Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Penggunaan High Heels terhadap Intensitas Nyeri Daerah Calcaneus dan

Perubahan Range of Motion pada Ankle

The Correlation between Wearing High Heels and Pain Intensity on Calcaneus Area and
Range of Motion Ankle Changes

1 2 3
Muhammad Hasan , Indah Amin Sugiharti , Dwita Aryadina Rachmawati
1
Laboratorium Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Jember
2
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Jember
3
Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Jember
e-mail korespondensi: hasanjember@yahoo.com

ABSTRAK
Sepatu high heel atau sering disebut high heels adalah jenis sepatu yang didesain dengan hak yang tinggi.
Penggunaan high heels tidak berbanding lurus dengan pengetahuan masyarakat mengenai cara penggunaan
sepatu ini dengan baik dan benar. Kasus cedera yang sering muncul karena penggunaan high heels adalah nyeri
pada daerah calcaneus oleh karena plantar fasciitis dan achilles tendinitis. Selain menyebabkan nyeri, penggunaan
high heels juga dapat menyebabkan perubahan range of motion ankle akibat adapatasi postural yang dilakukan
oleh tubuh selama menggunakan high heels. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
penggunaan high heels terhadap intensitas nyeri daerah calcaneus dan perubahan range of motion pada ankle.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik, dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan
kepada para karyawan wanita Matahari Departement Store Johar Plaza Jember dan Roxy Square Jember yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Intensitas nyeri daerah calcaneus diketahui menggunakan kuesioner Visual
Analog Scale (VAS) dan besar range of motion ankle diukur menggunakan goniometer. Hasil uji analisis Spearman
antara penggunaan high heels terhadap intensitas nyeri daerah calcaneus posterior dan medial menghasilkan nilai
p<0,05, hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan high heels terhadap
intensitas nyeri daerah calcaneus posterior dan medial. Sedangkan pada hubungan antara penggunaan high heels
terhadap perubahan range of motion ankle didapakan nilai p>0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara penggunaan high heels terhadap perubahan range of motion ankle
Kata kunci: High heels, intensitas nyeri daerah calcaneus, perubahan range of motion ankle

ABSTRACT
High heeled shoes or commonly called high heels, is a type of shoe with high sole designed. Wearing high heels can
cause so many musculosceletal injury. Injury cases that mostly appear is pain on calcaneus area as a result of
plantar fasciitis and achilles tendinitis. Besides causing injury, the use of high heels also can cause the range of
motion ankle become changed due to body postural adaptation during wearing high heels. The aim of this study is
to determine the correlation between wearing high heels and pain Intensity on calcaneus area and range of motion
ankle changes. This is an analytical survey study with cross sectional study design. This study using women workers
in Matahari Departement Store Johar Plaza Jember and Roxy Square Jember who met inclusion and exclusion
criteria. Pain intensity on calcaneus area was measured with visual analog scale (VAS) questionnaire and the large
of range of motion ankle was measured with goniometer. Spearman correlation test result between wearing high
heels and pain intensity on posterior and medial calcaneus area is p<0,05, this result indicates that there is
significant correlation between wearing high heels and pain intensity on posterior and medial calcaneus area.
While correlation between wearing high heels and range of motion ankle changes has result>0,05, this result
indicates that there is no significant correlation between wearing high heels and range of motion ankle canges.
Keywords: High heels, pain intensity on calcaneus area, range of motion ankle changes

