inShare66
Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan
lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari
total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda
bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan
data dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013
mencapai angka Rp130 triliun.
Ini merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari pengguna
internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini berdasarkan data dari McKinsey.
Dibandingkan dengan China yang sudah mencapai 30%, Indonesia memang masih tertinggal
jauh, tapi perlu anda ingat bahwa jumlah ini akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya
penggunaan smartphone, penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan
tingkat kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat Indonesia
sebagai Negara kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah pasar yang berpotensi tumbuh
sangat besar di Indonesia.
Tahukah anda bahwa ternyata sudah semakin banyak kota-kota kecil di Indonesia yang mulai
berbelanja secara online? Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce di Indonesia mencatat
bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini turun
menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin
berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti
perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar e-commerce di
Indonesia.
Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh
42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia
(14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%) Tentulah nilai sebesar ini sangat menggoda bagi
sebagian investor, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa VC (Venture Capital) besar seperti
Rocket Internet, CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal
ke perusahaan e-commerce yang berbasis di Indonesia. Sebut saja beberapa diantaranya adalah
raksasa Lazada dan Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP Plaza, Ralali dan
masih banyak lagi. Mereka adalah sebagian contoh dari perusahaan e-commerce yang sukses dan
berhasil dalam memanfaatkan peluang pasar e-commerce di Indonesia yang sedang naik daun.
via Veritrans
Penyebab kedua kenapa orang Indonesia belum pernah belanja online adalah ketidakpercayaan.
Data riset dari Nielsen menyatakan bahwa 60% orang Indonesia masih takut untuk memberikan
informasi kartu kredit mereka di internet untuk belanja online, lebih besar dari negara-negara di
Asia Tenggara kecuali Filipina. Walaupun jumlahnya masih rendah dibanding negara dengan
total penduduk besar lainnya, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia sudah mulai bertumbuh,
pada tahun ini diharapkan pengguna kartu kredit di Indonesia akan mencapai angka 16.5
juta. Berbeda dengan kartu kredit, jumlah kartu debit di Indonesia jauh lebih unggul yaitu
hampir mencapai 80 juta pada tahun 2013 kemarin.
Seperti yang anda ketahui bahwa Indonesia memiliki berbagai macam bank. Banyaknya bank ini
termasuk hal yang mempersulit perusahaan e-commerce untuk menerima sistem pembayaran
dari berbagai bank ini. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia
seperti Tiket.com dan Traveloka.com menawarkan sistem pembayaran dari
14 channel pembayaran dari berbagai macam bank. Dengan begini, tidak ada lagi alasan bagi
konsumen untuk tidak berbelanja online karena masalah pembayaran sudah dipecahkan.
via Veritrans
Sumber: Majalah Marketing Edisi 08/XIV/Agustus/2014, WSJ, Event Veritrans: Rise of E-
Commerce
Enricko Lukman10:00 AM on Oct 31, 2013
10
Indonesia adalah salah satu pasar teknologi paling menjanjikan di Asia, sehingga cukup penting
bagi kami (dan bagi perusahaan) untuk memahami tingkah laku pengguna internet di negara ini.
Karena itulah perusahaan riset pemasaran bernama Markplus Insight dan majalah online
Marketeers memperlihatkan hasil survey terbaru mereka1 mengenai tingkah laku pengguna
Internet di Indonesia. Laporan ini mencakup penetrasi internet, tingkah laku belanja online, dan
brand favorit.
Studi ini juga menghitung penetrasi “masyarakat internet”, di mana masyarakat internet di sini
diartikan sebagai seseorang yang menghabiskan waktu paling tidak tiga jam untuk online tiap
harinya. Indonesia sekarang punya 31,7 orang masyarakat internet, naik dari 24,2 juta tahun lalu,
dan berarti penetrasinya juga naik sebesar tiga persen.
Hampir separuh masyarakat internet di Indonesia berusia di bawah 30 tahun, sementara 16,7
persennya berusia di atas 45 tahun. Kebanyakan masyarakat internet mengakses dunia online
melalui smartphone (86 persen) dan menghabiskan Rp 50.000 dan Rp 100.000 tiap bulannya
untuk mengakses internet.
