2017
Lubis, Naimatussaadah
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1609
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN
TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH :
NAIMATUSSAADAH LUBIS
NIM: 131000314
OLEH
NAIMATUSSAADAH LUBIS
NIM: 131000314
Naimatussaadah Lubis
131000314
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
2017”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang telah banyak memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi
ini.
6. Ir. Etty Sudaryati, MKM, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
Marelan dan seluruh staf yang telah memberi izin dan bantuan dalam
pelaksanaan penelitian.
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan
9. Drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes., selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
10. Terkhusus dan teristimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Drs.
Syahminan Lubis, S.H dan Ibunda Nur Minta Siregar, BA yang telah
11. Abang dan Kakak yang penulis sayangi Muhammad Sopian Lubis, S.H dan
Aisyaturrodiah Lubis, S.H yang telah banyak memberikan doa, nasihat, kasih
Bedagai, Fitri Adelina, Irma Yulita, Wilda Susanti, SKM., Siti Namira,
kepada penulis.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan para pembaca dan
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
Naimatussaadah Lubis
Nim. 131000314
Halaman
Agama : Islam
PENDAHULUAN
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
diwilayah kerjanya.
akan terwujud jika didukung dengan sistem Informasi kesehatan yang handal
(Muninjaya, 2011).
Sistem informasi puskesmas (SIMPUS) dan sistem pelaporan terpadu (SPT) telah
untuk merekam data kunjungan pasien rawat jalan. Data kunjungan pasien
disimpan dan digunakan untuk membuat data pelaporan pada periode waktu
pelaporan antar puskesmas ditingkat kabupaten memiliki struktur data yang sama.
sejak tahun 1981. SP2TP secara potensial, dapat berperan banyak dalam
tersebut. Disamping itu, kapasitas sumber daya yang terbatas di puskesmas, baik
kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
(2008), yang dikutip oleh Pontoh (2013) yaitu sistem Pencatatan dan Pelaporan
antara lain banyaknya variabel yang harus dilaporkan sehingga menambah beban
tugas petugas. Berbagai upaya telah dilakukan guna memecahkan masalah yang
merupakan suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang
dari input untuk menyediakan data, proses untuk memproses dan mengolah data,
menyimpan data, serta kontrol yang menjamin suatu sistem informasi berjalan
Kota Medan tentang SP2TP diketahui bahwa dari 39 puskesmas yang ada di kota
Medan, Puskesmas Terjun yang menjadi pilihan objek penelitian penulis. Hal ini
Puskesmas Terjun yang sering terlambat dalam pengiriman laporan bulanan. Dari
laporan bulanan dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, (2) tidak
adanya data LB2 didalam laporan SP2TP Puskesmas Terjun; (3) Data yang diolah
lengkap serta data yang diolah sering terjadi kesalahan. Hal ini menunjukkan
adanya berbagai kesulitan yang sedang dihadapi baik oleh pengelola SP2TP
terlaksananya pelatihan untuk mengolah data SP2TP dan pelatihan komputer bagi
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) masih belum lengkap karena tidak ada
koordinasi, tidak ada buku petunjuk, sulitnya transportasi, mati lampu (listrik),
tidak ada honor khusus. Pelaksanaan pada sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas (SP2TP) masih ada yang bermasalah karena belum lengkap
dan belum tepat waktu dalam pelaporannya. Walaupun pengawasan pada sistem
waktu dan efisien agar dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan sebagai dasar
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. Informasi atau
laporan haruslah mempunyai kualitas yang relevan, tepat waktu dan efisien agar
Sedangkan informasi yang dibuat dengan cara manual mempunyai resiko terhadap
maupun yang tidak disengaja akan lebih besar, sehingga keakuratan informasinya
pun berkurang.
pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi
baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk
dikirim ke pusat serta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Dengan demikian
kajian terhadap kegiatan SP2TP sangatlah penting mengingat data hasil kegiatan
pada jenjang yang lebih tinggi dalam tingkat pembinaan, perencanaan, dan
penilaian (stratifikasi).
bulanan SP2TP yaitu tidak tersedianya data yang up to date yang dapat digunakan
dijadikan bahan referensi penelitian. Dan tanpa adanya pencatatan dan pelaporan
maka tidak adanya umpan balik dilintas sektor dari Dinas Kesehatan Kota ke
Kesehatan Provinsi ke Pusat untuk memberikan informasi sistem apa yang harus
itu tanpa adanya pencatatan dan pelaporan maka kegiatan atau program apapun
yang lengkap untuk kemudian dijadikan laporan tahunan atau buku profil tahunan
puskesmas.
a. Bagi Puskesmas
Puskesmas (SP2TP);
b. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
sistem kesehatan tersebut. Jika menyebut perkataan sistem, ada banyak macamnya
penting adalah:
1. Berdasarkan pendapat Ryans, yang dikutip oleh (Azwar, 2010), Sistem adalah
Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai
bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam
Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional pada Pasal 1 ayat (1)
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Untuk itu adapun pengertian dari sistem kesehatan yaitu gabungan antara
dikenal dengan nama sistem kesehatan nasional (SKN). Sebagaimana dalam Pasal
1 ayat (2) Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya
data. Oleh karena itu, sebelum dijelaskan mengenai informasi akan dijelaskan
(2011), data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok
susunan data, susunan kearsipan dan pusat data atau landasan data.
(2011) menyatakan bahwa informasi tersebut adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima dan yang mempunyai nilai
yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang
terutama tentang bagaimana sistem yang ada dalam organisasi dapat tetap berjalan
sesuai dengan misinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada
orang yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang tepat pula
(Hasibuan, 2011).
Informasi Kesehatan pada Pasal 1 ayat (3) yang dimaksud dengan informasi
kesehatan adalah data kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk
dimaksud dengan data kesehatan yang terdapat pada ayat (2) adalah angka dan
fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum
1. Pencatatan
Catatan biasanya berupa informasi dalam buku catatan atau arsip, catatan
dapat juga tersimpan dalam pita rekaman atau komputer. Catatan merupakan
ingatan tata usaha dan merupakan perangkat penting untuk mengawasi dan
Catatan harus tepat, mudah diperoleh, tersedia bila diperlukan, dan berisi
informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi tidak selalu dicatat kecuali
suatu aktivitas dalam bentuk tulisan diatas kertas, file komputer, dan lain-lain
d. Sebagai pertanggungjawaban;
g. Bukti hukum;
2. Pelaporan
Jenis-jenis laporan (lisan, tertulis atau melalui telepon atau radio bilamana perlu)
menyatakan SP2TP adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana,
posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada
jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur,
pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi
baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk
pendapat Lapau (1989), yang dikutip oleh Pontoh (2013) menyatakan yaitu data
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ialah laporan yang
desa dan lain-lain yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas. Jenis data yang
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak
akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah
data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang
tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting
dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang
2. Analisis;
3. Pemanfaatan.
tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk dikirim ke
Kesehatan Kabupaten.
Periode laporan dari puskesmas ke Dati II adalah bulanan dan tahunan. Periode
berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain
yang menunjang.
1. Data S2TP dan data lainnya diolah disajikan dan diinterprestasikan sesuai
3. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interprestasi data SP2TP dan
tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti
(SP2TP) ini ialah data dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara
khususnya ialah:
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan
tahunan).
kegiatan di puskesmas;
bertugas:
puskesmas;
bertugas:
a. Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang ada;
Desa;
keputusan;
diperlukan;
tingkat nasional;
1. Pencatatan SP2TP
pencatatan berdasarkan pada sasaran, yaitu: catatan individu (catatan ibu, bayi
komunitas yang lebih diarahkan pada ibu dan anak balita). Bentuk catatan
rumah; catatan persalinan; catatan kelainan; catatan kematian ibu dan bayi; dan
pelayanan; catatan pindah dan catatan keluar (Mubarak, 2012). Dengan demikian
perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta cara
pengisian yang benar dan teliti. Untuk memudahkan pencatatan dapat formulir
standar yang telah ditetapkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP).
a. Formulir pencatatan
9) Kartu Ibu;
dan diluar gedung puskesmas yang telah dicatat di kartu-kartu dan catatan
lainnya.
b. Mekanisme pencatatan
tanda pengenal atau mengambil berkasnya dari petugas loket. Pasien tersebut
disalurkan pada unit pelayanan yang dituju. Apabila pasien mendapat pelayanan
kesehatan diluar gedung puskesmas, maka pasien tersebut akan dicatat dalam
register yang sesuai dengan pelayanan yang diterima (Depkes RI, 1997).
