Anda di halaman 1dari 131

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEINGINAN

PINDAH KERJA (TURNOVER INTENTION) PERAWAT


DI RUMAH SAKIT SEHAT TERPADU DD TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH :

Isni Nurul Annisaa Siregar

11101010000093

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (MPK)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2015

i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, Agustus 2015

ISNI NURUL ANNISAA SIREGAR, NIM : 1110101000093

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keinginan Pindah Kerja (Turnover


Intention) Perawat Di RS Sehat Terpadu DD Tahun 2014

ISNI NURUL ANNISAA SIREGAR, NIM : 1110101000093

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keinginan Pindah Kerja (Turnover


Intention) Perawat Di RS Sehat Terpadu DD Tahun 2014

ABSTRAK
Keinginan pindah kerja (turnover intention) adalah rencana karyawan untuk
berniat keluar kerja dari pekerjaan yang sekarang dan berusaha menemukan
pekerjaan lain dalam waktu dekat. Turnover intention atau keinginan pindah kerja
perawat menjadi tantangan yang serius terhadap efisiensi dan efektivitas pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki komitmen profesional yang
signifikan serta kepuasan kerja pada perawat.
Penelitian inti bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan keinginan pindah kerja pada perawat di RS Sehat Terpadu DD Tahun 2014.
Pengukuran dalam penelitian ini terdiri dari 9 faktor, antara lain : (1) usia, (2) jenis
kelamin, (3) tingkat pendidikan, (4) lama kerja, (5) status perkawinan, (6)
kompensasi, (7) rekan kerja, (8) jenjang kerja, (9) lingkungan kerja. Penelitian ini
bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini 84 perawat yang diambil secara acak. Data yang didapat menggunakan
kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RS Sehat Terpadu DD
bahwa perawat yang memiliki niat untuk pindah bekerja sebanyak 45 perawat
(53,5%) dari 84 perawat. Sedangkan perawat yang tidak memiliki niat untuk pindah
kerja sebanyak 39 perawat (46,4%) dari 84 perawat. Hasil analisis univariat
menunjukkan bahwa paling banyak perawat berusia ≤ 30 tahun yaitu 71 orang
(84.5%), sebagian dari perawat yang berusia ≤ 30 juga memiliki niat untuk pindah
kerja. Selain itu, didapatkan informasi bahwa perawat yang berjenis kelamin laki-
laki yaitu 23 perawat (62.2%) dan dari separuh perawat laki-laki memiliki
kecenderungan untuk pindah bekerja. Diketahui bahwa perawat yang belum menikah
terdapat 43 perawat (55.1%), dan didapatkan informasi bahwa perawat belum
menikah memiliki keinginan untuk pindah bekerja. Kemudian, perawat dengan
pendidikan akhir D3 yaitu 43 perawat (53.2) dan ditemukan separuh dari jumlah
perawat dengan pendidikan akhir D3 memiliki niat untuk pindah bekerja. Diketahui

iii
pula perawat dengan masa kerja ≤ 1 tahun yaitu 24 perawat (52.2%), didapatkan
bahwa perawat dengan masa kerja ≤ 1 tahun memiliki kecenderungan untuk pindah
bekerja. Selanjutnya, perawat dengan status kontrak yaitu 42 orang (53.8%), dan
sebagian dari perawat yang berstatus kontrak memliki keinginan untuk pindah
bekerja. Perawat dengan kompensasi sesuai yaitu 24 orang (53.6%), didapatkan
informasi bahwa perawat dengan kmpensasi kurang memiliki kecenderungan untuk
pindah bekerja. Hasil analisis juga didapatkan bahwa perawat dengan rekan kerja
kondusif yaitu 27 orang (58.7%), dan dari separuh perawat dengan rekan kerja
kondusif memiliki keinginan untuk pindah bekerja. Perawat dengan jenjang karir
baik yaitu 35 orang (55.6), sebagian dari perawat dengan jenjang karir baik memiliki
keinginan untuk pindah bekerja. Informasi selanjutnya didapatkan bahwa perawat
dengan lingkungan kerja kondusif yaitu 42 orang (55.3), dan sebagian dari perawat
dengan lingkungan kerja kondusif memiliki kecenderungan untuk pindah bekerja.
Jika diamati karakteristik yang dimiliki oleh perawat, cukup banyak perawat
yang memiliki risiko untuk pindah bekerja. Walaupun pada penelitian belum terbukti
signifikan dari semua variabel terhadap turnover intention, maka ada beberapa saran
yang direkomendasikan kepada pihak RS Sehat Terpadu DD. Saran yang diajukan
adalah meningkatkan MSDM; memperhatikan kondisi kepuasan kerja perawat;
mempertegas uraian tugas perawat; mengadakan program pemberian penghargaan.

Daftar Bacaan : 34 (1981-2011)

iv
JAKARTA STATE ISLAMIC UNIVERSITY
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENE
STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH
Undergraduated Thesis, August 2015

ISNI NURUL ANNISAA SIREGAR, NIM : 1110101000093

Factors Associated With Moving Desire Job (Turnover Intention) Nurses RS


RST Dompet Dhuafa, 2014

ABSTRACT

The desire to change job ( turnover intention ) is a plan for the employee
intends to work out of a job now and try to find another job in the near future.
Turnover intention or desire to move nurses into a serious challenge to the efficiency
and effectiveness of health care. Therefore, hospitals should have a significant
professional commitment and job satisfaction of nurses.
Core research aims to determine the factors associated with the desire to
move on nurses working in hospitals RST Dompet Dhuafa. Measurements in this
study consisted of nine factors , among others : (1) age, (2) gender, (3) education,
(4) duration of work, (5) marital status, (6) compensation, (7) colleagues labor, (8)
the level of employment, (9) the work environment. This research is quantitative
using cross sectional design. The sample in this study 84 nurses were drawn at
random. Data were obtained using a questionnaire.
Based on the research that has been done at the Sehat Terpadu DD hospital
that nurses who have the turnover intention to the job as many as 45 nurses (53.5%)
out of 84 nurses. While nurses who have no turnover intention to out of job as much
as 39 nurses (46.4%) out of 84 nurses. Results of univariate analysis showed that
most nurses aged ≤ 30 years is 71 (84.5%), the majority of nurses aged ≤ 30 also to
out the job. In addition, the obtained information that the nurse sex male is 23 nurses
(62.2%) and half of male nurses have a tendency to move work. It is known that
nurses who are not married are 43 nurses (55.1%), and obtained information that
nurses are not married have a desire to move the job. Then, the nurse at the end of
the education D3 with 43 nurses (53.2) and is found half of the number of nurses
with education end D3 has the intention to move the job. Given also nurses working
period ≤ 1 year ie 24 nurses (52.2%), it was found that nurses working period ≤ 1
year has a tendency to move the job. Furthermore, a nurse with the status of the
contract, 42 (53.8%), and some of the nurses who possess the contractual status of a
desire to move the job. Nurse with appropriate compensation that is 24 people
(53.6%), obtained information that nurses with less pay has a tendency to move the
job. The analysis also found that nurses with favorable work colleagues that 27
(58.7%), and half of nurses with work colleagues conducive to have a desire to move
the job. Nurses with a good career path that is 35 people (55.6), the majority of
nurses with a good career path has a desire to move the job. Further information
was found that nurses with a conducive working environment where 42 people

v
(55.3), and some of the nurses with a conducive working environment has a tendency
to move the job.
If the observed characteristics possessed by nurses, quite a lot of nurses who
are at risk to turnover intention. Although the research has not proved significant of
all variables on turnover intention, then there are some recommended advice to
Sehat Terpadu DD Hospital. The Suggestions put forward is to improve human
resource management; reinforce the job description of nurses; held the awards
program.

Refrences : 34 (1981-2011)

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bism illa hirro hm a nirro him ...

Deng a n izin d a n rid ho Mu Ya a Alla h, ku p ersem b a hka n seb ua h

ka rya kec ilku ini seb a g a i ta nd a b a ktiku kep a d a o ra ng -o ra ng

ya ng kuc inta i ya ng m emb erika n seg a la p erha tia n, c inta , ka sih

sa ya ng d a n p eng o rb a na n ya ng ta k d a p a t ku b a la s sep a nja ng

hid up ku. Teruntuk Ked ua Ora ng Tua ku, p a p a Ism ed & m a m a Uni

d eng a n seg a la d o a ya ng d ip a nja tka n o lehnya a ta s seg a la

ya ng kup ersemb a hka n ini a d a la h la ng ka h a wa l untuk m ena p a k

ja la n hid up ya ng m a sih p a nja ng ..

Syukro n Illa hi Ra b b i, tela h Eng ka u b erika n a ku kesemp a ta n untuk

m emp ersemb a hka n seb ua h keb a ha g ia a n ini kep a d a o ra ng -

o ra ng ya ng ku c inta d a n sa ya ng i...Aa a m iin...

ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Isni Nurul Annisaa Siregar


Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 18 September 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. H. Suhaemi No.27 RT.02/04 Parung
Kulon Bojongsari Depok
Handphone : 0813-1984-6451
E-mail : isni_nurul@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1998 - 2004 : SD Negeri 01 Parung


2004 - 2007 : SMP Negeri 01 Parung
2007 - 2010 : SMA Negeri 01 Parung
2010-2015 : Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

PENGALAMAN

2013 – 2014 : Ketua Divisi Fundraising HACAMSA (Health


Care Management Student Assosiation)
2013 – 2014 : Anggota FORSA (Federasi Olahraga Mahasiswa)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014 (Februari – Maret) : Magang di Divisi Sumber Daya Manusia RS Sehat
Terpadu DD

KATA PENGANTAR

x
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah tidur dan selalu dekat

dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intention) Perawat di

RS Sehat Terpadu DD Tahun 2014”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW yang menuntun umatnya dari zaman jahiliyah ke

zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran

Dan Ilmu Kesehatan,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini,

tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis inin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Terimakasih kepada papa dan mama, kakak Yuta, abang Valdy, dek Syafa yang

telah memberikan semangat, kasih sayang dan doanya kepada penulis serta

segenap keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun

materil.

2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri. SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D selaku ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph.D selaku sekertaris Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

xi
5. Ibu Yuli Amran, MKM selaku dosen pembimbing I yang senantiasa meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis.

6. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D selaku dosen pembimbing II yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Ibu Susanti Tungka, Ibu Diah, Ibu Hesti, Mas Jadin, Mas Fajar dan seluruh

pekerja di RS Sehat Terpadu DD yang telah membantu dan bekerjasama dengan

baik selama penulis melaksanakan kegiatan skripsi di rumah sakit tersebut.

9. Arif yang telah memberikan motivasi, kritikan yang “pedas”, dan saran selama

penulis melaksankan penyusunan skripsi, Makasih yaa “Masmokuu”

10. Kak Ika dan Bayu yang sudah membantu penulis dalam penyusunan skripsi,

terimakasih yah Kakak Ika dan Bayu atas ilmu-ilmunyaa.

11. Tata Ma’wah yang selalu kasih semangat, terimakasih atas kesetiaannya sejak

awal masuk kuliah hingga kelar bareng-bareng.

12. Sahabat-sahabatku yang tak bisa disebut satu per satu, baik itu sahabat vacation

team, sahabat By Morra Outlet, sahabat SMA, sahabat SMP terimakasih atas

dukungan dan doanya

13. Teman-teman seperjuangan Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan


teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat ’07 FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Penulis menyadari skripsi ini maih terdapat kekurangan sehingga diharapkan saran
dan masukkannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

xii
Jakarta, Agustus 2015

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... ii

xiii
ABSTRAK .................................................................................................................... iii

ABSTRACT .................................................................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................................. vii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ........................................................................ viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................................... ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 8
1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 12


2.1 Turnover Intention........................................................................................ 12
2.2 Kerangka Teori ............................................................................................. 28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISIOPERASIONAL ........................... 29


3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 29

3.2 Definisi Operasional ..................................................................................... 31

xiv
3.3 Hipotesis ....................................................................................................... 34

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 35


4.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 35
4.2 Tempat Penelitian ......................................................................................... 35
4.3 Waktu Penelitian .......................................................................................... 35
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 36
4.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 37
4.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 38
4.7 Pengolahan Data ........................................................................................... 38
4.8 Analsis Data ................................................................................................. 39

BAB V HASIL ............................................................................................................... 41


5.1 Gambaran Umum RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa .................... 41
5.2 Analsis Univariat .......................................................................................... 47
5.3 Analisis Bivariat ........................................................................................... 53

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................................. 67


6.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 67
6.2 Gambaran Turnover Intention ...................................................................... 67
6.3 Gambaran Faktor individu ........................................................................... 70
6.4 Gambaran Kompensasi ................................................................................ 79
6.5 Rekan Kerja .................................................................................................. 80
6.6 Jenjang Karir ................................................................................................ 82
6.7 Lingkungan Kerja ......................................................................................... 83

BAB VII Simpulan dan Saran ........................................................................................ 85


7.1 Simpulan....................................................................................................... 85

xv
7.2 Saran ............................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 89


LAMPIRAN .................................................................................................................. 92

DAFTAR TABEL

xvi
Nomor Tabel Halaman

3.2 Definisi Operasional

5.1 Gambaran Distribusi Frekuensi Keinginan Pindah Kerja (Turnover

Intention) Perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2014

5.2 Gambaran Distribusi Faktor Individu Perawat di RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.3 Gambaran Kompensasi di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa Tahun 2014

5.4 Gambaran Hubungan Dengan Rekan Kerja di RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.5 Gambaran Jenjang Karir di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa Tahun 2014

5.6 Gambaran Lingkungan Kerja di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.7 Hubungan usia dengan Alasan Turnover Intention di RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.8 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Alasan Turnover Intention di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.9 Hubungan Status Perkawinan dengan Alasan Turnover Intention di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

xvii
5.10 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Alasan Turnover Intention

di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.11 Hubungan Lama Kerja dengan Alasan Turnover Intention Di RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.12 Hubungan Status Pegawai dengan Alasan Turnover Intention Di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.13 Hubungan Kompensasi dengan Alasan Turnover Intention

5.14 Hubungan Rekan Kerja Dengan Alasan Turnover Intention di RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.15 Hubungan Jenjang Karir Dengan Alasan Turnover Intention di RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

5.16 Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Alasan Turnover Intention di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.2 Kerangka Teori

xviii
3.1 Kerangka Konsep

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin melakukan penelitian

Lampiran 2 Kuesioner penelitian

xix
Lampiran 3 Output Univariat

Lampiran 4 Output Bivariat

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga

merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat peneilitian medik.

Berdasarkan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dari

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa rumah sakit berfungsi

memberikan pelayanan kepada pasien mulai dari pengobatan sampai dengan

tempat penelitian baik medis maupun nonmedis.

Turnover perawat menjadi tantangan yang serius terhadap efisiensi dan

efektivitas pelayanan kesehatan. Hasil survey terhadap 100 orang perawat pada

suatu rumah sakit besar di Singapura menunjukkan hasil bahwa turnover

perawat penyebabnya antara lain adanya tekanan dalam melaksanakan

pekerjaan, tidak adanya komitmen profesional yang signifikan, dan tidak

adanya komitmen dari organisasi serta kepuasan kerja.

Turnover perawat dapat didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan

seorang perawat dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Tingginya tingkat

turnover di keperawatan, merupakan tantangan yang besar bagi para manajer

1
keperawatan dalam rangka pengembangan staf. Di Amerika, penarikan diri

para pekerja ini 15 kali lebih banyak di usia 35, tidak terkecuali juga terjadi

pada para perawat. Tingkat presentase turnover di komunitas tenaga perawat

lebih besar dibandingkan dengan pekerja wanita di lain profesi (Institute of

Medicine, 1983; Price and Mueller, 1981, dalam Gillies, 1994). Dengan

tingkat turnover tahunan perawat rumah sakit berkisar antara 20%-70% Russel

(2006), RS Agung Jakarta angka turnover mencapai 26.9-40.5% pada tahun

2001, RS Harapan Bunda Batam angka turnover 13% pada tahun 2005 dan

meningkat pada tahun 2006 menjadi 23%. Menurut Gaurke (1977) dalam

Gillies (1994) mengatakan bahwa angka optimum perpindahan tenaga

pertahun untuk suatu organisasi adalah 5-10%.

Di Indonesia turnover perawat sering terjadi pada rumah sakit swasta,

karena rumah sakit swasta adalah suatu bentuk perusahaan yang mempunyai

aturan dan pedoman ataupun komitmen yang diatur secara internal yang tidak

memperhitungkan unsur manfaat biaya dan efektifitas biaya bagi perawatnya.

Dipihak lain tuntutan akan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat

mengharuskan perawat bekerja secara profesional dengan beban kerja yang

tinggi.

Ada dua kategori turnover menurut Robbins (1996) yaitu turnover

dengan sukarela dimana perawat tersebut pindah dari tempat kerjanya karena

menikah, menjadi ibu rumah tangga, atau pindah kota. Kategori lainnya adalah

turnover terpaksa seperti pensiun, meninggal atau mengikuti pekerjaan

pasangannya. Menurut Benson (1976) dalam Gillies (1994) menyatakan bahwa

2
turnover rate tahunan pada industri kesehatan rata-rata 23% dari keseluruhan

karyawan, dan 50%nya adalah turnover.