Vol. 6 No. 2 (2020) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 82


Pendahuluan terhadap intensitas nyeri daerah calcaneus dan
perubahan range of motion pada ankle.
High heels adalah jenis sepatu yang didesain dengan
hak yang tinggi sehingga tumit akan lebih tinggi
daripada jari kaki (Apparel Search, 2017).
Metode Penelitian
Penggunaan high heels dapat menjadikan wanita
terlihat lebih elegan, dan lebih menarik (Guéguen et Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan
al, 2016). Namun, penggunaan high heels tidak desain penelitian cross sectional. Penelitian
berbanding lurus dengan pengetahuan masyarakat dilaksanakan di Matahari Departement Store Johar
mengenai cara penggunaan sepatu ini dengan baik Plaza Jember dan Roxy Square Jember. Sebelum
dan benar. Pengetahuan dan kesadaran yang minim melakukan penelitian, peneliti mendapatkan ethical
menyebabkan kasus cedera muskuloskeletal oleh approval dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran
karena penggunaan high heels masih tergolong Universitas Jember.
tinggi. Dari data yang didapatkan di Victoria,
Populasi penelitian adalah karyawan wanita
Australia, pada tahun 2006-2010 didapatkan bahwa
Matahari Departement Store Johar Plaza Jember dan
jumlah kasus cedera muskuloskeletal akibat
Roxy Square Jember. Pemilihan subyek penelitian
penggunaan high heels sebanyak 240 kejadian,
menggunakan metode purposive sampling dan
dengan kasus terbanyak yaitu cedera pada
didapatkan 100 orang yang memenuhi kriteria
ekstremitas bawah (Williams dan Haines, 2014).
inklusi : (1) Karyawan wanita berumur 20-30 tahun,
Nyeri pada kaki karena penggunaan high heels dapat (2) Telah bekerja minimal selama 12 bulan (1 tahun)
terjadi karena kaki dipaksa berada pada posisi dengan jadwal kerja mingguan minimal 40
plantarfleksi sehingga otot dan tendon pada jam/minggu, (3) Memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
ekstremitas bawah akan bekerja lebih keras untuk < 25, (4) Bagi karyawan yang menggunakan high
mengkompensasi keadaan tersebut. Semakin lama heels, tipe high heels yang digunakan adalah tipe
usaha kompensasi yang dilakukan, fasikel otot stiletto atau kitten heel dengan tinggi >1 inchi (>2,5
gastroknemius medial akan semakin pendek dan cm), (5) Menyetujui informed consent untuk menjadi
tendon achilles akan semakin kaku (Csapo et al responden penelitian ;dan kriteria eksklusi: (1)
2010). Terdapat luka pada daerah tumit (calcaneus), (2)
Memiliki masalah muskuloskeletal lain yang dapat
Kakunya tendon achilles merupakan salah satu
menimbulkan nyeri dan mengurangi range of motion
tanda gejala dari achilles tendinitis, suatu penyakit
sendi pergelangan kaki , seperti memiliki riwayat
yang disebabkan karena stress berulang pada
trauma ankle, artritis, tarsal tunnel syndrome, (3)
tendon achilles. Achilles tendinitis dapat
Memiliki kelainan kongenital pada kaki, seperti pes
menyebabkan nyeri di sepanjang kaki belakang
planus dan pes kavus, (4) Sedang hamil. Seratus
dekat calcaneus (American Academy of Orthopaedic
orang tersebut dibagi ke dalam 2 kelompok.
Surgeons, 2013). Penggunaan high heels juga dapat
Kelompok pertama adalah kelompok pengguna high
memberikan stres berlebih pada fascia plantaris
heels, kelompok kedua adalah kelompok bukan
karena terdapat penguluran berlebih dan
pengguna high heels, masing-masing kelompok
peningkatan tegangan sehingga terjadi inflamasi
terdiri atas 50 subyek penelitian
pada ligamen fascia plantaris. Salah satu gambaran
klinisnya yaitu ditemukan nyeri di dekat perlekatan Intensitas nyeri daerah calcaneus diketahui
antara plantar fascia dan tulang calcaneus (National menggunakan kuesioner Visual Analog Scale (VAS)
Health Service, 2012). dan besar range of motion ankle diukur
menggunakan goniometer. Jenis analisis yang
Penggunaan jangka panjang high heels juga dapat
digunakan yaitu analisis univariat menggunakan
menyebabkan perubahan Range of Motion (ROM)
statistik deskriptif dan analisis bivariat menggunakan
pada ankle. Menurut Kim et al (2013) dan Wulan
analisis Spearman dengan tingkat pemaknaan
dan Rahayu (2016), penggunaan jangka panjang high
p<0,05. Analisis data dilakukan dengan
heels dapat menyebabkan penurunan derajat
menggunakan program komputer Statistical Package
dorsofleksi ankle dan peningkatan derajat
for Social Science (SPSS) versi 16.0.
plantarfleksi ankle akibat adaptasi postural tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara antara penggunaan high heels

