Anda di halaman 1dari 16

Khutbah Wukuf di 

Arafah
‫هللا َو ْحدَ ُه َال رَش ِ يْ َك‬ ُ َّ‫ َوَأ ْشهَدُ َا ْن آل هَل َ ال‬، ‫َالْ َح ْمدُ ِِهلل اذَّل ِ ْي َج َع َل ْال َبيْ َت َمث َاب َ ًة ِللنَّ ِاس َوَأ ْمن ًا‬
ِ‫ ة‬2‫ ِه فَاَك َن َذاكِل َ ِم ْن ِن ْع َم‬2‫ا ِا َىل ِِإق ْبلَ ِت ِإ‬22َ‫ ًا َورَص َّ َف ُو ُج ْو َهن‬2 ‫ َل َح َّج ْال َبيْ َت ِم َن الرَّش ِ يْ َع ِة ُر ْكن‬2‫هَل ُ َج َع‬
‫را ًأمْس َ آ َء َربِّ ِه‬2ً 2‫ق َذا ِك‬2ِ 2‫ َاف اِب ْ ل َبيْ ِت ْال َع ِت ْي‬2‫ ْوهُل ُ َخرْي َ َم ْن َط‬2‫ْال ُع ْظ َمى َوَأ ْشهَدُ َأ َّن ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس‬
‫ َأ َّما‬، ‫ ِة‬2‫و ِم ْال ِق َيا َم‬2ْ َ ‫ ِه ِا َىل ي‬2‫ ِّل عَ َىل َس ِّي ِد َان ُم َح َّم ٍد َوعَ َىل آهِل ِ َوَأحْص َ ا ِب ِه َوَأتْب َا ِع‬2‫ َاللَّه َُّم َص‬، ‫ْاحلُ ْس َىن‬
‫ َّد ِة‬2‫ ُة الْ ُع‬2‫وى َويِه َ ِن ْع َم‬2َ ‫زا ِد التَّ ْق‬2‫ال‬ َّ َ ‫ َّن َخرْي‬2َ‫هللا ف‬ ِ ‫وى‬2َ ‫ ْيمُك ْ َون َ ْفيِس ْ ِب َت ْق‬2‫اس ُأ ْو ِص‬2ُ َّ‫ فَ َيآ َاهُّي َا الن‬: ُ‫ب َ ْعد‬
‫ِإ‬
. ‫ِل َي ْو ِم ْا ِمل ْي َعا ِد‬
Para tamu Allah, jamaah haji yang dirahmati Allah, Kaum
muslimin wa al-muslimat dhuyuufullah wa
dhuyuufurrohmaan…! Saudara-saudaraku yang sedang berada di
tanah suci, tanah Arafah, tanah yang diimpi-impikan oleh berjuta
bahkan bermilyar umat Islam di seluruh dunia.
Siang ini kita ditakdirkan oleh Allah berkumpul di tempat
yang mulia ini, tempat dimana setiap do’a pasti akan dikabulkan,
siapapun yang bertaubat di antara kita, Allah pasti menerimanya
dan mengampuni dosa-dosa kita, sebanyak apapun dosa-dosa itu
melumuri tubuh kita.
Di tanah ini pula, saat ini para dhuyufurrahman, Allah
membanggakan kita, hamba-hamba-Nya, dihadapan jama’ah para
malaikat.
“Hamba-hamba-ku datang kepada-ku dengan rambut kusut masai
dari setiap sudut negeri yang jauh. Wahai hamba-hamba-Ku,
berpencarlah kalian dari arafah dengan (membawa) ampunan-ku
atas kalian semua.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
َ ‫َما ِم ْن ي َ ْـو ٍم َأ ْكرَث ٌ ِم ْن َا ْن ي َ ْعـ َت ِق‬
‫هللا ِف ْي ِه َع ْبـدً ا ِم َن النَّ ِار ِم ْن ي َ ْو ِم َع َـرفَ ٍة‬
“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-
Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim dari Aisyah
RA).
Bahkan Rasulullah berkhutbah dengan penuh kesungguhan
dan mohon perhatian yang sangat dari jama’ah. Pentingnya isi
khutbah, sampai sampai di akhir khutbah Beliau mengangkat
telunjuknya ke langit dan menunjuk orang banyak
“Allahummasyhad... Allahummasyhad... Allahummasyhad..!” (Ya
Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah!)
Lalu Apa Kelebihan dan keistimewaan kita? Marilah kita
menengok sejenak diri kita ini. Kita hanyalah seonggok tulang
berbalut daging yang terus membungkus aib dan ma’shiyat di
sepanjang hari yang telah kita jalani.
          Tidak usahlah kita membayangkan yang jauh-jauh sekedar
membaca Al-Fatihah pun kita belum fasih. Shalat kerap tidak
khusyu’, membaca Qur’an hanya di ujung lidah. Berzikir tidak
sampai menyentuh hati bahkan ketika sujud pun, kita jarang ingat
kepada Allah. Entah mengapa kita dipilih menjadi orang yang bisa
bersimpuh di tanah Arafah ini? Mengapa wahai Saudaraku?
