Anda di halaman 1dari 25

Data Statistik Mengenai Pertumbuhan Pangsa Pasar E-

Commerce di Indonesia Saat Ini


Posted 16 September 2014 by Wyndo Mitra & filed under Berita, Ecommerce Indonesia.

inShare66

Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan
lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari
total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda
bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan
data dari Menkominfo  yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013
mencapai angka Rp130 triliun.

Ini merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari pengguna
internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini berdasarkan data dari McKinsey.
Dibandingkan dengan China yang sudah mencapai 30%, Indonesia memang masih tertinggal
jauh, tapi perlu anda ingat bahwa jumlah ini akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya
penggunaan smartphone, penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan
tingkat kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat Indonesia
sebagai Negara kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah pasar yang berpotensi tumbuh
sangat besar di Indonesia.
Tahukah anda bahwa ternyata sudah semakin banyak kota-kota kecil di Indonesia yang mulai
berbelanja secara online? Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce di Indonesia mencatat
bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini turun
menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin
berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti
perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar e-commerce di
Indonesia.

Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh
42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia
(14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%) Tentulah nilai sebesar ini sangat menggoda bagi
sebagian investor, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa VC (Venture Capital) besar seperti
Rocket Internet, CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal
ke perusahaan e-commerce yang berbasis di Indonesia. Sebut saja beberapa diantaranya adalah
raksasa Lazada dan Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP Plaza, Ralali dan
masih banyak lagi. Mereka adalah sebagian contoh dari perusahaan e-commerce yang sukses dan
berhasil dalam memanfaatkan peluang pasar e-commerce di Indonesia yang sedang naik daun.

Perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online


Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada tahun 2013 golongan kelas
menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74 juta orang dan diprediksi pada tahun 2020,
angka ini naik menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat
dari data ini, sudah jelas dan bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia
sangatlah besar. Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan
untuk mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka
inginkan. Tapi walaupun memiliki potensi yang besar, tetap ada beberapa masalah yang menjadi
penghambat pertumbuhan konsumen yang pernah belanja online.
Dalam artikel di WSJ menyatakan bahwa penyebab pertama kenapa orang Indonesia sampai saat
ini masih ada yang belum pernah belanja online adalah rendahnya penetrasi kartu debit dan
kredit. Berdasarkan data dari Euromonitor International di tahun 2013, ada 92 juta atau lebih
dari 40% akun bank yang terhubung ke kartu kredit dan debit dari total penduduk Indonesia yang
mencapai 240 juta. Jika dibandingkan dengan penetrasi mobile phone, angka ini masih rendah
karena sekitar 85% orang Indonesia memiliki mobile phone yang mana setiap bulannya mereka
menghabiskan 661 halaman untuk browsing.

via Veritrans
Penyebab kedua kenapa orang Indonesia belum pernah belanja online adalah ketidakpercayaan.
Data riset dari Nielsen menyatakan bahwa 60% orang Indonesia masih takut untuk memberikan
informasi kartu kredit mereka di internet untuk belanja online, lebih besar dari negara-negara di
Asia Tenggara kecuali Filipina. Walaupun jumlahnya masih rendah dibanding negara dengan
total penduduk besar lainnya, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia sudah mulai bertumbuh,
pada tahun ini diharapkan pengguna kartu kredit di Indonesia akan mencapai angka 16.5
juta. Berbeda dengan kartu kredit, jumlah kartu debit di Indonesia jauh lebih unggul yaitu
hampir mencapai 80 juta pada tahun 2013 kemarin.

Ini adalah permasalahan yang harus dipecahkan perusahaan e-commerce dari sisi infrastruktur


dan juga sistem pembayarannya. Perusahaan e-commerce harus bisa meyakinkan
calon customer  mereka agar mereka mau berbelanja secara online khususnya untuk target pasar
anak muda yang pada umumnya sangat mengetahui perkembangan teknologi. Jika suatu
perusahaan e-commerce  bisa memberikan rasa kenyamanan dalam berbelanja online dan
menyediakan sistem pembayaran yang bisa diterima banyak orang, diharapkan akan semakin
banyak orang Indonesia yang tidak akan ragu lagi untuk berbelanja, baik menggunakan kartu
kredit ataupun debit mereka.

Seperti yang anda ketahui bahwa Indonesia memiliki berbagai macam bank. Banyaknya bank ini
termasuk hal yang mempersulit perusahaan e-commerce untuk menerima sistem pembayaran
dari berbagai bank ini. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia
seperti Tiket.com dan Traveloka.com menawarkan sistem pembayaran dari
14 channel  pembayaran dari berbagai macam bank. Dengan begini, tidak ada lagi alasan bagi
konsumen untuk tidak berbelanja online karena masalah pembayaran sudah dipecahkan.

Potensi pasar e-commerce di Indonesia


Menurut Matthew Driver, presiden MasterCard untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah
salah satu negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce yang terbesar di Asia-Pacific. Di
bawah ini adalah jumlah estimasi penjualan e-commerce untuk wilayan Asia-Pacific.
via Veritrans

Sedangkan gambar di bawah ini menunjukkan estimasi pada penjualan e-commerce B2C di


beberapa negara Asia. Walaupun jumlah penjualan di Indonesia masih rendah dibanding negara
lainnya, namun melihat perkembangan Indonesia yang cukup pesat, tidak menutup kemungkinan
negara tercinta kita ini akan menyaingi negara Asia lain yang sudah dulu menghasilkan
penjualan e-commerce di atas Indonesia.

via Veritrans
Sumber: Majalah Marketing Edisi 08/XIV/Agustus/2014, WSJ, Event Veritrans: Rise of E-
Commerce

Laporan: inilah yang dilakukan 74,6 juta pengguna internet Indonesia


ketika online
9Comments


 Enricko Lukman10:00 AM on Oct 31, 2013
 10

Indonesia adalah salah satu pasar teknologi paling menjanjikan di Asia, sehingga cukup penting
bagi kami (dan bagi perusahaan) untuk memahami tingkah laku pengguna internet di negara ini.
Karena itulah perusahaan riset pemasaran bernama Markplus Insight dan majalah online
Marketeers memperlihatkan hasil survey terbaru mereka1 mengenai tingkah laku pengguna
Internet di Indonesia. Laporan ini mencakup penetrasi internet, tingkah laku belanja online, dan
brand favorit.

