Anda di halaman 1dari 8

1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK
RANCANGAN PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG TATA POLA TANAM
DAN KELEMBAGAAN IRIGASI

I. URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

a. Dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 18 Tahun


1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Bupati Pemalang
Kabupaten Pemalang Nomor 05 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan
Pembinaan Usaha Jasa Konstruksi maka perlu disusun rancangan
peraturan bupati Pemalang tentang petunjuk pelaksanaan Penyelenggaraan
dan Pembinaan Jasa Konstruksi;
c. pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan
mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu
tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami
selama periode tertentu.
d. Penyusunan rencana tata tanam dilakukan menjelang awal tahun tanam
untuk menentukan jenis tanaman dan waktu tanam di suatu Daerah Irigasi.
Tata tanam disusun oleh instansi teknis yang berwenang dengan prinsip
partisipatif, artinya melibatkan peran serta petani untuk mengusulkan
tanaman yang akan ditanam pada tahun tanam berikut.
e. Penyusunan rencana tata tanam dilakukan menjelang awal tahun tanam
untuk menentukan jenis tanaman dan waktu tanam di suatu Daerah Irigasi.
Tata tanam disusun oleh instansi teknis yang berwenang dengan prinsip
partisipatif, artinya melibatkan peran serta petani untuk mengusulkan
tanaman yang akan ditanam pada tahun tanam berikut.
f. Pengaturan pola tata tanam merupakan kegiatan mengatur awal masa tanam,
jenistanaman dan varitas tanaman dalam suatu tabel perhitungan.
g. Tujuan utama dari penyusunan pola tanam adalah untuk mendapatkan
besaran kebutuhan air irigasi pada musim kemarau sekecil mungkin.
h. Disisi lain pemanfaatan irigasi sebagai salah satu komponen penting tata pola
tanam saat ini dikelola dasalam suatu Kelembagaan Pengelolaan Irigasi (KPI).
KPI terdiri dari tiga unsur kelembagaan, yaitu (1) kelembagaan instansi
pemerintah, baik Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi maupun unsur
pemerintah kabupaten/kota yang membidangi irigasi, (2) kelembagaan
perkumpulan petani pemakai air, baik P3A, GP3A, maupun IP3A dan (3)

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
2

kelembagaan Komisi Irigasi (Komir), baik Komisi Irigasi provinsi, Komisi Irigasi
antar provinsi, dan Komisi Irigasi kabupaten/kota.
i. Pengelolaan irigasi yang menjadi wewenang dan tanggungjawab pemerintah
kabupaten/kota pada prinsipnya sama dengan pelaksanaan pengelolaan
irigasi di tingkat provinsi, yaitu dilaksanakan melalui Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dengan nama yang berbeda-beda dan tidak
hanya untuk lingkup pengelolaan irigasi saja, akan tetapi lebih luas lagi. 2.
Unit yang menangani pengelolaan irigasi berada Kepala Bidang/Subdinas
O&P dan Kepala Seksi OP) dan untuk melaksanakan tugas-tugas OP di
lapangan sehari-hari di sebagian kabupaten/kota dilaksanakan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang dikenal dengan
Mantri/Pengamat/Kepala Ranting yang dibantu para Juru Pengairan para
penjaga bendung, penjaga pintu air dan pekerja O&P.
j. Secara historis, keberadaan kelembagaan pengelola irigasi dinisiasi oleh
perkumpulan petani pemakai air. Dimana organisasi telah ada semenjak air
irigasi menjadi bagian dari kehidupan dalam budidaya pertanian. Pada
awalnya, kelembagaan seperti ini umumnya terkait dengan pemerintahan
desa sebagai pusat pengaturan kegiatan kemasyarakatan di desa
Organisasi ini ada semenjak air irigasi menjadi bagian dari kehidupan
dalam budidaya pertanian. Pada awalnya, kelembagaan seperti ini
umumnya terkait dengan pemerintahan desa sebagai pusat pengaturan
kegiatan kemasyarakatan di desa Guna memayungi ketentuan terkait
penyusunan rencana pola tanam di wilayah Kabupaten pemalang, maka Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kabupaten Pemalang
menyusun Rancangan Peraturan Bupati Tentang tata Pola tanam dan
Kelembagaan Irigasi.

2. TUJUAN DAN MANFAAT


A. Tujuan Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata
Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi
Tujuan penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Bupati
Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi diantaranya
adalah untuk :
1. Merumuskan penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi
2. Merumuskan materi dan substansi yang perlu dituangkan ke dalam
Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan
Kelembagaan Irigasi
3. Merumuskan pertimbangan filosofis, sosiologis dan yuridis ke dalam
Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan
Kelembagaan Irigasi

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
3

4. Merumuskan sasaran, ruang lingkup, jangkauan dan arah pengaturan


dalam Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola
Tanam Dan Kelembagaan Irigasi

B. Manfaat Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang


Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi
Manfaat yang hendak dicapai dengan penyusunan Rancangan Peraturan
Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi
adalah sebagai acuan atau pedoman dalam Penyelenggaran Tata Pola
Tanam Dan Kelembagaan Irigasi.

3. SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan Rancangan Peraturan


Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi adalah
untuk mengukur keberhasilan penyelenggaraan dan pembinaan
Penyelenggaran Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi di Kabupaten
Pemalang sehingga didapat kualitas dan mutu pngelolaan tata tanam dan
pengelolaan kelembagaan irigasi yang andal sesuai musim dan dapat
dipertanggungjawabkan serta memiliki keterjangkauan pelayanan yang
optimal.

4. Dasar Hukum

Kegiatan penyusunan rancap


a. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3A
c. Permen PUPR No. 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Sempadan Jaringan
Irigasi
d. Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
e. Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi;
f. Peraturan Menteri PUPR No. 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi;
g. Peraturan Menteri PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi.

5. LOKASI KEGIATAN

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
4

Lokasi dari pekerjaan kegiatan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang


Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi adalah keseluruhan
wilayah yang menjadi lingkup administrative Kabupaten Pemalang.

6. SUMBER PENDANAAN :

Sumber pendanaan berasal dari APBD Kabupaten Pemalang Tahun


Anggaran 2017 pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Pemalang sebesar Rp. 50.000.000.000 (lima puluh juta rupiah)
termasuk PPn.

7. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN :

Nama PA : MUHAMAD SHOLEH,ST.M.M.


Nama PPKOM : Ir. SARINTO,M.SI
Nama PPTK : NUR HASANAH,S.SOS.M.T.
Kegiatan : Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang
Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi

8. RUANG LINGKUP PEKERJAAN .

Ruang lingkup Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang


Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi :
a. Melakukan studi literatur mengenai tenaga ahli bangunan gedung dan
sertifikat laik fungsi sebagai kerangka dasar dalam menyusun kerangka
fikir kajian;
b. Kajian aspek filosofis, sosiologi, dan yuridis mengenai pnyelenggaraan Tata
Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi baik yang bersumber dari kondisi
sosial, studi kasus maupun sumber –sumber informasi lain yang relevan
terhadap kedalaman substansi dan materi teknis yang akan diatur dalam
rancangan peraturan bupati;
c. Evaluasi dan analisis terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
yang terkait.

9. PELAKSANAAN KEGIATAN

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
5

PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola
Tanam Dan Kelembagaan Irigasi dilakukan dengan pendekatan pokok
melalui: pendekatan normative hukum, teori hukum dan filsafat
hukum, yang relevan dalam kegiatan pengelolaan sumber daya air,
pendekatan kajian Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi .

2. Tahapan Kegiatan
a) Penyusunan Rencana Kerja
Tahapan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola
Tanam Dan Kelembagaan Irigasi meliputi kegiatan-kegiatan :
 Melakukan studi pustaka untuk menggali berbagai sumber bacaan
termasuk kajian-kajian sejenis
 Menyusun kerangka fikir mengenai pentahapan pekerjaan
 Menetapkan dan menyusun metodologi pendekatan (desain survey,
teknik pengumpulan data, sumberdaya manusia, kelengkapan alat
kerja) untuk mendukung proses Rancangan Peraturan Bupati
Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi .
b) Melaksanakan survey lapang dan penggalian data sekunder untuk
mendukung penyajian dan pengkayaan data dan informasi mengenai
isu-isu dan kasus-kasus sosial yang terjadi.
Data pendukung yang dikumpulkan dari instansi yang mengampu
bidang hokum, bidang perizinan, dan bidang teknis usha jasa konstruksi
lainnya serta dari sumber-sumber lainnya yang valid dan lengkap.
c) Melaksanakan tahap analisis dan intepretasi
Mendasari hasil kajian lapang dan inventarisasi data, selanjutnya
dilakukan analisis dan intepretasi dalam perspektif yuridis formal untuk
mendapatkan relevansi hukum terhadap aspek-aspek yang dikaji.

10. KELUARAN KEGIATAN


Keluaran dari kegiatan ini adalah :
1. Ekspose Laporan Pendahuluan
Berupa pelaksanaan ekspose/pembahasan dengan tim teknis dan
instansi/SKPD terkait untuk mendapatkan saran dan masukan
mengenai isi Laporan pendahuluan yang sekurang-kurangnya memuat
tujuan dan sasaran Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata
Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi , pendekatan dan metodologi yang
akan digunakan, jadwal pelaksanaan, rencana kerja, manajemen tenaga

