PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH :
KIMIA K04
MALINA : 140384204015
2018
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
4.4.Merancang sel
Volta dengan
mengunakan
bahan di sekitar
4.5 Mengajukan
gagasan untuk
mencegah dan
mengatasi
terjadinya korosi
4.6 Merancang dan
melakukan
penyepuhan
benda dari logam
dengan ketebalan
lapisan dan luas
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan Menganalisis video atau gambar penggunaan
(penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, garam untuk mencairkan salju.
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis).
4.1 Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif Menjelaskan tentang sifat koligatif larutan
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit Menganalisis perbedaaan sifat koligatif larutan
dan larutan nonelektrolit. nonelektrolit dan sifat koligatif larutan
4.2 Melakukan percobaan untuk menentukan elektrolit.
derajat pengionan.
Menyimpulkan hasil percobaan sifat koligatif
larutan, misalnya penurunan titik beku larutan
nonelektrolit dan larutan elektrolit.
Menentukan derajat pengionan () zat elektrolit
berdasarkan data percobaan.
3.3 Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks Menganalisis benda-benda yang menggunakan
dan memperkirakan reaksi yang dapat terjadi baterai sebagai sumber energi.
berdasarkan potensial electrode.
4.3 Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau Mengidentifikasi cara menyetarakan persamaan
pereduksi berdasarkan hasil percobaan. kimia reaksi redoks.
Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks
dengan menggunakan metode setengah reaksi
dan metode perubahan bilangan oksidasi.
Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau
pereduksi berdasarkan hasil percobaan.
3.4 Menganalisis proses yang terjadi dan Menjelaskan pengertian notasi sel Volta dan
melakukan perhitungan zat atau listrik yang terlibat kespontanan reaksi.
pada suatu sel Volta serta penerapannya dalam
kehidupan. Mengidentifikasi cara menghitung potensial sel
4.4 Merancang sel Volta dengan mengunakan Volta
bahan di sekitar. Menyimpulkan hasil percobaan sel Volta dengan
menggunakan bahan di sekitar.
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Menganalisis proses korosi yang melibatkan
terjadinya korosi dan cara mengatasinya. reaksi redoks dan faktor-faktor penyebab
4.5 Mengajukan gagasan untuk mencegah dan terjadinya korosi.
mengatasi terjadinya Mengidentifikasi upaya pencegahan dan
korosi. mengatasi terjadinya korosi.
10 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
tertentu
3.12 Menganalisis struktur, tata nama, sifat, Menganalisis gambar: bahan pencucian kering
sintesis, dan kegunaan senyawa karbon (dry clean), spirtus, kembang gula, formalin,
(haloalkana, amina, alkanol, alkoksialkana, obat bius, cat kuku, kloroform, cuka dapur,
alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil jeruk, pisang dan lain-lain yang mengandung
alkanoat) senyawa karbon.
4.11 Merancang dan melakukan percobaan untuk Mengidentifikasi rumus struktur dan tata nama
sintesis senyawa karbon, identifikasi gugus haloalkana, amina, alkanol, alkoksi alkana,
fungsi dan/atau penafsiran data spektrum alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil
inframerah (IR) alkanoat.
Mengidentifikasi isomer, sifat-sifat, reaksi
identifikasi dan kegunaan haloalkana, amina,
alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam
alkanoat, dan alkil alkanoat.
Mengidentifikasi kegunaan senyawa alcohol
dan kegunaan senyawa formalin tertentu.
Mengelompokkan senyawa karbon berdasarkan
11 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
gugus fungsi (haloalkana, amina, alkanol,
alkoksialkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat,
dan alkil alkanoat).
Merancang dan melakukan percobaan tentang
reaksi identifikasi senyawa alkanol dan
alkoksialkana serta identifikasi alkanal dan
alkanon (misalnya dengan larutan Fehling dan
Tollens) dan melaporkan hasil percobaan.
Menyimpulkan hasil percobaan pembuatan
alkil alkanoat (esterifikasi)
3.10 struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan Menganalsis gambar: dinamit, obat-obatan
benzena dan turunannya yang mengandung anilin, minuman ringan
yang mengandung bahan pengawet, kotak
4.10 Menyajikan beberapa turunan benzena yang televisi dan tape recorder serta lain-lain yang
berbahaya dan tidak berbahaya. mengandung senyawa bezena dan turunannya.
Mengidentifikasi rumus struktur dan tata nama
senyawa benzena dan turunannya
Menyimpulkan sifat fisis dan sifat kimia
senyawa benzena dan turunannya (penyebab
kestabilan benzena, reaksi-reaksi substitusi
meliputi: nitrasi, sulfonasi, halogenasi, dan
alkilasi dll)
Menghubungkan rumus struktur senyawa
dengan sifat kimianya.
Menganalisis reaksi pengarah orto, meta dan
para
Mengidentifikasi kegunaan benzena dan
turunannya.
Membuat reaksi nitrasi, sulfonasi, halogenasi,
dan alkilasi pada senyawa benzena
3.11 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan Mengidentifikasi objek (atau gambarnya) yang
penggolongan makromolekul (polimer, mengandung polimer, misalnya: tali-tali
karbohidrat, protein, dan lemak) plastik, paralon, teflon, tempat minum dan
makanan dari stirofom, karpet dari polimer
4.11 Menalar pembuatan suatu produk dari orlon, lensa kacamata dari fleksiglas dan fiting
makromolekul lampu dari bakelit.
Menjelaskan bagaimana beberapa jenis
molekul dapat bergabung menghasilkan suatu
makromolekul.
Mengidentifikasi aturan IUPAC untuk memberi
nama polimer
Membandingkan pembentukan polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi.
Menganalisis nama monomer, jenis
12 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
polimerisasinya, nama polimer yang terbentuk,
sifat dan kegunaannya dalam kehidupan.
Menyajikan data tentang dampak penggunaan
polimer sintetis dalam kehidupan dan cara
penanggulangannya
Mengidentifikasi struktur dan tata nama
karbohidrat dan protein
Menganalisis sifat dan kegunaan karbohidrat
dan protein.
Mengindentifikasi struktur lemak dan reaksi
yang dapat dialami lemak
Menghubungkan struktur lemak (misalnya
struktur omega-3, omega-6, omega-9, struktur
lemak lain) dengan sifat fisiknya dan efeknya
pada kesehatan.
Menyajikan hasil diskusi tentang kegunaan
lemak dan minyak serta pengaruh lemak bagi
kesehatan manusia.
Menyajikan hasil diskusi tentang pembuatan
suatu produk dari makromolekul misalnya
pembuatan alkohol dari karbohidrat, minyak
dari biji-bijian dan margarin dari lemak.
Menganalisis bahan atau gambar yang
mengandung karbohidrat, protein, dan lemak,
misalnya: madu lebah, batang tebu, susu sapi,
biji-bijian, kapas, gelatin, agar-agar, buah
alpukat dan daging sapi.
Mempresentasikan hasil percobaan uji glukosa,
selulosa, amilum dan uji protein
KD Indikator
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan Menganalisis video atau gambar penggunaan
(penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih,
13 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis). garam untuk mencairkan salju.
4.1 Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif
larutan dalam kehidupan sehari-hari. Menjelaskan tentang sifat koligatif larutan
dengan menggunakan diagram P-T
Menganalisis penyebab sifat koligatif larutan
Mempresentasikan terapan sifat koligatif dalam
kehidupan sehari-hari misalnya membuat es
krim, memasak, dan mencegah pembekuan air
radiator.
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit Menganalisis perbedaaan sifat koligatif larutan
dan larutan nonelektrolit. nonelektrolit dan sifat koligatif larutan
4.2 Melakukan percobaan untuk menentukan elektrolit.
derajat pengionan.
Menyimpulkan hasil percobaan sifat koligatif
larutan, misalnya penurunan titik beku larutan
nonelektrolit dan larutan elektrolit.
Menentukan derajat pengionan () zat elektrolit
berdasarkan data percobaan.
3.3 Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks Menganalisis benda-benda yang menggunakan
dan memperkirakan reaksi yang dapat terjadi baterai sebagai sumber energi.
berdasarkan potensial electrode.
4.3 Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau Mengidentifikasi cara menyetarakan persamaan
pereduksi berdasarkan hasil percobaan. kimia reaksi redoks.
Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks
dengan menggunakan metode setengah reaksi
dan metode perubahan bilangan oksidasi.
Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau
pereduksi berdasarkan hasil percobaan.
3.4 Menganalisis proses yang terjadi dan Menjelaskan pengertian notasi sel Volta dan
melakukan perhitungan zat atau listrik yang terlibat kespontanan reaksi.
pada suatu sel Volta serta penerapannya dalam
kehidupan. Mengidentifikasi cara menghitung potensial sel
4.4 Merancang sel Volta dengan mengunakan Volta
bahan di sekitar. Menyimpulkan hasil percobaan sel Volta dengan
menggunakan bahan di sekitar.
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Menganalisis proses korosi yang melibatkan
terjadinya korosi dan cara mengatasinya. reaksi redoks dan faktor-faktor penyebab
4.5 Mengajukan gagasan untuk mencegah dan terjadinya korosi.
mengatasi terjadinya Mengidentifikasi upaya pencegahan dan
korosi. mengatasi terjadinya korosi.
14 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
dari logam dengan ketebalan lapisan dan luas Menyajikan hasil percobaan penyepuhan benda
tertentu. dari logam dengan ketebalan lapisan dan luas
tertentu
3.13 Menganalisis struktur, tata nama, sifat, Menganalisis gambar: bahan pencucian kering
sintesis, dan kegunaan senyawa karbon (dry clean), spirtus, kembang gula, formalin,
(haloalkana, amina, alkanol, alkoksialkana, obat bius, cat kuku, kloroform, cuka dapur,
alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil jeruk, pisang dan lain-lain yang mengandung
alkanoat) senyawa karbon.
4.12 Merancang dan melakukan percobaan untuk Mengidentifikasi rumus struktur dan tata nama
sintesis senyawa karbon, identifikasi gugus haloalkana, amina, alkanol, alkoksi alkana,
fungsi dan/atau penafsiran data spektrum alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil
inframerah (IR) alkanoat.
Mengidentifikasi isomer, sifat-sifat, reaksi
identifikasi dan kegunaan haloalkana, amina,
alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam
alkanoat, dan alkil alkanoat.
Mengidentifikasi kegunaan senyawa alcohol
15 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
dan kegunaan senyawa formalin tertentu.
Mengelompokkan senyawa karbon berdasarkan
gugus fungsi (haloalkana, amina, alkanol,
alkoksialkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat,
dan alkil alkanoat).
Merancang dan melakukan percobaan tentang
reaksi identifikasi senyawa alkanol dan
alkoksialkana serta identifikasi alkanal dan
alkanon (misalnya dengan larutan Fehling dan
Tollens) dan melaporkan hasil percobaan.
Menyimpulkan hasil percobaan pembuatan
alkil alkanoat (esterifikasi)
3.10 struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan Menganalsis gambar: dinamit, obat-obatan
benzena dan turunannya yang mengandung anilin, minuman ringan
yang mengandung bahan pengawet, kotak
4.10 Menyajikan beberapa turunan benzena yang televisi dan tape recorder serta lain-lain yang
berbahaya dan tidak berbahaya. mengandung senyawa bezena dan turunannya.
Mengidentifikasi rumus struktur dan tata nama
senyawa benzena dan turunannya
Menyimpulkan sifat fisis dan sifat kimia
senyawa benzena dan turunannya (penyebab
kestabilan benzena, reaksi-reaksi substitusi
meliputi: nitrasi, sulfonasi, halogenasi, dan
alkilasi dll)
Menghubungkan rumus struktur senyawa
dengan sifat kimianya.
Menganalisis reaksi pengarah orto, meta dan
para
Mengidentifikasi kegunaan benzena dan
turunannya.
Membuat reaksi nitrasi, sulfonasi, halogenasi,
dan alkilasi pada senyawa benzena
3.11 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan Mengidentifikasi objek (atau gambarnya) yang
penggolongan makromolekul (polimer, mengandung polimer, misalnya: tali-tali
karbohidrat, protein, dan lemak) plastik, paralon, teflon, tempat minum dan
makanan dari stirofom, karpet dari polimer
4.11 Menalar pembuatan suatu produk dari orlon, lensa kacamata dari fleksiglas dan fiting
makromolekul lampu dari bakelit.
Menjelaskan bagaimana beberapa jenis
molekul dapat bergabung menghasilkan suatu
makromolekul.
Mengidentifikasi aturan IUPAC untuk memberi
nama polimer
Membandingkan pembentukan polimerisasi
16 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
adisi dan polimerisasi kondensasi.
Menganalisis nama monomer, jenis
polimerisasinya, nama polimer yang terbentuk,
sifat dan kegunaannya dalam kehidupan.
Menyajikan data tentang dampak penggunaan
polimer sintetis dalam kehidupan dan cara
penanggulangannya
Mengidentifikasi struktur dan tata nama
karbohidrat dan protein
Menganalisis sifat dan kegunaan karbohidrat
dan protein.
Mengindentifikasi struktur lemak dan reaksi
yang dapat dialami lemak
Menghubungkan struktur lemak (misalnya
struktur omega-3, omega-6, omega-9, struktur
lemak lain) dengan sifat fisiknya dan efeknya
pada kesehatan.
Menyajikan hasil diskusi tentang kegunaan
lemak dan minyak serta pengaruh lemak bagi
kesehatan manusia.
Menyajikan hasil diskusi tentang pembuatan
suatu produk dari makromolekul misalnya
pembuatan alkohol dari karbohidrat, minyak
dari biji-bijian dan margarin dari lemak.
Menganalisis bahan atau gambar yang
mengandung karbohidrat, protein, dan lemak,
misalnya: madu lebah, batang tebu, susu sapi,
biji-bijian, kapas, gelatin, agar-agar, buah
alpukat dan daging sapi.
Mempresentasikan hasil percobaan uji glukosa,
selulosa, amilum dan uji protein
17 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
RINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JUMLAH JAM EFEKTIF
DALAM SATU SEMESTER
I. JumlahMinggudalamSatu Semester
25 - 4 =21minggu efektif
18 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
IV. Jumlah Jam Efektif Dalam Satu Semester
19 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
RINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JUMLAH JAM EFEKTIF
SEMESTER GANJIL
Kelas/Semester : X / Ganjil
TahunAjaran : 2017
I. JumlahMinggudalamSatu Semester
20 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Jumlahminggu – minggutidakefektif = mingguefektif
26 -3 = 23 minggu efektif
21 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis).
4.1 Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dan memperkirakan reaksi yang dapat terjadi
berdasarkan potensial electrode.
4.3 Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau pereduksi berdasarkan hasil percobaan.
3.4 Menganalisis proses yang terjadi dan melakukan perhitungan zat atau listrik yang terlibat
pada suatu sel Volta serta penerapannya dalam kehidupan.
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan cara mengatasinya.
korosi.
3.6 Menerapkan stoikiometri reaksi redoks dan hukum Faraday untuk menghitung besaran-
besaran yang terkait sel elektrolisis.
4.6 Merancang dan melakukan penyepuhan benda dari logam dengan ketebalan lapisan dan luas
tertentu.
3.7 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses
pembuatan unsur-unsur golongan utama (gas mulia, halogen, alkali, dan alkali tanah).
4.7 Melakukan percobaan pembuatan unsur halogen dan mengidentifikasi sifat fisika dan kimia
unsur golongan utama (halogen, alkali, atau alkali tanah).
3.8 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia, manfaat, dampak, dan
proses pembuatan unsur periode 3 dan unsur golongan transisi (periode 4).
4.8 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat amfoter aluminium (Al3+).