Siapa yang online


Survey ini mengungkap bahwa tahun ini terdapat 74,6 pengguna internet di Indonesia, naik 22
persen dari tahun lalu yang jumlahnya 61,1 juta. Angka ini akan melampaui 100 juta di tahun
2015.

Studi ini juga menghitung penetrasi “masyarakat internet”, di mana masyarakat internet di sini
diartikan sebagai seseorang yang menghabiskan waktu paling tidak tiga jam untuk online tiap
harinya. Indonesia sekarang punya 31,7 orang masyarakat internet, naik dari 24,2 juta tahun lalu,
dan berarti penetrasinya juga naik sebesar tiga persen.

Hampir separuh masyarakat internet di Indonesia berusia di bawah 30 tahun, sementara 16,7
persennya berusia di atas 45 tahun. Kebanyakan masyarakat internet mengakses dunia online
melalui smartphone (86 persen) dan menghabiskan Rp 50.000 dan Rp 100.000 tiap bulannya
untuk mengakses internet.

Tingkah laku belanja online


20 persen masyarakat internet melakukan belanja online di Indonesia, naik hanya lima persen
dibandingkan tahun lalu. Kebanyakan mereka yang belanja adalah wanita. Tiga barang yang
paling sering dibeli: pakaian (61,7 persen), sepatu (20,2 persen), dan tas (20 persen). 14 persen
masyarakat internet ini rata-rata menghabiskan Rp 200.000 untuk berbelanja online.

Menariknya, masyarakat internet Indonesia lebih suka melakukan kegiatan belanja mereka di
grup chatting seperti grup BBM (27 persen), forum online atau situs listing seperti Kaskus dan
TokoBagus (26,6 persen), dan media sosial (26,4 persen) dibandingkan situs belanja online biasa
(20 persen). Orang-orang lebih suka grup chatting karena lebih dipercaya, mudah diakses,
sederhana, dan terkadang mereka memang kenal penjualnya. Harga masih menjadi faktor
terbesar yang mempengaruhi keputusan belanja.

Untuk metode pembayaran, 80,7 persen transaksi dilakukan melalui transfer bank. Metode
pembayaran lain adalah COD (27,1 persen) dan kartu kredit (2,5 persen).

Menariknya, 96 persen masyarakat internet ini mengaku tidak pernah membeli produk software
asli. Mungkin karena produk bajakan sangat mudah ditemukan di sini, dan penegakan hukum
untuk mengatasinya masih kurang baik.

(Lihat juga: 6 fakta mengenai COD di Indonesia)


Media digital mengambil alih bisnis tradisional

Survey ini mengungkap perpindahan yang signifikan dari media tradisional ke dunia maya.
Hanya 55,3 persen dari masyarakat internet yang pernah membaca koran cetak enam bulan
terakhir ini. 98 persen responden pernah mengakses TV dan internet dalam enam bulan terakhir,
tapi untuk sumber informasi utama, internet lebih unggul seperti yang bisa Anda lihat di grafik di
atas.

Tentu saja, responden di sini adalah masyarakat internet – orang-orang yang menghabiskan
banyak waktu untuk online – sehingga hasil ini tidak mewakili kondisi Indonesia secara
keseluruhan.

Untuk informasi yang paling sering dicari di internet, masyarakat internet Indonesia kebanyakan
mencari berita (54,2 persen), hiburan (16,3 persen), film (10,2 persen), olahraga (8,7 persen), dan
musik (8,5 persen). Sisanya antara lain berita politik (7,4 persen), sinetron (6 persen), berita
seleb (5,5 persen), gosip (5,2 persen), dan konten pendidikan (5 persen).

Brand yang menjadi favorit masyarakat internet


Situs atau aplikasi online apa saja yang paling banyak digemari di Indonesia? Berikut adalah
beberapa dari keseluruhan daftarnya:

 Media online: Detik, Kompas, dan Yahoo.


 Toko online: TokoBagus, Kaskus, Facebook (ya, di sini Facebook juga dianggap toko online).
 Internet banking: KlikBCA, Mandiri, dan BRI.
 Aplikasi chatting: BBM, WhatsApp, dan Line.

Google Plus populer di antara pengguna yang lebih tua

Menariknya, meskipun Facebook tetap menguasai pasar media sosial di Indonesia, Google Plus
tanpa disadari lebih populer dibandingkan Twitter di kalangan masyarakat Indonesia yang
berusia di atas 30 tahun. Survey ini juga melihat berapa banyak orang yang menyediakan data
dan informasi pribadi yang asli ketika online, dah hasilnya adalah 55,6 persen dari mereka
memberikan informasi asli, sedangkan 31,8 persen lainnya lebih memilih menyembunyikan
identitasnya dengan keamanan sebagai alasan utamanya.