2. Pelaporan SP2TP
bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Sesuai dengan
diberlakukan formulir laporan yang baru. Sedangkan kebutuhan Dati II dan Dati I
1) Laporan bulanan;
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta Diare menurut umur dan
yang ditunjuk, yaitu ( 1 Puskesmas dari tiap Dati II) dengan periode
b) Laporan bulanan sentinel (LB 2S). Dalam laporan ini memuat data
ini diberikan ke Dinas Kesehatan Dati I, Dati II, dan pusat (Ditjen
Binkesmas);
b. Alur pelaporan
Provinsi serta Pusat dalam bentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP. Laporan
2) Laporan tahunan :
c. Frekuensi pelaporan
a) Laporan LB1, LB2, LB3 dan LB4, dilakukan setiap bulan dan paling
II. Khusus laporan LB2, satu kopi laporan dikirimkan pula ke gudang
Binkesmas).\
Laporan ini dalam disket hasil entry data/ rekapitulasi dari laporan
a) Laporan triwulan:
b) Laporan tahunan
Laporan ini dikirimkan paling lambat akhir bulan februari dari tahun
berikutnya, kepada:
d. Mekanisme pelaporan
1) Tingkat puskesmas
SP2TP puskesmas;
2) Tingkat Dati II
program;
Kesehatan Masyarakat.
3) Tingkat Dati I
b) Laporan dari Dinas Kesehatan Dati II, diterima oleh Dinas Kesehatan
untuk dikompilasi/direkapitulasi;
4) Tingkat Pusat
puskesmas, melalui:
jawab atas kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya pada satu atau bagian
wilayah kecamatan.
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
kesehatan untuk mewujudkan Indonesia sehat pada tahun 2010 dan kebutuhan
Untuk mewujudkan visi puskesmas tersebut maka, ada tiga misi yang
tingkat pertama.
1. Kepala Puskesmas;
pengelolaan):
c. Keuangan;
puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a. Kepala Puskesmas;
Pelayanan Kesehatan.
pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat asas pokok yakni:
asas yang seperti ini, maka program kerja puskesmas tidak dilaksanakan
secara pasif saja, melainkan harus secara aktif yakni memberikan pelayanan
kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat. Lebih dari pada itu, karena
3. Asas keterpaduan
dengan program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program
asas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu kesehatan harus
(Azwar, 2010).
esensial sebagaimana yang terdapat pada pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri
meliputi program:
tugas dan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif
pengaturan pegawai puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja
pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi
(tupoksi), serta pengaturan dan pengintegrasian tugas dan sumber daya puskesmas
hal-hal berikut:
Masyarakat).
(input), proses (process), dan luaran (output). Oleh karena itu kerangka pikir
INPUT A. Pencatatandan
PROSES OUTPUT
A. SDM/Tenaga A. Pencatatan dan
A. Ketepatan Waktu
1. Masa Kerja pelaporan masing-
B. Kelengkapan Data
2. Pengetahuan masing program ke
C. Keakuratan Data
3. Pelatihan petugas SP2TP
SP2TP B. Menginput laporan
B. Material data dalam
1. Tersedianya pelaporan (LB)
data
2. Buku pedoman
SP2TP
3. Formulir Gambar 2.1
SP2TP
4. Ketersediaan Kerangka Pikir
sarana dan
prasarana
C. Kebijakan
SP2TP
Universitas Sumatera Utara
Kerangka pikir ini menggunakan pendekatan teori sistem. Teori sistem
c. Kebijakan, rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
(SP2TP).
yang lain.
tulisan. Pencatatan dilakukan diatas kertas, disket, pita nama dan pita
film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara
yang terdiri dari pencatatan dalam gedung dan pencatatan diluar gedung.
dan atau pemberitahuan atas kegiatan dan hasil kegiatan yang teah
dilaksanakan.
koordinator SP2TP.
dati II haruslah tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
pedoman SP2TP.
c. Keakuratan data, data yang diolah dan dilaporkan haruslah bebas dari
METODE PENELITIAN
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif
Medan Marelan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan selesai.
penelitian menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera digital, tipe
Terpadu.
1. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai
4. Berdasarkan pendapat Ahmad (2005) yang dikutip oleh Pontoh (2013) SP2TP
adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan
dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang
HASIL PENELITIAN
Tanah 600, Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Terjun dan kelurahan Labuhan Deli.
Puskesmas ini didirikan pada tahun 1979 dan diresmikan oleh walikota madya
setempat, sumber daya dan lain-lain. Luas wilayah kerja puskesmas terjun 447
pembantu,yaitu :
Gambar 4.1
Umur/
No Informan Pendidikan Jabatan
Tahun
1 dr. Surya S. Pulungan 55 S1 Kepala Puskesmas
Petugas Pengamatan
6 Muhardi Suryanto 51 DIII
Penyakit Menular
Asisten
7 Nurmadiah 53 Asisten Apoteker
Apoteker
Koordinator SP2TP
8 Restu 54 S1
Dinkes Kota Medan
4.2.1 SDM
Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam
mengabdikan diri dalam bidang tertentu diwilayah kerja puskesmas serta harus
mempunyai wewenang untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam bidang yang
kemampuan, dan masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang
yang terlibat langsung dalam laporan SP2TP. Dalam penelitian ini mereka adalah
yaitu; penanggung jawab Gizi, KIA, imunisasi, dan petugas pengamat penyakit
menular.
Berikut ini pernyataan dari beberapa informan terkait masa kerja petugas
“saya bekerja sudah hampir kurang lebih 20 tahun gitu dek.” (Informan 2)
“kalau saya dek tugas kira-kira sudah hampir 22 tahun.”(Informan 3)
“saya sudah bertugas di puskesmas selama 16 tahun lebih kurang dek.”
(Informan 4)
“mengenai sudah berapa lama saya bertugas di puskesmas iya kurang lebih
22 tahun lah dek.”(Informan 5)
“kalau saya menjadi pegawai di puskesmas sudah sekitar 20 tahun
dek.”(Informan 6)
terbilang sudah cukup lama dan terbilang sudah cukup berpengalaman dalam
bertugas.
“saya sudah bertugas sebagai koordinator SP2TP baru jalan 4 tahun ini
dek, kalau untuk pendidikan terakhir saya DIII kebidanan dek.” (Informan
1).
para pelaksana kegiatan di Puskesmas. untuk itu masa kerja sangat mempengaruhi
“usia saya lebih kurang 55 tahun, untuk pendidikan terakhir saya adalah
profesi dokter, kalau untuk masa kerja ya dek kurang lebih 9 tahun dek.”
(Informan 7).
Selain dilihat dari masa kerja informan, pengetahuan informan juga dapat
tentang SP2TP disini mengenai pemahaman informan tentang tata cara pengisian,
siapa yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di wilayah
Puskesmas.
“menurut saya SP2TP itu hanya sebatas laporan bulanan saja. Dan
sepengetahuan saya yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan SP2TP
Kepala Puskesmas tapi yang bertanggung jawab untuk laporan setahu saya
koordinator SP2TP yang sekaligus sebagai petugas SP2TP yang bertugas
mengkordinir seluruh programer yang ada di puskesmas ini agar
mengumpulkan seluruh kegiatan di puskesmas.” (Informan 2).
