Anda di halaman 1dari 31

19/04/2021

HIDRAULIKA

L. Budi Triadi
Balai Teknik Irigasi

DEFINISI
Hidraulika adalah ilmu yang mempelajari
tentang terjadinya, pergerakan dan
distribusi, serta sifat air di bumi, baik di
atmosfer dalam bentuk uap air, di
permukaan bumi dalam bentuk air, salju,
atau es, maupun di bawah permukaan bumi
sebagai air tanah.
Hidraulika saluran terbuka adalah ilmu yang
mempelajari tentang sifat aliran air pada
saluran terbuka dimana aliran mempunyai
permukaan bebas dan dipengaruhi oleh gaya
gravitasi.
2

1
19/04/2021

SEJARAH PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Berawal dari kebutuhan penyediaan air minum, irigasi,


navigasi dan pemanfaatan tenaga air.
Archimedes (287 – 212 SM) → Pembuatan talang air pada
zaman kekaisaran Roma, tetapi setelah runtuhnya kekaisaran
Roma (tahun 476) perkembangan hidraulika seakan terhenti
selama 1000 tahun. ..\..\Water Video\acqueducts_rome.rm

2
19/04/2021

SEJARAH PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Leonardo Da Vinci (1452 – 1519) → Pembuatan saluran di


Italia Utara, merupakan orang pertama yang meletakkan
dasar hidraulika sungai. ..\..\Water Video\tajo_segura.rm ..\..\Water Video\petra_jordan.rm
Gallileo, Torricelli, Mariotte, Pascal, Newton, Pitot, Bernoulli,
Euler, dan d’Alembert → dijumpai ketidakcocokan antara
teori dan kenyataan.

3
19/04/2021

SEJARAH PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Hidraulika praktis berkembang sesuai dengan


riset/penelitian empiris:
1. Teori dan hasil percobaan Reynold;
2. Perkembangan analisis dimensi oleh Reyleigh;
3. Penggunaan model untuk menyelesaikan persoalan fluida oleh
Froude, Reynold, Vernon-Harcourt, Fargue dan Engels;
4. Perkembangan teori dan percobaan di bidang aeronautics oleh
Lanchester, Lilienthal, Kutta, Joukowsky, Betz dan Prandtl.

SEJARAH PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Perkembangan lebih lanjut:


1. Penyebaran limbah di danau, sungai, dan laut → teori
difusi dan dispersi;
2. Aliran darah dalam pembuluh darah, jantung dan organ
tubuh lain;
3. Analisis dan simulasi cuaca (meteorologi);
4. dan sebagainya.

4
19/04/2021

TUJUAN MEMPELAJARI HIDRAULIKA

Aplikasi dalam bidang teknik sipil → pengetahuan dasar


dalam perencanaan berbagai macam bangunan air.
1. Bangunan irigasi, embung, bendungan, & bendung, serta
bangunan pengendali banjir
2. Bangunan perlindungan pantai & pelabuhan
3. Sistem drainase & sistem jaringan pipa
4. Sistem pengolahan air minum & limbah
5. PLTA dan sebagainya

American Society of Civil Enginering


James A.Ligget, Cornell University

Sebagian besar aliran pada permukaan bumi


mempunyai permukaan bebas, aliran air tak
terkurung dalam pipa, kedalaman air dapat
bervariasi terhadap ruang dan waktu.

Contoh dapat dijumpai pada banyak tempat,


misalnya di sungai dan saluran, danau dan
lautan, saluran buatan seperti kanal dan
saluran drainase.