Semoga siapapun yang dihadirkan di padang ini tidak
terbesit sedikitpun dihatinya kebanggaan, kesombongan dan
keangkuhan sehingga merasa diri lebih baik dari yang
lain. Berhajinya kita bukan merupakan jaminan bahwa kita lebih
baik dari saudara-saudara kita di tanah air. Sungguh malu dan
sangat malu jika kita merenungi kehormatan dan kemuliaan
ibadah haji ini dengan kualitas diri kita yang sangat jauh dari
kepantasan kualitas diri kita yang sangat jauh dari kepantasan
kualitas seorang hamba yang shalih. Naudzu billah.
Bahkan semua ini bisa menjadi “hutang” yang harus kita
bayar dan kita pertanggung-jawabkan. Siapa tahu kita berada di
tanah suci saat ini justru berkat doa orang-orang yang shalih yang
memintakan ampunan untuk jenis manusia yang berlumuran
dosa seperti kita ini. Boleh jadi ampunan yang mereka mohonkan
untuk kita itulah yang kemudian mengantarkan kita berada di
tanah suci ini.
Dhuyufurrahman, Jama’ah Arafah, kaum muslimin dan muslimat
Rahimakumullah.
Padang Arafah hari ini seolah-olah tampil sebagai miniatur
padang Mahsyar, di mana manusia berkumpul di hadapan
kebesaran Allah SWT semuanya bertanggungjawab atas
perbuatan dan kelakuannya masing-masing. Pangkat, jabatan dan
harta kekayaan yang selama ini kita kejar ternyata tidak bisa
menyelamatkan kita, bahkan keluarga terdekat kita selama ini
yang kita manjakan ternyata juga tidak bisa berbuat apa-apa,
untuk membantu kita pada hari itu. Malah tidak jarang semua itu
menjadi alasan dan penyebab untuk menyiksa kita.
Di Padang Arafah ini, kita pun telah menanggalkan atribut
sosial kita, semua jabatan dan pangkat kita lepaskan pada hari ini.
Yang melekat di badan kita hanyalah dua lembar kain putih.
Kondisi seperti ini mengingatkan kita pada alam Barzakh. Di alam
Barzakh nanti kita hanya ditemani kain kafan yang membungkus
kita. Tiada yang kita harapkan dari Wuquf kita saat ini, juga
ibadah haji kita secara keseluruhan kecuali terampuninya dosa-
dosa kita dan terhapusnya kesalahan-kesalahan kita yang sudah
melumuri sekujur “tubuh” kita, sebab kita sadar betul apalah
artinya hidup dengan lumuran aib dan dosa yang melekat di
tubuh ini. Naudzubillah.
Dosa telah membuat manusia harus kehilangan keberkahan
dalam hidupnya, juga keberkahan dalam rizki, harta dan apa saja
yang dimilikinya akibatnya manusia kehilangan ketenangan juga
kebahagiaan justru di tengah–tengah genangan materi yang
mengitarinya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan hati nuraninya,
sehingga mereka berbuat, berbicara, mendengar dan melihat
bukan lagi karena dorongan hati nurani, melainkan karena
kepentingan hawa nafsunya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan kepekaan
terhadap sesama, nilai-nilai kasih sayang yang selama ini
dijunjung-luhurkan dalam kehidupan sesama manusia telah
berubah, berganti menjadi kebencian dan permusuhan bahkan
pertikaian saling jatuh menjatuhkan. Kedengkian pun akhirnya
menjadi penyakit epidemik, senang melihat yang lain susah dan
susah melihat yang lainnya senang.
Dosa telah membutakan mata hati manusia, sehingga
mereka tidak lagi bisa membedakan antara yang benar dan salah,
haram dan halal,  haq dan batil. Akibatnya mereka kehilangan
rasa bersalah saat berbuat salah, tiada beban saat berbuat dhalim
kepada sesama, bahkan banyak di antara mereka bisa merasakan
nikmatnya makanan hasil mencuri, sembari membanggakan
kepada orang lain.
Dosa telah membuat manusia kehilangan rasa takut kepada
Allah, juga kepada balasan buruk di akhirat kelak. Mereka juga
kehilangan rasa cinta kepada Allah juga kepada kebaikan. Saat
rasa takut kepada Allah menghilang maka akan hadirlah rasa
takut kehilangan dunia, dan ketika rasa cinta kepada Allah pun
tergadaikan maka akan muncullah rasa cinta terhadap dunia.
Dosa telah menggiring manusia kejurang-jurang kehinaan
yang membuat mereka kehilangan kemuliaan yang tersimpan
dalam nilai-nilai kemanusiaan dirinya.
Para Hujjaj Dhuyufullah sekalian yang dirahmati Allah.
Masih banyak yang bisa kita sampaikan tentang akibat dari dosa
ini, yang intinya adalah mewabahnya musibah demi musibah
yang menimpa tidak hanya umat manusia tapi juga kemanusiaan
dirinya; musibah tersebut diawali dengan merebaknya berbagai
krisis, dimulai dengan krisis aqidah yang melahirkan krisis moral
dan krisis-krisis yang akhirnya mendamparkan manusia pada
krisis peradaban. Allah Ta’ala berfirman :
ۡ ۡ ۡ
ِ َّ‫ظَهَ َر ٱلفَ َسا ُد فِي ٱلبَ ِّر َوٱلبَ ۡح ِر بِ َم ا َك َس بَ ۡت َأ ۡي ِدي ٱلن‬
َ ‫اس ِليُ ِذيقَهُم بَ ۡع‬
‫ض‬
٤١ ‫ُون‬ ْ ُ‫ٱلَّ ِذي َع ِمل‬
َ ‫وا لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ِجع‬
“Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut diakibatkan
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagai akibat perbuatan mereka, agar mereka
kembali” (Arrum : 41)
Melihat akibat-akibat dosa yang sedemikan mengenaskan
lagi mencemaskan ini, sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk
mengakhirinya saat ini juga dan kita hapus. Kelamnya masa silam
dan kelabunya masa lalu dengan taubat nasuha. Kita buka
lembaran hidup baru yang sarat dengan warna putih yang
mencerahkan  lagi menenangkan hati.