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
6

ahli dan lainnya yang telah disyaratkan, juga termasuk kajian dan studi
literatur yang dibutuhkan
Produk yang dikeluarkan :
Hasil final tahapan ini berupan Laporan Pendahuluan yang telah
disempurnakan sesuai saran masukan peserta rapat diserahkan
sebanyak 2 (dua) buku berukuran A4.
2. Ekspose Laporan Antara
Berupa pelaksanaan ekspose/pembahasan dengan tim teknis dan
instansi/SKPD terkait terhadap hasil pendataan awal dan isi Laporan
Antara Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi.
Produk yang dikeluarkan :
Hasil final tahapan ini berupan Laporan Antara yang telah
disempurnakan sesuai saran masukan peserta rapat diserahkan
sebanyak 2 (dua) buku berukuran A4.
3. Ekspose Laporan Akhir
Berupa pelaksanaan ekspose/pembahasan dengan tim teknis dan
instansi/SKPD terhadap isi Draft Laporan Akhir Rancangan Peraturan
Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam Dan Kelembagaan Irigasi.
yang terdiri dari :
Produk yang dikeluarkan :
Hasil final tahapan ini berupan Laporan Akhir yang telah disempurnakan
sesuai saran masukan peserta rapat diserahkan sebanyak 10 (sepuluh)
buku berukuran A4.
Kerangka sistematika penyusunan laporan mengacu pada Lampiran Ii
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan, dengan alur sebagai
berikut :
A. Judul;
B. Pembukaan;
C. Batang Tubuh;
D. Penutup;
E. Penjelasan (jika diperlukan);
F. Lampiran (jika diperlukan).

11. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI


Penyedia jasa konsultasi diharapkan dapat menyediakan peralatan
diantaranya komputer, laptop, printer, ATK, alat komunikasi, alat tranpsortasi
yang diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
7

12. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Penyedia jasa dapat membuat pengembangan konsep pelaksanaan
pekerjaan yang masih sesuai dengan ruang lingkup yang ditentukan,
menyusun metode pelaksanaan pekerjaan, menunjuk tenaga ahli yang
diperlukan yang sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam KAK.

13. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Waktu pelaksanaan Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pemalang adalah 120 (seratus dua puluh) hari kalender.

II. KUALIFIKASI TENAGA AHLI


14. PERSONIL TENAGA AHLI
1. Ketua Tim (Ahli Hukum)
Ketua Tim Tenaga Ahli adalah seorang Ahli Hukum yang mempunyai latar
belakang pendidikan Strata-1 bidang hukum dan berpengalaman dibidangnya
minimal 4 tahun atau disetarakan dengan pendidikan S-1 Hukum dengan
pengalaman minimal 5 tahun.
2. Tenaga Ahli Pertanian
Tenaga Ahli Pertanian adalah Sarjana Strata-1 Pertanian dengan latarbelakang
pendidikan Pertanian dengan pengalaman minimal 3 tahun.
3. Tenaga Ahli Sipil
Tenaga Ahli Sipil adalah Sarjana Strata-1 Teknik Sipil dengan latarbelakang
pendidikan Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3 tahun.
4. Tenaga Ahli Ekonomi
Tenaga Ahli Ekonomi adalah Sarjana Strata-1 Bidang Ekonomi dengan
pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang pekerjaan Ekonomi pembangunan
dan sejenisnya.
5. Tenaga Ahli Kelembagaan
Tenaga Ahli Sosial adalah Sarjana Strata-1 Bidang Sosial dan Kelembagaan
dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang pekerjaan kelembagaan /
pemberdayaan dan sejenisnya.
6. Tenaga Penunjang
Tenaga penunjang untuk mendukung kegiatan yang dibutuhkan dalam kajian
ini adalah 1 (satu) orang administrasi, yang mempunyai latar belakang
pendidikan minimal SMA/SMK dengan pengalaman pekerjaan sejenisnya
selama 2 (dua) tahun.

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi
8

III. LAIN – LAIN


15. PERSYARATAN KERJASAMA
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka harus sepengetahuan dan
seijin pemilik pekerjaan secara tertulis.

16. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan, jika diperlukan pengumpulan data


lapangan (primer maupun sekunder) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Sumber data resmi dan dapat dipertanggungjawabkan dari Instansi
Pemerintah, OPD Kabupaten Pemalang serta asosiasi / lembaga lain yang
mempunyai kredibilitas terhadap data yang dikeluarkan;
b. Data yang dikumpulkan harus valid dan kredibel;
c. Sedapat mungkin data merupakan data yang terbaru dan terkini sesuai
dengan ketersediaan data yang ada.

17. HAL-HAL LAIN

a. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, calon penyedia jasa/konsultan


hendaknya memenuhi semua bahan masukan yang diterima dan mencari
bahan masukan lain yang dibutuhkan.
b. Berdasarkan bahan tersebut Calon Penyedia Jasa/Konsultan agar
menyusun dokumen penawaran.
Pemalang, 2021
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN PEMALANG
KEPALA BIDANG SUMBER DAYA AIR
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

SARINTO,S.T.M.Si
NIP. 19610811 199003 1 004

KAK Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati Pemalang Tentang Tata Pola Tanam
Dan Kelembagaan Irigasi

Anda mungkin juga menyukai