Plafond PVC
Plafond PVC
6) Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab
Penyedia
Genteng lama dan genting baru harus di cat terlebih dahulu sebelum di pasang.2.
Pemasangan antara genteng lama dan genteng baru harus di pasang pada sisi atap
yang berbeda3.
Kontraktor harus menyerahkan genteng cadangan yang sama kepada direksi yang terdiri
dariatap genteng sebanyak minimal 1 buah dan genteng bubungan sebanyak 25 buah
PASAL 6PEKERJAAN RANGKA PLAFOND
1.
Sebelum pekerjaan rangka plafon dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjan di
atas plafon harus sudah diselesaikan.2.
Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka adalah mengukur garis
ketinggian plafon sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka. Anda dapat menggunaka
n pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan. Gambar garis untukmenyatuk
an titik-titik tersebut.3.
Langkah berikutnya adalah pemasangan wall angle (siku metal) sebagai penyangga
metalfuring. Tempatkan siku metal pada tanda garis. Selalu mulai dengan dinding dengan
luasterpanjang. Bor siku metal dengan jarak antar baut/sekrup 40 cm. Pastikan siku
dibautdengan kencang agar kuat menyangga metal furing.4.
Teruskan pemasangan siku metal pada bagian dinding yang lain. Harap diperhatikan
bahwa pada sudut dinding, siku metal sebaiknya dipasang saling tindih sepanjang 40 cm. Ben
tuksiku metal menjadi L di ujung dengan menggunakan gunting hollow. Kencangkan
jugasemua pada daerah metal yang bertindihan tersebut.5.
Setelah siku metal terpasang, beri garis dengan pensil atau spidol untuk setiap 40 cm
sebagaitanda bagi pemasangan metal furing atau hollow. Jarak antar metal furing sebaiknya
40cmatau bila ingin lebih longgar, maksimum 60cm. Semakin besar jarak metal furing
atauhollow akan berisiko menghasilkan plafon yang tidak rata atau melengkung.6.
Potong metal furing sesuai dengan panjang yang direncanakan dan tempatkan di atas
sikumetal. Kencangkan dengan baut.7.
Rangka utama (main channel atau C channel) digantungkan pada kawat penggantungdengan
menggunakan U clamp dan ditempatkan di atas metal furing dengan posisimenyilang.
Kaitkan persilangan kedua jenis metal tersebut dengan menggunakan channelclamp.8.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-
langit harus sudah terpasang dengan sempurna.3.
Membersihkan langit
–
langit yang akan dipasang plafond. material yang tidak terpakaiseperti multriplek bekas
bekisting beton ada kemungkinan suatu saat dapat terlepas danmerusak plafond dibawahnya,
selain itu pembersihan lokasi juga dapat mempermudah proses pemasangan plafond.4.
Pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat
dan berada pada posisi yang aman karena plafond harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa
mengalami kerobohan sehingga membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan,
goyangan pada plafond yang seharusnya terpasang diam juga dapat menyebabkan rasa was-
wassehingga muncul rasa takut untuk berada didalam ruangan tersebut.5.
Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat
pada penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan materi
al penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafond secara keseluruhan.6.
Tempel lis profil yang telah diolesi kompon tersebut di antara plafond dan tembok.5.
Kuas dicelup ke air untuk menyapu pinggiran lis profil yang melekat di plafond dan tembok.
PASAL 9PEKERJAAN PASANG LISTPLANK
1.
Untuk mencegah agar air tidak masuk ke bagian belakang papan mohon mengikuti
petunjuk pemasangan dengan benar.3.
Kabel-
Seluruh instalasi di dalam kawasan digunakan jenis kabel NYA 2,5 dan NYA 3 X 2,5, NYA
4 X 70 mm + E 35 mm , jumlah inti disesuaikan dengan gambar.-
Seluruh instalasi ditanam di dalam tanah yang berhubungan langsung dengan tanah,harus
digunakan kabel jenis tanah NYFGb 0.6/1 KV dan menggunakan pipa konduit.-
Kabel yang digunakan harus kabel metal, atau yang setara dan telah lulus uji dari
PLN(mendapatkan sertifikat tanda uji dari LMK PLN).2.
Konduit-
Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain pada gambar.-
Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yangsebenarnya.-
Pada beberapa tempat yang menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan dalam gambar,harus
digunakan flexibel konduit lengkap dengan alat-alat bantunya.3.