3.14Menganalisis struktur, tata nama, sifat, sintesis, dan kegunaan senyawa karbon (haloalkana,
amina, alkanol, alkoksialkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat)
22 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
4.13Merancang dan melakukan percobaan untuk sintesis senyawa karbon, identifikasi gugus
fungsi dan/atau penafsiran data spektrum inframerah (IR)
3.10 struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan benzena dan turunannya
4.10 Menyajikan beberapa turunan benzena yang berbahaya dan tidak berbahaya.
3.11 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer,
karbohidrat, protein, dan lemak)
4.11 Menalar pembuatan suatu produk dari makromolekul
23 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
KD / INDIKATOR KRITERIA PENCAPAIAN KKM
KETUNTASAN BELAJAR
Menganalisis video
atau gambar
penggunaan garam
untuk mencairkan 2 3 2 77,8
salju.
Menjelaskan tentang
sifat koligatif larutan 2 2 2 66,7
dengan menggunakan
diagram P-T
Menganalisis
penyebab sifat
koligatif larutan
Mempresentasikan
terapan sifat Kkm KD: 75
koligatif dalam
kehidupan sehari-
hari misalnya
membuat es krim,
memasak, dan
mencegah
pembekuan air
radiator.
24 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
elektrolit dan larutan
nonelektrolit.
3 2 2 77,8
Menganalisis
perbedaaan sifat
koligatif larutan
nonelektrolit dan sifat 1 3 2 66,7
koligatif larutan
elektrolit.
Menyimpulkan hasil
percobaan sifat
koligatif larutan,
misalnya penurunan
titik beku larutan
nonelektrolit dan
larutan elektrolit.
2 3 2 77,8
4.2 Melakukan
percobaan untuk
menentukan derajat
pengionan.
Menentukan derajat Kkm KD: 74
pengionan () zat
elektrolit berdasarkan
data percobaan.
3 2 2 77,8
3.3 Menyetarakan
persamaan kimia reaksi
redoks dan
memperkirakan reaksi 2 2 2 66,7
yang dapat terjadi
berdasarkan potensial
electrode.
2 3 2 77,8
Menganalisis benda-
benda yang
menggunakan baterai
sebagai sumber
energi.
Mengidentifikasi cara
menyetarakan
25 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
persamaan kimia
reaksi redoks.
Menyetarakan
persamaan kimia 2 3 2 77,8
reaksi redoks dengan
menggunakan
metode setengah
reaksi dan metode Kkm KD : 75
perubahan bilangan
oksidasi.
26 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
percobaan sel Volta
dengan menggunakan
bahan di sekitar.
3.6 Menerapkan
stoikiometri reaksi
redoks dan hukum
Faraday untuk
menghitung besaran-
besaran yang terkait sel
elektrolisis. 2 3 2 77,8
Mengaplikasikan
hukum Faraday
untuk menentukan
hubungan antara
muatan listrik yang
digunakan dengan
banyaknya hasil
reaksi.
2 2 2 66,7
27 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
4.6 Merancang dan
melakukan penyepuhan
benda dari logam
dengan ketebalan
lapisan dan luas tertentu.
Menyajikan hasil
percobaan
penyepuhan benda
dari logam dengan
ketebalan lapisan dan
luas tertentu
2 3 3 88,9
3.7 Menganalisis
kelimpahan,
kecenderungan sifat
fisik dan sifat kimia,
manfaat, dampak, proses 2 3 2 77,8
pembuatan unsur-unsur Kkm KD : 78
golongan utama (gas
mulia, halogen, alkali,
dan alkali tanah).
Menganalisis
kelimpahan,
kecenderungan sifat
fisik dan sifat kimia,
manfaat, dampak,
proses pembuatan
unsur-unsur
golongan utama (gas
mulia, halogen,
alkali, dan alkali
tanah) 2 2 2 66,7
Mengidentifikasi
unsur logam melalui
demonstrasi reaksi
uji nyala garam dari
senyawa alkali dan
alkali tanah,
misalnya:
pembakaran KCl,
NaCl, CaCl2, dan
BaCl2.
28 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
4.7 Melakukan 2 2 2 66,7
percobaan pembuatan
unsur halogen dan Kkm KD : 66
mengidentifikasi sifat
fisika dan kimia unsur
golongan utama
(halogen, alkali, atau
alkali tanah).
Mengidentifikasi
produk-produk yang
mengandung unsur-
unsur golongan
utama, unsur-unsur
periode 3 dan unsur
golongan transisi
(periode 4) tertentu.
Mengaitkan sifat dan
kegunaan unsur
golongan utama,
unsur periode 3, dan
unsur transisi periode
4.
3.8 Menganalisis
kelimpahan, 3 3 2 88,9
kecenderungan sifat
fisik dan sifat kimia,
manfaat, dampak, dan
proses pembuatan unsur
periode 3 dan unsur
golongan transisi 2 3 2 77,8
(periode 4).
Mengidentifikasi
kelimpahan,
kecenderungan sifat,
manfaat, serta cara
mendapatkan unsur- 2 2 2 66,7
unsur golongan
utama, unsur-unsur
periode 3 dan unsur
golongan transisi
(periode 4).
29 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
4.8 Merancang dan 2 2 2 66,7
melakukan percobaan
untuk menunjukkan sifat
amfoter aluminium
(Al3+).
Merancang dan
melakukan
percobaan terkait
sifat kimia unsur
dalam satu golongan/
periode misalnya:
daya pengoksidasi
halogen dan daya
pereduksi halida, uji
nyala senyawa logam
2 3 2 77,8
alkali dan alkali
tanah, sifat unsur-
usur periode 3
(antara lain amfoter
ion aluminium Al3+),
serta pembuatan gas
klor dan melaporkan
hasil percobaan.
2 2 2 66,7
3.9 Menganalisis
struktur, tata nama,
sifat, sintesis, dan
kegunaan senyawa
karbon (haloalkana,
amina, alkanol,
alkoksialkana, alkanal,
3 2 3 88,9
alkanon, asam alkanoat,
Kkm KD : 76
dan alkil alkanoat)
Menganalisis
gambar: bahan
pencucian kering
(dry clean), spirtus, 2 3 3 88,9
kembang gula,
formalin, obat bius,
cat kuku, kloroform,
cuka dapur, jeruk,
30 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
pisang dan lain-lain
yang mengandung
senyawa karbon.
Mengidentifikasi
rumus struktur dan
tata nama 2 3 2 77,8
haloalkana, amina,
alkanol, alkoksi
alkana, alkanal,
alkanon, asam 2 3 2 77,8
alkanoat, dan alkil
alkanoat.
Mengidentifikasi
isomer, sifat-sifat,
reaksi identifikasi
dan kegunaan 2 3 2 77,8
haloalkana, amina,
alkanol, alkoksi
alkana, alkanal, 2 2 2 66,7
alkanon, asam
alkanoat, dan alkil
alkanoat.
Mengidentifikasi
kegunaan senyawa 2 3 2 77,8
alcohol dan
kegunaan senyawa
formalin tertentu.
31 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
asam alkanoat, dan
alkil alkanoat).
Merancang dan
melakukan
percobaan tentang
reaksi identifikasi 3 2 2 77,8
senyawa alkanol dan
alkoksialkana serta
identifikasi alkanal
dan alkanon
(misalnya dengan
larutan Fehling dan 2 3 2 77,8
Tollens) dan
melaporkan hasil
percobaan. 2 2 2 66,7
Menyimpulkan hasil
percobaan
pembuatan alkil
alkanoat
(esterifikasi) 2 3 2 77,8
32 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
senyawa benzena
dan turunannya 2 3 2 77,8
(penyebab
kestabilan benzena,
reaksi-reaksi
substitusi meliputi:
nitrasi, sulfonasi,
halogenasi, dan
alkilasi dll)
Menghubungkan
rumus struktur
senyawa dengan
sifat kimianya.
Menganalisis reaksi
2 2 2 66,7
pengarah orto, meta
dan para
Mengidentifikasi
kegunaan benzena
dan turunannya. 3 3 2 88,9
4.10 Menyajikan
beberapa turunan
benzena yang berbahaya
dan tidak berbahaya.
Membuat reaksi 2 3 2 77,8
nitrasi, sulfonasi, Kkm KD : 73
halogenasi, dan
alkilasi pada
senyawa benzena
3.11 Menganalisis
struktur, tata nama, sifat
dan penggolongan
makromolekul (polimer,
karbohidrat, protein, dan
lemak)
Mengidentifikasi
objek (atau
gambarnya) yang
mengandung
polimer, misalnya:
33 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
tali-tali plastik,
paralon, teflon,
tempat minum dan
makanan dari
stirofom, karpet dari
polimer orlon, lensa
kacamata dari
fleksiglas dan fiting
lampu dari bakelit.
Menjelaskan
bagaimana beberapa
jenis molekul dapat
bergabung
menghasilkan suatu
makromolekul.
Mengidentifikasi
aturan IUPAC untuk
memberi nama
polimer
Membandingkan
pembentukan
polimerisasi adisi
dan polimerisasi
kondensasi.
Menganalisis nama
monomer, jenis
polimerisasinya,
nama polimer yang
terbentuk, sifat dan
kegunaannya dalam
kehidupan.
Menyajikan data
tentang dampak
penggunaan polimer
sintetis dalam
kehidupan dan cara
penanggulangannya
Mengidentifikasi
struktur dan tata
nama karbohidrat
dan protein
Menganalisis sifat
dan kegunaan
34 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
karbohidrat dan
protein.
Mengindentifikasi
struktur lemak dan
reaksi yang dapat
dialami lemak
Menghubungkan
struktur lemak
(misalnya struktur
omega-3, omega-6,
omega-9, struktur
lemak lain) dengan
sifat fisiknya dan
efeknya pada
kesehatan.
Menyajikan hasil
diskusi tentang
kegunaan lemak dan
minyak serta
pengaruh lemak bagi
kesehatan manusia.
Menyajikan hasil
diskusi tentang
pembuatan suatu
produk dari
makromolekul
misalnya pembuatan
alkohol dari
karbohidrat, minyak
dari biji-bijian dan
margarin dari lemak.
Menganalisis bahan
atau gambar yang
mengandung
karbohidrat, protein,
dan lemak,
35 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
misalnya: madu
lebah, batang tebu,
susu sapi, biji-bijian,
kapas, gelatin, agar-
agar, buah alpukat
dan daging sapi.
Mempresentasikan
hasil percobaan uji
glukosa, selulosa,
amilum dan uji
protein
PROGRAM SEMESTER
KELAS XII IPA
36 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
AGUST SEPTE OKTO NOVE DESE
N
JULI
KOMPETENSI ALOKASI US MBER BER MBER MBER
O
NO
DASAR/MATERI WAKTU T
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
E
3.1 Menganalisis
fenomena sifat
koligatif larutan
(penurunan tekanan
uap jenuh, kenaikan
titik didih,
penurunan titik
beku, dan tekanan
osmosis).
4.1 Menyajikan
kegunaan prinsip
sifat koligatif
3
larutan dalam
kehidupan sehari-
hari.
> Sifat Koligatif
Larutan. Sifat
koligatif larutan, 3 Minggu/9
1
Satuan konsentrasi JP
larutan, Penurunan
tekanan uap.
3.2 Membedakan
sifat koligatif
larutan elektrolit 3
dan larutan
nonelektrolit.
4.2 Melakukan
percobaan untuk
3
menentukan derajat
pengionan.
>Kenaikan titik
didih larutan,
Penurunan titik
beku, Tekanan
osmosis, Sifat
koligatif larutan.
3.3 Menyetarakan
persamaan kimia
2
reaksi redoks dan
memperkirakan
37 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
reaksi yang dapat
terjadi berdasarkan
potensial elektrode.
3.4 Menganalisis
proses yang terjadi
dan melakukan
perhitungan zat
atau listrik yang 3
terlibat pada suatu
sel Volta serta
penerapannya
dalam kehidupan.
4.3 Menentukan
urutan kekuatan
pengoksidasi atau
pereduksi
berdasarkanhasil
percobaan.
4.4 Merancang sel
Volta dengan
menguna¬kan
bahan di sekitar.
> Redoks dan Sel
Elektrokimia.
> Penyetaraan
persamaan reaksi
redoks 3
> Sel Volta dan
potensial sel
3.5 Menganalisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi
terjadinya korosi
dan cara
mengatasinya.
4.5 Mengajukan
gagasan untuk
3 Minggu/
mencegah dan
9 JP
mengatasi
terjadinya korosi.
> Korosi
> Baterai
penyimpan listrik
3.6 Menerapkan 3
stoikiometri reaksi
redoks dan hukum
38 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Faraday untuk
menghitung
besaran-besaran
yang terkait sel
elektrolisis.
4.6 Merancang dan
melakukan
penyepuhan benda
dari logam dengan
ketebalan lapisan
dan luas tertentu.
> Sel Elektrolisis
dan Hukum
Faraday
> Aspek kuantitatif U
elektrokilisis H
> Penggunaan sel
elektrolisis dalam
industri
3.7 Menganalisis
kelimpahan,
kecenderungan sifat
fisik dan sifat
kimia, manfaat,
dampak, proses
pembuatan unsur-
unsur golongan
utama (gas mulia,
halogen, alkali, dan
alkali tanah).
4.7 Melakukan
percobaan
3 pembuatan unsur
halogen dan
mengidentifikasi
3
sifat fisika dan
kimia unsur
golongan utama
(halogen, alkali,
atau alkali tanah).
> Kimia Unsur.
> Kelimpahan
unsur-unsur
golongan utama,
unsur-unsur periode
39 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3, dan unsur transisi
periode 4.
> Sifat fisis dan
sifat kimia unsur-
unsur golongan
utama, periode 3,
dan unsur transisi
periode 4.
3.8 Menganalisis
kelimpahan,
kecenderungan sifat
fisik dan sifat
kimia, manfaat, 2 Minggu/6
dampak, dan proses JP
pembuatan unsur
periode 3 dan unsur
golongan transisi
(periode 4).
4.8 Merancang dan
melakukan
percobaan untuk
3
menunjukkan sifat
amfoter aluminium
(Al3+).
> Ekstraksi unsur-
unsur halogen,
alkali, alkali tanah,
aluminium,
nitrogen, oksigen,
belerang, silikon,
besi, kromium,
tembaga, dan U
senyawanya. H
> Manfaat unsur
dan senyawa
golongan utama,
periode ke-3 dan
transisi (periode 4)
PROGRAM TAHUNAN
Sekolah : SMA (Sekolah Menengah Atas)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X /Ganjil-Genap
40 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
TahunPelajaran : 2017-2018
41 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
mampu menggunakan tertentu.
metode sesuai kaidah 3.7 Menganalisis kelimpahan,
3. Kimia Unsur.
keilmuan. kecenderungan sifat fisik dan sifat
kimia, manfaat, dampak, proses Kelimpahan unsur-
pembuatan unsur-unsur golongan unsur golongan
utama (gas mulia, halogen, alkali, utama, unsur-unsur
3 JP
dan alkali tanah). periode 3, dan unsur
3.8 Menganalisis kelimpahan, transisi periode 4.
kecenderungan sifat fisik dan Sifat fisis dan sifat
sifat kimia, manfaat, dampak, dan kimia unsur-unsur
proses pembuatan unsur periode golongan utama,
3 dan unsur golongan transisi periode 3, dan unsur
(periode 4). transisi periode 4.
Ekstraksi unsur-unsur 3 JP
4.7 Melakukan percobaan halogen, alkali, alkali
pembuatan unsur halogen dan tanah, aluminium,
mengidentifikasi sifat fisika dan nitrogen, oksigen,
kimia unsur golongan utama belerang, silikon,
(halogen, alkali, atau alkali besi, kromium,
tanah). tembaga, dan
4.8 Merancang dan melakukan senyawanya.
percobaan untuk menunjukkan Manfaat unsur dan
sifat amfoter aluminium (Al3+). senyawa golongan
utama, periode ke-3
dan transisi (periode
4)
2.
