BIDANG KEGIATAN :
PKM-P
Diusulkan oleh:
TANJUNGPINANG
2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
Judul Kegiatan : KASIAT PUTIH TELUR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN DASAR
BAGUNAN MESJID DI PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG
Menyetahui
NIP. NIDN.
i
Abstrak
PENDAHULUAN
Salah satu bahan yang dapat digunkan untuk memperkokoh suatu bangunan adalah
menggunakan bahan putih telur. Dimana putih telur menurut King’ori (2012) merupakan
salah satu bagian dari sebuah telur utuh yang mempunyai persentase sekitar 58-60% dari
berat itu dan mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan kental dan lapisan encer. Bell and
Weaver (2012) menambahkan bahwa lapisan kental terdiri atas lapisan kental dalam dan
lapisan kental luar dimana lapisan kental dalam hanya 3% dari volume total putih telur
dan lapisan kental putih telur mengandung protein dengan karakteristik gel yang
berhubungan dengan jumlah ovomucin protein.
Ide pemanfaatan putih telur sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan tercetus
setalah melihat bagunan mesjid penyengat yang kokoh sampai saat ini. Sehubungan
dengan hal yang diuraikan diatas maka dalam pembuatan program kreativitas mahasiswa
kali ini adalah KASIAT PUTIH TELUR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN
DASAR BANGUNAN MESJID DI PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU
TANJUNGPINANG menjadi salah satu cara yang mampu mengurangi kekhawatiran
akan pencemaran udara akibat pembagunan dan tentunya dapat menghemat biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan suatu bahan bagunan yang tahan lama demi
memperkokoh suatu bangunan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dibahas sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah pendirian bangunan mesjid penyengat?
2. Bagaimana cara memanfaatkan putih telur sebagai bahan dasar bangunan mesjid
di pulau penyengat yang membuat bangunan menjadi kokoh?
3. Apa saja kandungan dalam putih telur tersebut sehingga bangunan dapat berdiri
kokoh?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang didapat maka penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sejarah berdirinya bangunan mesjid penyengat.
2. Mengetahui cara memanfaatkan putih telur sebagai bahan dasar bangunan mesjid
di pulau penyengat yang dapat membuat bangunan menjadi kokoh.
3. Mengetahui apa saja yang terkandung dalam putih telur tersebut sehingga
bangunan dapat berdiri kokoh.
1.4 Kegunaan
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti mengenai kasiat putih telur yang
digunakan sebagai bahan dasar bangunan mesjid di pulau penyengat kepulauan riau
tanjungpinang.
2. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan dan diharapkan mempu mengurangi jumlah limbah yang ada
dan khusunya limbah bangunan dengan memanfaatkan bahan seperti putih telur.
1.5 Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dari program ini adalah:
Peneliti mengharapkan luaran dari penelitian ini adalah berupa suatu contoh penelitian
yang dapat dikembangkan menjadi suatu solusi agar pemanfaatan putuh telur dapat
digunakan sebagai bahan dasar bangunan yang dapat memperkokoh bangunan. Selain itu
hasil penelitian akan menghasilkan makalah yang diseminarkan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masjid Raya Sultan Riau atau disebut juga Masjid Sultan Riau merupakan salah
satu masjid tua dan bersejarah di Indonesia yang berada di pulau Penyengat, Kota
Tanjungpinang, provinsi Kepulauan Riau. Masjid ini merupakan salah satu masjid unik
karena salah satu campuran bahan bangunan yang digunakan adalah putih telur. Masjid
Sultan Riau ini sudah dijadikan situs cagar budaya oleh pemerintah Republik
Indonesia.[1]
Masjid ini mulai dibangun sekitar tahun 1761-1812. Pada awalnya, masjid ini hanya
berupa bangunan kayu sederhana berlantai batu bata yang hanya dilengkapi dengan
sebuah menara setinggi lebih kurang 6 meter. Namun, seiring berjalannya waktu, masjid
ini tidak lagi mampu menampung jumlah anggota jemaah yang terus bertambah sehingga
Yang Dipertuan Muda Raja Abdurrahman, Sultan Kerajaan Riau-Linggga pada 1831-
1844 berinisiatif untuk memperbaiki dan memperbesar masjid tersebut.
Untuk membuat sebuah masjid yang besar, Sultan Abdurrahman berseru kepada
seluruh rakyatnya untuk beramal dan bergotong-royong di jalan Allah. Peristiwa
bersejarah itu terjadi pada tanggal 1 Syawal 1248 Hijriah (1832 M), atau bertepatan
dengan hari raya Idul Fitri. Panggilan tersebut ternyata telah menggerakkan hati segenap
warga untuk berkontribusi pada pembangunan masjid tersebut.
