Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA KEPERAWATAN

RESUME GATE CONTROL THEORY

Disusun oleh :

Ani Sri Setyo Wijianti 012212020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER

FAKULTAS KESEHATAN S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2022
GATE CONTROL THEORY (Teori Nyeri Kontrol Gerbang)

Gate control Theory di jelaskan oleh Melzack dan Wall pada tahun 1965 untuk menjelaskan
mengapa pikiran dan emosi mempengaruhi persepsi nyeri. Teori nyeri ini membahas
mengenai faktor pisikologi yang berperan dalam mempengaruhi presepsi nyeri karena teori
teori sebelumnya hanya menjelaskan peroses nyeri dari segi fisik saja seperti teori Specificity
yang dikemukan pada abad ke -16 oleh filsuf dan matematikawan perancis Rene Descartes.
Teori ini merupakan model yang paling menyeluruh dan praktis untuk
mengkonseptualisasikan nyeri. Teori control gerbang nyeri menjelaskan variasi persepsi nyeri
terhadap stimulasi yang identik. Teori Gate Control menyatakan adanya mekanisme seperti
gerbang di area dorsal horn padaspinal cord. Serabut saraf kecil (reseptor nyeri)’Small Nerve
Fibers’ dan serabut saraf besar (reseptor normal) ’Large Nerve Fibers’ bermuara di sel
proyeksi “Projection sell” yang membentuk jalur spinothalamic menuju pusat saraf tertinggi
(otak), dan sinyal dapat diperlemah atau diperkuat oleh inhibitory interneurons. Singkatnya
teori ini menyatakan bahwa : saraf berdiameter kecil menghantarkan stimulus nyeri ke otak,
sedangkan saraf berdiameter besar, berusaha menghambat transmisi impuls nyeri dari spinal
cord ke otak. Mekanisme ini terjadi pada sel-sel substancia gelatinosa pada kornu dorsalis di
spinal cord.

Mekanismenya seperti ini:

1. Ketika tidak ada ransangan nyeri, inhibitory neuron mencegah projection neuron
(Projection sell) untuk mengirim sinyal ke otak. Sehingga, kita dapat katakan gerbang
tertutup atau tidak ada presepsi nyeri.

2. Ketika rangsangan normal somatosensori (sentuhan, perubahan suhu, dll) terjadi.


Rangsangan akan di hantarkan melalui serabut saraf besar (hanya serabut saraf besar).
Meyebabkan inhibitory neuron dan projection neuron aktif. Tetapi inhibitory neuron
mencegah projection neuron untuk mengirim sinyal terkirim ke otak. Sehingga, gerbang
masih tertutup dan tidak ada presepsi nyeri.

3. Ketika nociception (rangsangan nyeri) muncul. Rangsangan akan dihantarkan melaui


serabut saraf kecil. Dan ini menyebabkan inhibitory neuron menjadi tidak aktif, dan
projection neuron mengirimkan sinyal ke otak. Sehingga, gerbang terbuka dan presepsi
nyeri muncul.
Jadi dapat disimpulkan: Pada saat stimulasi nyeri terjadi (membuat “gerbang terbuka”),
stimulasi pada serabut saraf besar dapat menghambat nyeri karena menyebabkan “gerbang
tertutup”.

Hal-hal yang menyebabkan gerbang Terbuka dan tertutup

1. Gerbang terbuka oleh:


a. Faktor fisik : Cidera ( jatuh, tersayat, dll)
b. Faktor Emosional : Cemas dan Depresi
c. Faktor Perilaku: sikap dengan adanya cidera, dan konsentrasi terhadap sakit/ nyeri

2. Gerbang tertutup oleh :

Faktor fisik : Pemberian somatosensori analgesik

Faktor Emosional : “good mood” suasana hati yang baik : Kosentasi kepada hal lain selain
nyeri (anak-anak perhatiannya dapat lebih mudah teralihkan dari
rasa sakit)