Menariknya, masyarakat internet Indonesia lebih suka melakukan kegiatan belanja mereka di
grup chatting seperti grup BBM (27 persen), forum online atau situs listing seperti Kaskus dan
TokoBagus (26,6 persen), dan media sosial (26,4 persen) dibandingkan situs belanja online biasa
(20 persen). Orang-orang lebih suka grup chatting karena lebih dipercaya, mudah diakses,
sederhana, dan terkadang mereka memang kenal penjualnya. Harga masih menjadi faktor
terbesar yang mempengaruhi keputusan belanja.
Untuk metode pembayaran, 80,7 persen transaksi dilakukan melalui transfer bank. Metode
pembayaran lain adalah COD (27,1 persen) dan kartu kredit (2,5 persen).
Menariknya, 96 persen masyarakat internet ini mengaku tidak pernah membeli produk software
asli. Mungkin karena produk bajakan sangat mudah ditemukan di sini, dan penegakan hukum
untuk mengatasinya masih kurang baik.
Survey ini mengungkap perpindahan yang signifikan dari media tradisional ke dunia maya.
Hanya 55,3 persen dari masyarakat internet yang pernah membaca koran cetak enam bulan
terakhir ini. 98 persen responden pernah mengakses TV dan internet dalam enam bulan terakhir,
tapi untuk sumber informasi utama, internet lebih unggul seperti yang bisa Anda lihat di grafik di
atas.
Tentu saja, responden di sini adalah masyarakat internet – orang-orang yang menghabiskan
banyak waktu untuk online – sehingga hasil ini tidak mewakili kondisi Indonesia secara
keseluruhan.
Untuk informasi yang paling sering dicari di internet, masyarakat internet Indonesia kebanyakan
mencari berita (54,2 persen), hiburan (16,3 persen), film (10,2 persen), olahraga (8,7 persen), dan
musik (8,5 persen). Sisanya antara lain berita politik (7,4 persen), sinetron (6 persen), berita
seleb (5,5 persen), gosip (5,2 persen), dan konten pendidikan (5 persen).
Menariknya, meskipun Facebook tetap menguasai pasar media sosial di Indonesia, Google Plus
tanpa disadari lebih populer dibandingkan Twitter di kalangan masyarakat Indonesia yang
berusia di atas 30 tahun. Survey ini juga melihat berapa banyak orang yang menyediakan data
dan informasi pribadi yang asli ketika online, dah hasilnya adalah 55,6 persen dari mereka
memberikan informasi asli, sedangkan 31,8 persen lainnya lebih memilih menyembunyikan
identitasnya dengan keamanan sebagai alasan utamanya.
Yahoo dan Mindshare baru-baru ini juga bersama mengadakan survey yang juga menarik untuk
dibaca mengenai pengguna smartphone dan tablet di Indonesia.
1. Survey ini dilakukan ke 2.150 responden yang tinggal di 10 kota besar di Indonesia dan diadakan
dari bulan Agustus sampai September, dengan metode multistage random sampling. Usia
responden berada di antara 15 sampai 64 tahun dan mengakses internet paling tidak tiga jam
setiap harinya.
Keberatan Pembeli, merupakan bagian yang secara umum selalu muncul dalam penjualan. Justru tanpa
adanya keberatan, melakukan penjualan tidak akan mengalami seni. Seni terindah ketika kita mampu
melakukan closing order atau closing the sale adalah manakala kita mampu mengendalikan keberatan
(handling objection) dari seorang customer.
Secara umum keberatan yang sering muncul dalam menjual asuransi jiwa dapat kita bagi menjadi 4
jenis.
- No Money (Tidak ada uang)
- No Hurry (Tidak buru-buru)
- No Need (Tidak Butuh)
- No Trust (Tidak Percaya)
Brian Tracy, dalam bukunya The Art of Closing The Sale lebih merinci lagi tentang keberatn pelanggan.
Menurutnya ada 9 keberatan yang musti ditangani oleh penjual :
Keberatan pertama yang anda dapatkan adalah keberatan yang tersembunyi. Pembeli anda sebenarnya
memiliki beberapa pertanyaan atas penawaran anda tetapi mereka tidak mengatakan apapun pada
anda. Mereka mengangguk-angguk dan mendengarkan dengan perhatian, tetapi anda tidak
mendapatkan umpan balik dari mereka tentang sejauhmana anda maju dan seberapa baik anda
memberikan penjelasan.
Solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan membiarkan calon pembeli anda berbicara lebih banyak.
