Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hesti Melyani

Kelas : XII IPS 1

Maraknya Belanja Online di Era Digital


Belanja online atau lebih dikenal online shopping adalah kegiatan berbelanja yang
dilakukan secara online dan bisa dilakukan melalui aplikasi atau melalui website. Ketika
melakukan kegiatan ini, pembeli yang ingin membeli produk dapat melihat foto atau gambar
yang ada di toko online. Dengan kata lain, pembeli tidak bisa memegang produk yang akan
dibeli secara langsung. Kegiatan belanja online ini merupakan bentuk komunikasi baru yang
tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara
terpisah dari dan ke seluruh dunia melalui media notebook, komputer, ataupun handphone
yang tersambung dengan layanan akses Internet.
Berdasarkan riset Snapcart, sebanyak 65 persen pelaku belanja online merupakan
perempuan. Konsumen belanja online tersebut didominasi generasi milenial yang berusia 15-
24 tahun sebanyak 50 persen. Sementara kelompok umur lainnya yaitu generasi Z (15-24
tahun) sebanyak 31 persen, generasi X (35-44 tahun) sebanyak 16 persen, dan dua persen
sisanya adalah generasi baby boomers (di atas 45 tahun) sebanyak 2 persen. Sementara
berdasarkan lokasi, konsumen belanja online masih didominasi pulau Jawa. Berdasarkan data
geografi, pelaku belanja online tertinggi di Indonesia bertempat tinggal di DKI Jakarta (22
persen), Jawa Barat (21 persen), Jawa Timur (14 persen), Jawa Tengah (9 persen), Banten (8
persen), dan Sumatera Utara (6 persen).
Menurut laporan survei Status Literasi Digital Indonesia 2021 yang dirilis
Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center (KIC), hanya ada
20,8% responden yang sering berbelanja online, dan yang sangat sering hanya 2,8%.
Kemudian 26,3% responden mengatakan jarang belanja online, 11,3% sangat jarang, dan
38,8% bahkan tidak pernah melakukan aktivitas tersebut. Survei ini dilakukan pada Oktober
2021 menggunakan metode wawancara tatap muka (face to face interview). Sampel survei
berjumlah 10.000 responden yang berasal dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota Indonesia.
Seluruh responden merupakan warga negara Indonesia dengan kriteria usia antara 13-70
tahun dan pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir.
Penggunaan aplikasi belanja online semuanya dapat membantu dan dapat menghemat
waktu. Meskipun terkadang terdapat beberapa orang yang kecewa karena barang yang datang
dan diterima tidak sesuai. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat masyarakat merasa kapok
dan tetap saja melakukan belanja online. Dan juga kemudahan dalam proses pembayaran
dengan cara transfer atau e-wallet sehingga menjadikan belanja online banyak dilakukan
masyarakat karena dianggap lebih menghemat waktu dan juga sangat efisien. Penjualan
dengan sistem online berkembang sangat pesat dalam segi keamanan, pelayanan, efektivitas
dan popularitas. Apalagi di era digital saat ini belanja online bukan suatu hal asing.
Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan banyak tenaga untuk melakukan belanja online.
Cukup mempunyai gadget kita bisa secara langsung melakukan transaksi. Terdapat berbagai
alasan mengapa masyarakat beralih ke belanja online, salah satunya sangat efektif tidak
membutuhkan banyak waktu bagi seseorang yang mempunyai banyak kegiatan. Alasan yang
lainnya mudahnya dalam pembayaran, jika sebelumnya hanya dapat dilakukan dengan cara
transfer bank dan sekarang ini dapat dilakukan dengan internet banking dan kartu kredit.
Alasan selanjunya adanya banyak potongan harga yang diberkan oleh toko online. Potongan
harga disini biasanya seperti cashback dan gratis ongkir. Hal tersebut karena diskon dapat
menarik masyakarat dalam berbelanja online.
Tidak hanya memudahkan dalam berbelanja, belanja online juga seringkali membuat
masyarakat rugi. Seperti barang yang datang tidak sesuai, barang tidak bisa dicoba secara
langsung, sehingga besar kemungkinan orang hanya akan mengandalkan ukuran sizing chart
yang telah disediakan toko tersebut. Belanja online juga rawan terjadi penipuan, tidak sedikit
korban penipuan belanja online yang mengatasnamakan brand-brand tertentu atau toko online
yang menjanjikan barang akan segera dikirim setelah transaksi dilakukan. Bahkan ada juga