Faktor Perilaku : Tindakan yang merangsang

Contoh: Seorang pasien dewasa akan di infus, sebelumnya belum pernah diinfus pasien
merasa takut dan cemas, menyebabkan adrenalin terpompa, jantung berdebar, tekanan darah
naik, tangan dingin dan pucat. Kesadaran menjadi penuh, dan kosentrasi meningkat pada area
yang akan ditusuk. Pertama diapus dengan kapas alkohol, terasa dinginnya. Kedua baru
ditusuk kena kulit sudah teriak Auu..e..oo dan menarik tangan akhirnya infus gak jadi....
Berdasarkan teori ini karena faktor emosional dan perilaku yang kurang mendukung,
menyebabkan tusukan jarum infus menjadi lebih sakit. Sebaliknya untuk mengurangi rasa
nyeri.. membuat pasien tenang dan ikhlas untuk diinfus bisa dengan mengutarakan tujuan
infus dan dampak bila tidak diinfus, yakinkan perosesnya, ajak pasien ngobrol untuk
mengalihkan perhatian,dan suruh klien membaca doa misalnya bismilah atau menarik nafas
saat jarum ditusukan.

1. tindakan kita menggerak-gerakan kaki saat tersandung , memijat, atau mengusap kepala
saat terbentur, merupakan upaya untuk merangsang somatosensori. Melalui rangsangan
tersebut menyebabkan inhibitory neuron mencegah projection neuron untuk mengirim sinyal
nyeri ke otak, sehingga gerbang tertutup dan presepsi nyeri berkurang.
2. Melzack dan Wall menjelaskan mengenai rasa nyeri yang tidak dirasakan oleh seorang
anak perempuan yang mengalami luka bakar derajat III akibat memanjat radiator. Karena
nosiseptor yang berada diarea luka hancur menyebabkan tidak ada sinyal nyeri yang
dihantarkan sehingga gerbang tetap tertutup dan tidak ada presepsi nyeri.

3. Teori ini membantu menjelaskan intervensi atau manajemen nyeri yang berdasarkan pada
stimulasi somatosensory (auditori, visual, taktil/sentuhan) seperti friction Rub, terapi musik,
kompres dingin/hangat, tehnik distraksi, pijat, hipnoterapi, dll untuk mengurangi nyeri.

4. Berdasarkan konsep teori ini yang menyebabkan dorongan untuk pengembangan klinik
nyeri dan untuk menumbuhkan daya tarik terhadap terapi akupuntur dan Transcutaneous
Electrical Stimulation.

5. Melzack mencoba mengembangkan gate contro theory untuk menjelaskan mengenai nyeri
ronis dan fenomena nyeri Phantom Limb Pain.

6. Melalui pengembangan teori ini, diharapkan dapat menjelaskan fenomena nyeri pada
penderita “ congenital insensitivity to pain/ congenital analgesia, yang menyebabkan
penderitanya tidak dapat merasakan sensasi nyeri.

7. Fungsi nyeri, nyeri bukanlah hal negatif, nyeri bertindak sebagai sebuah alarm. akibat
nyeri kita dapat mengindari berbagai bahaya dan cidera. Akibat nyeri juga menyebabkan kita
beristirahat sehingga mempercepat peroses penyembuhan.

