Anda di halaman 1dari 19

Sumber : data survey Populix

Data Q1 2020 dan Q4 2021

Ketahui 5 Dompet Digital Paling


Banyak Digunakan di Indonesia
2021
DR

Dinda Aulia Ramadhanty


24 NOVEMBER 2021 07.00 WIB • 4 MENIT


Cashless  sudah menjadi istilah paling lazim yang diketahui masyarakat karena
terbukti penggunaannya efisien hingga mempermudah aktivitas sehari-hari.
Secara definisi, cashless  merupakan sistem pembayaran tanpa menggunakan uang
tunai dan mengacu pada pembayaran secara digital.

Sistem pembayaran digital yang praktis ini sudah cukup lama diterapkan di
Indonesia karena masing-masing individu tidak lagi memerlukan membawa
banyak uang tunai. Selama pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, pemerintah
pun kian menggiatkan penerapan cashless  agar mengurangi adanya kontak fisik
yang terjadi ketika transaksi pembayaran dilakukan.

Dompet digital (eWallet) merupakan salah satu bentuk implementasi


dari cashless, di mana saat ini Indonesia sudah memiliki lebih dari 10 dompet
digital. Secara sederhana, dompet digital berfungsi untuk melakukan ragam
transaksi pembayaran baik melalui transfer atau pindai kode QR, setelah
penggunanya sudah mengisi saldo di dompet digital tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, lembaga riset pasar Kadence


International melakukan survei bertajuk “Digital Payment and Financial Services
Usage and Behavior in Indonesia” yang rilis pada Agustus 2021. Survei dilakukan
secara daring oleh 1.000 responden yang sebagian besar berasal dari Jabodetabek
(40 persen), lalu Surabaya (20 persen), Makassar, Palembang, Bandung, dan
Medan (10 persen).

Survei dilakukan selama satu bulan sebelum akhirnya dipublikasikan dengan


meneliti pola perilaku pengguna aktif pada platform dompet digital di Indonesia,
di mana perbandingan antara responden wanita dan laki-laki adalah 55:45.

Dalam survei ini, Kadence International lebih memfokuskan kepada


5 eWallet  yang dinilai cukup populer dan memiliki banyak pengguna aktif di
Tanah Air. Kelima eWallet tersebut di antaranya OVO, GoPay, ShopeePay, DANA,
dan LinkAja.

Berikut kami sajikan daftar 5 eWallet yang paling populer dan banyak digunakan
di Indonesia 2021
Geliat Ekonomi Jelang Lebaran, Dompet Digital dan Minimarket Dorong Transaksi
Cashless
1. OVO (31 persen)

OVO menjadi eWallet yang paling banyak digunakan baik untuk keperluan


transaksi online maupun offline dengan perolehan sebanyak 31 persen. Sebagai
dompet digital yang berada di puncak peringkat, hasil survei juga menunjukkan
bahwa OVO berhasil mencapai angka hingga 96 persen dari segi kesadaran merek
dan meraih persentase 71 persen dalam indikator pengguna aktif baru (satu bulan
terakhir).

Melansir pada antaranews.com, menanggapi hal tersebut, Head of Corporate


Communication OVO Harumi Supit memaparkan bahwa hal tersebut dapat
didasari dari kemampuan OVO yang berhasil meningkatkan transaksi merchant
online hingga 76 persen pada semester pertama di tahun 2021. Ditambah, pada
hasil studi CORE Indonesia juga menunjukkan bahwa UMKM terbantu oleh
ekosistem yang dimiliki OVO dengan porsi hingga 82 persen.

2. GoPay (25 persen)

Layanan pembayaran yang berbasis dari aplikasi Gojek ini menduduki peringkat
ke-2 dengan perolehan mencapai 25 persen. Untuk aspek kesadaran merek dan
pengguna aktif sendiri angkanya tidak terlalu jauh dengan OVO, di mana masing-
masing mencatat persentase 95 persen dan 64 persen.