Panel Listrik-
Bentuk panel listrik yang berdiri sendiri untuk panel utama (MDP kapasitas minimal 50Kva)
dan panel tenaga, sedangkan yang terbenam di dalam tembok untuk panel penerangan.-
Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada sisi sebelah kecuali stop
kontaklantai atau yang ditentukan lain.-
Kabel masuk dilengkapi dengan “cable plug” (kabel schoen) yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.4.
Circuit Breaker-
5.
Sistem TeganganSemua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak
harus disambungkanke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.6.
Pentanahan-
Kontraktor wajib membuat suatu panel pentanahan yang baik, sesuai dengan peraturanyang
berlaku beserta syarat-syarat tercantum dalam RKS ini serta gambar-gambar yangada.-
Peralatan Tenaga-
Peralatan instalasi adalah material untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik
dan memenuhi persyaratan.-
Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri.-
Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan dengan klem sehinggakabel
tersebut kelihatan lurus dan baik.-
Semua sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak menimbulkan
bedategangan satu sama lain, kemudian diisolasi PVC dan terakhir diberi penutup atau
dop.Dop ini disyaratkan berkualitas baik.8.
Lampu-
Lampu ruangan yang digunakan adalah Lampu Down light 10 W dan 18 W lampu TL 2X 18
W , lampu spot light 50 W dan Lampu hias ( harus ada persetujuan dari direksisebelum
dipasang-
Fitting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel (rapi dan aman).-
Pada bagian fitting yang bertegangan pada waktu pemasangan atau penggantian lampuharus
aman dari bahaya sentuhan9.
Saklar-
Stop Kontak-
Teknik pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral.-
Kabel tray-
Pengecatan Genteng-
Penyortiran genteng lama yang masih bias di pakai kemudian di cuci dan dibersihkandari
jamur dan kotoran yang menempel-
Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merkyang
berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan direksi.-
Genteng yang telah di cat harus di keringkan terlebih dahulu dan di tempatkan padatempat
yang terlindung dari matrial yang dapat merusak genting2.
Permukaan besi sebelum dicat dengan meni besi harus dilakukan mengerok karat catlama
permukaan baja dengan cara manual.-
Pekerja harus menggunakan perlengkapan keselamatan kerja untuk di ketinggian,
sepertisabuk pengaman, tali pengaman, menggunakan helem, dan sepatu.-
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dari segala kotoran yangmenempel
dan kering-
Untuk penyelesaian akhir digunakan produk cat yang sesuai (contoh: cat berbahan dasarair
dan minyak yang khusus digunakan untuk aplikasi luar)-
Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merkyang
berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan direksi
Pengecatan Plafond-
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakaikain.
Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya ratadan licin.-
Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan yang rata dan baik
Untuk material bekas bongkaran juga harus jelas apakah akan menjadi hak yang
membongkar atau diserahkan kepada pemilik. Kadang untuk material tertentu yang
mungkin masih terhitung berharga seperti kusen dan daun pintu, kaca, sanitary, AC,
kabel, besi, dan lain-lain harus diserahkan kepada pemilik. Untuk itu pelaksanaan
pembongkaran harus dilakukan dengan lebih hati-hati dan mungkin membutuhkan
biaya upah bongkar yang tidak sedikit.
Pernah misalnya ada pagar besi yang akan dibongkar, pemborong spesialis
bongkaran akan memborong pekerjaan bongkaran tersebut tanpa biaya tetapi
material besi ex. bongkaran mejadi hak mereka. Biasanya itu untuk pekerjaan
bongkar total agak susah dalam batas-batasnya jika ternyata pekerjaan bongkaran
tidak total seluruhnya.
Untuk pekerjaan bongkaran pada proyek renovasi selain biaya upah bongkaran
perlu diperhitungkan juga biaya pembersihan lokasi dan pengangkutan material
bekas bongkaran dan pembuangan ke luar lokasi proyek. Kadang pengangkutan
dan pembuangan material bekas bongkaran dihitung dalam satuan rit.
Pentahapan pekerjaan :
Pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan bongkaran. Bongkaran dilakukan dari atas kebawah (
bongkaran atap,plafond, rolling door, ubin, paving block dan saluran air hujan ). Semua sisa
bongkaran dibuang dengan menggunakan truk sejauh ± 20 km dari lokasi. Setelah lokasi
bersih dari bongkaran dilanjukan dengan dengan pekerjaan pasangan. Pekerjaan dilakukan
dari struktur atas ke struktur bawah ( atap dan accesoriesnya, elektrikal, plafond dan
accesoriesnya, lantai keramik, rolling door, paving blok dan saluran air hujan ). Pekerjaan
diakhiri dengan pengecatan. Untuk tembok dan plafond terlebih dahulu di plamir. Sedangkan
untuk kayu terlebih dahulu di meni.