Gunakan pertanyaan terbuka, condongkan tubuh anda ke depan, dan dengarkan dengan baik jawaban
mereka. Semakin sering calon pembeli mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan anda,
semakin besar peluang mereka akan mengatakan apa yang menghambat mereka membeli apa yang
anda jual.
2. Alasan-alasan
Bentuk keberatan yang kedua adalah alasan-alasan. Alasan-alasan ini biasanya adalah reaksi naluriah
pada setiap langkah penjualan. Misalnya,
Semua itu adalah alasan. Semua itu tidak benar-benar serius. Penjual yang unggul akan mengangguk,
tersenyum, dan menyetujuinya, dan kemudian mengajukan pertanyaan untuk mengambil kendali
pembicaraan. Cara terbaik untuk menangani setiap penolakan awal, termasuk alasan dan reaksi sesaat
adalah dengan berkata seperti ini,
"Oh, tidak apa-apa, kebanyakan orang dalam situasi ini juga mengatakan hal yang sama ketika saya
menghubungi mereka. Tetapi justru sekarang mereka adalah pelanggan kami yang paling baik yang
merekomendasikan kami pada teman-teman mereka."
Tanggapan ini akan langsung mengalihkan fokus dari produk anda kepada pelanggan yang merasa puas.
Cara ini hampir selalu akan memicu tanggapan yang anda tunggu-tunggu dari mereka seperti:
Lalu ada yang disebut dengan keberatan dengan niat buruk. Ketika kita bertemu dengan banyak orang,
terkadang kita akan menghadapi orang yang tidak puas atau marah dengan situasi mereka. Karena
mereka tidak bisa mengungkapkannya pada atasan atau pasangan mereka, Mereka melampiaskannya
pada penjual yang ramah.
Orang-orang ini cenderung bersikap dan berperilaku negative. Mereka akan mengkritik produk anda
atau membandingkannya secara tidak adil dengan pesaing anda. Kadangkala mereka menyiratkan
bahwa harga yang anda tawarkan terlalu mahal atau produk anda kualitasnya tidak cukup baik.
Cara yang baik untuk menangani keberatan dengan niat buruk ini adalah dengan menyadari bahwa
sebenarnya anda bukanlah sasaran yang dimaksudkannya. Orang yang sedang anda ajak bicara saat ini
sedang memiliki masalah yang tidak ada urusannya dengan anda. Anda hanya kebetulan berada di
persimpangan emosi antara dirinya dengan factor-faktor lain dalam hidupnya. Tugas anda sebagai
penjual professional, adalah untuk tetap tenang, percaya diri, positif, dan sopan. Seringkali sikap ini akan
melembutkan sikap negative calon pembeli dan pada akhirnya akan mendorongnya untuk lebih terbuka
pada anda.
4. Meminta Informasi
Keberatan keempat yang paling umum adalah meminta informasi. Hal ini adalah jenis keberatan terbaik
yang bisa anda dengar, karena anda tahun bagaimana menjawabnya sebaik atau bahkan lebih baik dari
bagian lain presentasi anda. Kapanpun seorang calon pembeli meminta informasi tentang hasil atau
manfaat yang bisa diperoleh dari produk atau jasa yang anda jual dan bagaimana mereka bisa
memperolehnya, maka itu berarti anda berada dalam posisi yang sangat baik untuk menutup penjualan.
Gunakan semua keterampilan anda dalam menangani keberatan. Sambutlah keberatan itu. Utarakan
pujian atas pertanyaan yang mereka ajukan. Dan jawablan dengan lengkap yang diakhiri dengan kata,
"apakah pertanyaan anda sudah terjawab sekarang?"
Jenis keberatan yang lain adalah keberatan untuk pamer. Kadangkalan calon pembeli mencoba
menunjukkan pada kita seberapa banyak yang ia tahu tentang produk kita, Mereka melakukan
pengamatan yang cangging atau mengajukan pertanyaan yang kompleks tentang produk, jasa, atau
industri kita.
Ketika ini terjadi, tanggapi dengan merendahkan diri. Tunjukkan bahwa anda sangat terkesan dengan
apa yang sudah diketahui oleh calon pembeli. Dengarkan lebih banyak dan biarkan calon pembeli lebih
banyak berbicara. Tunjukkan sikap menyetujui dan sopan. Ingatlah, ketika kita merasa penting dengan
mendengarkan dengan penuh perhatian, ia akan cenderung bersikap lebih hangat pada anda.