Yahoo dan Mindshare baru-baru ini juga bersama mengadakan survey yang juga menarik untuk
dibaca mengenai pengguna smartphone dan tablet di Indonesia.
1. Survey ini dilakukan ke 2.150 responden yang tinggal di 10 kota besar di Indonesia dan diadakan
dari bulan Agustus sampai September, dengan metode multistage random sampling. Usia
responden berada di antara 15 sampai 64 tahun dan mengakses internet paling tidak tiga jam
setiap harinya.

Handling Objection; Keberatan Calon Pembeli dan Cara Mengatasinya


8/14/2013  Marketing, Materi Kuliah  3 comments

Keberatan Pembeli, merupakan bagian yang secara umum selalu muncul dalam penjualan. Justru tanpa
adanya keberatan, melakukan penjualan tidak akan mengalami seni. Seni terindah ketika kita mampu
melakukan closing order atau closing the sale adalah manakala kita mampu mengendalikan keberatan
(handling objection) dari seorang customer.

Secara umum keberatan yang sering muncul dalam menjual asuransi jiwa dapat kita bagi menjadi 4
jenis.
- No Money (Tidak ada uang)
- No Hurry (Tidak buru-buru)
- No Need (Tidak Butuh)
- No Trust (Tidak Percaya)

Brian Tracy, dalam bukunya The Art of Closing The Sale lebih merinci lagi tentang keberatn pelanggan.
Menurutnya ada 9 keberatan yang musti ditangani oleh penjual :

1. Keberatan yang tersembunyi

Keberatan pertama yang anda dapatkan adalah keberatan yang tersembunyi. Pembeli anda sebenarnya
memiliki beberapa pertanyaan atas penawaran anda tetapi mereka tidak mengatakan apapun pada
anda. Mereka mengangguk-angguk dan mendengarkan dengan perhatian, tetapi anda tidak
mendapatkan umpan balik dari mereka tentang sejauhmana anda maju dan seberapa baik anda
memberikan penjelasan.

Solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan membiarkan calon pembeli anda berbicara lebih banyak.
Gunakan pertanyaan terbuka, condongkan tubuh anda ke depan, dan dengarkan dengan baik jawaban
mereka. Semakin sering calon pembeli mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan anda,
semakin besar peluang mereka akan mengatakan apa yang menghambat mereka membeli apa yang
anda jual.

2. Alasan-alasan

Bentuk keberatan yang kedua adalah alasan-alasan. Alasan-alasan ini biasanya adalah reaksi naluriah
pada setiap langkah penjualan. Misalnya,

"Oh, kita sudah punya kok."

"Saat ini kita belum tertarik untuk itu."

Semua itu adalah alasan. Semua itu tidak benar-benar serius. Penjual yang unggul akan mengangguk,
tersenyum, dan menyetujuinya, dan kemudian mengajukan pertanyaan untuk mengambil kendali
pembicaraan. Cara terbaik untuk menangani setiap penolakan awal, termasuk alasan dan reaksi sesaat
adalah dengan berkata seperti ini,

"Oh, tidak apa-apa, kebanyakan orang dalam situasi ini juga mengatakan hal yang sama ketika saya
menghubungi mereka. Tetapi justru sekarang mereka adalah pelanggan kami yang paling baik yang
merekomendasikan kami pada teman-teman mereka."

Tanggapan ini akan langsung mengalihkan fokus dari produk anda kepada pelanggan yang merasa puas.
Cara ini hampir selalu akan memicu tanggapan yang anda tunggu-tunggu dari mereka seperti:

"Oh ya? Seperti apa sih ?"

3. Keberatan dengan Niat Buruk

Lalu ada yang disebut dengan keberatan dengan niat buruk. Ketika kita bertemu dengan banyak orang,
terkadang kita akan menghadapi orang yang tidak puas atau marah dengan situasi mereka. Karena
mereka tidak bisa mengungkapkannya pada atasan atau pasangan mereka, Mereka melampiaskannya
pada penjual yang ramah.

Orang-orang ini cenderung bersikap dan berperilaku negative. Mereka akan mengkritik produk anda
atau membandingkannya secara tidak adil dengan pesaing anda. Kadangkala mereka menyiratkan
bahwa harga yang anda tawarkan terlalu mahal atau produk anda kualitasnya tidak cukup baik.

Cara yang baik untuk menangani keberatan dengan niat buruk ini adalah dengan menyadari bahwa
sebenarnya anda bukanlah sasaran yang dimaksudkannya. Orang yang sedang anda ajak bicara saat ini
sedang memiliki masalah yang tidak ada urusannya dengan anda. Anda hanya kebetulan berada di
persimpangan emosi antara dirinya dengan factor-faktor lain dalam hidupnya. Tugas anda sebagai
penjual professional, adalah untuk tetap tenang, percaya diri, positif, dan sopan. Seringkali sikap ini akan
melembutkan sikap negative calon pembeli dan pada akhirnya akan mendorongnya untuk lebih terbuka
pada anda.
4. Meminta Informasi
Keberatan keempat yang paling umum adalah meminta informasi. Hal ini adalah jenis keberatan terbaik
yang bisa anda dengar, karena anda tahun bagaimana menjawabnya sebaik atau bahkan lebih baik dari
bagian lain presentasi anda. Kapanpun seorang calon pembeli meminta informasi tentang hasil atau
manfaat yang bisa diperoleh dari produk atau jasa yang anda jual dan bagaimana mereka bisa
memperolehnya, maka itu berarti anda berada dalam posisi yang sangat baik untuk menutup penjualan.
Gunakan semua keterampilan anda dalam menangani keberatan. Sambutlah keberatan itu. Utarakan
pujian atas pertanyaan yang mereka ajukan. Dan jawablan dengan lengkap yang diakhiri dengan kata,
"apakah pertanyaan anda sudah terjawab sekarang?"

