Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN INSTRUMEN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI
KAWASAN SEKITAR DANAU BATUR DI DAS
BLINGKANG ANYAR, WS BALI-PENIDA
(KONTRAKTUAL)

TAHUN ANGGARAN 2020

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
DAN PENGUASAAN TANAH
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG DI KAWASAN SEKITAR DANAU BATUR DI DAS
BLINGKANG ANYAR, WS BALI-PENIDA

I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang yang merupakan salah satu aspek utama dalam penataan ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses penataan ruang. Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya tidak selalu
sejalan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian atau
pelanggaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tekanan
perkembangan pasar terhadap ruang, belum jelasnya mekanisme pengendalian,
dan lemahnya penegakan hukum. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa untuk
mewujudkan terciptanya pembangunan yang tertib ruang diperlukan tindakan
pengendalian pemanfaatan ruang. Kecenderungan penyimpangan tersebut dapat
terjadi karena produk rencana tata ruang kurang memperhatikan aspek
pelaksanaan atau sebaliknya bahwa pemanfaatan ruang kurang memperhatikan
rencana tata ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan agar pemanfaatan
tata ruang dapat berjalan sesuai dengan rencana tata ruang. Adapun instrumen
pengendalian pemanfaatan ruang mencakup peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Danau Batur adalah danau kawah di Kintamani, Kabupaten Bangli di Bali, terletak
sekitar 30 km (19 mi) di timur laut Ubud di Bali. Danau itu berada di dalam kaldera
gunung berapi aktif, Gunung Batur, terletak di sepanjang, aktivitas vulkanis Cincin
Api Pasifik. Kaldera Batur merupakan daerah pertanian yang penting, dengan
budidaya berbagai hasil panen. Air irigasi mengalir kembali ke danau setelah
dipompa, membawa serta nutrisi ke badan danau. di desa Toya Bungkah, Ada
beberapa sumber air panas yang berhubungan dengan aktivitas gunung berapi
Gunung Batur dan telah dikembangkan untuk tujuan wisata.

Terdapat isu dan permasalahan yang timbul di danau ini, seperti pencemaran air
danau akibat aktivitas galian C baik yang dilakukan di sekitar Danau Batur maupun
di sungai-sungai yang bermuara di danau. Selain itu pecemaran sampah akibat
kegiatan pariwisata dapat berpengaruh terhadap kualitas air yang ada di dalam
Danau Batur. Dampak dari pencemaran air danau ini tentu akan berpengaruh
terhadap aspek pertanian dan kebutuhan air baku masyarakat sekitar Danau Batur.
Aspek pertanian tentu akan berpangaruh terhadap ketahanan pangan masyarakat
serta permasalahan-permasalahan lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya
pengendalian mulai dari hulu yang akan berdampak sampai pada hilirnya.

1
Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang,
Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada Tahun Anggaran 2020
melaksanakan kegiatan Penyusunan Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang
di Kawasan Sekitar Danau Batur, DAS Blingkang Anyar.

II. MAKSUD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan tertib tata ruang di Kawasan Sekitar
Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.

III. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun instrumen pengendalian pemanfaatan
ruang Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.

IV. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai adalah tersusunnya instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada
WS Bali-Penida, terdiri atas:
a. Tersusunnya Rencana Teknis Antara/RTA dengan klasifikasi Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) yang telah disepakati oleh pemangku kepentingan;
b. Tersusunnya instrumen pengendalian pemanfaatan ruang skala mikro dengan
tingkat ketelitian minimal 1:5.000 di Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida, yang terdiri atas:
1. Peraturan Zonasi yaitu Zoning Map yang dilengkapi Zoning Text yang
berisi materi wajib dan materi pilihan dalam penyusunan Peraturan
Zonasi;
2. Bentuk, kriteria dan tata cara dalam pemberian izin pemanfaatan
ruang;
3. Bentuk, kriteria dan tata cara pemberian insentif dan disinsentif dalam
perwujudan rencana tata ruang, serta
4. Pengenaan Sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di
Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-
Penida berdasarkan Peraturan Zonasi; dan
c. Tersusunnya materi teknis dan rancangan peraturan daerah dan/atau peraturan
kepala daerah tentang instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang
Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida;
d. Tersusunnya naskah akademis yang dibuat untuk setiap rancangan peraturan
daerah dan/atau peraturan kepala daerah;
e. Tersusunnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk setiap
rancangan peraturan daerah yang siap validasi dan disusun sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 69 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang tata
cara penyelenggaraan KLHS;
f. Tersusunnya Album Peta dengan Ukuran A1;
2
g. Visualisasi dan Simulasi 3D lokasi potensial pariwisata pada Kawasan Sekitar
Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.

V. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1. Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
A. TAHAP PERSIAPAN
a) Melakukan persiapan mobilisasi tenaga ahli;
b) Menyusun rencana kerja dan menyiapkan skenario penyusunan instrumen
lengkap pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Sekitar Danau Batur di
DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida;
c) Melakukan pengumpulan data awal, antara lain:
1. dokumen rencana umum dan rencana rinci tata ruang di tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten/kota pada Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida beserta peta;
2. data time series sekurang-kurangnya 5 tahun terkait jenis penggunaan
lahan, intensitas kegiatan yang ada pada kawasan perencanaan;
3. jenis penggunaan lahan, kajian dampak terhadap kegiatan yang ada,
standar teknis dan administratif, dan peraturan perundang-undangan yang
terkait;
4. data kondisi fisik dan sosial di lapangan antara lain meliputi data
kependudukan, sarana prasarana, sosial budaya, topografi, geologi, dan
data lainnya yang dibutuhkan;
5. citra satelit resolusi tinggi pada kawasan studi yang sudah diorthorektifikasi
dan Ground Control Point/GCP oleh Badan Informasi Geospasial/BIG;
6. isu pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Sekitar Danau Batur di
DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.
d) Identifikasi isu dan permasalahan kondisi di Kawasan Sekitar Danau Batur di
DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida;
e) Melakukan assesment yang dapat menggambarkan kebutuhan peraturan
zonasi, pemberian izin pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif,
dan pengenaan sanksi;
f) Identifikasi dan pemetaan sumber penyebab kerusakan Kawasan Sekitar
Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida dari hulu sampai
ke hilirnya;
g) Menyiapkan perangkat survey (kebutuhan data, kuesioner, panduan survei,
dll);
h) Melakukan kajian terhadap kebijakan RTR secara hierarkis (dari tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota) terkait wilayah perencanaan yang
memberikan amanat tentang penetapan zona, rencana pengembangan
kawasan dan arahan ketentuan pemanfaatan ruang yang ada pada wilayah
perencanaan.
i) Melakukan studi literatur terhadap kebijakan dan peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang dan sektoral (misalnya peraturan menteri,
3
standar teknis, SNI, dsb) sebagai acuan dalam penyusunan ketentuan teknis
pengendalian pemanfaatan ruang.