6. Keberatan Subyektif
Jenis keberatan keenam yang paling umum adalah keberatan subyektif atau pribadi. Keberatan ini
ditujukan kepada anda sebagai penjual. Calon pembeli mungkin akan mengatakan.”Anda sepertinya
sudah mahir dalam bidang ini ya?” atau “wah, anda pasti mendapat untung besar menjual produk ini.”
Kapanpun seseorang menjadi kritis pada anda, itu bisa jadi merupakan tanda bahwa anda terlalu banyak
bicara tentang diri anda. Prospek ini mencoba untuk sedikit menjatuhkan anda dengan mengkritik
penampilan atau perilaku anda.
Ketika anda menyadari telah terlalu banyak bicara tentang perusahaan, produk, atau diri anda sendiri,
berhentilah dan ajukan pertanyaan. Mulailah bicara tentang pelanggan. Ajukan pertanyaan tentang apa
yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Buat pelanggan ini menjadi pusat dari perhatian anda, maka
keberatan itu akan berhenti dengan sendirinya.
7. Keberatan Obyektif
Anda mungkin juga akan mendengar keberatan obyektif atau factual. Keberatan ini ditujukan pada
produk anda dan janji yang anda buat dalam kaitannya dengan apa yang akan anda lakukan pada
pelanggan. Prospek mungkin akan berkata, ”Saya rasa itu tidak akan memberikan apa yang kami
inginkan.” atau ”Cukup baik, tetapi tidak cukup memuaskan.”
Bila anda bisa menjawan keberatan obyektif, umumnya anda akan segera menutup penjualan. Cara
terbaik untuk melakukannya adalah dengan memberikan kesaksian, bukti lain yang memperjelas bahwa
produk yang anda tawarkan akan memenuhi janjinya. Yakinkan calon pembeli bahwa ia akan
mendapatkan manfaat yang anda janjikan maka anda akan mempermudahnya membeli.
Jenis keberatan kedelapan adalah apa yang kita sebut dengan penolakan umum penjualan. Hal ini selalu
muncul di awal presentasi. Sampai anda menetralisir penolakan umum ini, calon pembeli akan
mendengarkan presentasi anda dengan setengah hati.
Turunkan penolakan awal dengan melakukan pendekatan. Katakan ” Tuan Calon Pembeli, terima kasih
atas waktu yang diberikan. Harap tenang, saya tidak akan menjual apapun pada anda hari ini. Yang saya
inginkan adalah bertanya pada anda beberapa pertanyaan dan untuk melihat apakah ada kemungkinan
perusahaan saya bisa membantu anda mencapai sasaran anda dengan efektif. Apakah ini bisa
diterima?”
Ketika prospek merasa santai dan mengijinkan anda mengajukan pertanyaan, anda segera mulai dengan
pertanyaan terbuka yang sudah anda siapkan sebelumnya untuk mengkualifikasi calon pembeli akan
kebutuhannya.
9. Jalan Terakhir
Keberatan paling umum yang terakhir adalah jalan terakhir. Anda telah memberikan presentasi, dan
calon pembeli anda melihat dengan jelas manfaat produk bagi dirinya. Ia tahu dan memahami apa yang
anda jual dan seberapa banyak yang anda minta. Ia hampir melakukan pembelian, tetapi ia masih
mengalami keraguan.
"Bagaimana saya tahu saya mendapatkan harga yang pantas?" mungkin ia akan berkata demikian. Atau
"Anda yakin ini adalah tawaran yang terbaik?" dengarkan dengan rasa hormat; kemudian yakinkan calon
pembeli anda bahwa tawaran anda adalah yang terbaik, pada harga yang pantas, dan semua orang yang
pernah membelinya merasa senang.
Bagaimana Mengendalikan Keberatan (Handling Objection) Pembeli
Keberatan pembeli terhadap pembelian barang, dapat menimbulkan suatu masalah di dalam penjualan.
Dalam masalah ini ada kemungkinan terjadi ketidakpuasan atau ketidaksesuaian paham antara pembeli
dan penjual. Akan tetapi keberatan tersebut, harus ditanggapi dengan penuh kebijakan, karena jika tidak
ditanggapi dengan baik, maka para pembeli barangnya.