Baru-baru ini, demi memastikan jaminan perlindungan keamanan transaksi


digital, GoPay menggaet Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dengan
langkah mengedukasi masyarakat tentang hak perlindungan konsumen dan cara
untuk mengklaim hal tersebut.

Tidak hanya itu, GoPay juga meluncurkan program perlindungan Jaminan Saldo
Kembali, yang merupakan bagian dari program #AmanBersamaGoPay untuk
mengoptimalkan perlindungan keamanan ekstra dan kenyamanan bagi pengguna
Gojek dan GoPay. Program tersebut akan mengembalikan saldo GoPay termasuk
limit GoPayLater kepada pengguna yang hilang akibat penyalahgunaan akun
Gojek di luar kendali pengguna.

3. ShopeePay (20 persen)

Dompet digital yang belum genap berusia dua tahun ini mampu menempati
peringkat ke-3 dengan persentase 20 persen. Pada hasil survei juga menunjukkan
bahwa dominasi penggunaan ShopeePay yang melalui transaksi online adalah
untuk belanja online (84 persen) dan top-up melalui gadget (80 persen).

Mengutip keuangan.kontan.id, ShopeePay berhasil mencatat peningkatan jumlah


transaksi di minimarket sebesar 143 persen hingga periode satu semester tahun
2021 dibandingkan pada semester dua 2020.

Lebih rinci, penggunaan per orang terhadap ShopeePay juga diketahui meningkat
hingga 60 persen pada periode waktu yang sama.

Head of Campaigns and Growth Marketing ShopeePay, Cindy Candiawan


menjelaskan progres yang diraih ShopeePay disebabkan oleh variasi kampanye
promo yang menarik bersama merchant dari berbagai kategori guna mendukung
produktivitas masyarakat terkhusus selama di rumah.

"ShopeePay berkomitmen untuk terus fokus menyediakan akses layanan


pembayaran digital yang mudah, aman, dan memuaskan bagi masyarakat di
seluruh wilayah di Indonesia," jelasnya.

Tumbuh Pesat di Indonesia, Pembayaran Digital ShopeePay Lakukan Inovasi


4. DANA (19 persen)

Meskipun menempati peringkat ke-4, pada sajian hasil survei milik YouGov
menunjukkan bahwa DANA menjadi dompet digital yang paling menarik banyak
minat kepercayaan masyarakat. Selain itu, jika dilihat dari segi pertumbuhan
jumlah pengguna, DANA secara konsisten melakukan pencatatan terutama untuk
periode Maret 2021 hingga akhir kuartal II 2021.

Melansir tranasia.com, dompet digital dengan total 80 juta pengguna ini secara


stabil menunjukkan tren pertumbuhan positif dalam jumlah pengguna, di mana
pada kuartal II 2021 tumbuh hingga mencapai 40 persen. Pertumbuhan jumlah
pengguna DANA berasal dari bertambahnya jumlah pengguna di kalangan muda
dengan rentang usia 18-24 tahun dan kalangan usia di atas 35 tahun.

Disamping itu, pada akhir Agustus lalu, DANA resmi meluncurkan pembaruan
versi baru DANA v2.0 untuk lebih menyederhanakan fitur untuk kirim uang.
Pembaruan yang dilakukan yaitu ada pada DANA Home, di mana tampilan
halaman awal DANA menjadi lebih rapi.

Selain itu, versi terbaru DANA juga mengubah fitur kirim uang dengan langkah
yang lebih sederhana, dengan cara pembaruan pada kolom pencarian untuk
transfer sehingga lebih praktis, serta menampilkan sejumlah transaksi yang
terakhir dilakukan.

5. LinkAja (4 persen)

Terakhir, peringkat ke-5 ditempati LinkAja dengan perolehan 4 persen. Kendati


menempati peringkat 5, namun LinkAja berhasil mendominasi untuk jenis
transaksi online dibandingkan keempat dompet digital lainnya dengan perolehan
poin 6,1.

