum, karena rak penyimpanan berkas pasien tidak efektif untuk
penyimpanan sehingga berkas tidak teratur dan kerusakan fisik berkas sering
(D4) : Belum, adapun komputer yang ada direkam medis sebenarnya sudah
komptuter yang ada digunakan hanya untuk keperluan keuangan dan farmasi
sedangkan untuk rekam medis cuma untuk menginputkan data pasien saja.
yang dibutuhkan oleh rumah sakit dan dinas kesehatan, dan juga ruangan
51
(D5) : Belum, karena ruangan terlalu sempit sehingga kegiatan pengolahan
(D6) : Komputer ada tapi tidak ada program rekam medis kerja jadi tidak
(D1) : Selama ini saya melihat gak ada masalah yang berarti.
(D2) : Bagus, selama ini tidak ada kendala dalam kegiatan rekam medis.
Sedangkan dengan unit lain memang kadang-kadang ada kendala tapi tidak
(D4) : Untuk kerjasama udah terjalin dengan baik dengan unit lain dan tidak
ada kendala yang menganggu sekali. Tapi kalau untuk individual kita tidak
52
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) rekam medis terhadap sistem rekam
medis
(D1) : Untuk SOP rekam medis saya memang belum tahu ada atau tidak dan
saya tidak terlibat dalam pembuatannya, dan SOP rekam medis memang
(D2) : ya, namun petugas belum dapat bekerja sesuai dengan SOP, sebab
tenaga yang sangat minim (SDM nya sangat kurang). tapi ada bagian yang
(D3) : Sudah, tapi menurut saya belum disahkan oleh pihak manajemen atau
direktur rumah sakit dan selama ini tidak ada dari pihak manajemen atau
direktur untuk melihat dan mengesahkan SOP rekam medis. Sedangkan job
(D4) : Sudah, ya
(D5) : Sudah, ya
(D1) : Untuk alur rekam medis saya rasa udah baik ya…karena tidak ada
53
(D2) : Alur rekam medis disini kurang jelas dan sering berubah-ubah, apalagi
(D3) : Alur rekam medis yang kurang jelas dan berbelit-belit apalagi kalau
(D4) : Seperti sarana dan prasaran, tempat/lokasi kerja, alur kerja yang tidak
jelas
(D5) : Alur kerja rekam medis yang tidak jelas dan berbelit-belit
(D6) : Sistem program computer untuk rekam medis tidak tersedia jadi
b. Informan Penunjang
medis.
penunjang.
a). Bagaimana menurut sdr/I dengan jumlah tenaga rekam medis yang ada,
(P1) : Tidak, karena jumlah mereka sedikit dan dalam satu shif hanya
54
(P3) : Sudah, tapi mereka masih kelabakan dalam bekerja karena masih
memang dibidangnya.
(P3) : Ya, karena beberapa orang mempunyai basic rekam medis nya.
medis.
penunjang.
a). Bagaimana menurut sdr/i tentang sarana dan prasarana diruang rekam
medis?
(P2) : Sarana dan prasarana sangat kurang, kalo bisa tempat dan
55
(P3) : Baik
swasta.
b). Apakah menurut sdr/i ruangan pengolahan data dan penyimpanan berkas
(P1) : Tdak, cukup satu ruangan saja kalau tempatnya dipisahkan sangat
(P3) : Ya, agar arsip/berkas tidak tercampur satu sama lain dan agar
sakit.
penunjang penunjang.
a). Bagaimana menurut sdr/i tentang kerjasama antar petugas rekam medis
selama ini.
56
(P2) : Cukup baik, karena karyawan yangsatu dengan yang lainnya
saling melengkapi.
(P3) : Baik
b). Bagaimana menurut sdr/i kerjasama petugas rekam medis dengan unit
lain
(P2) : Baik
(P3) : Baik
(P4) : Baik
medis
penunjang.
a). Menurut sdr/i kegiatan rekam medis selama ini masih dalam cakupan
kegiatan lainnya
57
(P4) : Sebagian sudah sebagian belum ini terlihat dalam tidak ada
penunjang.
a) Menurut sdr/i hal-hal apa saja yang menghambat petugas rekam medis
dalam bekerja.
(P1) : Jumlah tenaga yang sedikit, mempunyai dua ruangan yang jauh,
merangkap operator, sistem kerja tidak efisien karena harus dua kali
(P2) : Alur kerja yang masih belum jelas dan semraut, tempat/sarana
B. PEMBAHASAN
1. Keterbatasan Penelitian
peneliti dalam menginterpretasikan makna yang tersirat dari informasi, dan untuk
58
mengatasi hal tersebut dilakukan triangulasi sumber dengan mengambil informasi
Direktur, kepala rekam medis dan staf rekam medis sebagai informan utama, serta
Pada hakikatnya informasi yang didapat hanya berupa satu temuan dan
bukan mengejar suatu bukti, sehingga kualitas dari informasi yang didapat
mendalam. Hal ini mengingat setiap informan memiliki kesibukan yang berbeda.