10

5
19/04/2021

PENDAHULUAN
Definisi
Kata Hydraulics berasal dari bahasa Yunani Hydraulikos yang
berarti air
Hidraulika adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan
hukum-hukum yang berlaku pada air, baik air diam (hidrostatika)
maupun air bergerak (hidrodinamika)
Mekanika Fluida adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan
hukum-hukum yang berlaku pada suatu zat yang dapat mengalir
(fluida)
Fluida : 1. Zat cair (Liquids)
2. Gas (Gases)  Aerodinamika 11

Tujuan Hidrolika :

Mencari rumus atau hukum yang dapat


menggambarkan peristiwa alam dan
diturunkan dari rumus atau hukum yang
diketahui dari mekanika.
Pengetahuan akan alam terbatas,
sehingga rumus-rumus tidak dapat
menggambarkan peristiwa alam dengan
sempurna. Oleh karena itu perlu
koefisien dari peninjauan / pengamatan
alam atau dari model laboratorium /
percobaan.

12

6
19/04/2021

Satuan
Ada 2 macam satuan yang biasa dipakai :
1. Gravitational System
F-P-S Metric (C-G-S)
Satuan Gaya lb gram (gaya)
Satuan Massa slug satuan massa
Satuan Panjang ft cm
Satuan waktu second sekon
2. Absolut System
F-P-S Metric (C-G-S)
Satuan Gaya Poundal Newton/Dyne
Satuan Massa lb kg/gr
Satuan Panjang ft m/cm
Satuan waktu second sekon
13

Sifat Cairan

Sifat cairan yang akan ditinjau :


◼ Kerapatan ()
◼ Volume Spesifik (vs)
◼ Berat jenis ()
◼ Kekentalan (,)
◼ Kekenyalan
◼ Tegangan Permukaan ()
◼ Kekapileran
14

7
19/04/2021

a) Kerapatan massa – density ()


Adalah massa cairan per satuan isi

=
M Kg/m3, dimensi : M L-3
V

Besarnya  tidak tetap, tergantung


dari :
◼ Temperatur (suhu)
◼ Tekanan
◼ Larutan
15

Variasi  a sebagai fungsi suhu

T 0 4 12 16 21 32 (0 c )
a 999.87 1000 999.5 999.0 998.0 995 (kg m3 )

 a diambil = 1000 kg/m3

8
19/04/2021

air air laut

maks
= 1.000 kg/m3

0 t, 0 C
0 40 C t, 0 C

Akibat adanya perbedaan kerapatan antara air sungai dan air laut,
maka timbul arus kerapatan.

Air tawar Air laut


 cairan
S= 17

 air

Kerapatan Relatif

Kerapatan relatif dari suatu zat adalah


perbandingan kerapatan zat tersebut
terhadap air pada suhu standar ( 4° C ) dan
pada tekanan atmosfir.
 zat kg
= Untuk air  = 1000 3 ,  = 1
 air m

Rapat jenis spesifik adalah nilai


perbandingan antara rapat massa cairan dan
rapat massa air. Biasanya dilambangkan
dengan huruf S.

 cairan
S=
 air 18

9
19/04/2021

Volume Spesifik

Volume Spesifik berbanding terbalik dengan


Kerapatan. Volume Spesifik adalah volume
yang di tempati oleh suatu unit massa cairan.

1 m3
Vs =
 kg

Atau sering ditulis juga sebagai :

3
1 m
Vs =
 N

19

b) Berat Jenis = spesific weight = 


Adalah Berat per satuan isi

B erat W V g
 = = = =  g (N /m 3 )
Isi V V
 tergantung dari g.
Besarnya g dihitung dari rumus HELMERT :

g = 9 ,8 0 6 3 2 − 0 , 0 2 5 9 3 c o s 2  − 0 , 0 0 0 0 7 c o s 2 2  − 2 h g / R ( m /s 2 )

dimana :
R = jari-jari bumi
 = lebar geografi
h = tinggi di atas permukaan laut
Pada garis katulistiwa  = 00 , g = 9,780 m/s2
Pada kutub  = 900 , g = 9,832 m/s2 20

10
19/04/2021

Kerapatan
= Berat
Volume
(kg/m3)

