Di susun oleh :
(14901.08.21041)
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Jember, ................................
MAHASISWA
.....................................
KEPALA RUANGAN
I. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada manusia terdiri dari beberapa organ dimulai dari :
a. Rongga mulut
Mulut meruapakan saluran pertama dan merupakan permulaan saluran
pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu Bagian luar yang sempit atau
vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi dan Rongga mulut/bagian
dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan) Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu
masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan
didepan tulang punggung setelah melalui thorak menembus diafragma masuk
kedalam abdomen ke lambung. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang
mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (kerongkongan). Fungsi
esopagus adalah menyalurkan makanan ke lambung sagar makanan dapat
berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan
dapat berjalan menuju lambung.
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigaster. Lambung berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampungbmakanan 1 sampai 2 liter. Dinding lambung
disusun oleh otot – otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara
mekanik melalui kontraksi otot – otot tersebut. Ada jenis otot polos yang
menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot elingkar, dan otot menyorong.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi
hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda
melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan
duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.
2) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.
f. Usus besar
Usus besar/interdinum mayor Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya
menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus
besar terdiri atas 8 bagian:
1) Kolon asenden(kanan)
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai
kehati, panjangnya ± 13 cm.
2) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang
± 28 cm.
3) Kolon desenden (kiri)
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah
dengan panjangnya ± 25 cm.
4) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S"
ujung bawah berhubungan dengan rektum.
5) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus.
6) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum
dengan dunia luar.
Abdomen
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis meliputi nyeri
tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen, demam, anorexia, mual dan
muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.
1. Pada trauma non-penetrasi (tumpul) biasanya terdapat adanya:
3. Demam (>380C)
6. Haus
9. Tanda-tanda syok
X. Penatalaksanaan
a. Airway
Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin
lift atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah
benda asing yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan,
makanan, darah atau benda asing lainnya.
b. Breathing
Memeriksa pernapasan dengan cara “lihat, dengar, rasakan’, selanjutnya
pemeriksaan status respirasi klien.
c. Circulation
Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan
pernafasan.
b. Imobilisasi
d. Imobilisasi pasien.
b. Trauma non-penetrasi
2) Pemeriksaan Rongent
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat memberikan
tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat tergantung kepada kecermatan
dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri dari 4 komponen antara lain
pengelompokan data, analisis data, perumusan diagnosa keperawatan.
Identitas meliputi : Nama, Umur, Alamat, Pendidikan, no MR, Tanggal Masuk Rs, dan
Diagnosa Medis.
B. Pengkajian Primary Survey
1. Airway
Tidak ada obstruksi jalan napas (gurgling, snoring, crowing)
2. Breathing
Terjadi peningkatan frekuensi pernapasan (takipnea) dan napas
pendek
3. Circulation
Adanya perdarahan pada abdomen, mengalami penurunan tekanan
darah, nadi cepat, sianosis, CRT > 2 detik
4. Disability
Mengalami penurunan kesadaran, pupil isokor, motorik tidak
terganggu
5. Expossure
Terdapat luka/ jejas pada abdomen
6. Folley Catheter
Terpasang kateter urin untuk mengetahui apakah rehidrasi sudah bisa
mengatasi dehidrasi (kehilangan banyak darah) atau belum
7. Gastric tube
Terpasang NGT untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien
8. Heart monitor
Terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri pada abdomen
6) Ekstermitas
1. Hipovolemia b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Mengetahui tanda dan gejala
kehilangan cairan aktif selama 8 jam, hipovolemia dapat teratasi hypovolemia
dengan kriteria hasil 2. Mengetahui jumlah input dan
output cairan
a. Keseimbangan cairan 3. Menentukan jumlah pemberian
cairan pada pasien
Kriteria SA ST Ket 4. Melancarkan peredaran darah ke
hasil otak
Keluaran 2 5 Meningkat 5. Memenuhi kebutuhan cairan
urin pasien
Tekanan 2 5 Membaik 6. Membantu memenuhi kebutuhan
darah cairan
7. Mengatasi kekurangan cairan
Denyut 2 5 Membaik
nadi
radial
Membran 2 5 Membaik
mukosa
Turgor 2 5 Membaik
kulit
Observasi
2. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Mengidentifikasi lokasi nyeri,
cidera fisik selama 8 jam nyeri dapat berkurang dengan
frekuensi, dan durasi.
kriteria hasil :
2. Mengidentifikasi faktor yang
Kriteria SA ST Ket
dapat menurunkan nyeri dan
hasil
memperberat
Keluhan 2 5 Menurun 3. Memantau efek penggunaan
nyeri analgesik
DAFTAR PUSTAKA
Guillon, O., dan Cezanne, C. 2017. “Employee Loyalty and Orgaizational
Performance: a Critical Survey.” Journal of Organizational Change
Management 27 (5): 839-850
Ignatavicius, D. D., & Workman, m. L. 2018. Medical - Surgical Nursing: Clients–
Centered Collaborative Care. Sixth Edition, 1 & 2. Missouri: Saunders
Elsevier.