B. TAHAP PELAKSANAAN
a) Melakukan penyusunan peta yang terdiri atas:
1) Melakukan penyediaan peta citra bagi lokasi yang belum memiliki peta
citra;
2) Melakukan survei ICP dan GCP bagi lokasi yang petanya belum
terorthorektifikasi;
3) Melakukan pengolahan peta dan proses orthorektifikasi bagi lokasi dengan
peta yang belum terorthorektifikasi;
4) Melakukan penyusunan peta dasar sampai dengan mendapatkan
rekomendasi peta dasar dari BIG;
5) Melakukan asistensi dengan BIG;
6) Melakukan penyusunan peta tematik;
7) Melakukan penyusunan peta rencana; dan
8) Melakukan penyusunan album peta.
b) melakukan FGD Daerah I dengan target penyepakatan deliniasi Rencana
Teknis Antara (RTA). Target peserta FGD antara lain perwakilan Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, BBWS, BPDAS-HL, akademisi, praktisi,
kelompok masyarakat, dan stakeholder terkait lainnya. Hasil kesepakatan
dituangkan dalam Berita Acara.
c) melakukan survei lapangan pertama yang pelaksanaannya merupakan
rangkaian dari FGD Daerah 1, dalam rangka pengumpulan data/informasi
yang dibutuhkan untuk penyusunan RTA dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang:
1) identifikasi masalah aktual di lapangan;
2) menginventarisasi kegiatan eksisting, intensitas pemanfaatan ruang dan
tata bangunan serta kondisi fisik eksisting pada tiap zona, identifikasi
masalah aktual di lapangan;
3) melakukan wawancara dengan masyarakat dan stakeholder terkait untuk
mendapatkan informasi tentang permasalahan aktual, menggali aspirasi
masyarakat, dan informasi lainnya; dan
4) melakukan inventarisasi permasalahan Kawasan Sekitar Danau Batur di
DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida berdasarkan hasil survey;
5) pengambilan data untuk penyiapan peta tematik untuk daya dukung daya
tampung lingkungan hidup;
d) melakukan penyusunan RTA dan instrumen lengkap pengendalian
pemanfaatan ruang, dengan tahapan antara lain:
1) Melakukan analisis instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang
pada Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-
Penida. Analisis yang dilakukan meliputi:
 Analisis kawasan yang mempengaruhi dan dipengaruhi
 Analisis kebijakan antara lain meliputi: fungsi utama kawasan,
karakteristik fisik dan sosial ekonomi, penetapan zona-zona dalam
4
peraturan perundang-undangan yang telah diterbitkan (RTRWN, RTR
Pulau, RTR Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta Instrumen
Pengendalian Pemanfaatan Ruang), dan muatan lain yang dianggap
perlu;
 Analisis guna lahan dan kegiatan penggunaan lahan. Analisis dilakukan
dengan menggunakan data 3 (tiga) titik waktu yang berbeda dengan
periode minimal 5 (lima) tahun;
 Analisis fisik kawasan;
 Analisis kebencanaan;
 Analisis kependudukan. Analisis dilakukan dengan menggunakan data
time series sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir;
 Analisis sarana dan prasarana;
 Analisis sosial budaya;
 Analisis potensi dan masalah; dan
 Analisis lainnya yang dibutuhkan.
2) Menyusun konsep pengembangan kawasan dan kebutuhan ruang;
3) Menyusun pembagian zonasi Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida dengan mempertimbangkan
rencana jaringan prasarana;
4) Melakukan perumusan ketentuan peraturan zonasi dalam bentuk zoning
text dan zoning map, antara lain berupa: klasifikasi zonasi, daftar kegiatan,
delinIasi blok peruntukan, ketentuan teknis zonasi, ketentuan pengaturan
zonasi, ketentuan pelaksanaan, ketentuan dampak pemanfaatan ruang,
kelembagaan, ketentuan perubahan peraturan zonasi, serta teknik
pengaturan zonasi (jika diperlukan);
5) Melakukan analisis dan perumusan bentuk, kriteria dan tata cara dalam
pemberian izin pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif
dalam perwujudan rencana tata ruang, serta pengenaan sanksi terhadap
pelanggaran pemanfaatan ruang Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida berdasarkan Peraturan Zonasi;
6) Menyusun materi teknis tentang Instrumen Pengendalian Pemanfaatan
Ruang Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS
Bali-Penida;
7) Menyusun rancangan peraturan perundang-undangan tentang Instrumen
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida;
e) Melakukan penyusunan KLHS yang terdiri atas:
1) Mendorong daerah untuk menetapkan Pokja KLHS;
2) Melakukan tahapan analisis KLHS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, termasuk menyediakan peta D3TLH pada lokasi
yang belum memiliki dokumen tersebut;
3) Melakukan pembahasan konsultasi publik; dan
4) Melakukan pembahasan dalam rangka validasi KLHS di provinsi.
f) melakukan FGD Pusat, dengan target penjaringan masukan untuk RTA,
instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang dan KLHS. Target
peserta FGD antara lain perwakilan Kementerian/Lembaga terkait dan
5
akademisi, sekaligus pembahasan/asistensi peta dengan instansi yang
bertanggungjawab di bidang geospasial. Hasil kesepakatan dituangkan dalam
Berita Acara.
g) Melakukan FGD Daerah II dan III dalam rangka melakukan konsultasi publik
dengan target penyepakatan muatan RTA, dan Konsultasi Publik I KLHS.
Target peserta antara lain Kepala Desa, Kelompok Masyarakat, Pemerintah
Provinsi, Unsur Perguruan Tinggi, dan Aparat Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, BBWS, BPDASHL serta stakeholder terkait lainnya.
Hasil FGD dituangkan dalam Berita Acara.
h) Melakukan survei lapangan kedua yang pelaksanaannya merupakan
rangkaian dari FGD Daerah 2, dengan target antara lain pengumpulan data
dan informasi sebagai tindak lanjut FGD Daerah 2.
i) Melakukan asistensi peta dengan BIG;
j) Melakukan penyempurnaan materi, antara lain:
1) RTA dan instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang;
2) KLHS;
3) Materi teknis;
4) Naskah akademis;
5) Raperda dan/atau Raperkada;
6) Album peta.
k) Melakukan FGD Daerah IV dan V dengan target menyepakati instrumen
lengkap pengendalian pemanfaatan ruang, dan Konsultasi Publik II KLHS
dengan pemerintah daerah hingga tingkat desa dan masyarakat, dan
dukungan proses legalisasi;
l) Melakukan FGD Daerah VI dan VII dengan target pembahasan
Raperda/Raperkada persiapan validasi KLHS dan penjaminan kualitas KLHS
dengan Tim Pokja KLHS, serta menyerahkan produk ke pemerintah daerah;
dan
m) Menyusun visualisasi dan simulasi 3D Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.

