Anda di halaman 1dari 1

Pasal 4

Penghasilan
(1) PIHAK KEDUA berhak mendapat penghasilan dari PIHAK KESATU, dan PIHAK KESATU wajib
memberikan penghasilan kepada PIHAK KEDUA, berupa upah kerja yang dibayarkan setiap
bulan, dengan perincian sebagai berikut :

a. upah pokok : Rp. 3.500.000


1. Tunjangan DPLK : Rp. 50.000
2. JKK : Rp. 4.603
3. JKM : Rp. 13.809
b. Potongan
1. DPLK : Rp. 50.000
2. JKK : Rp. 4.603
3. JKM : Rp. 13.809
4. BPJS Kesehatan : Rp. 40.390
c. Upah kerja yang diterima : Rp 3.459.610
.

(2) Selain potongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dan huruf c, PIHAK KEDUA
dikenakan pemotongan dari upah kerja yang diterima, apabila :
a. tidak masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah, sebesar 5% (lima
per seratus) per 1 (satu) hari tidak masuk kerja;
b. tidak mengikuti apel pagi, sebesar 2% (dua per seratus) per 1 (satu) kali apel;
c. terlambat masuk kerja dan/atau pulang sebelum waktunya, sebesar 2,5% (dua koma lima
per seratus) per 1 (satu) hari keterlambatan dan/atau pulang sebelum waktunya;
d. izin tidak masuk kerja karena alasan sakit yang tidak dilengkapi dengan surat keterangan
dari dokter, sebesar 1% (satu per seratus) per 1 (satu) kali izin; atau
e. tidak mengikuti kegiatan olahraga rutin setiap hari jum’at, sebesar 1% (satu per seratus) per
1 (satu) kali kegiatan.

(3) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK
KEDUA paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah PIHAK KEDUA melaksanakan
tugas selama 1 (satu) bulan yang dibuktikan dengan Daftar Kehadiran Pegawai.

(4) Dalam hal terjadi kelambatan pembayaran yang disebabkan oleh suatu keadaan diluar
kemampuan PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU tidak dapat dimintai pertanggungjawaban oleh
PIHAK KEDUA atas keterlambatan pembayaran tersebut.

Pasal 5
Kewajiban dan Larangan

(1) Kewajiban dan laranagn yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, berlaku
mutatis mutandis bagi Pegawai Tenaga Harian Lepas.

(2) PIHAK KEDUA yang tidak mematuhi kewajiban dan/atau melanggar larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dijatuhi sanksi disiplin oleh PIHAK KESATU, berupa :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pernyataan tidak puas secara tertulis; atau
d. pemberhentian sebagai Pegawai Tenaga Harian Lepas.

Anda mungkin juga menyukai