5. Keberatan untuk Pamer

Jenis keberatan yang lain adalah keberatan untuk pamer. Kadangkalan calon pembeli mencoba
menunjukkan pada kita seberapa banyak yang ia tahu tentang produk kita, Mereka melakukan
pengamatan yang cangging atau mengajukan pertanyaan yang kompleks tentang produk, jasa, atau
industri kita.

Ketika ini terjadi, tanggapi dengan merendahkan diri. Tunjukkan bahwa anda sangat terkesan dengan
apa yang sudah diketahui oleh calon pembeli. Dengarkan lebih banyak dan biarkan calon pembeli lebih
banyak berbicara. Tunjukkan sikap menyetujui dan sopan. Ingatlah, ketika kita merasa penting dengan
mendengarkan dengan penuh perhatian, ia akan cenderung bersikap lebih hangat pada anda.

6. Keberatan Subyektif

Jenis keberatan keenam yang paling umum adalah keberatan subyektif atau pribadi. Keberatan ini
ditujukan kepada anda sebagai penjual. Calon pembeli mungkin akan mengatakan.”Anda sepertinya
sudah mahir dalam bidang ini ya?” atau “wah, anda pasti mendapat untung besar menjual produk ini.”

Kapanpun seseorang menjadi kritis pada anda, itu bisa jadi merupakan tanda bahwa anda terlalu banyak
bicara tentang diri anda. Prospek ini mencoba untuk sedikit menjatuhkan anda dengan mengkritik
penampilan atau perilaku anda.

Ketika anda menyadari telah terlalu banyak bicara tentang perusahaan, produk, atau diri anda sendiri,
berhentilah dan ajukan pertanyaan. Mulailah bicara tentang pelanggan. Ajukan pertanyaan tentang apa
yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Buat pelanggan ini menjadi pusat dari perhatian anda, maka
keberatan itu akan berhenti dengan sendirinya.

7. Keberatan Obyektif

Anda mungkin juga akan mendengar keberatan obyektif atau factual. Keberatan ini ditujukan pada
produk anda dan janji yang anda buat dalam kaitannya dengan apa yang akan anda lakukan pada
pelanggan. Prospek mungkin akan berkata, ”Saya rasa itu tidak akan memberikan apa yang kami
inginkan.” atau ”Cukup baik, tetapi tidak cukup memuaskan.”
Bila anda bisa menjawan keberatan obyektif, umumnya anda akan segera menutup penjualan. Cara
terbaik untuk melakukannya adalah dengan memberikan kesaksian, bukti lain yang memperjelas bahwa
produk yang anda tawarkan akan memenuhi janjinya. Yakinkan calon pembeli bahwa ia akan
mendapatkan manfaat yang anda janjikan maka anda akan mempermudahnya membeli.

8. Penolakan umum penjualan

Jenis keberatan kedelapan adalah apa yang kita sebut dengan penolakan umum penjualan. Hal ini selalu
muncul di awal presentasi. Sampai anda menetralisir penolakan umum ini, calon pembeli akan
mendengarkan presentasi anda dengan setengah hati.

Turunkan penolakan awal dengan melakukan pendekatan. Katakan ” Tuan Calon Pembeli, terima kasih
atas waktu yang diberikan. Harap tenang, saya tidak akan menjual apapun pada anda hari ini. Yang saya
inginkan adalah bertanya pada anda beberapa pertanyaan dan untuk melihat apakah ada kemungkinan
perusahaan saya bisa membantu anda mencapai sasaran anda dengan efektif. Apakah ini bisa
diterima?”

Ketika prospek merasa santai dan mengijinkan anda mengajukan pertanyaan, anda segera mulai dengan
pertanyaan terbuka yang sudah anda siapkan sebelumnya untuk mengkualifikasi calon pembeli akan
kebutuhannya.

9. Jalan Terakhir

Keberatan paling umum yang terakhir adalah jalan terakhir. Anda telah memberikan presentasi, dan
calon pembeli anda melihat dengan jelas manfaat produk bagi dirinya. Ia tahu dan memahami apa yang
anda jual dan seberapa banyak yang anda minta. Ia hampir melakukan pembelian, tetapi ia masih
mengalami keraguan.

"Bagaimana saya tahu saya mendapatkan harga yang pantas?" mungkin ia akan berkata demikian. Atau
"Anda yakin ini adalah tawaran yang terbaik?" dengarkan dengan rasa hormat; kemudian yakinkan calon
pembeli anda bahwa tawaran anda adalah yang terbaik, pada harga yang pantas, dan semua orang yang
pernah membelinya merasa senang.
Bagaimana Mengendalikan Keberatan (Handling Objection) Pembeli

Keberatan pembeli terhadap pembelian barang, dapat menimbulkan suatu masalah di dalam penjualan.
Dalam masalah ini ada kemungkinan terjadi ketidakpuasan atau ketidaksesuaian paham antara pembeli
dan penjual. Akan tetapi keberatan tersebut, harus ditanggapi dengan penuh kebijakan, karena jika tidak
ditanggapi dengan baik, maka para pembeli barangnya.

Bilamana melihat ada tanda-tanda keberatan pembeli terhadap barang-barang yang dibelinya, seorang
penjual harus dapat menguasai diri. Di sini seorang penjual jangan emosi dan jangan memperlihatkan
ketidaksenangannya. Di dalam menghadapi dan mengatasi keberatan pembeli seorang penjual, harus
mengajak calon pembeli berbicara. Kemudian dengarkan segala keberatan dan keluhannya dengan
senang, lalu ajukan beberapa pertanyaan, kemudian pengaruhi dengan anjuran.