Vol. 6 No. 2 (2020) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 83


Hasil
Didapatkan 100 subyek penelitian yang memenuhi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dan telah dibagi
ke dalam 2 kelompok, kelompok pengguna high
heels dan bukan pengguna high heels. Masing-
masing kelompok terdiri atas 50 subyek penelitian.
Karakteristik umum subyek dapat dilihat pada Tabel
1. Distribusi subyek penelitian berdasarkan tipe hak
high heels yang dipakai dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 2. Distribusi subyek penelitian berdasarkan
kriteria penggunaan high heels dan perubahan ROM
plantarfleksi ankle
Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian
Karakteristik Rata-Rata
Usia 22 ± 2,7 tahun
Indeks massa tubuh 19,93 ± 2,49
Lama bekerja 28,4 ± 25,7 bulan
Jam kerja per minggu 50,3 ± 6,5 jam
Tinggi hak sepatu 6,2 ± 1,7 cm

Gambar 3. Distribusi subyek penelitian berdasarkan


kriteria penggunaan high heels dan perubahan ROM
dorsofleksi ankle

Tabel 3. Hubungan penggunaan high heels terhadap


Gambar 1. Distribusi subyek berdasarkan tipe hak high
perubahan range of motion ankle
hels
Perubahan Plantarfleksi
Perubahan Dorsofleksi Ankle
Ankle
Variabel
Correlation Sig. (2 Correlation
Tabel 2. Hubungan penggunaan high heels terhadap Coefficient tailed) Coefficient
Sig. (2 tailed)
intensitas nyeri daerah calcaneus
Penggunaan
.000 1.000 .143 .156
high heels
Intensitas Nyeri Intensitas Nyeri
Calcaneus Posterior Calcaneus Medial
Variabel
Correlation Sig. (2 Correlatio Sig. (2 Pembahasan
Coefficient tailed) Coefficient tailed)
Penggunaan Berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji
.256* .010 .365** .000
high heels koefisien korelasi Spearman, pada hubungan antara
*Korelasi signifikansi pada level 0.05 (2-tailed) penggunaan high heels terhadap intensitas nyeri
** Korelasi signifikansi pada level 0.01 (2-tailed) daerah calcaneus posterior dan medial didapatkan
hasil p<0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
Distribusi subyek penelitian berdasarkan kriteria signifikan antara penggunaan high heels terhadap
penggunaan high heels dengan perubahan ROM intensitas nyeri daerah calcaneus.
plantarfleksi dan dorsofleksi ankle dapat dilihat pada Penggunaan high heels dapat menyebabkan
Gambar 2 dan Gambar 3. Hasil analisis Spearman peningkatan intensitas nyeri daerah calcaneus
antara penggunaan high heels terhadap perubahan posterior akibat peningkatan aktifitas yang dilakukan
ROM ankle dapat dilihat pada Tabel 3. oleh tendon achilles. Tendon achilles merupakan
tendon terbesar yang terletak pada tungkai bawah
bagian belakang. Tendon achilles berfungsi sebagai
tempat insersio muskulus gastroknemius dan juga
sebagai penghubung antara muskulus

