Anda di halaman 1dari 4

Tingkat kepuasan kerja dan dampaknya terhadap kualitas perawatan di antara perawat pria

Abstrak

Latar Belakang: Pria merupakan minoritas yang semakin bertambah dalam profesi keperawatan.
Pemahaman yang lebih dalam tentang motivasi, jalur karir, dan kepuasan kerja mereka diperlukan untuk
memberikan perawatan berkualitas. Kepuasan pasien adalah bagian integral dari perawatan berkualitas
yang diberikan oleh perawat. Saat ini, perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan
berkualitas kepada pasien tetapi sayangnya mereka tidak puas dengan pekerjaan mereka karena
beberapa faktor seperti stres, beban kerja, lingkungan kerja yang tidak aman, dll. Kepuasan kerja dan
kualitas perawatan keduanya berkorelasi satu sama lain.

Tujuan: Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat kepuasan kerja dan dampaknya
terhadap kualitas perawatan di kalangan perawat pria.

Metode: Pendekatan kualitatif dengan desain penelitian survei deskriptif diadopsi. Total 133 perawat
pria dipilih untuk penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probabilitas yang nyaman.
Setelah pemilihan peserta, sesuai dengan kriteria inklusi kuesioner diri diberikan. Subyek penelitian
memerlukan rata-rata waktu 15 menit untuk menyelesaikan alat survei dan data direkam dan dianalisis.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: (1) Kuesioner demografis, (2)
Skala Kepuasan Kerja Praktisi Perawat Misener, dan (3) Kuesioner kualitas perawatan yang terstruktur
sendiri. Evaluasi awal dilakukan pada hari pertama kunjungan setelah menjelaskan tujuan penelitian dan
dilakukan dengan metode kuesioner. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.

Hasil: Menurut kepuasan kerja, 72,2% perawat pria sangat puas dan 2,3% sedikit puas dengan pekerjaan
mereka. Menurut kualitas perawatan, 95,5% memberikan perawatan berkualitas tinggi dan 4,5%
memberikan perawatan berkualitas sedang. Ditemukan korelasi positif lemah antara tingkat kepuasan
kerja dan kualitas perawatan yang dibuktikan dengan r= 0,014, p= 0,872.

Kesimpulan: Dengan demikian, perawat pria yang sangat puas dengan pekerjaan mereka memberikan
perawatan berkualitas tinggi kepada pasien.

Kata Kunci: Perawat pria, kepuasan kerja, dan kualitas perawatan.

Pendahuluan

Perawat merupakan bagian terbesar dari sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia, sehingga
menjadikan profesi ini tulang punggung dari sistem kesehatan. Tenaga kerja keperawatan terdiri dari laki-
laki dan perempuan. Namun, mayoritas perawat pada umumnya adalah perempuan dengan jumlah
perawat laki-laki yang dilaporkan sangat sedikit.

Peran perawat sangat penting dalam masyarakat saat ini sebagai advokat promosi kesehatan, pendidikan
kepada masyarakat dan pasien tentang mencegah cedera dan penyakit, berpartisipasi dalam rehabilitasi,
serta memberikan perawatan dan dukungan.

Selain itu, perawat juga memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi mereka,
regimen pengobatan, dan bertindak sebagai advokat pasien. Bukti menunjukkan bahwa jumlah perawat
laki-laki baik secara lokal maupun internasional sedikit dibandingkan perawat perempuan. Ditemukan
bahwa perawat laki-laki hanya membentuk 9,6% dari total tenaga kerja keperawatan.
Meskipun mereka merupakan minoritas dalam tenaga kerja keperawatan, mereka juga terpapar
diskriminasi di tempat kerja dan menghadapi beberapa tantangan yang dapat secara negatif
memengaruhi minat mereka dalam profesi dan kualitas perawatan yang disampaikan. Salah satu
tantangan adalah persepsi negatif masyarakat bahwa perawat laki-laki telah memilih profesi yang
feminin. Peran pria dalam keperawatan lebih diperkuat karena pasien cenderung memilih mereka
daripada rekan-rekan perempuan mereka sebagai penyedia perawatan keperawatan berkualitas tinggi.

Lebih banyak pria kini memilih profesi ini, pertumbuhan kebutuhan perawatan kesehatan, kekurangan
perawat penting secara global, dan perlindungan pekerjaan yang dibutuhkan. Kekurangan tenaga kerja
perawat menantang sistem perawatan kesehatan di banyak negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memproyeksikan 32,3 juta perawat/bidan pada tahun 2030 berdasarkan tren saat ini, sementara jumlah
berdasarkan kebutuhan dapat mencapai 40 juta.

Metode dan Bahan

Pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif diadopsi untuk menilai tingkat kepuasan kerja
dan dampaknya terhadap kualitas perawatan di antara perawat laki-laki. Studi ini dilakukan di rumah
sakit terpilih di Odisha. Perawat laki-laki yang tersedia selama periode pengumpulan data, bersedia
berpartisipasi dalam studi, dan mampu memahami baik bahasa Inggris maupun bahasa Odia dimasukkan
dalam penelitian ini. Perawat laki-laki yang mengalami masalah psikologis dikecualikan dari penelitian ini.
Total 133 perawat laki-laki dipilih untuk studi ini dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang
nyaman. Sebelum melakukan studi, izin etis diambil dari IRB (Badan Penelaahan Institusi) dan izin
administratif diambil dari Superintendent Medis rumah sakit terpilih.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: (1) Kuesioner demografis, (2) Skala Kepuasan
Kerja Perawat Misener, dan (3) kuesioner terstruktur sendiri tentang kualitas perawatan. Nilai keandalan
dari Skala Kepuasan Kerja Perawat Misener adalah r=0,966 dan kuesioner kualitas perawatan yang
terstruktur sendiri adalah r=0,865. Evaluasi awal serta pengumpulan data dilakukan pada hari yang sama
melalui metode kuesioner. Dalam persetujuan offline, peneliti pertama-tama memperkenalkan dirinya
kepada peserta dan menjelaskan tujuan studi. Setelah pemilihan peserta, sesuai dengan kriteria inklusi,
kuesioner mandiri diberikan. Subyek studi memerlukan waktu rata-rata 15 menit untuk menyelesaikan
alat survei dan data direkam untuk dianalisis. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
inferensial dengan versi SPSS 21.