21

c) Kekentalan dinamik = dynamic viscosity = 


Kekentalan adalah suatu sifat zat cair yang menimbulkan tegangan geser.
Kekentalan adalah bukti adanya kohesi antara bagian – bagian zat cair.
Jika lapisan – lapisan zat cair bergerak satu sama lain, maka akan timbul
tahanan / geseran ( tegangan geser ).
Dilakukan percobaan sebagai berikut : dua buah pelat dengan jarak antara y, diisi
cairan dengan kekentalan . Pelat atas ditarik ke kanan dengan gaya F sehingga
pelat bergerak dengan kecepatan V sedangkan pelat bawah tetap diam seperti
gambar di bawah.
Plat bergerak dengan kecepatan V
F
V
dv
v + dv
dy dy 
y v

22
Plat diam

11
19/04/2021

c) Kekentalan dinamik = dynamic viscosity = 


dv Hukum Newton tentang
 = (N / m 2 ) Kekentalan
dy

 disebut kekentalan absolut atau kekentalan dinamik


Satuan  adalah kg/m.s atau N.s/m2
Disamping kekentalan dinamik dikenal pula kekentalan kinematik
dengan simbol . Hubungan antara kekentalan dinamik dan
kekentalan kinematik sebagai berikut :


 = (m 2 / s )

Nilai  tergantung dari temperatur, nilai  untuk air diberikan sebagai
berikut : Bila “ t “ bertambah besar → “ η “ makin bertambah kecil,
juga “ μ “ makin bertambah kecil
t [ 0C] 0 5 10 20 25 30 40 100
23
 x 10 (m /s)
-6 2
1,794 1,519 1,310 1,010 0,894 0,804 0,659 0,300

Aliran Tetap Seragam


Steady Uniform Flow
   
 =0; = 0
Aliran Tetap (Langgeng),  t x 
  
Steady Flow  = 0
 t 
Aliran Tetap Berubah Aliran Tetap Berubah Lambat Laun,
Steady Varied Flow Steady Gradually Varied Flow (GVF)
   
 =0;  0
 t x 
Aliran Tetap Berubah Tiba-Tiba
Steady Rapidly Varied Flow(RVF)

Aliran Tak Tetap Seragam


Unsteady Uniform Flow
   
  0; = 0
 t x 
Aliran Tak Tetap (Tak
Langgeng), Unsteady Flow Aliran Tak Tetap Berubah Lambat Laun,
Gradually Varied Unsteady Flow
  
  0 Aliran Tak Tetap Berubah, (GVUF)
 t  Unsteady Varied Flow
   
 0;  0
 t x  Aliran Tak Tetap Berubah Tiba-Tiba,
Rapidly Varied Unsteady Flow (RVUF)

12
19/04/2021

Hukum Kontinuitas
Hukum Kontinuitas membicarakan ketetapan
massa (dalam suatu sistem tidak ada massa
yang hilang dan tak ada penambahan massa)
A3
t2
z
t1 Cairan yang masuk > cairan
yang ke luar, maka cairan
A1 A2 dalam bak akan naik setinggi
z, sehingga :

 (V1 A1 – V2 A2)(t2 – t1) =  A3 z


Karena  dapat dianggap tetap, maka :
(V1 A1 – V2 A2) t = A3 z
 Q t = A3 z
Volume Volume

2. Hukum Kontinuitas
Untuk pipa arus dengan penampang berbeda :

V1 V2

A1
A2

V1 A1 = V2 A2  Q1 = Q2

Karena A1 < A2 maka V1 > V2

13
19/04/2021

Aliran Pada Saluran Terbuka


Untuk menyelesaikan persoalan aliran pada saluran
terbuka, harus dicari hubungan antara kemiringan dasar
saluran Io, debit Q, kedalaman air y, dan karakteristik
saluran lainnya.
Definisi dasar dari geometri dan hidraulik yang digunakan
pada saluran terbuka adalah:
◼ Debit (Q) : volume air melalui penampang
aliran per satuan waktu
◼ Luas (A) : luas penampang basah aliran
◼ Kecepatan (V) : kecepatan rata-2 = debit dibagi luas

