Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN AGRIBISNIS

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN


(PT Aset indonesia Tbk (AISA) dan Anak Perusahaan)

OLEH

FITRI YANI
101191010033

KELAS D/V

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

2021/2022
ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN
(PT Acset Indonesia Tbk Dan Anak Perusahaan)

PT Acset Indonusa Tbk (BEI: ACST) adalah perusahaan jasa konstruksi terkemuka di Indonesia. Berdiri
sejak tahun 1995 hingga saat ini, ACSET telah menempa keahlian khususnya dalam bidang fondasi dan
pembongkaran bangunan. Kini, ACSET merupakan bagian dari keluarga besar perusahaan ternama di
Indonesia, PT Astra International Tbk, melalui anak perusahaannya, PT United Tractors Tbk.X

Dalam napak tilasnya, ACSET telah berkecimpung dalam berbagai proyek pembangunan prestisius di
berbagai penjuru negeri. Dengan berani menghadapi setiap tantangan, ACSET berinovasi dalam bidang
pembangunan, dengan terus mengedepankan kualitas, keselamatan kerja, dan ketepatan waktu
penyelesaian. Setiap karya yang telah dihasilkan membuktikan bagaimana ACSET membangun rasa
percaya dan hubungan kerjasama erat dengan pelanggannya, dengan tujuan untuk membangun karya-karya
yang ACSET dirikan dengan penuh kebanggaan

Selaras dengan semangat dan cita-cita Astra sebagai aset bagi bangsa yang terus berpacu mencapai
keunggulan, ACSET terus menghadapi tantangan-tantangan dalam bidang jasa konstruksi, serta terus
berkembang secara aktif untuk berkontribusi demi kemakmuran bangsa melalui pembangunan unggul yang
berkualitas dan aman.

Tabel 1. Analisis Rasio Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan Anak Perusahaan
pada tahun 2017 (31 Desember 2017) dan tahun 2018 (31 Desember 2018)
Nilai
No Rasio Rumus
2017 2018
Liquidity
h aktiva lancar
=
1 Rasio Lancar ¿ kewajibanlancar 0.12580866 0.10055518
c−e kas− persediaan
=
2 Rasio Cepat ¿ kewajibanlancar -0.0347673 -0.09835905
c+ d kas+ piutang
=
3 Rasio Kas ¿ kewajibanlancar 0.1347670100 0.064339129
Profitability

1 Rasio pendapatan r labaoperasi 0.05080659 0.005749610


=
terhadap penjualan a penjualan    
2 Rasio laba terhadap w laba setelah pajak 0.0013508 0.003575017
penjualan =
a penjualan    
3 Rasio laba terhadap w laba setelah pajak 0.00284526 0.009334220
modal ekuitas =
qq ekuitas    
(a−b)
4 Rasio marjin kotor a 0.0025391569 0.00642257689
r +s laba operasi+bunga
=
5 ROA s total aktiva 153.791.001283 21,419.0000403
w laba setelah pajak
=
6 ROI s total aktiva 0.00077056745 0.014903108
w laba setelah pajak
=
7 ROE qq ekuitas 0.00284526002 0.0933422017

Solvability

¿ = total kewajiban
1 Debt to Asset Ratio s total aktiva 0.72917503301 0.84033901381
¿ = total kewajiban 1.52632708458
2 Debt to Equity Ratio qq ekuitas 0.25700720952 8
Equity to Asset qq ekuitas
=
3 Ratio s total aktiva 0.27082496699 0.15966098619

Efficiency

Asset Turn Over a penjualan


=
1 Ratio s total aktiva 0.5704326729 0.416880622

Fixed Asset Turn a penjualan


=
2 Over Ratio q aktiva tetap 6.218162258 4.933323975

Inventory Turn Over a penjualan


=
3 Ratio e inventory 8.657296236 3.875305188

Receivable Turn d piutang usaha


x 360 hari= 0.10120353 0.06992920
4 Over Ratio a penjualan
Rasio Efesiensi
5 Upah e biaya tenagakerja
= 0.08169900 0.092167709
d penjualan