3.9 Menganalisis struktur, tata 4. Struktur, Tata Nama,
nama, sifat, sintesis, dan Sifat, Isomer,
kegunaan senyawa karbon Identifikasi dan
(haloalkana, amina, alkanol, Kegunaan Senyawa:
alkoksialkana, alkanal, alkanon,
asam alkanoat, dan alkil Haloalkana
alkanoat). Amina 3 JP
Alkanol dan Alkoksi
Alkana 3 JP
4.9 Merancang dan melakukan Alkanal dan
percobaan untuk sintesis senyawa Alkanon
karbon, identifikasi gugus fungsi Asam alkanoat dan
dan/atau penafsiran data spektrum alkil alkanoat
inframerah (IR).
3.10 Menganalisis struktur, tata 5. Benzena dan
nama, sifat, dan kegunaan Turunannya
benzena dan turunannya. 3 JP
Struktur
Tata Nama
4. 10 Menyajikan beberapa
turunan benzena yang berbahaya Sifat 3 JP
dan tidak berbahaya. Kegunaan
42 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
makromolekul (polimer, penggolongan
karbohidrat, protein, dan lemak). makromolekul.
3 JP
Polimer
Karbohidrat
4.11 Menalar pembuatan suatu
produk dari makromolekul.
Protein 3 JP
Lemak
( )
( )
NIP:
NIP:
43 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
.
1 MARLINA DESSI HARSINTA
2 DESSI HARSINTA JESSY KRISMONIYANTI
3 JESSY KRISMONIYANTI LUCSY THELYANA
4 LUCSY THELYANA MARDIANA
5 MARDIANA MAWAR PRATIWI
6 MAWAR PRATIWI PIYOLA CHARINA PUTRI
7 PIYOLA CHARINA PUTRI ROHIMATUL MUNAWAROH
8 ROHIMATUL MUNAWAROH TAUPIK
9 TAUPIK ANJAS ASMARA
10 ANJAS ASMARA DEBBY ANDRIANTO
11 DEBBY ANDRIANTO DWI WAHYUNINGSIH
12 DWI WAHYUNINGSIH FANI SETIAWIRAWAN
13 FANI SETIAWIRAWAN FAUZIZAH EKA DESTIANA
14 FAUZIZAH EKA DESTIANA MASLAKHA
15 MASLAKHA NOVA VISA RIKA
16 NOVA VISA RIKA RYZKIE AKBAR DIPAMARANNU
17 RYZKIE AKBAR DIPAMARANNU SARIANA
18 SARIANA ROKHIMAH
19 ROKHIMAH SRI SISMAWATI
20 SRI SISMAWATI MARLINA
44 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
FORMAT PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ABAD
21
Nama Mahasiswa :
NIM :
Program Studi :
Kelas :
45 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Tahapan Pembelajaran dan Kesesuaian
dengan Alokasi Waktu
Rata-rata IV
V Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian Teknik Penilaian dengan Tujuan
Pembelajaran
2 Kejelasan Prosedur Penilaian
3 Kelengkapan Instrumen
Rata-rata V
Skala Penilaian:
1 : Sangat Buruk
2 : Buruk
3 : Cukup
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Catatan Penilai:
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Tanjungpinang____________2018
Penilai
46 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
47 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3.2.3 Menentukan derajat pengionan () zat elektrolit
berdasarkan data percobaan.
4.3 Menyajikan kegunaan prinsip 4.1.1 Mempresentasikan terapan sifat koligatif dalam
sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari misalnya membuat es krim,
memasak, dan mencegah pembekuan air radiator.
4.4 Melakukan percobaan untuk 4.2.1 Menyimpulkan hasil percobaan sifat koligatif
menentukan derajat pengionan
larutan, misalnya penurunan titik beku larutan
nonelektrolit dan larutan elektrolit.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang dipadukan dengan
metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk
mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di
depan kelas, dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir
kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.
Fokus nilai-nilai sikap
Peduli
Jujur berkarya
Tanggung jawab
Toleran
Kerjasama
Proaktif
kreatif
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Fakta:
Diagram P-T larutan
b. Konsep
48 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut
dalam larutan, tetapi tidak tergantung pada jenis pelarutnya
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara
spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat
pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat
c. Prinsip
Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya
d. Prosedur
Menyajikan pemanfaatan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku dalam
kehidupan sehari-hari
Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan kenaikan titik didih dalam kehidupan
sehari-hari
Merancang percobaan untuk menentukan derajat pengionan.
Menghitung derajat pengionan berdasarkan data percobaan
2. Materi pembelajaran remedial
Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan
3. Materi pembelajaran pengayaan
Menghitung derajat pengionan berdasarkan data percobaan
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : saintifik
Metode : mind mapping, teknik ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi),
diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : discovery learning
49 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran kimia Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Buku teks pelajaran yang relevan
50 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Wakt
u
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Osmosis dan tekanan osmosis
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan yang mengarah pada pembelajaran
Pemberian Acuan
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan pada pertemuan ini
berupa:
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Tes Tertulis
- Pilihan ganda
- Uraian/esai
Tes Lisan
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Proyek, pengamatan, wawancara
Portopolio / unjuk kerja
Produk, hasil karya
Kegiatan Inti 130
Sintak Menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
51 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Wakt
u
Stimulation Guru menyajikan bahan kajian berupa bacaan, penjelasan
(memberi tentang situasi tertentu, atau menayangkan video / gambar yang
stimulus) berkaitan dengan
Diagram P-T larutan
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
KRITIS, RASA INGIN TAHU, DISIPLIN
Penurunan titik beku
Osmosis dan tekanan osmosis
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat) Berpikir kritis dan
bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi
membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
Menayangkan Video/gambar/foto yang berkaitan
COLLABORATION denganpenggunaan garam untuk mencairkan salju.
Mengamati Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan
bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi
membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter) pada topic
Mengamati penayangan video/gambar/foto yang berkaitan
dengan
Peserta didik diminta mengamati diagram P-T larutan dan
pelarut murninya.
52 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Wakt
u
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)
Kegiatan Penutup 30
Kegiatan guru bersama peserta didik menit
Membuat rangkuman/simpulanpelajaran.
Melakukanrefleksi terhadapkegiatanyang sudahdilaksanakan.
Memberikanumpanbalikterhadapprosesdanhasil pembelajaran.
Kegiatan guru
Melakukanpenilaian.
Merencanakankegiatantindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program
pengayaan, konseling dan/atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
53 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
b) Membuat diagram P-T
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama
(Terlampir)
b. Pertemuan Kedua
(Terlampir)
c. Pertemuan Ketiga
(Terlampir)
b. Pengayaan
1) Dalam kegiatan pembelajaran memahami kajian:
peserta didik yang sudah menguasai materi dengan baik dapat mengerjakan soal
pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas
yang berkaitan dengan:
2) Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
54 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
…………….25 April 2018
Mengetahui
Kepala SMA….. Guru Mata Pelajaran
(…………………………….) (…………………………….)
NIP.………. NIP. ………………………
55 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Teknik Penilaian
- Penugasan - Tugas
3. Keterampilan - Penilaian Praktik - Lembar Observasi
56 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 1 :
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas) partikel
zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut –
tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat koligatif merupakan sifat yang
hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas”. Sifat larutan seperti rasa, warna, dan
kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Sebagai
contoh, larutan NaCl (garam dapur)terasa asin, namun larutan CH3COOH (asam cuka)
terasa asam.
Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat terukur),
tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.
Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang mengandung zat terlarut non-
volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi pelarut dalam larutan. Hubungan dalam sifat
koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut
di atas larutan, Plarutan sama dengan hasil kali fraksi mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan
uap dari pelarut murni, P°pelarut. Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu P° pelarut−P
larutan berbanding lurus terhadap fraksi mol dari Xterlarut.
Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan
eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan oleh keberadaan zat terlarut
non-volatil, dibutuhkan kenaikan temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan hingga sama
dengan tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut mengakibatkan terjadinya
kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°.
Kenaikan titik didih, ΔTb, yaitu Tb−Tb° berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m)
larutan, sebagaimana:
57 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
.
di mana Kb adalah konstanta kenaikan titik didih molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel pelarut
yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut. Hal serupa
juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel pelarut yang memadat
(membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya
lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama
dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan cair
– berada dalamkesetimbangan.
Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni — titik beku
larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni, Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-
partikel pelarut yang keluar dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama
pada temperatur yang lebih rendah. Sifat koligatif larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf,
yaitu Tf° – Tf berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:
di mana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
d. Tekanan Osmosis
Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran
semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak dapat
dilewati partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa
perpindahan selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang
lebih tinggi.
58 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Gambar 1. Ilustrasi peristiwa osmosis pada bejana U
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(5th edition). New York: McGraw Hill)
Perhatikan Gambar 1. Tekanan osmosis didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan untuk
menahan perpindahan netto partikel pelarut dari larutan dengan konsentrasi pelarut tinggi
menuju larutan dengan konsentrasi pelarut rendah. Bila tekanan eksternal sebesar tekanan
osmosis diberikan pada sisi larutan, maka ketinggian pelarut dan larutan akan kembali seperti
semula.
Tekanan osmosis, π, berbanding lurus terhadap jumlah partikel zat terlarut, n, dalam suatu volum
larutan tertentu, V—yang merupakan molaritas (M), sebagaimana:
di mana R adalah konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K) dan T adalah temperatur (dalam
satuan K).
Pendekatan sifat koligatif larutan elektrolit kuat sedikit berbeda dengan sifat koligatif larutan
nonelektrolit. Hal ini dikarenakan sifat elektrolit yang dapat terdisosiasi menjadi ion-ion dalam
larutan, misalnya satu unit senyawa CaCl2 dapat terdisosiasi menjadi 3 partikel ketika dilarutkan,
yakni 1 ion Ca2+ dan 2 ion Cl− .Oleh karena itu, perlu ikut diperhitungkan faktor van’t Hoff (i)
pada perhitungan larutan elektrolit.
59 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
di mana n = jumlah ion yang terdisosiasi dari 1 unit formula senyawa ; α = derajat disosiasi
senyawa.
60 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Instrumen Penilaian Sikap
Kelas/Semester : XII/ 1
Petunjuk pengisian.
Nama/ Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
Rentang nilai :
61 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Untuk 5 aspek yang dinilai, maka nilai maksimum 20, nilai minimum 4
Misalkan :
- Amat baik 16 – 20
- Baik 12 – 15
- Cukup 8 – 11
- Kurang 4- 7
62 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
b. Instrumen Penilaian Keterampilan
Penilaian Kinerja Praktik
kelompok/
Nama
Menggunakan thermometer
Kerapian/ kebersihan
Mengukur waktu
Menuang larutan
Rangkaian Alat
Data percobaan
Melihat skala
Jumlah skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
Nilai 3 = baik
Nilai 2 = cukup
Nilai 1 = kurang
63 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lembar Observasi pada saat presentasi
Petunjuk pengisian:
DapatDimenger
kelompok/
Isinya Relevan
Penyajiannya
Kelengkapan
Tepat Waktu
Jumlah Skor
Percaya Diri
Kerja Sama
Terstruktur
Penyajian
Nama Menarik
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
20 – 25 B (baik)
14 – 19 C (cukup)
8 – 13 K (kurang)
64 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Instrumen Penilaian Pengetahuan
KISI-KISI SOAL
65 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
memasak, dan mencegah
pembekuan air radiator.
4.2.1 Menyimpulkan hasil
percobaan sifat koligatif
larutan, misalnya penurunan
titik beku larutan nonelektrolit
dan larutan elektrolit.
Skor maksimum
Lampiran 2 :
SOAL JAWABAN
1. hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat 0,1 mol/L
dari 2 garm Kristal NaOH yang dilarutkan ke
dalam air hingga volumenya 500 ml. (Mr
NaOH = 40).
2. hitung molalitas larutan yang terjadi apabila 0,5 molal
24 gram Kristal MgSO4 dilarutkan dalam 400
gram air. (Mr MgSO4 = 120).
3. hitunglah fraksi mol glukosa di dalam Xglukosa = 0,053
larutan glukosa 36% (Mr glukosa dan Mr air = Xair = 0,947
180 dan 18).
4. berapa liter glikol harus dicampurkan ke
dalam setiap liter air radiator agar air radiator
tidak membeku pada suhu -50C? diketahui
massa molar glikol 62 gram/mol; massa jenis
glikol 1,1 g/mL; dan tetapan penururan titik
beku air 1,860C/molal.
5. hitunglah titik didih dan titik beku larutan Tf = -1.042oC
66 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
H2SO4 0.2 m jika diketahui sebanyak 90% Tb = 100.29oC
H2SO4 terurai dalam larutan. Kf air =
1.86Oc/molal dan Kb air = 0.52OC/molal
6. Sebanyak 4,8 gram magnesium α = 0,8
sulfat, MgSO4 (Mr = 120 g/mol) dilarutkan
dalam 250 g air. Larutan ini mendidih pada
suhu 100,15 °C. Jika diketahui Kb air 0,52
°C/m, Kf air = 1,8 °C/m, tentukan derajat
ionisasi MgSO4.
Kunci Jawaban dan Pedoman Pengskoran
Skor
No Kunci jawaban Skor
maksimal
1. 0,1 mol/L 1 1
2. 0,5 molal 1 1
Xglukosa = 0,053
3. 1 1
Xair = 0,947
4. 1 1
Tf = -1.042oC
5. 1 1
Tb = 100.29oC
6. α = 0,8 1 1
jumla h skor
Pedoman Pengskoran : NILAI = x 100
skor maksimal
67 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
68 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3.2.3 Menentukan derajat pengionan () zat elektrolit
berdasarkan data percobaan.
4.5 Menyajikan kegunaan prinsip 4.1.1 Mempresentasikan terapan sifat koligatif dalam
sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari misalnya membuat es krim,
memasak, dan mencegah pembekuan air radiator.
4.6 Melakukan percobaan untuk 4.2.1 Menyimpulkan hasil percobaan sifat koligatif
menentukan derajat pengionan
larutan, misalnya penurunan titik beku larutan
nonelektrolit dan larutan elektrolit.
J. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang dipadukan dengan
metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk
mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di
depan kelas, dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir
kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.
Fokus nilai-nilai sikap
Peduli
Jujur berkarya
Tanggung jawab
Toleran
Kerjasama
Proaktif
kreatif
K. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Fakta:
Diagram P-T larutan
b. Konsep
69 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut
dalam larutan, tetapi tidak tergantung pada jenis pelarutnya
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara
spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat
pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat
c. Prinsip
Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya
d. Prosedur
Menyajikan pemanfaatan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku dalam
kehidupan sehari-hari
Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan kenaikan titik didih dalam kehidupan
sehari-hari
Merancang percobaan untuk menentukan derajat pengionan.
Menghitung derajat pengionan berdasarkan data percobaan
2. Materi pembelajaran remedial
Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan
3. Materi pembelajaran pengayaan
Menghitung derajat pengionan berdasarkan data percobaan
L. Metode Pembelajaran
Pendekatan : saintifik
Metode : mind mapping, teknik ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi),
diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : discovery learning
70 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran kimia Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Buku teks pelajaran yang relevan
71 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Wakt
u
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Osmosis dan tekanan osmosis
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan yang mengarah pada pembelajaran
Pemberian Acuan
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan pada pertemuan ini
berupa:
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Tes Tertulis
- Pilihan ganda
- Uraian/esai
Tes Lisan
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Proyek, pengamatan, wawancara
Portopolio / unjuk kerja
Produk, hasil karya
Kegiatan Inti 130
Sintak Menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
72 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Wakt
u
Stimulation Guru menyajikan bahan kajian berupa bacaan, penjelasan
(memberi tentang situasi tertentu, atau menayangkan video / gambar yang
stimulus) berkaitan dengan
Diagram P-T larutan
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
KRITIS, RASA INGIN TAHU, DISIPLIN
Penurunan titik beku
Osmosis dan tekanan osmosis
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat) Berpikir kritis dan
bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi
membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
Menayangkan Video/gambar/foto yang berkaitan
COLLABORATION denganpenggunaan garam untuk mencairkan salju.