Dompet digital yang bermula hadir untuk menggantikan aplikasi TCash milik
Telkomsel juga meraih poin tertinggi kedua setelah ShopeePay untuk
transaksi online pesan makanan. Hasil survei juga menunjukkan bahwa LinkAja
merupakan aplikasi yang paling mudah digunakan dibandingkan lainnya dengan
persentase 79 persen.

Selain itu, demi memudahkan akses para penggunanya terhadap layanan


keuangan digital berbasis syariah, baru-baru ini LinkAja bekerja sama dengan
Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Paybill. Hasil kerja sama ini nantinya bakal
menciptakan platform layanan syariah LinkAja dan membantu memfasilitasi
masyarakat umum yang belum mendapatkan akses perbankan, khususnya layanan
keuangan digital berbasis syariah.

Siapa Aplikasi E-wallet dengan


Pengguna Terbanyak di Indonesia?
Vivin Dian Devita

Riset dan Databelanja online

Inilah rangking 10 besar aplikasi e-wallet yang paling populer di Indonesia sejak 2017-2019.

Layanan mobile payment semakin populer seiring meningkatnya pemakaian smartphone


hingga 70% dalam lima tahun terakhir di Indonesia. Terlebih, semakin banyak pilihan aplikasi e-
wallet tanpa kartu untuk bertransaksi. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, sudah ada 38 e-
wallet yang mendapatkan lisensi resmi. Pada tahun 2018, transaksi e-wallet di Indonesia
mencapai angka USD1.5 miliar dan diprediksikan akan meningkat menjadi USD 25 miliar pada
tahun 2023. Tapi siapakah e-wallet paling popular di Indonesia?
iPrice Group berkolaborasi dengan perusahaan analisis data terpercaya App Annie, berusaha
merangkum olahan data yang lebih baik mengenai aplikasi e-wallet paling populer di
Indonesia. Menggunakan data jumlah download aplikasi dan pengguna aktif bulanan, riset ini
menghadirkan statistik yang lebih konkret untuk mengetahui siapa saja aplikasi e-wallet di
Indonesia. Artikel dan olahan data ini akan terus diperbaharui secara berkala demi menjaga
validitas informasi terkait e-wallet.
Dari olahan itu, ada 10 temuan utama dari aplikasi e-wallet paling popular di Indonesia:
1. Aplikasi E-wallet lokal masih mendominasi metode pembayaran cashless di Indonesia.
Banyaknya pemain lokal di industri fintech Indonesia menjadikan aplikasi e-wallet lokal masih
sebagai primadona untuk solusi cashless di Indonesia. Berdasarkan data Q2 2019 yang
didapatkan dari App Annie 5 besar aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak
masih diduduki oleh pemain lokal yaitu Go-Pay, OVO, DANA, LinkAja, dan Jenius.
Sama halnya dengan jumlah download aplikasi, aplikasi e-wallet lokal berhasil menduduki
peringkat 5 teratas dengan Go-Pay pada urutan pertama, OVO di posisi kedua, diikuti oleh
DANA peringkat ketiga, LinkAja peringkat keempat dan iSaku urutan kelima.

*Jenius tidak sebatas aplikasi e-wallet, tapi merupakan aplikasi perbankan yang memungkinkan
pengguna melakukan transaksi antar platform finansial yang berbeda seperti isi ulang saldo e-
wallet lain dan berkirim valuta asing baik secara offline maupun online.