Tamu-tamu Allah yang dirahmati-Nya…!
Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup di dunia ini.
Namun hidup saat ini hanyalah bermakna menjalani sisa umur
belaka. Bertambah waktu bagi kita adalah satu langkah
mendekati liang kubur. Entah sampai kapan Allah mengaruniakan
sisa umur ini untuk kita. Boleh jadi ada di antara kita yang oleh
Allah diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi. Mungkin
di antara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini,
atau beberapa pekan ini, atau boleh jadi ada di antara kita yang
oleh Allah diberi kesempatan untuk menghuni tanah haram ini
sebagai tanah peristirahatan menunggu saat-saat dibangkitkan di
hari kiamat nanti.
Saudara-saudaraku sekalian yang dikasihi Allah !
Sungguh alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini, umur yang
penuh dengan kasih sayang Allah, hari-hari yang kita lalui selalu
sarat  dengan maghfirah dan rahmat Allah.
Alangkah indahnya jikalau di sisa umur ini kita menjadi ahli
sujud, yang selalu rindu bersujud kepada Allah, alangkah
beruntungnya jika lidah ini selalu basah menyebut kalimah Allah,
alangkah bahagianya adaikata hari kita ini hari yang penuh
keikhlasan, apapun yang kita lakukan  hanya Allah saja yang kita
tuju, hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang bersemangat
untuk memperbaiki diri agar dicintai oleh Allah, hari-hari yang
tersisa menjadi hari-hari yang bersemangat untuk
mempersembahkan yang terbaik untukNya, agar bisa menjadi
bekal pulang.
Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang tersisa ini menjadi
hari-hari yang penuh dengan kemuliaan, penuh dengan kebaikan,
kita menantikan saat kepulangan kita dengan penuh harap agar
bisa wafat husnul khatimah.
Hadirin Hadirat sekalian !
Alangkah indahnya jikalau malaikat Maut menjemput kelak,
tubuh kita sudah bersih dari dosa, aib-aib sudah terhapus, orang-
orang yang kita sakiti sudah mau memaafkan kita, tidak ada harta
haram yang melekat pada tubuh ini. Alangkah bahagianya jika
malaikat menjemput kelak, tubuh kita terbasuh air wudhu, air
mata kita sedang menetes merindukan Allah, lidah kita sedang
lirih nan syahdu menyebut nama Allah, keringat bahkan darah
kita sedang bersimbah di jalan Allah. Alangkah beruntungnya
andaikata saat kepulangan nanti kita benar-benar sudah siap,
bekal cukup.
Duhai alangkah bahagianya kalau di akhirat nanti kita
dipanggil Allah dengan seindah-indah panggilan. Kita
dipertemukan oleh-Nya dengan kekasih-kekasih-Nya tercinta,
para nabi rasul, juga syuhada’ dan shalihin. Alangkah damainya
jika diakhirat nanti kita bertemu denga Rasul kekasih kita
Muhammad SWT, hidup bertetangga dengan beliau di surga Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Namun sebaliknya, alangkah malangnya bagi orang yang
mati dalam keadaan tidak terampuni, dosa berlimpah, aib
menggunung, kenistaan bagai berselimut yang membungkus,
mati dalam keadaan munafik. Mati di tempat ma’shiyat
(na’uudzubillah).
Wahai saudaraku, mau kemana lagi, hidup di dunia hanya
mampir sebentar, bukan di sini tempat kita yang
sebenarnya. Lihatlah anak-anak kecil sudah mulai hadir,
merekalah yang akan menggantikan kita. Mungkin di antara kita
ada yang beberapa tahun lagi, atau beberapa bulan lagi, atau ini
mungkin hari terakhir kita. Bisa jadi besok kita tidak bangun lagi.
Siapkah andai malam nanti malaikat Maut datang menghampiri
kita? walau bagaimanapun kita harus siap, karena kita pasti akan
mati. Kita sering sekali  mempermainkan ampunan Allah, kita
bertaubat, sesudah itu kita langgar perintah Allah, kita terjang
larangan Allah.
Pada siang ini kita berkumpul disini ingin mengikrarkan
sebagai manusia yang terpanggil dengan julukan manusia yang
beriman, sebagai manusia baru yang telah dicelup 40 hari
lamanya, sebagaimana manusia yang menyambut seruan dan
panggilan Allah SWT 40 hari lamanya telah dibakar hangus dosa
yang pernah kita lakukan, baik disadari ataupun tidak disadari.