: V = Q/A
◼ Dalam Aliran (y) : jarak vertikal dari dasar saluran
sampai permukaan air.
◼ Lebar air (B,T) : lebar permukaan air pada
permukaan bebas. 27

Aliran Pada Saluran Terbuka


◼ Keliling Basah (P) : panjang keliling basah aliran
◼ Dalam Hidraulik (D) : luas dibagi lebar permukaan air
: D = A/B
◼ Jari-2 Hidraulik (R) : luas dibagi keliling basah :
R = A/P
◼ Kemiringan Dasar (Io) : kemiringan memanjang
dasar saluran
◼ Kemiringan Sisi (m) : kemiringan sisi samping
saluran, dinyatakan sebagai
1 V : m H.
◼ Lebar Dasar (b) : lebar dasar saluran
Karakteristik tampang saluran dengan berbagai bentuk
dapat dilihat pada tabel berikut :
28

14
19/04/2021

29

Karakteristik Penampang Melintang Saluran


Lebar permukaan air : B atau T

1 Vertikal V
m
Dalam air : h atau y

Horisontal H

Lebar dasar saluran : b

Kemiringan memanjang dasar saluran dinyatakan dengan


notasi : Io
Lebar dasar saluran dinyatakan dengan notasi : b
Lebar permukaan air dinyatakan dengan notasi : B atau T
Kedalaman air dinyatakan dengan notasi : h atau y
Kemiringan dinding saluran dinyatakan sebagai
perbandingan antara Vertikal : Horisontal = 1 : m

30

15
19/04/2021

Karakteristik Penampang Melintang Saluran


Lebar permukaan air : B atau T

1 Dalam air : y atau h Vertikal V


m
Horisontal H

Lebar dasar saluran : b A


P

Luas penampang basah : A = (b + m  y ) y


Keliling basah : P = b + 2  y 1 + m2
A (b + m  y ) y
Radius Hidraulik :R= =
P b + 2  y 1 + m2
A
Kedalaman Hidraulik :D=
B
31

Rumus Chezy
Persamaan kecepatan aliran, dimana R = A/P
dapat disajikan sebagai :

V = C RI ……… ( 1 )

dimana :
R = Radius/Jari-Jari hidraulik [m]
C = Koefisien Chezy [m1/2/s]
Rumus di atas disebut sebagai rumus Chezy, nilai
C bervariasi sesuai kondisi saluran dan aliran.

32

16
19/04/2021

Nilai Kekasaran
Chezy

Sumber : Darmadi, 2016

Rumus Manning
Selama lebih satu abad banyak usaha
dilakukan untuk menentukan nilai C
Korelasi yang mudah dan banyak digunakan di
Amerika diperoleh dari hasil riset Insinyur
Irlandia, Robert Manning (1891-1895)
Dari data eksperimen Manning dan yang
lainnya, Manning memperoleh hubungan :

1 1/ 6
C= R ……. (2)
n
dimana n adalah koefisien Manning

34

17
19/04/2021

Rumus Manning
Substitusi pers (2) ke (1) menghasilkan persamaan
Manning sbb :
1 2 / 3 1/ 2
V= R I
n
Debit aliran seragam pada saluran, Q, dapat dihitung
dengan rumus : Luas penampang basah : A = (b + m  y ) y
Keliling basah : P = b + 2  y 1 + m2
1
Q = A  V = A  R 2 / 3 I 1/ 2 Radius Hidraulik :R= =
A (b + m  y ) y
P b + 2  y 1 + m2
n Kedalaman Hidraulik :D=
A
B

A dan R pada ruas kanan persamaan di atas merupakan


fungsi dari kedalaman air y, yang dikenal sebagai
kedalaman aliran seragam atau kedalaman normal,
diberi lambang yn
35

Nilai Kekasaran
Manning

Untuk nilai kekasaran Manning yang lebih rinci, bisa dilihat pada Ven Te Chow,
1959