2. Perkembangan aplikasi e-wallet milik perusahaan berbasis internet meningkat 50%


sejak Q4 2017.
Kurangnya akses rekening bank serta tingginya angka “unbanked” populasi di Indonesia
memberikan udara segar bagi perusahaan berbasis internet dengan layanan fintech untuk
memperluas jangkauan. Layanan fintech dianggap bisa memberikan kemudahan untuk
bertransaksi baik online maupun offline hanya dalam satu platform yaitu aplikasi e-wallet.
Aplikasi e-wallet milik perusahaan berbasis internet meningkat 50% dari Q4 2017 hingga Q2
2019, ada 4 perusahaan berbasis internet dari total 10 aplikasi e-wallet di kuartal ini yaitu Go-
Jek, DANA, Paytren dan DOKU. Penggolongan ini disiarkan pada laporan ASEAN Mobile
Payment 2019 oleh Nomura. Peningkatan produk e-wallet merupakan dorongan dari OJK
(Otoritas Jasa keuangan) dalam upaya meningkatkan perkembangan ekonomi di Indonesia.
Potensi perkembangan aplikasi e-wallet juga diprediksikan akan semakin gemilang mengingat
bonus demografi Indonesia pada tahun 2030 dimana penduduk usia produktif akan lebih
besar. Berdasarkan hasil riset Jakpat bekerjasama dengan DailySocial 74.6% pengguna aplikasi
e-wallet adalah pada usia produktif 20-35 tahun.
3. 4 Aplikasi E-wallet kepemilikan bank masuk 10 besar dengan pengguna aktif bulanan
terbanyak di Indonesia.
Aplikasi e-wallet hasil produk bank memiliki banyak pengguna aktif bulanan di Indonesia.
Kebanyakan e-wallet ini terkoneksi dengan akun rekening pengguna di masing-masing bank
terkait.

Ada 4 produk aplikasi e-wallet milik bank dari keseluruhan aplikasi e-wallet yang aktif di kuartal
keempat tahun 2017. Masing-masing bank itu yakni Bank CIMB dengan produk Go Mobile by
CIMB, BTPN dengan Jenius, BCA dengan Sakuku dan Mega Mobile milik Bank Mega.