Perawat merupakan salah satu tenaga terbanyak di rumah sakit. Karena

jumlahnya yang banyak, perawat merupakan salah satu tenaga medis dengan

angka turnover yang tinggi pada suatu rumah sakit. Hart (2005) dalam

jurnalnya yang berjudul Iklim Etnik Rumah Sakit dan Perawat Berkeinginan

Pindah Bekerja menyebutkan bahwa angka turnover perawat di Rumah Sakit

adalah yang tertinggi dibanding dengan pekerjaan lain yang serupa (pekerjaan

yang menerapkan kemampuan teknis). Masih pada jurnal yang sama, Joint

Commission on Accreditation of Health Care Organizations (JCAHO) pada

tahun 2002 menyebutkan bahwa angka turnover perawat berkisar antara 18%-

26% pertahunnya. Penelitian Elizabeth (2012) mengungkapkan bahwa tingkat

turnover perawat di salah satu rumah sakit X pada tahun 2008 sebesar 15,27%

yang kemudian meningkat tajam pada tahun 2009 menjadi 20%. Tingginya

angka turnover tentunya akan menambah beban cost pada rumah sakit, karena

rumah sakit harus melakukan training kepada perawat-perawat yang baru.

Sebuah penelitian menujukkan bahwa rumah sakit menghadapi masalah

yang serius ketika kehilangan satu dari lima perawat yang alasannya selain

pensiun (Aiken, Clarke, Sloane, Sochalski, dan Silber, 2002 dalam jurnal Hart,

2005). Perawat yang sudah lebih lama bekerja tentunya akan lebih mahir dan

lebih berkompeten. Ketika perawat tersebut memutuskan untuk pindah, akan

sulit mencari pengganti perawat yang keluar tersebut. Selain itu, keluarnya

perawat yang berpengalaman, memiliki kinerja dan kompetensi yang lebih

baik dari perawat lain akan mempengaruhi efektivitas rumah sakit.

3
Turnover perawat di rumah sakit memang bukan hal yang mudah.

Diperlukan perhatian yang lebih karena turnover dapat merugikan organisasi,

baik dari segi biaya, sumber daya, maupun efektifitas keperawatan itu sendiri.

Dari segi biaya, rumah sakit harus mengeluarkan biaya untuk merekrut

perawat-perawat baru, dan melakukan training untuk perawat-perawat baru.

Dari segi sumber daya, rumah sakit kehilangan perawat yang sudah lebih lama

bekerja di rumah sakit, itu berarti rumah sakit kehilangan sumber daya yang

kompeten, dan tidaklah mudah untuk mencari perawat baru yang dapat

menggantikan perawat kompeten yang mengundurkan diri tersebut. Turnover

juga merugikan efektifitas dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah

sakit. Perawat-perawat baru tentunya membutuhkan waktu untuk beradaptasi,

dan membangun kerjasama tim yang baik dalam bekerja. Hal tersebut tentunya

akan mengurangi efektifitas keperawatan itu sendiri.

Di Indonesia, masalah turnover di rumah sakit sering kali terabaikan. RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RST-DD) sebagai salah satu rumah

sakit swasta berbasis nirlaba diperuntukkan bagi kaum dhuafa selalu berusaha

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatannya. Untuk itu RST-DD

menganggap bahwa kualitas SDM merupakan salah satu faktor penting yang

harus diperhatikan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Profesionalisme serta keahlian yang tinggi tenaga perawat di RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa berusaha dan terus berusaha untuk memberikan

pelayanan yang terbaik bagi pasiennya. Akan tetapi, dalam pencapaian tujuan

tidak jarang muncul berbagai masalah diantaranya turnover pada perawat atau

keluarnya perawat.

4
Berdasarkan data dari Bagian SDM RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa, jumlah perawat yang bekerja pada tahun 2013 sebanyak 115 perawat.

Dari data tersebut terdapat 19 perawat yang keluar atau apabila di

persentasekan berjumlah 16% terjadinya turnover perawat dari jumlah total

perawat. Hal ini sejalan dengan pendapat Gillies (1994) yang mengatakan

bahwa turnover perawat maksimal 5%-10% per tahun. Dilihat dari teori Gillies

(1994) tersebut tentu turnover yang terjadi di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa sudah melalui batas optimum, dan jika diabaikan maka akan

menimbulkan kerugian bagi RS.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang berkeinginan untuk pindah

atau keluar bekerja dari suatu pekerjaan, misalnya kompensasi atau upah yang

diterima tidak sebanding dengan beban kerja yang dilakukan oleh seseorang.

Namun, kompensasi atau upah bukanlah faktor utama terjadinya turnover.

Penelitian yang dilakukan oleh Langitan pada tahun 2010 di Rumah Sakit

Bhakti Yudha Depok, menunjukkan bahwa perawat yang meninggalkan

tempat kerjanya merupakan perawat dengan usia yang masih relatif muda,

yaitu <32 tahun dan mempunyai masa kerja yang tidak lebih dari 9 tahun. Hal

tersebut dikarenakan perawat-perawat tersebut masih mencari identitas dalam

dunia kerja dan ingin mengeksplorasi potensi yang ada didalam dirinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Lusiati dan Supriyanto (2010) didapatkan

sekitar 20% turnover terjadi karena perawat merasa puas terhadap kompensasi

yang diterima dan 45% turnover terjadi karena perawat merasa tidak puas

terhadap kompensasi yang diterima.

5
Menurut Lusiati dan Supriyanto (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi tunover perawat terbagi menjadi dua, yaitu karakteristik

perawat (umur, jenis kelamin, latar belakang, pengalaman kerja, motivasi,

tipologi perawat, dan persepsi diri) dan faktor lingkungan internal rumah sakit

(manajemen SDM, rekruitmen dan seleksi, sosialisasi, pelatihan dan

pengembangan, penilaian prestasi kerja, sistem penghargaan, promosi, mutasi

dan pemutusan hubungan kerja, budaya organisasi, dan kenyamanan kerja).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan keinginan pindah kerja (turnover intention)

perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Diharapkan dengan

diketahuinya hubungan antara faktor-faktor tersebut dan turnover intention,

dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi pihak RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa untuk mengurangi tingginya angka turnover.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan observasi yang telah

dilakukan oleh penulis di Bagian SDM RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa, diketahui bahwa tingginya persentase turnover perawat pada tahun

2013 mencapai 16% dari keseluruhan perawat yang berjumlah sebanyak 115

perawat. Tingginya angka turnover perawat mengindikasikan tingginya niat

atau keinginan peraat untuk keluar dari pekerjaannya karena turnover

merupakan akibat atau hasil keputusan turnover intention. Turnover perawat

dapat memberi akibat negatif bagi perawat itu sendiri, rekan kerja dan rumah

sakit. Perawat yang memiliki niat untuk meninggalkan pekerjaannya biasanya

6
tidak semangat bekerja karena fikirannya berada diluar dari tempat dimana ia

bekerja sehingga kinerja pelayanan yang diberikan tidak berjalan dengan

optimal dan dapat mengganggu stabilitasi operasional rumah sakit.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti pun tertarik untuk meneliti

mengenai analisis hubungan faktor-faktor yang menyebabkan turnover

intention perawat RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa tahun 2014.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran keinginan pindah kerja (turnover intention) perawat

di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran hubungan usia dengan keinginan pindah kerja

(turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

tahun 2014?

3. Bagaimana gambaran hubungan jenis kelamin dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014?

4. Bagaimana gambaran status perkawinan dengan keinginan pindah kerja

(turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

tahun 2014?

5. Bagaimana gambaran hubungan tingkat pendidikan dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014?

7
6. Bagaimana gambaran hubungan lama kerja dengan keinginan pindah kerja

(turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

tahun 2014?

7. Bagaimana gambaran hubungan status pegawai dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014?

8. Bagaimana gambaran hubungan kompensasi dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014?

9. Bagaimana gambaran hubungan rekan kerja dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014?

10. Bagaimana gambaran hubungan jenjang karir dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014?

11. Bagaimana gambaran hubungan lingkungan kerja dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014.

8
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran hubungan usia dengan keinginan pindah kerja

(turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014

2. Diketahuinya gambaran hubungan jenis kelamin dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014

3. Diketahuinya gambaran hubungan status perkawinan dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014

4. Diketahuinya gambaran hubungan tingkat pendidikan dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014

5. Diketahuinya gambaran hubungan lama kerja dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014

6. Diketahuinya gambaran hubungan status pegawai dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014

7. Diketahuinya gambaran hubungan kompensasi dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014

9
8. Diketahuinya gambaran hubungan rekan kerja dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014

9. Diketahuinya gambaran hubungan jenjang karir dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa tahun 2014

10. Diketahuinya gambaran hubungan lingkungan kerja dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa tahun 2014

1.5 Manfaat Penilitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengalaman, dan keterampilan peneliti tentang permasalahan manajemen

sumber daya manusia dalam suatu perusahaan serta dapat mengaplikasikan

ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

1.5.2 Bagi RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, akan memberikan

informasi dan masukan terhadap pihak rumah sakit, sehingga dapat

mengurangi angka turnover di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan topik penelitian yang hendak dilakukan, maka akan

menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

10
faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya keinginan pindah kerja

(turnover intention) perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

tahun 2014. Penelitian ini dilakukan karena tingkat turnover perawat di tahun

2013 sebesar 16%. Penelitian ini akan dilakukan pada perawat yang bekerja di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, pada bulan Oktober sampai bulan

Desember tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

jenis penelitian cross sectional. Pengambilan sample dengan sample random

sampling dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turnover Intention

2.1.1 Definisi

Keinginan (intention) merupakan fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu

pertama sikap individu terhadap perilaku, kedua adalah persepsi individu

terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang

bersangkutan, dan yang ketiga adalah aspek kontrol perilaku yang dihayati.

Menurut Ajzen dan Fishbein (1991) dalam teori perilaku terencana, sikap dan

kepribadian seseorang berperilaku terhadap perilaku tertentu hanya jika tidak

langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan erat dengan perilaku.

Ancok (1985) mendefinisikan bahwa intensi merupakan niat seseorang untuk

melakukan perilaku yang berkaitan erat dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku

itu sendiri.

Keinginan adalah niat yang timbul pada individu untuk melakukan

sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya seseorang karyawan dari

tempatnya bekerja secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat

kerja yang lain. Menurut Mobley (1986) keinginan turnover adalah

kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya

secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain

menurut pilihannya sendiri.

Abelson (1987) mendefinisikan turnover intention adalah keinginan atau

niat seseorang untuk berpindah dan meninggalkan organisasi serta mencari

alternatif pekerjaan lain. Tindakan penarikan diri pada seseorang dapat berupa

12
adanya pikiran untuk keluar, keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan lain,

mengevaluasi kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik di

tempat lain dan adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi. Abelson juga

mengungkapkan bahwa adanya dua kategori perpindahan kerja karyawan yaitu

perpindahan kerja secara sukarela yang dapat dihindarkan karena disebabkan

oleh gaji, kondisi kerja, atasan dan adanya organisasi lain yang lebih baik dan

sukarela yang dapat dihindari yang disebabkan oleh perubahan jalur karir atau

faktor keluarga.

Menurut Mobley (1982) dalam Jewell dan Siegall (1998) pindah kerja

(turnover) adalah fungsi dari gaya tarik positif pekerjaan alternatif dan bukannya

pelarian penghindaran atau penarikan diri dari pekerjaan sekarang dan tidak

memuaskan dan penuh stress. Klasifikasi pindah kerja antara lain pindah kerja

sukarela yang didasarkan atas kemauan sendiri dengan alasan kompensasi,

kenyamanan kerja, masalah kepemimpinan dan organisasi tidak sukarela, yaitu

pindah atas intervensi organisasi misalnya pemecatan, habis masa kontrak kerja,

pensiun serta masalah medis atau kematian. Menurut Tai, Barne dan Robbins

(1998) dalam Adi dan Kristiani (2006), bahwa keinginan pindah kerja bagi

tenaga kesehatan dipengaruhi oleh karakteristik individu (umur, jenis kelamin,

pendidikan, status perkawinan, lama kerja, pelatihan kerja, profesionalisme,

pengungkapan kebutuhan pribadi, jarak tempat kerja, keinginan dan dinyatakan

untuk tinggal diorganisasi).

Purani dan Sahadev (2007) dan Weisberg (1994) dalam Alam dan

Mohammad (2010) mendefinisikan turnover intention adalah rencana karyawan

13
untuk berniat keluar dari pekerjaan yang sekarang dan berusaha untuk

menemukan pekerjaan lain dalam waktu yang dekat.

Meyer dan Tett (1993) mendefinisikan bahwa Turnover intention sebagai

langkah perilaku terakhir seseorang dalam proses pengambilan keputusan dimana

seorang perawat secara aktif mempertimbangkan untuk keluar dari pekerjaannya

dan sedang mencari alternatif pekerjaan yang lain. Sedangkan Gregory (2007),

menjelaskan bahwa keinginan pekerja untuk meninggalkan organisasi dapat

dilihat dengan sering berfikir untuk keluar dan pekerja menyatakan bahwa

mereka sebenarnya ingin meninggalkan organisasi. Perilaku nyata dari perawat

mungkin berbeda dari keinginannya. Bagaimanapun perilaku keinginan untuk

keluar bekerja ditemukan sebagai prediktor yang kuat dalam menentukan

turnover personel dan secara teori dipercaya sebagai prediktor paling penting

untuk memprediksi turnover (Park dan Kim, 2009).

Menurut Hasibuan (2000), turnover adalah berhentinya karyawan atas

keinginan sendiri melalui pengajuan permohonan berhenti dari perusahaan

tersebut. Jadi turnover perawat adalah proses keluarnya perawat dari satu rumah

sakit ke rumah sakit lainnya yang dianggap lebih baik dari rumah sakit

sebelumnya.

2.1.2 Indikasi Turnover

Menurut Harnoto (2002) turonver ditandai oleh berbagai hal yang

menyangkut perilaku karyawan, antara lain absensi yang meningkat, mulai

malas kerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian

untuk menentang atau protes kepada atasan, maupun keseriusan untuk

menyelesaikan semua tanggungjawab karyawan yang sangat berbeda dari

14
biasanya. Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk

memprediksikan terjadinya turnover karyawan dalam sebuah perusahaan.

a. Absensi yang meningkat

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, biasanya

ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggungjawab

karyawan dalam fase ini sangat berkurang dibandingkan dengan

sebelumnya.

b. Mulai malas kerja

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih

malas bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja ditempat lainnya

yang dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan yang

bersangkutan.

c. Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja

Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan

sering dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih

sering meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam berlangsung maupun

berbagai bentuk pelanggaran lainnya.

d. Peningkatan protes terhadap atasan

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, lebih sering

melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan.

Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa atau

aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan karyawan

15
e. Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya

Biasanya hal ini berlaku untuk karyawan yang karakteristik positif.

Karyawan ini mempunyai tanggungjawab yang tinggi terhadap petugas

yang dibebankan, dan jika perilaku positif karyawan ini akan meningkat

jauh dan berbeda dari biasanya justru menunjukkan karyawan ini akan

melakukan turnover.

Mobley (1986) dalam Langitan (2010) menggariskan secara rinci faktor

yang mempengaruhi terjadinya turnover, yaitu :

a. Faktor eksternal

Dari faktor eksternal, ada dua sisi yang bisa dilihat, yaitu:

1. Aspek lingkungan

Dalam aspek ini, tersedianya pilihan-pilihan pekerjaan lain dapat menjadi

faktor untuk kemungkinan keluar.

2. Aspek individu

Dalam aspek ini, usia muda, jenis kelamin, dan masa kerja lebih singkat,

besar kemungkinannya untuk keluar.

b. Faktor internal

Dari faktor internal, ada lima sisi yang bisa dilihat, yaitu:

1. Budaya organisasi

Kepuasan terhadap kondisi-kondisi kerja dan kepuasan terhadap kerabat-

kerabat kerja merupakan faktor-faktor yang dapat menentukan turnover.

2. Gaya kepemimpinan

Kepuasan terhadap pemimpin dan variabel-variabel lainnya seperti

sentralisasi merupakan faktor-faktor yang dapat menentukan turnover.

16
3. Kompensasi

Penggajian dan kepuasan terhadap pembayaran merupakan faktor-faktor

penyebab turnover.

4. Kepuasan Kerja

Kepuasan terhadap pekerjaan, secara menyeluruh dan kepuasan terhadap

bobot pekerjaan merupakan faktor yang dapat menentukan turnover.

5. Karir

Kepuasan terhadap promosi merupakan salah satu faktor yang dapat

menentukan turnover.

6. Sikap kerja

Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif

atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui

pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang

terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan

determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian

dan motivasi.