Berikut adalah cara praktis mengatasi atau mengendalikan keberatan pembelinya itu:

1. Penjual harus mengetahui lebih dahulu apa keberatannya itu.


2. Dengarkan dengan baik keberatan tadi, jangan memotong pembicaraannya.
3. Ulangi segala keberatan calon pembeli dengan bahasa penjual sendiri.
4. Usahakan agar calon pembeli mengetahui akan keberatan penjual.
5. Kemudian jawablah segala keberatan tersebut tanpa berbantah.
6. Jika calon pembeli mengajukan keberatan yang bersifat umum, jawablah dengan menunjukkan
ciri-ciri khusus dari barang yang bersangkutan.
7. Jangan menganggap keberatan calon pembeli itu suatu kesalahan.

disarikan dari berbagai sumber

E-Business/E-Commerce/E-Marketing ??
Posted By: raynaldofr - Aug• 27•13

0 Share1 Tweet0 Share0 0 Share1.5K

image: http://blog.directorymaximizer.com/wp-content/uploads/2011/12/marketing-channel1.jpg

http://blog.directorymaximizer.com

Jualan di dunia maya sudah bukan hal asing lagi sekarang, apalagi membelinya, hal ini bisa
dilakukan siapa saja, dimana saja, kapan saja,, sungguh menakjubkan!! yang lebih menakjubkan
lagi, remaja, anak SMA, SMP bahkan SD! sudah ada loh yang bisa mendapatkan uang dari
internet, dari cuman bermain game seperti di facebook yaitu texas holde’m poker, mafia wars,
point blank.  Wah wah, kayanya makin rame nih kegiatan transaksi yang terjadi di dunia maya.
Jadi pengen tau lebih lanjut nih tentang kegiatan itu, lumayan kan, hoho. Apa si nama kegiatan
itu?pas cari cari si ada yang bilang e business,e commerce, e marketing, waduh  itu apa y?yuk
deh kita bahas bersama-sama..:)

E-Business menurut Steven Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice


Hall. Adalah prkatek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan
produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan, pesanan
dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang
telah terkomputerisasi

E-Commerce menurut Turban,(2005:181) E-commerce berarti perdagangan elektronik yang


mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan, atau
informasi melalui jaringan computer, termasuk Internet.

E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2004:74) adalah sebagai berikut: E-Marketing is
the marketing side of E-Commerce, it consists of company efforts to communicate abaout,
promote and sell products and services over the internet. Dimana kalo dalam bahasa kita dapat
diartikan sebagai berikut: E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce, yang terdiri
dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual
barang dan jasa melalui internet.

Sehingga dari pengertian di atas terlihat bahwa e-commerce adalah bagian dari e-business dan e-
marketing bagian dari e-commerce, dan nyatanya memang berbeda di antara tiga kata tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, mari kita lihat perbedaan e-commerce dan e-business dari
http://www.anneahira.com/karir/e-bisnis.htm

PERBEDAAN E-COMMERCE DAN E-BUSINESS

1. E Commerce adalah bagian dari E Bisnis. Jika Anda mengingat diagram Venn ketika belajar
di sekolah, maka anda dapat dengan baik memahami apa saya sampaikan. Bagian yang satu
adalah konsep yang sangat luas, sedangkan satunya hanyalah satu bagian kecil dari itu.
Hubungan ini akan dihapus pada poin berikutnya.

2. Kegiatan yang pada dasarnya melibatkan transaksi keuangan diistilahkan sebagai “e


commerce”. Namun, e bisnis adalah istilah yang lebih luas. Ada banyak hal-hal lain selain
menjual, meski pemasaran termasuk didalamnya, termasuk pengadaan bahan baku atau barang,
pelanggan pendidikan, mencari supplier dan lain sebagainya.

3. Untuk berjualan secara online adalah e-commerce, namun untuk membawa dan
mempertahankan pelanggan dan mendidik secara online tentang produk atau layanan termasuk e
bisnis. Memiliki sebuah website untuk melakukan hal itu tidaklah cukup.Tapi, membuat situs
profesional yang dibangun dengan teknologi terbaru untuk menangkap perhatian pengunjung dan
memenangkan apresiasi, maka itulah yang diperlukan. Bila uang yang terlibat, maka hal pertama
yang pengguna cari adalah keselamatan dan keamanan yang menggunakan uang. Memiliki
sebuah website dengan kualitas yang baik sangatlah penting.
4. Ketika Dell menjual komputer, laptop, monitor, printer, aksesoris dan lain sebagainya secara
online, maka ini bukan lagi e commerce tetapi e bisnis. mengapa saya katakan demikian. Bila
pengunjung datang pada website, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat desain website dan
melakukan navigasi, serta hal-hal yang akan membantu dia menemukan apa yang dia
inginkan.Dan, jika ia langsung menemukan pada halaman ia cari, ia akan mencari informasi yang
berkaitan dengannya. Informasi yang diberikan harus menarik dan menghilangkan keraguan bagi
pengunjung, yang mengubahnya menjadi seorang klien. Hingga saat ini tidak ada uang yang
telah ditukarkan atau diperbincangkan. Jadi, apakah ini adalah e-commerce? Bukan, ini adalah e
bisnis yang memandu para pengunjung.

5. E Commerce juga telah ditetapkan sebagai proses yang meliputi menarik pelanggan, pemasok
dan mitra eksternal, sementara e bisnis meliputi internal seperti proses produksi, manajemen
inventaris, pengembangan produk, manajemen risiko, keuangan dan lain sebagainya.

Secara keseluruhan, e commerce dapat digambarkan sebagai penggunaan internet dan Web untuk
transaksi bisnis. Lebih formalnya, secara digital memungkinkan terjadinya transaksi komersial
antara organisasi dan individu.