(SP2TP) menyatakan bahwa SP2TP merupakan bentuk laporan bulanan dari hasil
kegiatan yang ada di puskesmas dan yang bertanggung jawab untuk program
diperoleh oleh tenaga pengelola SP2TP berkenaan dengan cara mengelola SP2TP
informan:
SP2TP tersebut dan juga pelatihan SP2TP itu belum pernah diadakan dari Dinas
Ksehatan Kota Medan untuk para petugas kegiatan laporan data SP2TP dan juga
koordinator SP2TP.
4.2.2 Material
dan pelaporan berupa tersedianya data dari berbagai jenis kegiatan secara lengkap
dan akurat untuk kemudian direkap dan dientri kedalam formulir SP2TP, buku
Data yang diperoleh dari kegiatan baik dari dalam gedung puskesmas
maupun dari luar gedung puskesmas. Data yang diperoleh dari dalam gedung
Puskesmas Terjun:
“Untuk data tersedia dek, sumber data di dapat dari dalam gedung
puskesmas berupa data kunjungan puskesmas, register kunjungan, dan
diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status, dan data yang didapat dari
luar gedung puskesmas di peroleh dari pustu, setiap bulannya pihak pustu
melaporkan kegiatannya ke Puskesmas Terjun dengan cara pihak pustu
datang ke Puskesmas Terjun untuk memberikan laporannya ke petugas
masing-masing program.” (Informan 2).
laporan bulanan setiap bulannya diperoleh dari dalam gedung puskesmas, dan
dari luar gedung puskesmas. Dari dalam gedung puskesmas yaitu kegiatan rutin
diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status. Sedangkan data laporan bulanan
yang diperoleh dari luar gedung puskesmas didapat dari puskesmas pembantu,
ke Puskesmas Terjun sesuai dengan target waktu yang telah di tentukan dan
“....Kalau kendala pasti ada, karena pihak pustu selalu terlambat dalam
melaporkan kegiatan setiap bulannya dari jangka waktu yang diberikan.”
(Informan 4).
4.2.2.2 Ketersediaan Buku pedoman SP2TP, Buku I dan Buku II, Seri A, B,
dan C serta Formulir SP2TP dan Buku Register
Mengenai buku pedoman, sampai saat ini pihak puskesmas belum ada
informan:
“Buku pedoman enggak ada dek, tapi formulir sama register ada di
puskesmas ini.” (Informan 2).
“Enggak ada itu buku pedoman disini dek, tapi untuk formulir dan register
selalu ada.” (Informan 3).
“Buku pedoman enggak ada disediakan dek, tapi kalau register dan
formulir ada dek.” (Informan 4).
“Buku pedoman enggak ada, tapi formulir dan register ada disediakan
dek.” (Informan 5).
“Buku pedoman tidak tersedia, dan memang tidak pernah ada, tapi untuk
formulir SP2TP dan buku register sudah tersedia di puskesmas ini.”
(Informan 6).
persediaan buku pedoman SP2TP, Buku 1 dan Buku 2, Seri A, B, dan C sampai
saat ini belum tersedia di puskesmas terjun, bahka belum ada diberikan dari pusat
sampai sekarang ini, sedangkan persediaan untuk formulir SP2TP dan buku
“Kalau buku pedoman sih belum ada dk, dari saya bertugas di puskesmas
ini kayaknya nggak ada buku pedoman SP2TP, saya belum pernah lihat,
tidak adanya buku pedoman SP2TP yang tersedia atau apaupun itu mengenai
dipakai langsung atau alat untuk mencapai tujuan seperti adanya alat tulis kantor
dan form SP2TP untuk pengelolaan SP2TP, serta tersedianya layanan internet,
dan program pendukung seperti komputer, dan printer dalam pengelolaan SP2TP.
SP2TP masih secara manual, artinya didalam pengolahan data laporan belum
puskesmas ini.
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
peraturan dan hukum, jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu
prilaku, akan tetapi kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling
mengenai target waktu. Target waktu pencapaian pengolahan SP2TP yang dimulai
dengan ketentuan sesuai dengan pedoman paling lambat setiap tanggal bulan 10
pada bulan berikutnya untuk laporan bulanan dan untuk laporan tahunan paling
Puskesmas Terjun:
“Untuk kebijakan itu sudah ada dibuat secara nasional. Dalam hal ini
kebijakan SP2TP yaitu kebijakan tentang target waktu, tapi yang namanya
dalam pelaksanaan suatu kegiatan pasti tidak terlepas dari namanya
masalah, untuk itu mengenai target waktu yang ditentukan sudah di
upayakan semaksimal mungkin” (Informan 2).
kebijakan dalam SP2TP yaitu adanya target waktu, dan target waktu disini sudah
jelas ada ditetapkan namun hanya saja dalam pelaksanannya di pihak Puskesmas
Terjun belum melakukannya dengan tepat waktu, dalam hal ini pelaporan laporan
bulanan memang sering terlambat, hal ini dibenarkan oleh koordinator SP2TP di
Puskesmas Terjun dan juga di perkuat dengan pernyataan dari Kepala Puskesmas
laporan SP2TP tepat waktu hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan
menargetkan agar smua laporan tepat waktu dikirimkan sebelum tanggal 10 setiap
bulannya, dan jika terlambat ada pemberitahuan melalui telepon ataupun sms.
dilakukan didalam gedung seperti rawat inap dan rawat jalan, maupun kegiatan
register kunjungan, kartu KB, dan register nomor indeks serta penambahan
catatan pada layanan yang dituju sudah dilakukan petugas loket dan layanan,
laporan bulanan SP2TP yakni para programer yang melakukan kegiatan dari tiap-
tiap unit yang ada di Puskesmas. semua yang dicatat kemudian akan dijadikan
merekap laporan ini seperti tidak adanya fasilitas yang menunjang sehingga
beberapa informan:
puskesmas terdapat beberapa kolom yang tidak terisi seperti di data kesakitan
dan keracunan), di data Gizi dan KIA (Jumlah anak balita dapat vit.A, Jumlah ibu
nifas dapat vit. A, jumlah ibu hamil dapat obat tambahan darah, jumlah balita
dapat syrup tambahan darah, jumlah bumil dapat kapsul yodium, jumlah
penduduk dapat kapsul yodium, jumlah WUS, jumlah WUS baru dengan LILA,
jumlah murid SD kelas 1 di vaksin DT1 dan DT II, jumlah murid SD kelas VI di
malaria, rabies, filaria, frambusia, ispa dan kusta) dan di data kegiatan puskesmas
data LB2 yang tidak ada. Sehingga dalam pelaporan data-data yang disebutkan
diatas kosong dan ditulis dengan garis penghubung dengan kata lain kegiatannya
tidak dilaksanakan dan sebagian yang kosong tersebut data belum selesai dicatat
dari masing-masing program hal ini karena sebagian data diperoleh dari pustu
oleh karena itu pihak program yang ada dipuskesmas terpaksa menunggu
datangnya laporan dari Pustu sehingga hal ini yang sering mengakibatkan
paling lama tanggal 3 setiap bulannya namun yang terjadi laporan yang diterima
pelaksana kegiatan program dari pihak Pustu selalu terlambat, sehingga pelaksana
kegiatan program juga telat dalam merekap laporannya secara otomatis pelaksana
hasil rekapitulasi data dari pustu, posyandu dan hasil kegiatan puskesmas kedalam
“Data yang saya terima dari pustu kemudian saya rekap dan setelah selesai
saya setor ke koordinator SP2TP, biasanya itu saya setor setiap tanggal 5
tapi kadang bisa jadi sampai tanggal 7 baru saya setor ke koordinator
SP2TP, untuk pelaporan ya pasti ada kendalanya kan dek, kendala disini
karena lamanya masuk laporan dari pustu yang mana pustu selalu
menyetorkan laporannya pada tanggal 3 dan terkadang bisa sampai tanggal
5 baru disetor ke puskesmas.” (Informan 2).
paling lama tanggal 5 setiap bulannya hasil dari rekapitulasi laporan tersebut
konsisten.
yang telah direpitulasi oleh masing-masing program setelah itu koordinator dan
“seperti biasanya setelah laporan data itu dicatat dan direkapitulasi oleh
pelaksana masing-masing program yang melakukan pengumpulan data
dari pelaksana kegiatan masing-masing program itu saya sendiri sebagai
koordinator SP2TP dan sekaligus sebagai petugas SP2TP, dan setelah itu
laporan data itu baru saya input dan kemudian dimasukkan kedalam
formulir laporan SP2TP.” (Informan 1).
