Anda di halaman 1dari 21

Spektek Pekerjaan Bongkaran

Contoh Spesifikasi Teknis Pekerjaan Bongkaran


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari:
1) Penutup atap dan Kuda-kuda
2) Dinding dan Plesteran
3) Kusen
4) Pagar Eksisting
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab Penyedia.
2) Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta
keselamatan pengguna lahan tempat bongkaran
3) Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan
kembali sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan memberi catatan tentang
cacat dan rusak atas persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
4) Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali dan
menyimpannya pada tempat yang aman.
5) Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu tahapan
pekerjaan selanjutnya dan lingkungan sekitar.

6) Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab
Penyedia

PASAL 5PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG DAN BUBUNGAN


1.

Genteng lama dan genting baru harus di cat terlebih dahulu sebelum di pasang.2.

Pemasangan antara genteng lama dan genteng baru harus di pasang pada sisi atap
yang berbeda3.

Pemasangan genteng harus siku, rata, rapat dan tidak bocor.4.

Bubungan di pasang dan direkatkan dengan mortar spesi 1pc : 3ps5.

Kontraktor harus menyerahkan genteng cadangan yang sama kepada direksi yang terdiri
dariatap genteng sebanyak minimal 1 buah dan genteng bubungan sebanyak 25 buah
PASAL 6PEKERJAAN RANGKA PLAFOND
1.
Sebelum pekerjaan rangka plafon dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjan di
atas plafon harus sudah diselesaikan.2.

Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka adalah mengukur garis
ketinggian plafon sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka. Anda dapat menggunaka
n pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan. Gambar garis untukmenyatuk
an titik-titik tersebut.3.

Langkah berikutnya adalah pemasangan wall angle (siku metal) sebagai penyangga
metalfuring. Tempatkan siku metal pada tanda garis. Selalu mulai dengan dinding dengan
luasterpanjang. Bor siku metal dengan jarak antar baut/sekrup 40 cm. Pastikan siku
dibautdengan kencang agar kuat menyangga metal furing.4.

Teruskan pemasangan siku metal pada bagian dinding yang lain. Harap diperhatikan
bahwa pada sudut dinding, siku metal sebaiknya dipasang saling tindih sepanjang 40 cm. Ben
tuksiku metal menjadi L di ujung dengan menggunakan gunting hollow. Kencangkan
jugasemua pada daerah metal yang bertindihan tersebut.5.

Setelah siku metal terpasang, beri garis dengan pensil atau spidol untuk setiap 40 cm
sebagaitanda bagi pemasangan metal furing atau hollow. Jarak antar metal furing sebaiknya
40cmatau bila ingin lebih longgar, maksimum 60cm. Semakin besar jarak metal furing
atauhollow akan berisiko menghasilkan plafon yang tidak rata atau melengkung.6.

Potong metal furing sesuai dengan panjang yang direncanakan dan tempatkan di atas
sikumetal. Kencangkan dengan baut.7.

Rangka utama (main channel atau C channel) digantungkan pada kawat penggantungdengan
menggunakan U clamp dan ditempatkan di atas metal furing dengan posisimenyilang.
Kaitkan persilangan kedua jenis metal tersebut dengan menggunakan channelclamp.8.

Tahap terakhir dari pemasangan rangka adalah penguatan rangka tersebut


dengan pemasangan bracket dan hanger.
PASAL 7PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GIPSUMBOARD
1.

Rangka plafon harus sudah terpasang baik dan sempurna2.

Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-
langit harus sudah terpasang dengan sempurna.3.

Membersihkan langit

langit yang akan dipasang plafond. material yang tidak terpakaiseperti multriplek bekas
bekisting beton ada kemungkinan suatu saat dapat terlepas danmerusak plafond dibawahnya,
selain itu pembersihan lokasi juga dapat mempermudah proses pemasangan plafond.4.

Pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat
dan berada pada posisi yang aman karena plafond harus terpasang dalam keadaan kuat tanpa
mengalami kerobohan sehingga membahayakan aktifitas didalam sebuah ruangan,
goyangan pada plafond yang seharusnya terpasang diam juga dapat menyebabkan rasa was-
wassehingga muncul rasa takut untuk berada didalam ruangan tersebut.5.

Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat
pada penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan materi
al penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafond secara keseluruhan.6.