Di sisi lain, e bisnis dapat digambarkan sebagai proses digital yang memungkinkan proses
transaksi dalam perusahaan, melibatkan sistem informasi di bawah kontrol yang kuat. Selain itu,
aplikasi e bisnis bisa turun menjadi e commerce ketika sebuah pertukaran nilai terjadi.

Yup yup,ahyak..^^, sepertinya sekarang saya lebih mulai paham mengenai kata-kata tersebut,
semoga ini juga bermanfaat yo, bagi para pembaca. Hoho, ok deh kalo begitu, untuk sekarang
mungkin cukup definisi dulu, sepertinya untuk nanti akan menarik kalo kita coba belajar lagi
mengetahui bagaimana cara melakukanya..xD.Yuk sama sama belajar, semangat!^^

*Koment yo,bagi pengalaman atau mungkin ada tambahan.^^

www.raynaldofr.com

Read more at http://pojokbursa.widyatama.ac.id/e-businesse-commercee-


marketing/#xhw5PSTVCVzrPv1e.99

1. Menghemat waktu
Berbelanja online memang dijadikan pilihan bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu
untuk berbelanja di pusat perbelanjaan, namun harus memenuhi setiap kebutuhan. Dengan
belanja secara online, kita yang sibuk hampir 24 jam saja, bisa mendapatkan barang yang kita
inginkan. Sekitar 72% masyarakat memberikan alasan ini saat ditanya mengapa mereka memilih
berbelanja online daripada offline.
2. Tidak perlu keluar rumah
Saat kita diliputi rasa malas, tapi harus segera memenuhi kebutuhan atau mewujudkan keinginan,
maka belanja online adalah pilihannya. Saat kita menginginkan sebuah barang yang jauh dari
kota atau tempat kita tinggal dan tidak mampu kita jangkau dengan mudah, maka kita bisa
membeli produk itu secara online. 66% orang beralasan ini saat mereka menjelaskan alasan
mengapa dirinya berbelanja online.

3. Barang langsung diantar ke rumah


Malas pergi atau keluar rumah, juga membuat kita merasa malas untuk membawa barang banyak
saat berada di pusat perbelanjaan kan? Membeli barang ini dan itu tentu akan membuat kita
kerepotan, dan saat kita berbelanja online, maka itu tidak akan terjadi.

Produk yang kita beli dari salah satu toko online akan diantar langsung ke alamat kita. Bisa
melalui jasa pengiriman barang atau diantar langsung oleh penjualnya. 64% dari responden
mengatakan bahwa barang yang diantar kerumah akan jauh lebih efisien ketimbang kita yang
membawa barang dengan jumlah banyak.

4. Dapat membandingkan produk dengan mudah


Jika kita berbelanja produk yang kita inginkan di toko atau secara offline, tentu akan sangat
kesulitan untuk membandinkan produk 1 dengan yang lainnya. Apalagi saat kita menemukan 1
produk di toko lain dengan harga yang lebih murah dari yang sudah kita dapatkan. Nah dengan
berbelanja secara online, kita akan lebih mudah membandinkan lebih dari 1 produk dari beberapa
toko online yang berbeda.

Biasanya masyarakat memang memanfaatkan toko online untuk mencari informasi seputar
produk yang diinginkan. Entah pada akhirnya memutuskan berbelanja online ataupun offline.
Sebanyak 61% dari jumlah responden memilih alasa ini ketika hendak berbelanja online.

5. Menemukan produk pasar dengan lebih mudah


Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa toko online sering kita manfaatkan untuk mencari
informasi tentang produk tertentu. Ini biasanya kita lakukan saat kita tidak menemukan produk di
toko fisik atau offline. Dan ternyata kita mendapatkannya di toko online. Beberapa produk
memang jauh lebih mudah ditemukan di toko online ketimbang di toko fisik. Sehingga
masyarakat memilih untuk berbelanja secara online ketimbang offline.

58% masyarakat yang mengikuti survey ini mencari produk yang tidak ada di pasaran melalui
media online. Hingga akhirnya memutuskan untuk membeli produknya secara online.

6. Mendapat harga yang lebih murah


Selain menemukan produk yang tidak ada di pasaran, berbelanja secara online sering menjadi
pilihan karena beberapa produk menawarkan harga yang jauh lebih murah daripada di toko fisik.
Beberapa toko online memang saling beradu dan bersaing menjual produk dengan harga yang
murah. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, sehingga membuat mereka memilih
untuk membeli barang yang dibutuhkan secara online.

Sekalipun harus menambahkan beberapa rupiah untuk biaya kirim, konsumen tidak keberatan.
Alasannya karena produk yang diinginkan sudah didapatkan, harga murah, dan tidak repot untuk
mencari dan membeli secara offline. Sebanyak 45% masyarakat memilih berbelanja online
karena harga yang didapatkan jauh lebih murah daripada berbelanja langsung di toko.

7. Kualitas yang tidak kalah dari yang di toko


Seringkali kita khawatir jika membeli produk secara online akan mendapatkan kualitas produk
yang lebih buruk daripada yang ada di toko offline. Tapi rumor itu segera terpecahkan ketika
setidaknya 26% orang percaya bahwa produk yang dibeli secara online memiliki kualitas produk
yang tidak kalah baik dari yang dibeli secara offline.

Sebagai konsumen kita juga harus bijak saat berbelanja online. Ketika kita masih ragu untuk
membelanjakan uang untuk produk di toko online, coba saja cek testimonial pelanggan dari toko
online itu. Lihatlah bagaimana pelanggan memberikan feed back atau tanggapan atas produk
yang mereka beli. Dari situ kepercayaan memang akan terbentuk untuk membeli produk dari
toko online tertentu.

