Anda di halaman 1dari 2

Tradisi Unik di Indonesia

1. Pengertian
Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,
atau agama yang sama, sedangkan unik adalah lain daripada yang lain. Jadi tradisi unik
adalah sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok yang lain daripada yang lain.

2. Contoh tradisi unik di Indonesia


Di berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi – tradisi unik ang hanya ada di daerah
tersebut. Berikut merupakan contoh – contoh mengenai tradisi unik di Indonesia.
1. Bakar tongkang di Bagansiapiapi
Ritual Bakar Tongkang dikenal juga sebagai Upacara Bakar Tongkang adalah
sebuah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di
mancanegara dan masuk dalam kalender visit Indonesia. Setiap tahunnya ritual ini
mampu menyedot wisatawan dari
negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok Daratan. Kini even
tahunan ini gencar dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai
sumber pariwisata. Tradisi tersebut sarat akan budaya Tionghoa yang melekat sejak
ratusan tahun lalu dan menjadi salah satu wisata andalan Bumi Lancang Kuning.
Awalnya, transmigrasi masyarakat Tionghoa ke Riau menjadi asal mula adanya
budaya tersebut.

Ritual Bakar Tongkang adalah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di
mancanegara dan masuk dalam kalender visit Indonesia. Setiap tahun, festival ini mampu
menyedot wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok
Daratan. Kini even tahunan ini gencar dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir
sebagai sumber pariwisata.
Bakar tongkang dirayakan setiap tahun pada hari ke-16 bulan ke-5 menurut kalender China.
Tradisi yang juga dikenal sebagai Go Gek Cap Lak ditandai dengan aksi membakar replika kapal
tradisional Tiongkok sebagai puncak festival.

Menilik pada sejarah, bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok
orang Tionghoa dari Provinsi Fujian, China merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu.
Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya agar kiranya dapat
diberikan penuntun arah menuju daratan.

Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang
samar-samar. Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya
mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malaka.

Awalnya, ada 3 kapal tongkang dalam ekspedisi. Namun hanya satu kapal yang mencapai pantai
Sumatra. Dipimpin oleh Ang Mie Kui, kapal berhasil tiba di pantai Riau karena mengikuti
kunang-kunang yang oleh warga lokal dikenal sebagai 'siapi-api', ini juga yang menjadi dasar
asal mula nama daerah tersebut.

Setiba didaratan pesisir itu, migran tersebut lantas memutuskan untuk menetap di sini dan
bersumpah tidak akan kembali ke tanah air mereka. Para migran ini pun membakar tongkangnya
dan berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang punya julukan Hong Kong Van Andalas
itu.

Tradisi bakar tongkang diyakini sudah ada sejak tahun 1826. Festival ini berakar dalam sejarah
ketika para imigran China pertama kali menginjakkan kaki di daerah yang sekarang dikenal
sebagai Bagansiapi-api.

Anda mungkin juga menyukai