Nim : 190511630847 Offering : A3 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOKASI Review dan Analisis Pendidikan Vokasi dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia BAB 1 Kajian Advancing Smk 3 Tahun Ke Smk 4/5 Tahun Refleksi terhadap lembaga pendidikan vokasi (SMK) adalah perlunya mengubah orientasi kerja sekolah yang lebih mementingkan mutu proses belajar dan pembelajaran daripada mutu lulusannya. Dengan demikian, calon pendaftar siswa SMK melihat dari para lulusan sekolah itu karena dikenal mutu proses belajar dan mutu lulusannya. Soft skills dan hard skills bersatu dalam keutuhan pengalaman belajar dari kegiatan kurikuler pendidikan vokasi. Jika ditinjau lebih jauh lagi, terutama untuk bidang-bidang keahlian yang bercirikan Flexible Standards, seperti industri kreatif, seni, dan budaya. Capability Development model akan lebih tepat digunakan sebagai paradigma baru dalam pendidikan vokasi. untuk memikirkan tentang teknologi itu sendiri, dan lebih memperhatikan harapan atau kebutuhan orangtua siswa dan guru dari lapangan dan dapat di interpretasikan harapan ini ke dalam program pendidikan teknologi dan vokasional yang konkret. Faktor kedua yaitu lingkungan juga harus memberi peluang pendidikan yang terbaik dalam perkembangan siswa. Ketiga, pentingnya saling membangun dukungan di dalam komunitas kependidikan yang lebih besar tentang pentingnya pendidikan teknologi dan vokasional sebagai bagian bangunan kependidikan. Faktor-faktor pendidikan SMK teknologi dan kejuruan di atas menuntut usaha pembaruan secara komprehensif dan bersungguh-sungguh. Dengan melihat realitas ini, revitalisasi SMK sebagaimana diamanatkan dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2016, pada beberapa bidang keahlian, di Indonesia, membutuhkan terobosan advancing SMK menuju pendidikan vokasi Pasca-SMK 3 Tahun yang lebih realistis dan dapat memenuhi tuntutan kematangan kecakapan maupun kematangan biologis sebagai pekerja. Plus 1 atau 2 tahun, menjadi SMK 4/5 Tahun. BAB 2 Konsepsi Pendidikan Vokasi Dan Strategi Advancing SMK Pendidikan dan Kebudayaan RI melakukan pengembangan pendidikan kejuruan di Indonesia, salah satunya adalah program Revitalisasi SMK. Namun, melihat realitas yang ada, pendidikan kejuruan SMK masih jauh dari harapan, karena banyaknya masalah yang belum ada solusi, seperti ketersediaan guru produktif yang terbatas, alat dan fasilitas prasarana praktek yang terbatas, lembaga sertifikasi keahlian yang belum tersedia, hingga keterbatasan anggaran untuk percepatan pengembangan SMK. Pelatihan Kejuruan yang sangat berbeda, yang mencerminkan perbedaan filosofis, asumsi budaya dan ekonomi. Revolusi industri 4.0 telah mengubah serangkaian keterampilan baru di berbagai aspek bisnis, teknologi, dan sains untuk dapat bersaing di dunia digital dan pemerintah, perusahaan, serta pendidikan kejuruan terus memprioritaskan keterampilan di tengah kondisi ini dengan perubahan yang sangat cepat. Model pembelajaran SMK saat ini yang dapat menerapkan pengetahuan, humanistik, dan meta kognisi sangat diperlukan untuk dapat bersaing dalam dunia industri 4.0, perkembangan IPTEK . diharapkan keterampilan ini dapat membantu siswa dalam memperolah peluang kerja dalam menghadapi tantangan tersebut. Upaya yang harus dilakukan dalam pendidikan vokasi agar memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Bagi negara, Pendidikan vokasi dapat digunakan untuk investasi sumber daya manusia yang lambat laun akan membawa peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut karena SDM yang terdidik dapat mendorong produktivitas serta fertilitas masyarakat. Dengan pendidikan vokasional diharapkan dapat meningkatkan kompetensi keahlian tenaga kerja baik dalam hal kuantitas atau kualitas utamanya disebabkan oleh mutu pendidikan yang rendah. Dengan SDM yang terdidik dan berkualitas tersebut dapat berkontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah melalui kompetensi lulusan SMK di sektor industri ataupun wirausaha. Kompetensi inilah yang menjadi pemicu terjadinya produktivitas. Institusi pendidikan seperti SMK semestinya juga menyediakan tenaga-tenaga terlatih berdaya saing tinggi. Untuk memenuhi peranan tersebut secara ideal, lembaga-lembaga pendidikan vokasi baik sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi perlu diperkuat dengan meningkatkan mutu kompetensi guru/pendidik atau menyesuaikan kurikulum dengan tuntutan dunia kerja. Mitra institusi pendidikan vokasi dapat bekerja sama untuk memberikan pendanaan untuk keperluan pengadaan, perbaikan, serta pemeliharaan infrastruktur. Selain itu, Pendidikan nvokasi juga bekerja sama dengan Dunia Industri/Usaha untuk menyediakan lulusan siap bekerja dan lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK. Upaya-upaya ini agar lulusan pendidikan vokasi tidak hanya memberikan sumbangsih di bidang ekonomi melainkan ilmu, skill kepada peningkatan kegiatan ekonomi daerah dan juga nasional.