“laporan data untuk LB2 ya saya sendiri sebagai penanggung jawab obat
yang mengumpulkan merekap dan juga mengirimkannya ke Dinas
Kesehatan Kota.” (Informan 6)
sekaligus sebagai petugas SP2TP, dan setelah dikumpulkan maka barulah laporan
data di input dan dimasukkan kedalam formulir SP2TP. Akan tetapi khusus
laporan data obat-obatan atau LB2 itu pihak penanggung jawab program yang
Kesehatan Kota.
SP2TP mengirim Laporan Bulanan (LB1, LB2, LB3, LB4) yang dilakukan setiap
saja setiap bulannya, dan laporan profil puskesmas serta kepegawaian hal ini
“kalau data yang saya laporkan dari puskesmas adalah hanya laporan
bulanannya saja yaitu LB1, LB3, LB4.” (Informan 1).
bulanan yang rutin pihak Puskesmas Terjun laporkan ke Dinas Kesehatan adalah
LB1, LB3 dan LB4 sedangkan LB2 selalu beda pelaporannya ke Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan di bagian GFK hal ini karena penanggung jawab obat-obat selalu
dalam bentuk LT1, LT2, LT3, hal ini diperoleh berdasarkan pernyataan Informan
sebagai berikut:
“ya laporan tahunan itu sekarang diganti dengan laporan profil puskesmas,
kepegawaian dan laporan inventaris puskesmas dan laporan itu pun juga
dilaporkan setiap bulan, untuk yang melaporkannya pihak Koordinator
SP2TP.” (Informan 1).
Hal senada pun juga disampaikan oleh pihak Dinas Kesehatan bahwa
pengiriman laporan SP2TP yaitu mulai dari jenjang administrasi yang terbawah
dari Pustu secara rutin dengan batas waktu yang sudah ditentukan hingga hal ini
menyebabkan banyak data yang tidak relevan antara data di Dinas Kota I dengan
Dinas Kesehatan Dati I. Seharusnya data yang diterima dari Pustu paling lama
tanggal 3 dan setelah itu direkapitulasi paling lama tanggal 5 oleh pelaksana
data yang diperoleh dari luar gedung puskesmas baik itu dari pustu dan posyandu
yang telah di tentukan, maupun data yang diperoleh dari dalam gedung
beberapa informan:
data SP2TP setiap bulannya sudah sesuai dengan peraturan yang ada yaitu adanya
data LB1, LB2, LB3, LB4 yang dibuat setiap bulannya. Yang data tersebut
harinya yang dicatat oleh masing-masing petugas program, dan data yang di
peroleh dari luar gedung puskesmas yang di peroleh dari posyandu dan pustu yang
di kirimkan setiap bulannya sesuai dengan target waktu yang telah di tentukan.
Akan tetapi, untuk data LB2 tidak pernah di terima oleh pihak Koordinator
program membuat data tersebut dalam dua rangkap yang mana satu rangkap di
kirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan, dan yang satu rangkap lagi di pegang
Terjun.
Keakuratan data disini dapat diartikan sebagai kebenaran data yang dibuat
setiap bulannya oleh masing-masing petugas program yang ada di puskesmas ini.
puskesmas, karna data yang dibuat puskesmas akan dikirimkan setiap bulannya ke
SP2TP yang di buat setiap bulannya belum menghasilkan data yang akurat, karna
dari pernyataan Koordinator SP2TP bahwa data yang di buat oleh petugas
program masih membuat data yang sama dari bulan sebelumnya, karna untuk
mengejar waktu pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga data yang
belum siap tersebut dimasukkan dengan data yang sama dengan bulan
sebelumnya. Yang seharusnya data tersebut harus benar-benar akurat karna data
dengan baik sehingga dapat lebih meningkatkan program kesehatan yang lebih
baik lagi.
PEMBAHASAN
5.2.1 SDM
berusia 34-56 tahun, dan informan berusia antara 34-55 tahun, sehingga bisa
wilayah kerja Puskesmas Terjun berada pada usia 30-50 tahun, hingga
produktifitasnya masih tinggi dan umur seseorang memiliki pengaruh yang kuat
berprofesi sebagai bidan, namun tidak ada kaitannya mengenai perbedaan antara
pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah. Masa kerja pada
pengolah data SP2TP pada tingkat Puskesmas Terjun yaitu penanggung jawab
bahwa pengetahuan informan tentang SP2TP belum begitu memahami makna dari
SP2TP masih ada informan yang menganggap bahwa ada beberapa petugas yang
tidak mengetahui bahwa laporan yang di buat adalah sebagian dari SP2TP, hal ini
akan membuat petugas mengenyampingkan proses dan hasil dari laporan karena
Menurut Werther dan Davis (1996) yang dikutip oleh Sutrisno (2015),
menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan
dikatakan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi puskesmas yaitu orang-
orang yang mengabdikan diri dalam bidang tertentu diwilayah kerja puskesmas
serta harus mempunyai wewenang untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam
dengan peran begitu besar perlu didukung oleh sumber daya manusia yang cukup
baik jumlah maupun kualitas. Faktor individual merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja, faktor individual itu sendiri terdiri dari kemampuan dan
keahlian, latarbelakang pendidikan, pengetahuan, lama bekerja serta usia dan jenis
kelamin.
sebagian besar hanya sekedar tahu jika laporan yang mereka buat akan diserahkan
dari SP2TP. Penanggung jawab program disini yaitu koordinator SP2TP secara
memahami secara detail tentang tahapan SP2TP namun tidak di aplikasikan dalam
merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh petugas dalam melaksanakan
kegiatan sistem informasi kesehatan. Untuk itu sudah seharusnya puskesmas perlu
dibekali dengan sumber daya manusia yang kompeten dan handal, agar dapat
efesien.
orang untuk melakukan pekerjaan saat ini atau masa depan. Definisi tersebut
pengkajian serta proses belajar yang terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya
melaksanakan tugas, baik sekarang maupun dimas yang akan datang. Ini berarti
produktivitas.
perekapan, dan penyajian data menjadi informasi kesehatan, secara langsung ada
dua bentuk pelatihan yaitu pelatihan data SP2TP dan pelatihan komputer. Sebagai
besar pengelola SP2TP tidak pernah mengikuti pelatihan SP2TP dan pelatihan
komputer, hal ini juga menjadi penghambat tercapainya tujun organisasi, karena
waktu yang lama untuk merekap dan melaporkan kembali ke Dinas Kesehatan,
untuk itu perlu adanya pelatihan dan bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh
Dari hasil penelitian di Puskesmas Terjun data yang diperoleh dari hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh puskesmas, baik kegiatan didalam gedung
tidak pernah ada dilaporkan hal ini karena Puskesmas Terjun bukan puskesmas
yang dipilih oleh Dinas kesehatan untuk melaporkan kegiatan laporan sentinel.
Umbulsari Kabupaten Jember, diperoleh data yang diterima di dapat dari kegiatan
Tersedianya data dari berbagai jenis kegiatan secara lengkap dan akurat,
untuk kemudian direkap dan dientri kedalam formulir SP2TP, yaitu formulir
LT3.