Wawancara mendalam dilakukan terhadap 10 informan, hal ini sudah cukup untuk
admitting office atau pendaftaran pasien rawat inap dan sebagai pengolahan data
dan statistik rumah sakit, sedangkan jumlah mereka hanya 5 orang yang mana
dinas per shift nya 1 orang dan ini tidak memungkinkan untuk petugas dalam
59
mengatakan bahwa tugas pokok mereka sebagai tenaga rekam medis seperti untuk
pengolahan data dan statisitk rumah sakit sering tertinggal, ini dikarenakan
telepon).
yang canggih, efisien dan memuaskan untuk itu dilakukan usaha peningkatan
(Hadisantoso, 2003).
mengatakan bahwa sarana dan prasarana di unit rekam medis masih belum cukup
misalnya dalam hal jumlah komputer yang ada hanya 2 unit, sedangkan dalam
pendaftaran pasien rawat inap yang lokasinya jauh dari ruangan rekam medis
yaitu berada dalam satu ruangan dengan UGD, kemudian untuk pendaftaran
sehingga setiap ada pasien poliklinik petugas mendaftarkan secara manual yaitu
60
poliklinik petugas sudah menggunakan SIMRS yang telah di desain sesuai
SIMRS yang ada sekarang dinilai belum efektif dan optimal dalam
saja dan dinilai SIMRS saat ini hanya sebagai penunjang bagi unit lain seperti
apotik, keuangan dan kasir. Karena data yang diinputkan tadi tidak dapat di
buatkan laporan atau oupt put dari pelayanan kesehatan karena petugas
untuk rumah sakit tipe A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi.
Oleh karena itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan memilih
kriteria dan prioritas yang ditentukan. Kesinambungan antara tahapan yang satu
Sedangkan menurut Mudick (1997) sebuah sistem informasi terdiri dari lima
diperlukan dan kapan serta dimana data tersebut dan untuk apa data itu
61
dipergunakan serta memberikan instruki yang harus diikuti oleh
pengolahannya.
kecil karena ruangan penyimpanan berkas dan pengolahan data masih berada
dalam satu ruangan, ini akan membahayakan bagi petugas pengolahan data karena
masih kurang sehingga masih banyak berkas pasien yang diletakkan di atas lantai
ini akan mengakibatkan petugas sulit dalam retrieval berkas dan akan merusak
dan kering agar arsip dapat aman dari berbagai jenis kerusakan. Dasar pikiran dari
kutu buku, rayap, serangga, jamur, cahaya matahari dan lain-lain tidak leluasa
(Amsyah : 2005)
bahwa hubungan kerjasama tim dan antar unit lain tidak ada kendala atau baik-
62
baik saja meskipun kadang-kadang ada kendala yang tidak terlalu menganggu. Ini
berarti petugas rekam medis dalam menjalankan pekerjaan nya dilakukan dengan
seksama dan saling menajaga hubungan sesama dan antar unit. Karena jika terjadi
didapatkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah ada tapi tidak tahu
apakah sudah di sahkan oleh pihak manajemen atau belum, karena dari pihak
manajemen tidak ada menanyakan atau melihat SOP yang ada sekarang, jadi
petugas dalam bekerja tidak terlalu terpaku dengan SOP yang ada. Sedangkan
Kemudian dalam pembuatan SOP yang terlibat hanya petugas rekam medis
saja dan tidak ada dari pihak manajemen. Prosedur kerja disusun oleh para
63
Selain SOP rekam medis juga membuat job description masing-masing
petugas rekam medis meskipun tidak semuanya dijalani karena petugas tadi
Dari hasil penelitian terhadap alur rekam medis masih dinilai kurang efektif,
misalnya dalam alur berkas rekam medis pasien pulang masih berbelit-belit
karena berkas pasien harus ke apotik untuk di inputkan obat kemudian berkas
pasien diserahkan ke kasir untuk dihitung setelah selesai berkas pasien di serahkan
rekam medis membutuhkan waktu yang lama, sementara petugas rekam medis
rekam medis tadi untuk membuat laporan atau kegiatan pelayanan rumah sakit
tepat pada waktunya. Kemudian alur peminjaman berkas rekam medis dan
pengembaliannya tidak sesuai dengan SOP yang telah dibuat, dikarenakan petugas
yang bekerja per shif 1 orang dan kesibukan di bagian pendaftaran. Seharusnya
ada 1 orang petugas dalam ruang penyimpanan dan retrieval berkas agar jika suatu
64
BAB V
A. Kesimpulan
2008, maka penulis menyimpulkan bahwa SDM rekam medis, sarana dan
(SOP) dan alur prosedur rekam medis dapat mempengaruhi sistem pengelolaan
rekam medis di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru. Hal ini dapat
nilai belum cukup dan efektif dalam pengelolaan rekam medis supaya
bertugas per shift 1 orang kecuali shift pagi berjumlah 2 orang. Karena job
yang dibebankan kepada petugas selain job rekam medis juga merangkap
terbengkalai.