Bilamana melihat ada tanda-tanda keberatan pembeli terhadap barang-barang yang dibelinya, seorang
penjual harus dapat menguasai diri. Di sini seorang penjual jangan emosi dan jangan memperlihatkan
ketidaksenangannya. Di dalam menghadapi dan mengatasi keberatan pembeli seorang penjual, harus
mengajak calon pembeli berbicara. Kemudian dengarkan segala keberatan dan keluhannya dengan
senang, lalu ajukan beberapa pertanyaan, kemudian pengaruhi dengan anjuran.
Berikut adalah cara praktis mengatasi atau mengendalikan keberatan pembelinya itu:
E-Business/E-Commerce/E-Marketing ??
Posted By: raynaldofr - Aug• 27•13
image: http://blog.directorymaximizer.com/wp-content/uploads/2011/12/marketing-channel1.jpg
http://blog.directorymaximizer.com
Jualan di dunia maya sudah bukan hal asing lagi sekarang, apalagi membelinya, hal ini bisa
dilakukan siapa saja, dimana saja, kapan saja,, sungguh menakjubkan!! yang lebih menakjubkan
lagi, remaja, anak SMA, SMP bahkan SD! sudah ada loh yang bisa mendapatkan uang dari
internet, dari cuman bermain game seperti di facebook yaitu texas holde’m poker, mafia wars,
point blank. Wah wah, kayanya makin rame nih kegiatan transaksi yang terjadi di dunia maya.
Jadi pengen tau lebih lanjut nih tentang kegiatan itu, lumayan kan, hoho. Apa si nama kegiatan
itu?pas cari cari si ada yang bilang e business,e commerce, e marketing, waduh itu apa y?yuk
deh kita bahas bersama-sama..:)
E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2004:74) adalah sebagai berikut: E-Marketing is
the marketing side of E-Commerce, it consists of company efforts to communicate abaout,
promote and sell products and services over the internet. Dimana kalo dalam bahasa kita dapat
diartikan sebagai berikut: E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce, yang terdiri
dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual
barang dan jasa melalui internet.
Sehingga dari pengertian di atas terlihat bahwa e-commerce adalah bagian dari e-business dan e-
marketing bagian dari e-commerce, dan nyatanya memang berbeda di antara tiga kata tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, mari kita lihat perbedaan e-commerce dan e-business dari
http://www.anneahira.com/karir/e-bisnis.htm
1. E Commerce adalah bagian dari E Bisnis. Jika Anda mengingat diagram Venn ketika belajar
di sekolah, maka anda dapat dengan baik memahami apa saya sampaikan. Bagian yang satu
adalah konsep yang sangat luas, sedangkan satunya hanyalah satu bagian kecil dari itu.
Hubungan ini akan dihapus pada poin berikutnya.
3. Untuk berjualan secara online adalah e-commerce, namun untuk membawa dan
mempertahankan pelanggan dan mendidik secara online tentang produk atau layanan termasuk e
bisnis. Memiliki sebuah website untuk melakukan hal itu tidaklah cukup.Tapi, membuat situs
profesional yang dibangun dengan teknologi terbaru untuk menangkap perhatian pengunjung dan
memenangkan apresiasi, maka itulah yang diperlukan. Bila uang yang terlibat, maka hal pertama
yang pengguna cari adalah keselamatan dan keamanan yang menggunakan uang. Memiliki
sebuah website dengan kualitas yang baik sangatlah penting.
4. Ketika Dell menjual komputer, laptop, monitor, printer, aksesoris dan lain sebagainya secara
online, maka ini bukan lagi e commerce tetapi e bisnis. mengapa saya katakan demikian. Bila
pengunjung datang pada website, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat desain website dan
melakukan navigasi, serta hal-hal yang akan membantu dia menemukan apa yang dia
inginkan.Dan, jika ia langsung menemukan pada halaman ia cari, ia akan mencari informasi yang
berkaitan dengannya. Informasi yang diberikan harus menarik dan menghilangkan keraguan bagi
pengunjung, yang mengubahnya menjadi seorang klien. Hingga saat ini tidak ada uang yang
telah ditukarkan atau diperbincangkan. Jadi, apakah ini adalah e-commerce? Bukan, ini adalah e
bisnis yang memandu para pengunjung.