a. Rasio Liquidity
Rasio liquidity menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang dihitung adalah rasio lancer, rasio cepat dan
rasio kas.
1. Rasio lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva (asset) lancar dapat menutupi
kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban
lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Laporan keuangan PT Acset Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
pada tahun 2017 (31 Desember 2017) menunjukkan bahwa perbandingan aktiva
lancar dengan kewajiban lancar perusahaan mencapai nilai 0,21% atau 21%.
Pada tahun 2018 (31 Desember 2018) turun menjadi 0,15% atau 15%. Penurunan
rasio lancar dari 2017 ke 2018 disebabkan adanya kenaikan kewajiban lancar
yang harus dibayar oleh perusahaan.
2. Rasio cepat
Rasio cepat menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling liquid mampu
menutupi utang lancar. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin baik. Nilai
rasio cepat PT Acset Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2017
mencapai nilai 0,10% atau 10% dan mengalami penurunan pada tahun 2018
yaitu -0,04 atau - 4%. Rasio ini mengalami penurunan perusahaan dimana
kewajiban lebih tinggi nilainya sehingga perusahaan tidak mampu menutupi
kewajiban lancarnya menggunakan kas yang telah dikurangi persediaan
3. Rasio kas
Rasio ini menunjukkan jumlah kas dan piutang dibandingkan dengan kewajiban
lancar. Nilai rasio kas perusahaan tahun 2017 mencapai 0,08 atau 8% dan tahun
2018 naik 0,09 atau 9%. Nilai rasio kas kurang dari 100% yang artinya kas dan
piutang belum mampu menutupi kewajiban lancar.
Penurunan rasio liquidity perusahaan dari tahun 2017 ke tahun 2018 disebabkan
bertambahnya kewajiban lancar yang harus dibayar perusahaan Meskipun nilai aktiva
lancar juga bertambah dari 2017 ke 2018 tetapi kewajiban lancar yang harus dibayar
juga mengalami perbertambahan yang besar. Dari hasil rasio liquidity
menggambarkan perusahaan belum mampu menutupi kewajiban lancarnya karena
nilai semua rasio yang dihasilkan kurang dari 100%.

b. Rasio Profitability
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada di perusahaan.
1. Rasio pendapatan terhadap penjualan
Perbandingan laba usaha (pendapatan) terhadap penjualan pada PT Acset
indonesia Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2017 mencapai angka 2,68% atau
268% dan mengalami penurunan di tahun 2018 yaitu 0,07% atau 7%. Hal ini
menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba cukup besar dari tahun
2017 dan pada tahun 2018 mengalami penurunan drastis.
2. Rasio laba terhadap penjualan
Pada tahun 2017 perbandingan laba setelah pajak terhadap penjualan perusahaan
mencapai 0,005 atau 0.5% dan naik menjadi 0,01 atau 1% pada tahun 2018. Hal
ini menggambarkan perusahaan mampu meningkatkan laba dalam kurun waktu
tersebut sebesar 0.5%.
3. Rasio laba terhadap modal ekuitas
Nilai laba bersih setelah dikurangi pajak jika dibandingkan dengan ekuitas
perusahaan tahun 2017 sebesar 0,003 atau 0.3% dan meningkat tahun 2018 yaitu
0,005 atau 0.5%. Hal ini menggambarkan laba yang bersih yang diperoleh
perusahaan jika diukur dari modal pemilik menunjukkan peningkatan yang cukup
sedikit baik.
4. Rasio marjin kotor
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan
menutupi biaya-biaya tetap dan biaya operasi lainnya.Hal ini bertujuan agar
perusahaan dapat mengontrol pengeluarannya sehingga perusahaan tersebut
masih menikmati laba. Nilai marjin kotor PT Acset Indonesia Tbk dan Anak
Perusahaan pada tahun 2017 adalah 0,28 atau 28% dan meningkat di tahun 2018
yaitu 0,30 atau 30%. Artinya penjualan perusahaan mengalami peningkatan yang
cukup baik.
5. ROA
Nilai ROA perusaahaan pada tahun 2017 adalah 2,65 atau 265% dan menurun di
tahun 2018 yaitu 0,09 atau 9%. Hal ini artinya perusahaan mengalami penurunan
drastis penjualan sehingga aktiva tidak dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
6. ROI
NIlai ROI perusahaan tahun 2017 adalah 0,005 % atau 0,5% dan meningkat pada
tahun 2018 yaitu 0,01 atau 1%. Artinya ROI meningkat sebesar 0,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan laba yang kurang baik.
7. ROE
Perusahaan memiliki nilai ROE sebesar 0,003 atau 0,3% pada tahun 2017 dan
mengalami peningkatan tahun 2018 yaitu 0,005 atau 0,5%. Peningkatan yang
diperoleh mencapai 0,2%. Hal ini cukup baik karena laba bersih perusahaan
sedikit meningkat diukur dari modal pemilik.