18
19/04/2021

Tipikal Nilai Manning n


Channel Surface n

Smooth steel surface 0,012


Corrugated metal 0,024
Smooth concrete 0,011
Concrete culvert (with connection) 0,013
Glazed brick 0,013
Earth excavation, clean 0,022
Natural stream bed, clean, straight 0,03
Smooth rock cuts 0,035
Channels not maintained 0,050 - 0,1
37

Rumus Strickler

dimana :
k = Koefisien kekasaran Strickler [-]
R = Radius/Jari-Jari hidraulik [m] = A/P
A = Luas penampang melintang basah [m2]
P = Keliling keliling basah [m]
I = Kemiringan saluran [-]

Rumus di atas disebut sebagai rumus kekasaran Strickler, nilai k bervariasi


tergantung pada bahan dan bentuk saluran. Secara umum nilai kekasaran
Strickler bisa dilihat pada Tabel berikut :

19
19/04/2021

Nilai Kekasaran Strickler

Contoh Soal 1
Air mengalir dalam saluran beton berbentuk segi empat lebar b
= 12 m dengan kedalaman air y = 2,5 m. Kemiringan dasar
saluran I = 0,0028. Koef Manning n = 0,013
Hitunglah : Kecepatan aliran V dan debit aliran Q

Jawab :
Saluran beton: n = 0,013
A = b x y = 12 x 2,5 = 30 m2
P = b + 2 x y = 12 + 2 x 2,5 = 17 m
R = A/P = 30/17 = 1,765 m
y = 2,5 m V = 1/n x R2/3 x Io1/2 = 1/0,013 x
1,7652/3 x 0,00281/2 = 5,945 m/s
b = 12 m
Q = A x V = 30 x 5,945 = 178,342 m3/s

40

20
19/04/2021

Contoh Soal 2
Suatu saluran irigasi berbentuk segi empat lebar dasar 3 m,
direncanakan untuk mengalirkan debit sebesar 25,3 m3/s
dengan kedalaman normal y = 1,2 m. Tentukanlah
kemiringan dasar saluran jika diketahui koefisien kekasaran
Manning n = 0,022.

y = 1,2 m

b=3m

41

Contoh Soal 2

y = 1,2 m

b=3m

Jawab :
Untuk saluran segi empat maka m = 0, sehingga :
A = (b + m.y) y = b.y = 3 x 1,2 = 3,6 m2
P = b + 2.y (1 + m2) = b + 2.y = 3 + 2 x 1,2 = 5,4 m
R = A/P = 3,6/5,4 = 0,667
Io = (Q x n/(A x R2/3))2 =
= (25,3x0,022/(3,6x0,6672/3))2 = 0,041
42

21
19/04/2021

Aliran Laminer dan Turbulen


◼ Percobaan Reynolds (1883)
Zat warna
Permukaan air
tetap

Tabung
gelas

◼ Kesimpulan percobaan Reynolds


➢ Pada v kecil, bagian-bagian air dalam pipa bergerak dalam
lapisan-lapisan (nampak dari jalannya zat warna yang bergerak
lurus) paralel. Pengaliran disebut : Laminer

V < Vc

Aliran Laminer dan Turbulen


◼ Kesimpulan percobaan Reynolds
➢ Jika v diperbesar, aliran menjadi sinusoidal dan akhirnya bagian-
bagian air tercampur satu sama lain. Aliran disebut : Turbulen
V > Vc

➢ Kecepatan pada saat pengaliran mulai turbulen tergantung dari


ketenangan air dalam reservoir dan ujung pemasukannya.
➢ Pengliran turbulen dapat dikembalikan ke laminer dengan
mengurangi v. Perubahan tersebut terjadi pada batas kecepatan
yang kira-kira tetap, disebut vkrb (v kritis bawah)
➢ Aliran laminer berubah menjadi turbulen pada vkra > vkrb
◼ Reynolds membentuk bilangan tak berdimensi yang disebut
Bilangan Reynolds (Re) :
V D VD
Re = atau Re =
 