Pemasangan Kalsiboard plafond yang sudah dipabrikasi sebelumnya dan Mengecek


kembalikedataran plafond yang sudah di pasang

PASAL 8PEKERJAAN LIST LANGIT



LANGIT GYPSUM
1.

Siapkan dan ukur lis profil sesuai dengan ukuran ruangan.2.

Aduk kompon dengan air secukupnya.3.

Tempel/olesi sisi lis profile dengan adukan kompon.4.

Tempel lis profil yang telah diolesi kompon tersebut di antara plafond dan tembok.5.

Tahan dengan tangan supaya tidak jatuh.6.

Rapikan sisi tepi lis profil dengan skrap sampai rapi.7.

Kuas dicelup ke air untuk menyapu pinggiran lis profil yang melekat di plafond dan tembok.
PASAL 9PEKERJAAN PASANG LISTPLANK
1.

KalsiPlank 8 dapat dipasang pada rangka metal.2.

Untuk mencegah agar air tidak masuk ke bagian belakang papan mohon mengikuti
petunjuk pemasangan dengan benar.3.

Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan Listplank adalah mengukur


garisketinggian sekeliling ruangan yang hendak dipasang listplank. Pelaksan dapatmengguna
kan pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan. Gambar garisuntuk
menyatukan titik-titik tersebut.4.

Pemasangan dengan di scrup ke rangka baja ringan dengan kuat5.

Penyambungan dilakukan dengan rapi lurus


PASAL 10PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.

Kabel-
Seluruh instalasi di dalam kawasan digunakan jenis kabel NYA 2,5 dan NYA 3 X 2,5, NYA
4 X 70 mm + E 35 mm , jumlah inti disesuaikan dengan gambar.-

Seluruh instalasi ditanam di dalam tanah yang berhubungan langsung dengan tanah,harus
digunakan kabel jenis tanah NYFGb 0.6/1 KV dan menggunakan pipa konduit.-

Sambungan kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.-

Kabel yang digunakan harus kabel metal, atau yang setara dan telah lulus uji dari
PLN(mendapatkan sertifikat tanda uji dari LMK PLN).2.

Konduit-

Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain pada gambar.-

Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yangsebenarnya.-

Pada beberapa tempat yang menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan dalam gambar,harus
digunakan flexibel konduit lengkap dengan alat-alat bantunya.3.

Panel Listrik-

Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukan dalam gambar.-

Tebal pelat besi yang digunakan minimum 1,5 mm.-

Bentuk panel listrik yang berdiri sendiri untuk panel utama (MDP kapasitas minimal 50Kva)
dan panel tenaga, sedangkan yang terbenam di dalam tembok untuk panel penerangan.-

Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada sisi sebelah kecuali stop
kontaklantai atau yang ditentukan lain.-

Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.-

Kabel masuk dilengkapi dengan “cable plug” (kabel schoen) yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.4.

Circuit Breaker-

Circuit Breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai interrupting capacityminimum 22


KA sesuai dengan beban yang terpasang, dan dilengkapi pengamanterhadap arus lebih, arus
hubung singkat dan tegangan di bawah nominal.-

Circuit Breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai interrupting capacity 5


KSsesuai dengan beban yang terpasang.-

Fuse Load Break Switch-


Fuse Load break yang digunakan harus mampu memutuskan arus pada saat beban pengaman
yang dibutuhkan tetap sama seperti dinyatakan dalam gambar.

5.

Sistem TeganganSemua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak
harus disambungkanke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.6.

Pentanahan-

Kontraktor wajib membuat suatu panel pentanahan yang baik, sesuai dengan peraturanyang
berlaku beserta syarat-syarat tercantum dalam RKS ini serta gambar-gambar yangada.-

Seluruh panel-panel harus ditanahkan dengan menggunakan kawat BC sesuai gambar.-

Pengujian dilakukan oleh Kontraktor dengan disaksikan pihak Direksi.7.

Peralatan Tenaga-

Peralatan instalasi adalah material untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik
dan memenuhi persyaratan.-

Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri.-

Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan dengan klem sehinggakabel
tersebut kelihatan lurus dan baik.-

Semua sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak menimbulkan
bedategangan satu sama lain, kemudian diisolasi PVC dan terakhir diberi penutup atau
dop.Dop ini disyaratkan berkualitas baik.8.
Lampu-

Lampu ruangan yang digunakan adalah Lampu Down light 10 W dan 18 W lampu TL 2X 18
W , lampu spot light 50 W dan Lampu hias ( harus ada persetujuan dari direksisebelum
dipasang-

Fitting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel (rapi dan aman).-

Pada bagian fitting yang bertegangan pada waktu pemasangan atau penggantian lampuharus
aman dari bahaya sentuhan9.