Program pokok puskesmas memerlukan data yang selalu siap pakai dan
sudah dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel ataupun grafik dan dilaporkan
secara naratif, data yang dilaporkan tersebut adalah informasi tentang pelaksanaan
dari kegiatan harian puskesmas yang dibagi berdasarkan lokasi pencatatan data
yaitu data dari pencatatan didalam gedung dan diluar gedung puskesmas.
pelaporan yang dimuat dari dalam gedung puskesmas adalah semua data yang
gedung puskesmas seperti data dari poli gigi, gizi, KIA, KB, Laboratorium. Data
yang berasal dari luar gedung puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan
laporan dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota adalah Laporan Bulanan berupa
LB1 yaitu Laporan Bulanan penyakit, LB2 berupa Laporan Bulanan Pemkaian
dan Lembar Pemakaian Obat (LPLPO), LB3 berupa Laporan Bulanan Gizi, KIA,
Imunisasi, dan Pengamatan Penyakit Menular dan LB4 berupa berisi Laporan
Khusus dari Puskesmas Terpilih) LB1S dan LB2S. Laporan Tahunan LT1 tentang
buku yaitu: Buku I tentang konsep dasar sistem manajemen puskesmas dan sistem
tabulasi, dasar penyakit, indeks klas terapi, daftar singkatan dan Buku III petunjuk
petunjuk teknis SP2TP atau tidak adanya buku pedoman SP2TP yang dimiliki
Kegiatan program akan terlaksana dengan baik jika didukung oleh aspek legaltas
bahan dalam penentuan prioritas masalah, upaya pemecahan masalah serta tindak
lanjut dalam menunjang tugas pokok serta fungsi dan tugas tanggung jawab
lengkap di pustu tidak ada form pencatatan SP2TP untuk itu mereka
sendiri dalam setiap kegiatan sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Form SP2TP
9) Kartu Ibu;
lainnya.
indeks pengunjung puskesmas, kunjungan rawat jalan, rawat inap, KIA, kohort
ibu, kohort balita, deteksi tumbuh kembang, gizi, kapsul minyak beryodium,
pemeriksaan anak sekolah (untuk penyakit kusta), malaria, pes, antraks, rabies,
kohort TB paru, kasus DBD, pemberantasan sarang nyamuk DBD, Acute Flaccid
keluarga, rawat jalan gigi, laboratorium, PKM, PSM, data dasar kesehatan
registrasi perawatan kesehatan masyarakat untu keluarga dan individu (Reg. A),
menggunakan form pencatatan dan formulir pelaporan yang sama hal ini
kota.
Ketersediaan sarana adalah fasilitas yang dipakai langsung atau alat untuk
mencapai tujuan seperti adanya alat tulis kantor (ATK) di Puskesmas Terjun,
data SP2TP, hal ini karena ketersediaan pendukung teknolgi dalam menunjang
kegiatan pengolahan data SP2TP sehingga sampai saat ini data SP2TP tersbut
masih dilakukan dengan cara sederhana yaitu cara mencatat dan merekapnya
Medan target waktu Dinas Kesehatan kota Medan menunjukkan bahwa kebijakan
yang dipakai pihak Puskesmas Terjun adalah kebijakan nasional artinya kebijakan
yang telah sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota
yaitu mengenai menargetkan agar semua laporan tepat waktu dikirimkan, sebelum
tanggal 10 setiap bulannya, dan jika terlambat pihak Dinas Kesehatan Kota
sms.
Tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Puspita, (2013)
laporan tepat waktu dilaporkan ke Dinas kesehatan Kota sebelum tanggal 10 pada
bulan berikutnya dan jika terlambat ada pemberitahuan melalui telpon dan surat
panggilan.
kendala yang ditemukan Diketahui dari hasil penelitian bahwa data yang
dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan dari Puskesmas Terjun selama ini
selalu melewati dari target waktu. hal ini sudah tidak sesuai dengan pedoman
SP2TP yang seharusnya pelaporan laporan bulanan tersebut harus sudah sampai di
pedoman tindakan yang dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Kebijakan yang
(material) berupa data, buku pedoman formulir SP2TP, untuk data dalam
baik dari dalam puskesmas maupun dari luar gedung puskesmas, sedangkan untuk
buku pedoman SP2TP tidak tersedia, dan untuk sarana dan prasarana juga belum
belum mencukupi dan jaringan internet yang tidak terpenuhi sehingga pencatatan
dan pelaporan masih dilakukan secara manual, untuk kebijakan disini adalah
tentang target waktu dalam pelaporan data setiap bulannya pencapaian pelaporan
yang dilaporkan setiap bulannya selalu terlambat untuk itu perlu komitmen dari
semua pimpinan dari jenjang puskesmas dan Dinas Kesehatan agar kualitas
dalam hal ini didalam gedung yaitu kegiatan seperti KIA, KB, Gizi, poli gigi dan
laboratorium, sedangkan luar gedung yaitu kegiatan dari pustu yang mana dalam
hal ini laporan dari puskesmas pembantu yang disampaikan ke pelaksana kegiatan
Puskesmas Abeli Kota Kendari, bahwa proses pencatatan data SP2TP dalam hal
di Puskesmas Abeli.
karena pencatatan yang dilakukan masih banyak data yang ada di formulir kosong
untuk direkap, hal ini karena ada kegiatan yang tidak dilakukan puskesmas dan
juga hal ini terjadi kekosongan data karena tidak terdapat penderita dan juga
karena belum sampainya laporan data yang diterima puskesmas dari pustu
ini seharusnya melakukan secara rutin dan dilakukan pencatatan setiap bulannya.
yang dilakukan didalam dan diluar gedung puskesmas, rawat inap, dan pustu.
kartu status, KTP, register kunjungan, kartu KB dan register nomor indeks.
(input, proses, dan output) perlu dikaji dan dirumuskan kembali, masing-masing
baik komponen input dan komponen proses maka akan semakin baik pula sistem
Terjun.
sehingga dalam pencatatan data dan pengolahan data SP2TP hasilnya tidak
bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Kegiatan
menerima dan merekapitulasi data yang dicatat didalam dan luar gedung
sebagai pelaksana kegiatan dan sudah sesuai dengan pedoman SP2TP (Depkes RI,
1997).
semua kegiatan yang ada di dalam dan diluar gedung puskesmas kemudian data
penginputan data dalam laporan bulanan SP2TP disini masih dilakukan secara
hasil penelitian koordinator SP2TP juga ikut melakukan rekapitulasi data tersebut
untuk membantu para programer hal ini karena banyaknya kegiatan item yang
harus dicatat dan direkap hasilnya. Dan berdasarkan hasil penelitian yang
dilaporkan hanya LB1, LB3 dan LB4, sedangkan untuk LB2 petugas pelaksana
kegiatan itu sendiri yang melaporkannya langsung ke Dinas kesehatan Kota, akan
tetapi meskipun dilaporkan oleh pelaksana kegiatan itu sendiri secara langsung ke
seperti puskesmas lainnya, yaitu diantar langsung ke Dinas Kesehatan Kota oleh
tersebut tidak pernah dilaporkan dan juga dibuat, hal ini karena Puskesmas Terjun
peraturan yang ada bahwa untuk LB1S hanya dilakukan oleh Puskesmas yang
ditunjuk pihak Dinas Kesehatan Dati II dan LB2S hanya untuk puskesmas yang
mempunyai rawat inap (Depkes RI, 1997). Sedangkan untuk laporan tahunan
bulannya dan untuk LT3/ laporan inventaris tetap dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kota dalam setiap enam bulan sekali, namun berdasarkan penelitian yang
dilakukan laporan ini sudah hampir lebih kurang 2 tahun tidak dilaporkan ke
waktu laporan yang dikumpul, selebihnya jika para programer belum juga
program kegiatan itu sendiri yang akan melaporkan langsung ke Dinas Kesehatan
Kota.
program SP2TP yang telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu, hal ini
Dinas Kesehatan.
faktor penting dalam arus laporan atas dasar pertimbangan laporan diperlukan
untuk bahan pengambilan kebijaksanaan pada saat tertentu atau secara berkala.
karena informasi yang telah usang tidak mempunyai nilai lagi. Informasi
sistem informasi tersebut. Oleh karena itu maka sebaiknya informasi yang
sesuai tanggal pelaporan yang harusnya dikumpul tiap bulan ke Dinas Kesehatan
Kota Medan yaitu pada tanggal 7 dibulan berjalan dan paling lambat laporan itu
Puskesmas Terjun.