22
19/04/2021

Aliran Laminer dan Turbulen


dimana :
Re = Bilangan Reynolds
V = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa
D = Diameter pipa sebelah dalam
 = Rapat massa air
 = Kekentalan absolut/dinamik
 = Kekentalan kinematik
◼ Ternyata Rekra dan Rekrb untuk semua zat cair yang mengalir
dalam pipa dengan berbagai diameter adalah sama, yaitu :
➢ Rekra = 2.400
➢ Rekrb = 2.000

2.000 2.400 3.000 Re


Laminer atau
Laminer Turbulen Turbulen

46

23
19/04/2021

HIDROSTATIKA
◼ Tekanan Hidrostatik
Air diam, V = 0
p1
Hukum Bernoulli menjadi :
 p1
h
+ z1 = h
1 g
z1
p1 =  g (h − z1 )

p1 disebut tekanan hidrostatik, besarnya p1 = berat air di


atas titik tersebut
γ = ρ g ; P = γ (h-z1)

HIDROSTATIKA
◼ Titik pada permukaan air

p = 1 atm = 0
h
z=H=h

→ Dalam hidrostatika:
garis energi = garis tekan = permukaan air

24
19/04/2021

Apabila gaya apung Fb > gaya berat Fg, maka benda akan naik
ke atas permukaan zat cair sampai nilai Fb = Fg, dan benda akan
terapung seperti ditunjukkan pada Gambar. Apabila gaya berat
Fg sama dengan gaya apung Fb maka benda akan terendam (
melayang ). Benda akan tenggelam apabila gaya berat > gaya
apung, dan benda akan turun ke bawah sampai dasar.
Apabila benda terapung, maka gaya apung adalah sama dengan
berat volume zat cair yang dipindahkan oleh sebagian benda
yang berada di bawah permukaan zat cair. Kedalaman benda
yang terendam disebut dengan sarat ( draft, d ).

Secara umum : Gaya air pada suatu benda = jumlah gaya-gaya air
pada bidang-bidangnya

Ditinjau suatu benda sembarang AB


PH = P’H , keduanya merupakan
gaya pada bidang vertikal hasil
proyeksi BD

h1
PVB PVB
h2
B

C
E F
PH P’H

D
PVD PVD
Proyeksi BD

25
19/04/2021

Benda Dalam Air


Gaya vertikal dianalisis sebagai berikut :
Pandang suatu pias BD dengan luas dA,
❑ Gaya vertikal pada sisi atas = h1  dA dengan arah ke bawah (PVB)
❑ Gaya vertikal pada sisi bawah = h2  dA dengan arah ke atas (PVD)
Resultan gaya :
❑ PV = h2  dA - h1  dA = (h2 - h1)  dA (arah ke atas)
Gaya air pada benda :

❑ P = f(h2 - h1)  dA =  g Vol


Atau
Gaya air pada benda = berat air yang dipindahkan oleh benda
tersebut dengan arah ke atas. Titik tangkapnya melalui titik
berat massa air yang dipindahkan oleh benda tersebut.
(HUKUM ARCHIMEDES)

PELIMPAH
Pelimpah penampang segi tiga (Thomson)

52

26
19/04/2021

Pelimpah Sempurna Ambang Tajam


Pelimpah Segitiga
Pandang pias setebal dz,
sedalam z dari muka air.
V = 2 gz
dQV == 2Cgzd 2 gz dz  X
dQ = Cd 2 gz dz  X

h−z
dimana X = b
h
h h
h−z
b 2 gz dz = Cd 2 gz   h z 2 − z 2 dz
b
Q =  Cd
1 3

h h  
0 0
h
2 g  2 hz 2 − 2 z 2 
h 3 5
Q = Cd
b  3 5  0

Q = 4 Cd  b  h 2 gh
15

Pelimpah Sempurna Ambang Tajam


Pelimpah Segitiga
Bentuk lain :


b = 2  h  tg ,  sudut dasar ambang, sehingga
V = 2 gz:
2 dQ = Cd 2 gz dz  X
 5
Q = 8 Cd 2 g tg  h , 2
15 2
Untuk ambang Thomson = 900 sehingga :
5
Q = 8 Cd 2 g h 2
15