Mengamati Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan
untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan
bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi
membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter) pada topic
Mengamati penayangan video/gambar/foto yang berkaitan
dengan
Peserta didik diminta mengamati diagram P-T larutan dan
pelarut murninya.
73 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Wakt
u
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan)
Kegiatan Penutup 30
Kegiatan guru bersama peserta didik menit
Membuat rangkuman/simpulanpelajaran.
Melakukanrefleksi terhadapkegiatanyang sudahdilaksanakan.
Memberikanumpanbalikterhadapprosesdanhasil pembelajaran.
Kegiatan guru
Melakukanpenilaian.
Merencanakankegiatantindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program
pengayaan, konseling dan/atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
74 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
d) Membuat diagram P-T
5. Instrumen Penilaian
d. Pertemuan Pertama
(Terlampir)
e. Pertemuan Kedua
(Terlampir)
f. Pertemuan Ketiga
(Terlampir)
d. Pengayaan
3) Dalam kegiatan pembelajaran memahami kajian:
peserta didik yang sudah menguasai materi dengan baik dapat mengerjakan soal
pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas
yang berkaitan dengan:
4) Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
75 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
…………….25 April 2018
Mengetahui
Kepala SMA….. Guru Mata Pelajaran
(…………………………….) (…………………………….)
NIP.………. NIP. ………………………
76 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
2. Teknik Penilaian
- Penugasan - Tugas
3. Keterampilan - Penilaian Praktik - Lembar Observasi
77 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 1 :
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas) partikel
zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut –
tidak peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat koligatif merupakan sifat yang
hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas”. Sifat larutan seperti rasa, warna, dan
kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Sebagai
contoh, larutan NaCl (garam dapur)terasa asin, namun larutan CH3COOH (asam cuka)
terasa asam.
Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat terukur),
tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.
Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang mengandung zat terlarut non-
volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi pelarut dalam larutan. Hubungan dalam sifat
koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut
di atas larutan, Plarutan sama dengan hasil kali fraksi mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan
uap dari pelarut murni, P°pelarut. Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu P° pelarut−P
larutan berbanding lurus terhadap fraksi mol dari Xterlarut.
Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan
eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan oleh keberadaan zat terlarut
non-volatil, dibutuhkan kenaikan temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan hingga sama
dengan tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut mengakibatkan terjadinya
kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°.
Kenaikan titik didih, ΔTb, yaitu Tb−Tb° berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m)
larutan, sebagaimana:
78 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
.
di mana Kb adalah konstanta kenaikan titik didih molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel pelarut
yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut. Hal serupa
juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel pelarut yang memadat
(membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya
lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama
dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan cair
– berada dalamkesetimbangan.
Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni — titik beku
larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni, Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-
partikel pelarut yang keluar dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama
pada temperatur yang lebih rendah. Sifat koligatif larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf,
yaitu Tf° – Tf berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:
di mana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
d. Tekanan Osmosis
Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran
semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak dapat
dilewati partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa
perpindahan selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang
lebih tinggi.
79 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Gambar 1. Ilustrasi peristiwa osmosis pada bejana U
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(5th edition). New York: McGraw Hill)
Perhatikan Gambar 1. Tekanan osmosis didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan untuk
menahan perpindahan netto partikel pelarut dari larutan dengan konsentrasi pelarut tinggi
menuju larutan dengan konsentrasi pelarut rendah. Bila tekanan eksternal sebesar tekanan
osmosis diberikan pada sisi larutan, maka ketinggian pelarut dan larutan akan kembali seperti
semula.
Tekanan osmosis, π, berbanding lurus terhadap jumlah partikel zat terlarut, n, dalam suatu volum
larutan tertentu, V—yang merupakan molaritas (M), sebagaimana:
di mana R adalah konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K) dan T adalah temperatur (dalam
satuan K).
Pendekatan sifat koligatif larutan elektrolit kuat sedikit berbeda dengan sifat koligatif larutan
nonelektrolit. Hal ini dikarenakan sifat elektrolit yang dapat terdisosiasi menjadi ion-ion dalam
larutan, misalnya satu unit senyawa CaCl2 dapat terdisosiasi menjadi 3 partikel ketika dilarutkan,
yakni 1 ion Ca2+ dan 2 ion Cl− .Oleh karena itu, perlu ikut diperhitungkan faktor van’t Hoff (i)
pada perhitungan larutan elektrolit.
80 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
di mana n = jumlah ion yang terdisosiasi dari 1 unit formula senyawa ; α = derajat disosiasi
senyawa.
81 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Instrumen Penilaian Sikap
Kelas/Semester : XII/ 1
Petunjuk pengisian.
Nama/ Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
Rentang nilai :
82 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Untuk 5 aspek yang dinilai, maka nilai maksimum 20, nilai minimum 4
Misalkan :
- Amat baik 16 – 20
- Baik 12 – 15
- Cukup 8 – 11
- Kurang 4- 7
83 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
d. Instrumen Penilaian Keterampilan
Penilaian Kinerja Praktik
kelompok/
Nama
Menggunakan thermometer
Kerapian/ kebersihan
Mengukur waktu
Menuang larutan
Rangkaian Alat
Data percobaan
Melihat skala
Jumlah skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
Nilai 3 = baik
Nilai 2 = cukup
Nilai 1 = kurang
84 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lembar Observasi pada saat presentasi
Petunjuk pengisian:
DapatDimenger
kelompok/
Isinya Relevan
Penyajiannya
Kelengkapan
Tepat Waktu
Jumlah Skor
Percaya Diri
Kerja Sama
Terstruktur
Penyajian
Nama Menarik
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
20 – 25 B (baik)
14 – 19 C (cukup)
8 – 13 K (kurang)
85 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Instrumen Penilaian Pengetahuan
KISI-KISI SOAL
86 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
memasak, dan mencegah
pembekuan air radiator.
4.2.1 Menyimpulkan hasil
percobaan sifat koligatif
larutan, misalnya penurunan
titik beku larutan nonelektrolit
dan larutan elektrolit.
Skor maksimum
Lampiran 2 :
SOAL JAWABAN
1. hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat 0,1 mol/L
dari 2 garm Kristal NaOH yang dilarutkan ke
dalam air hingga volumenya 500 ml. (Mr
NaOH = 40).
2. hitung molalitas larutan yang terjadi apabila 0,5 molal
24 gram Kristal MgSO4 dilarutkan dalam 400
gram air. (Mr MgSO4 = 120).
3. hitunglah fraksi mol glukosa di dalam Xglukosa = 0,053
larutan glukosa 36% (Mr glukosa dan Mr air = Xair = 0,947
180 dan 18).
4. berapa liter glikol harus dicampurkan ke
dalam setiap liter air radiator agar air radiator
tidak membeku pada suhu -50C? diketahui
massa molar glikol 62 gram/mol; massa jenis
glikol 1,1 g/mL; dan tetapan penururan titik
beku air 1,860C/molal.
5. hitunglah titik didih dan titik beku larutan Tf = -1.042oC
87 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
H2SO4 0.2 m jika diketahui sebanyak 90% Tb = 100.29oC
H2SO4 terurai dalam larutan. Kf air =
1.86Oc/molal dan Kb air = 0.52OC/molal
6. Sebanyak 4,8 gram magnesium α = 0,8
sulfat, MgSO4 (Mr = 120 g/mol) dilarutkan
dalam 250 g air. Larutan ini mendidih pada
suhu 100,15 °C. Jika diketahui Kb air 0,52
°C/m, Kf air = 1,8 °C/m, tentukan derajat
ionisasi MgSO4.
Kunci Jawaban dan Pedoman Pengskoran
Skor
No Kunci jawaban Skor
maksimal
1. 0,1 mol/L 1 1
2. 0,5 molal 1 1
Xglukosa = 0,053
3. 1 1
Xair = 0,947
4. 1 1
Tf = -1.042oC
5. 1 1
Tb = 100.29oC
6. α = 0,8 1 1
jumla h skor
Pedoman Pengskoran : NILAI = x 100
skor maksimal
88 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanu-siaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
3.4 Menganalisis proses yang terjadi 3.4.1 Menjelaskan pengertian notasi sel Volta dan
dan melakukan perhitungan zat atau kespontanan reaksi.
listrik yang terlibat pada suatu sel
89 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3.4.2Mengidentifikasi cara menghitung potensial sel
volta serta penerapannya dalam
Volta.
kehidupan.
4.4Merancang sel Volta dengan 4.4.1Menyimpulkan hasil percobaan sel Volta dengan
menggunakan bahan di sekitar
mengunakan bahan di sekitar
C . Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dan pendekatan saintifik diharapkan
siswa mampu mengamati, (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran
ini peserta didik diharapkan mampu memahami konsep reaksi redoks, menghitung besaran-
besaran yang terkait sel elektrolisis, menganalisis faktor yang menyebabkan korosi, dan
memahami konsep hukum faraday.
D. Materi Pembelajaran
90 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Pengertian Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi. Konsep tentang
bilangan oksidasi, telah dibahas dalam topik sebelumnya. Reaksi redoks mencakup reaksi
reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi
melalui penangkapan elektron.
Korosi
Proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan oleh reaksi kimia disebut
korosi. Korosi yang paling banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah perkaratan
besi dimana hal itu ditandai dengan adanya bercak-bercak besi yang berwarna merah coklat.
Hukum Faraday
Hukum faraday I
Jumlah massa zat yang dihasilkan pada katode atau anode berbanding lurus dengan
jumlah listrik yang digunakan selama elektrolisis.
91 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi Kelompok, Penugasan, Tanya jawab
Model Pembelajaran : Discovery learning
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (3 x 45 menit)
IPK
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Indikator Pencapaian Kompetensi dari
KD 3.3 dan 3.4 KD 4.3 dan 4.4
Alokasi
92 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Guru memberi salam dan berdo’a sebelum pembelajaran
dimulai. (PPK)
2. Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan.
3. Peserta didik di ingatkan kembali materi tentang reaksi
reduksi dan oksidasi yang telah dipelajari di kelas X.
4. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan
dicapai berkaitan dengan materi reaksi redoks dan
elektrokimia.
5. Guru menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas materi
konsep redoks dan elektrokimia.
93 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3. Peserta didik diperbolehkan untuk mencari sumber bacaan
melalui internet untuk menyelesaikan bahan diskusi.(Literasi)
4. Peserta didik diminta untuk mengemukakan sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
pengamatanya.
Contohnya:
Mengapa baterai dan aki bisa dikatakan sebagai
sumber listrik ?
Bagaimana cara sel volta mengubah energi dari suatu
reaksi redoks menjadi energi listrik?
Data Collecting (mengumpulkan data)
1. Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari hasil
diskusi maupun dari hasil percobaan yang ditampilkan oleh
guru melalui video praktikum
2. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan mengkaji
peristiwa yang di sajikan kemudian menyelesaikan masalah
yang ada. Dalam hal ini peserta didik termotivasi untuk
berdiskusi dalam menggali informasi atas masalah tersebut
dengan berbagai sumber.
3. Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi tentang reaksi
redoks dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik menuliskan hasil diskusinya ( untuk masing-
masing peserta didik) dan untuk kelompoknya.
Data processing
1. Peserta didik menuliskan hasil kerja pada lembar kerja
siswa.
2. Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing peserta
didik untuk mempresentasikannya.
3. Masing-masing kelompok di minta untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
(Communication)
94 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Verification (menverifikasi)
1. Hasil diskusi kelompok di sampaikan dengan menggunakan
bahasa yang mudah untuk dipahami.
2. Kelompok lain diharapkan memperhatikan dan mendegarkan
penjelasan dari kelompok yang menjelaskan hasil dikusi guna
untuk membandingkan hasil diskusi yang telah di perolehnya
dengan yang disajikan oleh kelompok tersebut.
3. Masing-masing dari kelompok lainnya diharapkan dapat
memberikan masukan, saran, pertanyaan ataupun
menambahkan.
4. Guru menilai keaktifan peserta didik dalam melakukan
diskusi dan juga saat mempresentasikannya.
Generalization (menyimpulkan)
1. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan kembali hasil
diskusi yang berkaitan tentang bagaimana cara menyetarakan
persamaan reaksi redoks, cara menghitung potensial sel volta
dan yang berkaitan dengan materi yang telah di diskusikan.
2. Guru memberikan penguatan dan memberikan penjelasan
tentang materi redoks dan elektrokimia.
Penutup 15 menit
1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi tentang
penyetaraaan redoks.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca
materi yang akan di bahas pada pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama
peserta didik sesuai dengan keyakinan masing-masing
95 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3.5.1 Menganalisis proses korosi yang 4.5.1 Mengidentifikasi upaya pencegahan dan
melibatkan reaksi redoks dan faktor-faktor mengatasi terjadinya korosi
penyebab terjadinya korosi.
96 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3. Peserta didik diperbolehkan untuk mencari sumber bacaan melalui
internet untuk menyelesaikan bahan diskusi.
4. Peserta didik diminta untuk mengemukakan sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan hasil pengamatanya.
Data Collecting ( mengumpulkan data)
1. Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari hasil
diskusi(Literasi)
2. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan mengkaji peristiwa
yang di sajikan kemudian menyelesaikan masalah yang ada. Dalam
hal ini peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dalam menggali
informasi atas masalah tersebut dengan berbagai sumber.
3. Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi tentang proses terjadinya
korosi dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korosi.
4. Peserta didik menuliskan hasil diskusinya (untuk masing-masing
peserta didik) dan untuk kelompoknya.
Data processing
1. Peserta didik menuliskan hasil kerja pada lembar kerja siswa.
2. Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing peserta didik
untuk mempresentasikannya.
3. masing-masing kelompok di minta untuk mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.(Communication)
Verification ( menverifikasi )
1. Hasil diskusi kelompok di sampaikan dengan menggunakan bahasa
yang mudah untuk dipahami.
2. Kelompok lain diharapkan memperhatikan dan mendegarkan
penjelasan dari kelompok yang menjelaskan hasil dikusi guna untuk
membandingkan hasil diskusi yang telah di perolehnya dengan yang
disajikan oleh kelompok tersebut.
3. Masing-masing dari kelompok lainnya diharapkan dapat memberikan
masukan, saran, pertanyaan ataupun menambahkan.
4. Guru menilai keaktifan peserta didik dalam melakukan diskusi dan
97 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
juga saat mempresentasikannya.
Generalization ( menyimpulkan )
1. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan kembali hasil diskusi yang
berkaitan tentang bagaimana proses terjadinya korosi dan cara
pencegahan agar tidak terjadinya korosi.
2. Guru memberikan penguatan dan memberikan penjelasan tentang
korosi.
Penutup 15 menit
1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi tentang
penyetaraaan redoks.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca materi
yang akan di bahas pada pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama peserta
didik sesuai dengan keyakinan masing-masing.
98 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
(PPK)
2. Guru mengkondisikan suasan belajar yang menyenangkan.
3. Peserta didik di ingatkan kembali tentang faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya korosi.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai yang
berkaitan tentang materi redoks dan elektrokimia yang membahas
hukum faraday .