2. Lingkup Lokasi Kegiatan


Ruang lingkup wilayah kegiatan ini adalah Kawasan Sekitar Danau Batur di
DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida yang terletak di Provinsi Bali.
Lingkup kegiatan meliputi:
1) Pembahasan laporan : Jakarta
2) Survey : Bali
3) FGD Daerah : Bali
4) FGD Pusat : Jakarta

VI. METODOLOGI
Metodologi pelaksanaan kegiatan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :

6
1. Metode literature study diawali dengan melakukan pengumpulan data terkait
peraturan perundang-undangan terkait, peraturan sektoral, standar teknis, SNI,
RTR dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, best practice pengendalian
pemanfaatan ruang, teori-teori terkait pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan sekitar SDEW dan literatur terkait lainnya;
2. Metode stakeholders approach yaitu dengan melakukan pendekatan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), baik di pusat maupun
di daerah. Pendekatan stakeholders dilakukan antara lain dengan melakukan
FGD, konsinyasi dan diskusi, dalam rangka penyusunan instrumen lengkap
pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data berupa survey atau
pengumpulan data, dilakukan untuk mendapatkan pemahaman kondisi fisik,
lingkungan dan sosial budaya dalam rangka penyusunan instrumen lengkap
pengendalian pemanfaatan ruang. Pengumpulan data dilakukan dengan survey
primer dan survey sekunder.
4. Metode Analisis
a. Pendekatan penginderaan jauh (remote sensing)
Melakukan analisis klasifikasi citra satelit baik yang dilakukan secara terselia
(supervised) atau yang tidak terselia (unsupervised) untuk mendapatkan
peta tutupan lahan eksisting dan sebaran SDEW di DAS Blingkang Anyar,
WS Bali-Penida;
b. Analisis Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Sekitar Danau Batur
di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.
5. Metode penyusunan Peraturan Zonasi sekurang-kurangnya sesuai ketentuan
dalam:
a. Rancangan Prosedur Tetap Penyusunan RTA.
b. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 16 tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota
c. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Penyusunan
Peraturan Zonasi pada Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;
d. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Pemberian Izin
Pemanfaatan Ruang;
e. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Bentuk dan Tata
Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif dalam Perwujudan Rencana Tata
Ruang;
f. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Sanksi
Administratif;
g. Ketentuan sektor-sektor terkait dan standar teknis, karakteristik wilayah,
serta best practice dalam penyusunan peraturan zonasi.

VII. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah :

7
1. Materi teknis tentang instrumen lengkap pengendalian pemanfaatan ruang
Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida
untuk setiap wilayah administratif kabupaten/kota;
2. Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Daerah (Raperda dan/atau
Raperkada);
3. Naskah Akademis yang dibuat untuk setiap rancangan peraturan daerah atau
rancangan peraturan kepala daerah;
4. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dibuat untuk setiap rancangan
peraturan daerah yang telah divalidasi oleh K/L yang membidangi urusan
Lingkungan Hidup dan disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor 69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang tata cara penyelenggaraan KLHS;
5. Fakta dan Analisis pemanfaatan ruang Kawasan Sekitar Danau Batur di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida;
6. Album Peta dengan Ukuran A1;
7. Visualisasi dan Simulasi 3D pada kawasan prioritas di SDEW Prioritas di DAS
Blingkang Anyar pada WS Bali-Penida.