Puskesmas Terjun masih belum optimal. Kondisi tersebut dibuktikan dari hasil
wawancara yang diperoleh dari koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota yang
yang sering terlambat dalm pengiriman laporan ke Dinas Kesehatan Kota, namun
dari beberapa puskesmas tersebut salah satunya Puskesmas Terjun yang kerap
sekali terlambat dalam pengiriman laporan dan dengan jangka waktu yang cukup
yang telah ditentukan. Misalnya yaitu laporan untuk bulan Januari dilaporkan di
bulan maret, padahal yang diketahui sesuai ketentuan yang telah ditentukan
Puskesmas Terjun dikatakan sangat terlambat dari kata tepat waktu oleh pihak
dengan koordinator SP2TP serta penanggung jawab puskesmas itu sendiri, tidak
tersedianya sarana dan prasarana yang menjadi penunjang seperti komputer, dan
jaringan wifi, tidak adanya petugas khusus yang melakukan analisis dan
penginputan data hal inilah yang menyebabkan laporan tidak tepat waktu
laporan SP2TP.
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarhkan tindakan atau keputusan
secara tidak langsung SP2TP merupakan salah satu sistem informasi kesehatan
yang didalamnya mencakup tentang pencatatan dan pelaporan kesehatan yang ada
komponen output tidak terpenuhi secara optimal sehingga hasil dari pelaksanaan
pemerintah nomor 46 tahun 2014 sehingga output yang dihasilkan tidak mencapai
semakin baik pula terhadap hasil yang diperoleh dalam sistem pencatatan dan
dan pengolahan data maka output yang dikeluarkan akan menghasilkan hasil yang
Agar pengiriman laporn SP2TP dapat berjalan baik, sebaiknya pihak Dinas
beban waktu yang dikeluarkan pada proses pelaporan laporan bulanan dan hal
yang paling penting yaitu agar laporan tersebut tepat waktu diterima oleh pihak
5.1 Kesimpulan
yaitu tentang pelatihan dalam mengolah data SP2TP dan pelatihan komputer.
sederhana masih dengan cara manual artinya pencatatan dan perekapan belum
memakai komputerisasi.
3. Pengumpulan data yang belum tepat waktu oleh pemegang program kepada
petugas SP2TP, berdampak pada proses pengolahan data SP2TP yaitu data
yang diolah menjadi tidak tepat waktu sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan.
keterlambatan.
pelaporan SP2TP.
Puspita, Siska Jufia., 2013. Kajian Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari Kabupaten
Jember
Suryani, 2013. Jurnal Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP) Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Provinsi
NTB.
I. Identitas Informan
Nama :
Umur : tahun
Jenis Kelamin : LK/PR
Pendidikan :
Asal Instansi :
Tanggal Wawancara :
24. Menurut ibu sebagai Untuk kebijakan itu sudah ada dibuat secara
petugas SP2TP nasional. Dalam hal ini kebijakan SP2TP yaitu
(koordinator SP2TP) di kebijakan tentang target waktu, tapi yang namanya
Puskesmas Terjun ini dalam pelaksanaan suatu kegiatan pasti tidak
apakah ada kebijakan terlepas dari namanya masalah, untuk itu
dari Ibu berikan kepada mengenai target waktu yang ditentukan sudah di
pelaksana tiap-tiap upayakan semaksimal mungkin.
program agar dalam
pelaksanaan SP2TP di
Puskesmas Terjun
mencapai keberhasilan,
jika ya, kebijakan
seperti apa yang Ibu
berikan? Jika tidak,
mengapa?
25. Menurut Ibu dari Laporan data diperoleh dari masing-masing
manakah data SP2TP itu program yang ada di puskesmas dan juga pustu,
diperoleh? sedangkan data obat-obatan diperoleh dari ruang
obat yang ada di puskesmas ini. Namun data obat-
obatan itu di bedakan dalam pengirimannya,
artinya petugas apoteker langsung yang mengirim
laporan data obat-obatan ke pihak farmasi dinas
kesehatan kota medan. Akan tetapi, seharusnya
pihak apoteker puskesmas tetap menyetorkan hasil
laporannya ke saya, tapi saya tidak pernah
memperoleh laporan tersebut.
26. Bagaimana pendapat ibu Kalau pencatatan disini itu sebenarnya lengkap,
tentang proses namun kendalanyakadang-kadang laporan itu
pencatatan laporan terlambat masuk secara bersamaan, karena
bulanan (LB) selama ini, memang ada beberapa laporan yang itemnya itu
dan sumber data dari banyak misalnya program Gizi dan KIA, program
mana yang Ibu ini yang sering terlambat masuk karena banyaknya
laporan yang mau direkap program KIA dan Gizi.
27. Bagaimana pendapat ibu Proses pelaporan selama ini kurang baik, karena
tentang proses pelaporan tidak pernah tepat waktu dalam melaporkan
laporan bulanan (LB) datanya kepada saya selaku petugas SP2TP dan
selama ini, tepat juga koordinator SP2TP. Untuk laporan yang saya
waktukah para kerjakan biasanya, setelah petugas masing-masing
programer melaporkan program mencatatnya dan merekapitulasinya maka
datanya ke petugas saya sendiri yang akan melakukan penginputan
SP2TP (koordinator data yang saya peroleh dari masing-masing
SP2TP)? Dan laporan programe, untuk maslah lengkapnya data lengkap,
bulanan apa saja yang laporan yang dikirim ke dinas kesehatan kota
petugas kerjakan, setiap bulannya laporan bulanan LB1 LB 3 dan
apakah sudah lengkap, LB4
dan laporan apakah yang
dikirim ke Dinas
Kesehatan Kota tiap
bulannya, serta apakah
hambatan yang anda
rasakan pada saat proses
pelaporan data
berlangsung?
28. Setiap tanggal berapa Seperti ketentuan yang ada, laporan seharusnya
pengiriman laporan dikirimkan ke dinas paling lama tanggal 10. Tapi
bulanan dikirim ke karena laporan yang saya terima dari programer
Dinas Kesehatan Kota, selalu lewat waktunya dan setelah itu
apakah rutin menginputnya kedalam formulir untuk itu saya
pelaporannya, dan siapa mengirimkan laporannya setiap tanggal 10 bulan
yang bertugas mengirim berikutnya, pelaporannya selalu rutin yang
laporan bulanan ini, dan bertugas mengirimkan biasanya saya sendiri tapi
upaya apa yang dan apabila terlambat maka saya akan titip
dilakukan agar keteman yang hendak ke dinas kesehatan akan
pengiriman laporan tetapi jika salah satu data laporan dari salah satu
bulanan tepat waktu? program belum selesai maka yang
mengirimkannya petugas program itu sendiri. Dari
saya upaya yang harus dilakukan yaitu adanya
kerja sama antara programer dengan koordinator.
29. Menurut Ibu sebenarnya Laporan dari wilayah diupayakan setiap tanggal 5
di puskesmas ini sudah sudah direkap dan sudah terkumpul kepada saya
sesuai target kah dalam sebagai koordinator SP2TP tapi itu enggak
pengumpulan data berjalan, laporan saya terima dari programmer
selalu lewat waktunya, selanjutnya saya sebagai
31. Menurut Ibu setiap laporan dari pustu diterima Puskesmas paling lama
tanggal berapakah pihak tanggal 5 setiap bulannya, karena tanggal 7 sudah
puskesmas menerima harus selesai direkap oleh pelaksana kegiatan
data dari pustu setiap masing-masing program dan selanjutnya
bulannya? koordinator menginput laporan dan kemudian
tanggal 10 sudah dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Kota.
32. Menurut Ibu apakah seperti biasanya sebelum dikirim ke Dinas
setiap laporan data Kesehatan Kota saya melaporkan hasil laporan
bulanan yang hendak SP2TP ke Kepala Puskesmas untuk mendapatkan
dikirim ke Dinas tanda tangannya terlebih dahulu.
Kesehatan Kota Medan
diketahui oleh Kepala
Puskesmas Terjun?