5. Guru menyampaikan metode penilaian.
Inti 110 menit
Stimulation (memberi stimulus)
1. Peserta didik memperhatikan dan mengamati skema penyepuhan
yang ditampilkan oleh guru.(Critical Thinking)
Apakah kalian tahu mengapa dilakukan peyepuhan pada
sendok yang terbuat dari besi ?
Mengapa pada proses penyepuhan besi harus ada katode dan
anode ?
Bagaimana reaksi penyepuhan dapat terjadi menggunakan
reaksi redoks?
Problem Steatment (mengidentifikasi masalah)
1. Peserta didik membagi diri dalam beberapa kelompok
( penentuan kelompok ditetapkan oleh guru)
2. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menganalisis
bagaimana proses penyepuhan pada besi .
3. Peserta didik diperbolehkan untuk mencari sumber bacaan melalui
internet untuk menyelesaikan bahan diskusi.
4. Peserta didik diminta untuk mengemukakan sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan hasil pengamatanya.
Data Collecting (mengumpulkan data)
1. Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari hasil diskusi
(Literasi)
2. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan mengkaji peristiwa
99 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
yang di sajikan kemudian menyelesaikan masalah yang ada. Dalam
hal ini peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dalam menggali
informasi atas masalah tersebut dengan berbagai sumber.
3. Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi tentang proses
penyepuhan.
4. Peserta didik menuliskan hasil diskusinya ( untuk masing-masing
peserta didik) dan untuk kelompoknya.
Data processing
1. Peserta didik menuliskan hasil kerja pada lembar kerja siswa.
2. Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing peserta didik
untuk mempresentasikannya.
3. Masing-masing kelompok di minta untuk mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.(Communication)
Verification ( menverifikasi )
1. Hasil diskusi kelompok di sampaikan dengan menggunakan bahasa
yang mudah untuk dipahami.
2. Kelompok lain diharapkan memperhatikan dan mendegarkan
penjelasan dari kelompok yang menjelaskan hasil dikusi guna untuk
membandingkan hasil diskusi yang telah di perolehnya dengan yang
di sajikan oleh kelompok tersebut.
3. Masing-masing dari kelompok lainnya diharapkan dapat memberikan
masukan, saran, pertanyaan ataupun menambahkan.
4. Guru menilai keaktifan peserta didik dalam melakukan diskusi dan
juga saat mempresentasikannya.
Generalization ( menyimpulkan )
1. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan kembali hasil diskusi yang
berkaitan tentang bagaimana proses penyepuhan pada besi dan
membahas hukum faraday
2. Guru memberikan penguatan dan memberikan penjelasan tentang
penyepuhan pada besi dan penjelasan yang berkaitan tentang hukum
faraday.
100 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Penutup 15 menit
1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi tentang
penyepuhan pada besi.
2. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama peserta
didik sesuai dengan keyakinan masing-masing
1. Penilaian
1. Jenis / Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap : Observasi
b. Penilaian pengetahuan : Diskusi dan Tes Tertulis
c. Penilaian keterampilan : Unjuk Kerja
2.Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Pertemuan I
A. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Kerja Sama Tanggung Jujur
Jawab
1
Dst.
B. Penilaian Pengetahuan
Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pre test) hasil diskusi dalam memahami materi
dan mengerjakan LKS, serta hasil evaluasi masing-masing siswa dilakukan setelah
pembelajaran.
101 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
C. Penilaian Keterampilan
Pertemuan II
A. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Kerja Sama Tanggung Jujur
Jawab
1
Dst.
B. Penilaian Pengetahuan
102 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pre test) hasil diskusi dalam memahami materi
dan mengerjakan LKS, serta hasil evaluasi masing-masing siswa dilakukan setelah
pembelajaran.
D. Penilaian Keterampilan
Pertemuan III
A. Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Kerja Sama Tanggung Jujur
Jawab
1
C. Penilaian Pengetahuan
103 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pre test) hasil diskusi dalam memahami materi
dan mengerjakan LKS, serta hasil evaluasi masing-masing siswa dilakukan setelah
pembelajaran.
B. Penilaian Keterampilan
Mengetahui
104 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
LEMBAR KERJA SISWA
Kompetensi Dasar :
3.3 Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dan memperkirakan reaksi yang dapat
terjadi berdasarkan potensial elektrode.
3.4 Menganalisis proses yang terjadi dan melakukan perhitungan zat atau listrik yang terlibat
pada suatu sel volta serta penerapannya dalam kehidupan.
Tujuan :
1. Siswa mampu menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dengan menggunakan
metode setengah reaksi dan metode perubahan bilangan oksidasi dengan benar.
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian notasi sel Volta dan kespontanan reaksi benar.
3. Siswa mampu menghitung potensial sel Volta dengan benar.
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
Pertanyaan :
1. Setarakan reaksi berikut menggunakan metode setengah reaksi dan jelaskan secara
singkat langkah –langkah dalam penyetaraannya ....
Fe 2+(aq) + Cr2O72-(aq) -------------------Fe3+ -
(aq) + Cr 3+-(aq)
105 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
KUNCI JAWABAN
LAMPIRAN I
106 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
LAMPIRAN II LEMBAR KERJA SISWA
Pertanyaan :
107 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
KUNCI JAWABAN
LAMPIRAN II
1. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia besi
adalah Fe2 O3.XH2O, suatu zat padat yang brwarna coklat-merah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi
Kontak langsung dengan logam dengan H2O dan O2
korosi pada permukaan logam merupkan proses yang mengandung reaksi redoks.
Kontak dengan elektrolit
Gambar (bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan garam yang
tinggi)
Keberadaan zat pengotor
108 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Zat pengotor di permukaan logam dapat
menyebabkan terjadinya reaksi reduksi
tambahan sehingga lebih banyak atom logam
yang teroksidasi.
Temperatur
Gambar (knalpot kenderaan bermotor yang mudah terkorosi akibat temperatur tinggi)
pH
109 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Adanya koloni mikroba pada
permukaan logam dapat
menyebabkan peningkatan
korosi pada logam. Hal ini
dikarenakan mikroba tersebut
mampu mendegradasi logam
melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya.
110 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Cromium plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.
Sacrificial protection ( pengorbanan anode)
Magnesium adalah logamyang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam
dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik batang magnesium harus diganti.
4.6 Merancang dan melakukan penyepuhan benda dari logam dengan ketebalan lapisan dan
luas tertentu
Tujuan :
1. Siswa mampu memahami konsep hukum hukum Faraday untuk menghitung besaran-
besaran yang terkait sel elektrolisis dengan benar.
2. Siswa mampu memahami konsep penyepuhan benda dari logam dengan ketebalan lapisan
dan luas tertentu
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
111 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3.
Pertanyaan :
KUNCI JAWABAN
LAMPIRAN III
1. Hukum faraday berhubungan dengan sel elektrolisis dikarenakan hukum faraday
menyatakan bahwa massa yang dihasilkan dalam suatu sistem sel elektrolisis berbanding
lurus dengan muatan lisstrik yang mengalir dlam sel tersebut.
2. Penyepuhan adalah proses produksi benda-benda yang terbuat dari logam yang dilapisi
dengan suatu lapisan tipiss logam lainnya. Pada umumnya penyepuhan ini dilakukan
untuk melindungi logam tersebut terhadap korosi dan membuat penampiln yang lebih
menarik. Salah satu cara penyepuhan adalah dengan elektrolisis. Benda logam yang
disepuh dijadikan katode dan potongan logam penyepuh dijadikan anode.
112 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
LAMPIRAN IV
MATERI REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
1. Reaksi redoks
a. Pengertian Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi. Konsep tentang
bilangan oksidasi, telah dibahas dalam topik sebelumnya. Reaksi redoks mencakup reaksi
reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi
melalui penangkapan elektron, contohnya :
Cu 2+ (aq) + 2e → Cu (s)
Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron, contohnya :
Zn (s) → Zn 2+ (aq) + 2e
113 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Dalam reaksi redoks, reaksi reduksi dan oksidasi terjadi secara simultan, maka reaksi
diatas menjadi :
Cu2+ (aq) + Zn (s) → Cu (s) + Zn2+ (aq)
Contoh-contoh reaksi redoks yang lain :
1. Zn (s) + HCl (aq) → ZnCl2 (aq) + H2 (g)
2. Br 2 (g) + KIO 3 (aq) + 2 KOH (aq) → KIO4 (aq) + 2 KBr (aq) + 2 H 2O (l)
Reaksi autoredoks, atau istilah lainnya reaksi disproporsionasi adalah reaksi dimana
suatu zat dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Contoh :
Cl2 (g) + 2 KOH (aq) → KBr (aq) + KClO (aq) + 2 H 2O (l)
Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara setengah reaksi
dan cara perubahan bilangan oksidasi (biloks). Cara penyetaraan reaksi redoks dengan sistem
(1) menuliskan masing-masing persamaan setengah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
(2) menyetarakan unsur-unsur yang mengalami reaksi redoks
(3) menambahkan (1) molekul H2O :
- pada yang kekurangan (1) atom O, jika reaksi berlangsung dalam suasana asam
- pada yang kelebihan (1) atom O, jika reaksi berlangsung dalam suasana basa
(4) menyetarakan atom hidrogen dengan ion H + jika suasana asam atau dengan ion
OH- jika suasana basa
(5) menyetarakan muatan dengan menambahan elektron di sebelah kanan atau kiri
persamaan reaksi
(6) menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi dengan menyamakan
elektronnya
Contoh 1:
Reaksi : Cr 2O7 + Cu + →Cr 3+ + Cu2+
Tahap 1 : Cr 2O7 2-
→ Cr 3+
Cu + → Cu2+
Tahap 2 : Cr 2O7 2- → 2 Cr 3+
114 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Cu + → Cu2+
Tahap 3 : Cr 2O7 2-→2 Cr 3+ + 7 H2O
Cu → Cu2+
+
115 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
adalah suatu reaksi dimana suatu spesies melepaskan elektron (muatan negatif). Sebagai contoh
ion besi(II) dapat melepaskan satu buah elektron menjadi ion besi(III), sesuai reaksi berikut:
Fe2+ (aq) → Fe3+ (aq) + e
Dalam hal ini ion besi(II) dioksidasi.
Reaksi reduksi adalah suatu reaksi dimana suatu spesies menangkap elektron (muatan
negatif). Proses ini merupakan kebalikan dari proses pada reaksi oksidasi. Sebagai contoh ion
cerium(IV) dapat direduksi menjadi cerium(III), sesuai persamaan reaksi berikut:
Ce4+ (aq) + e → Ce3+ (aq)
Seri reaksi oksidasi dan reduksi dapat digabung dalam sistem reaksi berikut: (keadaan
teroksidasi) + ne ⇄ (keadaan tereduksi) Reaksi tersebut merupakan persamaan umum untuk
semua reaksi pada elektode. Dalam praktek reaksi oksidasi tidak pernah terjadi tanpa adanya
reaksi reduksi dan sebaliknya. Jadi reaksi di atas jika digabung akan menjadi satu sistem reaksi
redoks dimana akan terjadi transfer elektron dari ion besi(II) ke ion cerium(IV). Adanya transfer
elektron inilah yang menjadi dasar dalam sistem elektrokimia.
Elektode merupakan bagian penting dalam elektrokimia. Elektode ada dua, yaitu elektode
negatif yang disebut katode dan elektode positif disebut anode. Namun penetapan muatan anode
dan katode sangat tergantung dari jenis sistem sel, yaitu sel potensial atau sel elektrolisis. Di
katode inilah terjadi reaksi reduksi, sedangkan reaksi oksidasi terjadi di anode.
b. Potensial Elektode
Telah diungkapkan bahwa perbedaan potensial telah secara mantap terjadi antara
elektode dengan larutannya. Kemudian kita akan melihat lebih jauh untuk sistem ini, terutama
untuk mengetahui seberapa besar potensial yang terjadi (kuantitatif) dan arah dari potensialnya.
Perbedaan potensial antara elektode dan larutan pada sistem setengah sel seringkali disebut
sebagai potensial elektode dan untuk membandingkan nilai untuk semua potensial elektode suatu
sistem sel dipakai dengan menggunakan proses reaksi reduksi dari logamnya, M dan ionnya
Mn+, jika dituliskan reaksi umumnya adalah:
Mn+(aq) + ne → M (s)
Potensial elektode selalu berdasarkan nilai pada potensial reduksi. Pada sel Galvani,
setengah sel mengalami proses reaksi reduksi dan setengah sel yang lain mengalami proses
oksidasi. Dari perjanjian penulisan sel, bahwa proses oksidasi terjadi pada elektode sebelah kiri,
yang melepaskan elektron ke luar sirkuit. Sedangkan proses reduksi terjadi di elektode sebelah
116 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kanan. Perhitungan potensial sel adalah sama caranya menghitung potensial dua baterai yang
dipasang seri. Apabila setengah sel di sebelah kiri untuk reaksi oksidasi, nilai potensial
elektodenya harus digunakan untuk mengurangi nilai potensial setengah sel di sebelah kanan.
Nilai emf sel dinyatakan sebagai berikut:
E (sel) = E (kanan) - E (kiri)
Dimana E (sel) adalah emf sel galvani, E (kanan) dan E (kiri) adalah potensial elektode
setengah sel di sebelah kanan dan kiri. Perlu diingat bahwa tanda negatif untuk menggambarkan
bahwa reaksi elektode terjadi untuk reaksi kebalikannya. Untuk sel Daniel, emf sel dinyatakan
sebagai:
E (sel) = E (Cu2+/Cu) - E (Zn2+/Zn)
Dengan cara ini penulisan persamaan kimia untuk reaksi redoks yang terjadi pada
sel harus selalu konsisten sesuai dengan perjanjian. Jika reaksi oksidasi terjadi pada elektode di
sebelah kiri, persamaan ditulis sedemikian elektron dilepaskan. Untuk sel Daniel, reaksi pada
setengah sel adalah:
Zn (s) → Zn 2+ (aq) + 2e
Sebaliknya, setengah sel di sebelah kanan reaksinya ditulis sebagai reaksi reduksi
dan untuk sel Daniel reaksinya adalah:
Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)
Penjumlahan kedua reaksi tersebut akan dihasilkan persamaan reaksi:
Cu2+ (aq) + Zn (s) + 2e → Zn2+ (aq) + Cu (s) + 2e
Jika elektronnya dihilangkan maka persamaannya menjadi:
Zn (s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s)
c. Potensial Elektode Standar
Dalam pengukuran potensial suatu sel elektrokimia, maka sejumlah kondisi
harus dipenuhi yaitu:
a. semua pengukuran dilakukan pada temperatur 298 K
b. keberadaan analit dalam kapasitas sebagai aktivitas (misalnya 1 mol/L)
c. semua pengukuran potensial sel dibandingkan dengan potensial standar sel
dengan menggunakan elektode standar hidrogen.
Potensial elektode diukur dengan memperhatikan potensial elektode standar, yang
dilambangkan Eo. Cara yang cukup baik untuk menentukan potensial standar suatu sel adalah
dengan membandingkan dengan elektode standar hidrogen. Pada kesempatan ini hanya akan
117 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
disinggung secara singkat bagaimana cara memperoleh nilai potensial standar. Pada gambar
berikut akan diukur potensial setengah sel dari elektode tembaga dalam larutan tembaga(II).
118 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
logam zink yang berisi pasta yang terbuat dari campuran batu kawi (MnO2), salmaiak (NH4Cl),
serbuk karbon dan sedikit air.
119 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
penyediaan pereaksi relatif lebih cepat dengan demikian reaksinya berjalan dalam kecepatan
yang relatif stabil sampai bahan pereaksi mendekati habis.
Baterai Perak Oksida
Baterai perak oksidasi ini biasanya dikemas dalam kemasan logam yang sangat
kecil, karena penggunaan baterai ini untuk peralatan elektronik portabel dan kecil seperti jam
tangan quartz, kalkulator, pager, dan lainnya. Masa pakai baterai ini sangat lama dapat mencapai
1 tahun, hal ini disebabkan selain karena penyediaan bahan pereaksi dalam baterai yang cukup,
juga efisiensi peralatan yang tinggi dalam penggunaan arus listrik.