Hasil

Karakteristik demografis dari perawat laki-laki menunjukkan bahwa persentase tertinggi perawat laki-laki
(62,4%) berada dalam kelompok usia 21-30 tahun. Persentase tertinggi perawat laki-laki (39,8%)
menyelesaikan pendidikan B.Sc. keperawatan. Sebagian besar perawat laki-laki (27,8%) bekerja di
departemen ICU dan sedikit (20,3%) bekerja di departemen gawat darurat. Sebagian besar perawat laki-
laki (42,9%) memiliki pengalaman kerja selama 1-5 tahun. Persentase tertinggi perawat laki-laki (65,4%)
berasal dari keluarga bersama. Persentase tertinggi perawat laki-laki (46,6%) memiliki pendapatan per
kapita bulanan sebesar 6001-12000. Sebagian besar perawat laki-laki (54,9%) tinggal di daerah
pedesaan. Sebagian besar perawat laki-laki (51,9%) bekerja di rumah sakit swasta. Persentase tertinggi
perawat laki-laki (51,9%) belum menikah.
Tabel 1: Temuan terkait kepuasan kerja (N=133)

Tabel-1 menunjukkan bahwa persentase tertinggi perawat laki-laki (72,2%) sangat puas dengan
pekerjaan mereka dan sedikit (2,3%) merasa cukup puas dengan pekerjaan mereka.

Tabel 2: Temuan terkait dengan kualitas perawatan (N=133)

Tabel-2 menunjukkan bahwa persentase tertinggi perawat laki-laki (95,5%) memberikan perawatan
berkualitas tinggi dan sedikit (4,5%) memberikan perawatan berkualitas sedang.

Tabel 3: Korelasi antara tingkat kepuasan kerja dan kualitas perawatan (N=133)

Tabel-3 menunjukkan korelasi antara tingkat kepuasan kerja dan kualitas perawatan. Hal ini
mengungkapkan bahwa terdapat korelasi positif lemah antara tingkat kepuasan kerja dan kualitas
perawatan. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa seiring meningkatnya tingkat kepuasan kerja,
kualitas perawatan juga meningkat.

Uji chi-square dihitung untuk menemukan hubungan antara tingkat kepuasan kerja dan variabel
sosiodemografis yang dipilih. Ditemukan adanya hubungan signifikan antara pengalaman kerja ( ꭓ2
=14,648, 0,023) dan jumlah anak (ꭓ2 =16,369, 0,011).

Diskusi

Dalam penelitian ini, persentase tertinggi perawat laki-laki (42,9%) memiliki pengalaman kerja selama 1-
5 tahun. Layala Halawani et al. juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa mayoritas perawat laki-laki
(61,9%) memiliki pengalaman kerja >3 tahun.

Salha M. Assiri, Shehata F. Shehata, Maha M. Asiri juga menemukan dalam penelitiannya bahwa
mayoritas perawat (46,2%) memiliki pengalaman >10 tahun. Mahammad Hussein, dkk. juga menyatakan
dalam penelitian mereka bahwa sebagian besar perawat (64,4%) memiliki pengalaman kerja 1-5 tahun.
Vasantakalyani juga menemukan dalam penelitiannya bahwa 41% memiliki pengalaman kerja 6 bulan-2
tahun.

Dalam penelitian ini, sebagian besar perawat laki-laki (72,2%) sangat puas dengan pekerjaan mereka.
Salha M. Assiri, Shehata F. Shehata, Maha M. Asiri (2020) menyatakan bahwa sebagian besar perawat
(70,7%) sangat puas dengan pekerjaan mereka. M.S. Vinsi dan Monika Chaturvedi (2016) menyatakan
bahwa 33,3% sangat puas dengan pekerjaan mereka.

Dalam penelitian ini, persentase tertinggi perawat laki-laki (95,5%) memberikan perawatan berkualitas
tinggi. Salha M. Assiri, Shehata F. Shehata, Maha M. Asiri (2020) menyatakan bahwa persentase tertinggi
perawat laki-laki (86,2%) memberikan perawatan berkualitas baik.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat korelasi positif lemah antara tingkat kepuasan kerja dan
kualitas perawatan. Samuel Aron (2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat
kepuasan kerja yang dirasakan dan kualitas perawatan di rumah sakit.

Dalam penelitian ini, temuan chi-square memberikan asosiasi yang signifikan antara pengalaman kerja
(ꭓ2 =14,648, 0,023) dan jumlah anak (ꭓ2 =16,369, 0,011). Abdullahi N.M & Nasir P.O (2018) menyatakan
bahwa terdapat asosiasi signifikan antara tingkat kepuasan kerja di antara perawat staf dengan status
pernikahan (p=0,003), pengalaman kerja (p=0,002), dan pendapatan tahunan (p=0,001) pada tingkat
signifikansi 0,05.

Kesimpulan

Temuan dari penelitian ini menyarankan bahwa survei mengenai penilaian tingkat kepuasan kerja efektif
dalam meningkatkan dampaknya terhadap kualitas perawatan. Oleh karena itu, tingkat kepuasan kerja
harus dipertahankan untuk meningkatkan kualitas perawatan di antara para perawat.

Anda mungkin juga menyukai