33. Menurut Ibu apakah data yang dicatat setiap bulannya oleh masing-
data yang dibuat petugas masing petugas program yang ada di puskesmas,
program setiap bulannya yaitu dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas
sudah akurat? ini, dan data yang diterima dari posyandu dan
pustu setiap bulannya, akan tetapi ya dek, karna
mengejar target waktu tersebut dan laporan data
tersebut belum selesai dikerjakan maka laporan
data yang dikirmkan tersebut yaitu data yang
bulan kemarinnya, karna waktu pengiriman sudah
terlambat, akan tetapi data tersebut di perbaiki
lagi, seperti data Gizi, KIA, KB ini yang belum
siap datanya dikerjakan oleh petugas programnya,
sehinggan data tersebut yang dikirimkan data yang
bulan-bulan sebelumnya.
Informan Pernyataan
2 Menurut saya SP2TP itu hanya sebatas laporan bulanan saja. Dan
yang bertanggung jawab untuk itu Kepala Puskesmas tapi yang
bertanggung jawab untuk laporan setahu saya ya koordinator
SP2TP yang sekaligus sebagai petugas SP2TP yang bertugas
mengkoordinir seluruh programer yang ada di puskesmas ini agar
mengumpulkan seluruh kegiatan di puskesmas.
3 Merangkum seluruh kegiatan puskesmas yang dilaporkan
puskesma yang dilaporkan setiap bulannya ke dinas kesehatan
kota. Penanggung jawab untuk program SP2TP ya koordinator
SP2TP dia semua yang menghandel kegiatan laporan SP2TP.
4 Laporan dari hasil rekapan seluruh kegiatan program puskesmas
yang akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota setiap bulan.
Penanggung jawab untuk program SP2TP Kepala Puskesmas dk,
karena dari semua kegiatan yang ada di puskesmas kan kepala
puskesmas yang bertanggung jawab termasuk program SP2TP.
5 Kegitan pelaporan rutin seluruh kegiatan yang ada di puskesmas
terjun setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kota.
Untuk penanggung jawan program SP2TP menurut saya ya
Kepala Puskesmas dek.
6 SP2TP adalah laporan bulanan kegiatan puskesmas. kepala
puskesmas yang bertanggung jawab untuk program SP2TP ini dk.
merupakan bentuk laporan bulanan dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas dan
pihak yang bertanggung jawab untuk program SP2TP ini adalah Kepala
program SP2TP dalam setiap pencatatan dan pelaporannya diketahui oleh Kepala
Puskesmas.
Informan Pernyataan
2 Koordinasi dalam hal ini kurang dk, pihak dari koordinator SP2TP
nggak pernah melakukan koordinasi dengan para programer
kegiatan.
3 Untuk koordinasi munkin ada tapi kurang dek.
4 Nggak ada dek koordinasi antara koordinator SP2TP dengan
programer kegiatan
5 Koordinasi sampai saat ini nggak ada dibuat, paling ya untuk
mendapatkan data biasanya koordinator sendiri yang meminta nya
ke saya.
6 Koordinasi yang dilakukan kurang dk
Dari hasil pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya atau
Informan Pernyataan
2 Nggak pernah dek, dan nggak pernah diadakan pelatihan.
3 Belum pernah dek, dan setau saya pelatihan itu memang tidak
pernah dibuat oleh pihak Dinas Kesehatan Kota.
4 Belum pernah dek saya mengikuti pelatihan SP2TP.
5 Nggak pernah ada dek dibuatnya pelatihan SP2TP.
6 Selama saya bekerja dipuskesmas ini saya tidak pernah mengikuti
pelatihan SP2TP, dan memang belum pernah adanya diadakan
pelatihan untuk SP2TP itu dek.
SP2TP.
Informan Pernyataan
2 Yang bertugas merekap laporan biasanya masing2 program,
misalnya saya petugas gizi maka saya yang merekap laporannya.
Karena untuk tenaga khusus enggak ada dek.
3 Yang merekap laporan masing-masing program kegiatan yang
dipegangnya untuk tenaga khusus enggak ada dek.
4 Untuk merekap laporan biasanya ya masing-masing petugas
program itu sendiri. Karena enggak ada tuh dek tenaga khusus.
5 Merekap laporan ya kami dek sebagai petugas program masing-
masing, tapi tekadang koordinator juga ikut membantu merekapnya.
Soalnya untuk tenaga khusus enggak ada dek.
6 Kalau untuk merekap ya saya sendiri dek sebagai petugas obat-
obatan, data laporannya pun mengenai pemakaian obat-obatan di
Puskesmas Terjun.
laporan bulanan SP2TP, akan tetapi petugas SP2TP selaku Koordinator SP2TP
Informan Pernyataan
2 Buku pedoman enggak ada dek, tapi formulir sama register ada di
puskesmas ini.
3 Enggak ada itu buku pedoman disini dek, tapi untuk formulir dan
register selalu ada.
4 Buku pedoman enggak ada disediakan dek, tapi kalau register dan
persediaan buku pedoman SP2TP, Buku 1 dan Buku 2, Seri A, B, dan C sampai
saat ini belum tersedia di puskesmas terjun, bahka belum ada diberikan dari pusat
sampai sekarang ini, sedangkan persediaan untuk formulir SP2TP dan buku
Informan Pernyataan
2 Ya, ada format laporan. Diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota.
3 Format laporan ada. Yang didapatkan dari Dinas Kesehatan
Kota.
4 Format laporan sudah ada. Format tersebut di peroleh dari
Dinas Kesehatan Kota.
5 Format laporan ada, dan format tersebut diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota.
6 Format laporan sudah tersedia, yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota.
pelaporannya harus sudah sesuai dengan format yang diberikan, yang mana
Informan Pernyataan
2 Untuk sarana tersedia seperti kelengkapan ATK, kelengkapan
data, dan untuk prasarana itu sendiri belum sepenuhnya
terpenuhi, iya artinya lihat aja dek pengerjaan kami belum
menggunakan komputer. Memang ada komputer tapi bukan
untuk pengerjaan SP2TP, selain itu jaringan internet juga
belum terpenuhi. Sehingga dalam pengerjaan laporan bulanan
ini sangat terbatas.
3 Ketersediaan ATK sudah tersedia dan untuk prasarana belum
terpenuhi dek.
4 Sarana sudah ada akan tetapi untuk prasarananya belum
terpenuhi dek.
5 Untuk ketersediaan sarana sudah ada seperti kelengkapan ATK,
kalau untuk prasarana belum tersedia untuk pengerjaan laporan
bulanan SP2TP, karena pengerjaan laporan SP2TP belum
menggunakan komputer, akan tetapi komputer sudah ada
Puskesmas Terjun ini tapi bukan untuk pengerjaan laporan
bulanan dan juga belum tersedianya jaringan internet di
puskesmas ini.
6 Di puskesmas ini sarana sudah ada dek, tapi kalau untuk
prasarananya belum terpenuhi dan juga belum tersedia juga
untuk jaringan internetnya.
untuk prasarana di Puskesmas Terjun belum terpenuhi karena dapat dilihat dari
puskesmas ini.
Informan Pernyataan
2 Untuk data tersedia, sumber data di dapat dari dalam gedung
puskesmas berupa data kunjungan puskesmas, register kunjungan,
dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status, dan data yang
didapat dari luar gedung puskesmas di peroleh dari pustu, setiap
bulannya pihak pustu melaporkan kegiatannya ke Puskesmas Terjun
dengan cara pihak pustu datang ke puskesmas terjun untuk
memberikan laporannya ke petugas masing-masing program, untuk
kendala pasti ada ya seperti lamanya data laporan yang dikirimkan
pustu ke puskesmas sehingga menyebabkan petugas kegiatan
terlambat dalam merekapitulasi data laporan tersebut.
3 Laporan bulanan biasanya diperoleh dari dalam dan luar gedung
puskesmas, dari luar gedung puskesmas hanya dari pustu saja, dan
setiap bulannya pustu melaporkan datanya ke puskesmas dengan
cara mengirimkannya ke puskesmas terjun. Kendala pasti ada ya
paling data laporannya terlambat masuk ke puskesmas sehingga
membuat petugas kegiatan terlambat melakukan rekapitulasi data
laporan.