Saklar-

Saklar yang digunakan jenis pemasangan in bow.-

Saklar yang digunakan terdiri dari 1 gang, 2 gang dan 3 gang-

Saklar yang digunakan setara Clipsal10.

Stop Kontak-

Stop Kontak yang digunakan jenis pemasangan in bow.-

Teknik pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral.-

Stop kontak yang digunakan setara Clipsal11.

Kabel tray-

Cable Tray 200 x 50 x 2400 x 1.2 mm (Finishing bahan galvanis/ OCP)


PASAL 11PEKERJAAN PENGECATAN
1.

Pengecatan Genteng-

Penyortiran genteng lama yang masih bias di pakai kemudian di cuci dan dibersihkandari
jamur dan kotoran yang menempel-

Genteng baru harus dibersihkan dari segala kotoran yang menempel-

Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merkyang
berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan direksi.-

Genteng yang telah di cat harus di keringkan terlebih dahulu dan di tempatkan padatempat
yang terlindung dari matrial yang dapat merusak genting2.

Pengecatan permukaan baja dengan meni besi-

Permukaan besi sebelum dicat dengan meni besi harus dilakukan mengerok karat catlama
permukaan baja dengan cara manual.-
Pekerja harus menggunakan perlengkapan keselamatan kerja untuk di ketinggian,
sepertisabuk pengaman, tali pengaman, menggunakan helem, dan sepatu.-

Pengecatan dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali saputan dengan kuas.3.

Pengecatan List Plank-

Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dari segala kotoran yangmenempel
dan kering-

Untuk penyelesaian akhir digunakan produk cat yang sesuai (contoh: cat berbahan dasarair
dan minyak yang khusus digunakan untuk aplikasi luar)-

Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merkyang
berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan direksi
Pengecatan Plafond-

Untuk aplikasi ruangan dalam, sambungan antara papan harus diaplikasikan


denganKalsikompon PD-INT dan KalsiTape FG-30 untuk menghasilkan sambungan
tertutup.-

Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakaikain.
Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya ratadan licin.-

Selanjutnya diplamour secara merata dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat


palingsedikit 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang
telahditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur pemakaian dari pabrik penghasil cat.-

Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan yang rata dan baik

Pembongkaran Eksisting Sebelum Renovasi


Pekerjaan pembongkaran adalah salah satu jenis pekerjaan yang dilakukan pada
awal pelaksanaan pekerjaan renovasi. Pekerjaan bongkaran eksisting harus jelas
batasannya dan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak area yang tetap akan
dipertahankan.

Untuk material bekas bongkaran juga harus jelas apakah akan menjadi hak yang
membongkar atau diserahkan kepada pemilik. Kadang untuk material tertentu yang
mungkin masih terhitung berharga seperti kusen dan daun pintu, kaca, sanitary, AC,
kabel, besi, dan lain-lain harus diserahkan kepada pemilik. Untuk itu pelaksanaan
pembongkaran harus dilakukan dengan lebih hati-hati dan mungkin membutuhkan
biaya upah bongkar yang tidak sedikit.

Bongkaran dinding bata


Akan tetapi berbeda jika ternyata hasil bongkaran menjadi hak yang membongkar,
maka bisa langsung dibuang atau dijual lagi material bekas bongkaran. Kadang ada
pihak jasa pemborong bongkaran bangunan, mereka malah akan menaksir nilai
borongan dan membeli / membayar kepada pemilik bangunan. Jadi tidak perlu
mengeluarkan biaya upah pembongkaran malah jadi menjual material bongkaran
dan mendapatkan uang tetapi tergantung dari perjanjian awalnya juga.

Pernah misalnya ada pagar besi yang akan dibongkar, pemborong spesialis
bongkaran akan memborong pekerjaan bongkaran tersebut tanpa biaya tetapi
material besi ex. bongkaran mejadi hak mereka. Biasanya itu untuk pekerjaan
bongkar total agak susah dalam batas-batasnya jika ternyata pekerjaan bongkaran
tidak total seluruhnya.