pembeli yang berniat untuk menipu pemilik toko online dengan cara mengirimkan bukti
transfer palsu.
Kemajuan teknologi yang memberikan pelayanan untuk dapat memenuhi keperluan
sehari-hari atau memesan secara online telah berhasil memberikan warna baru dalam
kehidupan masa kini. Berbagai hal positif telah banyak dirasakan dengan kemudahan yang
ditawarkan oleh kemajuan teknologi, namun ibarat dua sisi mata uang logam, kemajuan
teknologi dalam hal berbelanja online juga menyebabkan kecanduan sebagai dampak negatif
bagi mereka yang tidak dapat mengontrol keinginannya untuk berbelanja. Kecanduan
berbelanja online membuat kebanyakan orang pada akhirnya tidak berbelanja berdasarkan
kebutuhan, tetapi lebih didasarkan pada hasrat keinginan dan kemudahan mengakses platform
belanja online. Dilansir dari Hellosehat.com, Senin (22 Agustus 2022), kecanduan belanja
online disebut juga sebagai Compulsive Buying Disorder (CBD) yang merupakan suatu
kelainan akibat adanya gangguan kontrol impulsif akibat ketidakmampuan seseorang
menahan keinginan untuk membeli barang sebagai pelepas rasa stress, cemas, dan depresi
yang sedang dirasakan.
Untuk mengatasi kecanduan belanja online tersebut bisa dilakukan dengan berbagai
cara, seperti menguninstall atau menghapus aplikasi belanja. Keberadaan aplikasi belanja di
handphone jelas mempermudah akses setiap kali datang keinginan berbelanja online. Maka
itu, langkah pertama untuk mengatasi kecanduan belanja online adalah dengan menghapus
atau uninstall aplikasi belanja yang ada di handphone, baik aplikasi marketplace atau aplikasi
belanja lainnya. Dengan begitu, setiap kali ada keinginan berbelanja online, Anda tidak serta-
merta bisa langsung membuka aplikasi, melainkan harus membukanya dari browser yang
relatif tidak sepraktis aplikasi. Cara selanjutnya adalah unfollow akun belanja di media sosial.
Godaan belanja online bukan hanya datang dari aplikasi belanja atau marketplace. Media
sosial seperti Instagram atau Facebook sering pula menjadi sumber godaan untuk berbelanja
online. Supaya kantong Anda terselamatkan, sebaiknya Anda mulai menyortir lagi akun-akun
Instagram online shop yang perlu Anda ikuti dan mana yang tidak. Berhenti mengikuti
sebuah akun yang getol menjual sesuatu, bisa membantu Anda mengurangi godaan untuk
berbelanja. Dengan begitu, saluran belanja online Anda berkurang dan frekuensi
menghabiskan uang untuk belanja ikut menurun.
Dalam era perkembangan teknologi saat ini masyakarakat dihadapkan dengan
teknologi yang berkembang sangat pesat, khususnya dalam lingkup belanja online. Belanja
online dikalangan masyarakat saat ini sangat marak sekali dan belanja online ini telah
menjadi tren dalam semua kalangan. Dalam era digital sekarang ini segala aktifitas ekonomi
seperti kegiatan jual beli tidak serumit pada jaman dahulu. Maraknya aktifitas belanja online
tentunya tidak lepas dari eksistensi teknologi saat ini yang telah melahirkan hal baru yang
secara perlahan telah menggeser kebudayaan masyarakat sebelumnya. Oleh karena itu, saat
ini belanja online telah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Apalagi sejak
berkembangnya internet, segala aktifitas dilakukan secara instan terutama dalam hal
berbelanja. Perilaku belanja online tersebut dilatar belakangi dengan munculnya pola belanja
masyarakat yang umumnya menginginkan kemudahan, kemurahan dan keuntungan.
Maraknya belanja online saat ini sangat menarik untuk dibahas karena dalam era digital
sekarang ini teknologi yang semakin berkembang dan juga canggih membuat banyak dari
masyarakat yang gemar akan belanja online. Meskipun terdapat sebagian masyarakat yang
masih memilih belanja secara langsung dengan datang ke toko. Akan tetapi tidak sedikit dari
masyarakat yang patuh dan memilih untuk melakukan belanja online guna untuk mengurangi
kerumunan jika belanja secara langsung. Dengan belanja online masyarakat tidak perlu pergi
ke toko untuk membeli segala kebutuhannya, masyarakat hanya perlu melakukan satu
sentuhan pada gadget dan sudah dapat membeli dan mendapat barang yang diperlukan.
Dalam era digital saat ini, hampir seluruh masyarakat mempunyai lebih dari satu aplikasi
belanja online.

Anda mungkin juga menyukai