Vol. 6 No. 2 (2020) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 84


gastroknemius dengan calcaneus bagian posterior tinggi high heels, bahan dasar alas sepatu, kebiasaan
(Paulsen dan Waschke, 2013; American Academy of melakukan latih regang, macam gerakan yang sering
Orthopaedic Surgeons, 2013). Penggunaan high dilakukan, tipe kaki responden, dan frekuensi
heels secara terus-menerus dapat menyebabkan munculnya intensitas nyeri. Oleh karena itu
peningkatan aktifitas tendon achilles sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
terjadi peningkatan kekakuan pada tendon achilles memperhitungkan faktor-faktor bias diatas agar
(Csapo et al, 2010). didapatkan hasil penelitian yang lebih valid.
Semakin kakunya tendon achilles menyebabkan Berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji
semakin mudahnya terjadi kerusakan jaringan pada koefisien korelasi Spearman, pada hubungan antara
tendon achilles akibat gerakan penguluran atau penggunaan high heels terhadap perubahan ROM
peningkatan aktifitas mendadak pada tendon ankle, didapatkan hasil p>0,05. Hasil analisis bivariat
achilles (National Health Service, 2012; American tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat
Academy of Orthopaedic Surgeons; 2013). Kerusakan hubungan yang signifikan antara penggunaan high
jaringan pada tendon achilles menyebabkan heels terhadap perubahan ROM ankle.
diproduksinya substansi-substansi kimia perangsang
Perubahan ROM ankle dapat dipengaruhi oleh
nyeri disekitar jaringan yang rusak pada tendon
berbagai faktor, seperti kekakuan pada tendon
achilles (achilles tendinitis). Semakin banyaknya
achilles dan kekakuan muskulus gastroknemius (Kim
kerusakan jaringan yang terjadi, maka zat kimia
et al, 2013; Wulan dan Rahayu 2016). Kekakuan
perangsang nyeri juga akan meningkat, sehingga
tendon achilles dan muskulus gastroknemius dapat
intensitas nyeri yang dirasakan juga akan meningkat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti macam
(Guyton dan Hall, 2012).
gerakan yang sering dilakukan dan kebiasaan
Penggunaan high heels juga dapat menyebabkan melakukan latih regang.
peningkatan intensitas nyeri daerah calcaneus
Menurut Pożarowszczyk (2017), tipe olahraga bela
medial akibat peningkatan stres pada fascies
diri seperti karate, yang banyak melakukan
plantaris. Fascies plantaris merupakan jaringan ikat
pergerakan kaki seperti menendang dan melompat,
kuat yang melekat pada calcaneus dan mendukung
memiliki hubungan yang signifikan terhadap
lengkungan pada kaki (American Academy of Family
peningkatan kekakuan pada tendon achilles.
Physicians, 2011). Peningkatan stres pada fascies
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Komi et al
plantaris dapat terjadi karena peningkatan tegangan
(1992), tendon achilles menerima beban berbeda-
dan penguluran berlebih pada fascies plantaris
beda sesuai dengan jenis gerakan yang dilakukan.
akibat penggunan high heels secara terus-menerus
Tendon achilles menerima beban hingga 9kN ketika
(Wulan dan Rahayu, 2016; Agyekum dan Ma, 2015).
berlari, 2,6 kN ketika berjalan pelan, dan <1 kN
Peningkatan tegangan dan penguluran berlebih ketika bersepeda. Hasil ini sesuai dengan pernyataan
karena penggunaan high heels dapat memudahkan Nicols (1989) yang menyebutkan bahwa resiko
terjadinya kerusakan jaringan disekitar fascies terjadinya cedera tendon achilles paling besar
plantaris. Kerusakan jaringan tersebut menyebabkan dialami oleh para atlet lari dan atlet lompat.
diproduksinya substansi-substansi kimia yang dapat
Menurut Fowless et al (2000), latih regang dapat
merangsang nyeri disekitar jaringan yang mengalami
mengurangi kekakuan otot. Kekakuan otot yang
kerusakan pada fascies plantaris (plantar fasciitis).
berkurang menyebabkan muscle-tendon-complex
Semakin banyaknya kerusakan jaringan yang terjadi,
(MTC) dan tendon achilles mengalami penguluran
maka zat-zat kimia perangsang nyeri juga akan
yang lebih mudah, sehingga dapat meningkatkan
meningkat, sehingga intensitas nyeri yang dirasakan
besar dorsofleksi ankle. Hasil penelitian ini sesuai
juga akan meningkat (Guyton dan Hall, 2012).
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Park dan
Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan Chou (2006) yang menyatakan bahwa dengan
dan kekurangan. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan latih regang, maka nilai dorsofleksi ankle
menghubungkan penggunaan high heels terhadap dapat meningkat.
intensitas nyeri daerah calcaneus tanpa
Selain karena faktor-faktor bias diatas, pada
memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin
penelitian kali ini peneliti juga memiliki keterbatasan
berpengaruh. Faktor-faktor lain yang mungkin
dalam membaca skala pengukuran dikarenakan alat
berpengaruh terhadap intensitas nyeri daerah
yang digunakan tidak mampu membaca skala hingga
calcaneus yaitu seperti lama penggunaan high heels,