Lalu dimana saja biasanya mereka berbelanja produk secara online? Sosial media, marketplace
dan melalui media resmi seperti website toko online.

Jika kamu pernah mendengar bahwa ada banyak jasa website toko online, seperti
Jagoanstore.com. Menciptakan peluang berbisnis untuk para UKM dan juga memudahkan para
konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan secara online. Dengan website yang bisa
disesuaikan dengan jenis usaha, Jagoanstore.com menawarkan website toko online dengan fitur
yang dibutuhkan oleh toko online dan mudah digunakan.

Nah, kalau sekarang kamu yang harus mengikuti survey diatas, apa alasan kamu berbelanja
secara online? :)

ya - Pendiri Tokopedia
Wink Enterpreneur, Pebisnis Sukses, Pendiri Perusahaan, Profil Pengusaha
Advertisement
Profil dan Biografi William Tanuwijaya. Ia dikenal sebagai Pendiri Tokopedia bersama Leontinus Alpha
Edison. William Tanuwijaya lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November
1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya tersebut, dan selama 18 tahun di kampung
halamannya, setelah lulus SMA ia kemudian memberanikan diri untuk berangkat ke ibukota yaitu
Jakarta untuk kuliah. Ia diterima di Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta. Selama kuliah, ia rajin
mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai kuliahnya. Ketika masuk semester dua di kampusnya, ia
kemudian bekerja di Warnet dari jam 9 Malam hingga jam 9 pagi.

Setelah lulus dari kampusnya yaitu BINUS, ia kemudian bekerja di kantoran yang bergerak dibidang
pengembangan software komputer. Namun lama kelamaan mulai terbesit ide dipikiran William
Tauwijaya untuk mendirikan perusahaan sendiri. Dimana mimpinya adalah mempunyai perusahaan
Internet sendiri. Kemudian pada tahun 2007, dari idenya ia kemudian mulai membangun Tokopedia. Ide
William Tanuwijaya mengenai tokopedia datang ketika ia menjadi moderator dalam forum online
Kafegaul yang mempunyai fasilitas jual beli, hingga ia kemudian mulai terinpirasi dari hal tersebut untuk
menciptakan startup baru yang kemudian ia namakan dengan tokopedia.

Munculnya Ide Mengenai Tokopedia


Ia kemudian mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia
sebuah startup jual beli online yang menghubungkan penjual dan pembeli diseluruh Indonesia dengan
biaya gratis. Untuk membangun tokopedia tersebut, William Tanuwijaya membutuhkan modal besar
untuk idenya tersebut, keadaan makin sulit ketika ayahnya divonis penyakit kanker sehingga ia menjadi
tulang punggung mencari nafkah untuk keluarga. Sadar bahwa idenya pasti berhasil, ia kemudian
berusaha untuk mencari pendanaan atau modal untuk mengembangkan usahanya tersebut belajar dari
Google dan Facebook didirikan melalui pendanaan untuk startup melalui perusahaan ventura
(pemodal).

William Tanuwijaya kemudian mendatangi satu persatu orang yang ia kenal untuk memodali idenya
tersebut. Dari bos di tempat kerjanya hingga kenalan teman-teman bosnya. Ia kemudian mulai
menceritakan mengenai Tokopedia, sebuah pasar online atau e-commerce tempat bertemunya penjual
dan pembeli dari seluruh Indonesia, dimana orang-orang dapat memasarkan produk-produk mereka
keseluruh Indonesia melalu Tokopedia. Tokopedia juga menjadi perantara jual beli online yang aman
bagi penggunanya. Sehingga idenya tersebut dapat memecahkan masalah marketplace yang dialami di
Indonesia.

Selama dua tahun, ia bekerja keras terus menerus mencari investor untuk membiayai ide 'Tokopedia'
nya tersebut. Banyak investor yang menanyakan pengalaman William Tanuwijaya dalam berbisnis.
Banyak juga yang menganggap bahwa mimpinya terlalu tinggi.  Disinilah modal mengenai kepercayaan
menurutnya itu sangat penting sebab sangat sulit menurutnya untuk
Advertisement

mendapatkan kepercayaan orang lain apalagi untuk memulai bisnisnya tersebut. Semua ia lakukan dari
Nol untuk membangun bisnisnya tersebut.

William Tanuwijaya Mendirikan Tokopedia


Hingga kemudian usaha William Tanuwijaya selama dua tahun akhirnya membuahkan hasil, tepatnya
pada tahun 2009, pada tanggal 6 Februari 2009, Tokopedia milik William Tanuwijaya resmi berdiri dan
pada hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2009, Tokopedia resmi diluncurkan ke publik
setelah mendapatkan suntikan dana dari pada Investor dan juga bos di tempat kerjanya. Tokopedia
bahkan mendapatkan penghargaan sebagai e-commerce terbaik di Indonesia dari Bubu Awards.

Logo Tokopedia
William Tanuwijaya Founder Tokopedia
Tokopedia terus menerus mendapatkan pendanaan dari tahun ke tahun dari para investor mengingat
perkembangannya sangat baik, seperti , East Ventures tahun 2010, CyberAgent Venture di tahun 2011,
Beenos di tahun 2012 dan Softbank pada tahun 2013. Tokopedia buatan William Tanuwijaya dan
Leontinus Alpha Edison terus menerus berkembang, bahkan pada akhir tahun 2014, Tokopedia
mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank Internet yang juga
memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah memodali Google dan Apple dan Instagram.
William Tanuwijaya kemudian sekarang ini menjadi CEO perusahaan Tokopedia serta Leontinus Alpha
Edison menjadi COO Tokopedia. Hingga kini tokopedia terus menerus berkembang pesat berkat usaha
pantang menyerah William Tanuwijaya dan rekannya Leontinus Alpha Edison. Semoga Informasi
mengenai Biografi William Tanuwijaya - Pendiri Tokopedia dapat bermanfaat
bagi Biografiku.com sekalian. Terima Kasih. :)

Biografi Pendiri Bukalapak, Profil Achmad Zaky

Bukalapak.com adalah e-commerce online marketplace yang bertujuan memberdayakan usaha kecil dan
menengah (UKM) Indonesia dengan menjual produk-produk UKM secara online. Sejak didirikan pada
tahun 2010, kini Bukalapak telah menjadi e-commerce besar yang paling berkembang di Asia Tenggara,
dengan pertumbuhan penjualan 20 persen perbulan.