Haru hati kami ya Allah pada siang ini, telah berbaur antara
sedih dengan gembira. Sedih karena kami harus berpisah dengan
Padang Arafah yang penuh barakah. Sedih karena mungkin kami
harus mengarungi berbagai hidup yang mungkin akan ganas,
khawatir kalau-kalau kami tidak kuasa menghadapinya. Kami
ingat pada orang tua yang telah tiada, ingat pula pada
handai taulan, tetangga, kawan karib dan jama’ah yang telah
mendahului kami, kami ingat semua.
Terbayang pada ingatan kami perilaku yang tidak senonoh
yang pernah kami lakukan. Ampuni ya… Allah dosa-dosa kami.
Kami tak kuasa menderita akibat panasnya api neraka, namun
dibalik semua itu perasaan gembira kami meluap karena siang ini
kami masih diberikan kesempatan untuk berkumpul
bersama ikhwan al-Mu’minun.
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Betapa cepat roda perubahan mengitari kita. Di tahun lalu banyak
di antara kita yang masih tampak segar bugar, namun kini telah
terkulai lemah tidak berdaya. Bahkan ada pula tetangga Jama’ah
Haji bersebelahan, atau Jema’ah Haji yang telah mendahului kita.
Kita tidak pernah menyadari kapan giliran itu tiba pada kita,
sekalipun ajal itu datang tanpa permisi, masih juga kita
beranggapan bahwa kematian hanya terjadi pada orang lain. Di
antara kita ada yang masih mampu shalat berjama’ah setiap saat
di tahun lalu, akan tetapi di tahun ini kemampuan fisiknya sudah
menurun. Di tahun lalu ada yang masih mampu berjalan
mengunjungi berbagai pengajian, namun di tahun ini sudah tidak
berdaya. Bagi mereka ini kita panjatkan do’a semoga Allah
memberikan tempat yang baik di Jannatun-Na’im
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Patut kita syukuri nikmat berkumpul di Padang Arafah seperti ini,
yang entah berapa kali kita mengalaminya, hanya Allah yang
mengetahuinya. Hati tak ingin cepat mati, namun ajal tak dapat
ditolak. Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang sampai
hari ini.
Allahu akbar 3x Walillahilhamd !
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah  !
Cukup pedas peringatan demi peringatan yang mudah-mudahan
menggugah kita untuk dapat hidup seimbang. Islam tidak
menghendaki kaum Muslimin melulu memikirkan kematian dan
kehidupan akhirat. Islam mengatur kehidupan kita di dunia ini.
Agama Islam adalah agama aturan hidup, bukan aturan mati.
Diaturnya agar setiap insan hidup tertib. Untuk dapat hidup tertib
diperlukan sarana fisik dan material. Bahkan Allah SWT.
berfirman  dalam Al-Qur’an :
ِ ‫ض ِل ٱهَّلل‬ ْ ‫ض َو ۡٱبتَ ُغ‬
ۡ َ‫وا ِمن ف‬ ِ ‫ُوا فِي ٱَأۡل ۡر‬
ْ ‫ٱلص لَ ٰوةُ فَٱنتَ ِش ر‬ َّ ‫ت‬ ِ َ‫ض ي‬ ِ ُ‫فَ ِإ َذا ق‬
َ ‫يرا لَّ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِح‬
١٠ ‫ُون‬ ْ ‫َو ۡٱذ ُكر‬
ٗ ِ‫ُوا ٱهَّلل َ َكث‬
“Sekiranya shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di bumi
sambil mengharap karunia Allah. Dan berzikirlah sebanyak-
banyaknya, semoga kalian beruntung”. (QS Al-Jumu’ah : 10).
Hadirin Jamaah  Haji yang Dimuliakan Allah …!
Tatkala Rasulullah SAW usai melontar ‘Aqabah, seorang sahabat
berkata, “wahai Rasulullah, saya telah bercukur namun saya
belum menyembelih”. Rasulullah berkata, “lakukanlah dan tidak
ada beban bagimu (tidak apa-apa)”. Sahabat yang lain berkata,
“Saya baru melempar setelah sore”. Puluhan orang bertanya
mengajukan cara berhaji yang termudah untuk mereka dan
Rasulullah selalu menjawab, Laa Haraj. Abdullah bin Amir pernah
menghitung dan tidak kurang dari 24 cara; bercukur sesudah
melempar, bercukur sebelum melempar, thawaf ifadhah sebelum
melempar dan lain sebagainya. Jadi, jelas bahwa Rasulullah SAW
menghendaki kemudahan dalam ibadah jasmaniah ini, suatu
ajaran yang maha bijak yang perlu diteladani dan diejawantahkan
dikemudian hari.
Para Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah … !
Kita ingin lebih dalam lagi memahami makna Haji Mabrur yang
menjadi dambaan setiap orang. Mabrur berasal dari kata “birrun”
yang berarti “baik”. Sebab orang Arab selalu menggunakan kata
“birrun” dengan arti “kebaikan”.  Sebagaimana tertuang dalam Al-
Qur’an surah ke-3 ayat 92:
ْ ُ‫ُّون َو َما تُنفِق‬
‫وا ِمن َش ۡي ٖء فَِإ َّن ٱهَّلل َ بِ ِهۦ‬ ْ ُ‫وا ۡٱلبِ َّر َحتَّ ٰى تُنفِق‬
َ ۚ ‫وا ِم َّما تُ ِحب‬ ْ ُ‫لَن تَنَال‬
٩٢ ‫يم‬ٞ ِ‫َعل‬
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (birru), sebelum
kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. dan apa
saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya. (Ali ‘Imran : 92).
Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa kebajikan adalah
kepedulian terhadap lingkungan sosial. Sebab semua ajaran Islam
dirancang untuk memperkuat hubungan pribadi dengan Allah
dan sekaligus memperkuat aspek kehidupan konsekwensinya
berupa hubungan baik dengan sesama manusia.
Sedangkan dimensi haji adalah urusan dengan Allah, namun
efek yang ditimbulkan darinya adalah penuh dengan nilai-nilai
kemanusiaan, sebagaimana termaktub dalam pidato perpisahan
Rasulullah SAW. Sedangkan makna dari “Haji Mabrur” adalah,
ibadah haji yang diterima oleh Allah. Haji yang diikuti dengan
kebaikan-kebaikan. Adapun janji janji Allah kepada jamaah haji
yang memperoleh kualitas mabrur tiada lain adalah Al-Jannah
(surga). Sebagaimana ternukil dalam sebuah hadits :
‫َاحل َُّج ْاملَب ْـ ُر ْو ُر لَيْ َس هَل ُ َج َزآ ٌء الَّ ْاجلَـنَّ ُة‬
‫ِإ‬
Haji mabrur tiada balasan kecuali syurga.
Hadirin Jamah Haji Yang Berbahagia ….!
Rasulullah SAW. menyatakan bahwa tanda haji mabrur adalah
amalnya setelah haji lebih baik dari pada sebelumnya :
ِ ‫مَع َ هُل ُ ب َ ْعدَ ْاحلَ ِّـج َخرْي ٌ ِم ْن قَ ْبـهِل‬
Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda di dalam
hadist Qudsi: “Jika hamba-ku mendekatkan diri kepada-Ku satu
jengkal maka aku mendekatkan diri-Ku sehasta dan apabila ia
mendekatkan diri kepada- Ku satu hasta Aku mendekatkan satu
lengan dan bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan aku datangi
ia dengan berlari, Allah berfirman: barang siapa lalai dari
mengingat Yang Maha Rahman maka syaitan akan
menyesatkannya dan ia menjadi sahabatnya”.
Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini kita semua
mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT. Mudah-
mudahan kita kembali ke tanah air dalam keadaan bersih dan suci
bagaikan anak yang baru lahir, mendapatkan Haji Mabrur.
DhuyufuRahman yang dirahmati Allah SWT.
Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar, inilah kami hamba-
hamba-Mu ya Karim, Hamba-Mu yang berlumur dosa bergelimang
maksiat, kini memohon kepada-Mu, wahai Yang Maha Rahman,
betapapun kami tidak bisa melihat-Mu, tapi bukankah Engkau
sedang menatap kami. Engkau sudah tahu persis apa yang kami
lakukan. Mata berumur ma’shiyat, telinga berlumur dosa. Engkau
sudah mendengar seda kata yang terucap lisan ini. Engkau tahu
persis setiap kebohongan kami. Engkau telah mengetahui janji
yangtidak kami tepati. Rabb, Engkau pun tahu apa yang dilakukan
oleh tubuh ini. Semua ma’shiyat yang pernah dilakukan telah
Engkau saksikan semuanya. Malu rasanya dihadapan-Mu ya Allah,
tubuh di depan-Mu ini kami kotori dengan ma’shiyat, kami lumuri
dengan aib.
Ya Allah, Engkau tahu kebusukan hati kami, sering
menyombongkan apa yang kau titipkan, memamer-kan, riya, hati
penuh kedengkian.
Ya Allah, kami ingin merubah semuanya. Kau tahu betapa cape
hidup seperti ini, betapa menderita hidup jauh dari-Mu, betapa
sengsara hidup bergelimang dosa dan ma’shiyat.
Rabb, jadikan saat ini benar-benar jadi saat ini benar-benar jadi
saat kau rubah diri-diri kami, dari si busuk berlumur dosa
menjadi orang yang terpelihara dengan Karunia-Mu,dari hamba-
Mu yang nista berlumur aib, menjadi orang yang mulia disisi-Mu,
dari si malas, lalai, menjadi orang yang terpelihara dengan
karunia-Mu, dari si dungu yang tiada berilmu menjadi orang yang
benar-benar kau selimuti dengan ilmu-Mu, ya Allah.
Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan-Mu…
َ‫د‬22‫ ًة ِع ْن‬2‫ َو َرا َح‬، ‫و ِت‬2ْ 2َ ‫ َل ْامل‬2‫ ًة قَ ْب‬2َ ‫ َا … َوت َْوب‬2‫ ْو ًحا اَي لَهَن‬2‫ ت َْوب َ ًة ن َُص‬، ‫َاللَّه َُّم ِااَّن ن َ ْسَأكُل َ ت َْوب َ ًة ن َُص ْو ًحا‬
ِ‫ا َة م َن‬22‫و َز اِب لْ َجنَّ ِة َوالنَّ َج‬2ْ 2‫ ِاب َو ْال َف‬2‫دَ ْا ِحل َس‬22‫و ِع ْن‬2‫ َِإ‬2‫ َوالْ َع ْف‬، ‫و ِت‬2ْ 2َ ‫دَ ْامل‬22‫ ًة ب َ ْع‬2َ ‫ر ًة َو َرمْح‬2َ 2‫ َو َم ْغ ِف‬، ‫ْامل َ ْو ِت‬
… ‫النَّ ِار‬
Ya Allah, berikan keteguhan bagi kami ya Rabb. Jangan biarkan
kami tergelincir ya Allah dalam kema’shiyatan, jangan biarkan
kami jatuh oleh godaan ya Allah, jangan biarkan kami terperosok
dalam nafsu yang menjerumuskan, berikan kekuatan kepada kami
untuk menjaga diri ya Allah. Kami ingin selamat ya Allah…
Rabb, jangan biarkan nafsu menggelincir kami dari jalan-Mu,
jangan biarkan cinta kami kepada makhluk-Mu membuat kami
menghianati-Mu, jangan biarkan dunia ini menipu, menyilaukan
dan memperdaya kami.