2.1.3 Jenis Turnover

Menurut Forguson dan Forgason (1986) dalam Gillies (1994) ada dua

jenis turnover, yaitu:

a. Turnover volunter, yaitu keluar dari pekerjaan secara sukarela (volunter).

Hal ini terjadi disebabkan karena inisiatif karyawan untuk berpindah dari

posisi kepegawaian dan biasanya disebabkan karena masalah-masalah

17
pribadi seperti status pernikahan, melahirkan dan pindah kerja atau pindah

kota

b. Turnover involunter, yaitu pindah kerja dari pekerjaan sekarang dengan

alasan diluar keinginan karyawan, misalnya pemecatan, pensiun, meninggal

dunia atau perpindahan pasangan hidup.

2.1.4 Identifikasi Penyebab Turnover

Gillies (1994) mengungkapkan bahwa penyebab turnover perawat antara

lain, yaitu :

a. Ketidaksesuaian antara tujuan utama rumah sakit dengan perawat. Tujuan

utama rumah sakit dan pengelola adalah kemampuan untuk membayar

hutang fiskal atau berkaitan dengan keuntungan secara finansial sedangkan

tujuan perawat adalah memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi

kepada pasien atau dalam beberapa kasus tujuan perawat pengembangan

karir. Tingginya kepuasan perawat terhadap pekerjaannya mendorong

perencanaan karir masa depan mereka (Anderson et al,. 1991 dalam Gillies,

1994).

b. Kurangnya otonomi serta penghargaan dan pengakuan status perawat.

Mayoritas perawat di rumah sakit adalah perempuan, beberapa perawat

tersebut mengeluh bahwa terdapat diskriminasi sex terhadap tanggung

jawab perawat dan kurangnya penghargaan dan pengakuan terhadap

perawat dibanding sumber daya kesehatan dan tenaga kesehatan lain.

c. Peran perawat yang ambigu. Peran tersebut mencegah optimalisasi kinerja

karyawan dan menurunkan prestasi kerja karyawan, penghargaan,

pengakuan dan aktualisasi diri.

18
d. Ketidaksesuaian antara jadwal kerja yang diharapkan perawat dengan

jadwal yang diterima perawat. Sebuah penelitian tentang staf perawat rumah

saki (Choi et al., 1989 dalam Gillies, 1994) mengungkapkan bahwa

ketidaksesuaian antara jadwal kerja yang diharapkan perawat dengan yang

diterima perawat merupakan prediktor yang signifikan terhadap niat

perawat untuk meninggalkan rumah sakit.

e. Sanksi negatif untuk perawat yang berperilaku assertif.

f. Kesalahpahaman antara perawat tua yang tidak profesional dengan perawat

muda yang profesional.

Menurut Gillies (2000) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi penyebab turnover, yaitu :

a. Studi korelasi

Studi korelasi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik pribadi

atau individuk yang berhubungan dengan kejadian turnover seperti

spesialisasi di bidang keperawatan, tingkat pendidikan, jarak rumah ke

tempat kerja, kondisi unit kerja dan lama kerja.

b. Wawancara sebelum karyawan keluar

Metode ini mengidentifikasi faktor yang menyebabkan turnover dengan

mewawancara perawat yang memutuskan untuk keluar mengenai alasan

mereka keluar rumah sakit. Kadang, perawat yang memutuskan untuk

keluar dapat ditahan untuk tetap tinggal dan bekerja di rumah sakit pada

waktu wawancara baik dengan cara membujuk untuk tetap berada di posisi

yang sekarang dengan perjanjian adanya perbaikan jadwal kerja dan tugas

19
atau dengan pemindahan ke unit lain yang sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan perawat tersebut.

c. Polling bagi karyawan yang telah keluar

Polling ini dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner kepada perawat

yang telah keluar kira-kira satu atau dua bulan setelah pengunduran diri

perawat tersebut. Cara ini dianggap paling akurat daripada wawancara

setelah keluar karena lebih objektif dan responden yang menjawab

kuesioner tersebut tidak dikenal.

d. Survey sikap

Survey sikap mengidentifikasi kepuasan dan ketidakpuasan kerja perawat.

Sebuah survey sikap perawat yang terdaftar di rumah sakit pendidikan

menunjukkan bahwa turnover dapat diprediksi berdasarkan respon yang

berbeda dari perawat yang telah keluar dan perawat yang masih tinggal

serta bekerja di rumah sakit. Secara umum, perawat yang telah keluar

menunjukkan rendahnya kepuasan akan supevisi, rendahnya kepuasan akan

kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan keterampilan pribadi,

serta adanya peningkatan tekanan. Sedangkan perawat yang tetap tinggal

dan bekerja di rumah sakit secara umum lebih tua, lebih senior dan

memiliki kinerja yang lebih baik dari perawat yang telah keluar.

e. Komite kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

Beberapa organisasi telah memiliki komite kesehatan dan kesejahteraan

karyawan yang terdiri atas perwakilan dan masing-masing kategori

pekerjaan dan menyediakan saluran langsung untuk menyalurkan masalah

karyawan kepada manajemen tingkat atas.

20
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover Intention

Menurut Hendrie (2004), alasan karyawan meninggalkan perusahaan

antara lain, tidak cukup jam kerja, pemberian upah yang kurang, tidak ada

pengembangan karir, terlalu banyak lembur, kurangnya pelatihan, kurangnya

fasilitas, dan kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap karyawan.

Faktor yang mempengaruhi turnover menurut teori McBey dan

Karakowsky (2000) ada empat faktor, yaitu:

a. Faktor pendorong, yaitu faktor yang berhubungan dengan pekerjaan,

terdiri dari kepuasan kerja, kepuasan atas gaji dan penghargaan atas

kinerja. Porter dan Steers menyatakan bahwa kepuasan terhadap gaji yang

diterima tinggi akan menunjukkan tingkat turnover yang rendah. Mowday

dan Spencer (1981) menyatakan bahwa otonomi dan tanggungjawab yang

tinggi pada pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat turnover yang rendah.

b. Faktor penarik, terdiri dari pendapatan pribadi, pendapatan rumah tangga,

status pekerjaan dan alternatif serta permintaan eksternal; Mobley (1986)

mengemukakan bahwa karyawan dengan status kerja kontrak lebih besar

kemungkinannya untuk keluar dari pekerjaannya dibandingkan dengan

karyawan yang bekerja dengan status sebagai karyawan tetap. Hal ini

disebabkan karena perawat yang berstatus sebagai karyawan tetap

memiliki keterikatan dengan RS lebih tetap tidak seperti dengan perawat

yang berstatus sebagai karyawan kontrak yang masa kerjanya telah

ditentukan sebelum ia bekerja di RS dan jika masa kontraknya habis

21
perawat yang berstatus sebagai karyawan kontrak dapat melanjutkan

kontraknya jika kinerjanya bagus atau pindah mencari pekerjaan di tempat

lain.

c. Karakteristik individu, terdiri dari umur, pendidikan, masa kerja, dan

status perkawinan. Diantara karakteristik tersebut yang paling sering

diteliti adalah umur, lama kerja, pendidikan dan status perkawinan.

Menurut Arnold dan Feldman (1982); Brief dan Aldag (1980) dalam

McBey (2000) menyatakan bahwa pendidikan berhubungan positif dengan

turnover karyawan. Umur adalah salah satu variabel dari karakteristik

individu yang berhubungan secara signifikan terhadap kejadian turnover

dengan pola negatif.

Menurut Hunter, Tan dan Bernard (2008) faktor-faktor yang

mempengaruhi turnover adalah kepuasan kerja, kompensasi, lingkungan kerja,

jenjang karir, rekan kerja, masalah pribadi dan keluarga. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Veruswati (2011) ditemukan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara rekan kerja dengan turnover intention. Suryadi

(2002) menyatakan bahwa perawat yang keluar dari tempat kerjanya merasa

tidak puas dengan gaji yang ia peroleh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Shaaban (2006) yang menyebutkan bahwa pay merupakan salah satu faktor

pemicu terjadinya turnover intention pada perawat.

Keinginan berpindah mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai

kelanjutan hubungannya dengan organisasi dan belum diwujudkan dalam bentuk

tindakan pasti meninggalkan organisasi. Berdasarkan studi-studi yang telah ada

mengenai hubungan karakteristik biografis dengan turnover karyawan dapat

22
disimpulkan bahwa karyawan yang lebih tua memiliki tingkat turnover yang

lebih rendah dari karyawan yang lebih muda (Robbins,2001). Jajang (2010)

dalam penelitiannya mengkategorikan usia perawat berdasarkan usia perawat ≤

30 Tahun dan usia perawat > 30 Tahun.

Tingkat turnover pada karyawan wanita lebih tinggi daripada karyawan

pria, dan tingkat turnover pada karyawan yang sudah menikah lebih rendah

daripada karyawan yang belum menikah. Masa kerja karyawan berhubungan

negatif dengan tingkat turnover karyawan. Masa kerja seorang karyawan pada

pekerjaan sebelumnya merupakan prediktor yang ampuh dari turnover karyawan

tersebut di masa datang (Robbins, 2001). Howards S. Rowland dan Beatrice L.

Rowland (1984) dalam Elizabeth (2012) menyatakan bahwa turnover rate

pekerja wanita lebih tinggi dari pada pekerja laki-laki. Hart (2005) yang

menyebutkan bahwa perawat dengan masa kerja lebih lama akan cenderung

lebih ingin bertahan pada posisinya dibanding harus keluar dan mencari

pekerjaan lain.

2.1.6 Dampak Turnover

Tingginya tingkat turnover perawat ini dirasakan sangat merugikan

organisasi kesehatan, dimana dampaknya kerugian finansial juga menimbulkan

penurunan dari moral, kegagalan dalam kerja tim dan hilangnya potensi

manajerial. Pengaruh turnover terhadap sebuah organisasi bisa berdampak

positif maupun negatif, dampak negatif akan timbul apabila sebuah organisasi

kehilangan 20% dari orang-orang yang memiliki penampilan tinggi, karena

berdasarkan pada studi yang ada dikatakan bahwa karyawan yang memiliki

penampilan tinggi memiliki kontribusi rata-rata 10 kali lebih banyak dari

23
karyawan umumnya. Kehilangan karyawan berprestasi tinggi dan karyawan

dengan keahlian khusus sudah menjadi masalah yang perlu diwaspadai oleh

industri di Indonesia (Wyatt, W, Global Strategic Rewards, 2008).

Kerugian finansial sebagai akibat dari turnover perawat ini sangat

signifikan, karena biaya untuk karyawan itu adalah 60% dari biaya keseluruhan

rumah sakit, dan 60% karyawan itu adalah perawat (Lehman dan Friesen, 1997,

dalam Gillies, 1994). Di Amerika, pengeluaran dana sehubungan dengan

turnover yang tinggi ini bekisar $1.280 sampai dengan $50.000 untuk perawat

yang teregister (Russel, 2006). Pengeluaran biaya secara langsung misalnya

adalah untuk melakukan proses rekrutmen, seleksi, dan orientasi perawat baru

datang dan sebelum perawat baru terbiasa dengan tugasnya, kerusakan

peralatan, dan segala sesuatunya sebagai akibat belum terbiasanya perawat baru

tersebut. Dilaporkan bahwa biaya untuk menempatkan perawat pengganti

$2.437 (Beyers et al, 1983, dalam Gillies, 1994), sedangkan untuk biaya

rekrutmen orientasi dan pengembangan perawat baru bekisar $5.400 sampai

$11.740 tergantung kepada spesialisasi perawat yang bersangkutan. Jones

(1990) dalam Gillies (1994) dalam studinya di empat rumah sakit di Southeast

melaporkan rata-rata total pengeluaran biaya untuk kategori perawat terdaftar

sebesar $10.198 untuk biaya pengeluaran langsung dan tidak langsung.

Banyaknya lowongan kerja dan tingginya tingkat turnover memberi

dampak tidak baik bagi pasien, hal ini disebabkan karena menurunnya

pengalaman dari staf keperawatan dan meningkatnya sress dari staf yang masih

ada yang disebabkan meningkatnya beban kerja. Menurut pusat keperawatan di

North Carolina, apabila tingkat lowongan kerja naik 8%, maka kekurangan

24
tenaga akan sampai pada titik krisisnya dan akan mempengaruhi lingkungan

kerja keperawatan tersebut sehingga timbul dorongan untuk pindah kerja ke

tempat lain. Tahun 2004, Departemen Pendidikan di New York (dalam Texas

Center for Nursing Workforce Studies) menghitung biaya turnover perawat

terregister per tahunnya akan mencapai 1 miliar dollar apabila tingkat turnover

mencapai 15%. Tahun 2006 (Texas Center for Nursing Workforce Studies),

studi staf perawat rumah sakit di Texas menyatakan bahwa tingkat lowongan

kerja bagi perawat terregister 10,2%, maka tingkat turnover akan naik menjadi

18,2%. Total biaya keseluruhan di Amerika turnover perawat tercatat 20% dan

diperkirakan mencapai 12,3 milliar dollar. Penelitian di New Zealand

menunjukkan bahwa 30%-40% perawat mempunyai kecenderungan untuk

meninggalkan pekerjaannya dalam kurun waktu 12 bulan (Walker, 2002 dalam

Langitan, 2010).

Selain dampak terhadap finansial turnover perawat juga memberikan

dampak lain yaitu menurunkan moral dari karyawan. Hal ini disebabkan karena

timbulnya gap antara kepergian dari perawat lama dan kedatangan perawat yang

baru. Dimana hal ini dirasakan sebagai tambahan beban kerja bagi perawat yang

ditinggalkan dan terjadinya kemunduruan pelayanan terhadap pasien. Dengan

tingginya tingkat turnover di sebuah unit, akan membuat secara perlahan-lahan

hilangnya antusiasme dari perawat dalam menjalankan tugasnya dan kehilangan

tenaga untuk bersosialisasi dengan sesama perawat. Kerja tim menjadi tidak

efektif disebabkan seringnya pergantian perawat-perawat baru. Perpindahan

perawat ini akan mempengaruhi efektivitas dan produktivitas dari upaya

pelayanan kesehatan terhadap pasien.

25
2.1.7 Langkah-langkah Pengendalian Turnover

Menurut Gillies (2000) ada beberapa langkah pengendalian yang

dilakukan untuk mengurangi turnover, yaitu:

a. Membuat uraian yang jelas yang dapat mendeskripsikan aspek positif

dan negatif dari pekerjaan dan posisi perawat

b. Kunjungan ke setiap unit di rumah sakit sebelum bekerja dan

memberikan kesempatan untuk berbicara dengan

staf/penanggungjawab unit tersebut

c. Adanya orientasi pada setiap perawat dengan menyediakan informasi

dan latihan atau praktek untuk meningkatkan kepercayaan diri

d. Adanya kesesuaian antara sekolah dan kerja dengan memberikan

praktek klinis untuk menggambarkan kondisi kerja

e. Memberikan program pengurangan stress dengan kegiatan rekreasi

dan olahraga

f. Usaha pembentukan tim dengan melibatkan perawat dalam kelompok

kerja melalui pengembangan aktivitas kelompok

g. Adanya kepemimpinan relasional, pemimpin yang memberikan

petimbangan dan pengarahan pada tugas perawat

h. Melakukan evaluasi kinerja melalui evaluasi penilaian kinerja dari

diri sendiri, rekan kerja dan pemimpin

i. Mencegah teguran dari pasien, dokter dan rekan kerja dengan

memberikan pelatihan yang tepat bagi perawat dan bekerja sama

dengan komite keperawatan dan medis

26
j. Adanya partisipasi dan pimpinan, misalnya dengan pengambilan

keputusan klinis untuk tingkat staf keperawatan secara desentralisasi

2.1.8 Rumus Perhitungan Turnover

Jumlah perawat yang keluar atau berhenti bekerja per tahun adalah

presentase jumlah perawat yang mengundurkan diri dari pekerjaannya selama

setahun (Gillies, 1994).

Jumlah pekerja yang keluar per tahun x 100 = Laju keluar dari pekerjaan per tahun

Rata-rata jumlah yang bekerja di unit itu

27
2.2 Kerangka Teori

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang dipaparkan pada bab tinjauan

pustaka, maka kerangka teori dalam penelitian ini disusun sebagai berikut.

Faktor Individu :

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Status Perkawinan
4. Tingkat
Pendidikan
5. Lama Kerja
Keinginan Pindah Kerja
6. Status Pegawai
Perawat

(Turnover Intention)

Faktor Pendorong :

1. Kompensasi
2. Rekan Kerja
3. Jenjang Karir
4. Lingkungan kerja
5. Minat Pekerjaan
6. Sikap Kerja

Sumber : Mobley (1986), Mc Bey dan Karakowsky (2000), dan Hunter, Tan dan
Bernard (2008)

Gambar 2.2

Kerangka Teori

28
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan pada kerangka teori, peneliti mengambil tidak semua

variabel karena peneliti hanya ingin fokus ke beberapa variabel yang sesuai

dengan kondisi perawat di RS yang akan diteliti yaitu usia, jenis kelamin,

status perkawinan, tingkat pendidikan, lama kerja, status pegawai, kompensasi

rekan kerja, jenjang karir, lingkungan kerja sebagai variabel independen serta

variabel dependen yaitu keinginan pindah kerja (turnover intention).