Untuk pekerjaan renovasi biasanya menggunakan sistem borongan keteng untuk


pekerjaan bongkaran misal bongkaran dinding bata, dinding partisi, plafond dihitung
dalam satuan m2, demikian juga bongkaran penutup lantai dan dinding dihitung juga
dalam satuan m2. Untuk pintu jendela biasanya dihitung dalam satuan unit yang
harga upah bongkarnya tergantung dari ukuran masing-masing jenis pintu dan
jendela.

Untuk pekerjaan bongkaran pada proyek renovasi selain biaya upah bongkaran
perlu diperhitungkan juga biaya pembersihan lokasi dan pengangkutan material
bekas bongkaran dan pembuangan ke luar lokasi proyek. Kadang pengangkutan
dan pembuangan material bekas bongkaran dihitung dalam satuan rit.
Pentahapan pekerjaan :
Pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan bongkaran. Bongkaran dilakukan dari atas kebawah (
bongkaran atap,plafond, rolling door, ubin, paving block dan saluran air hujan ). Semua sisa
bongkaran dibuang dengan menggunakan truk sejauh ± 20 km dari lokasi. Setelah lokasi
bersih dari bongkaran dilanjukan dengan dengan pekerjaan pasangan. Pekerjaan dilakukan
dari struktur atas ke struktur bawah ( atap dan accesoriesnya, elektrikal, plafond dan
accesoriesnya, lantai keramik, rolling door, paving blok dan saluran air hujan ). Pekerjaan
diakhiri dengan pengecatan. Untuk tembok dan plafond terlebih dahulu di plamir. Sedangkan
untuk kayu terlebih dahulu di meni.

Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti peraturan dan petunjuk – petunjuk di


gambar dan RKS kualitas maupun kuantitas. Serta sudah disetujui oleh pengguna anggaran
dan pengawas.

METODE PELAKSANAAN GEDUNG KANTOR


TANGGAPAN TERHADAP RKS

Selama tidak ada perubahan-perubahan dalam Peraturan Pemerintah, untuk pelaksanaan


pekerjaan tidak lepas dantetap mengacu kepada :
1. Persyaratan Umum Pemeriksaan Bahan bangunan di Indonesia (PUBI 1982) Nl-3
2. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI- 8)
3. Mutu dan Cara Uji Semen Portland ( SII 0013-81 )
4. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 0052-80 )
5. ASTM C-33 Standard Specification For Aggregats.
6. Baja Tulangan Beton ( SII 0136-84 )
7. Jaringan Kawat baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
8. American Society For Testing and Material ( ASTM)
9. Standar Nasional lndonesia tentang Bangunan Gedung.
10. Standar lndustri Indonesia ( SII )
11. Peraturan Beton Berulang Indonesia Nl.2 ( PBI - 1971 )
12. Peraturan konstruksi Kayu NI.5 ( PKKI- 1987)
13. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981
14. Peraturan Umum lnstalasi Listrik (PUIL NI6/1972)
15. Peraturan Umum lnstalasi Air ( A V W I)
16. Peraturan Umum lnstalasi Penangkal Petir untuk Bangunan dilndonesia ( PUIPP 83)
17. Pedoman Plumbing Indonesia 1974
18. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang Tenaga Kerja yang
dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja Republik Indonesia
19. Peraturan - Peraturan Daerah setempat yang berlaku.

Termasuk mengacu kepada :


 Gambar Rencana yang telah disyahkan oleh Pemberi Tugas
 Rencana Kea dan Syarat-syarat ( RKS )
 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing )
 Kontrak Kerja
 Gambar Kerja yang telah disyahkan / mendapat persetujuan (Shop Drawing), kecuali bila
dalam 2 x 24 jamsetelah diterimanya permohonan persetujuan dari Team Pelaksana tidak
di dapat, maka shop drawing yang diajukandianggap disetujui, dan Team Pelaksana dapat
melanjutkan pekerjaan yang dimaksud.
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah mendapat persetujuan.

APRESIASI DAN INTERPRETASI

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . sebagai berikut :

PEMBANGUNAN GEDUNG A IN-DOOR

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SARANA KERJA

B. PEKERJAAN SIPIL
1. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
a. PEKERJAAN TANAH
b. PEKERJAAN PONDASI

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Pekerjaan Beton Konvensional
b. Pekerjaan Baja Profil
2. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
a. Konstruksi Atap Utama
b. Konstruksi Atap Utama
c. Penutup Atap Utama
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
a. Pekerjaan lantai
b. Pekerjaan dinding
c. Pekerjaan kusen pintu, jendela & accesoris
d. Pekerjaan plafond
e. Pekerjaan pengecatan

D. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


1. Pekerjaan Elektrikal
a. lnstalasi Listrik Penerangan Lantai Satu
b. lnstalasi Listrik Penerangan Lantai Mezzanine
c. Lain -lain
2. P e k e r j a a n Sanitair
lnstalasi Air Bersih & Kotor, Sanitair Gedung Utama
E. PEKERJAAN LAIN-LAIN

TATA LAKSANA PROYEK


Tata laksana proyek bagi Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) secara kongkrit dan detail,
akan disusun setelah rekanantersebut ditunjuk selaku pelaksana proyek (Pemenang Lelang).
Dimana pada hakekatnya pelaksanaan proyek didalam suatu perusahaan, merupakan gugus
tugas yang khusus akan menangani proyek bersangkutan, sebagai subordinasi dari tugas
pokok dan fungsi perusahaan yang telah mengadakan kontrak ke asama dengan pihaklinstans
i lainpemilik proyek yang dimaksud.

1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajement Proyek)


Pengelolaan pelaksanaan proyek perlu dilakukan secara profesional dengan tujuan untuk
kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan serta efisiensi biaya sehemat mungkin, dengan
hasil akhir pekerjaan sebaik mungkin, dan memberikan keuntungan sebagaimana yang
diinginkan demi tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu,
serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyekI pengguna hasil
pekerjaan proyek tersebut. Sebagai salah satu perangkat tata laksana proyek tersebut adalah
Struktur Organisasi Lapangan dari Kontraktor Pelaksana, berikut ini divisualisasikan Bagan
Organisasi Lapangan dan hubungan-hubungannya agar tidak terjadi kesimpangsiuran
pekerjaan sebagai berikut :

Tujuan dari Organisasi Lapangan tesebut diatas, yakni agar Project Manager selalu
mengetahui segala keadaan dariproyek tersebut, Komunikasi yang cepat dan langsung
diperlukan untuk tujuan tersebut diatas. ·

Sedangkan untuk Administrasi/Keuangan dan Sub Bagianya dapat ditempatkan di kantor


pusat.Administrasi/Keuangan dan bagiannya bertugas untuk melakukan
pembukuan keuangan proyek, melakukanpembayaran, dan segala administrasi keuangan
termasuk melakukan penagihan kepada pihak pemilik proyek.

Dan seorang Administrasi/Keuangan, sekali-kali dapat melakukan peninjauan kelapangan,


untuk dapat mengenalpersonil lapangan, cara-cara pelaksanaan, sehingga diharapkan
akan lebih menyadari akan tugas pekerjaannya.

Tenaga Ahli untuk proyek ini di tempatkan di Lapangan, mengingat tingkat kesulitan proyek
ini cukup rumit dan waktu pelaksanaan hanya selama . . . . . . . . . . (...............) hari
kalender, dengan tujuan untuk memudahkan seorangSite Manager mengambil keputusan
dan dapat segera dilaksanakan kembali oleh pelaksana dilapangan.

Tenaga Ahli K-3 untuk mengawasi dan memberikan pengarahan pada seluruh pekerja
dilapangan agar tidakterjadi kecelakaan ker j a .
Bagian Logistik pada Organisasi tersebut peranannya cukup penting, bertugas dan
bertanggung jawab dalamPengawasan dan Pengendalian bahan material di lapangan.

Site Manager bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan program pelaksanaan
proyek sesuai denganhasil perencanaan, mengatur tenaga kerja secara optimal sehingga
waktu yang direncakan dapat dicapai secaratepat.