Vol. 6 No. 2 (2020) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 85


pada nilai desimal Sehingga menyebabkan hasil Guyton, A. C., dan J. E. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi
analisis bivariat antara penggunaan high heels Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
terhadap perubahan ROM ankle mendapatkan hasil
Kim, Y., J. M. Lim, dan B. C. Yoon. 2013. Changes in
yang tidak signifikan.
ankle range of motion and muscle strength
in habitual wearers of high-heeled shoes.
Foot and Ankle International. 34(3): 414-419.
Kesimpulan
Komi, P.V., S. Fukashiro, M.Jarvinen. 1992.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan beberapa
Biomechanical loading of achilles tendon
kesimpulan, yaitu terdapat hubungan antara
during normal locomotion. Clinical Journal of
penggunaan high heels terhadap intensitas nyeri
Sports Medicine. 11: 521-531
daerah calcaneus posterior, calcaneus medial, dan
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara National Health Service. 2012. Achilles Tendinitis.
penggunaan high heels terhadap perubahan range www.careuk.com/sites/default/files/Patient
of motion pada ankle. _Leaflet_Achilles.pdf. [Diakses pada 23
Oktober 2017.
National Health Service. 2012. Plantar Fasciitis.
Daftar Pustaka
www.careuk.com/sites/default/files/Patient
American Academy of Family Physicians. 2011. _Leaflet_PlantarFasciitis.pdf. [Diakses pada
Plantar Fasciitis. 25 September 2017].
www.aafp.org/afp/2011/0915/p686.html.
Nicols, A.W. 1989. Achilles tendinitis in running
[Diakses 25 September 2017]
athletes. The Journal of the American Board
American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2013. of Family Practise. 2(31): 196-203.
Achilles Tendinitis.
Park, D. Y.,dan L. Chou. 2006. Stretching for
http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a
preventing of achilles tendon injuries: a
00147. [Diakses pada 23 September 2017].
review of the literature. Foot and Ankle
Apparel Search. 2017. High-Heeled Shoes Definition. International. 27(12):1086-1095
http://www.apparelsearch.com/definitions/f
Paulsen, F., dan J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas
ootwear/high_heeled_shoes.htm. [Diakses
Anatomi Manusia. Edisi 23. Jakarta: EGC.
pada 20 Oktober 2017].
Pożarowszczyk, B., W. Pożarowszczyk, M. Smoter, A.
Csapo, R., C. N. Maganaris, O. R. Seynnes, dan M. V.
Zarzycki, D. Mroczek, M. Kumorek, K.
Narici. On muscle, tendon, dan high heels.
Witkowski, K. Adam. 2017. Effects of karate
2010. Journal of Experimental Biology. 213:
fights on achilles tendon stiffness measured
2582-2588
by myotonometry. Journal of Human
Fowless, J. R., D. G. Sale, dan J. D. MacDougall. 2000. Kinetics. 56:93-97.
Reduced strength after passive stretch of the
William, C. M., dan T. P. Haines. 2014. An
human plantarflexor. Journal of Applied
exploration of emergency department
Physiology. 89: 1179-1188
presentation related to high heel footwear in
Guéguen, N., J. Stefan, dan Q. Renault. 2016. Victoria, Australia, 2006-2010. Journal of
Judgments toward women wearing high Foot and Ankle Research. 7(4).
heels: a forced-choice evaluation. Fashion
Wulan, A. J., dan A. Rahayu. 2016. Risiko pemakaian
and Textiles Journal. 3(6).
sepatu hak tinggi bagi kesehatan tungkai
bawah. Majority. 5(3):22-27.

Vol. 6 No. 2 (2020) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 86

Anda mungkin juga menyukai