Variabel yang tidak diteliti yaitu minat pekerjaan dan sikap kerja.

Variabel minat pekerjaan tidak diteliti karena secara keseluruhan perawat

melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dibidang

keperawatan dan variabel sikap kerja tidak diteliti karena perawat melakukan

aktivitas pekerjaan secara bersama dalam menyelesaikan pekerjaan.

29
Variabel Independen Variabel Independen

Faktor Individu

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Status Perkawinan
4. Tingkat Pendidikan
5. Lama kerja
6. Status Pegawai Keinginan Pindah Kerja

(Turnover Intention)
Faktor Pendorong :

7. Kompensasi
8. Rekan Kerja
9. Jenjang Karir
10. Lingkungan Kerja

30
3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Indikator Hasil Ukur Skala


. Operasio-nal Ukur Ukur
1. Turnover Niat karyawan Responden Kuesio- 1. Adanya Berdasarkan Nominal
Intention untuk berhenti mengisi ner pikiran cut off point
bekerja dari sendiri untuk mean/median :
pekerjaannya kuesioner keluar 1. Ingin
secara sukarela dengan 2. Keinginan Pindah
atau pindah dari memilih untuk (jika skor ≥
satu tempat ke jawaban : mencari Median)
tempat kerja 1. STS lowongan 2. Tidak
yang lain 2. TS pekerjaan Ingin
menurut 3. S di tempat Pindah
pilihannya 4. SS lain (jika skor <
sendiri 3. Meng- Median)
(Mobley, 1986) evaluasi
kemung-
kinan
untuk
menemu-
kan
pekerjaan
yang
layak di
tempat
lain
4. Adanya
keinginan
untuk
mening-
galkan
RS

31
2. Usia Lamanya hidup Mengajukan Kuesio- Berdasarkan Ordinal
responden mulai pertanyaan ner cut off point
saat dilakukan tanggal, bulan, median :
1. ≤30
penelitian dan tahun lahir
Tahun
2. > 30
Tahun

3. Jenis Jenis kelamin Mengajukan Kuesio- 1. Laki-laki Nominal


Kelamin responden yang pertanyaan ner 2. Perempuan
dibedakan tentang jenis
antara laki-laki kelamin
dengan
perempuan
4. Status Status Mengajukan Kuesio- 1. Belum Nominal
Perkawi- responden dalm pertanyaan ner Menikah
nan hal perkawinan apakah sudah 2. Menikah
apakah sudah menikah atau
menikah atau belum
belum menikah menikah
5. Tingkat Pendidikan Mengajukan Kuesio- 1. D III Ordinal
Pendidi- formal terakhir pertanyaan ner 2. S1
kan responden mengenai 3. S2
dalam bidang pendidikan
keperawatan terakhir saat
dilakukan
penelitian
6. Lama Masa bekerja Mengajukan Kuesio- 1. ≤ 1 Tahun Nominal
Kerja perawat pertanyaan ner 2. > 1 Tahun
berdasarkan mengenai
surat perintah sudah berapa
kerja RS lama bekerja
7. Status Status penetapan Mengajukan Kuesio- 1. Kontrak Ordinal
Pegawai kerja perawat pertanyaan ner 2. Tetap
selama bekerja mengenai
status
kepegawaian
saat dilakukan
penelitian
8. Kompen- Semua imbalan Responden Kuesio- Berdasarkan Interval
sasi jasa yang mengisi ner cut off point
diberikan oleh sendiri mean/median :
perusahaan kuesionr yang 1. Kurang
peneliti Sesuai
berikan (jika skor ≥
Median)

32
kurang
sesuai
2. Sesuai
(jika skor <
Median)
9. Rekan Kerabat kerja Mengajukan Kuesio- Berdasarkan Ordinal
Kerja yang sama-sama pertanyaan ner cut off point
bekerja sebagai mengenai mean/median :
perawat kondisi dengan 1. Kurang
rekan kerja Kondusif
(jika skor ≥
median)
2. Kondusif
(jika skor <
median)
10. Jenjang Usaha Mengajukan Kuesio- Berdasarkan Ordinal
Karir organisasi untuk pertanyaan ner cut off point
meningkatkan mengenai mean/median :
peluang bagi kejelasan atas 1. Kurang
pegawai posisi kerja baik (jika
perawat skor ≥
median)
2. Baik (jika
skor <
median)
11. Lingku- Kondisi fisik Mengajukan Kuesio- Berdasarkan Ordinal
ngan ataupun non pertanyaan ner cut off point
Kerja fisik yang mengenai mean/median :
mempengaruhi kondisi 1. Kurang
pekerjaan dalam lingkungan baik (jika
aktifitasnya baik pekerjaan skor ≥
secara langsung median)
maupun tidak 2. Baik (jika
skor <
median)
Tabel 3.1

Definisi Operasional

33
3.3 Hipotesis

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor individu perawat yaitu

umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama kerja dan status perkawinan

dengan keinginan pindah kerja (turnover intention) perawat RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong yaitu

kompensasi, rekan kerja, jenjang karir dan lingkungan kerja dengan

keinginan pindah kerja (turnover intention) perawat RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa

34
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, yaitu

menganalisis hubungan antar variabel dengan menggunakan jenis penelitian

cross sectional dimana seluruh variabel yang mempengaruhi (variabel

independen) dan variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) diukur dan

diamati pada saat bersamaan. Tujuannya adalah mengetahui apa saja faktor-

faktor yang berhubungan dengan keinginan pindah kerja (turnover intention)

perawat RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

4.2 Tempat

Penelitian ini dilakukan di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

yang berlokasi di Jl. Raya Parung KM. 42 Kecamatan Kemang Kabupaten

Bogor. Unit yang dipilih dalam penelitian ini adalah Divisi SDM dan Divisi

Keperawatan. Kedua unit tersebut dipilih karena berhubungan dengan

terjadinya turnover perawat

4.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai Bulan Oktober sampai dengan

Desember 2014.

35
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perawat yang masih bekerja di RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa yang berjumlah 115 perawat berdasarkan data

yang didapat dari Divisi SDM (Sumber Daya Manusia) RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa. Sedangkan sampel yang diambil adalah 85 perawat.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random

sampling) dengan menggunakan rumus dibawah ini :

{Z1-α/2 √2P (1-P) + Z1-β √P1 (1-P1) + P2 (1-P2)}²


n = (P1-P2)²

(Sumber : Ariawan, 1998)

Keterangan :

n = Besar sample

P = Rata-rata proporsi pada populasi

Z1-α/2 = Derajat kepercayaan 95% yaitu 1,96, α = 5% (two tail)

Z1-β = Kekuatan uji 90%

P1 = Proporsi baik perawat yang puas terhadap kompensasi

P2 = Proporsi tidak baik perawat yang tidak puas terhadap kompensasi

Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel yang dibutuhkan sebesar :

{1,96 √ 2 x 0,325 (1-0,325) + 1,28 √ 0,20 (1-0,20) + 0,45 (1-0,45)}²

n = (0,20 – 0,45)²

n = 72 perawat

Untuk menghindari missing jawaban dari responden, maka perlu


ditambahkan 13 perawat dari jumlah sampel yang didapat sehingga jumlah
sampel keseluruhan sebesar 85 perawat.

36
4.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya pernah digunakan

oleh Elizabeth (2005). Dalam penelitian ini kuesioner akan ditanyakan kepada

responden dengan cara wawancara. Kuesioner ini meliputi pertanyaan yang

mengukur tentang keinginan pindah kerja (turnover intention), faktor individu

(usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama kerja, status perkawinan) dan

faktor pendorong (kompensasi, rekan kerja, jenjang karir, dan lingkungan

kerja). Jawaban dalam kuesioner dibagi menjadi 4 bagian yaitu STS (Sangat

Tidak Setuju) dengan skor 1, TS (Tidak Setuju) dengan skor 2, S (Setuju)

dengan skor 3, SS (Sangat Setuju) dengan skor 4.

Uji kuesioner dilakukan bertujuan untuk menguji kuesioner yang akan

digunakan dalam penelitian Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan

Keinginan Pindah Kerja (turnover intention) di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa Tahun 2014. Pertanyaan-pertanyaan dan observasi pada uji

kuesioner diajukan kepada perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa sebanyak 10 perawat.

Uji kuesioner dilakukan juga untuk meneitii sejauh mana perawat yang

bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa mengerti mengenai

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan waktu yang dibutuhkan.

37
4.6 Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner yang telah

dilakukan oleh responden. Pada saat penelitian peneliti mewawancarai

perawat mengenai aspek individu perawat dan faktor pendorong perawat.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelusuran dokumen,

catatan, serta studi pendahuluan untuk mengetahui jumlah perawat yang

mengalami turnover yang didapat dari Divisi SDM (Sumber Daya

Manusia) RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

4.7 Pengolahan Data

Seluruh data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder

akan diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Mengkode data (data coding)

Pada kuesioner penelitian ini, dilakukan pemberian kode data. Kode data

dilakukan dengan memberi kode pada tiap jawaban responden. Kode 1

untuk jawaban sangat tidak setuju, kode 2 untuk jawaban tidak setuju,

kode 3 untuk jawaban setuju, dan kode 4 untuk jawaban sangat setuju.

Pemberian kode dimaksudkan untuk memudahkan dalam memasukkan

data.

38
2. Menyunting data (data editing)

Pengolahan data selanjutnya masuk kedalam tahap dimana peneliti

memeriksa kelengkapan data yang telah terkumpul. Pemeriksaan

meliputi pengisian kuesioner, konsistensi, validitas, dan jumlah

pertanyaan yang di jawab.

3. Memasukkan data (data entry)

Setelah dilakukan penyuntingan data, kemudian memasukkan daftar

pertanyaan yang telah dilengkapi dengan pengisian kode jawaban ke

dalam program software komputer atau spss.

4. Membersihkan data (data cleaning)

Kemudian masuk ke tahap akhir, yaitu pengecekan kembali data yang

telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah,

sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

4.8 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi tiap

variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen melalui cara diagnosis data dan uji

hipotesis dua variabel (Chi square). Untuk menguji kemaknaan digunakan

nilai p-value dengan menggunakan tingkat kemaknaan 5% dan derajat

kepercayaan 95%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa p-value ≤ 0,05 maka

39
menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen dan jika p-value > 0,05 maka menujukkan tidak ada hubungan

antara variabel dependen dan variabel independen. Pada uji Chi-square

digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

O = frekuensi hasil observasi

E = frekuensi yang diharapkan.

Nilai E = (Jumlah sebaris x Jumlah Sekolom) / Jumlah data

df = (b-1) (k-1)

40
BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

5.1.1 Sejarah RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Kesehatan merupakan kebutuhan asasi bagi siapapun. Namun

sayangnya tidak semua bisa merasakan, terlebih masyarakat miskin.

Keterbatasan dalam sisi ekonomi menyebabkan layanan kesehatan

juga sangat terbatas. Oleh karena itu, diperlukan akses layanan

kesehatan yang mudah dan terjangkau untuk kaum dhuafa.

Berawal dari lembaga nirlaba dan pelaksana amanah donatur

Dompet Dhuafa Dompet Dhuafa, telah melakukan langkah awal

dalam memberikan dan menyediakan fasilitas maupun akses

kesehatan bagi kaum dhuafa.

Pada tahun 2001 Dompet Dhuafa mendirikan Balai

Pengobatan yang memberikan akses layanan kesehatan yang layak

dan optimal secara tidak berbayar bagi kaum dhuafa. Layanan Balai

Pengobatan ini dinamakan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet

Dhuafa (LKC-DD) yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat

dasar.

Dalam perkembangannya, LKC-DD harus melayani pasien-

pasien dhuafa yang membutuhkan pelayanan spesialistik, rawat inap

dan juga tindakan operatif. Sehingga fasilitas layanan yang dirasakan

41
sudah tidak memadai lagi. Karena itulah Dompet Dhuafa melalui

Yayasan Rumah Sehat Terpadu mendirikan pelayanan kesehatan

tingkat rujukan yang akan memberikan pelayanan kesehatan tingkat

rujukan sekelas rumah sakit. Layanan ini dinamakan RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa.

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa berupaya untuk

menjadi salah satu penyumbang solusi bagi permasalahan kesehatan

dhuafa yang telah diresmikan pada tanggal 4 Juli 2012 lalu,

diresmikan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa sebagai bentuk

pengembangan Layanan Kesehatan Cuma-cuma yang selama ini

dilaksanakan oleh LKC Dompet Dhuafa.

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa adalah model

rumah sakit yang dibangun dengan dana wakaf serta untuk biaya

operasionalnya menggunakan dana zakat, infak dan shodaqoh. RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa diharapkan menjadi rumah

sakit modern yang membantu menjaga kesehatan kaum dhuafa. RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa merupakan fasilitas pelayanan

kesehatan cuma-cuma yang berbentuk rumah sakit dengan

pendekatan kehangatan keluarga, ketepatan waktu, profesional dan

sentuhan hati bagi masyarakat yang kurang mampu. RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa adalah sebuah komitmen moral dengan

karya kemanusiaan yang tinggi. Kesungguhan tekad memberdayakan

kesehatan kaum dhuafa yang dilandasi sikap profesional.

42
5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Visi RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa adalah

menjadi model institusi yang memberikan pelayanan kesehatan bagi

dhuafa tingkat nasional dan internasional di tahun 2017. Sedangkan

misi dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa adalah

mengembangkan pelayanan kesehatan terpadu berstandar nasional

dan internasional, mengembangkan etos kerja unggul, meningkatkan

kualitas dan profesionalitas sumber daya manusia, mengembangkan

kemitraan dengan institusi terkait di tingkat nasional dan internasional

serta menggalang kepedulian publik untuk membentuk kesehatan

dhuafa. Tujuan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa yaitu

profesionalisme, amanah, ibadah. Dimana RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa memiliki strategi dan target untuk setiap tujuan

tersebut, yaitu :

a. Terwujudnya pelayanan kesehatan rumah sakit sesuai dengan

ketentuan kementerian kesehatan

b. Terwujudnya pelayanan kesehatan berstandar nasional dan

internasional

c. Tersedianya sumber daya manusia profesional sesuai bidangnya

dengan standar nasional dan internasional

d. Terjalinnya kemitraan dengan institusi terkait di tingkat nasional

dan internasional

43
5.1.3 Nilai

Nilai ditetapkan untuk menciptakan budaya yang ingin dicapai

lingkungan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

a. Nilai

1) Setiap karyawan harus mengetahui nilai-nilai yang berlaku di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RST), yaitu

Profesional, Amanah dan Ibadah

2) Setiap karyawan wajib menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

bentuk norma, dan siap menerima konsekuensi jika melakukan

pelanggaran atas norma yang ditetapkan

b. Norma

1) Profesional

2) Disiplin kehadiran

3) Mencapai target kerja

4) Bekerja sesuai mekanisme (alur kerja) dan standar prosedur

operasional (SPO)

5) Tanggap terhadap customer (pelanggan)

c. Amanah

1) Menjaga sikap dan penampilan

2) Tidak melakukan pelanggaran yang dapat merugikan pasien,

karyawan, RST maupun Dompet Dhuafa secara materi

maupun immateri

44
d. Jujur

1) Ibadah

Saling mengingatkan dalam beribadah, sholat, mengikuti

kegiatan pengajian dan bimbingan rohani

5.1.4 Lokasi RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa beralamat di Jl.

Raya Parung Km.42 Desa Jampang Kec. Kemang Kab. Bogor dengan

luas tanah sebesar 7.803 m².

5.1.5 Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa

Pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa yaitu :

a. Rawat Jalan

b. Rawat Inap

c. UGD

d. Poli Umum

e. Poli Gigi

f. Poli Kebidanan dan Kandungan

g. Poli Penyakit dalam

h. Poli Anak

i. Poli Orthopedi

j. Poli Herbal

k. Poli Rawat Luka

l. Poli Mata

45
m. Poli Akupuntur

n. Poli Bedah Umum

o. Poli Kesehatan Jiwa

p. Poli TB

q. Poli Paru

r. Poli THT

s. Rehabilitasi Medik

t. Laboratorium

u. Farmasi

v. Radiologi

w. Hemodialisa

Sedangkan Fasilitas Kesehatan yang terdapat di RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, yaitu :

a. Terapi Kaki

b. Arena Bermain Anak

c. Mushola

d. Taman Waterfall

e. Danau Buatan

f. Kantin Sehat

g. Ambulance

h. Taman Herbal

i. Taman Aroma Terapi

j. Pojok ASI

k. Lahan Parkir

46
l. Security 24 jam

5.2 Analisis Univariat

5.2.1 Gambaran Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intention) Perawat

di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Variabel turnover intention 4 pernyataan meliputi pernyataan

adanya pikiran untuk keluar, keinginan untuk mencari lowongan

pekerjaan di tempat lain, mengevaeluasi kemungkinan untuk

menemukan pekerjaan yang layak di tempat lain, adanya keinginan

untuk meninggalkan RS.