Pada Q2 tahun 2019 ini, 4 aplikasi e-wallet milik bank berada di peringkat 10 besar dengan
pengguna aktif bulanan terbanyak. “Pemain lama” tetap eksis, yaitu Jenius, Go Mobile by Cimb,
dan Sakuku. Pemain lain adalah Mega Mobile milik Bank Mega, yang berhasil masuk daftar 10
besar aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak pada periode Q4 2017 hingga
Q2 2018.”
4. Go-Pay, aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif bulanan terbanyak di Indonesia.
Go-Pay sebagai salah produk dari startup decacorn pertama di Indonesia Go-Jek menjadi
aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Walaupun aplikasi Go-jek tidak
digolongkan dalam aplikasi finance di App Annie, menurut informasi dari Medium 30% dari
total transaksi uang elektronik di Indonesia berasal dari Go-Pay. Februari 2019, Go-Pay berhasil
menyentuh angka transaksi sebesar USD 6.3 miliar dengan total 70% didapatkan dari
transaksi Go-Jek menggunakan Go-Pay sebagai metode pembayaran. Go-Pay juga merupakan
metode pembayaran utama dari Go-Food, yang juga merupakan aplikasi pengantar makanan
terbesar di Asia Tenggara. Selain itu dikabarkan melalui DailySocial, Go-Pay juga dikabarkan
resmi menjadi salah opsi pembayaran yang tersedia di Google Play setelah realisasi investasi
yang diluncurkan Google ke Go-Jek awal tahun lalu.
5. DANA aplikasi e-wallet baru yang stabil diposisi top 5 sejak berdiri di Q4 2018.
DANA sebagai pendatang baru aplikasi e-wallet di Indonesia langsung menunjukan
kegigihannya untuk menjadi pioneer aplikasi e-wallet di Indonesia. DANA pertama kali hadir di
Indonesia pada tahun 2018 dan langsung memperkenalkan layanan berbasis open
platform. Berdasarkan data Riset iPrice Group, DANA memiliki pengguna aktif bulanan yang
relatif stabil sejak Q4 2018 hingga Q2 2019. Dana berhasil naik satu peringkat di kuartal 2 2019
menggantikan LinkAja di posisi ketiga. Berbeda dengan jumlah download aplikasi, DANA turun
satu peringkat ke posisi 3 digantikan oleh OVO pada Q2 2019. DANA merupakan layanan
aplikasi e-wallet hasil kerjasama Emtek group dan Ant Financial juga merupakan aplikasi e-
wallet resmi yang bisa digunakan untuk transaksi di e-commerce Bukalapak melalui
BukaDompet.
6. Peringkat pengguna OVO terus meningkat sejak Q2 2017.
OVO, aplikasi e-wallet milik Lippo Group berhasil menduduki peringkat kedua berdasarkan
jumlah download aplikasi di Q2 2019. OVO bisa digunakan sebagai metode pembayaran untuk
transaksi offline di Matahari Department Store and Lippo Mall. Untuk transportasi, OVO
merupakan metode pembayaran di Grab Indonesia, melebarkan kerjasama OVO juga
menggandeng e-commerce unicorn Indonesia, Tokopedia dengan OVO Cash. Kerjasama yang
dilakukan oleh OVO dengan Tokopedia merupakan satu langkah besar untuk meningkatkan
jumlah pengguna OVO di Indonesia. Berdasarkan data Map of Ecommerce Indonesia Q1
2019 Tokopedia menduduki peringkat pertama di platform iOS dan Android.
Jika melihat grafik perkembangan OVO, jumlah download aplikasi menurun dari peringkat ke-2
ke peringkat ke-3 di Q1 2018, tapi untuk pengguna aktif bulanan OVO meningkat satu peringkat
di Q1 2018 mengalahkan LinkAja. Dikutip dari Jakarta Globe kerjasama OVO dengan Lion Air
Group juga meningkatkan pengguna OVO. Kerjasama ini memberi keuntungan tambahan pada
pelanggan OVO dengan mendapatkan  loyalty points 20,000 setara Rp 20,000 setiap
menggunakan maskapai penerbangan Wings Air, Batik Air dan Lion Air.
7. LinkAja, aplikasi e-wallet BUMN terus memperluas kerjasama dengan merchants.
LinkAja, aplikasi e-wallet gabungan berbagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu T-Cash
milik Telkomsel, Mandiri e-cash milik Bank Mandiri, UnikQu milik BNI, T-Money milik Telkom
dan T-Bank milik BRI. Migrasi ini dimulai sejak 30 Juni 2019, LinkAja resmi menjadi saingan Go-
Pay dan OVO yang sudah lebih dulu terjun di dunia fintech, dengan total 22 juta pengguna yang
sudah terdaftar.
Grafik pengguna aktif bulanan LinkAja terlihat stabil meskipun terjadi penggabungan beberapa
aplikasi e-wallet dan e-money pada Q2 2019. Berdasarkan riset iPrice, LinkAja bertahan di posisi
ketiga dari Q2 2018 hingga Q1 2019. Untuk data jumlah download aplikasi, terjadi penurunan
pada Q4 2018, LinkAja yang saat itu masih dalam aplikasi T-Cash turun dua peringkat disalip
oleh OVO dan DANA yang memang sedang gencar melakukan promosi cashback pada kuartal
itu.
LinkAja dikabarkan akan berkolaborasi dengan Go-Jek agar bisa digunakan sebagai alternatif
pembayaran selain Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek.
8. Penawaran cashback dan penambahan poin adalah promosi yang paling digandrungi
oleh para pengguna e-wallet di Indonesia.
Penawaran instan cashback dan penambahan poin dengan menggunakan aplikasi e-wallet
menjadi strategi pemasaran yang ampuh untuk menggaet pengguna dalam menggunakan
aplikasi e-wallet sebagai salah satu metode pembayaran tanpa tunai. Dilansir dari Tirto, Go-Pay
sebagai salah satu pemain dominan di aplikasi e-wallet menawarkan cashback hingga 20-40%
untuk membayar minuman dan makanan selama bulan Juli 2019. Cashback juga diklaim
membantu meningkatkan penjualan merchants  yang bekerja sama dengan aplikasi e-wallet
tersebut. Cashback tidak bisa diuangkan, hanya bisa digunakan kembali dengan aplikasi e-
wallet yang sama. Sama halnya dengan bonus poin bisa digunakan untuk mendapatkan
potongan harga pada transaksi selanjutnya.
9. Pembayaran ecommerce, transportasi umum dan retail fisik adalah servis yang dimiliki
hampir disemua aplikasi e-wallet.
Tim Riset iPrice mengumpulkan data mengenai jenis servis yang diberikan dari 38 aplikasi e-
wallet dan e-money yang tersedia di Indonesia. Analisis membuktikan bahwa pembayaran retail
offline merupakan servis yang paling banyak diberikan oleh aplikasi e-wallet di Indonesia.
Berdasarkan laporan dari Nomura ASEAN internet: Opening up the mobile wallet Go-Pay
memiliki 10 tipe servis yaitu, penghantar makanan, transportasi publik, pembelian tiket
bioskop, pembayaran ecommerce, pembayaran layanan logistik, P2P (peer to peer), pengisian
pulsa, pembayaran tagihan bulanan dan penarikan tunai.
LinkAja memiliki 9 variasi tipe servis hampir sama seperti Go-Pay, hanya saja tidak memiliki
akses untuk pembayaran ride hailing.  Sementara, Paytren memiliki 8 tipe servis. DANA dan OVO
berada di peringkat yang sama dimana mereka menyediakan 7 tipe servis aplikasi e-wallet yang
bisa digunakan di Indonesia. Perbedaanya, DANA bisa digunakan untuk pembayaran pada
aplikasi gaming  sedangkan OVO unggul dengan kemitraannya bersama Grab Indonesia untuk
pembayaran transportasi.
10. QR pay menjadi metode pembayaran paling banyak dipakai diaplikasi e-wallet.
QR pay atau QRC (Quick Response Code) merupakan salah satu metode pembayaran yang
digunakan oleh aplikasi e-wallet di Indonesia. Ada 19 aplikasi e-wallet yang terdaftar
menggunakn metode ini sebagai opsi pembayaran. Mei 2019, pemerintah Indonesia
mengeluarkan QRIS (Quick Response Indoesia Standard) sebagai salah satu standarisasi upaya
pengingkatan penggunaan pembayaran cashless di Indonesia. Pembayaran via QR code juga
dijadikan sebagai solusi untuk metode pembayaran pengganti kartu bagi 65 juta UMKM (Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia.
***