LINGKUP PEKERJAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SARANA KERJA
B. PEKERJAAN SIPIL
1. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
a. PEKERJAAN TANAH
b. PEKERJAAN PONDASI
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Pekerjaan Beton Konvensional
b. Pekerjaan Baja Profil
2. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
a. Konstruksi Atap Utama
b. Konstruksi Atap Utama
c. Penutup Atap Utama
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
a. Pekerjaan lantai
b. Pekerjaan dinding
c. Pekerjaan kusen pintu, jendela & accesoris
d. Pekerjaan plafond
e. Pekerjaan pengecatan
Tujuan dari Organisasi Lapangan tesebut diatas, yakni agar Project Manager selalu
mengetahui segala keadaan dariproyek tersebut, Komunikasi yang cepat dan langsung
diperlukan untuk tujuan tersebut diatas. ·
Tenaga Ahli untuk proyek ini di tempatkan di Lapangan, mengingat tingkat kesulitan proyek
ini cukup rumit dan waktu pelaksanaan hanya selama . . . . . . . . . . (...............) hari
kalender, dengan tujuan untuk memudahkan seorangSite Manager mengambil keputusan
dan dapat segera dilaksanakan kembali oleh pelaksana dilapangan.
Tenaga Ahli K-3 untuk mengawasi dan memberikan pengarahan pada seluruh pekerja
dilapangan agar tidakterjadi kecelakaan ker j a .
Bagian Logistik pada Organisasi tersebut peranannya cukup penting, bertugas dan
bertanggung jawab dalamPengawasan dan Pengendalian bahan material di lapangan.
Site Manager bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan program pelaksanaan
proyek sesuai denganhasil perencanaan, mengatur tenaga kerja secara optimal sehingga
waktu yang direncakan dapat dicapai secaratepat.
Disamping itu seorang Site Manager bertugas untuk melakukan Koordinasi dengan para
Sub Kontraktor, paraSuplier, dan para pelaksana agar program yang direncanakan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pendayagunaan Sumberdaya
a. Sumberdaya Manusia
Pemanfaatan sumberdaya manusia yang setidak-tidaknya memenuhi persyaratan berikut :
Berkompeten pada bidang pekerjaannya
Memiliki inisiatif dan kreatif
Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
Mau bekerja keras dan pantang menyerah
b. Sumberdaya Bahan
Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap
item pekerjaan meliputi :
Material local
Material fabrikan
Material terangkai
c. Sumberdaya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan,
dengan lebih mempertimbangkan optimalisasi terhadap waktu, biaya dan mutu. Dengan
demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut pertimbangan
Kegunaan pemakaian alat
Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan
Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan
Keandaian dan produktivitas alat
Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktivitasnya
d. Sumberdaya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan profesional.
Proyek pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual belikan
dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan
sumberdaya finansial, sekalipun hanya berupa modal awal bekerja.
Modal awal sejumlah hingga 30% dari nilai proyek dialokasikan untuk menutupi biaya
pekerjaan persiapan, uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman
peralatan, hingga diperoleh angsuran pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi
pekerjaan fisik lapangan terus dipacu agar dapat segera ditagihkan pengangsurannya,
sehingga cash flow proyek benar-benar dapat dijalankan.
Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek
secara keseluruhan,diwujudkan dalam kerangka alokasi pembiayaan berikut :
Pembiayaan Manajemen Rutin kantor Perusahaan, merupakan bentuk kontribusi
biaya setiap proyek bagikebutuhan rutin perusahaan
Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap
pelaksanaan proyek.
Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap
pelaksanaan proyek
Pembiayaan Overhead dan Taktis Proyek, merupakan bentuk biaya sampingan
dan tak terdugasehubungan pelaksanaan proyek
Sisa Hasil Usaha, merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan
pelaksanaan konstruksiproyek, dengan perhitungan adalah nilai netto proyek
dikurang dengan jumlah seluruh pembiayaantersebut
e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim
Pelaksana Proyek, agarpelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.
Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Network Planning
Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing masing,
berikut rencana kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya berpedoman
kepada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan
jenis material danperalatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan,
material dan peralatan tersebut diseleksilagi kualitas dan kelayakannya oleh Project
Engineer melalui bagian Quality Control.
b. Material yang akan digunakan sebaiknya diajukan contoh terlebih dahulu dan
dimintakan secara tertulispersetujuan dari Konsultan Pengawas (Supervisi) Konsultan
perencana serta Pemberi Tugas. Waktu pengajuanharus cukup tersedia, untuk
antisipasi apabila terjadi perubahan jenis material.