Tabel 5.1 Gambaran Distribusi Frekuensi Keinginan Pindah


Kerja (Turnover Intention) Perawat di RS Rumah Sehat Terpadu
Dompet Dhuafa Tahun 2014

Turnover Jumlah (n) Persen (%)


Tidak ada niat 39 46,4
Ada niat 45 53,6
Total 84 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa perawat di RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa lebih banyak yang memiliki

niat untuk pindah bekerja yaitu sebesar 53,6% daripada yang tidak

memiliki niat untuk pindah kerja yaitu sebesar 46,4%.

47
5.2.2 Gambaran Faktor Individu (usia, jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pendidikan, lama kerja dan status pegawai)
Perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun
2014
Responden pada penelitian ini adalah perawat yang masih

bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Profil perawat

sebagai responden dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan faktor

individu : usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan,

lama kerja dan status pegawai. Jumlah kuesioner yang telah dibagikan

berjumlah 84 kuesioner, dan diberikan kepada semua perawat sebagai

responden. Data-data tersebut digambarkan dalam tabel 5.2.

Tabel 5.2 Gambaran Distribusi Faktor Individu Perawat di RS


Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Variabel Jumlah (n=84) Persentasi (%)


Usia ≤ 30 Tahun 71 84.5
> 30 Tahun 13 15.5
Jenis Kelamin Laki-laki 37 44
Perempuan 47 56
Status Perkawinan Belum Menikah 78 92.9
Menikah 6 7.1
Tingkat Pendidikan D3 79 94.0
S1 5 6
Lama Kerja ≤ 1 Tahun 46 54.8
≥ 1 Tahun 38 45.2
Status Pegawai Kontrak 78 92.9
Tetap 6 7.1

48
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa variabel usia perawat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu perawat usia muda dibawah 30

tahun dan perawat usia tua diatas 30 tahun. Berdasarkan tabel di atas,

perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

yang terbanyak adalah perawat dengan usia muda dibawah 30 tahun

sebanyak 71 orang (84.5%), sebagian besar perawat bekerja berjenis

kelamin perempuan 47 orang (56%), sebagian besar perawat yang

bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa belum menikah

yaitu sebanyak 78 orang (92.9%), sebagian besar perawat yang

bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa yaitu

berpendidikan terakhir D3 Keperawatan sebanyak 79 orang (94%),

sebagian besar perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa dengan masa kerja ≤ 1 Tahun yaitu sebanyak 46

orang (54.8), sebagian besar perawat yang bekerja di RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa berstatus kontrak sebanyak 78 orang

(92.9).

5.2.3 Gambaran Kompensasi Perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa Tahun 2014

Gambaran kompensasi perawat diukur melalui 15 pertanyaan.


Pertanyaan yang diberikan kepada perawat tentang sistem pemberian
kompensasi, upah lembur, tunjangan program pensiun, program
asuransi, bonus/intensif, program beasiswa dan izin/sakit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, gambaran kompensasi
perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa dapat dilihat
pada tabel 5.3.

49
Tabel 5.3 Gambaran Kompensasi di RS Rumah Sehat
Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Kompensasi Jumlah (n) Persen (%)


Kompensasi sesuai 44 52.4
Kompensasi kurang sesuai 40 47.6
Total 84 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa paling banyak

responden menyatakan kompensasi yang diberikan oleh RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa sesuai dengan keinginan perawat di

rumah sakit tersebut yaitu sebesar 52,4% dibandingkan yang

menyatakan kompensasi yang kurang sesuai yaitu sebesar 47,6%.

5.2.4 Gambaran Hubungan Dengan Rekan Kerja Perawat di RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Gambaran rekan kerja diukur melalui 8 pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud yaitu tentang mitra kerja

sesama dokter dan perawat, kondisi perawat baru, persaingan antar

perawat, hubungan kerjasama, suasana kekeluargaan, dan pemahaman

dokter.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, gambaran rekan

kerja perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa dapat

dilihat pada tabel 5.4

50
Tabel 5.4 Gambaran Hubungan Dengan Rekan Kerja di RS
Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Rekan kerja Jumlah (n) Persen (%)


Rekan kerja kondusif 46 54.8
Rekan kerja kurang kondusif 38 45.2
Total 84 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa paling banyak

responden menyatakan memiliki hubungan kerja yang kondusif

dengan sesama rekan kerja di RS Rumah Sehat Dompet Dhuafa yaitu

sebesar 54,8% dibandingkan yang menyatakan hubungan rekan kerja

yang kurang kondusif yaitu sebesar 45,2%.

5.2.5 Gambaran Jenjang Karir Perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa Tahun 2014

Gambaran jenjang karir diukur melalui 5 pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan meliputi pertanyaan tentang peluang promosi,

peningkatan jenjang karir, kesempatan memegang jabatan, dan

peluang pengembangan karir.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, gambaran

jenjang karir perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

dapat dilihat pada tabel 5.5.

51
Tabel 5.5 Gambaran Jenjang Karir di RS Rumah Sehat
Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Jenjang karir Jumlah (n) Persen (%)

Jenjang karir baik 63 75.0

Jenjang karir kurang baik 21 25.0

Total 84 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa paling banyak

responden menyatakan prospek jenjang karir yang baik diberikan oleh

RS Rumah Sehat Dompet Dhuafa yaitu sebesar 75% dibandingkan

yang menyatakan prospek jenjang karir yang kurang baik di rumah

sakit tersebut yaitu sebesar 25%.

5.2.6 Gambaran Lingkungan Kerja Perawat di RS Rumah Sehat


Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Gambaran lingkungan kerja diukur melalui 9 pertanyaan.


Pertanyaan-pertanyaan yaitu berupa pertanyaan tentang perhatian dari
atasan, arahan dari atasan, hubungan kerjasama antar perawat dari
unit lain danhubungan kerjasama dari atasan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan persentase

gambaran lingkungan kerja perawat di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa sebagai berikut

52
Tabel 5.6 Gambaran Lingkungan Kerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet
Dhuafa Tahun 2014

Lingkungan kerja Jumlah (n) Persen (%)


Lingkungan kerja kondusif 76 90.5
Lingkungan kerja kurang kondusif 8 9.5
Total 84 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa paling banyak

responden menyatakan memiliki lingkungan kerja yang kondusif di

RS Rumah Sehat Dompet Dhuafa yaitu sebesar 90,5% bila

dibandingkan yang menyatakan memiliki lingkungan kerja yang

kurang kondusif yaitu sebesar 9,5%.

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen. Pada penelitian ini digunakan uji

statistik chi square.

5.3.1 Hubungan antara usia dengan alasan turnover intention di RS


Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Hubungan antara usia dengan alasan turnover intention dapat

dilihat pada tabel 5.7

53
Tabel 5.7 Hubungan usia dengan Alasan Turnover Intention di
RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Turnover
Usia Ada Niat Tidak ada niat Total P-value OR
CI 95%
n (%) n (%)

≤ 30 Tahun 38 (53,5) 33(46,5) 71 (100)

> 30 Tahun 7 (53,8) 1.000 0,987


6 (46,2) 13 (100)
(0,301-3, 231)
45 (53,6%) 84
Jumlah 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.7 dapat diketahui bahwa terdapat 53,5% golongan

usia dibawah 30 tahun memiliki niat untuk pindah kerja, sedangkan

pada golongan usia diatas 30 tahun terdapat 53,8% yang memiliki niat

untuk pindah kerja dari RS rumah sehat dompet dhuafa.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 1.000 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel usia dengan variabel turnover intention di RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Berdasarkan perhitungan risk

estimate, diperoleh nilai OR sebesar 0,987 dengan CI (0,301-3, 231)

artinya perawat dengan kategori usia dewasa akhir memiliki peluang

0,987 kali untuk berniat pindah kerja dari pada perawat dengan

kategori usia dibawah 30 tahun.

54
5.3.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Alasan Turnover

Intention di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun

2014

Hubungan antara jenis kelamin dengan alasan turnover

intention dapat dilihat pada tabel 5.8

Tabel 5.8 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Alasan Turnover Intention di RS


Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Turnover
Jenis
Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
kelamin CI 95%
n (%) n (%)

Laki-laki 23 (62,2) 14 (37,8) 37(100)

Perempuan 22 (46,8) 0,238 1,867


25 (53,2) 47 (100)
(0,776-4,489)
45(53,6%) 84
Jumlah 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa terdapat 62,2% perawat

dengan jenis kelamin laki-laki memiliki niat untuk pindah bekerja

dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa dan sebanyak 46,8%

perawat dengan jenis kelamin perempuan menyatakan memiliki niat

untuk pindah kerja dari rumah sakit tersebut.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 0.238 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel jenis kelamin dengan variabel turnover intention di RS

Rumah Sehat Dompet Dhuafa. Berdasarkan perhitungan risk estimate,

diperoleh nilai OR sebesar 1,867 dengan CI (0,776-4,489) artinya

perawat dengan jenis kelamin laki-laki memiliki peluang 1,867 kali

55
untuk berniat pindah kerja dari pada perawat dengan jenis kelamin

perempuan.

5.3.3 Hubungan Antara Status Perkawinan Dengan Alasan Turnover


Intention Kerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
Tahun 2014
Hubungan antara status perkawinan dengan alasan turnover

intention dapat dilihat pada tabel 5.9

Tabel 5.9 Hubungan Status Perkawinan dengan Alasan Turnover Intention di


RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Turn over
P-
Status nikah Ada Niat Tidak Ada Niat Total OR
value
n (%) n (%)

Belum nikah 43 (55,1) 35(44,9) 78(100)

Menikah 2 (33,3) 0,544 2,457


4 (66,7) 6 (100)
(0,425-14,211)
45 (53,6%) 84
Jumlah 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebanyak 55,1% perawat

dengan status perkawinan belum menikah memiliki niat untuk pindah

bekerja. Sedangkan sebanyak 33,3% perawat dengan status

perkawinan menikah memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 0.544 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel status perkawinan dengan variabel turnover intention

56
pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

2,457 dengan CI (0,425-14,211) artinya perawat dengan status belum

menikah memiliki peluang 1,867 kali untuk berniat pindah kerja dari

pada perawat dengan status menikah.

5.3.4 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Alasan Turnover

Intention Kerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2014

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan alasan turnover

intention dapat dilihat pada tabel 5.10

Tabel 5.10 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Alasan

Turnover Intention di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2014

Turn over
Pendidikan Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
n (%) n (%)

D3 43 (53,2) 37(46,8) 79 (100)

S1 3 (60,0) 1,000 0,757


2 (40,0) 5 (100)
(0,120-4,779)
45 (53,6%) 84
Jumlah 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa terdapat 60% perawat

dengan pendidikan akhir S1 yang memiliki niat untuk pindah bekerja.

Sedangkan sebanyak 53,2% perawat dengan pendidikan akhir D3

57
yang memiliki niat untuk keluar bekerja dari RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 1.000 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel turnover intention

pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa..

Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

0,757 dengan CI (0,120-4,779) artinya perawat dengan tingkat

pendidikan D3 memiliki peluang 0,757 kali untuk berniat pindah

kerja dari pada perawat dengan tingkat pendidikan S1.

5.3.5 Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Alasan Turnover

Intention Di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun

2014

Hubungan antara lama kerja dengan alasan turnover intention

dapat dilihat pada tabel 5.11

Tabel 5.11 Hubungan Lama Kerja dengan Alasan Turnover


Intention Di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun
2014

Turn over
Lama kerja Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
n (%) n (%)

≤ 1 tahun 24 (52,2) 22(47,8) 46(100)

>1 tahun 21 (55,3) 0,950 0,833


17 (44,7) 38 (100)
(0,373-2,092)
45 (53,6%) 84
Jumlah 39 (46,4%
(100,0%)

58
Dari tabel 5.11 dapat diketahui bahwa perawat dengan lama

kerja > 1 tahun memiliki niat untuk pindah bekerja sebesar 55,3%,

sedangkan perawat dengan lama kerja ≤ 1 tahun memiliki niat untuk

pindah bekerja dari dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

sebesar 52,2%.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 0,950 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel lama kerja dengan variabel turnover intention pada

perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Berdasarkan

perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar 0,833 dengan CI

(0,373-2,092) artinya perawat dengan lama kerja > 1 tahun memiliki

peluang 0,833 kali untuk berniat pindah kerja dari pada perawat

dengan lama kerja ≤ 1 tahun.

5.1.1 Hubungan Antara Status Pegawai Dengan Alasan Turnover


Intention Di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun
2014

Hubungan antara status pegawai dengan alasan turnover

intention dapat dilihat pada tabel 5.12

59
Tabel 5.12 Hubungan Status Pegawai dengan Alasan

Turnover Intention Di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2014

Turn over
Status
Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
pegawai
n (%) n (%)

Kontrak 42 (53,8) 36(46,2) 78(100)

Tetap 3 (50,0) 1,000 1,167


3 (50,0) 6 (100)
(0,222-6,142)
45 (53,6%) 84
Jumlah 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.12 dapat diketahui bahwa sebanyak 53,8%

perawat dengan status pegawai kontrak memiliki niat untuk pindah

bekerja. Sedangkan sebesar 50% perawat dengan status pegawai tetap

memiliki niat untuk pindah bekerja dari dari RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa .

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 1.000 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel status pegawai dengan variabel turnover intention.

Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

1,167 dengan CI (0,222-6,142) artinya perawat status pegawai

kontrak memiliki peluang 1,167 kali untuk berniat pindah kerja dari

pada perawat dengan status pegawai tetap.

60
5.1.2 Hubungan Antara Kompensasi Dengan Alasan Turnover
Intention Di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun
2014

Hubungan antara kompensasi dengan turnover intention alasan

dapat dilihat pada tabel 5.13

Tabel 5.13 Hubungan Kompensasi dengan Alasan Turnover Intention

Turn over
Kompensasi Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
n (%) n (%)
Kompensasi kurang
21 (52,5) 19 (47,5) 40(100)
sesuai
0,921
Kompensasi sesuai 24 (54,5) 20 (45,5) 44(100) 1,000 (0,390-
2,174)
84
Jumlah 45 (53,6%) 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa perawat yang

menyatakan pemberikan kompesasi sesuai dengan keinginan perawat

memiliki niat untuk pindah kerja sebesar 54,5%. Sementara itu,

perawat yang menyatakan pemberian kompensasi yang kurang sesuai

memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa sebesar 52,2%.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 1.000 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel kompensasi dengan variabel turnover intention pada

61
perawat RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Berdasarkan

perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar 0,921 dengan CI

(0,390-2,174) artinya perawat yang menyatakan pemberian

kompensasi yang sesuai memiliki peluang 0,921 kali untuk berniat

pindah kerja dari pada perawat yang menyatakan pemberian

kompensasi yang tidak sesuai.

5.1.3 Hubungan Rekan Kerja Dengan Alasan Turnover Intention di RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Hubungan rekan kerja dengan alasan turnover intention dapat dilihat

pada tabel 5.14

Tabel 5.14 Hubungan Rekan Kerja Dengan Alasan Turnover

Intention di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun

2014

Turn over
Rekan kerja Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
n (%) n (%)
Rekan kerja kurang 18(47,4) 20 (52,6) 40(100)
kondusif
0,633
Rekan kerja 27 (58,7) 19 (41,3) 44(100)
0,414 (0,266
kondusif
-
84
45 (53,6%) 39 (46,4%) 1,506)
Jumlah
(100,0%)

Dari tabel 5.14 dapat diketahui bahwa perawat dengan rekan

kerja yang kondusif memiliki niat untuk pindah bekerja 58,7%.

Sedangkan sebanyak 47,4% perawat dengan rekan kerja yang kurang

62
kondusif menyatakan memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 0,414 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel rekan kerja dengan variabel turnover intention.

Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR

sebesar 0,633 dengan CI (0,266-1,506) artinya perawat yang

menyatakan kondisi rekan kerja yang kondusif memiliki memiliki

peluang 0,633 kali untuk berniat pindah kerja dari pada perawat yang

menyatakan kondisi rekan kerja yang kurang kondusif.

5.1.4 Hubungan Jenjang Karir Dengan Alasan Turnover Intention di


RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Hubungan antara jenjang karir perawat dengan alasan keinginan

pindah kerja dapat dilihat pada tabel 5.15

63
Tabel 5.15 Hubungan Jenjang Karir Dengan Alasan Turnover

Intention di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun

2014

Turn over
Jenjang karir Ada Niat Tidak Ada Niat Total P-value OR
n (%) n (%)
Jenjang karir 10 (47,6) 11 (52,4) 21(100)
kurang baik
Jenjang karir baik 35 (55,6) 28 (44,4) 63(100)
0,705 0,727
(0,270-
84
45 (53,6%) 39 (44,8%) 1,975)
Jumlah
(100,0%)

Dari tabel 5.15 dapat diketahui bahwa perawat dengan jenjang

karir baik memiliki niat untuk pindah bekerja sebesar 55,6%,

sedangkan perawat dengan jenjang karir kurang baik memiliki niat

untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

sebesar 47,6%.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 0.705 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel jenjang karir dengan variabel turnover intention.

Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

0,727 dengan CI (0,270-1,975) artinya perawat yang menyatakan

memiliki jenjang karir baik memiliki peluang 0,727 kali untuk berniat

pindah kerja dari pada perawat yang menyatakan jenjang karir yang

kurang baik.

64
5.1.5 Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Alasan Turnover Intention

di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014

Hubungan antara lingkungan kerja perawat dengan alasan

keinginan pindah kerja dapat dilihat pada tabel 5.16

Tabel 5.16 Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Alasan


Turnover Intention di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun
2014

Turn over
P-
Lingkungan kerja Ada Niat Tidak Ada Niat Total OR
value
n (%) n (%)
Lingkungan kerja 3 (37,5) 5 (62,5) 8 (100)
kurang kondusif
Lingkungan kerja 42 (55,3) 34(44,7) 76 (100) 0,486
kondusif 0,463 (0,108-
84 2,179)
Jumlah 45 (53,6%) 39 (46,4%)
(100,0%)

Dari tabel 5.16 dapat diketahui bahwa perawat yang

menyatakan lingkungan kerja yang kondusif memiliki niat untuk

pindah bekerja sebanyak 55,3%. Sementara itu, perawat yang

menyatakan lingkungan kerja yang kurang kondusif memiliki niat

untuk pindah bekerja dari dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa sebanyak 37,5%.

Dari hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p

value 0.463 (> 0.05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara variabel lingkungan kerja dengan variabel turnover intention.

Berdasarkan perhitungan risk estimate, diperoleh nilai OR sebesar

65
0,486 dengan CI (0,108-2,179) artinya perawat yang menyatakan

lingkungan kerja kondusif memiliki peluang 0,486 kali untuk berniat

pindah kerja dari pada perawat yang menyatakan lingkungan kerja

yang kurang kondusif.

66
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam proses pelaksanaan penelitian, terdapat beberapa kendala atau

hambatan yang dihadapi oleh peneliti yang menjadi keterbatasan penelitian,

diantaranya adalah :

a. Kuesioner yang disebarkan kepada perawat diisi sendiri oleh perawat,

sehingga peneliti tidak bisa mengawasi dan mendampingi perawat saat

mengisi kuesioner, dikarenakan waktu pengisian kuesioner ditentukan

oleh masing-masing penanggungjawab ruangan. Dari 85 kuesioner yang

disebar, terdapat 84 kusioner yang dikembalikan. dan peneliti tidak

mempunyai kesempatan untuk bertanya secara langsung kepada perawat.

Sehingga kebenaran data sangat tergantung pada kejujuran perawat yang

memberikan jawaban pada saat mengisi kuesioner.

6.2 Gambaran turnover intention perawat

Turnover intention perawat merupakan keinginan atau niat seseorang

untuk berpindah dan meninggalkan organisasi serta mencari alternatif

pekerjaan lain. Turnover intention perawat dapat berakibat pada turnover

secara nyata. Sebelum perawat memutuskan untuk meninggalkan

pekerjaannya, proses tersebut didahului oleh sikap seperti sering berfikir

untuk keluar, sering mencari informasi pekerjaan di tempat lain, dan

67
dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan kerja di luar organisasi. Hal ini sesuai

dengan teori yang diungkapkan oleh Abelson (1987) bahwa tindakan

penarikan diri pada seseorang dapat berupa adanya pikiran untuk keluar,

keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan lain, mengevaluasi

kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain dan

adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi. Gregory (2007),

menjelaskan bahwa keinginan pekerja untuk meninggalkan organisasi dapat

dilihat dengan sering berfikir untuk keluar dan pekerja menyatakan bahwa

mereka sebenarnya ingin meninggalkan organisasi.

Meyer dan Tett (1993) mendefinisikan bahwa turnover intention sebagai

langkah perilaku terakhir seseorang dalam proses pengambilan keputusan

dimana seorang perawat secara aktif mempertimbangkan untuk keluar dari

pekerjaannya dan sedang mencari alternatif pekerjaan yang lain.

Berdasarkan hasil penelitian yaitu pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa

perawat yang memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa 45 perawat (53.6%), sedangkan perawat yang tidak

memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa berjumlah 39 perawat (46.4%). Hal ini menunjukkan lebih dari

setengah perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa memiliki niat

untuk keluar meninggalkan rumah sakit. Jika hal ini terus dibiarkan,

kemungkinan 53.6% perawat yang memiliki niat untuk keluar benar-benar

akan keluar sehingga nantinya akan meningkatkan angka turnover perawat.

Jika perawat yang berniat 45 orang (53.6%) benar-benar akan keluar

nantinya, ini akan meningkatkan angka turnover dari 23% pada tahun 2013

68
menjadi 39% (berdasarkan perhitungan Gillies, perawat yang ingin keluar 45

orang dibagi jumlah seluruh perawat 115 dan dikali 100%). Angka ini telah

melebihi batas optimum turnover menurut Gillies yaitu 5%-10% merupakan

angka kejadian turnover perawat yang sudah maksimal dan menunjukkan

turnover yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sebelum angka turnover ini

menjadi kenyataan perlu bagi pihak manajemen untuk menekan mulai dari

jumlah turnover intentionnya.

Jika ditelusuri dari masing-masing pertanyaan mengenai turnover

intention, sebagian besar perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa menyatakan ingin pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Mobley (1986)

yang menunjukkan bahwa keinginan turnover merupakan niat karyawan

untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari

satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri. Jika

di luar organisasi tempat perawat bekerja terdapat banyak peluang yang lebih

bagus maka perawat akan terdorong untuk pindah ke tempat yang lebih

menarik tersebut.

Oleh karena itu, sebelum perawat yang memiliki niat untuk pindah

bekerja tersebut benar-benar keluar suatu waktu nanti, sebaiknya pihak

rumah sakit lebih memperhatikan keadaan dan kesejahteraan perawat serta

meningkatkan kepuasan kerja perawat sehingga tidak terjadinya proses

keinginan untuk meninggalkan pekerjaan (turnover intention) untuk

mencegah dan menghindari terjadinya turnover yang meningkat.

69
6.3 Gambaran faktor individu (usia, jenis kelamin, status perkawinan,

tingkat pendidikan, lama kerja dan status pegawai)

6.3.1 Gambaran hubungan usia dengan turnover intention

Usia merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan

keinginan pindah kerja (turnover intention) yang berasal dari perawat yang

bekerja di rumah sakit. Dalam penelitian ini, usia perawat dikelompokkan

menjadi dua kategori yaitu perawat berusia dibawah 30 tahun dan perawat

berusia diatas 30 tahun. Dari hasil penelitian diperoleh perawat dengan

kategori usia dibawah 30 tahun yang berniat untuk pindah bekerja (53.5%)

dan perawat dengan kategori usia diatas 30 tahun yang berniat untuk pindah

bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa sebanyak (53.8%).

Hasil penelitian yang dilakukan dengan uji statistik menunjukkan bahwa usia

perawat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan turnover intention.

Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Tai, Barne dan

Robbins (1998) dalam Adi dan Kristiani (2006) yang menyebutkan bahwa

usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian turnover.

Usia merupakan salah satu karakteristik individu yang berhubungan

dengan keinginan perawat untuk keluar dari oganisasi dan meninggalkan

pekerjaannya. Perawat lebih muda banyak memiliki niat untuk keluar dari

pekerjaannya karena harapan-harapan mereka yang tidak sesuai dengan

kenyataan dan adanya keinginan untuk mencari pengalaman kerja sebanyak-

banyaknya. Berdasakan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak

adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan keinginan pindah kerja

bahwa perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

70
sebagian besar berasal dari luar daerah sehingga motivasi mereka bekerja

yaitu untuk keluarga akan hal itu pekerjaan mereka menjadi tanggungjawab

untuk keluarga, perawat tidak mau kesulitan untuk berpindah-pindah

pekejaan dan memulai pekerjaan dari awal lagi di tempat yang baru serta

sistem senioritas belum tentu diperoleh di tempat kerja yang baru walaupun

gaji dan fasilitasnya lebih besar. Hal lainnya yang menyebabkan bahwa usia

tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keinginan pindah kerja

perawat dikarenakan perawat yang belum lama bekerja yaitu perawat dengan

kategori usia dibawah 30 tahun disebabkan karena masa kerja mereka masih

baru sehingga belum tersirat untuk mencari suasana baru dalam dunia

pekerjaan.

Berdasarkan teori Robbins (2001) studi-studi yang telah ada mengenai

hubungan karakteristik biografis dengan turnover karyawan disimpulkan

bahwa karyawan yang lebih tua memiliki tingkat turnover yang lebih rendah

dari karyawan yang lebih muda. Umur adalah salah satu variabel dari

karakteristik individu yang berhubungan secara signifikan terhadap kejadian

turnover dengan pola negatif. Dalam aspek ini, usia muda besar

kemungkinannya untuk keluar Mobley (1986) dalam Langitan (2010).

Menurut peneliti usia perawat tidak memberikan alasan yang kuat

dengan keinginan pindah kerja, pekerjaan perawat tidak membedakan

kelompok usia antar perawat karena perawat memiliki fungsi yang sama

namun perawat mempunyai tanggungjawab yang berbeda, dimana

penanggungjawab perawat mempunyai tanggungjawab mengatur dan

71
mengakomodir seluruh perawat yang ada disetiap unit ruangan rawat rumah

sakit dan biasanya hal ini hanya sebagai bentuk pengawasan.

Oleh karena itu, sebelum perawat berkeinginan untuk meninggalkan

pekerjaan suatu waktu nanti, sebaiknya pihak rumah sakit memberikan

perhatian yang lebih kepada perawat dan menyejaterahkan perawat agar

perawat dapat bertahan untuk tetap bekerja di rumah sakit sehingga tidak

akan terjadi proses keinginan pindah kerja (turnover intention).

6.3.2 Gambaran hubungan jenis kelamin dengan turnover intention

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibedakan menurut

jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin merupakan salah

satu faktor yang diduga berhubungan dengan keinginan pindah kerja

(turnover intention) yang berasal dari perawat yang bersangkutan.

Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa perawat yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 37 perawat (44%) dan perawat berjenis kelamin

perempuan sebanyak 47 perawat (56%). Hasil uji statistik didapatkan bahwa

perawat dengan jenis kelamin laki-laki memiliki niat untuk pindah bekerja

sebanyak 23 perawat (62.2%) dan perawat perempuan yang memiliki niat

untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

sebanyak 22 perawat (46.8%) dengan P value 0,238 maka dinyatakan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan keinginan

pindah kerja (turnover intention) perawat.

Tidak ada perbedaan yang konsisten antara laki-laki dan perempuan

dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan

72
kompetitif, motivasi, sosial dan kemampuan untuk belajar. Namun studi

psikologi menemukan bahwa perempuan lebih bersedia mematuhi

wewenang, sedangkan laki-laki lebih agresif dan lebih besar kemungkinan

daripada perempuan dalam memiliki pengharapan untuk sukses.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Robbins (2001) yang

menyatakan bahwa tingkat turnover pada karyawan wanita lebih tinggi

daripada karyawan pria. Begitu juga menurut Howards S. Rowland dan

Beatrice L. Rowland (1984) menyatakan bahwa turnover rate pekerja wanita

lebih tinggi dari pada pekerja laki-laki.

Disarankan kepada RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa agar

lebih ketat dalam memberikan peraturan-peraturan kepada perawat baik itu

untuk perawat laki-laki maupun perawat perempuan.

6.3.3 Gambaran hubungan status perkawinan dengan turnover

intention

Status perkawinan memerlukan tanggungjawab dan membuat

pekerjaan menjadi lebih berharga dan sangat penting. Perawat yang sudah

menikah mengalami pergantian yang lebih rendah dibandingkan dengan

perawat yang sudah menikah. Hal ini dikarenakan bahwa perawat yang sudah

menikah memiliki tanggungjawab yang besar untuk keluarganya, berbeda

halnya dengan perawat yang belum menikah. Perawat yang belum menikah

masih memiliki kebebasan untuk mencoba berpindah bekerja ke tempat-

tempat lain karena belum memiliki tanggungjawab untuk keluarga.

73
Dari hasil penelitian, bahwa terdapat 78 perawat (92.9%) dengan

status perkawinan belum menikah dan sebanyak 6 perawat (7.1%) dengan

status perkawinan sudah menikah. Dari hasil uji statistik diketahui sebanyak

43 (55.1%) perawat dengan status perkawinan belum menikah memiliki niat

untuk pindah bekerja dan sebanyak 2 perawat (33.3%) dengan status

perkawinan sudah menikah memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Hasil penelitian tersebut didapatkan

P value sebesar 0,544. Hal ini diketahui bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara status perkawinan perawat yang belum menikah ataupun

yang sudah menikah dengan turnover intention.

Berdasarkan data pada tabel 5.1 diketahui bahwa sebanyak 43

(55,1%) perawat yang belum menikah memiliki keinginan pindah kerja. Hal

ini bisa dikatakan bahwa secara keseluruhan lebih dari setengah perawat di

RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa yang belum menikah memiliki

keinginan untuk pindah kerja. Hal ini disebabkan karena perawat yang belum

menikah belum memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk keluarga

berbeda dengan yang sudah menikah. Perawat yang sudah menikah sudah

pasti dengan bekerja akan menghasilkan balasan dari pengabdiannya sebagai

tanggungjawab untuk keluarga. Sehingga perawat yang belum menikah lebih

besar keinginannya untuk pindah kerja dibandingkan dengan perawat yang

sudah menikah.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosse dan

Noel dalam Wardani 2003 yang mengatakan bahwa status perkawinan

berkaitan dengan perilaku turnover intention. Perawat yang sudah menikah

74
memiliki peluang lebih kecil daripada perawat yang belum menikah untuk

keluar dari pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena perawat yang belum

menikah belum memiliki tanggungjawab untuk keluarga.

Berdasarkan hal diatas, maka peneliti menyarankan kepada pihak

rumah sakit agar lebih memperhatikan dan memberikan fasilitas yang

maksimal kepada perawat agar perawat yang bekerja di rumah sakit akan

selalu betah dan tidak berpindah kerja ke tempat lain terutama bagi perawat

yang belum menikah.

6.3.4 Gambaran hubungan tingkat pendidikan dengan turnover

intention

Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa perawat yang paling banyak

memiliki niat untuk pindah bekerja adalah perawat dengan pendidikan akhir

D3 keperawatan yaitu sebanyak 43 orang (53.2%). Hasil penelitian diketahui

P value sebesar 1,000. Uji statistik tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan keinginan pindah

kerja (turnover intention).

Penelitian ini berlawanan dengan pendapat Brief dan Aldag (1980)

dalam McBey yang menyatakan bahwa pendidikan berhubungan positif

dengan turnover karyawan. Begitu juga menurut Gillies (2000) bahwa tingkat

pendidikan juga berpengaruh dengan terjadinya turnover intention.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan

tidak berhubungan dengan turnover intention perawat di RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa. Perawat yang bekerja dengan tingkat pendidikan

75
akhir D3 ataupun S1 tidak adanya perbedaan dalam pembagian tugas

pekerjaanya. Hal ini dimaksud bahwa pembagian tugas kerja disamaratakan

baik itu perawat yang berpendidikan akhir D3 maupun S1. Hal ini disebabkan

karena mayoritas perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa adalah berpendidikan D3 keperawatan. Perawat yang berpendidikan

S1 keperawatan jumlahnya sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya pihak rumah

sakit lebih memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dari

tingkat pendidikan yang dimiliki oleh perawat. Agar tidak disamaratakan

dalam pembagian pekerjaan antara pekerjaan perawat pendidikan akhir D3

dengan perawat pendidikan akhir S1.

6.3.5 Gambaran hubungan lama kerja dengan turnover intention

Lama kerja merupakan jangka waktu dimana seorang pekerja itu

sendiri bekerja di suatu perusahaan. Semakin lama seorang perawat bekerja

akan semakin terampil dan berpengalaman menghadapi pekerjaannya. Lama

kerja seseorang akan mempengaruhi keinginan dia untuk tetap bekerja atupun

keluar bekerja di sebuh oganisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat dengan masa kerja > 1

tahun memiliki niat untuk pindah bekerja sebesar 55,3%, sedangkan perawat

dengan lama kerja ≤ 1 tahun sebanyak 52.2% memiliki niat untuk pindah

bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Dari hasil penelitian

didapat P value sebesar 0,950. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya

hubungan antara masa kerja perawat dengan turnover intention perawat.

76
Hasil ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh McBey

dan Karakowsky (2000) bahwa masa kerja merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya turnover intetntion perawat. Hasil penelitian ini

juga tidak sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hart (2005)

yang menyebutkan bahwa perawat dengan masa kerja lebih lama akan

cenderung lebih ingin bertahan pada posisinya dibanding harus keluar dan

mencari pekerjaan lain.

Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi lingkungan pekerjaan

antar perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa membuat perawat

bosan untuk bekerja. Tidak adanya perbedaan antar perawat yang lama

dengan perawat yang baru. Kerja tim yang dibentuk tidak adanya perbedaan

terhadap masa kerja. Lingkungan yang mendukung sehingga terciptanya

interaksi dan sosialisasi yang baik antar perawat yang bekerja. Oleh karena

itu, pihak rumah sakit lebih menjaga dan memberikan fasilitas lebih kepada

perawat agar tetap terciptanya lingkungan yang harmonis baik itu bagi

perawat baru ataupun perawat yang sudah lama bekerja, karena perawat yang

masa kerjanya lebih lama jika suatu saat nanti akan keluar pasti sulit bagi

rumah sakit untuk mendapatkan perawat yang memiliki keahlian yang sama.

Namun pada dasarnya semua orang mempunyai keinginan untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, karena itu seseorang akan cenderung

mencari pekerjaan baru yang menurutnya dianggap lebih baik daripada

pekerjaan yang sekarang.

77
6.3.6 Gambaran hubungan status pegawai dengan turnover intention

Status pegawai yang tergolong dalam status pegawai tetap dan status

pegawai kontak. Seorang perawat dinyatakan sebagai perawat berstatus

sebagai karyawan tetap adalah mereka yang telah lama bekerja di rumah sakit

dalam pengangkatan karyawan tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebanyak 42 orang (53.8%) perawat berstatus pegawai kontrak memiliki niat

untuk pindah bekerja dan sebanyak 3 orang (50%) perawat berstatus pegawai

tetap memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa. Dari hasil penelitian didapatkan P value sebesar 1,000. Dari

hasil uji statistik tersebut diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara variabel status pegawai dengan variabel turnover intention.

Karyawan dengan status pegawai kontrak lebih besar kemungkinan untuk

keluar dari pekerjaannya dibanding dengan karyawan dengan status pegawai

tetap. Hal ini disebabkan karena perawat berstatus sebagai karyawan tetap

ada keterikatan dengan pihak rumah sakit dan tidak seperti dengan perawat

yang berstatus kontrak yang masa kerjanya telah ditentukan sebelum dia

bekerja di rumah sakit dan jika masa kontraknya habis perawat yang berstatus

sebagai karyawan kontrak dapat melanjutkan kontraknya jika kinerjanya baik

atau berpindah kerja ke rumah sakit lain.

Hal ini pula bertentangan dengan teori yang dikemukakan Mobley

(1986) bahwa karyawan dengan status pegawai kontrak lebih besar

kemungkinannya untuk keluar dari pekerjaannya dibandingkan dengan

karyawan yang bekerja dengan status sebagai karyawan tetap.

78
Hal ini disebabkan karena perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa dengan status sebagai karyawan tetap memiliki

keterikatan dengan rumah sakit lebih tetap tidak seperti dengan perawat yang

berstatus sebagai karyawan kontrak yang masa kerjanya telah ditentukan

sebelum ia bekerja di RS dan jika masa kontraknya habis perawat yang

berstatus sebagai karyawan kontrak dapat melanjutkan kontraknya jika

kinerjanya bagus atau pindah mencari pekerjaan di tempat lain. Selain itu,

sistem senioritas berkaitan negatif dengan keinginan pindah kerja. Kerjasama

tim yang tercipta antar perawat yang sudah tetap dengan perawat yang masih

kontrak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, rumah sakit sebaiknya

memberikan jaminan lebih kepada perawat dengan dedikasi yang tinggi dan

masa kerja yang lebih lama. Hal ini akan mencegah terjadinya keinginan

pindah kerja karena jaminan tersebut akan menjadi motivasi perawat untuk

lebih giat lagi dalam bekerja.

6.4 Gambaran kompensasi

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 21

perawat (52.5%) dengan pemberian kompensasi kurang sesuai memiliki niat

untuk pindah bekerja dan sebanyak 24 perawat (54.5%) dengan pemberian

kompensasi sesuai memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa.

Menurut hasil uji statistik yang dilakukan oleh peneliti menujukkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kompensasi/gaji dengan

turnover intention perawat.

79
Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Shaaban

(2006) yang menyebutkan bahwa pay merupakan salah satu faktor pemicu

terjadinya turnover intention pada perawat. Hal serupa bertentangan dengan

teori yang dikemukakan oleh Suryadi (2002) menyatakan bahwa perawat

yang keluar dari tempat kerjanya merasa tidak puas dengan gaji yang ia

peroleh. Tidak adanya hubungan yang signfikan antara kompensasi dengan

turnvoer intention artinya bahwa kompensasi tidak mempengaruhi keinginan

pindah kerja perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, karena

kompensasi yang diberikan rumah sakit sudah optimal yang dibangun untuk

melayani masyarakat yang kurang mampu (kaum dhuafa) sehingga

keuntungan yang diperoleh tidak besar. Pada dasarnya secara individu,

manusia merupakan makhluk sosial dengan keinginan yang tidak terbatas.

Keinginan-keinginan tersebut tentunya akan memicu seseorang untuk

mendapatkan kehidupan lebih baik yang salah satunya adalah mendapatkan

gaji yang lebih besar dibandingkan sebelumnya agar mendapat kehidupan

yang lebih layak. Karena itu, seseorang akan terus mencari-cari pekerjaan

yang lebih baik dengan bayaran yang lebih baik pula agar bisa memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

6.5 Gambaran Rekan Kerja

Rekan kerja merupakan orang-orang yang berada disekeliling

pekerjaan kita. Apalagi untuk profesi perawat dimana pekerjaannya dalam

satu tim sehingga kepuasan terhadap rekan kerja sangat menentukan

keinginan untuk tetap bekerja atau akan pindah. Apabila hubungan baik antar

80
perawat tercipta, maka perawat akan merasa senang dan betah bekerja

sehingga lebih enggan untuk meninggalkan organisasi tempat bekerja karena

sudah merasa nyaman dengan rekan kerjanya yang sekarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 perawat (58.7%)

dengan rekan kerja yang kondusif memiliki niat untuk pindah bekerja dan

sebanyak 18 perawat (47.4%) dengah rekan kerja yang kurang kondusif

memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa. Hasil penelitian diketahui P value sebesar 0,414. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara rekan kerja

perawat dengan turnover intention perawat.

Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Hunter,

Tan dan Bernard (2008) bahwa rekan kerja merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya turnover intention dan bertentangan pula dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Veruswati (2011) ditemukan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara rekan kerja dengan turnover intention.

Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan

yang signifikan antara rekan kerja dengan turnover intention bahwa

keninginan untuk tetap bekerja juga dipengaruhi oleh rekan kerjanya. Dimana

sekelompok perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa yang merupakan kesatuan tim. Selain itu, hubungan kerja antar

perawat terjaga, komunikasi yang selalu terjalin antar sesama rekan kerja,

disukusi antar rekan kerja perawat yang sudah lama bekerja di RS Rumah

Sakit Dompet Dhuafa dengan perawat baru.

81
Hubungan yang baik sudah tercipta dengan rekan sekerja dalam satu

tim dan mempengaruhi kepuasan dalam bekerja. Hubungan kerja yang baik

akan mempengaruhi kepada kepuasan kerja dan pekerjaan perawat itu

sendiri. Oleh karena itu, rumah sakit sebaiknya mengadakan pelatihan dan

silaturahim rutinan antar perawat untuk menjaga hubungan dengan rekan

kerja perawat agar selalu tercipta kerjasama dan komunikasi yang baik dalam

melaksanakan setiap pekerjaan serta perawat tidak merasa disaingi antar satu

perawat dengan perawat lain hal ini dapat mengurangi keinginan pindah

kerja.

6.6 Jenjang Karir

Jenjang karir sangat membantu perawat dalam menganalisis

kemampuan dan minat perawat untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan

perawat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 35 perawat (55.6%)

dengan jenjang karir baik memiliki niat untuk pindah bekerja dan sebanyak

10 perawat (47.6) dengan jenjang karir kurang baik memiliki niat untuk

pindah bekerja dari RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Hasil

penelitian diketahui P value 0,705. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara jenjang karir dengan turnover

intention perawat bisa jadi dari faktor lain yang tidak peneliti angkat sebagai

variabel independen akan mempengaruhi terjadinya turnover intention

perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.

82
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hunter, Tan dan Bernard (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang negatif antara jenjang karir dengan turnover intention. Meskipun dalam

hasil penelitian ini jenjang karir tidak berhubungan secara signifikan dengan

turnover intention, namun bukan berarti jenjang karir tidak berkorelasi

dengan turnover intention.

Peluang promosi yang jelas kepada perawat RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa terlampaui sehingga perawat yang bekerja merasa lebih

merasa mendapatkan kesempatan untuk memegang jabatan. Kegiatan

pendidikan dan pelatihan aktif diikutsertakan oleh rumah sakit bagi perawat.

Sehingga program pendidikan dan pelatihan yang diikut sertakan oleh

perawat menjadi motivasi perawat untuk meningkatkan jenjang karir dan

mempunyai status dan tanggungjawab yang lebih tinggi.

6.7 Lingkungan Kerja

Karyawan ataupun perawat pada dasarnya menyukai pekerjaan-

pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan

keterampilan dan kemampuan mereka, kebebasan dan umpan balik mengenai

hasil pekerjaan mereka. Pada kondisi tersebut kebanyakan karyawan atau

perawat akan mengalami kesenangan dan kepuasan. Berbeda dengan perawat

yang tidak diberikan kebebasan dalam melakukan pekerjaan dan selalu

mengerjakan pekerjaan yang monoton, mereka cenderung akan cepat bosan

dan merasa tidak puas dengan apa yang mereka kerjakan. (Robbins, 2001).

83
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 42 perawat (55.3%)

yang menyatakan lingkungan kerja kondusif memiliki niat untuk pindah

bekerja dan sebanyak 3 perawat (37.5%) yang menyatakan lingkungan kerja

kurang kondusif memiliki niat untuk pindah bekerja dari RS Rumah Sehat

Terpadu Dompet Dhuafa. Diketahui hasil dari penelitian ini P value sebesar

0,463. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara lingkungan kerja dengan turnover intention perawat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh pusat keperawatan di North Carolina bahwa lingkungan kerja

mempengaruhi terjadinya turnover intention.

Hal ini kemungkinan pekerjaan yang perawat jalankan di RS Rumah

Sehat Terpadu Dompet Dhuafa sesuai dengan latar belakang pendidikan yang

mereka dapatkan dan mereka menyukai profesi mereka sehingga mereka

merasa senang dan nyaman dalam menjalankan pekerjaan. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Mobley (1986) bahwa seseorang yang

bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan yang diraihnya akan lebih

puas dan senang dibandingkan dengan mereka yang bekerja diluar keahlian

atau pendidikan mereka.

Terciptanya sistem perputaran pada setiap shift perawat yang bekerja

di RS Rumah Sehat Dompet Dhuafa, sehingga perawat mendapatkan

pelajaran dan kegiatan yang baru, perawat menjadi betah dan nyaman

sehingga dapat mengurangi tingkat terjadinya turnover intention perawat.

84
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perawat yang memiliki niat untuk pindah kerja di RS Rumah Sehat Terpadu

Dompet Dhuafa lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak.

2. Gambaran faktor individu perawat RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

antara lain

a. Perawat yang bekerja usia dibawah 30 tahun lebih banyak lebih banyak

jumlahnya daripada perawat dengan usia diatas 30 tahun

b. Perawat yang bekerja lebih banyak berjenis kelamin perempuan

dibandingkan perawat dengan jenis kelamin laki-laki

c. Perawat yang bekerja dengan status belum menikah lebih banyak

dibandingkan perawat yang sudah menikah

d. Perawat yang bekerja dengan pendidikan akhir D3 lebih banyak

dibandingkan perawat dengan pendidian akhir S1

e. Perawat yang bekerja dengan masa kerja ≤ 1 tahun lebih banyak

dibandingkan perawat yang bekerja ≥ 1 tahun

f. Perawat yang bekerja dengan status pegawai kontrak lebih banyak

dibandingkan perawat dengan status pegawai tetap

85
3. Gambaran faktor pendorong perawat RS Rumah Sehat Terpadu Dompet

Dhuafa antara lain

a. Perawat yang menyatakan pemberian kompensasi sesuai lebih banyak

dibandingkan dengan perawat yang menyatakan pemberian kompensasi

tidak sesuai

b. Perawat yang menyatakan hubungan rekan kerja kondusif lebih banyak

dibandingkan dengan perawat yang memiliki hubungan rekan kerja yang

kurang kondusif

c. Perawat yang menyatakan jenjang karir rumah sakit yang baik lebih

banyak dibandingkan dengan yang menyatakan jenjang karir rumah sakit

kurang baik

d. Perawat yang memiliki lingkungan kerja kondusif lebih banyak

dibandingkan dengan perawat yang memiliki lingkungan kerja yang

kurang kondusif

4. Berdasarkan analisis hubungan antar faktor individu dengan turnover

intention perawat menujukkan tidak ada faktor individu yang berhubungan

secara signifikan dengan turnover intention.

5. Hubungan antara faktor pendorong dengan turnover intention antara lain

sebagai berikut

a. Tidak ada hubungan antara kompensasi dengan turnover intention (P value

= 1,000) pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2015

86
b. Tidak ada hubungan antara rekan kerja dengan turnover intention (P value

= 0,414) pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2015

c. Tidak ada hubungan antara jenjang karir dengan turnover intention (P

value = 0,705) pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2015

d. Tidak ada hubungan antara lingkungan kerja dengan turnover intention (P

value = 0,463) pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

Tahun 2015

7.2 Saran

1. Bagi RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa

a. Untuk mengurangi angka terjadinya turnover intention, salah satu hal yang

dapat dilakukan pihak rumah sakit adalah meningkatkan MSDM. Hal ini

dapat dilakukan pada saat proses awal rekrutmen dan penyeleksian

perawat, proses perawat bekerja dengan penilaian kinerja, pemberian

training dan pengembangan perawat hingga pada pemberian kompensasi.

Selain itu agar tidak terjadi turnover intention pihak rumah sakit

meminimalisir angka status kontrak pada perawat sehingga jika kinerja

perawat bagus maka bisa dilanjutkan kontraknya agar status kerja perawat

tersebut terikat dengan rumah sakit.

b. Rumah sakit sebaiknya lebih peka melihat kondisi perawat, terutama

perawat yang mulai menunjukkan kondisi kurang puas terhadap pekerjaan

dan mencari tahu penyebabnya dan akan dicarikan solusi dengan

87
membuka kotak saran atau saluran komunikasi ke manajemen. Serta

diberlakukannya sistem pemberian program penghargaan

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan perimbangan dalam penelitian-

penelitian selanjutnya. Banyak kekurangan dalam penelitian ini, diharapkan

dapat diperbaiki oleh peneliti-peneliti selanjutnya yang sekiranya tertarik

untuk meneliti permasalahan yang sama dan menjadikan faktor lain yang

tidak diangkat dalam penelitian ini sebagai bahan untuk penelitian yang

selanjutnya.

3. Bagi Perawat

Mempertahankan bahkan lebih meningkatkan kinerja yang lebih baik

dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat dan

diharapkan perawat dapat menciptakan iklim organisasi yang baik ditempat

bekerja, sehingga turnover dapat dihindari.

88
DAFTAR PUSTAKA

Abelson, M. A. 1987. Examination of Avoidable and Unavoidable Turnover. Journal


of Applied Psychology, Volume 72 No.382-386

Adi, Dwinta Pratiwi & Kristiani. 2006. Pemanfaatan Kembali Unit Pelaksanaan
Teknis Dinas Balai Pengembangan Keterampilan Khusus Tenaga Kesehatan,
(http://72.14.235.104/search?q=cache:K6Bqpk2iRZ8J:www.lrckmpk.ugm.ac.i
d/id/UPDF/_working/No.26_dwinta_p_adi_07_06.pdf+minat+menggunakan+
pelayanan+RS&hl=en&ct=clnk&cd=110)

Alam, M. M dan Mohammad, J.F. 2010. Level of Job Satisfaction and Intent to
Leave among Malaysian Nurses, Business Intelligence. Volume 3 No.1
Hal.123-137

Ancok, Djamaludin. (1985). Teknik Penyusunan dan Skala Pengukuran Yogyakarta:


Lembaga Penelitian UGM.

Anonim, 2009. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta

Elizabeth, Maria Lidya. 2012. Hubungan Antara Pelanggaran Kontrak Psikologi


Menurut Perawat Dengan Intention To Quit dan Kepuasan Kerja Perawat
Rumah Sakit X Tahun 2011. Tesis. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Fishbein, M., Azjen. (1991). Belief Attitude, Intention and Behaviour: an


Introduction to Theory and Research. Massachucetss. Addison: Wesley
Publising Co.

Gibson, Ivancevich, Donnely. 1997. Organisasi dan Manajemen, Perilaku Struktur


Proses. Jakarta: Erlangga

Gillies, D.A. 1994. Nursing Management : A System Approach. Sounders, PT


Philadelphia

Gillies, D.A. 2000. Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem. Edisi


Kedua. Philadelphia: W. B. Saunders.