5. E Commerce juga telah ditetapkan sebagai proses yang meliputi menarik pelanggan, pemasok
dan mitra eksternal, sementara e bisnis meliputi internal seperti proses produksi, manajemen
inventaris, pengembangan produk, manajemen risiko, keuangan dan lain sebagainya.
Secara keseluruhan, e commerce dapat digambarkan sebagai penggunaan internet dan Web untuk
transaksi bisnis. Lebih formalnya, secara digital memungkinkan terjadinya transaksi komersial
antara organisasi dan individu.
Di sisi lain, e bisnis dapat digambarkan sebagai proses digital yang memungkinkan proses
transaksi dalam perusahaan, melibatkan sistem informasi di bawah kontrol yang kuat. Selain itu,
aplikasi e bisnis bisa turun menjadi e commerce ketika sebuah pertukaran nilai terjadi.
Yup yup,ahyak..^^, sepertinya sekarang saya lebih mulai paham mengenai kata-kata tersebut,
semoga ini juga bermanfaat yo, bagi para pembaca. Hoho, ok deh kalo begitu, untuk sekarang
mungkin cukup definisi dulu, sepertinya untuk nanti akan menarik kalo kita coba belajar lagi
mengetahui bagaimana cara melakukanya..xD.Yuk sama sama belajar, semangat!^^
www.raynaldofr.com
1. Menghemat waktu
Berbelanja online memang dijadikan pilihan bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu
untuk berbelanja di pusat perbelanjaan, namun harus memenuhi setiap kebutuhan. Dengan
belanja secara online, kita yang sibuk hampir 24 jam saja, bisa mendapatkan barang yang kita
inginkan. Sekitar 72% masyarakat memberikan alasan ini saat ditanya mengapa mereka memilih
berbelanja online daripada offline.
2. Tidak perlu keluar rumah
Saat kita diliputi rasa malas, tapi harus segera memenuhi kebutuhan atau mewujudkan keinginan,
maka belanja online adalah pilihannya. Saat kita menginginkan sebuah barang yang jauh dari
kota atau tempat kita tinggal dan tidak mampu kita jangkau dengan mudah, maka kita bisa
membeli produk itu secara online. 66% orang beralasan ini saat mereka menjelaskan alasan
mengapa dirinya berbelanja online.
Produk yang kita beli dari salah satu toko online akan diantar langsung ke alamat kita. Bisa
melalui jasa pengiriman barang atau diantar langsung oleh penjualnya. 64% dari responden
mengatakan bahwa barang yang diantar kerumah akan jauh lebih efisien ketimbang kita yang
membawa barang dengan jumlah banyak.
Biasanya masyarakat memang memanfaatkan toko online untuk mencari informasi seputar
produk yang diinginkan. Entah pada akhirnya memutuskan berbelanja online ataupun offline.
Sebanyak 61% dari jumlah responden memilih alasa ini ketika hendak berbelanja online.
58% masyarakat yang mengikuti survey ini mencari produk yang tidak ada di pasaran melalui
media online. Hingga akhirnya memutuskan untuk membeli produknya secara online.
Sekalipun harus menambahkan beberapa rupiah untuk biaya kirim, konsumen tidak keberatan.
Alasannya karena produk yang diinginkan sudah didapatkan, harga murah, dan tidak repot untuk
mencari dan membeli secara offline. Sebanyak 45% masyarakat memilih berbelanja online
karena harga yang didapatkan jauh lebih murah daripada berbelanja langsung di toko.
Sebagai konsumen kita juga harus bijak saat berbelanja online. Ketika kita masih ragu untuk
membelanjakan uang untuk produk di toko online, coba saja cek testimonial pelanggan dari toko
online itu. Lihatlah bagaimana pelanggan memberikan feed back atau tanggapan atas produk
yang mereka beli. Dari situ kepercayaan memang akan terbentuk untuk membeli produk dari
toko online tertentu.
Lalu dimana saja biasanya mereka berbelanja produk secara online? Sosial media, marketplace
dan melalui media resmi seperti website toko online.
Jika kamu pernah mendengar bahwa ada banyak jasa website toko online, seperti
Jagoanstore.com. Menciptakan peluang berbisnis untuk para UKM dan juga memudahkan para
konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan secara online. Dengan website yang bisa
disesuaikan dengan jenis usaha, Jagoanstore.com menawarkan website toko online dengan fitur
yang dibutuhkan oleh toko online dan mudah digunakan.