Dengan jumlah 150 ribu lebih Pelapak (UKM) yang telah bergabung, Bukalapak telah berhasil menjadi
marketplace yang mampu mengumpulkan kelompok penjual di Indonesia dan menjadi online
marketplace terbesar di Indonesia (menurut ComScore).

Lalu siapa orang dibalik kesuksesan Bukalapak.com saat ini? ialah Achmad Zaky, CEO sekaligus Pendiri
Bukalapak.com.
Profil Achmad Zaky
Achmad Zaky lahir tahun 1986 di Sragen, Jawa Tengah. Ia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung
(ITB) jurusan Teknik Informatika, angkatan 2008.
Sebenarnya sebelum memulai ini semua, setelah lulus kuliah Zaky berkeinginan bekerja di BCG atau
Mckinsey. Tetapi ia ditolak dan gagal mendapatkan pekerjaan di kedua tempat itu.

Sebenarnya sebelum masuk ITB, tujuannya kuliah hanya berkeinginan memperoleh pekerjaan bagus
dengan gaji besar. Namun seiring berjalannya waktu setelah kuliah ia mengalami perubahan cara
berfikir. Dimana di ITB itu sangat entreprenerial, karena lulusannya yang menjadi pengusaha bisa
menjadi role model, seperti Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro yang sukses menjadi pengusaha sukses
di tanah air. Oleh karena itu setelah lulus di ITB pilihannya hanya ada dua, yaitu kerja di perusahaan
besar seperti Mckinsey dan BCG atau membangun perusahaan sendiri.

Akhirnya sejak kuliah ia sudah berkecimpung di dunia StartUp dengan mendirikan Suitmedia, yakni
perusahaan jasa konsultan website perusahaan, dan hingga kini usaha ini masih tetap dijalani. Pada
2010, melihat perkembangan Suitmedia tumbuh sangat pesat. Setahun kemudian ia mendirikan
Bukalapak. Sejak itulah ia memutuskan untuk fokus membangun Bukalapak menjadi online marketplace
terpercaya yang banyak dikenal masyarakat Indonesia.

Ide Mendirikan Bukalapak.com


Berawal dari garasi, Achmad Zaky bersama Nugroho (juga pendiri Bukalapak) yang memiliki pengalaman
membuat dan me-marketingkan website di Suitmedia, sadar bahwa para seller dan buyer menginginkan
sebuah situs online marketplace yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli secara aman
(tanpa penipuan). Mereka pun akhirnya membuat sebuah situs online marketplace bernamakan
Bukalapak.com.
Diawal hanya 3 orang yang terlibat di Bukalapak, 1 orang sebagai staf, 1 orang bantu-bantu, dan 1 orang
lagi yaitu Achmad Zaky sendiri yang secara masif mengajak orang-orang bergabung di Bukalapak. Ia
mengundang orang-orang bergabung saat di sela-sela pekerjaan di Suitmedia.

Ketika itu melalui fitur message di Facebook ia hanya bisa mengajak 100 orang perhari untuk mengajak
orang berjualan di Bukalapak. Tantangan terberatnya dalam mengajak seller bergabung yaitu masalah
kepercayaan terhadap e-commerce, karena kebanyakan orang takut tertipu. Jadi diawal ia dan tim fokus
menyelesaikan masalah kepercayaan dengan cara mengedukasi seller. Kala itu Bukalapak sering
membuat kisah sukses seller dan menyebarkannya ke Twitter guna mengedukasi seller lain agar menjadi
seller terpercaya.

Ia bermimpi untuk menjadikan Bukalapak sebagai sarana online marketplace yang aman dan
menjanjikan di masa depan. Bukalapak hadir mewadahi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di
Indonesia untuk tumbuh berkembang melalui internet. 

Ia yakin bahwa peluang e-commerce sangat terbuka lebar. Setiap orang dapat bergabung serta menjadi
penjual dan pembeli secara gratis. Baginya berjualan di toko fisik membutuhkan investasi besar, seperti
biaya sewa toko. Nah, pengeluaran semacam itu dapat dipangkas apabila berjualan melalui internet.

Kemudian setelah didirikan, Bukalapak mengalami kemajuan pesat dalam kurun waktu 3 tahun sejak
didirikan pada 2011, Bukalapak.com telah memiliki 150.000 penjual. Produk yang dijual pun sangat
beragam, mulai dari elektronik, makanan hingga produk fashion.

Ekspektasi Pendiri Bukalapak
Setelah berhasil memperoleh kucuran dana investasi dari EMTEK Group sejumlah ratusan miliar rupiah,
kedepan CEO sekaligus Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky menargetkan pertumbuhan 8 kali lipat pertahun
di berbagai aspek, mulai dari penjualan hingga pengguna.

Bukalapak berkeinginan membangun kepercayaan melalui transaksi proses transaksi online yang
terpercaya, serta membangun komunitas pasar daring terkuat di Indonesia.

Biografi Pendiri Bukalapak, Profil Achmad Zaky

Anda mungkin juga menyukai