masih kurang yang hanya ada 2 buah sedangkan minimal 3 buah yaitu
65
jauh dari ruang rekam medis, untuk pendaftaran pasien poliklinik harus
ada 1 unit komputer jadi petugas tidak perlu mendaftarkan secara manual
dan satu unit komputer untuk pengolahan data dan pembuatan statistik
3. Dalam hal kerjasama tim dan antar unit lain tidak ada masalah atau
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) di ruang rekam medis sudah ada dan
di buat oleh petugas rekam medis, tetapi belum disahkan oleh pihak
jawab kepada petugas rekam medis yaitu merangkap sebagai operator jadi
petugas tidak terpaku pada SOP dan Job Description yang ada.
5. Alur rekam medis dalam hal ini untuk alur berkas rekam medis masih
B. Saran
telepon supaya petugas rekam medis terfokus pada kegiatan pokok rekam
66
medis dan petugas pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan serta
berkas dan filling. Sehingga hasil kerja di unit rekam medis lebih
maksimal.
laporan statisitik rumah sakit dan pelaporan tidak lagi dibuat secara
manual.
3. Dalam hubungan kerjasama tim dan antar /unit lain tidak ada kendala dan
manajemen, agar petugas dapat bekerja sesuai dengan aturan baku dan
5. Sebaiknya alur dokumen rekam medis diperbaiki agar berkas rekam medis
tidak terlalau lama berada di luar rekam medis karena standar berkas
jam setelah pasien pulang. Dan petugas rekam medis dapat melakukan
67
DAFTAR PUSTAKA
Henny Maria Ulfa, (2007), Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien di Rumah
Sakit Anak dan Bersalin Eria Bunda Pekanbaru, Pekanbaru
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah, (2008). Panduan Skripsi Program
Sarjana (S1). Pekanbaru
Tujuan Penelitian
Pertanyaan Umum
Tanggal wawancara :
Unit Kerja :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
2. Apakah semua SDM di rekam medis pernah diberikan pelatihan atau seminar
3. Bagaimana menurut bapak dengan ruangan rekam medis saat ini, karena ruang
dalam bekerja.
Tidak, Kenapa
5. Bagaimana menurut bapak kerjasama antar petugas rekam medis dan unit lain,
Tujuan Penelitian
Pertanyaan Umum
Tanggal wawancara :
Unit Kerja :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
1. Ibu sebagai kepala rekam medis, apakah menurut ibu jumlah tenaga rekam
2. Apakah menurut ibu tenaga rekam medis yang ada mempunyai kemampuan
rekam medis
5. Bagaimana menurut ibu luas ruang rekam medis saat ini, apakah memadai?
6. Bagaimana dengan sarana dan prasarana di rekam medis, apakah sudah cukup
didalamnya?
9. Apakah rekam medis sudah dibuatkan SOP nya? Jika ya, apakah petugas
10. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan SOP rekam medis
11. Apakah kegiatan yang dilakukan masih dalam cakupan sistem rekam medis?
Tujuan Penelitian
Pertanyaan Umum
Tanggal wawancara :
Unit Kerja :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
1. Apakah menurut sdr/I jumlah tenaga rekam medis yang ada sudah memadai
2. Apakah sdr/I pernah diberikan atau mengikuti pelatihan tentang rekam medis?
3. Hal-hal apas saja yang menghambat sdr/I dalam pelaksanaan sistem rekam
medis?
4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada direkam medis, apakah menurut
adanya pemisahan?
9. Apakah job atau kegiatan yang sdr/I lakukan semuanya masih dalam cakupan
10. Bagaimana kerjasama sdr/I antar sesama dan antar unit lain, apakah ada
kendala?
PEDOMAN WAWANCARA TENTANG GAMBARAN SISTEM
PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT LANCANG
KUNING PEKANBARU TAHUN 2008
Tujuan Penelitian
Pertanyaan Umum
Tanggal wawancara :
Unit Kerja :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Lama Kerja :
1. Bagaimana menurut sdr/I jumlah tenaga rekam medis yang ada, apakah sudah
3. Menurut sdr/I hal-hal apa saja yang menghambat petugas rekam medis dalam
bekerja?
4. Bagaimana menurut sdr/I tentang sarana dan prasarana di ruang rekam medis?
5. Apakah menurut sdr/I ruang pengolahan data dan penyimpanan berkas perlu
dilakukan pemisahan?
6. Apakah menurut sdr/I kegiatan atau job tenaga rekam medis selama ini masih
selama ini?
lainnya?
Lembaran Observasi Sistem Pengelolaan Rekam Medis
No Variabel
1. Struktur Organisasi Rekam Medis
2. Daftar Dinas Petugas
3. Uraian Tugas Rekam Medis
4. SOP Rekam Medis
5. Pelaporan Rekam Medis
6. Komputer dan ATK
7. Team Work
8.