4 Puskesmas Terjun memperoleh data dari dalam dan luar gedung
puskesmas, dari dalam gedung puskesmas diperoleh dari kegiatan
rutin puskesmas dan kalau laporan dari luar geung puskesmas
hanya dari puskesmas pembantu saja, untuk itu laporan yang
didapat hanya dari pustu saja, dan pihak pustu melaporkan
kegiatannya setiap bulannya dengan mengirimkannya langsung ke
Puskesmas Terjun. Kalau kendala pasti ada, karena pihak pustu
selalu terlambat dalam melaporkan kegiatan setiap bulannya dari
jangka waktu yang diberikan.
5 Data laporan bulanan diperoleh dari kegiatan sehari-hari puskesmas
dan juga dari pustu, dan setiap bulannya pihak pustu mengirimkan
laporan ke Puskesmas Terjun, kalau kendala pasti ada, dalam
pengiriman data yang terlambat, sehingga para petugas program
terlambat dalam merekapitulasi data laporan.
6 Laporan dari luar gedung puskesmas yang didapat dari pustu, dan
pihak pustu yang mengirimkan ke puskesmas laporan bulanan setiap
bulannya, kendala pasti ada, seperti keterlambatan dalam
pengiriman laporan dari target waktu yang telah ditentukan.
data laporan bulanan setiap bulannya diperoleh dari dalam gedung puskesmas,
dan dari luar gedung puskesmas. Dari dalam gedung puskesmas yaitu kegiatan
dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status. Sedangkan data laporan
bulanan yang diperoleh dari luar gedung puskesmas didapat dari puskesmas
bulannya ke Puskesmas Terjun sesuai dengan targer waktu yang telah di tentukan
Informan Pernyataan
2 Pencatatan dilakukan oleh para petugas program masing-
masing dalam membuat laporan bulanan setiap bulannya.
3 Pencatatan dilakukan oleh masing-masing petugas program
akan tetapi koordinator SP2TP juga sering membantu dalam
proses pencatatan laporan bulanan ini, dikarenakan laporan
yang seharusnya sudah diberikan kepada koordinator SP2TP
akan tetapi laporan tersebut belum diberikan kepadanya.
4 Selama ini petugas program yang melakukan pencatatan
kegiatan, dan membuat laporan bulanan setiap bulannya.
5 Untuk pencatatan yang mengerjakannya pihak petugas kegiatan
program masing-masing, dan bahkan koordinator juga sering
andil dalam membantu pencatatan laporan bulanan karena
targer waktu yang ditentukan sudah lewat dan sudah terlambat.
6 Pencatatan bulanan selama ini dikerjakan oleh masing-masing
petugas program.
masing program kegiatan yang ada di puskesmas setiap bulannya. Akan tetapi jika
target waktu yang ditentukan sudah lewat, maka koordinator SP2TP juga ikut
Informan Pernyataan
2 Data yang saya terima dari pustu kemudian saya rekap dan
setelah selesai saya setor ke koordinator SP2TP, biasanya itu
saya setor setiap tanggal 5 tapi kadang bisa jadi sampai
tanggal 7 baru saya setor ke koordinator SP2TP, untuk
pelaporan ya pasti ada kendalanya kan dek, kendala disini
karena lamanya masuk laporan dari pustu yang mana pustu
selalu menyetorkan laporannya pada tanggal 3 dan terkadang
bisa sampai tanggal 5 baru disetor ke puskesmas.
3 Menurut saya pelaporan di puskesmas ini cukup baik ya dk,
untuk program yang saya pegang itu imunisasi, setelah saya
lakukan pencatatan laporan data baik dari dalam puskesmas
dan pustu kemudian saya rekap setelah itu saya setor ke
koordinator SP2TP selaku petugas SP2TP di puskesmas ini,
untuk kendala pasti ada dek, ya biasanya tentang waktu yang
terkadang lewat untuk meaporkan laporan data bulanan itu
dek, penyebabnya karena pengerjaan kami yang belum
menggunakan komputer, jadi kami merekap data secara
manual.
4 Prosesnya pelaporan dipuskesmas sejauh ini sudah baik, data
diberikan dari pustu setiap tanggal 3,terkadang bisa
melewatin tanggal waktu yang diberikan, setelah data yang
dikirim dari pustu ke puskesmas data tersebut di berikan ke
masing-masing program kegiatan, dan program kegiatan
merekap laporannya, dan setelah selesai di rekap diberikan ke
koordinator SP2TP yang sudah mempunyai target waktunya
di tanggal 5. Kendala ya selalu ada, karena peraturan yang
berlaku tanggal 5 laporan bulanan sudah diberikan ke
koordinator SP2TP, tapi kenyataan yang terjadi lebih banyak
melewati batas waktu dibandingkan dengan ketepatan waktu
pelaporan bulanan ke koordinator SP2TP.
5 Puskesmas pembantu memberikan laporan bulanan setiap
bulannya ke puskesmas, dan setelah pustu memberikan
laporannya kami selaku petugas program kegiatan
merekapnya, dan setelah selesai direkap kami berikan ke
koordinator SP2TP. Kendalanya yang terjadi selama ini
masalah keterlambatan memberikan laporan ke koordinator
SP2TP.
6 Data yang masuk dari puskesmas pembantu direkap oleh
masing-masing petugas program, dan setelah selesai kami
rekap kami berikan ke koordinator SP2TP. Kendala iya pasti
ada, karena seharusnya laporan diberikan ke koordinator
data laporan bulanan di dapatkan setiap bulannya dari puskesmas pembantu yang
mana target waktu yang di berikan kepada puskesmas pembantu setiap tanggal 3
menerima laporannya dan merekap laporan tersebut, dan setelah selesai direkap
sesuai dengan yang diharapkan, karna pihak pustu selalu terlambat dalam
Informan Pernyataan
2 Dari saya ya agar pemerintah lebih memperhatikan sarana
dan prasarana sebagai pendukung dalam pengerjan laporan
data setiap bulannya, misalnya tersedianya komputer,
dengan terpenuhinya komputer maka pengerjaan laporan
SP2TP tidak lagi dilakukan secara manual, dan tersedianya
jaringan internet, dengan adanya jaringan internet maka
dalam pengiriman pelaporan bulannya ke Dinas Kesehatan
akan lebih mudah karena dapat dilakukan dengan cara
online tidak dengan manual lagi hal ini dapat menghemat
waktu. itu menurut saya dek.
3 Harapan saya mengenai program SP2TP ini, ya pihak
jaringan internet, agar SIK di puskesmas ini berjalan, dengan adanya SIK secara
online maka hal ini dapat mengurangi resiko terhadap pelaksanaan program ini,
waktunya yang diperlukan dalam pengerjaan secara manual, dengan demikian jika
adanya sistem online mungkin bisa lebih membantu untuk menghemat waktu
dalam pelaksanaan program ini. Serta puskesmas ini juga mengharpkan agar
SP2TP ini.
7. Menurut Ibu apakah data sepengetahuan saya dek data yang dikirimkan
yang dikirimkan oleh puskesmas seharusnya data yang memang
puskesmas setiap benar-benar akurat, karna kan dek data yang
bulannya sudah data yang dikirimkan oleh pihak puskesmas itu sebagai
benar-benar akurat? bahan pertimbangan untuk membuat suatu
program lebih baik lagi, sehingga adanya feed
back dari Dinas Kesehatan Kota Medan ke
puskesmas, agar dapat diketahui masalah
kesehatan mana yang harus di perbaiki lagi,
supaya menghasilkan program kesehatan yang
lebih baik lagi.
8. Menurut Ibu apakah ada Sanksi belum ada nak, ya paling kalau mereka
sanksi yang diberikan melewati target waktu yang diberikan itu hanya
pihak Dinas Kesehatan menegurnya saja dengan mengingatkan agar
kota terhadap puskesmas tidak melakukan keterlambatan lagi dalam
yang terlambat dalam pengiriman laporan bulanan di bulan berikutnya.
pengirman laporan
bulanan?