Tentang iPrice Group


iPrice Group adalah situs meta-search yang beroperasi di 7 negara sekitar Asia Tenggara,
yaitu; Malaysia,  Singapore,  Indonesia,  Thailand,  Philippines,  Vietnam, dan  Hong Kong.
Saat ini, iPrice membandingkan dan memiliki katalog lebih dari 500 juta produk dan mendapatkan
sekitar 20 juta kunjungan per bulan secara regional.
***

EN VERSION
70% increment of smartphone users in Indonesia since the last 5 years also determine the
number of mobile payment consumer. E-wallet app has promising growth in Indonesia as one
of the cashless transaction solutions. To date, data from Bank Indonesia shows that there are
38 e-wallet app has been licensed. In 2018, the total transaction of e-wallet app in Indonesia
reached USD 1.5 billion, and it is projected to reach USD 25 billion by 2023. But, Who is the most
popular e-wallet in Indonesia?
iPrice Group collaborates with App Annie, an app market data and insight company,
summarized the complete e-wallet app platforms in Indonesia in the past years. Utilizing data
from app download and monthly active users (MAU), this research presents more concrete data
regarding who is the most top player amongst all e-wallet app in Indonesia.
Here are 10 premier breakdown findings of the most popular e-wallet in Indonesia:
1. Local e-wallet app dominates the market.
Many local players in Indonesian fintech industry help local e-wallet app move aggressively to
dominate the market as a cashless solution among Indonesian. Based on data from App Annie
Q2 2019, top 5 e-wallet apps referring to the number of their monthly active users are all local
based e-wallet app, Go-Pay, OVO, DANA, LinkAja, and Jenius.