Rabb, karuniakan kepada kami indahnya hidup bersama-Mu…
Rabb,  jadikan sisa umur ini menjadi orang yang benar-benar
terpesona kepada-Mu, menjadi orang yang selalu merindukan-
Mu, menjadi orang yang tak bisa melupakan-Mu. Jadikan hari-hari
yang kami jalani hari-hari yang sibuk berbekal pulang kepada-Mu.
Selamatkan orang tua kami ya Allah, tidak berhenti kami
mendoakan keduanya, darah dagingnya melekat di tubuh
kami. Shalihkan yang belum shalih, muliakan yang terhinakan
Islamkan yang belum Islam, pertemukan bagi yang belum
bertemu dengan orang tuanya di tempat yang berkah.
Ya Allah, ampuni yang orang tuanya berlumuran dosa. Jadikan
sisa umurnya menjadi orang mulia di sisi-Mu. Jadikan akhir
hayatnya husnul khatimah, lindungi dari siksa kubur ya Allah,
jangan….jangan biarkan teraniaya di kubur ya Allah, jadikan ahli
surga-Mu ya Allah. Golongkan kami menjadi anak yang tahu balas
budi, cegahlah kami dari perbuatan durhaka sekecil apapun.
Ya Allah, selamatkan hamba-hamba-Mu yang berbuat kebaikan
kepada kami, juga selamatkan kaum muslimin yang pernah kami
sakiti selama ini, berilah hatinya ridha dan mau memaafkan
kami. Selamatkan kaum muslimin yang pernah menyakiti kami.
Golongkan kami menjadi pemaaf yang tulus.
Ya Allah, lindungi kami dari sifat kikir, lindungi kami dari sifat
amarah, lindungi kami darikemunafikan ya Allah.Lindungi kami
dari perilaku dzalim kepada siapapun.
Ya Allah, jadikan saat ini saat kau ijabah doa-doa. Kepada siapa
lagi ya Allah kami meminta? Sedangkan Engkau penggenggam
jagat ini, sedangkan Engkau pemilik segala kejadian. Pada siapa
lagi kami berharap selain kepada-Mu. Jamulah siapapun yang
bermunajah dimanapun dengan Kau ijabah doanya ya Allah.
Ya Allah, kami ingin bisa pulang selamat, kami ingin bisa pulang
selamat, kami ingin bisa pulang kepada-Mu ya Allah. Ya Allah
lapangkan yang dilanda kesulitan, cukupi yang kekurangan rizki
ya Allah, mudahkan yang sedang dililit kesulitan, bayarkan yang
dihimpit hutang piutang, bahagiakan yang sedang dirundung
kesusahan, angkat derajat yang selalu dihina direndahkan.
Lindungi yang teraniaya, khususnya saudara-saudara kami di
Palestina dan seluruh masyarakat Muslim di Dunia. Teguhkan
iman saudara-saudara kami ya Allah. Karuniakan kesabaran,
kemenangan bagi hambamu ya Allah. Kembalikan Masjidil
‘Aqsha kepada umat-Mu ya Allah. Rabb, Engkaulah penggenggam
musuh-musuh-Mu ya Allah. Rabb, karuniakan kepada kami
berbuat sesuatu untuk kemuliaan agama-Mu, untuk hambamu ya
Allah.
Ya Allah berikan kemudahan untuk ibadah kepada kami.
Karuniakan shalat yang khusyu’, hati yang ikhlas, orang yang
cerdas, sehatkan lahir bathin kami. Ya Allla, sembuhkan yang
sedang ditimpa sakit.
Ya Allah, bagi yang masih berpikir jahat balikkan hatinya ya Allah,
bagi yang masih durhaka bukakan kalbunya ya Allah, bagi yang
berlumuran ma’shiyat tuntun ke jalan-Mu, bagi yang masih kufur
beri hidayah ya Allah, mereka juga hamba-hamba-Mu ya Allah.
Ya Allah, berikan kesanggupan kepada kami untuk mengajak
hamba-hamba-Mu ke jalan-Mu.
Ya Allah, jadikan saat ini menjadi salah satu saat yang Engkau
sukai, saat Kau beri hidayah yang masih tersesat, Kau ampuni
yang berlumuran salah dosa. Kau cahaya qalbu yang gulita.
‫َربَّن َا ه َْب لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِاجنَا َو ُذ ِّراَّي ِتنَا قُ َّر َة َأ ْعنُي ٍ َوا ْج َعلْنَا ِللْ ُمتَّ ِقنْي َ َما ًما‬
‫ِإ‬
Karuniakan pendamping yang merindukannya, pernikahan yang
berkah, rumah tangga yang sakinah, keturunan yang shalih
shalihah, jangan terlahir dari diri kami keturunan yang durhaka.