Orang-orang dari seluruh pelosok teluk, ceruk, dan pulau di kawasan Riau Lingga
berdatangan ke Pulau Penyengat untuk mengantarkan bahan bangunan, makanan, dan
tenaga, sebagai tanda cinta yang tulus kepada Sang Pencipta dan Sang Sultan. Bahkan,
kaum perempuan pun ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut sehingga proses
pembangunannya selesai dalam waktu yang cepat. Terbukti, fondasi setinggi sekitar 3
meter dapat selesai hanya dalam waktu 3 minggu.
3
dimakan hanya kuning telurnya saja. Karena menyayangkan banyaknya putih telur yang
terbuang, sang arsitek memanfaatkannya sebagai bahan bangunan. Sisa-sisa putih telur
itu kemudian digunakan sebagai bahan perekat, dicampur dengan pasir dan kapur,
sehingga membuat bangunan masjid dapat berdiri kokoh, bahkan hingga saat ini.
Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan kuning telur
(Jacqueline, et al, 2000). Cangkang dan putih telur terpisah oleh selaput membran,
kuning telur dan albumin terpisah oleh membran kuning telur. Rahayu (2003)
menyebutkan bahwa telur banyak dikonsumsi dan diolah menjadi produk olahan lain
karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan protein pada telur
terdapat pada putih telur dan kuning telur.
Putih telur merupakan sumber protein alam yang baik dengan kandungan protein dan
nutrisi yang tinggi diantaranya kalsium, fosfor, potassium dan zink tetapi juga dapat
digunakan sebagai bahan perekat yang kuat dan tahan lama. Dahulu sebelum semen
diciptakan manusia menggunakan berbagai bahan untuk membuat bangunan, salah satunya
yaitu mengguakan putih telur sebagai perekat agar tidak goyah.
Salah satu buktinya nyata putih telur digunakan sebagai bahan perekat adalah
penggunaannya pada pembuatan bangunan – bangunan di masa lampau seperti candi.
Dengan mencampurkan putih telur dengan air, tepung dan tawas putih telur bias menjadi lem
perekat yang kuat.
4
1. Sifat Mekanis
Sifat mekanis antara lain: kekuatan, kekerasan, keuletan dan ketangguhan.
Kekuatan adalah kemampuan suatu material dalam menerima beban, semakin
besar beban yang mampu diterima oleh material maka benda tersebut dpat
dikatakan memiliki kekuatan yang tinggi.
Dalam kurva stress-strain, kekuatan dapat dilihat dari sumbu-y (stress),
semakin tinggi nilai strees-nya maka material tersebut lebih kuat. Kurva yang
diberi label strongest (terkuat) digambarkan sebagai kurva yang memiliki nilai
sumbu-y tertinggi. Kemudian kurva yang diberi label toughest adalah kurva yang
memiliki nilai ketangguhan tertinggi. Ketangguhan suatu material dapat dilihat
dari luas daerah dibawah kurva stress-strain-nya. Semakin besar luas daerah
dibawah kurva, maka material tersebut dikatakan semakin tangguh. Ketangguhan
merupakan ukuran energi yang diserap sebelum terjadi perpatahan. Lalu untuk
keuletan material digambarkan dari kurva yang diberi label most ductile.
Keuletan menggambarkan bahwa material tersebut sulit untuk mengalami patah
(fracture) yang dalam kurva dapat dilihat sebagai kurva yang memiliki nilai
sumbu-x (strain/ regangan) tertinggi.
Ada beberapa lagi sifat mekanik material diantaranya kekerasan dan getas.
Kekerasan dapat diartikan ketahanan suatu material terhadap deformasi lokal,
misalnya ketahanan terhadap goresan. Bila suatu material digores maka yang
akan menerima beban adalah bagian permukaannya saja bukan keseluruhannya,
itulah mengapa goresan dikatakan hanya menghasilkan deformasi lokal.
Selanjutnya sifat getas dari suatu material dapat diartikan ketidakmampuan suatu
material untuk berdeformasi plastik. Material yang getas berarti bila diberi suatu
beban dia hanya akan berdeformasi elatik, dan selanjutnya akan mengalami patah
(fracture).
2. Sifat Termal
Dalam padatan, terdapat dua jenis energi termal yang tersimpan di dalamnya
yaitu energi vibrasi atom-atom di sekitar posisi keseimbangannya dan energi
kinetik yang dikandung elektron bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka
energi internal yang tersimpan dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh
kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi pada atom-atom dan elektron
5
bebas menentukan sifat-sifat termal padatan. Sifat-sifat termal antara lain;
kapasitas panas, pemuaian, konduktivitas panas.
6
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari
aktivitas panas bumi.