c. Rasio Solvability
Rasio solvability menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang. Rasio
solvability yang dihitung adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan equity to
asset ratio.
1. Debt to asset ratio
PT Acset Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan mempunyai debt to asset ratio
sebesar 2,68% atau 268% pada tahun 2017 dan meningkat 2,89% atau 289% pada
tahun 2018. Ini artinya nilai total kewajiban perusahaan lebih kecil dari pada total
aktiva, sehingga perusahaan dapat menutupi kewajibannya dengan baik.
2. Debt to equity ratio
Nilai debt to eqiuty ratio perusahaan tahun 2017 adalah 1,59% atau 159% dan
menurun 1,53% atau 153% di tahun 2018. Hasil rasio menggambarkan bahwa
modal pemilik lebih kecil dari jumlah kewajiban perusahaan sehingga pemilik
belum dapat menutupi semua utang-utangnya.
3. Equity to asset ratio
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara modal pemilik dengan total aktiva.
Pada tahun 2017, nilai equity to asset ratio perusahaan mencapai 1,68% atau
168% dan naik pada tahun 2018 yaitu 1,90% atau 190%. Artinya total asset
perusahaan lebih kecil dari modal pemilik. Artinya perusahaan belum berjalan
dengan baik karena belum mampu meningkatkan asset perusahaan dari laba yang
diperolehnya, sehingga total asset lebih kecil dari modal pemilik.

d. Rasio Efficiency
Rasio ini menggambarkan tentang seberapa effisien aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian,
adan kegiatan lainnya. Rasio yang digunakan adalah asset turn over ratio, fixed asset
turn over ratio, inventory turn over ratio, receivable turn over ratio, dan rasio efisiensi
upah.
1. Asset turn over ratio
Nilai asset turn over ratio perusahaan tahun 2017 adalah 0,98% atau 98% dan
menurun pada tahun 2018 yaitu 0,88 atau 88%. Hasil rasio ini menggambarkan
perputaran total aktiva diukur dari jumlah penjualan atau seberapa besar
kemampuan total aktiva menciptakan penjualan. Perusahaan belum mampu
meningkatkan kemampuan aktivanya dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 10%.
2. Fixed asset turn over ratio
Nilai fixed asset turn over ratio perusahaan tahun 2017 mencapai 2,36% atau
236% dan menurun di tahun 2018 yaitu 2,07 atau 206%. Hasil ini
menggambarkan bahwa perputaran aktiva rendah bila diukur dari jumlah
penjualan. Artinya kemampuan aktiva tetap dalam menciptakan penjualan cukup
besar.
3. Inventory turn over ratio
Hasil perhitungan inventory turn over ratio perusahaan pada tahun 2017 mencapai
21,2% atau 212% dan meningkat di tahun 2018 yaitu 23,5 atau 235%. Hasil ini
sangat baik karena menunjukkan perputaran persediaan dalam siklus produksi
normal sangat cepat. Artinya kegiatan penjualan berjalan cepat.
4. Receivable turn over ratio
Nilai receivable turn over ratio perusahaan pada tahun 2017 adalah 0,11% atau
11% dan meningkat di tahun 2018 yaitu 0,26% atau 26%. Rasio ini menunjukkan
bahwa perusahaan mampu melakukan penagihan utang secara lebih cepat.
Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin cepat penagihan utang oleh
perusahaan. Artinya tingkat penjualan lebih besar daripada piutang.
5. Rasio efisiensi upah
Hasil rasio efisiensi upah perusahaan pada tahun 2017 adalah 0,28% atau 28% dan
turun di tahun 2018 yaitu 0,25% atau 25%. Artinya perusahaan telah mampu
melakukan efisiensi tenaga kerja karena biaya tenaga kerja jauh lebih kecil dari
pada hasil penjualan sehingga perusahaan dapat memperoleh laba lebih besar.
Dari hasil perhitungan analisis rasio keuangan pada PT Acset Indonesia Tbk dan
Anak Perusahaan yang meliputi rasio liquidity, profitability, solvability, dan efficiency dapat
diambil kesimpulan mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Hasil kesimpulan yang
diperoleh adalah bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan yang kurang sehat atau kurang
baik dalam jangka waktu setahun, karena belum mampu menutupi semua kewajiban jangka
pendek dan jangka panjangnya, serta mengalami penurunan laba yang sangat besar di tahun
2018 sehingga dikatakan belum mampu melakukan efiiensi yang baik terhadap aktivitas
perusahaan dalam operasinya.

Anda mungkin juga menyukai