Ya Allah, jangan biarkan rumah tangga kami menjadi rumah
tangga yang penuh bencana. Ya Allah titipkan kepada kami
keturunan yang lebih baik dari pada kami di hadapan-Mu. Jangan
biarkan ada anak-anak yang mencoreng aib di wajah kami.
Ampuni jika kami salah mendidik mereka, ya Rabb. Ya Allah,
jangan biarkan anak-anak kami menghujat kami kelak di akhirat-
Mu mulia, dengan Kau masukkan kami semua bersama mereka ke
dalam Surga-Mu.
Ya Allah, andaikata bala bencana yang menimpa diri kami, negri
kami, karena perbuatan ma’shiyat yang kami perbuat, jadikanlah
saat ini saat ampunan, ya Allah. Ampuni sebusuk apa pun diri
kami, ampuni sebanyak apa pun dosa yang kami perbuat. Ampuni
segala apapun masa lalu kami, ampuni segala apapun aib-aib yang
kami sembunyikan selama ini.
Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu
meremehkan keangungan-Mu, melupakan kasih saying-Mu.
Ampuni jika ni’mat yang Kau berikan, kami gunakan untuk
berkhianat kepada-Mu. Ampuni jikalau kami begitu sombong
kepada-Mu, ampuni amal-amal kami yang amat jarang ini: shalat
kami yang hampir tiada khusyu’, ampuni shadaqah kami yang
amat kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada orang tua
kami. Engkau Yang Maha Mengetahui luka dihatinya. Ampuni
jikalau orang tua kami menyesal melahirkan kami. Ampuni ya
Allah, jikalau kami sering melukai dan melalaikannya. Ampuni
jika ada orang yang terhina dan tersesat karena lisan kami,
ampuni andaikata ada harta haram, makanan haram yang
melekat pada tubuh kami ya Allah. Hapuskan semuanya ya Allah.
Rabb, selamatkan bangsa kami ini ya Allah, karuniakan pemimpin
yang adil, pemimpin yang mencintai-Mu, mencintai umat-Mu.
Ya Allah, muliakan agama-Mu ini. Jadikan Isla menjadi jalan
keluar bagi krisis yang melanda Bangsa kami. Jangan biarkan
musuh-musuh-Mu menodai dan memfitnah Dien-Mu. Kami yakin
Allah, betapun mereka berusa keras ingin memadamkan Cahaya-
Mu dari bumu ini, Engkau justru akan menyempurnakan Cahaya-
Mu, sehingga memancarkan menerangi seluruh lorong persada
alam–Mu ini, betapapun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Ya Allah, hanya engkau pembalas segala kebaikan, lipat ganda
rizki terhadap siapapun yangmembantu dan menjadi jalan bagi
sampainya kami di tanah haram ini. Angkat derajat mereka,
muliakan hidup mereka di dunia ini, dan masukkan mereka   ke  
dalam  Surga-Mu……
، ‫و ًال‬2ْ 2‫ا ِل ًحا َم ْق ُب‬2 ‫ َومَع َ ًال َص‬، ‫و ًرا‬2ْ 2‫ َو َذنْب ًا َم ْغ ُف‬، ‫ َو َس ْع ًيا َم ْش ُك ْو ًرا‬، ‫َاللَّهُ َّم ِااَّن ن َ ْسَأكُل َ َح ًّجا َمرْب ُ ْو ًرا‬
‫ات ِا َىل النُّ ْو ِر‬
ِ ‫الظلُ َم‬
ُّ ‫الصدُ ْو ِر َا ْخ ِر ْجنَا اَي َاهلل ِم َن‬ ُّ ‫ اَي عَا ِل َم َما ِىف‬، ‫َوجِت َ َار ًة لَ ْن تَ ُب ْو َر‬
Ya Allah, kami meminta kepada-Mu haji yang mabrur, sa’i yang
masykur, dosa yang terampuni, perniagaan yang tiada pernah
merugi. Jangan biarkan haji kami menjadi fitnah. Jadikan haji
kami ini membawa keberkahan bagi keluarga, keturunan dan
lingkungan kami. Jangan biarkan kami mencemari kehormatan
agama-Mu dengan haji ini.
Ya Allah, undang kami kembali berhaji ke tanah suci ini bersama
istri kami, keluarga kami, orang tua kami, sanak saudara kami,
anak-anak dan keturunan kami, juga tetangga dan sahabat-
sahabat kami,  wahai Yang Maha Mendengar, Engkaulah yang
menggenggam segala kejadian.
Ya Allah, hajat kami kepada-Mu begitu sangat banyak, hanya
Engkaulah Yang Mengetahui seluruh hajad dan kebutuhan kami.
Kami memohon kepada-Mu ya karim, sepanjang hajad dan
kebutuhan kami ini baik menurutmu, dan memberi kemaslahatan
dunia dan akhirat bagi kami, maka penuhilah hajad dan
kebutuhan kami ini, juga hajat dan kebutuhan istri, keluarga,
orang tua, dan saudara serta sahabat kami.