Disamping itu seorang Site Manager bertugas untuk melakukan Koordinasi dengan para
Sub Kontraktor, paraSuplier, dan para pelaksana agar program yang direncanakan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pendayagunaan Sumberdaya

a. Sumberdaya Manusia
Pemanfaatan sumberdaya manusia yang setidak-tidaknya memenuhi persyaratan berikut :
 Berkompeten pada bidang pekerjaannya
 Memiliki inisiatif dan kreatif
 Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
 Mau bekerja keras dan pantang menyerah

Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :


 Manajerial
 Teknik
 Administrasi
 Keuangan
 Pelaksanaan lapangan

b. Sumberdaya Bahan
Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap
item pekerjaan meliputi :
 Material local
 Material fabrikan
 Material terangkai

Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :


 Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko, pabrik, workshop),
 Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber
 Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan proyek
 Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi SPEK
 Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan setiap saat

c. Sumberdaya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan,
dengan lebih mempertimbangkan optimalisasi terhadap waktu, biaya dan mutu. Dengan
demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut pertimbangan
 Kegunaan pemakaian alat
 Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan
 Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan
 Keandaian dan produktivitas alat
 Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktivitasnya

Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek, meliputi :


 Angkutan untuk mobilisasi /demobilisasi bahan/material
 Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan
 Peralatan baku masing - masing Tukang
 Peralatan komunikasi
 Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan

d. Sumberdaya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan profesional.
Proyek pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual belikan
dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan
sumberdaya finansial, sekalipun hanya berupa modal awal bekerja.

Modal awal sejumlah hingga 30% dari nilai proyek dialokasikan untuk menutupi biaya
pekerjaan persiapan, uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman
peralatan, hingga diperoleh angsuran pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi
pekerjaan fisik lapangan terus dipacu agar dapat segera ditagihkan pengangsurannya,
sehingga cash flow proyek benar-benar dapat dijalankan.
Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek
secara keseluruhan,diwujudkan dalam kerangka alokasi pembiayaan berikut :
 Pembiayaan Manajemen Rutin kantor Perusahaan, merupakan bentuk kontribusi
biaya setiap proyek bagikebutuhan rutin perusahaan
 Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap
pelaksanaan proyek.
 Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap
pelaksanaan proyek
 Pembiayaan Overhead dan Taktis Proyek, merupakan bentuk biaya sampingan
dan tak terdugasehubungan pelaksanaan proyek
 Sisa Hasil Usaha, merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan
pelaksanaan konstruksiproyek, dengan perhitungan adalah nilai netto proyek
dikurang dengan jumlah seluruh pembiayaantersebut

e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim
Pelaksana Proyek, agarpelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.
Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :
 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Network Planning
 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing masing,
berikut rencana kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal

3. Seleksi Material dan Peralatan


Seleksi material/ kesesuaian spesifikasi material dan Peralatan merupakan faktor
penunjang kesuksesan dalam suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh hasil tepat guna, dan hasil guna terhadap
pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Dengan demikian hendaknya persoalan yang terkait dengan
penggunaan material dan peralatan sudah dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan
dilakukan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan
dalam proyek dapat ditekan.

Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya berpedoman
kepada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan
jenis material danperalatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan,
material dan peralatan tersebut diseleksilagi kualitas dan kelayakannya oleh Project
Engineer melalui bagian Quality Control.
b. Material yang akan digunakan sebaiknya diajukan contoh terlebih dahulu dan
dimintakan secara tertulispersetujuan dari Konsultan Pengawas (Supervisi) Konsultan
perencana serta Pemberi Tugas. Waktu pengajuanharus cukup tersedia, untuk
antisipasi apabila terjadi perubahan jenis material.
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi,
yang disesuaikan denganjadwal pekerjaan. Jumlah material tidak boleh kurang dari
volume yang sudah dihitung, bahkan untukmengantisipasi kerusakan dan kekurangan
material di lapangan sebaiknya dilakukan tambahan pesanankebutuhan.
d. Tes Laboratorium harus dilakukan terhadap bahan yang dibuat seperti Cor Beton
dengan mutu tertentuuntuk mengantisipasi secara dini mutu/kwalitas bahan.
e. Mobilisasi Alat Penunjang dan Peralatan lainnya yang diperlukan kelokasi sesuai dengan
kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.

4. Hubungan Fungsional Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam pelaksanaan Pekerjaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . terl
ibat beberapa pihak dalamposisi dan fungsi masing-masing yang pada dasarnya memiliki
komitment bersama atas kelancaran dan kesuksesanpelaksanaan proyek dimaksud. Namun
demikian perhatian utama tetap ditujukan kepada Pihak KontraktorPelaksana sehubungan
dengan perannya yang secara langsung dalam pengerahan dan pengolahan seluruhkinerjanya
ini dapat terwujud.