27
19/04/2021

Definisi Sedimen
PUSAIR

Sedimen: Kepingan/potongan material yang terbentuk oleh


proses phisik dan kimia dari batuan/tanah.
Bervariasi dalam: ukuran, bentuk, kerapatan & komposisi (kwarsa
paling dominan)
Partikel lepas terangkut akibat gravitasi oleh angin dan/atau air
→ oleh air fluvial atau angkutan sedimen laut
Proses pergerakan → erosi
Pada saluran/sungai, aliran mengikis tebing dan/atau dasar
saluran sampai “termuat” sedemikian banyak butiran sedimen
sebesar energi aliran yang mengangkut.
❑ Ruas sungai bagian tengah dan bawah – sungai alluvial
sungai yang mengalir dengan sedimen lepas yang dibawa sendiri
oleh sungai tersebut → bentuk alur dapat terbentuk tanpa
dibatasi cadas.

Mekanisme Angkutan
PUSAIR

❑ Berdasar mekanisme (cara bergerak):


muatan dasar (bed load), yaitu pergerakan partikel yang
berhubungan dengan dasar dengan cara berguling, meluncur
dan meloncat
muatan layang (suspended load), yaitu pergerakan partikel dalam
pusaran aliran. Kecenderungan partikel untuk mengendap
diimbangi dengan gerak difusif dari aliran turbulen.
❑ Berdasar asal:
muatan material dasar (bed material transport), yang berasal dari
dasar, berarti bahwa angkutan ini ditentukan oleh keadaan dasar
& aliran → mempengaruhi perubahan morfologi sungai, agradasi
/ degradasi dasar sungai.
muatan terlarut (wash load), yang berasal dari hasil erosi DAS &
tidak berhubungan dengan kondisi hidraulik aliran setempat

28
19/04/2021

Asal dan mekanisme angkutan muatan sedimen


PUSAIR

Muatan dasar

Mekanisme
Muatan Angkutan Sedimen
material
dasar

Asal material Muatan layang

Muatan
Terlarut

Tegangan Geser
V2
2g Ie
hf
p1 V2
g 2g
p2
L
g
W Sin
z1 
W
z2

1 Bidang Persamaan 2

Untuk aliran seragam, jumlah gaya pada arah aliran = 0


p1 A – p2 A +  g L A Sin - 0 P L = 0; P = keliling basah
L Sin = z1 – z2

29
19/04/2021

Sehingga : (p1 – p2)/( g) + z1 – z2 = (0 P L)/( g A) ….. (4.1)


Hukum Bernoulli titik (1) dan (2) :

V12
p1 p2 V22
z1 + + = z2 + + + h f ; V1 = V2
 2g  2g
p1 − p2
+ z1 − z2 = h f (4.2)
g

Dari persamaan (4.1) dan (4.2) :

0 P L A
hf = ; R=
gA P

hf
atau  0 =  g R = gRI
L

PUSAIR

Sebuah saluran persegi lebar mengalirkan air dengan


kedalaman air 3,5 m. Diameter butir 0,9 mm, dengan
kemiringan saluran, I = 1,6. 10 pangkat – 4. Diketahui
kerapatan sedimen = 2650 kg/m3.

Ditanyakan : Apakah butir sedimen tersebut bergerak atau


stabil ?

Untuk saluran lebar, R = h

Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan - Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

30
19/04/2021

Grafik u*cr untuk material dengan


PUSAIR s= 2650 kg/m3 (Shields, 1936) ; Dm
1.00

ucr* Bergerak
0.10

0.01
Stabil

0.00
0.01 0.1 1 10 100
D [mm]

Grafik cr untuk material dengan


PUSAIR s= 2650 kg/m3 (Shields, 1936) ; Dm
100.00

cr
[N/m2]
Bergerak
10.00

1.00
Stabil

0.10
0.01 0.1 1 10 100
D [mm]

31

Anda mungkin juga menyukai