Ya Allah, akhirnya berilah pada kesempatan ini ni’mat, karunia
dan keselamatan untuk bisa berhimpun di bawah panji nabi-Mu
Muhammad SAW. Beriringan dengan kafilah para nabi-Mu dan
rasul-Mu, beriringan dengan semua auliya’, syuhada’ dan shalihin,
‫‪menuju surga-Mu, tempat tidak seorang tertipu, tempat tidak‬‬
‫‪seorang pun bisa bersedih, tempat semua harapan berjawab,‬‬
‫‪semua derita kan berakhir.‬‬
‫‪Ya Allah, tiada tempat berharap bagi kami selain kepada-Mu, tiada‬‬
‫‪tempat bergantung bagi kami, selain Engkaulah tempat kembali‬‬
‫‪kami. Penuhilah seluruh harapan kami ini ya Allah denga Kau‬‬
‫‪ijabah seluruh pinta dan harapan kami ini. Sungguh Engkau tidak‬‬
‫‪pernah mengingkari janji-janji-Mu.‬‬

‫يَا َأيُّه اَ الَّ ِذيْ َن ءَ َامنُ وا َّات ُق وا اهللَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َوالَ مَتُ ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْس لِ ُم ْو َن‪ .‬مُثَّ ْاعلَ ُم ْوا‬
‫ص لُّ ْو َن‬ ‫ال‪ِ :‬إ َّن اهلل ومالَِئ‬ ‫الس الَِم علَى رس ولِِ‬ ‫الص الَِ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬
‫َُُ‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫َُْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫و‬‫فَ َّن اهللَ ََأم َر ُك ْم ب َّ َ‬
‫ة‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َعلَى سيدنا‬ ‫صلُّ ْوا َعلَْيه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْس لْي ًما‪.‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫َعلَى النَّيِب ِّ ‪ ،‬يَا َأيُّهاَ الَّذيْ َن ءَ َامُن ْوا َ‬
‫ت َعلَى س يدنا ِإْب َر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل س يدنا‬ ‫ص لَّْي َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫حُمَ َّمد َو َعلَى آل س يدنا حُمَ َّمد َك َم ا َ‬
‫ٍ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ت َعلَى سيدنا‬ ‫ِإْبَراهْي َم‪َ ،‬وبَا ِر ْك َعلَى سيدنا حُمَ َّمد َو َعلَى آل سيدنا حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِإب ر ِاهيم وعلَى ِآل س يدنا ِإب ر ِاهيم‪ِ ،‬إنَّ َ ِ ِ‬
‫ك مَح ْي ٌد جَم ْي ٌد‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لْل ُم ْس لمنْي َ‬ ‫ْ َ َْ‬ ‫ْ َ َْ َ َ‬
‫ك مَسِ ْي ٌع‬ ‫ات اَْألحي ِاء ِمْنهم واَْألم و ِ‬ ‫ات‪ ،‬والْم ْؤ ِمنِ والْمْؤ ِمنَ ِ‬ ‫والْمس لِم ِ‬
‫ات‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ُْ َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ََ ُ‬ ‫نْي‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ُْ َ‬
‫ب‪  ‬جميب الدعوات ياقاضي احلاجات وياكايف املهمات‪ .‬اَللَّ ُه َّم َأ ِرنَا احْلَ َّق َح ًّقا‬ ‫قَ ِريْ ٌ‬
‫اجتِنَابَهُ‪ .‬اللهم انصر إخواننا ىف كل‬ ‫ِ ِ‬
‫اع هُ‪َ ،‬وَأ ِرنَا الْبَاط َل ب اَطالً َو ْار ُز ْقنَ ا ْ‬ ‫َو ْار ُز ْقنَ ا اتِّبَ َ‬
‫وازل الشرك واملشركني‬ ‫مكان وانصر عبادك املوحدين و اعز اإلسالم واملسلمني ّ‬
‫الد ْنيَا َحس نَةً َويِف‬ ‫ُّ‬ ‫والق ىف قلوهبم الرعب إنك على كل شيئ قدير ‪َ .‬ربَّنَ ا آتِنَ ا يِف‬
‫َ‬ ‫ّ‬
‫ب الْعِ َّز ِة ع َّما ي ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ُف ْو َن‪َ ،‬و َس الٌَم‬ ‫َ َ‬ ‫ك َر ِّ‬‫اب النَّا ِر ُس ْب َحا َن َربِّ َ‬ ‫اآلخ َر ِة َح َس نَةً َوقنَ ا َع َذ َ‬
‫َعلَى الْ ُم ْر َسلِنْي َ َواحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر ِّ‬
‫ب الْ َعالَ ِمنْي َ ‪.‬‬
‫ان َوِإ ْيتَ اِئ ِذي الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء‬
‫اهلل ِإ َّن اهلل يْأمربِالْع ْد ِل واِْإل حس ِ‬
‫َ ُُ َ َ ْ َ‬
‫ِعباد ِ‬
‫ََ‬
‫َالع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬ ‫ِ‬
‫اش ُكُر ْوهُ‬ ‫الب ْغ ِي يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‪ .‬فَاا ْذ ُكُرواهلل َ‬
‫َوالْ ُمْن َك ِر َو َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْكُراهلل َِأ ْكَبُر‪ ‬واهلل يعلم ماتصنعون‪.‬‬ ‫َع َ‬

Anda mungkin juga menyukai