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi,
yang disesuaikan denganjadwal pekerjaan. Jumlah material tidak boleh kurang dari
volume yang sudah dihitung, bahkan untukmengantisipasi kerusakan dan kekurangan
material di lapangan sebaiknya dilakukan tambahan pesanankebutuhan.
d. Tes Laboratorium harus dilakukan terhadap bahan yang dibuat seperti Cor Beton
dengan mutu tertentuuntuk mengantisipasi secara dini mutu/kwalitas bahan.
e. Mobilisasi Alat Penunjang dan Peralatan lainnya yang diperlukan kelokasi sesuai dengan
kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.
Keterlibatan antar pihak ini tercermin didalam hubungan fungsional dengan kapasitas yang
bervariasi, ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan, yakni : garis instruksi, garis
konsultasi, dan garis koordinasi. Hal ini tidak dapat dibandingkan secara langsung terhadap
hubungan kerjasama kontraktual antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemimpin proyek yang
memiliki kesetaraan secara hukum.
METODE PELAKSAAN PEKERJAAN SIPIL
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan,
dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna
anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun
Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki
lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan
setempat.
Manajemen Proyek:
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan
tepat waktu yaitu selama 2,5 bulan ( 72 hari Kalender), tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat
mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan
Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur dan sipil yang sudah berlangsung dan
dibangun sesuai perencanaan.
1. TAHAP PERENCANAAN
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.
Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan
dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.
Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network Planning,
dibutuhkan waktu selama 2,5 bulan (72 hari kalender) untuk menyelesaikan proyek pembangunan,
sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang
direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik.
PENGAJUAN/PERIJINAN
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang
dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang
akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.
1.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)
Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak
MK untuk mendapat persetujuan.
Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK
diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.
Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa
dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).
1.2.3. Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh
untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan
spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.
2. TAHAP PELAKSANAAN
I. TAHAPAN PERSIAPAN
1.
Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja juga area kerja.
2. Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja.
3. Keamanan Proyek + Pos Jaga.
4. Penggunaan Daya PLN.
embersihan lapangan dan daerah kerja.
1. Pekerjaan Bongkaran
Untuk Pelaksanaan Rehab. Berat disini diperlukan pekerjaan2 Bongkaran yang rencana material
Bekas Bongkaran sebagian ada yang akan dipakai kembali, sehingga diperlukan tidak terjadi
kerusakan2 diantaranya Daun pintu dan kaca.
Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas Bongkaran
sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.
Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah semua marking
disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan campuran yang telah
ditentukan dalam spesifikasi.
Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.
Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran dan acian, dimana
sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus dibersihkan dan dibasahi air
terlibih dahulu.
Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus dibuat acuan
ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.
Gambar, Tahapan Finishing Dinding
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang
dimiliki , sesuai Specifikasi Teknis yang telah ditentukan karena bentang atap 7 m s/d 12, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan .
4. Pekerjaan Plafond
Pekerjaan plafond gysum 9 mm, allumunium perforated, plafond plater/expose, adapun secara prinsip
metode pelaksanaanya hampir sama.
a. Pekerjaan Keramik,
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
NI – 2 - 1971
NI – 3 – 1970
NI – 8 – 1972
SSII – 0241 – 1970
Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan plafond selesai,
hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar akibat pemasangan bekisting
sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.
Rangka utama
Pekerjaan pada proyek ini terdiri dari pintu kayu dan allumunium, dimana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan telah diberi bahan
anti rayap.
Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dll
harus ditutp dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus lot/lurus terhadap dinding,
sambungan kusen harus tepat, halus dan rata. Pada kusen kayu kami beri penguat berupa besi atau
paku yang ditanam pada kolom praktis agar nantinya dinding sekitar pinggir kusen tidak retak/pecah.
Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu dan jendela akan
kami pasang dengan rapid an kuat agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.
Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada ketentuan
sebagai berikut :
e. NI-3
f. NI-4
g. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak kelur air
embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian diplamir kembali setelah
itu pengecatan bisa dimulai.
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah kering :
Urutan urutan pekerjaan
1. Pengecatan dinding
a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari jamur dan
mencegah terjadinya pengelupasan
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu dan kemudian
bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan pengecatan lapis
demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan plamir karena factor cuaca.
Seperti yang kami uraikan pada bagan dibawah ini, serta hasil tes kami serahkan dan ajukan kepada
pihak pengawas.
Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam proses pekerjaan di
lapangan