Nah, kalau sekarang kamu yang harus mengikuti survey diatas, apa alasan kamu berbelanja
secara online? :)
ya - Pendiri Tokopedia
Wink Enterpreneur, Pebisnis Sukses, Pendiri Perusahaan, Profil Pengusaha
Advertisement
Profil dan Biografi William Tanuwijaya. Ia dikenal sebagai Pendiri Tokopedia bersama Leontinus Alpha
Edison. William Tanuwijaya lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November
1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya tersebut, dan selama 18 tahun di kampung
halamannya, setelah lulus SMA ia kemudian memberanikan diri untuk berangkat ke ibukota yaitu
Jakarta untuk kuliah. Ia diterima di Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta. Selama kuliah, ia rajin
mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai kuliahnya. Ketika masuk semester dua di kampusnya, ia
kemudian bekerja di Warnet dari jam 9 Malam hingga jam 9 pagi.
Setelah lulus dari kampusnya yaitu BINUS, ia kemudian bekerja di kantoran yang bergerak dibidang
pengembangan software komputer. Namun lama kelamaan mulai terbesit ide dipikiran William
Tauwijaya untuk mendirikan perusahaan sendiri. Dimana mimpinya adalah mempunyai perusahaan
Internet sendiri. Kemudian pada tahun 2007, dari idenya ia kemudian mulai membangun Tokopedia. Ide
William Tanuwijaya mengenai tokopedia datang ketika ia menjadi moderator dalam forum online
Kafegaul yang mempunyai fasilitas jual beli, hingga ia kemudian mulai terinpirasi dari hal tersebut untuk
menciptakan startup baru yang kemudian ia namakan dengan tokopedia.
William Tanuwijaya kemudian mendatangi satu persatu orang yang ia kenal untuk memodali idenya
tersebut. Dari bos di tempat kerjanya hingga kenalan teman-teman bosnya. Ia kemudian mulai
menceritakan mengenai Tokopedia, sebuah pasar online atau e-commerce tempat bertemunya penjual
dan pembeli dari seluruh Indonesia, dimana orang-orang dapat memasarkan produk-produk mereka
keseluruh Indonesia melalu Tokopedia. Tokopedia juga menjadi perantara jual beli online yang aman
bagi penggunanya. Sehingga idenya tersebut dapat memecahkan masalah marketplace yang dialami di
Indonesia.
Selama dua tahun, ia bekerja keras terus menerus mencari investor untuk membiayai ide 'Tokopedia'
nya tersebut. Banyak investor yang menanyakan pengalaman William Tanuwijaya dalam berbisnis.
Banyak juga yang menganggap bahwa mimpinya terlalu tinggi. Disinilah modal mengenai kepercayaan
menurutnya itu sangat penting sebab sangat sulit menurutnya untuk
Advertisement
mendapatkan kepercayaan orang lain apalagi untuk memulai bisnisnya tersebut. Semua ia lakukan dari
Nol untuk membangun bisnisnya tersebut.
Logo Tokopedia
William Tanuwijaya Founder Tokopedia
Tokopedia terus menerus mendapatkan pendanaan dari tahun ke tahun dari para investor mengingat
perkembangannya sangat baik, seperti , East Ventures tahun 2010, CyberAgent Venture di tahun 2011,
Beenos di tahun 2012 dan Softbank pada tahun 2013. Tokopedia buatan William Tanuwijaya dan
Leontinus Alpha Edison terus menerus berkembang, bahkan pada akhir tahun 2014, Tokopedia
mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank Internet yang juga
memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah memodali Google dan Apple dan Instagram.
William Tanuwijaya kemudian sekarang ini menjadi CEO perusahaan Tokopedia serta Leontinus Alpha
Edison menjadi COO Tokopedia. Hingga kini tokopedia terus menerus berkembang pesat berkat usaha
pantang menyerah William Tanuwijaya dan rekannya Leontinus Alpha Edison. Semoga Informasi
mengenai Biografi William Tanuwijaya - Pendiri Tokopedia dapat bermanfaat
bagi Biografiku.com sekalian. Terima Kasih. :)
Bukalapak.com adalah e-commerce online marketplace yang bertujuan memberdayakan usaha kecil dan
menengah (UKM) Indonesia dengan menjual produk-produk UKM secara online. Sejak didirikan pada
tahun 2010, kini Bukalapak telah menjadi e-commerce besar yang paling berkembang di Asia Tenggara,
dengan pertumbuhan penjualan 20 persen perbulan.