Keterlibatan antar pihak ini tercermin didalam hubungan fungsional dengan kapasitas yang
bervariasi, ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan, yakni : garis instruksi, garis
konsultasi, dan garis koordinasi. Hal ini tidak dapat dibandingkan secara langsung terhadap
hubungan kerjasama kontraktual antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemimpin proyek yang
memiliki kesetaraan secara hukum.
METODE PELAKSAAN PEKERJAAN SIPIL

METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan,
dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna
anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun
Metode Pelaksanaan.

Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki
lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan
setempat.

Manajemen Proyek:
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan
tepat waktu yaitu selama 2,5 bulan ( 72 hari Kalender), tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat
mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan
Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur dan sipil yang sudah berlangsung dan
dibangun sesuai perencanaan.

Metode yang kami susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu :

1. TAHAP PERENCANAAN

PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva S )


Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain:

Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut:

Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.

Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan
dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.

Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network Planning,
dibutuhkan waktu selama 2,5 bulan (72 hari kalender) untuk menyelesaikan proyek pembangunan,
sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang
direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik.

PENGAJUAN/PERIJINAN

1.2.1 Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja

Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang
dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang
akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.
1.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)

Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak
MK untuk mendapat persetujuan.

Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK
diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.

Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa
dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).

1.2.3. Material/Bahan

Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh
untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.

Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan
spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

Pekerjaan pembangunan meliputi:

I. TAHAPAN PERSIAPAN
1.
Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja juga area kerja.
2. Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja.
3. Keamanan Proyek + Pos Jaga.
4. Penggunaan Daya PLN.
embersihan lapangan dan daerah kerja.

II. PEKERJAAN ARSITEKTUR


1. Pekerjaan Bongkaran
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap Baja Ringan
4. Pekerjaan Plafond.
5. Pekerjaan Finishing Lantai.
6. Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela
7. Pekerjaan Pengecatan

1. Pekerjaan Bongkaran

Untuk Pelaksanaan Rehab. Berat disini diperlukan pekerjaan2 Bongkaran yang rencana material
Bekas Bongkaran sebagian ada yang akan dipakai kembali, sehingga diperlukan tidak terjadi
kerusakan2 diantaranya Daun pintu dan kaca.
Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas Bongkaran
sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.

2. Pekerjaan Dinding Bata Merah.


Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-persyaratan standart:
a. PUBI – 1982
b. NI – 3 – 1970
c. NI – 10 – 1973
d. SSII – 0021 – 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as – as pasangan
bata.

Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah semua marking
disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan campuran yang telah
ditentukan dalam spesifikasi.

Perendaman Pembersihan Pemasangan Pemasangan


bata lokasi propolan bata

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:


a. Sebelum dipasangkan, batu bata harus direndam di air sampai jenuh.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram dengan air sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk menentukan posisi horizontal
dan vertical denagn menggunakan benang yang berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga
hasilnya dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi
kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan
keramik atau pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan dinding harus
dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek sebagai angkur ke dinding. Posisi
dinding harus berada di atas balok sloof yang pada saat pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang balok praktis terutama
diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding
bata diatasnya.

Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.

Gambar metode Pemasangan Dinding

Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran dan acian, dimana
sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus dibersihkan dan dibasahi air
terlibih dahulu.

Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus dibuat acuan
ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.
Gambar, Tahapan Finishing Dinding

3. Pekerjaan Atap Baja Ringan

Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang
dimiliki , sesuai Specifikasi Teknis yang telah ditentukan karena bentang atap 7 m s/d 12, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan .

Adapun urutan pekerjaan-pekerjaan ini meleiputi:


1. Kami buat making arah vertical dan Horizontal untuk menentukan tegak lurus atap Kuda2..baja
ringan.
2. untuk yang behubungan dengan dinding diperlukan pemasangan angkur.
3. setelah rangka kuda2 selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru pekerjaan Reng baja ringan bisa
dimulai . Jarak Reng harus disesuaikan dengan ukuran genteng yang akan dipasang. Karena Disini
genteng yang dipakai Genteng Morando Glazur.

4. Pekerjaan Plafond

Pekerjaan plafond gysum 9 mm, allumunium perforated, plafond plater/expose, adapun secara prinsip
metode pelaksanaanya hampir sama.

Urutan pekerjaan pemasangan gypsum meliputi:


a. Pekerjaan Rangka Plafond.
Ranga plafond kami buat dari besi hollow yang telah di zincromate/meni. Pada proses pemasangan
rangka plafond kami lakukan pengukuran (leveling) elevasi ketinggian plafond dari lantai ditandai
dengan tarikan benang antar kedua sisi dinding. Agar permukaan rangka tidak melenduk kami beri
penggantung pada jarak 1 m dibawah dak beton dan pinggir rangka diperkuat dengan ramset.
b. Pekerjaan Pemasangan Penutup
Untuk penutup terbuat dari gypsum board tebal 9 mm dan allumunium dengan rangka hollow yang
telah di zinckromate. Pada sambungan gypsum di beri kain kasa agar nantinya tidak terjadi
keretakan, sambungan gypsum dan list di compound dengan compound khusus gypsum sampai
permukaan halus.
c. Pekerjaan Pemasangan List.
Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi, maka
pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan persetujuan
dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi dan rapat.
Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah kering dihaluskan
dengan amplas khusus baru bias dicat.

1. Pemasangan list plafond (cornice) pada plafond.


Gambar. Pemasangan Plafond

5.Pekerjaan Finishing lantai.

Pekerjaan finishing keramik lantai:

a. Pekerjaan Keramik,
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
NI – 2 - 1971
NI – 3 – 1970
NI – 8 – 1972
SSII – 0241 – 1970

Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan plafond selesai,
hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar akibat pemasangan bekisting
sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.

Rangka utama

Gambar pekerjaan pemasangan keramik

6. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela allumunium warna serta Penggantung/Pengunci

Pekerjaan pada proyek ini terdiri dari pintu kayu dan allumunium, dimana dapat dijelaskan sebagai
berikut:

a. Pekerjaan Kusen Allumunium dan Pintu Kayu


Pelaksanaan pekerjan kayu mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
 NI – 3 – 1970
 NI – 5 1961
 SII – 0458 – 8
 PUBI – 1982 pasal 37
Kayu-kayu yang akan digunakan kayu kamper, utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu,
lubang-lubang dan sebagainya.

Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan telah diberi bahan
anti rayap.

Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dll
harus ditutp dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.

Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus lot/lurus terhadap dinding,
sambungan kusen harus tepat, halus dan rata. Pada kusen kayu kami beri penguat berupa besi atau
paku yang ditanam pada kolom praktis agar nantinya dinding sekitar pinggir kusen tidak retak/pecah.

Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu dan jendela akan
kami pasang dengan rapid an kuat agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.

Urutan Pemasangan kusen kayu:


a. Beri tanda di mana kusen akan di pasang
b. Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak dan ditahan agar tidak bergerak dan
tetap tegak.
c. Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen agar tetap
Berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan atau kiri, kemudian
kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen bagian atas.
d. Pasang bata dan kawat pengikat ( angkur ) yang dipasang pada setiap 4 atau lima lapis batu.
e. Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen, sehingga dengan demikian kusen akan
menjadi massif, kuat dan kokoh.

Gambar Pekerjaan kusen pintu

7.PEKERJAAN PENGECATAN EX VINILEX

Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada ketentuan
sebagai berikut :
e. NI-3
f. NI-4
g. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak kelur air
embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian diplamir kembali setelah
itu pengecatan bisa dimulai.

Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah kering :
Urutan urutan pekerjaan

1. Pengecatan dinding
a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari jamur dan
mencegah terjadinya pengelupasan
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu dan kemudian
bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan pengecatan lapis
demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan plamir karena factor cuaca.

2. Pekerjaan pengecatan plapon


Sebelum pengecatan plafond dan partisi kami mulai, permukaan sambungan plafond/ partisi kami
amplas sampai permukaannya rata dan halus, kemudian kami bersihkan dari debu bekas amplas
setelah permukaan benar benar rata. Pekerjaan pengecatan bisa di mulai lapis pertama, setelah lapis
pertama kering dilanjutkan lapis berikutnya sampai benar benar sempurna.

Peralatan yang dipakai:


Kuas, Rol cat, perancah, amplas, kape, alat bantu

Seperti yang kami uraikan pada bagan dibawah ini, serta hasil tes kami serahkan dan ajukan kepada
pihak pengawas.

Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam proses pekerjaan di
lapangan

Anda mungkin juga menyukai