Baterai Nikel-Cadmium
Baterai nikel-cadmium adalah baterai kering yang dapat diisi kembali, baterai ini
terdiri atas anode logam kadmium dan sebagai katode nikel oksida (NiO2) dan ion OH -
Sel elektrolisis adalah sel elektrokima dimana reaksi redoks terjadi karena adanya
bantuan listrik. Secara umum dalam sebuah sel elektrolisis maka di masing-masing elektode
akan terjadireaksi redoks. Di katode akan terjadi reaksi reduksi dan di anode terjadi oksidasi.
Untuk terjadi reaksi selama elektrolisis, maka diperlukan sejumlah potensial tertentu sebagai
prasyarat reaksinya berlangsung. Sebagai contoh adalah elektrolisis larutan perak nitrat dengan
elektode kawat platina. Apabila diberikan potensial yang cukup maka akan terjadi reaksi sebagai
berikut :
Reaksi ionisasi: AgNO3 (aq) → Ag + (aq) + NO3- (aq) x 4
Katode (Pt) : Ag+ (aq) + e → Ag (s) x 4
Anode (Pt) : 2H2O (l) → 4 H+ (aq) + O2 (g) + 4 e x 1
---------------------------------------------------------------------------------------- +
Reaksi total : 4 AgNO3 (aq) + 2H2O (l) → Ag (s) + NO3- (aq) + 4 H+ (aq) + O2 (g)
a.Aspek Kuantitatif dalam Sel elektrolisis
Michael Faraday (1791 – 1867), selain mengembangkan metode elektrolisis, juga
menerangkan hubungan kuantitatif antara jumlah arus listrik yang dilewatkan pada sel
elektrolisis dengan jumlah zat yang dihasilkan pada elektode. Pada zaman Faraday, para ahli
kimia memakai konsep berat ekivalen dalam perhitungan stoikiometri. Berdasarkan kenyataan
bahwa dalam pembentukan air setiap 1 gram hidrogen selalu bereaksi dengan 8 gram oksigen,
120 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
maka berat ekivalen (e) suatu unsur didefinisikan sebagai jumlah gram unsur tersebut yang tepat
bereaksi dengan 1 gram hidrogen atau dengan 8 gram oksigen. Dengan sendirinya hidrogen
memiliki harga e = 1 dan oksigen memiliki harga e = 8. Harga e dari unsur-unsur lain dapat
ditentukan. Sebagai contoh, aluminium sebanyak 9 gram dapat bereaksi dengan 8 gram oksigen
untuk membentuk aluminium oksida, sehingga aluminium memiliki e = 9. Demikian pula, 35,5
gram klorin tepat bereaksi dengan 1 gram hidrogen untukmembentuk hidrogen klorida, sehingga
klorin memiliki e = 35,5.
Melalui eksperimen, Faraday merumuskan beberapa kaidah perhitungan elektrolisis, yang
kini dapat dikenal sebagai Hukum Faraday berikut ini:
1. Jumlah zat yang dihasilkan pada elektode berbanding lurus dengan jumlah arus listrik yang
melalui sel elektrolisis.
2. Jika arus listrik yang sama dilewatkan pada beberapa sel elektrolisis, maka berat zat yang
dihasilkan masing-masing sel berbanding lurus dengan berat ekivalen zat-zat tersebut.
Perlu diketahui bahwa pada zaman Faraday elektron belum dikenal, sebab elektron baru
ditemukan oleh Joseph John Thomson tahun 1897. Kini berat ekivalen (e) suatu unsur dihitung
berdasarkan jumlah elektron.
Ar atau Mr
e = ------------------------
Jumlah elektron
5.Penggunaan Elektrolisis dalam Industri
Produksi Zat
Melalui proses elektrolisis, kita dapat memperoleh unsur-unsur logam, halogenhalogen,
gas hidrogen, dan gas oksigen.Sebagai contoh, marilah kita tinjau hasil-hasil elektrolisis
larutan NaCl.
2NaCl(aq) → 2Na+(aq) + 2Cl (aq) -
_______________________________________+
2NaCl(aq) + 2H2O → 2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Gas H2 terbentuk di katode, gas Cl2 terbentuk di anode, dan pada larutan sisa kita
memperoleh NaOH.
121 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Penyepuhan
Salah satu proses elektrolisis yang populer adalah penyepuhan (electroplating), yaitu
melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain. Agar lebih jelas, marilah kita
tinjau proses penyepuhan sendok alumunium oleh perak.Logam yang akan dilapisi
(sendok) dipakai sebagai katode, sedangkan logam pelapis (perak) dipakai sebagai
anode. Suatu larutan garam perak, misalnya larutan AgNO3, dipakai sebagai
elektrolit.
Perak (anode) akan teroksidasi menjadi ion Ag+ yang larut. Kemudian, ion Ag+
ini mengalami reduksi menjadi logam perak kembali, yang kini diendapkan pada
permukaan sendok (katode).
Pemurnian Logam
Proses elektrolisis juga dipakai pada pemurnian suatu logam, misalnya tembaga.
Untuk membuat kabel-kabel listrik diperlukan logam tembaga yang betul-betul murni,
sebab pengotoran sekecil apapun dapat mengurangi konduktivitas kabel tersebut. Ketika
dipisahkan dari bijihnya, logam tembaga biasanya bercampur dengan sedikit besi, zink,
emas, dan perak. Tembaga yang tidak murni dipakai sebagai anode dalam sel elektrolisis
yang mengandung larutan CuSO4. Sebagai katode, dipakai batang tembaga yang murni.
Potensial listrik yang dilewatkan melalui sel diatur sedemikian rupa, sehingga bagian
anode yang larut hanyalah tembaga, besi, dan zink. Mereka larut sebagai Cu , Fe , dan
2+ 2+
122 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
6.Korosi
a. Pengertian Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia besi adalah Fe 2
O3.XH2O, suatu zat padat yang brwarna coklat-merah.
b.Cara-cara pencegahan korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terllu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi. Adapun cara-cara pencegahan korosi besi sebagai berikut:
Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara
dan air.
Melumuri dengan oli atau gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
besi dengan air.
Dibalut dengan plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dengan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan air.
Tin plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut electroplating.
Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak
utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh
karena itu potensial reduksi besi lebih positif dari zink, maka besi yang kontak dengan
123 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian,
besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
Cromium plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.
Sacrificial protection ( pengorbanan anode)
Magnesium adalah logamyang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam
dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik batang magnesium harus diganti.
124 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
DAFTAR PUSTAKAS
Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
125 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
126 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
B. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
127 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
fisik dan sifat kimia, pembuatan unsur-unsur golongan
manfaat, dampak, utama (gas mulia, halogen, alkali, dan
proses pembuatan alkali tanah)
unsur-unsur golongan 3.7.2 Mengaitkan sifat dan kegunaan unsur
utama (gas mulia, golongan utama, unsur periode 3, dan
halogen, alkali, dan unsur transisi periode 4.
alkali tanah)
3.8 Menganalisis
3.8.1 Mengidentifikasi kelimpahan, 3 x 45
kelimpahan,
kecenderungan sifat, manfaat, serta
kecenderungan sifat
cara mendapatkan unsur-unsur menit
fisik dan sifat kimia,
golongan utama, unsur-unsur periode
manfaat, dampak, dan
3 dan unsur golongan transisi (periode
proses pembuatan
4).
unsur periode 3 dan
3.8.2 Mengidentifikasi produk-produk yang
unsur golongan transisi
mengandung unsur-unsur golongan
(periode 4)
utama, unsur-unsur periode 3 dan
unsur golongan transisi (periode 4)
tertentu.
C. Tujuan Pembelajaran:
Melalui model pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pertemuan I dan model pembelajaran
Dicovery learning pada pertemuan II peserta didik dapat menganalisis kelimpahan,
128 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses pembuatan unsur-unsur
golongan utama (gas mulia, halogen, alkali, dan alkali tanah) dan proses pembuatan unsur
periode 3 dan unsur golongan transisi (periode 4). Kemudian merancang dan melakukan
percobaan pembuatan unsur halogen dan mengidentifikasi sifat fisika dan kimia unsur golongan
utama (halogen, alkali, atau alkali tanah) menunjukkan sifat amfoter aluminium (Al 3+). serta teliti
dalam melakukan analisis, bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik.
D. Materi Pembelajaran:
Kimia Unsur
- Faktual : Terdiri dari unsur, konsentrasi dan senyawa
- Konseptual : Kelimpahan unsur dalam kulit bumi serta berbagai mineral yang terdapat
di Indonesia.
- Prosedural : Menganalisis kelimpahan unsur serta manfaatnya yang ada dikulit bumi.
- Metakognitif : Menyajikan dengan power point tentang materi terkait
( uraian terlampir)
E. Metode/Model Pembelajaran:
Pertemuan 1
Pendekatan : Saintifik
Pertemuan II
Pendekatan : Saintifik
129 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
F. Media Pembelajaran/Sumber Belajar :
Media Pembelajaran:
1. proyektor
2. Laptop
3. SPU (sistem periodik unsur)
4. Alat dan Bahan praktikum
G. Sumber Belajar:
1. Buku teks pelajaran Kimia, Penerbit Erlangga
2. LKS / LKPD
3. Power Point
4. Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (3 x 45 menit)
IPK
Pertemuan 1 ( 3 x 45 menit)
130 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
(RELIGIUS)
Guru memeriksa kehadiran peserta didik (guru menanamkan
sikap disiplin), kebersihan dan kerapian kelas sebagai wujud
kepedulian terhadap lingkungan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Menyampaikan garis besar cakupan materi kimia unsur yang
akan dipelajari hari ini;
Menyampaikan metode pembelajaran dan tekhnik penilaian
yang akan digunakan saat membahas materi kimia unsur.
Kegiatan Inti 1. Mengamati (Observing) 105 menit
Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan
berpikir kritis, guru menunjuk benda-benda yang ada di
dalam kelas seperti meja, jendela, kaca, pensil, tralis
besi, dan sebagainya lalu menanyakan asal dan
kegunaannya kepada peserta didik. Dan dialam sekitar
seperti air laut, air hujan dan air sumur. Guru mengajak
peserta didik untuk mulai berpikir tentang kegunaan
unsur-unsur kimia dan proses pembuatannya.
(PPK rasa ingin tahu dan gemar membaca)
Kemudian, peserta didik diminta untuk mengkaji literatur
tentang kelimpahan unsur di alam. Guru membimbing
peserta didik mengkaji literatur
2. Mempertanyakan (Questioning)
Guru memotifasi peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan. peserta didik mengajukan pertanyaan terkait
dengan air laut. Air laut yang terasa asin, apa saja yang ada
di dalam air laut itu? Apa hanya ada komponen pembentuk
garam atau ada yang lainnya?.
3. Mengeksplorasi/mengumpulkan informasi/eksperimen
Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap
131 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kelompok beranggotakan 3-5 orang; (Guru membimbing
siswa dalam pembentukan kelompok kecil).
(COLLABORATION)
Setiap kelompok diberi tugas sejumlah anggota kelompok
(tiap peserta didik dalam kelompok mendapat tugas yang
berbeda). Materi yang didiskusikan antara lain komposisi
kelimpahan unsur di alam, komposisi udara bersih dan
kering, kandungan mineral utama dalam air laut, dan
berbagai mineral dan terdapatnya di Indonesia. (Guru
membimbing siswa dalam melakukan percobaan).
Tiap peserta didik dalam kelompok membaca bagian tugas
yang diperoleh;
(KRITIS, DISIPLIN)
Guru meminta peserta didik yang mendapat tugas yang sama
untuk berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok
ahli) mendiskusikan tugas yang sama. Dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang
didapat dengan menggunakan buku paket.
(LITERASI)
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk
menganalisis materi yang telah diberikan.
Setiap peserta didik hendaknya memahami dan mencatat
hasil diskusinya untuk dilaporkan dalam kelompok asal.
(KOMUNIKATIF, KOLABORATIF, KREATIF)
4. Mengasosiasi (Associating)
Peserta didik menganalisis hasil diskusi kelompok bersama
teman satu kelompoknya;
Peserta didik membuat simpulan dari hasil diskusi dalam
kelompok yang telah dilaksanakan.
Setelah selesai sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian menyampaikan hasil
132 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
diskusinya kepada teman lain dalam kelompoknya
tentang tugas yang mereka kuasai secara bergilir;
(CRITICAL THINKING AND COMMUNICATION)
Hasil dari diskusi, peserta didik menyimpulkan bahwa
kebanyakan unsur terdapat di alam berupa senyawa.
Tiga unsur yang paling melimpah di bumi yaitu oksigen,
silicon, dan aluminium. Mineral adalah bahan alam yang
mengandung unsur atau senyawa tertentu. Beberapa
contoh mineral yang penting adalah bauksit, kriolit,
hematit, kalkopirit, pentlandit, dan kromit. (Guru
membimbing peserta didik dalam menyimpulkan hasil
diskusi kelompok)
5. Mengkomunikasikan
Setelah seluruh peserta didik selesai melaporkan, guru
menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan
hasilnya, kelompok lain menanggapi dan guru
mengklarifikasi jawaban yang kurang sempurna;
Mengadakan tanya jawab.
Simpulan bersama guru dan peserta didik.
(KOMUNIKATIF, TANGGUNG JAWAB DAN
MENGHARGAI PENDAPAT TEMAN)
Penutup Penegasan Materi 15 menit
- Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
kesimpulan dan penegasan materi tentang kelimpahan unsur
di alam.
Evaluasi materi ;
133 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Penugasan :
- Tugas terstruktur : Penugasan pekerjaan rumah berupa soal
uraian. ( Terlampir )
- Tugas tak terstruktur : Mencari sumber belajar lain (buku,
majalah, internet) yang berkaitan dengan materi berikutnya
Refleksi
Guru mengakhiri dan menutup pembelajaran dengan do’a.
(RELIGIUS)
Pertemuan 2 ( 3 x 45 menit)
134 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
c. Mengumpulkan Data (Experimenting)
Siswa mengidentifikasi semua perubahan atau gejala yang
terjadi pada percobaan.
(PPK Rasa ingin tahu, berfikir kritis)
Siswa menuliskan semua perubahan atau gejala yang terjadi
pada percobaan dalam bentuk laporan.
a. Mengasosiasi (Associating)
Siswa melakukan percobaan secara berkelompok materi uji
nyala golongan alkali dan alkali tanah secara bergantian.
Siswa menuliskan data hasil percobaan dalam bentuk
laporan.
Guru membimbing siswa melakukan percobaan dan
pembuatan laporan sehingga tidak terjadi kesalahan yang
tidak diinginkan,
Siswa mengerjakan lembar kerja percobaan tentang uji
nyala golongan alkali dan alkali tanah.
Siswa mengumpulkan laporan hasil percobaan
(KOMUNIKATIF DAN KREATIF)
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
Guru meminta perwakilan siswa untuk menyimpulkan
percobaan yang telah dilakukan.
Mengadakan sesi tanya jawab setiap kelompok kepada
perwakilan kelompok yang menampilkan kesimpulan dari
hasil praktikum.
Simpulan bersama guru dan siswa.
(KOMUNIKATIF, TANGGUNG JAWAB DAN
MENGHARGAI PENDAPAT TEMAN)
135 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
pertemuan selanjutnya secara komunikatif.
Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
(DISIPLIN DAN RELIGIUS)
136 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Penilaian :
3. Teknik Penilaian
137 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 1 :
Pertemuan 1
KIMIA UNSUR
Kelimpahan unsur di kulit bumi sangat beragam. Yang dimaksud dengan kulit bumi
adalah bagian yang padat dari permukaan bumi hingga ketebalan sekitar 10 km. Di bawah ini
tabel kelimpahan unsur-unsur dalam kulit bumi.
138 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Besi 4,71 Karbon 0,08
Nitrogen 78,09
Oksigen 20,94
Argon 0,934
Neon 0,0018
Helium 0,00052
Metana 0,00010-0,00012
Kripton 0,0001
Hidrogen 0,00005
Xenon 0,000008
Ozon 0,000001-0,000004
139 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Kandungan mineral utama dalam air laut antara lain :
Klorida 18,980
Natrium 10,556
Sulfat 2,649
Magnesium 1,272
Kalsium 0,400
Kalium 0,380
Bikarbonat 0,140
Bromida 0,065
Strontium 0,013
Fluorida 0,001
Kalkopirit, CuFeS2
1 Tembaga Kalkosit, Cu2S Papua
Hematit, Fe2O3
Magnetit, Fe3O4
Pirit, FeS2
2 Besi Siderit, FeCO3 Cilacap
140 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Kriolit, Na3AlF6
1. PENGERTIAN
Terdiri dari 8 unsur, yaitu : Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si),
Phospor (P), Belerang / Sulfur (S), Klorin (Cl), dan Argon (Ar). Unsur Na, Mg, Al : logam, Si :
metaloid (semi logam), P, S, Cl, Ar : non logam.
2. SIFAT-SIFAT
Sifat Logam
Dari kiri ke kanan, sifat logam unsur perioda ketiga semakin berkurang, karena elek
tronegativitasnya semakin besar, sehingga semakin mudah membentuk ion negatif. Titik leleh
Na ke Si meningkat, pada P dan S menurun cukup drastik, karena adanya perbedaan struktur
kristal padatan-padatan tersebut. Si titik lelehnya tertinggi karena mampu membentuk struktur
kovalen raksasa.
Dari kiri ke kanan harga energi ionisasi (EI) semakin besar, semakin sukar melepas elektron,
sifat reduktornya semakin berkurang, sifat oksidator semakin bertambah. Na : reduktor terkuat,
Cl : oksidator terkuat. Unsur-unsur perioda ketiga memiliki lebih dari satu biloks.
Unsur-unsur perioda ketiga bisa bertindak sebagai asam maupun basa. Jika EI kecil unsur mudah
melepas elektron, sehingga elektron memusat di sekililing atom O, menyebabkan atom O bersifat
negatif. Sifat negatif O akan mengikat atom H yang bermuatan positif, sehingga terbentuklah ion
OH-.
141 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Aluminium (Al)
Sifat-sifat Aluminium
Banyak terdapat di alam sebagai mineral, misal bauksit (Al 2O3.2H2O), kriolit (Na3AlF6), feldspar
(K2O.Al2O3.3SiO2), dan tanah liat (Al2Si2O7.2H2O). Sifatnya yang ringan banyak dimanfaatkan
untuk peralatan rumah tangga, kerangka pesawat terbang dan bangunan modern. Berwarna putih
mengkilat, daya hantar panas dan listrik yang baik, amfoter, tahan korosi (membentuk lapisan
oksida, mencegah reaksi lebih lanjut), reduktor kuat.
Pembuatan Aluminium
Dibuat dari elektrolisis leburan Al2O3 dalam kriolit cair dengan elektroda C melalui 2 tahap : (1)
pemurnian, diperoleh oksidanya, (2) Al2O3 dicampur kriolit (menurunkan titik lebur dan sebagai
pelarut) lalu dilebur dan dielektrolisis (Proses Hall-Heroult).
Kegunaan Aluminium
Bahan konstruksi bangunan, kendaraan bermotor, kapal laut, pesawat terbang Bahan peralatan
dapur, seperti panci, sendok makan, dan sebagainya. Wadah kemasan biskuit, rokok, kembang
gula, dan sebagainya. Tawas (KAl(SO4)2.12 H2O) untuk menjernihkan air.
b. Silikon (Si)
Sifat-sifat Silikon
Di alam terdapat dalam bentuk senyawa silikat, seperti SiO2 / pasir / kuarsa, tanah liat
(Al2Si2O7.2H2O), juga pada asbes dan mika.
Pembuatan Silikon
Dibuat melalui reduksi SiO2 dengan C dalam tanur listrik, Si yang dihasilkan dimurnikan dengan
menambahkan gas Cl2, Gas SiCl4 yang dihasilkan direduksi dengan gas H2 (suhu tinggi), dan
menghasilkan Si murni.
Kegunaan Silikon
142 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Logam Si : bahan baku mikroprosesor (mikrochip), kalkulator saku, dan baterai solar.
SiO2 digunakan untuk membuat kaca (gelas). Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O) digunakan untuk
membuat semen Silikon karbida (SiC) digunakan sebagai bahan untuk gerinda pemotong
Natrium silikat (Na2SiO3) sebagai bahan pengisi pembuatan sabun atau deterjen.
Sifat-sifat Phospor
non logam yang cukup reaktif, tidak ditemukan dalam keadaan bebas.
Pembuatan Phospor
Persenyawaan Phospor
143 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Bereaksi dengan H2 membentuk fosfin (PH3). Fosfida terhidrolisis membentuk fosfin.
Kegunaan Phospor
P merah tidak beracun, stabil : dalam pembuatan korek api dan kembang api.
Sifat-sifat Belerang
Di alam, sebagai unsur bebas maupun dalam senyawanya (sulfida dan sulfat). Memiliki
2 allotrop, belerang rhombis (α), titik leleh 112,8oC dan belerangmonoklin (β), titik leleh
119,25oC.
Pembuatan Belerang
(1) Cara Sisilia : S yang ada di permukaan tanah / batu dipanaskan hingga melebur dan terpisah
dari batuan, lalu S dimurnikan dengan cara sublimasi.
(2) Cara Frasch : S yang ada di dalam tanah (di bumi) disemprot dengan hembusan air panas (±
1700C) melalui pipa bor di bawah permukaan tanah, sehingga menekan S cair ke atas. S yang
dihasilkan kemurniannya 99,5%.
Persenyawaan Belerang
Senyawa terpenting S : H2SO4, sebagai bahan baku pembuatan senyawa sulfat, membuat pupuk
superphospat, dan elektrolit pada aki kendaraan bermotor.
144 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
(1) Proses Kontak : bahan dasarnya gas SO2, katalisator V2O5, suhu 400oC. Asam sulfat yang
dihasilkan memiliki kadar 98%.
(2) Proses Bilik Timbal : bahan dasarnya gas SO2, katalisator uap nitroso (campuran NO dan
NO2). H2SO4 yang dihasilkan memiliki kemurnian yang lebih rendah dari proses kontak yaitu
80%.
Bahan baku pembuatan senyawa (NH4)2SO4 / pupuk ZA, MgSO4 (obat pencahar), ZnSO4 (obat
emesis / pembuat muntah), Al2(SO4)3 / tawas, FeSO4.7H2O (bahan pembuat tinta), pupuk
superphospat, elektrolit pada aki, dalam industri tekstil / bahan kulit / cat / obat-obatan.
Kelas/Semester : XII/ 1
Petunjuk pengisian.
145 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Nama/ Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
Rentang nilai :
Untuk 5 aspek yang dinilai, maka nilai maksimum 20, nilai minimum 4
Misalkan :
- Amat baik 16 – 20
- Baik 12 – 15
- Cukup 8 – 11
- Kurang 4- 7
146 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kelompok/
Nama
Menggunakan thermometer
Kerapian/ kebersihan
Mengukur waktu
Menuang larutan
Rangkaian Alat
Data percobaan
Melihat skala
Jumlah skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
Nilai 3 = baik
Nilai 2 = cukup
Nilai 1 = kurang
147 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lembar Observasi pada saat presentasi
Petunjuk pengisian:
DapatDimenger
kelompok/
Isinya Relevan
Penyajiannya
Kelengkapan
Tepat Waktu
Percaya Diri
Jumlah Skor
Kerja Sama
Terstruktur
Penyajian
Nama Menarik
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
20 – 25 B (baik)
14 – 19 C (cukup)
148 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
8 – 13 K (kurang)
KISI-KISI SOAL
149 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
unsur transisi periode 4.
3.8.1 Mengidentifikasi kelimpahan, Tertulis Objektiv Terlampir 3 1
kecenderungan sifat, manfaat,
serta cara mendapatkan unsur-
unsur golongan utama, unsur-
unsur periode 3 dan unsur
golongan transisi (periode 4).
3.8.2 Mengidentifikasi produk- Tertulis Objektiv Terlampir 4 1
produk yang mengandung
unsur-unsur golongan utama,
unsur-unsur periode 3 dan
unsur golongan transisi
(periode 4) tertentu.
Skor maksimum
Lampiran 2 :
Pertemuan 1
SOAL JAWABAN
1. Unsur-unsur di bawah ini yang …………
memiliki sifat pengoksidasi paling
kuat adalah …...
4. Semua unsur yang dikelompokkan …………..
dalam perioda ketiga sama-sama
150 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
memiliki tiga buah ......
5. Pada golongan gas mulia, unsur ………….
yang mempunyai energi ionisasi
terbesar adalah …...
6. Ammonia merupakan persenyawaan ………….
terpenting unsur nitrogen yang
memiliki sifat amfoter, artinya dapat
bereaksi dengan ......
Skor
No Kunci jawaban Skor
maksimal
151 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
melepaskan elektron. Akibatnya energi yang
diperlukan untuk melepas elektron (energi ionisasi)
semakin kecil. Jadi, unsur gas mulia yang memiliki
energi ionisasi terbesar adalah yang paling atas,
yaitu He.
Skor maksimum
152 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 3 :
Pertemuan 1
Penugasan :
153 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 1 :
Pertemuan II
Bahan Ajar
1. SIFAT-SIFAT
Terletak di gol IA pada SPU, di alam tidak dijumpai dalam keadaan bebas
(sangat reaktif). Na dan K banyak terdapat di alam sebagai senyawa, sedangkan
yang lain hanya sedikit. Energi ionisasi dan keelektronegatifannya kecil, Makin
besar nomor atom makin kecil energi kohesinya sehingga bersifat lunak, reduktor
154 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kuat, larut dalam larutan amonia, nyala bunsen berwarna spesifik. Penyimpanan
dalam minyak tanah / hidrokarbon yang inert (menghindari oksidasi O2).
2. PEMBUATAN ALKAL
3. PENGGUNAAN ALKALI
4. PERSENYAWAAN ALKALI
NaCl : bahan pengawet dan pembuatan senyawa yang lain. NaOH (soda api) :
pembuatan senyawa lain, bahan baku pembuatan sabun dan deterjen, dalam
industri kertas, rayon dan serat. Na2CO3 (soda) : dalam industri kaca, kertas,
detergen, untuk proteksi logam dan menurunkan kesadahan air. NaHCO 3 (soda
kue) : dalam pembuatan roti, menghilangkan bau tengik pada mentega,
menghilangkan gom pada sutera, menghilangkan lilin dan lemak pada bulu wol,
dan campuran bahan pemadam kebakaran.
155 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
selanjutnya, dengan asam encer membentuk garam dan membebaskan H 2, Be
bersifat amfoter, makin ke bawah hidroksidanya makin mudah larut, tetapi
karbonat dan sulfatnya sebaliknya, kestabilan karbonat terhadap pemanasan makin
bertambah.
156 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Sifat umum gas mulia
Energi
Nomor Jari-jari Titik leleh Titik
Unsur Lambang ionisasi
atom atom (Å) (K) lebur (K)
(kJ/mol)
Helium He 2 2.379 1,40 1(26 atm) 4
Neon Ne 8 2.087 1,54 25 27
Argon Ar 18 1.527 1,88 84 87
Kripton Kr 36 1.357 2,02 116 121
Xenon Xe 54 1.177 2,16 161 166
Radon Rn 86 1.043 ‒ 202 211
157 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
(X2 + 2e‒ 2X‒) (volt)
Kerapatan (gram/mL) 1,0 1,5 3,1 4,9
Sifat umum Be Mg Ca Sr Ba
Nomor atom 4 12 20 38 56
Konfigurasi elektron [He] 2s2 [Ne] 3s2 [Ar] 4s2 [Kr] 5s2 [Xe] 6s2
Titik leleh (K) 1.553 923 1.111 1.041 987
Titik didih (K) 3.043 1.383 1.713 1.653 1.913
Jari-jari atom (Å) 1,12 1,60 1,97 2,15 2,22
Jari-jari ion (Å) 0,31 0,65 0,99 1,13 1,35
Energi ionisasi I(kJ/mol) 900 740 590 550 500
Energi ionisasi II(kJ/mol) 1.800 1.450 1.150 1.060 970
Keelektronegatifan 1,57 1,31 1,00 0,95 0,89
Potensial elektrode (V)
M2+ + 2e− M −1,85 −2,37 −2,87 −2,89 −2,90
Massa jenis (g/mL) 1,86 1,75 1,55 2,6 3,6
Unsur
Na Mg Al Si P S Cl Ar
Sifat – sifat
Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18
Konfigurasi [Ne]3s [Ne]3s2 [Ne]3s [Ne]3s [Ne]3s2 [Ne]3 [Ne]3s2
[Ne]3s2
elektron 1
3p1 2
3p2 2
3p3 3p4 s2 3p5 3p6
Titik lebur (K) 371 924 933 1.683 317 392 172 84
Titik didih (K) 1.165 1.380 2.740 2.628 553 718 238,5 87
Jari-jari
1,86 1,60 1,43 1,11 1,09 1,04 0,99 -
atom (Ǻ)
Energi ionisasi
495 738 577 787 1.012 1.000 1.251 1.521
(kJ/mol)
158 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Afinitas elektron
21 −67 26 135 60 196 348 −
(kJ/mol)
Keelektronegatif
0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 −
an
Potensial
−2,71 −2,37 −1,66 − − − +1,36 −
elektrode (volt)
Pada suhu kamar senyawa halogen F2 merupakan gas tak berwarna, Cl2
sebagai gas berwarna hijau muda, Br2 merupakan zat cair berwarna
coklat yang mudah menguap, dan I2 merupakan kristal berwarna ungu
gelap (mendekati hitam) mengkilap seperti logam dan mudah
menyublim.
Mengidentifikasi warna nyala senyawa alkali
159 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
(a) (b) (c) (d)
Warna dari reaksi nyala senyawa logam alkali: (a) litium,(b) natrium,
(c) kalium, dan (d) sesium.
Prinsip
Prosedur
160 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
161 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 2 :
Pertemuan II
SOAL JAWABAN
1. Urutan kekuatan basa alkali yang …………
benar adalah …...
A. KOH > NaOH > LiOH
B. LiOH > KOH > NaOH
C. NaOH > LiOH > KOH
D. LiOH > NaOH > KOH
E. KOH > LiOH > NaOH
2. Sifat paramagnetik dari unsur transisi …………..
ditentukan oleh banyaknya ......
A. elektron tunggal pada orbital f
B. elektron tunggal pada orbital p
C. elektron tunggal pada orbital d
D. pasangan elektron pada orbital p
E. pasangan elektron pada orbital d
3. Unsur-unsur di bawah ini yang ………….
memiliki sifat pengoksidasi paling kuat
adalah …...
A. Na
B. Mg
C. Al
D. Si
E. Cl
4. Urutan kelarutan garam sulfat alkali ………….
tanah yang benar adalah ..….