Dengan jumlah 150 ribu lebih Pelapak (UKM) yang telah bergabung, Bukalapak telah berhasil menjadi
marketplace yang mampu mengumpulkan kelompok penjual di Indonesia dan menjadi online
marketplace terbesar di Indonesia (menurut ComScore).
Lalu siapa orang dibalik kesuksesan Bukalapak.com saat ini? ialah Achmad Zaky, CEO sekaligus Pendiri
Bukalapak.com.
Profil Achmad Zaky
Achmad Zaky lahir tahun 1986 di Sragen, Jawa Tengah. Ia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung
(ITB) jurusan Teknik Informatika, angkatan 2008.
Sebenarnya sebelum memulai ini semua, setelah lulus kuliah Zaky berkeinginan bekerja di BCG atau
Mckinsey. Tetapi ia ditolak dan gagal mendapatkan pekerjaan di kedua tempat itu.
Sebenarnya sebelum masuk ITB, tujuannya kuliah hanya berkeinginan memperoleh pekerjaan bagus
dengan gaji besar. Namun seiring berjalannya waktu setelah kuliah ia mengalami perubahan cara
berfikir. Dimana di ITB itu sangat entreprenerial, karena lulusannya yang menjadi pengusaha bisa
menjadi role model, seperti Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro yang sukses menjadi pengusaha sukses
di tanah air. Oleh karena itu setelah lulus di ITB pilihannya hanya ada dua, yaitu kerja di perusahaan
besar seperti Mckinsey dan BCG atau membangun perusahaan sendiri.
Akhirnya sejak kuliah ia sudah berkecimpung di dunia StartUp dengan mendirikan Suitmedia, yakni
perusahaan jasa konsultan website perusahaan, dan hingga kini usaha ini masih tetap dijalani. Pada
2010, melihat perkembangan Suitmedia tumbuh sangat pesat. Setahun kemudian ia mendirikan
Bukalapak. Sejak itulah ia memutuskan untuk fokus membangun Bukalapak menjadi online marketplace
terpercaya yang banyak dikenal masyarakat Indonesia.
Ketika itu melalui fitur message di Facebook ia hanya bisa mengajak 100 orang perhari untuk mengajak
orang berjualan di Bukalapak. Tantangan terberatnya dalam mengajak seller bergabung yaitu masalah
kepercayaan terhadap e-commerce, karena kebanyakan orang takut tertipu. Jadi diawal ia dan tim fokus
menyelesaikan masalah kepercayaan dengan cara mengedukasi seller. Kala itu Bukalapak sering
membuat kisah sukses seller dan menyebarkannya ke Twitter guna mengedukasi seller lain agar menjadi
seller terpercaya.
Ia bermimpi untuk menjadikan Bukalapak sebagai sarana online marketplace yang aman dan
menjanjikan di masa depan. Bukalapak hadir mewadahi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di
Indonesia untuk tumbuh berkembang melalui internet.
Ia yakin bahwa peluang e-commerce sangat terbuka lebar. Setiap orang dapat bergabung serta menjadi
penjual dan pembeli secara gratis. Baginya berjualan di toko fisik membutuhkan investasi besar, seperti
biaya sewa toko. Nah, pengeluaran semacam itu dapat dipangkas apabila berjualan melalui internet.
Kemudian setelah didirikan, Bukalapak mengalami kemajuan pesat dalam kurun waktu 3 tahun sejak
didirikan pada 2011, Bukalapak.com telah memiliki 150.000 penjual. Produk yang dijual pun sangat
beragam, mulai dari elektronik, makanan hingga produk fashion.
Ekspektasi Pendiri Bukalapak
Setelah berhasil memperoleh kucuran dana investasi dari EMTEK Group sejumlah ratusan miliar rupiah,
kedepan CEO sekaligus Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky menargetkan pertumbuhan 8 kali lipat pertahun
di berbagai aspek, mulai dari penjualan hingga pengguna.
Bukalapak berkeinginan membangun kepercayaan melalui transaksi proses transaksi online yang
terpercaya, serta membangun komunitas pasar daring terkuat di Indonesia.