VIII. MANFAAT
Manfaat kegiatan ini adalah terwujudnya tertib tata ruang dalam rangka
perlindungan dan optimalisasi fungsi SDEW Prioritas di DAS Blingkang Anyar pada
WS Bali-Penida.

IX. PELAKSANA
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli dengan perincian
sebagai berikut.
TABEL I.1
KEBUTUHAN TENAGA AHLI
JUMLAH
NO. TENAGA AHLI KUALIFIKASI ORANG
BULAN
1. Ahli  Minimal S-2 bidang Perencanaan 1 (satu)
Perencanaan Wilayah dan Kota. orang
Wilayah (Team  Memiliki pengalaman profesional di selama 6
Leader) bidangnya minimal 3 (tiga) tahun, (enam)
khususnya terkait penyusunan rencana bulan
detail tata ruang dan/atau peraturan
zonasi, rencana tata bangunan dan
lingkungan, dan masterplan kawasan.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
tingkat Ahli Muda.
2. Ahli  Minimal S-1 bidang Perencanaan 1 (satu)
Perencanaan Wilayah dan Kota. orang
Wilayah dan  Memiliki pengalaman profesional di selama 6
Kota bidangnya minimal 3 (tiga) tahun, (enam)
khususnya terkait penyusunan rencana bulan
detail tata ruang dan/atau peraturan
8
JUMLAH
NO. TENAGA AHLI KUALIFIKASI ORANG
BULAN
zonasi, rencana tata bangunan dan
lingkungan, dan masterplan kawasan.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
tingkat Ahli Muda.
3. Ahli GIS  Minimal S-1 bidang Geodesi/ Geomatika/ 1 (satu)
Geografi/ Geosains orang
 Memiliki pengalaman profesional di selama 6
bidangnya minimal 3 (tiga) tahun, (enam)
khususnya terkait survey dan pemetaan, bulan
analisis spasial tematik sesuai dengan
standar dan ketentuan yang berlaku.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
tingkat Ahli Muda.
4. Ahli Teknik  Minimal S-1 Jurusan Teknik Lingkungan. 1 (satu)
Lingkungan  Memiliki pengalaman profesional di orang
bidangnya minimal 3 (tiga) tahun, selama 6
khususnya terkait analisis daya dukung (enam)
dan daya tampung kawasan, analisis bulan
dampak lingkungan, dan kajian
lingkungan hidup strategis bidang
penataan ruang.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
tingkat Ahli Muda.
5. Ahli Arsitektur  Minimal S-1 bidang Arsitektur 1 (satu)
 Memiliki pengalaman profesional di orang
bidangnya minimal 3 (tiga) tahun, selama 5
khususnya terkait analisis keruangan dan (lima) bulan
penyusunan NSPK bidang penataan
ruang serta memiliki kemampuan
menuangkan gagasan dalam ilustrasi
gambar skala Masterplan dan RDTR.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
tingkat Ahli Muda.
6. Ahli Hukum  Minimal S-1 bidang Hukum 1 (satu)
 Memiliki pengalaman profesional di orang
bidangnya minimal 5 (lima) tahun, selama 4
khususnya terkait penyusunan NSPK (empat)
bidang penataan ruang, penyusunan bulan
Peraturan Perundang-undangan dan
penyusunan instrumen hukum lainnya.
7. Asisten Ahli GIS  Minimal S-1 bidang Geodesi/ Geomatika/ 1 (satu)
Geografi/ Geosains orang
 Memiliki pengalaman profesional di selama 5
bidangnya minimal 2 (dua) tahun, (lima) bulan
khususnya terkait survey dan pemetaan,
analisis spasial tematik sesuai dengan
standar dan ketentuan yang berlaku.
8. Asisten Ahli  Minimal S-1 Perencanaan Wilayah dan 1 (satu)
PWK Kota. orang

9
JUMLAH
NO. TENAGA AHLI KUALIFIKASI ORANG
BULAN
 Memiliki pengalaman profesional di selama 3
bidangnya minimal 2 (dua) tahun, (tiga) bulan
khususnya terkait penyusunan rencana
detail tata ruang dan/atau peraturan
zonasi, rencana tata bangunan dan
lingkungan, dan masterplan kawasan.

X. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini akan dilakukan selama 6 (enam) bulan kalender pada tahun anggaran
2020 terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan
Penguasaan Tanah, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.

XI. NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama dan organisasi pengguna jasa adalah Satuan Kerja Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, Direktorat Jenderal Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN.

XII. SUMBER PEMBIAYAAN


Pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual dan dibiayai melalui DIPA APBN Tahun
2020 dengan total biaya sebesar Rp. 1.429.000.000,- (satu milyar empat ratus dua
puluh sembilan juta Rupiah) termasuk PPN.

XIII. PELAPORAN
Pekerjaan ini melalui beberapa tahapan kegiatan yang masing-masing tahapannya
menghasilkan produk laporan yang harus diserahkan sebagai berikut:
1. Rencana Mutu Kontrak
Rencana Mutu Kontrak diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah SPMK, bersamaan dengan penyerahan Laporan Pendahuluan.
Rencana Mutu Kontrak diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
SPMK dan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, dengan isi minimal
sebagai berikut: rencana kerja; metodologi pelaksanaan pekerjaan; dan
konsep awal kajian.
3. Laporan Antara
Laporan Antara diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah
SPMK, dengan isi minimal sebagai berikut: hasil survey dan pengumpulan

10
data, hasil inventarisasi masalah, analisis sementara; dan konsep awal
materi kajian. Laporan antara diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
4. Laporan Akhir
Laporan akhir diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
SPMK, berisi dokumen pelaksanaan FGD, konsinyasi, Konsultasi Publik dan
pembahasan/diskusi meliputi modul, bahan paparan, dokumentasi kegiatan,
dan dokumen administrasi kegiatan. Laporan Akhir dibuat sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
5. Dokumen Prosiding
Laporan prosiding diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
SPMK, berisi dokumen pelaksanaan FGD, konsinyasi, Konsultasi Publik dan
pembahasan/diskusi meliputi modul, bahan paparan, dokumentasi kegiatan,
dan dokumen administrasi kegiatan. Laporan Prosiding dibuat sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
6. Buku Materi Teknis serta Buku Fakta dan Analisa
Buku Materi Teknis diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
SPMK. Buku Materi Teknis tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang
dicetak dalam kertas A4 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
7. Rancangan peraturan perundang-undangan
Buku Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Daerah diserahkan
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah SPMK. Buku Rancangan
Peraturan Perundang-Undangan Daerah tentang Pengendalian
Pemanfaatan Ruang yang dicetak secara eksklusif sebanyak 10 (lima)
eksemplar.
8. Buku KLHS
Buku Kajian Lingkungan Hidup Startegis (KLHS) diserahkan selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah SPMK, yang dicetak sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
9. Buku Naskah Akademis
Buku Naskah Akademis diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah SPMK, yang dicetak sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
10. Album Peta Ukuran A1
Album Peta Ukuran A1 diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah SPMK, yang dicetak sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
11. Ringkasan Eksekutif dalam bentuk buku eksklusif
Ringkasan Eksekutif diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
SPMK, berisi ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan dan keluaran dari
kegiatan ini. Ringkasan Eksekutif dalam bentuk buku eksklusif diserahkan
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
12. Eksternal Harddisk
Soft copy seluruh laporan yang dimuat dalam Eksternal Harddisk sebanyak
1 (satu) buah. Muatan eksternal harddisk antara lain:

11
1. Soft copy terdiri dari rencana mutu kontrak, laporan pendahuluan,
laporan antara, laporan akhir, dokumen prosiding, buku materi teknis,
fakta dan analisa buku ranperda, buku KLHS, dan Album Peta (termasuk
file shp);
2. Dokumentasi kegiatan dalam bentuk video, foto, serta dokumentasi
drone /UAV;
3. Seluruh sumber data dari hasil survei primer dan sekunder.

XII. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam
KAK ini diserahkan kepada organisasi pengguna jasa yakni Satuan Kerja
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan
kelengkapan dari Tim Supervisi yang ditunjuk dalam pekerjaan ini.

Jakarta, Maret 2020

Mengetahui,
Kuasa Pengguna Anggaran
Satuan Kerja Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah

Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP


NIP 196510151991021001

12

Anda mungkin juga menyukai