A. CaSO4 > MgSO4 > BaSO4 > SrSO4
162 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
B. MgSO4 > CaSO4 > SrSO4 > BaSO4
C. MgSO4 > SrSO4 > CaSO4 > BaSO4
D. SrSO4 > CaSO4 > BaSO4 > MgSO4
E. BaSO4 > SrSO4 > CaSO4 > MgSO4
5. Hidrogen dapat bereaksi dengan ……………..
unsur transisi, karena hidrogen ……
A. titik didih dan titik lelehnya rendah
B. merupakan gas yang sangat ringan
C. memiliki ikatan hidrogen
D. dapat bereaksi dengan logam
E. jari-jari atomnya sangat kecil
Skor
No Kunci jawaban Skor
maksimal
Pembahasan :
Kunci jawaban : A
2. Pembahasan : 1 1
163 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
oleh unsur-unsur transisi, karena adanya elektron
bebas / tunggal di orbital d, sehingga mudah
diinduksi oleh medan magnet. Semakin banyak
orbital yang hanya berisi elektron tunggal semakin
kuat diinduksi oleh medan magnet (sifat magnetik
semakin kuat).Urutan kekuatan magnetik adalah
ferromagnetik > paramagnetik > diamagnetik.
Kunci jawaban : C
Pembahasan :
Kunci jawaban : E
Pembahasan :
Kunci jawaban : B
5. Pembahasan : 1 1
164 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kecil (0,037 nm), sehingga mampu menembus di
sela-sela partikel unsur transisi tanpa merusak
struktur kristalnya menghasilkan hidrida interstisi.
Kunci jawaban : E
Skor maksimum
Lampiran 3 :
Pertemuan II
PENUGASAN !
165 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
1. Mencatat atau merangkum materi berikutnya tentang Struktur, tata nama
senyawa.
2. Memahami apa yang dituliskan;
3. Mempresentasikan hasil rangkuman yang didapat.
166 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Materi Pokok : Senyawa Karbon
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanu-siaan, kebangsaan, kenega-raan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
167 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
karbon berdasarkan gugus fungsi
(haloalkana, amina, alkanol,
alkoksialkana, alkanal, alkanon,
asam alkanoat, dan alkil
alkanoat).
4.9.1 Merancang dan melakukan
percobaan tentang reaksi
identifikasi senyawa alkanol dan
alkoksialkana serta identifikasi
alkanal dan alkanon (misalnya
dengan larutan Fehling dan
Tollens) dan melaporkan hasil
percobaan.
4.9.2 Menyimpulkan hasil percobaan
pembuatan alkil alkanoat
(esterifikasi)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan menggunakan model problem based
learning yaitu suatu model yang berorientasi pada masalah siswa diharapkan
mampu menganalisis gambar: bahan pencucian kering (dry clean), spirtus,
kembang gula, formalin, obat bius, cat kuku, kloroform, cuka dapur, jeruk,
pisang dan lain-lain yang mengandung senyawa karbon.mampu
mengidentifikasi rumus struktur dan tata nama haloalkana, amina, alkanol,
alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat. Siswa
mampu mengidentifikasi isomer, sifat-sifat, reaksi identifikasi dan kegunaan
haloalkana, amina, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat,
dan alkil alkanoat. Siswa mampu mengidentifikasi kegunaan senyawa
alkohol dan kegunaan senyawa formalin tertentu. Siswa mampu
mengelompokkan senyawa karbon berdasarkan gugus fungsi (haloalkana,
amina, alkanol, alkoksialkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil
alkanoat), merancang dan melakukan percobaan tentang reaksi identifikasi
senyawa alkanol dan alkoksialkana serta identifikasi alkanal dan alkanon
(misalnya dengan larutan Fehling dan Tollens) dan melaporkan hasil
percobaan. Serta mampu menyimpulkan hasil percobaan pembuatan alkil
alkanoat (esterifikasi), serta mempunyai karakter religius, jujur,
brtanggungjawab dan mampu berkerjasama.
D. Materi Pelajaran
Alcohol dan alkoksi alkane (eter)
168 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Pengertian , gugus fungsi, rumus molekul,strukturalcohol dan
alkoksi alkana
Tatanama alcohol dan alkoksi alkana
Sifat fisik dan sifat kimia alcohol dan alkoksi alkana
Jenis alkohol dan alkoksi alkane
Kegunaan dan kerugian alkohol dan alkoksi alkana
169 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
G. Sumber Belajar
1. Buku teks kimia kelas XII karangan Unggul Sudarmo Bab 1 halaman
2−53, Erlangga
2. Sumber relevan lainnya.
H. Kegiatan Pembelajaran
Indikator pencapaian kompetensi Indikator pencapaian kompetensi
(IPK) dari KD 3.9 (IPK) dari KD 4.9
3.9.1 Menganalisis gambar: bahan 4.9.1 Merancang dan melakukan
pencucian kering (dry clean), percobaan tentang reaksi
spirtus, kembang gula, formalin, identifikasi senyawa alkanol dan
obat bius, cat kuku, kloroform, cuka alkoksialkana serta identifikasi
dapur, jeruk, pisang dan lain-lain alkanal dan alkanon (misalnya
yang mengandung senyawa karbon. dengan larutan Fehling dan Tollens)
3.9.2 Mengidentifikasi rumus dan melaporkan hasil percobaan.
struktur dan tata nama haloalkana, 4.9.2 Menyimpulkan hasil
amina, alkanol, alkoksi alkana, percobaan pembuatan alkil
alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkanoat (esterifikasi)
alkil alkanoat.
3.9.3 Mengidentifikasi isomer, sifat-
sifat, reaksi identifikasi dan
kegunaan haloalkana, amina,
alkanol, alkoksi alkana, alkanal,
alkanon, asam alkanoat, dan alkil
alkanoat.
3.9.4 Mengidentifikasi kegunaan
senyawa alcohol dan kegunaan
senyawa formalin tertentu.
3.9.5 Mengelompokkan senyawa
karbon berdasarkan gugus fungsi
(haloalkana, amina, alkanol,
alkoksialkana, alkanal, alkanon,
asam alkanoat, dan alkil alkanoat).
Pertemuan ke-1(3jp)
Kegiatan Deskripsi pembelajaran Alokasi waktu
Pendahulu 1. Siwa memberikan salam dan
an berdoa bersama guru
2. Guru mengabsen, mengondisikan
kelas dan pembiasaan
170 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3. Apersepsi: Guru menggali
pengetahuan siswa tentang 15 menit
senyawa karbon.
4. Memotivasi: siswa mengamati
gambar contoh benda-benda yan
mengandung senyawa karbon .
Senyawa hidrokarbon banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
171 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
masalah
172 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Pertemuan ke-2 (3jp)
Kegiatan Deskripsi pembelajaran Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Siswa memberikan salam dan 15 menit
berdoa bersama (sebagai Religius , jujur
implementasi nilai religius).
2. Guru mengabsen, mengondisikan
kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
3. Apersepsi: Guru menggali
pengetahuan siswa tentang materi
minggu lalu.
4. Memotivasi: siswa mengamati
gambar contoh benda-benda yan
mengandung senyawa karbon .
Senyawa hidrokarbon banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
173 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
menyelesaikan masalah
174 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Penutup 1. Peserta didik mendapat tugas 15 menit
untuk pertemuan selanjutnya.
2. Peserta didik melakukan post
test.
3. Berdoa sebelum mengakhiri
pelajaran dan memberi salam
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Penilaian sikap : observasi / pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : tes tertulis
c. Penilaian keterampilan : unjuk kerja
2. Bentuk penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : post test dan lembar kerja siswa
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
3. Instrumen penilaian (terlampir)
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bag peserta didik yang capaian
kompetensi dasarnya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilakasanakan melalui remedial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri
dengan tes
c. Tes remedial dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali
tes remedial belum mencapai ketuntasan maka remedial dilakukan
dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali
175 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut :
1) Siswa mencapai nilai n (ketuntasan) < n < m (maksimum)
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan
2) Siswa yang mencapai nilai n > m (maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan KD degan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
Mengetahui,
NIM. 150384204007
Lampiran 1
Bentuk instrumen dan Instrumen
g. Lembar Pengamatan Sikap
176 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/ 2
Petunjuk pengisian.
Tanggung jawab
Rasa ingin tahu
Nama/
Jumlah skor
Jumlah skor
Menghargai
Kelompok
Kerja sam
pendapat
toleransi
disiplin
santun
Nilaii
Jujur
Nilai
aktif
teliti
1.
2.
3.
4.
5.
177 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
No. Aspek yang dinilai
kelompok/
Kerapian/ kebersihan
Nama
Menuang larutan
Mengukur waktu
Data percobaan
Rangkaian Alat
Melihat skala
Jumlah skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
Nilai 3 = baik
Nilai 2 = cukup
Nilai 1 = kurang
Petunjuk pengisian:
178 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
kelompok/
DapatDimeng
Penyajiannya
Kelengkapan
Tepat Waktu
Jumlah Skor
Percaya Diri
Kerja Sama
Terstruktur
Penyajian
Menarik
Nama
Relevan
Isinya
Nilai
1.
2.
3.
4.
Kriteria penilaian:
20 – 25 B (baik)
14 – 19 C (cukup)
8 – 13 K (kurang)
KISI-KISI SOAL
179 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
jeruk, pisang dan lain-lain
yang mengandung senyawa
karbon.
180 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
alkanon (misalnya dengan
larutan Fehling dan Tollens)
dan melaporkan hasil
percobaan.
SOAL INSTRUMEN
spirtus
A.
formalin
B.
logam
C.
obat bius
D.
cat kuku
E.
2. Nama yang tepat untuk senyawa berikut ini adalah ....
181 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
3. Suatu senyawa dengan rumus molekul C 4H10O reaksinya dengan
logam Na menghasilkan gas H2 dan hasil oksidasinya bersifat
asam lemah. Senyawa tersebut adalah ....
182 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
E. Menggumpalkan lateks
10. Ester dibuat dengan reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara asam
karboksilat dengan ....
A. Alkohol
B. Formalin
C. Aldehid
D. Keton
E. eter
Kunci jawaban:
1. E
2. A
3. D
4. D
183 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
5. A
6. A
7. D
8. B
9. C
10. A
Lampiran 2.
184 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
- Penjepit tabung - Segitiga porselin
- Fehling A dan Fehling B yang sudah dicampur - Urine
C. Cara Kerja
1. Tes Tollens
a. Siapkan dua buah tabung reaksi.
b. Masukkan 2 mL formaldehid dalam tabung reaksi pertama dan 2
mL larutan aseton dalam tabung reaksi kedua.
c. Masukkan masing-masing 1 mL pereaksi Tollens pada kedua
tabung reaksi tersebut.
d. Kocok campuran tersebut, kemudian masukkan kedua tabung reaksi
tersebut dalam air panas selama 5 menit.
e. Amati dinding tabung sebelah dalam.
2. Tes Fehling
a. Siapkan dua buah tabung reaksi.
b. Masukkan 2 mL formaldehid dalam tabung reaksi pertama dan 2
mL larutan aseton pada tabung reaksi kedua.
c. Masukkan masing-masing 1 mL pereaksi Fehling pada kedua
tabung reaksi tersebut.
d. Kocok campuran tersebut, kemudian tempatkan tabung reaksi
dalam air panas selama 15 menit.
e. Amati reaksi yang terjadi.
3. Tes Urine
a. Siapkan dua buah tabung reaksi.
b. Masukkan masing-masing 2 mL urine dalam kedua tabung reaksi
tersebut.
c. Masukkan 1 mL pereaksi Tollens pada tabung reaksi pertama dan 1
mL pereaksi Fehling pada tabung reaksi kedua.
d. Kocok campuran tersebut, kemudian masukkan kedua tabung
tersebut dalam air panas.
185 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
e. Amati reaksi yang terjadi.
D. Hasil Percobaan
Pengamatan
identifikasi
Tes Tollens Tes Fehling
Formaldehid
Aseton
Urine
E. Analisa Data
1. Apakah hasil reaksi antara:
a. Formaldehid + tes Tollens c. Aseton + tes Tollens
b. Formaldehid + tes Fehling d. Aseton + tes Fehling
2. Apakah yang terjadi pada urine yang diteliti, dan dihubungkan dengan
penderita Diabetes Militus?
3. Apakah kesimpulan dari percobaan ini?
Lampiran 3.
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN 2
A. Tujuan Percobaan
Pembuatan alkil alkanoat (ester)
B. Dasar Teori
Ester merupakan senyawa turunan alkane yang mempunyai rumus
kimia CnH2nO2. Gugus fungsi ester berbentuk R-C-O-R. Ester berisomer
fungsi dengan asam alkanoat. Ester memiliki titik didih dan titik beku yang
lebih rendah dari titik didih dan titik beku asam karboksilat asalnya. Ester
suku rendah berupa zat cair yang berbau harum (aroma buah-buahan). Sifat
kimia ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alcohol dan
asam karboksilat. Reaksi hidrolisi merupaka kebalikan dari reaksi
186 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
pengesteran. Selain itu ester mudah direduksi oleh gas hydrogen menjadi
alcohol. Ester juga mudah terhidrolisis oleh basa kuat menjadi garam
karboksilat dan alcohol.
187 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
No. Tabung Campuran Aroma
1 1 Etanol + asam format +
asam sulfat pekat
2 2 Etanol + asam butirat +
asam sulfat pekat
3 3 Metanol + asam butirat +
asam sulfat pekat
4 4 Isobutanol + asam format +
asam sulfat pekat
F. Analisis Data
1. Ester dapat dihasilkan dari reaksi antara alkohol dan asam karboksilat.
Coba kamu kelompokkan bahan-bahan pada percobaan, manakah yang
termasuk senyawa alkohol dan mana pula yang termasuk senyawa asam
karboksilat?
2. Tulis reaksi antara etanol dan asam format! Senyawa apa yang dihasilkan?
3. Bagaimana aroma yang dihasilkan dari reaksi antara etanol dan asam
format?
4. Apa kesimpulanmu?
G. Pertanyaan
1. Mengapa reaksi antara alkohol dan asam karboksilat menghasilkan aroma
yang khas?
2. Cari senyawa-senyawa yang terkandung dalam zat aditif makanan seperti
dalam pemberi rasa pandan, stroberi, coklat, atau lainnya yang dijual di
pasaran!
188 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n K i m i a
Lampiran 4.
MATERI
A. Alkohol
Alcohol dan eter merupakan dua kelompok senyawa yang saling berisomer gugus fungsi.
1). Reaksi-reaksai alcohol adalah sebagai berikut:
1. Dengan logam aktif, misalnya dengan natrium, membebaskan hydrogen
2. Subtitusi OH oleh halogen jika direaksikan dengan HX
3. Oksidasi
4. Esterifikasi
5. Dehidrasi
6. Oksidasi alcohol primer membentuk aldehida
7. Oksidasi alcohol sekunder menghasilkan keton
8. Alcohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh pengoksidasi- pengoksidasi biasa.
2). Penggolongan alcohol
Berdasarkan letak gugus hidroksi (OH) terikat, alcohol dibedakan menjadi
tiga jenis, sebagai berikut:
a). alcohol primer,yaitu alcohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C primer
b). alcohol sekunder, yaitu alcohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C sekunder.
c). alcohol tersier, yaitu alcohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C tersier.
3). Tata nama alcohol
Secara umum, alcohol diberi nama alkanol karena merupakan senyawa turunan alkana
dengan mengganti atom H dengan gugus –OH. Tata nama alcohol menurut IUPAC dirumuskan
sebagai berikut.
a). nama alcohol disebut seperti alkana denagn mengganti akhirana dengan akhiran ol.
b). letak gugus –OH diberi nomor sesuai dengan nomor atom C yang mengikatnya.
c). pemberian nomor atom karbon diusahakan agar gugus –OH sedapat mungkin
mempunyai nomor yang kecil.
d). urutan penyebutannya adalah :nomor cabang dan nama cabang (jika ada) – nomor letak
gugus –OH - nama rantai utama.
4). Pembuatan alcohol