4. Zat putih telur
Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-
hari, yang merupakan sumber protein sekaligus memiliki kandungan asam amino
tertinggi bila dibandingkan dengan ikan , daging, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai
bentuk fisik bulat sampai lonjong dengan ukuran yang berbeda-beda, tergantung jenis
hewan, umur dan sifat genetiknya. Telur tersusun atas tiga bagian, yaitu kulit telur,
kuning telur dan putih telur.
a. Kulit Telur
Telur memiliki kulit yang keras dan tersusun dari garam-garam organik. Pada
bagian permukaan kulit terdapat pori-pori yang dilapisi kutikula yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan air dan mencegah masuknya mikroba
b. Putih telur
Terdiri dari 40% putih telur encer dan 60% putih telur kental. Bagian putih
telur tidak bercampur dengan kuning telur karena adanya kalaza yang
mengikat bagian kuning telur dan membrane vitelin yang elastis.
c. Kuning telur
d. Merupakan bagian yang paling penting dari telur, sebab bagian kuning telur
terdapat embrio hewan. Sehingga, bagian ini pun memiliki banyak zat-zat gizi.
Berat telur dapat berkurang disebabkan oleh penguapan air dan sebagian kecil
disebabkan oleh keluarnya CO2, NH3, N2 dan kadang-kadang H2S. Oleh
karena itu, penyimpanan telur sebaiknya dilakukan melalui pembekuan atau
pengeringan. Penyimpanan ini membuat telur lebih tahan lama, jika suhunya
dibawah 20oC. Pada telur segar posisi kuning telur ditengah, makin lama
peyimpanan posisi kuning telur akan bergeserke pinggir, bahkan semakin lama
disimpan kuning telur akan pecah disebabkan pecahnya membran vitelin
karena penurunan elastisitas dan penurunan kekentalan kuning telur.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam tahap persiapan mencakup pemilihan bahan dan persiapan seluruh alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan bahan dasar perekat putih telur.
Diantaranya: Putih telur: putih telur diperlukan untuk merekatkan pasir. Putih telur hanya
diperlukan dalam pembuatan bangunan nantinya berfungsi sebagai perekat. Selain itu
putih telur dipilih sebagai bentuk pemanfaatan limbah pembuatanan kue dan roti yang
hanya memerlukan kuning telurnya ke dalam bidang lain selain kuliner.
Penelitian ini memakan waktu selama 3 hari. Dengan langkah sebagai berikut:
1. Hari Pertama
a. Menyediakan pasir halus, abu sekam padi, tanah liat, semen dan putih telur
b. Membuat campuran putih telur dengan pasir halus dan semen, dengan
perbandingan 3:1, kemudian cetak diatas kertas manila yang telah dicetak
c. Mengulangi langkah b) dengan menggunakan camputan abu sekam padi,
semen dan putih telur
d. Mengulangi langkah b) dengan mengunakan campuran tanah liat, semen dan
putih telur
e. Mengulangi langkah b), c) dan d) tanpa mengunakan semen.
2. Hari Kedua
a. Melepaskan kertas manila dari cetakan
b. Menjemur di panas terik matahari.
3. Hari Ketiga
Menguji kekuatan bahan dengan mengunakan alat uji tekan.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penguji tekanan dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine kapasitas
5000kg memberikan beban yang diletakkan di atas sampel yang berbentuk selinder sehingga
pada alat tertera beban maksimal dalam satuan Kg yang dapat ditahan benda sampai sampel
retak. Besarnya tekanan merupakan perbandingan gaya tekan dengan luas penampang dan
luas penampang diukur dengan sangka sorong harga tekanan dikerjakan sesuai SNI.03-0691-
1996 dan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus (2-4).2 (Syamsiro, 2013)
Berdasarkan uji kekuatan yang dilakukan, setiap jenis semen menghasilkan tekanan yang
berbeda-beda. Tekanan yang dihasilkan oleh jenis semen dengan tambahan putih telur lebih
besar daripada jenis ekosemen tanpa putih telur. Untuk jenis campuran abu sekam padi, pasir
dan tanah liat lebih baik menggunakan putih telur agar menghasilkan tekanan yang lebih
besar.
9
Kesimpulan
Berdasarkan data diatas, campuran putih telur menghasilkan gaya tekan yang lebih besar
dibandingkan tanpa menggunakan putih telur. Dan, campuran semen dan pasir halus yang
memiliki gaya tekan yang besar antara tiga spesimen campuran. Sehingga untuk membuat
sebuah bangunan digunakan emen dan pasir halus seperti pada yang umumnya dilakukan.
BAB IV
10
4.2 Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2. Perancangan
dan
pelaksanaan,
pembuatan
3. Tahap Akhir
. a. evaluasi
b. Pembuatan
Laporan akhir
c. Penyerahan
Laporan Akhir
11
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, K., Fisika, P. S., Palopo, U. C., Opu, B. S., & Karaeng, D. M. (2011). UJI
KEKUATAN MATERIAL DENGAN INJEKSI, 2(1), 27–33.
Agustina, N., & Thohari, I. (2012). Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi ditinjau dari
pH , kadar air , sifat emulsi dan daya kembang Angel Cake, 23(2), 6–13.
Syamsiro. (2013). Pemanfaatan Limbah Plastik, 1–11.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Penyengat
12