It also happens on the number of app download, Indonesian e-wallet app ranks in the top 5 the
most downloaded e-wallet app in Indonesia. Go-Pay in the first place, OVO in the second place
followed by DANA in third place, LinkAja in fourth place and iSaku.

2. Development of e-wallet app owned by Internet-based company gain 50% growth since
2017.
Limited access to a bank account and a high number of unbanked population in Indonesia gives
the massive potential to fintech company to expand its services in Indonesia. three-quarters
of 250 million Indonesian people are still outside of conventional financial systems and without
the technology to access basic financial services.
E-wallet app owned by Internet-based company raised 50% for the past 2 years, there are 4
internet-based companies in this quarter included in top 10 e-wallet app in Indonesia. They are
Go-Jek, DANA, Paytren and DOKU. This classification was broadcast on the 2019 ASEAN Mobile
Payment report by Nomura. The broadening number and service of e-wallet app in Indonesia is
encouragement from OJK (Otoritas Jasa Keuangan) the financial services authority in Indonesia,
in an effort to improve economic development in Indonesia. The potential for fintech expansion
will also be more impressive given Indonesia’s demographic bonus in 2030 where the
population of the productive age will be greater. A study from Jakpat collaborates with
DailySocial found out that 74.6% of e-wallet app users in Indonesia are 20-35 years old.
3. 4 Bank’s e-wallet apps are in the top 10 with the most monthly active users.
iPrice’s research about monthly active users e-wallet app for Q4 2017 found that from a total of
10 e-wallet apps that are legally operating in Indonesia 4 of them are owned by bank. Go Mobile
by CIMB in fourth place on Q4 2017 is an e-wallet app from CIMB bank which is an international
bank originally from Malaysia. Jenius e-wallet app from BTPN (Bank Tabungan Pensiunan
Nasional) and Sakuku owned by BCA (Bank Cabang Asia)

Cashless payment has been adopted in Indonesia since years using debit card and credit card.
This transaction generally integrated with their bank account. Bank e-wallet app also has a
great number of monthly active users. Based on data from App Annie, top 10 e-wallet apps
owned by bank are Jenius which has been around since Q4 2017, Go Mobile by Cimb and
Sakuku. Another player is Mega Mobile owned by Indonesian bank, Bank Mega. Unfortunately,
they only maintained their rank in the period Q4 2017 until Q2 2018.

4. Go-Pay, e-wallet app with the largest monthly active users in Indonesia.
Go-Pay, as part of Gojek Indonesia’s first decacorn after its valuation hit US$10 billion, is e-wallet
app with the largest active users in Indonesia from Q4 2017 until Q2 2019. Although, Despite
not categorized in either Finance categories of iOS and Google Play, we also include Go-Jek in
our content for the analysis as 30% from total electronic money transaction in Indonesia comes
from Go-Pay. February 2019, Go-Pay managed to reach USD 6.3 billion transactions that figure
is equivalent to nearly 70% of Go-Jek’s total transactions. Go-Pay also one of the payment
methods in Go-Food, which is known as the biggest food delivery apps in South East Asia.
5. Dana a newcomer stable in fourth place since its establishment on Q4 2018.
Dana as a new player of fintech industry in Indonesia immediately showed its determination to
become the pioneer of e-wallet app in Indonesia. Dana was first introduced in 2018 with open
platform-based services. Based on iPrice group research data, Dana has been successfully
maintained its monthly active users since Q4 2018 to Q2 2019.
Dana managed to increase its ranking by one in the second quarter of 2019 to replace LinkAja
in third position. Conversely, DANA being replaced one rank by OVO in Q2 2019 based on app
download. Dana is an e-wallet app as the result of joint venture Emtek Group and Ant Financial.
Dana is also known as official partner of Bukalapak for the transaction in e-commerce under
name BukaDompet.
6. OVO is in a strong position in Indonesia.
OVO as a standalone payment app showing its promising growth in Indonesia and managed to
be the runner-up based on app download in Q2 2019. OVO can be used as offline transaction in
Matahari Department Store, Lippo Mall, and cinema chains making it as e-wallet app with
exceptional advantages. OVO has a partnership with Grab as rebranding GrabPay, powered by
OVO.