Harnoto. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: PT


Prehallindo

Hart, Sara E. (2005). “Hospital Ethnical Climates and Registered Nurses’ Turnover
Intentions” Journal of Nursing Scholarship;Second Quarter, 37, 2; 173-177.

89
Hasibuan H, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara

Hendrie, James. 2004. A Review of a Multiple Retailer’s Labour Turnover.


International Journal of Retail and Distribution Management. Emerald Group
Publishing

Hunter, Gordon M, Tan, Felix B, Tan, Bernard C.Y 2008. Voluntary Turnover of
Information System Professionals: A Cross-Cultural Investigation. Journal of
Global Information Management. Volume 16

Jajang. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawatdi Ruang Rawat


Inap RSUD Bekasi. Skripsi. Depok: FKM UI

Jewell, L. N. dan Siegall, M. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern: Psikologi


Penerapan Untuk Memecahkan Berbagai Masalah di Tempat Kerja,
Perusahaan, Industri dan Organisasi. Edisi 2, halaman 529. Jakarta: Arcan

Langitan, Rosamey Elleke. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian


Turnover Perawat Pelaksana Tahun 2009 di Rumah Sakit Bhakti Yudha
Depok. Tesis. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Lusiati, A. & Supriyanto, S. 2010. The Impact of Individual, Job and Organization
Factors on Job Satisfaction and Turnover Intentions of Nurses. Media Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 No.2

Mankiw, N. Gregory. 2004. Macroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

McBey, Kenneth dan Leornard Karakowsky. 2000. Examining Sources of Influence


on Employee Turnover in the Part-time Workers, Leadership and
Development. Journal Volume 21. University Press

Meyer dan Tett. 1993. Job Satisfaction, Organizational Commitment, Turnover


Intention and Turnover. Personnel Psychology

Mobley, W. 1986. Pergantian Karyawan; Sebab Akibat dan Pengendaliannya.


(Terjemahan Nurul Iman). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo

Mowday, R. T dan Spencer, D. G. 1981. The Influence of Task and Personality


Characteristics on Employee Tunrover and Absenteeism Incidents. The
Academy of Management Journal. 634-642

Park, Jae San & Tae Hyun Kim. 2009. Do Types of Organzational Culture Matter in
Nurse Job Satisfaction and Turnover Intention? Leadership in Health Service.
Volume 22, Nomor 1, Hal.20-38

90
Robbins, Stephen P. 1995. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Prehallindo

Robbins, Stephen. 2001. Perilaku Organisasi; Konsep-Kontroversi-AplikasiI. Jilid 1.


Jakarta: PT Prenhallindo

Russel, Bernardin. 2006. Pinter Manajer, Aneka Pandangan Kontemporer. Alih


Bahasa Agus Maulana. Jakarta: Binarupa Aksara

Shaaban, Hassan A. 2006. Job Satisfaction, Organizational Commitment, and


Turnover Intention among Nurse Anesthetists Michigan. Disertasi. Michigan:
Doctor of Philosophy of Capella University

Suryadi, Endang. 2002. Studi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover Perawat


Honorer di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Tesis. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Texas Center for Nursing Workforce Studies. 2006. Highlights : The Economic
Impact of the Nursing Shortage. http://www.dshs.state.tx.us/chs/cnws

Veruswati, M. 2011. Analisis Aspek-aspek yang Berhubungan dengan Turnover


Intention Perawat di Rumah Sakit Metropolitasn Medical Center (MMC)
Tahun 2011. Skripsi. Depok: Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Wardani, Indah. 2003. Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Intensi Untuk
Meninggalkan Pekerjaan pada Karyawan PT X. Skripsi. Program Sarjana
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Wyatt, Watson. 2008. Global Strategic Rewards.


(www.worldatwork.org/waw/adimLink?id=2203)

91
92
KUESIONER PENELITIAN

”FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEINGINAN


PINDAH KERJA (TURNOVER) PERAWAT DI RS RUMAH SEHAT
TERPADU DOMPET DHUAFA PARUNG BOGOR TAHUN 2014”

No. ________ (Kosongkan)

Assalamualaikum Wr. Wb

Bapak/Ibu/Saudara/i yang terhormat,

Saya, Isni Nurul Annisaa Siregar, mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Program Studi Masyarakat Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang
mengadakan penelitian sebagai tugas akhir. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keinginan pindah kerja atau
turnover pada perawat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Tahun 2014.
Oleh karena itu, saya mohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat meluangkan sedikit
waktu Bapak/Ibu/Saudara/i yang berharga untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Saya mengharapkan keseiaan Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi kuesioner
penelitian ini dengan jujur dan sebenar-benarnya.

Kerahasiaan : Informasi dari penelitian ini bersifat rahasia dan hanya digunakan
untuk kepentingan pendidikan

Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Hormat saya,

93
Isni Nurul Annisaa Siregar

A.1 Usia anda saat ini : _____ Tahun

A.2 Status Perkawinan :

1. Belum Menikah 2. Menikah

A.3 Pendidikan Terakhir :

1. D3 2. S1

A.4 Lama Kerja di RS SEHAT TERPADU DD :

1. < 1 Tahun 2. > 1 Tahun

A.5 Status Kepegawaian :

1. Kontrak 2. Tetap

Kompensasi

No. Pertanyaan STS TS S SS


B.1 Sistem Penggajian yang berlaku di RS didasarkan kepada
tingkat pendidikan
B.2 Sistem penggajian yang berlaku di RS sudah sesuai
dengan pekerjaan dan tanggungjawab Anda
B.3 Sistem penggajian yang berlaku di RS didasarkan kepada
pengalaman kerja Anda
B.4 RS memberikan gaji yang sesuai berdasarkan keahlian
Anda
B.5 RS memberikan gaji yang sesuai berdasarkan lama kerja
Anda
B.6 RS memberikan gaji yang sesuai berdasarkan beban kerja
Anda
B.7 RS memberikan kenaikan gaji sesuai dengan hasil
kinerja/prestasi Anda

94
B.8 Uang lembur yang diberikan RS sudah sesuai
B.9 Tunjangan kesehatan yang diberikan RS sudah sesuai
B.10 Tunjangan Hari Raya yang diberikan RS sudah sesuai
B.11 Anda diikutsertakan dalam program pensiun/hari tua yang
mendorong Anda tetap bekerja di RS
B.12 Anda diikutsertakan dalam program Asuransi, sehingga
memberikan rasa ama dalam bekerja
B.13 Bonus/intensif yang diberikan RS mendorong Anda untuk
bekerja lebih baik sheingga dapat meningkatkan kinerja
Anda
B.14 RS memberikan program beasiswa pendidikan yang
memotivasi Anda untuk berprestasi lebih baik
B.15 Izin tidak masuk kerja karena sakit atau kepentingan
keluarga yang diberikan RS kepada Anda sesuai

Rekan Kerja

No. Pertanyaan STS TS S SS


B.16 Dokter dan sesama perawat yang lain
mengganggap Anda sebagai mitra kerja yang
sejajar
B.17 Dokter, perawat dan Anda bekerjasama dengan
baik di unit tempat Anda bekerja
B.18 Selit bagi perawat yang baru masuk untuk merasa
nyaman bekerja di unit tempat Anda bekerja
B.19 Terdapat persaingan yang tidak sehat diantara
perawat yang terdapat di unit kerja Anda
B.20 Terdapat hubungan kerjasama yang baik sesama
perawat dengan tingkatan yang berbeda (misal :
perawat pelaksana dengan kepala unit)
B.21 Terdapat suasana kekeluargaan dengan sesama

95
perawat dalam unit kerja Anda
B.22 Sesama perawat di dalam unit kerja Anda saling
membantu ketika pasien membludak/banyak
B.23 Dokter-dokter di RS pada umumnya memahami
dan menghargai pekerjaan staf keperawatan

Jenjang Karir

No. Pertanyaan STS TS S SS


B.24 RS telah menetapkan peluang promosi yang jelas
kepada seluruh perawat
B.25 RS sudah menerapkan peningkatan jenjang karir
yang jelas bagi seluruh perawat
B.26 RS memperhatikan peningkatan jenjang karir bagi
seluruh perawat
B.27 Anda diberikan kesempatan untuk memegang
jabatan berdasarkan kebijakan RS
B.28 Peluang pengembangan karir yang diberikan RS
sudah berdasarkan prestasi kerja yang dinilai
secara objektif.
Lingkungan Kerja

No. Pertanyaan STS TS S SS


B.29 Atasan selalu memberikan perhatian kepada Anda
dan perawat lain tunuk meningkatkan kinerja.
(Atasan = Manajer Keperawatan, Manajer
Pelayanan Medis, Kepala Instalasi,
Penanggungjawab Unit)
B.30 Atasan selalu memberikan kepedulian kepada
Anda dan perawat lain untuk meningkatkan
kinerja
B.31 Atasan selalu emmberikan motivasi kepada Anda
dan perawat lain untuk meningkatkan kinerja

96
B.32 Atasan selalu mendiskusikan prosedur jika terjadi
masalah di unit tempat kerja Andadengan Anda
dan perawat lain
B.33 Atasan selalu memberikan pengarahan dalam
melaksanakan tugas keperawatan dengan baik
kepada Anda
B.34 Perawat lain selalu bersikap koperatif dalam
membantu Anda melakukan pekerjaan
B.35 Perawat lain selalu memberikan masukan kepada
Anda dalam melakukan pekerjaan
B.36 Hubungan kerjasama Anda dengan perawat lain
antar unit di RS sangat baik sehingga mendorong
Anda untuk tetap bekerja di RS
B.37 Hubungan kerjasama Anda dengan atasan di RS
sangat baik sehingga mendorong Anda untuk tetap
bekerja di RS
Turnover Intetion

B.38
Saya sering berfikir untuk keluar dari rumah sakit ini

B. 39 Saya sering mencari informasi pekerjaan di tempat lain

B. 40 Saya akan keluar dari rumah sakit ini jika ada


kesempatan yang lebih baik
B. 41 Saya mungkin akan meninggalkan rumah sakit ini dalam
waktu dekat

97
OUTPUT UNIVARIAT

TURN_OVER

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ingin pindah 45 53.6 53.6 53.6

Tidak Ingin Pindah 39 46.4 46.4 100.0

Total 84 100.0 100.0

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Remaja akhir 71 84.5 84.5 84.5

Dewasa awal 13 15.5 15.5 100.0

Total 84 100.0 100.0

jnsklamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 37 44.0 44.0 44.0

perempuan 47 56.0 56.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

sttusprkwnan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid belum menikah 78 92.9 92.9 92.9

menikah 6 7.1 7.1 100.0

Total 84 100.0 100.0

98
Pnddkantrkhr

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 79 94.0 94.0 94.0

S1 5 6.0 6.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

Lamakerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <=1 Tahun 46 54.8 54.8 54.8

>1 Tahun 38 45.2 45.2 100.0

Total 84 100.0 100.0

sttspgwai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kontrak 78 92.9 92.9 92.9

tetap 6 7.1 7.1 100.0

Total 84 100.0 100.0

kompensasi_br

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kompensasi kurang sesuai 40 47.6 47.6 47.6

kompensasi sesuai 44 52.4 52.4 100.0

Total 84 100.0 100.0

99
rekan_kerja_br

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rekan kerja kurang konsudif 38 45.2 45.2 45.2

rekan kerja kondusif 46 54.8 54.8 100.0

Total 84 100.0 100.0

jenjang_karir_br

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jenjang karir kurang baik 21 25.0 25.0 25.0

jenjang karir baik 63 75.0 75.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

lingkungan_kerja_br

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid lingkungan kurang kondusif 8 9.5 9.5 9.5

lingkungan kondusif 76 90.5 90.5 100.0

Total 84 100.0 100.0

100
OUTPUT BIVARIAT

usiabr * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

usiabr Remaja akhir Count 38 33 71

% within usiabr 53.5% 46.5% 100.0%

Dewasa awal Count 7 6 13

% within usiabr 53.8% 46.2% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within usiabr 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for usiabr


(Remaja akhir / Dewasa .987 .301 3.231
awal)

For cohort TURN_OVER =


.994 .575 1.719
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.007 .532 1.906
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

101
jnsklamin * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

jnsklamin laki-laki Count 23 14 37

% within jnsklamin 62.2% 37.8% 100.0%

perempuan Count 22 25 47

% within jnsklamin 46.8% 53.2% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within jnsklamin 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for jnsklamin


1.867 .776 4.489
(laki-laki / perempuan)

For cohort TURN_OVER =


1.328 .895 1.971
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


.711 .435 1.164
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

sttusprkwnan * TURN_OVER Crosstabulation

102
TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

sttusprkwnan belum menikah Count 43 35 78

% within sttusprkwnan 55.1% 44.9% 100.0%

Menikah Count 2 4 6

% within sttusprkwnan 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within sttusprkwnan 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for sttusprkwnan


2.457 .425 14.211
(belum menikah / menikah)

For cohort TURN_OVER =


1.654 .524 5.219
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


.673 .363 1.247
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

103
Pnddkantrkhr * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

Pnddkantrkhr D3 Count 42 37 79

% within Pnddkantrkhr 53.2% 46.8% 100.0%

S1 Count 3 2 5

% within Pnddkantrkhr 60.0% 40.0% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within Pnddkantrkhr 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pnddkantrkhr


.757 .120 4.779
(D3 / S1)

For cohort TURN_OVER =


.886 .421 1.866
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.171 .390 3.514
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

104
Lamakerja * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

Lamakerja <=1 Tahun Count 24 22 46

% within Lamakerja 52.2% 47.8% 100.0%

>1 Tahun Count 21 17 38

% within Lamakerja 55.3% 44.7% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within Lamakerja 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Lamakerja


.883 .373 2.092
(<=1 Tahun / >1 Tahun)

For cohort TURN_OVER =


.944 .634 1.406
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.069 .672 1.701
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

105
sttspgwai * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

sttspgwai kontrak Count 42 36 78

% within sttspgwai 53.8% 46.2% 100.0%

tetap Count 3 3 6

% within sttspgwai 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within sttspgwai 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for sttspgwai


1.167 .222 6.142
(kontrak / tetap)

For cohort TURN_OVER =


1.077 .471 2.460
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


.923 .400 2.128
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

106
kompensasi_br * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

kompensasi_br kompensasi kurang sesuai Count 21 19 40

% within kompensasi_br 52.5% 47.5% 100.0%

kompensasi sesuai Count 24 20 44

% within kompensasi_br 54.5% 45.5% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within kompensasi_br 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


kompensasi_br (kompensasi
.921 .390 2.174
kurang sesuai / kompensasi
sesuai)

For cohort TURN_OVER =


.962 .645 1.435
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.045 .660 1.654
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

107
rekan_kerja_br * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

rekan_kerja_br rekan kerja kurang konsudif Count 18 20 38

% within rekan_kerja_br 47.4% 52.6% 100.0%

rekan kerja kondusif Count 27 19 46

% within rekan_kerja_br 58.7% 41.3% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within rekan_kerja_br 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


rekan_kerja_br (rekan kerja
.633 .266 1.506
kurang konsudif / rekan kerja
kondusif)

For cohort TURN_OVER =


.807 .534 1.220
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.274 .806 2.014
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

108
rekan_kerja_br * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

rekan_kerja_br rekan kerja kurang konsudif Count 18 20 38

% within rekan_kerja_br 47.4% 52.6% 100.0%

rekan kerja kondusif Count 27 19 46

% within rekan_kerja_br 58.7% 41.3% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within rekan_kerja_br 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


rekan_kerja_br (rekan kerja
.633 .266 1.506
kurang konsudif / rekan kerja
kondusif)

For cohort TURN_OVER =


.807 .534 1.220
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.274 .806 2.014
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

109
jenjang_karir_br * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

jenjang_karir_br jenjang karir kurang baik Count 10 11 21

% within jenjang_karir_br 47.6% 52.4% 100.0%

jenjang karir baik Count 35 28 63

% within jenjang_karir_br 55.6% 44.4% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within jenjang_karir_br 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


jenjang_karir_br (jenjang
.727 .270 1.957
karir kurang baik / jenjang
karir baik)

For cohort TURN_OVER =


.857 .520 1.413
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.179 .720 1.929
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

110
lingkungan_kerja_br * TURN_OVER Crosstabulation

TURN_OVER

Tidak Ingin
ingin pindah Pindah Total

lingkungan_kerja_br lingkungan kurang kondusif Count 3 5 8

% within lingkungan_kerja_br 37.5% 62.5% 100.0%

lingkungan kondusif Count 42 34 76

% within lingkungan_kerja_br 55.3% 44.7% 100.0%

Total Count 45 39 84

% within lingkungan_kerja_br 53.6% 46.4% 100.0%

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


lingkungan_kerja_br
.486 .108 2.179
(lingkungan kurang kondusif
/ lingkungan kondusif)

For cohort TURN_OVER =


.679 .271 1.698
ingin pindah

For cohort TURN_OVER =


1.397 .773 2.526
Tidak Ingin Pindah

N of Valid Cases 84

111

Anda mungkin juga menyukai