Gate Control Theory ( Teori Pengendalian Gerbang ) Dikemukan oleh Mellzack dan Wall,
teori ini merupakan model yang paling menyeluruh dan praktis untuk
mengkonseptualisasikan nyeri. Teori control gerbang nyeri menjelaskan variasi persepsi nyeri
terhadap stimulasi yang identik. Baik saraf sensorik ber-mielin besar ( L) yang membawa
informasi mengenai rasa raba dan propriosepsi dari perifer ( serat A alfa dan A beta maupun
serat kecil ( S ) yang membawa informnasi mengenai nyeri ( A-delta dan C ) menyatu di
kornu dorsalis medulla spinalis. Transmisi impuls saraf dari serat-serat afferent ke sel – sel
transmisi ( T) medulla spinalis di kornu dorsalis dimodifikasi oleh suatu mekanisme gerbang
di sel-sel substansia glatinosa. Apabila gerbang tertutup impuls nyeri tidakdapat
diteruskan.Sebaliknya bila gerbang terbuka impuls nyeri merangsang sel T di kornu dorsalis
dan kemudia naik ke medulla spinalis menuju otak., tempat impuls tersebut dirasakan sebagai
nyeri. Mekanisme gerbang spinal dipengharui jumlah relative aktifitas dari serat afferent
primer berdiameter besar ( L ) dan berdiameter kecil ( S ). Aktifitas berserat besar cendrung
menghambat transmisi nyeri ( Menutup Gerbang ),sedangkan serat kecilcendrung
mempermudah transmisi nyeri ( membuka gerbang ). Aferent berdiameter besar merangsang
neuron-neuron substansia glatinosa inhibitorik sehingga input masuk ke sel T berkurang
sehingga nyeri dihambat. Sebaliknya aktifitas serat berdiameter kecil menghambat sel –
selsubstansia gelatinosa inhibitorik yang mendorong peningkatan transmisi aferen primer
kesel T yang menyebabkan peningkatan rangsangan nyeri.

Jadi secara singkat, teori ini menyatakan bahwa : saraf berdiameter kecil menghantarkan
stimulus nyeri ke otak, sedangkan saraf berdiameter besar, berusaha menghambat transmisi
impuls nyeri dari spinal cord ke otak. Mekanisme ini terjadi pada sel-sel substancia gelatinosa
pada kornu dorsalis di spinal cord.

Walton RE. Prinsip dan praktik ilmu endodonsi. Alih Bahasa: Narlan Sumawinta, Winiarti
Sidharta, Bambang Nursasongko. Jakarta: EGC, 1998

Gate Control Theory ( Teori Pengendalian Gerbang )

Teori gate control n Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965 n Teori ini
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. n Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi
gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran
sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi
dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan
menimbulkan nyeri. n Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di
blok ketika pintu gerbang tertutup n Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi
mengatasi nyeri n Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage
nyeri pasien n Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat
pembentukan substansi P. n Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup
gerbang nyeri. Melzack & Wall menjelaskan melalui gate control theory bahwa sensasi nyeri
akan dirasakan bila impuls / rangsangan nyeri dari sumber nyeri berhasil dihantarkan oleh
serabut saraf ke pusat nyeri di sistem saraf pusat (otak) melalui gerbang nyeri (pain gate).
Gerbang nyeri dapat ditutup dengan cara mengaktifkan serabut saraf Aβ melalui rangsangan
raba, tekanan, sentuhan, atau getaran (rangsangan TENS) pada sumber nyeri, sehingga
impuls nyeri tidak diteruskan ke medula spinalis dan juga ke otak dan akhirnya seseorang
tidak merasakan sensasi nyeri. Gambar Gate control theory. A) saat gerbang nyeri terbuka,
rangsangan nyeri dapat dihantarkan ke otak sehingga timbul rasa nyeri. B) rangsangan dari
TENS mengaktifkan serabut saraf Aβ untuk menutup gerbang nyeri, sehingga rasa nyeri
tidak muncul. TEORI PENGONTROL NYERI (GATE CONTROL THEORI ) Terdapat
berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor/reseptor nyeri dapat
menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba
menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap
paling relevan (Tamsuri, 2007) Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965)
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.Upaya
menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri. Suatu
keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur
proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P
untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan.Selain itu, terdapat
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan
neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A,
maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat
saat seorang terapis menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A
dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi
nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi
di otak yang memodifikasi nyeri.Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti
endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.Neuromedulator
ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. tehnik
distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin
(Potter, 2005). Respon fisiologis terhadap nyeri 1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat,
dan superficial) a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate b) Peningkatan
heart rate c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP d) Peningkatan nilai gula darah e)
Diaphoresis f) Peningkatan kekuatan otot g) Dilatasi pupil h) Penurunan motilitas GI

Anda mungkin juga menyukai