OVO becomes the only official e-wallet app that can be used as a transaction method on Grab
Indonesia. Not stopping there, Tokopedia, as local e-commerce with the highest MAU on both
AppStore and Playstore based on Map of Ecommerce Q1 2019, also decided to do a partnership
with OVO as their e-wallet app payment with OVO cash. These two breakthroughs as a prove
that OVO deserves its position. OVO has a steady increase in growth in Q2 2018 based on
monthly active users data beating LinkAja.
7. LinkAja, Indonesia’s state-owned e-money platform.
LinkAja integrates exciting payment services provided by state-owned banks- Telkomsel’s
TCash, Bank Mandiri’s e-cash, BNI’s UnikQu, Telcom’s T-Money, and BRI’s T-Bank. Started on 30
July 2019, LinkAja is officially being a competitor of Go-Pay, OVO, and the others with a total
of 22 million registered users in Indonesia.
The number of LinkAja users are stabled despite is merged with other e-money and e-wallet
app in Q2 2019. iPrice research team found that LinkAja is steady at 3rd position for their
monthly active users since Q2 2018 until Q1 2019. For app download data, there was a decline
in Q4 2018, LinkAja which previously known as T-Cash fell by two ranks overtaken by OVO and
DANA which were incessantly promoting cashback during the quarter.

LinkAja has officially announced its soon partnership with Go-Jek, LinkAja will be one of the
payment option available on Go-Jek app.
8. Cashback offers and additional points are the key points to attract e-wallet app users.
Instant cashback offers and additional points by using e-wallet app become a powerful
marketing strategy to attract users using e-wallet app as cashless payment method. Reporting
from Tirto, Go-Pay as one of the top player in Indonesia offers up to 20-40% cashback for drinks
and foods to gain more costumer. Merchant’s owner also claimed that cashback promotion
helps to increase their sales. Data from Ekonomi.Bisnis cashback increases sales by 37% and
discount by 41%. Unfortunately, cashback cannot be cashed, it is only can be used using the
same e-wallet app, similarly, bonus points only can be used for the next transaction.
9. Ecommerce transaction, public transport, and offline transaction are the most common
services available on e-wallet app.
iPrice research team collected the data for service available from 38 legal e-wallet app and e-
money in Indonesia. The offline transaction is the most common service for e-wallet app
besides its benefit of cashback and points followed by e-commerce payments and public
transportation. Based on the report from Nomura ASEAN internet: Opening up the mobile
wallet Go-Pay has 10 types of services, LinkAja’s and Paytren has 8 types of services. DANA and
OVO have 7 type of services that is accessible in Indonesia.
LinkAja has 9 variations of service types, similar to Go-Jek, the difference is only LinkAja doesn’t
have access to ride-hailing payments. Meanwhile, Paytren has 8 types of service. DANA and
OVO are in the same position where they provide 7 types of e-wallet app services that can be
used in Indonesia. The difference, DANA can be used for payments on gaming applications
while OVO excels with its partnership with Grab Indonesia for transportation payments.

10. QR Pay the most used payment method.


QR Pay or QRC (Quick Response Code) is one of the payment methods used by e-wallet app in
Indonesia. There are 19 e-wallet apps among 38 registered e-wallet app and e-money using this
method as their payment option. In May 2019, the Indonesian government issued QRIS (Quick
Response Indonesia Standard) as one of the standardization efforts to increase the use of
cashless payments in Indonesia. Payment via QR code also found as a card replacement
solution to reach 65 million MSMEs (Micro, Small and Medium Enterprises) in Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai