Anda di halaman 1dari 3

INDUSTRI

11. PENGERTIAN : menurut PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 32
TAHUN 2019 TENTANG PERSYARATAN KEAMANAN DAN MUTU OBAT TRADISIONAL

1. Jamu adalah Obat Tradisional yang dibuat di Indonesia yang dipercaya khasiatnya secara
empiis atau turun temurun. Contoh : kukubima, tolak angin
2. Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Contoh : tanaman toga seperti jahe, temulawak
3. Obat Herbal Terstandar adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan
bakunya telah distandardisasi. Contoh : antangin JRG, OB Herbal
4. Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik
dan uji klinik serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Contoh : stimuno,
tensigard

PUSKESMAS :
MENURUT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN
2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
 Pengelolaan sediaan farmasi di PKM
5. A. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati
kebutuhan;
2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
B. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
C. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan
yang telah diajukan.
D. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
E. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan dengan cara
pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat per sekali minum
(dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas
dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).
F. Pemusnahan dan penarikan
G. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis PakaI
H. Administrasi
I. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

 Penyimpanan obat di PKM


Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan Farmasi, seperti suhu
penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

 Penyimpanan vaksin di puskesmas


Menurut Permenkes No. 12 Tahun 2017, Penyimpanan Vaksin di
Puskesma yaitu :
 Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada vaccine
refrigerator
 Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan pada suhu
ruangan, terlindung dari sinar matahari langsung.
1. Pemakaian Vaksin Sisa Vaksin sisa pada pelayanan statis
(Puskesmas, Rumah Sakit atau praktek swasta) bisa digunakan
pada pelayanan hari berikutnya. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi adalah:
a. Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C

b. VVM dalam kondisi A atau B


c. Belum kadaluwarsa

d. Tidak terendam air selama penyimpanan


e. Belum melampaui masa pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai